Makalah Perpindahan Panas Konduksi
Makalah Perpindahan Panas Konduksi
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantias tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada parapengikut-Nya
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadiratTuhan Yang Maha Esa yang telah
Makalah dengan judul “Perpindahan Panas Konduksi” sebagai tugas mata kuliah
Perpindahan Panas.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, karena
masih banyak kekurangan dan kesalahan. Maka penulis menerima kritikdan saran yang bersifat
Dengan makalah ini, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
Penulis
FAHRIAN RAMDHANI
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
3.2 TUJUAN
Menentukan jenis-jenis perpindahan panas dan aplikasi perpindahan panas dibidang
teknik kimia.
3.3 MANFAAT
Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis perpindaham panas dan pengaplikasian
perpindahan panas dibidang teknik kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kepustakaan perpindahan panas pada umumnya mengenal tiga cara perpindahan panas
yaitu, konduksi (conduction, juga dikenal dengan istilah hantaran), konveksi (convection,
juga dikenal dengan istilah aliran), radiasi (radiartion).
Yang dimaksud dengan konduksi ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat.
Sehingga perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses
pendalaman karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah
aliran energi kalor, adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah. Perpindahan
panas konduksi dan difusi energi akibat aktivitas molekul Sudah diketahui bahwa tidak
semua bahan dapat menghantar kalor sama sempurnanya. Dengan demikian,
umpamanya seorang tukang hembus kaca dapat memegang suatu barang kaca, yang
beberapa cm lebih jauh dari tempat pegangan itu adalah demikian panasnya, sehingga
bentuknya dapat berubah. Akan tetapi seorang pandai tempa harus memegang benda
yang akan ditempa dengan sebuah tang. Bahan yang dapat menghantar kalor dengan
baik dinamakan konduktor. Penghantar yang buruk disebut isolator. Sifat bahan yang
digunakan untuk menyatakan bahwa bahan tersebut merupakan suatu isolator atau
konduktor ialah koefisien konduksi terma. Apabila nilai koefisien ini tinggi, maka bahan
mempunyai kemampuan mengalirkan kalor dengan cepat. Untuk bahan isolator,
koefisien ini bernilai kecil.
Persamaan umum yang biasa digunakan dalam perpindahan panas dengan cara
konduksi adalah
𝜕𝑇
𝐻 = −𝑘𝐴
𝜕𝑥
Keterangan:
H : Panas
k : Konduktivitas termal
𝜕T : Perbedaan suhu
𝜕x : Perbedaan panjang/ jarak
A : Luas permukaan
𝜕𝑇
H adalah perpindahan panas dan 𝜕𝑥 merupakan gradien suhu kearah perpindahan
panas. Konstanta positif k disebut konduktivitas atau kehantaran termal (thermal
konductivity) benda itu, A adalah luas permukaan, sedangkan tanda minus diselipkan
agar memenuhi hukum kedua termodinamika, yaitu bahwa panas mengalir dari suhu
tinggi ke suhu yang lebih rendah.
NILAI KONDUKTIVITAS TERMAL (k) BERBAGAI BAHAN PADA SUHU 0° C
Bahan W/m x °C Btu/h x ft x °F
Logam
Perak (murni) 410 237
Tembaga (murni) 385 223
Aluminium (murni) 202 117
Nikel (murni) 93 54
Besi (murni) 73 42
Baja karbon, 1% C 43 25
Timbal (murni) 35 20,3
Baja krom-nikel 16,3 9,4
(18% Cr, 8% Ni)
Bukan Logam
Kuarsa (sejajar sumbu) 41,6 24
Magnesit 4,15 2,4
Marmar 2,08-2,94 1,2-1,7
Batu pasir 1,83 1,06
Kaca, jendela 0,78 0,45
Kayu mapel atau ek 0,17 0,096
Serbuk gergaji 0,059 0,034
Wol kaca 0,038 0,022
Zat cair
Air-raksa 8,21 4,74
Air 0,556 0,327
Amonia 0,540 0,312
Minyak Lumas, SAE 50 0,147 0,085
Freon 12,CCl2 F2 0,073 0,042
Gas
Hidrogen 0,175 0,101
Helium 0,141 0,081
Udara 0,024 0,0139
Uap air (jenuh) 0,0206 0,0119
Karbon dioksida 0,0146 0,00844
Pada umumnya, bahan yang dapat menghantar arus listrik dengan sempurna
(logam) merupakan penghantar yang baik juga untuk kalor dan sebaliknya. Selanjutnya
bila diandaikan sebatang besi atau sembarang jenis logam dan salah satu ujungnya
diulurkan ke dalam nyala api. Dapat diperhatikan bagaimana kalor dipindahkan dari
ujung yang panas ke ujung yang dingin. Apabila ujung batang logam tadi menerima
energi kalor dari api, energi ini akan memindahkan sebahagian energi kepada molekul
dan elektron yang membangun bahan tersebut. Moleku1 dan elektron merupakan alat
pengangkut kalor di dalam bahan menurut proses perpindahan kalor konduksi. Dengan
demikian dalam proses pengangkutan kalor di dalam bahan, aliran elektron akan
memainkan peranan penting .
Persoalan yang patut diajukan pada pengamatan ini ialah mengapa kadar alir
energi kalor adalah berbeda. Hal ini disebabkan karena susunan molekul dan juga atom
di dalam setiap bahan adalah berbeda.
Untuk satu bahan berfasa padat molekulnya tersusun rapat, berbeda dengan satu
bahan berfasa gas seperti udara. Molekul udara adalalah renggang seka1i. Tetapi
dibandingkan dengan bahan padat seperti kayu, dan besi , maka molekul besi adalah
lebih rapat susunannya daripada molekul kayu. Bahan kayu terdiri dari gabungan bahan
kimia seperti karbon, uap air, dan udara yang terperangkat. Besi adalah besi. Kalaupun
ada bahan asing, bahan kimia unsur besi adalah lebih banyak.
Konduksi Kalor
1. Konduksi kalor pada keadaan tetap (steady state)
· Konduksi Kalor melalui Dinding Datar
· Konduksi Kalor melalui sistim radial: silinder dan bola
· Koeffisien perpindahan panas menyeluruh.
2. Konduksi kalor pada keadaan tidak tetap (unsteady state)
jika,
Aliran kalor pada ketiga lapisan ini adalah sama dan pada kasus ini dianggap luas
permukaan penerima panas dari ketiga lapisan ini adalah sama. Jika ketiga persamaan
diatas dijumlahkan akan dihasilkan :
Perhatikan gambar suatu silinder dengan panjang L dan radius bagian dalam r0 , radius
luar r1 . Temperatur bagian dalam silinder t0 dan bagian luar t1, sehingga beda
temperatur adalah t1 - t0 . Barapakah aliran kalor yang terjadi ?
Diasumsikan kalor mengalir pada arah radial, luas bidang aliran kalor dalam
sistim silinder ini adalah :
dari hukum Fourier diketahui :
Untuk analisa silinder yang mempunyai lebih dari satu dinding, dapat digunakan konsep
tahanan termal. Sekarang diandaikan suatu dinding silinder dilapisi oleh dua lapisan
isolasi untuk mencegah kalor keluar ataupun masuk seperti pada gambar di bawah ini.
Ketika kita menyalakan kembang api, apa bila apinya sudah mulai mendekat, maka kawat
yang kita pegang akan terasa hangat/ panas.
Jika kamu memiliki motor, tentunya knalpot akan panas karena adanya asap yang
mengeluarkan panas merambat di dalamnya.
Jika kamu memasak sop, mie rebus, menggunakan panci, tentunya tutup dan gagang
panci akan terasa panas, karena panas api merambat.
Bola lampu yang sedang menyala, jika dipegang tentunya akan terasa panas
Mentega akan meleleh di atas teflon yang panas
Rel kereta api akan terasa panas, jika disentuh siang hari, karena panas terik mentari
berpindah pada besi rel.
Ujung logam akan terasa panas jika ujung yang lain dipanaskan, misalnya saat kita
mengaduk adonan gula, air panas, dan kopi dengan menggunakan sendok logam; saat kita
memegang kawat logam kembang api yang sedang menyala
3. Konduktivitas termal bata adalah 0,84 J/m.s.Co dan konduktivitas termal wol adalah 0,040
J/m.s.Co. Manakah yang merupakan konduktor kalor yang lebih baik, bata atau wol ?
Pembahasan:
Benda yang memiliki konduktivitas termal besar merupakan penghantar kalor yang baik
(konduktor termal yang baik) sedangkan benda yang memiliki konduktivitas termal kecil
merupakan penghantar kalor yang buruk (konduktor termal yang buruk).
Berdasarkan soal, konduktivitas termal bata lebih besar daripada konduktivitas termal wol
sehingga bata merupakan penghantar kalor yang lebih baik dibandingkan wol.
4. Sebatang baja berbentuk silinder pejal mempunyai panjang 1 meter dan luas penampang
0,2 meter kuadrat. Konduktivitas termal baja adalah 40 J/m.s.Co. Jika selisih suhu antara
kedua ujung baja adalah 10oC, tentukan laju perpindahan kalor secara konduksi pada
batang baja tersebut !
Pembahasan:
Diketahui:
Panjang baja (l) = 1 m
Luas penampang baja (A) = 0,2 m2
Konduktivitas termal baja (k) = 40 J/m.s.Co
Perbedaan suhu kedua ujung baja (ΔT) = 10oC
Ditanya : Laju perpindahan kalor secara konduksi (Q/t)
Jawab :
Rumus laju perpindahan kalor secara konduksi :
Q/t = k A ΔT / l
Q/t = (40)(0,2)(10) / 1
Q/t = 80 / 1
Q/t = 80 Joule/sekon
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari suatu
daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut. Yang
dimaksud dengan konduksi ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat. Sehingga
perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses pendalaman karena
proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan
3.2 SARAN
Saran dari kelompok kami adalah teruslah mempelajari peristiwa tentang
perpindahan kalor dan harapannya semoga dengan kelompok kami mempersentasikan
tentang perpindahan kalor ini mudah – mudahan kita lebih dapat bisa mengerti lagi tentang
apa itu perpindahan kalor, dengan cara apa perpindahan kalor itu bisa terjadi. Kami harap
teman – teman dapat memahaminya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari –
harinya.