ABSTRAC
Dalam artikel ini, efek dari beban non-linear dalam kondisi seimbang di peringkat
transformator dianalisis. Beban non-linear yang terkait dengan peningkatan suhu di
transformator, yang menyebabkan kerusakan dan pengurangan seumur hidup.
Karena efek yang tidak diinginkan dari komponen harmonik di beban non-linear,
beban terhubung ke transformator harus dikurangi. Dengan kata lain, untuk
memasok beban tertentu, rating dari transformator harus ditingkatkan untuk
mempertahankan kenaikan panas. Metode tersebut mengatasi efek beban non-
linear dikenal sebagai de-rating. Dengan asumsi bahwa rating transformator adalah
fungsi linear dari THD, sebuah metode untuk memilih rating transformator
berdasarkan total distorsi harmonik (THD) dari beban dikembangkan dalam
penelitian ini.
LATAR BELAKANG
DASAR TEORI
Keberadaan harmonik dalam sistem tenaga secara substansi telah menaikkan penggunaan
alat pengontrol beban dan alat-alat penghasil frekuensi lainnya. Pertimbangan yang penting
pada saat mengevaluasi pengaruh harmonik adalah adanya efek yang ditimbulkannya pada
peralatan maupun pada beban system tenaga. Transformator adalah komponen utama dalam
system tenaga. Losses yang naik dikarenakan adanya distorsi harmonik dapat menyebabkan
kerguian pada belitan dan kenaikan temperatur yang tidak normal.
Harmonik dan distorsi pada bentuk gelombang arus dan tegangan system tenaga
sudah lama ada sejak pertama keberadaan sitem tenaga AC. Dan pada saat sekarang,
peralatan-peralatan yang menimbulkan harmonic telah berkembang dengan pesat baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. Peralatan ini banyak menggunakan dioda, silicon
controlled rectifier (SCR), transistor dan lain-lain. Disamping keuntungan yang ada
seperti efisiensi dan kemampuan kontrol yang tinggi, beban elektronik diperkirakan
akan meningkat secara signifikan pada masa mendatang dan dapat mempengaruhi
pada hampir semua tingkat tenaga mulai dari peralatan tegangan yang rendah sampai
ke konverter tegangan tinggi. Salah satunya adalah kenaikan yang signifikan tingkat
harmonic dan distorsi pada jaringan system tenaga. Trafo adalah komponen utama
dalam system tenaga dan kenaikan distrosi harmonic dapat menyebabkan rugi-rugi
pada belitan dan kenaikan temperatur yang tidak normal. Kenaikan rugi-rugi
diasumsikan berubah-rubah sesuai dengan kuadrat dari frekuensi.
Prinsip Dasar Harmonik adalah gangguan yang terjadi pada sistem distribusi tenaga
listrik akibat terjadinya distorsi gelombang arus dan tegangan. Pada dasarnya,
harmonik adalah gejala pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi
berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya. Hal ini
disebut frekuensi harmonik yang timbul pada bentuk gelombang aslinya sedangkan
bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut angka urutan harmonik. Misalnya,
frekuensi dasar/fundamental suatu sistem tenaga listrik adalah 60 Hz, maka harmonik
keduanya adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 120 Hz, harmonik ketiga
adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 180 Hz dan seterusnya. Gelombang-
gelombang ini kemudian menumpang pada gelombang murni/aslinya sehingga
terbentuk gelombang cacad yang merupakan jumlah antara gelombang murni sesaat
dengan gelombang hormoniknya. Bentuk dan besaran harmonik dapat digambarkan
pada gambar serta tabel berikut :
Gambar 1
Tabel 1.
Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban non
linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran yang
linier artinya arus yang mengalir sebanding dengan impedensi dan perubahan
tegangan. Sedangkan beban non linier adalah bentuk gelombang keluarannya tidak
sebanding dengan tegangan dalam setiap setengah siklus sehingga bentuk gelombang
arus maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang masukannya
(mengalami distorsi). Perbedaaan antara beban linear dan tidak linear dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.
Beban non linier yang umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya
banyak terdapat komponen semi konduktor, dalam proses kerjanya berlaku sebagai
saklar yang bekerja pada setiap siklus gelombang dari sumber tegangan. Proses kerja
ini akan menghasilkan gangguan atau distorsi gelombang arus yang tidak sinusoidal.
Bentuk gelombang ini tidak menentu dan dapat berubah menurut pengaturan pada
parameter komponen semi konduktor dalam peralatan elektronik. Perubahan bentuk
gelombang ini tidak terkait dengan sumber tegangannya. Beberapa peralatan yang
dapat menyebabkan timbulnya harmonik antara lain komputer, printer, lampu
fluorescent yang menggunakan elektronik ballast, kendali kecepatan motor, motor
induksi, batere charger, proses eletroplating, dll. Peralatan ini dirancang untuk
menggunakan arus listrik secara hemat dan efisien karena arus listrik hanya dapat
melalui komponen semi konduktornya selama periode pengaturan yang telah
ditentukan. Namun disisi lain hal ini akan menyebabkan gelombang mengalami
gangguan gelombang arus dan tegangan yang pada akhirnya akan kembali ke bagian
lain sistem tenaga listrik. Penomena ini akan menimbulkan gangguan beban tidak
linier satu phase. Hal di atas banyak terjadi pada distribusi yang memasok pada areal
perkantoran/komersial. Sedangkan pada areal perindustrian gangguan yang terjadi
adalah beban non linier tiga phase yang disebabkan oleh motor listrik, kontrol
kecepatan motor, batere charger, electroplating, dapur busur listrik, dll.
saat ini, dan pemilihan transformator untuk beban tertentu adalah proses
penting. Misalnya, jika permintaan kurang dari beban, sistem akan tidak efektif
biaya. Atau, jika beban terlalu tinggi, sistem akan kelebihan beban. Oleh karena itu,
dalam penelitian ini, metode untuk memilih rating transformator berdasarkan
jumlah THD dikembangkan oleh asumsi bahwa THD berhubungan linier dengan suhu
Peringkat dari transformator.
Sebuah sinusoidal tiga fase pasokan listrik murni dipasok ke beban non-linear
terhubung ke transformator tiga fase. THD itu disesuaikan dengan beban total, yang
terdiri dari beban linier dan non-linier. Total beban disimpan konstan pada trafo
arus. Spektrum harmonik tercatat oleh analyzer harmonik pada sisi primer dan
sekunder dari transformator, dan tiga termokopel yang melekat pada berliku
transformator untuk mengukur suhu pada nilai THD yang berbeda. Angka 3 sampai
11 menunjukkan data yang diperoleh dari analisa harmonik.
Gambar 2: Skema diagram situs pengukuran panas pada trafo.
Sebuah sinusoidal tiga fase pasokan listrik murni dipasok ke beban non-linear
terhubung ke transformator tiga fase. THD itu disesuaikan dengan beban total, yang
terdiri dari beban linier dan non-linier. Total beban disimpan konstan pada trafo
arus. Spektrum harmonik tercatat oleh analyzer harmonik pada sisi primer dan
sekunder dari transformator, dan tiga termokopel yang melekat pada berliku
transformator untuk mengukur suhu pada nilai THD yang berbeda. Angka 3 sampai
11 menunjukkan data yang diperoleh dari analisa harmonik.
Sebuah plot suhu transformator terhadap waktu untuk masing-masing nilai THD
ditunjukkan pada Gambar 12. Dalam kondisi beban konstan, sebagai THD
dimana
Jika transformator digunakan untuk memasok beban yang terdiri dari harmonik,
transformator tidak boleh dioperasikan pada kondisi beban penuh dan beban harus
dikurangi sesuai dengan hubungan yang ditunjukkan pada Gambar 13. Untuk
menggunakan transformator 650-VA dan mencegah pemanasan tambahan ,
konsumsi daya total beban harus dikurangi dengan 2,75% ketika THD dari beban
sama dengan 7,8%.
4. KESIMPULAN
penyelidikan, faktor de-rating dihitung, dan nilai 0,319 diperoleh. Dengan demikian,
pendekatan praktis untuk memilih rating transformator yang tepat untuk kondisi
operasi tertentu dan THDs dikembangkan.