Anda di halaman 1dari 22

Anak Shaleh, Jalan Surga Orangtua*

ِ ‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه فَالَ ُم‬،‫ت أ َ ْع َما ِلنَا‬


ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫سيِئ َا‬َ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن‬ ِ َّ ِ َ‫إِ َّن ْال َح ْمد‬
ُ ‫َلِل نَ ْح َمدُهُ َونَ ْست َ ِع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ِف ُرهُ َونَعُوذُ ِباهللِ ِم ْن‬
ُ‫س ْولُه‬ُ ‫ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللا َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُهُ َو َر‬.ُ‫ِي لَه‬
َ ‫ض ِل ْل فَالَ هَاد‬ ْ ُ‫َو َم ْن ي‬

. َ‫يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن إِالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬

َ ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِي ًْرا َون‬


‫سآ ًء َواتَّقُوا‬ َّ َ‫احدَةٍ َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َوب‬ ِ ‫ي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو‬ ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ‬
ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ ‫سآ َءلُ ْونَ ِب ِه َواْأل َ ْر َح‬
.‫ام ِإ َّن هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬ ْ ‫هللاَ الَّذ‬
َ َ ‫ِي ت‬

ُ ‫صلِحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هللاَ َو َر‬


‫س ْولَهُ فَقَ ْد‬ َ ً‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬
ْ ُ‫ ي‬.‫س ِد ْيدًا‬
‫ أ َ َّمابَ ْعدُ؛‬.‫فَازَ فَ ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‬

ِ ‫سلَّ َم َوش ََّر األ ُ ُم‬


‫ور ُمحْ دَثَات ُ َها َو ُك َّل ُمحْ دَث َ ٍة‬ َ ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ َو َخي َْر ال َه ْدي ِ َه ْد‬،َ‫َاب هللا‬
َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫ث ِكت‬ِ ‫فَإِ َّن َخي َْر ْال َحدِي‬
‫ار‬ِ َّ‫ضالَلَ ٍة فِي الن‬َ ‫ضالَلَةٌ َو ُك َّل‬
َ ‫بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬
Allahu akbar, Allahu akbar la ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhamd

Kaum muslimin yang berbahagia!

Hari ini, kita kembali menjadi saksi betapa luasnya kasih-sayang Allah Azza wa Jalla kepada
kita semua. Pagi hari ini, kita kembali merasakan betapa besarnya rahmat dan ampunanNya
untuk kita semua.

Dosa demi dosa kita kerjakan nyaris sepanjang hari. Perintah demi perintahNya hampir kita
abaikan setiap saat. Tapi lihatlah, Allah Azza wa Jalla yang Maha Pengasih itu tidak pernah
bosan memberikan kesempatan demi kesempatan kepada kita untuk bertaubat dan kembali
padaNya. Allah Azza wa Jalla yang Maha Penyayang itu tidak pernah menutup pintu
ampunanNya yang luas.

Allahu akbar, Allahu akbar, la ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhmad

Kaum muslimin yang berbahagia!

Hari Raya Idul Adha adalah kisah tentang sebuah keluarga mulia yang diabadikan oleh
Allah Azza wa Jalla untuk peradaban manusia. Itulah kisah keluarga Ibrahim ‘alaihissalam.
Melalui kisah keluarga Ibrahim ‘alaihissalam itu, Allah Ta’ala ingin menunjukkan kepada
kita betapa pentingnya posisi keluarga dalam membangun sebuah peradaban yang besar.
Sebuah masyarakat yang bahagia dan sejahtera, tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat.

Sebuah masyarakat tidak akan bisa menjadi bahagia dan sejahtera jika masyarakat itu gagal
dalam membangun keluarga-keluarga kecil yang ada di dalamnya.

Dan jika kita berbicara tentang keluarga, maka itu artinya kita juga akan berbicara tentang salah
satu unsur terpenting keluarga yang bernama: Anak. Dalam kisah keluarga
Ibrahim ‘alaihissalam, sang anak itu “diperankan” oleh sosok Isma’il ‘alaihissalam.

Inilah sosok anak teladan sepanjang zaman yang kemudian diangkat menjadi seorang nabi oleh
Allah Azza wa Jalla. Bahkan yang luar biasanya adalah melalui keturunan
Isma’il ‘alaihissalam inilah kemudian lahir sosok nabi dan rasul paling mulia sepanjang
sejarah manusia bahkan alam semesta, yaitu: Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam!

Allahu akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahil hamd…

Kaum muslimin rahimakumullah!

Saya kira hampir semua dari kita mengikuti bagaimana anak-anak remaja kita yang bergabung
dalam geng-geng motor mulai berani melakukan tindakan-tindakan anarkis yang tidak pernah
diduga sebelumnya.

Kita semua juga nyaris menyaksikan setiap hari di sudut-sudut jalan raya, bagaimana anak-
anak kita dieksploitasi dan diperalat menjadi anak jalanan, mengemis dan meminta-minta
sambil mengisap lem dari balik bajunya yang lusuh dan kotor.

Saya kira kita juga tahu hasil-hasil survey mutakhir yang menunjukkan bagaimana jumlah
ABG yang hamil di luar nikah terus meningkat dalam jumlah yang sangat memprihatinkan.

Dan itu semua barulah segelintir masalah dan problem anak-anak kita di masa kini… Wallahul
musta’an.

Allahu akbar Allahu akbar La ilaha illaLlah Allahu akbar walillahilhamd…

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Harus kita akui dengan jujur bahwa salah satu penyebab utama terjadinya ini semua adalah
orangtua itu sendiri. Tidak sedikit Orangtua yang terjebak dalam dua sikap ekstrem yang saling
bertolak belakang: sikap yang memanjakan terlalu berlebihan dan sikap pengabaian yang
menelantarkan anak-anak.

Ada orangtua yang menganggap bahwa kasih sayang kepada anak harus ditunjukkan dengan
pemberian dan pemenuhan segala keinginannya. Bahkan ada juga orangtua yang memanjakan
anak dengan segala fasilitas untuk mengangkat gengsinya sendiri sebagai orangtua!

Pada sisi yang lain, tidak sedikit orangtua yang tidak peduli dengan anak-anaknya. Atau
menunjukkan kepedulian dengan melakukan kekerasan demi kekerasan kepada anak.

Karena itu, di hari yang penuh berkah ini, marilah kita berhenti sejenak, membuka hati untuk
sejenak belajar dari ayahanda para nabi dan rasul, Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam. Belajar
tentang betapa pentingnya nilai keluarga kita, tentang betapa pentingnya nilai seorang anak
bagi orangtuanya di dunia dan akhirat.

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar la ilaha illaLlahu Allahu akbar, Allahu akbar
walillahil hamd…

Para ayah dan bunda yang dimuliakan Allah!

Pelajaran pertama dari kisah Ibrahim ‘alaihissalam adalah bahwa untuk mendapatkan anak
yang shaleh, maka orangtua terlebih dahulu berusaha menjadi orang yang shaleh. Karena siap
menjadi orangtua artinya siap menjadi teladan untuk keluarga, bukan sekedar memberi makan
dan mencukupi kebutuhan anak.

Keberhasilan Ibrahim ‘alaihissalam mendapatkan karunia anak shaleh seperti


Isma’il ‘alaihissalamadalah karena beliau sendiri berhasil mendidik dan membentuk dirinya
menjadi seorang hamba yang shaleh. Allah Azza wa Jalla menegaskan:

ُ‫ِيم َوالَّذِينَ َم َعه‬ َ ‫َت لَ ُك ْم أُس َْوة ٌ َح‬


َ ‫سنَةٌ ِفي ِإب َْراه‬ ْ ‫قَدْ كَان‬

“Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang
bersamanya.” (al-Mumtahanah: 4)

Pujian Allah Azza wa Jalla untuk Ibrahim ‘alaihissalam ini tentu saja didapatkannya setelah ia
berusaha dan berusaha menjadi sosok pribadi yang dicintai oleh Allah Azza wa Jalla.

Pertanyaannya sekarang untuk kita semua adalah: siapakah di antara kita yang sejak awal
menjadi orangtua sudah berusaha untuk belajar dan berusaha menjadi orangtua yang shaleh?
Apakah kesibukan kita menshalehkan pribadi kita sudah menyamai kesibukan kita mengurus
rezki dan urusan dunia lainnya?

Prof. DR. Abdul Karim Bakkar, seorang pakar pembinaan anak dan keluarga menegaskan:
“Tarbiyah dan pembinaan keluarga yang kita capai itu adalah gambaran tentang bagaimana
pembinaan pribadi kita sendiri!”

Allahu akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar, Allahu akbar walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin rahimahukumullah!

Pelajaran kedua dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah jika ingin memiliki anak yang shaleh,
maka bersungguh-sungguhlah meminta dan mencita-citakannya dari Allah Azza wa Jalla.
Allah Ta’alamengabadikan doa-doa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tentang itu di dalam al-
Qur’an:

َ‫صا ِل ِحين‬
َّ ‫ب هَبْ ِلي ِمنَ ال‬
ِ ‫َر‬

“Tuhanku, karuniakanlah untukku (seorang anak) yang termasuk orang-orang shaleh.” (al-
Shaffat: 100)

ِ ‫صلَ ٰوةِ َو ِمن ذ ُ ِريَّتِى َربَّنَا َوتَقَب َّْل د ُ َع‬


‫آء‬ َ ‫ب اجْ عَ ْلنِى ُم ِق‬
َّ ‫يم ال‬ ِ ‫َر‬

“Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang menegakkan shalat, juga dari keturunanku. Ya
Tuhan kami, kabulkanlah doaku.” (Ibrahim: 40)

Kaum muslimin yang berbahagia!

Mungkin banyak di antara kita yang sekedar “mau” memiliki anak yang shaleh. Tapi siapa di
antara kita yang sungguh-sungguh berdoa memintanya kepada Allah dengan kelopak mata
yang berderai air mata? Siapa di antara kita yang secara konsisten menyelipkan doa-doa
terbaiknya untuk keluarga dan anak-anaknya?
Allahu akbar, Allahu akbar La ilaha illaLlahu Allahu akbar wa lillahilhamd…

Jika kita memang sungguh-sungguh bercita-cita mendapatkan anak shaleh, maka kita harus
berpikir dan berusaha sungguh-sungguh pula mencari jalannya, sama bahkan lebih dari saat
kita bercita-cita ingin mempunyai penghasilan yang besar, rumah tinggal impian dan kendaraan
idaman kita. Berikut ini beberapa hal yang sungguh-sungguh harus kita jalankan untuk
mewujudkan impian “anak shaleh” tersebut:

Pertama, konsisten mencari rezki yang halal untuk keluarga:

Dalam pandangan Islam, apa yang dikonsumsi oleh tubuh manusia akan berpengaruh terhadap
perilakunya. Karena itu, Islam mewajibkan kepada setiap orangtua untuk memberikan hanya
makanan halal yang diperoleh melalui harta yang halal kepada anak-anak mereka. Bahkan
nafkah yang halal untuk keluarga akan dinilai sebagai sedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallambersabda:

ً‫صدَقَة‬ ْ ‫إِ َّن ْال ُم ْس ِل َم إِذَا أ َ ْنفَقَ َعلَى أ َ ْه ِل ِه كَان‬


َ ُ‫َت لَه‬

“Sesungguhnya seorang muslim itu jika ia memberi nafkah kepada keluarganya, maka itu akan
menjadi sedekah untuknya.” (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh al-Albani)

Usaha memberikan nafkah yang halal tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua.
Dan untuk itu, kita harus selalu mengingat peringatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang tantangan tersebut. Beliau bersabda:

‫ان الَ يُبَا ِلي ْال َم ْر ُء َما أَ َخذَ ِم ْنهُ أَ ِمنَ ْال َحالَ ِل أ َ ْم ِم ْن ْال َح َر ِام‬ ِ َّ‫يَأْتِي َعلَى الن‬
ٌ ‫اس زَ َم‬

“Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak lagi peduli apa yang ia
kumpulkan; apakah dari yang halal atau dari yang haram?” (HR. al-Bukhari)

Apakah kita termasuk yang disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits
ini? Orang yang tidak peduli dari mana mengais dan membawa pulang nafkah untuk keluarga;
apakah itu dari hasil suap, korupsi dan manipulasi seperti yang sekarang ini sedang menjadi
trend sebagian pejabat di negeri ini?! Semoga saja tidak, karena nafkah yang tidak halal yang
tumbuh menjadi daging dalam tubuh. Dan Rasulullah telah berpesan:

ُ َّ‫ الن‬،ِ‫َال يَدْ ُخ ُل ْال َجنَّةَ لَحْ ٌم نَبَتَ ِمنَ السُّحْ ت‬


‫ار أ َ ْولَى بِ ِه‬

“Tidak akan masuk surga daging tumbuh dari harta haram, karena neraka lebih pantas
untuknya.”(HR. al-Tirmidzi dengan sanad yang shahih)

Allahu akbar, Allahu akbar, la ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhamd…

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Yang kedua, memberikan kasih sayang kepada anak tapi tidak memanjakannya:

Pada hari ini, seiring dengan perkembangan teknologi yang nyaris tak terbendung, kita sudah
tidak aneh lagi melihat anak-anak yang dibekali oleh para orangtua dengan peralatan-peralatan
komunikasi yang bisa apa saja, termasuk mengakses tayangan-tayangan pornografi.
Di samping dampak lain seperti kecanduan game dan semacamnya yang semakin
merenggangkan hubungan komunikasi antara anak dan orangtua. Ini adalah satu contoh kasus
di mana mungkin saja kita menganggap itu sebagai bukti kasih sayang kita kepada mereka.

Namun marilah memikirkan dengan jernih bahwa bukti cinta dan sayang kita yang
sesungguhnya kepada mereka adalah dengan berusaha menyelamatkan mereka dari api neraka.
Allah Ta’alaberfirman:

َ ‫اس َوا ْل ِح َج‬


ُ ‫ارة‬ ً ‫س ُك ْم َوأ َ ْه ِلي ُك ْم ن‬
ُ َّ‫َارا َوقُودُهَا الن‬ َ ُ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا قُوا أ َ ْنف‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Jagalah diri dan keluarga kalian dari api nerakan yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (al-Tahrim: 6)

Apakah Anda rela membiarkan anak-anak Anda terpanggang di dalam kobaran api neraka?
Apakah kita rela membiarkan anak-anak yang kita sayangi itu menjadi bahan bakar neraka
Allah?Na’udzu billah min dzalik.

Kaum muslimin rahimakumullah!

Para ayah dan bunda yang berbahagia!

Selanjutnya yang ketiga adalah terus belajar dan belajar menjadi orangtua yang shaleh
dan cakap:

Apakah kita sudah mengetahui semua panduan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam mendidik anak?

Apakah kita sudah memahami bagaimana menghadapi karakter anak kita yang berbeda-beda
itu?

Kita tidak dilarang mempelajari konsep pendidikan anak dari siapa saja, tapi selalu ingat bahwa
konsep pendidikan dan pembinaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang
terbaik dan yang wajib untuk kita jalankan. Tentu saja kita tidak lupa untuk meneladani jejak
para sahabat Nabi dan Ahlul bait beliau secara benar, dan tidak berlebih-lebihan.

Cobalah kita renungkan betapa banyaknya hal yang harus kita pelajari sebagai orangtua.
Karenanya sesibuk apapun urusan dunia kita, kita harus menyediakan waktu untuk belajar
menjadi orangtua yang shaleh dan cakap. Itulah harga yang harus kita bayar untuk
menyelamatkan keluarga kita dari kobaran api neraka yang membara.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahil hamd…

Kaum muslimin yang berbahagia!

Mengapa kita harus benar-benar serius merancang kehadiran anak shaleh di dalam rumah
tangga kita? Menjawab pertanyaan itu, marilah merenungkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam ini:

َ ‫ أ َ ْو َولَ ٍد‬،‫ أ َ ْو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه‬،ٍ‫اريَة‬


ُ‫صا ِلحٍ يَدْعُو لَه‬ َ ‫ ِم ْن‬:‫ط َع َع ْنهُ َع َملُه ُ إِ َّال ِم ْن ثَ َالث َ ِة أ َ ْشيَا َء‬
ِ ‫صدَقَ ٍة َج‬ َ َ‫سانُ ا ْنق‬ ِ ْ َ‫إِذَا َمات‬
َ ‫اْل ْن‬
“Apabila seorang insan meninggal dunia, akan terputuslah seluruh amalnya kecuali dari 3
hal: dari sedekah jariyah, atau dari ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang berdoa
untuknya.”(HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani)

Melalui hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa anak yang
shaleh adalah investasi yang tak ternilai harganya. Anak yang shaleh adalah pelita yang tak
padam meski kita telah terkubur dalam liang lahat. Anak yang shaleh adalah sumber pahala
yang tak putus meski tubuh kita telah hancur berkalang tanah.

Sebaliknya, anak-anak yang tidak shaleh kelak akan menjadi sumber bencana bagi kehidupan
kita para orangtua di akhirat, wal ‘iyadzu biLlah.

Allahu akbar, Allahu akbar walillahil hamd…

Kaum muslimin yang berbahagia!

Namun jika kita merasa gagal setelah mengerahkan upaya sungguh-sungguh untuk
menghadirkan sosok anak shaleh dalam rumah kita, janganlah kita berputus asa kepada
Allah Azza wa Jalla. Dalam kondisi putus asa seperti itu, kita harus belajar dari kesabaran dan
keteguhan Nabi Nuh‘alaihissalam yang terus mengajak anaknya ikut bersamanya, meski
kemudian anaknya memilih untuk durhaka kepada Allah Ta’ala hingga akhir hayatnya.

Kesabaran juga hal paling mendasar yang harus kita miliki dalam mengarungi bahtera rumah
tangga. Maraknya kasus perceraian adalah bukti bahwa banyak orangtua yang egois
memikirkan dirinya sendiri dan lupa bahwa anak-anak sangat membutuhkan sebuah keluarga
yang utuh. Karenanya, bersabarlah karena Allah selalu bersama dengan orang-orang yang
sabar.

Selanjutnya kepada para pemilik dan pelaku media, ingatlah bahwa media-media yang Anda
miliki dan kelola telah terbukti sebagai alat paling efektif menyampaikan kebaikan dan
keburukan. Ingatlah, jika Anda mencari nafkah dengan cara menyebarkan nilai-nilai kebatilan
melalui media, maka itu akan menjadi nafkah haram untuk diri dan keluarga Anda.

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Sebelum mengakhiri khutbah ini, marilah sejenak kita menyimak panduan singkat menunaikan
ibadah kurban kita hari ini hingga 3 hari ke depan.

Hewan yang dapat dikurbankan adalah domba yang genap berusia 6 bulan, kambing yang
genap setahun, sapi yang genap 2 tahun. Syaratnya, hewan kurban tidak boleh memiliki cacat
atau penyakit yang bisa berpengaruh pada dagingnya, jumlah maupun rasanya, misalnya:
kepicakan pada mata, kepincangan pada kaki dan penyakit pada kulit, kuku atau mulut.

Seekor domba atau kambing hanya mencukupi untuk kurban satu orang saja, sedangkan seekor
sapi boleh berserikat untuk tujuh orang, kecuali berserikat pahala maka boleh pada semua jenis
tanpa batas. Sebaiknya pemilik kurban yang menyembelih sendiri hewan kurbannya, tetapi bisa
diwakilkan kepada penjagal, dengan syarat seorang muslim yang menjaga shalatnya,
mengetahui hukum-hukum menyembelih dan upahnya tidak diambilkan dari salah satu bagian
hewan kurban itu sendiri, kulit atau daging, meskipun dia juga bisa mendapat bagian dari
hewan kurban sebagai sedekah atau hadiah.
Waktu penyembelihan hewan kurban adalah seusai pelaksanaan shalat Idul Adha hingga tiga
hari tasyriq setelahnya. Pembagian hewan kurban yang telah disembelih dapat dibagi tiga
bagian, sepertiga buat pemiliknya, sepertiga buat hadiah dan sepertiga buat sedekah kepada
fakir miskin. Pahala yang kita peroleh sangat bergantung pada keikhlasan niat kita dalam
menunaikan ibadah kurban ini.

Allahu akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahil hamd…

Di penghujung khutbah ini, marilah sejenak kita menundukkan jiwa dan hati untuk
menyampaikan doa-doa kita kepada Sang Maha mendengar, Allah Azza wa Jalla. Semoga doa-
doa itu terhantarkan ke sisi Allah Ta’ala bersama dengan ibadah kurban yang kita tunaikan
hari ini.

،‫الحمد هلل رب العالمين والصالة والسالم على رسوله األمين و على آله وصحبه والتابعين‬

، ‫اللَّ ُه َّم ِإنَّا نَحْ َمد ُكَ ِبأَنَّكَ أ َ ْه ٌل أ َ ْن تُحْ َمد َونَ ْش ُك ُركَ ِبأَنَّكَ أ َ ْه ٌل أ َ ْن ت ُ ْشكَر َونُثْنِ ْي َعلَيْكَ ْال َخي َْر ُكلَّهُ فَإِنَّكَ أَ ْنتَ أَ ْه ُل ْال َمجْ ِد َوالثَّنا َ ِء‬

َ ‫ار َح ْمنا َ ِإنَّكَ أَ ْنتَ ْالغَفُ ْو ُر‬


‫الر ِحيْم‬ َ ‫ظ ْلما ً َك ِثيْرا َ َو ِإنَّهُ الَ يَ ْغ ِف ُر الذُّنُ ْو‬
ْ ‫ب ِإالَّ أَ ْنتَ فَا ْغ ِف ْر لَنا َ َم ْغ ِف َرة ً ِم ْن ِع ْندِكَ َو‬ َ ُ‫ظلَ ْمنا َ أ َ ْنف‬
ُ َ ‫سنا‬ َ َ ‫َربَّنا‬

Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang menciptakan kami, Engkaulah satu-satuNya yang berhak
untuk kami sembah…Hari ini kami datang mengetuk pintu ampunanMu. Hari ini kami hadir
bersimpuh dengan peluh-peluh dosa yang melekat di tubuh kami yang lemah ini. Ya Allah,
betapa kami sering lupa bahwa kehidupan dunia ini sangat singkat, hingga kami pun jatuh dan
jatuh lagi dalam kedurhakaan terhadap perintahMu. Ya Allah, ampunilah kami, ampunilah
kami, ampunilah kami. Ya Allah, jika Engkau menutup pintu ampunanMu yang agung, kepada
siapa lagi kami harus mencari ampunan…

Ya Allah, ya Rabbana, dari bumi khatulistiwa ini, perkenankan doa kami untuk saudara-
saudara muslim kami yang terjajah dan tertindas di berbagai belahan bumiMu. Ya Rabbana,
berikan keteguhan dan kesabaran kepada saudara-saudara kami di Syiria, Mesir, Palestina, Irak,
Myanmar dan di manapun mereka yang tertindas… Kerahkan bala tentaraMu di alam semesta
ini untuk meluluhlantakkan para penindas mereka sehancur-hancurnya… Lindungilah
kehormatan mereka… Jadikan mereka yang gugur sebagai syuhada’ yang selalu hidup di
sisiMu… Segerakan pertolonganMu untuk mereka, Ya Rabbal ‘alamin…

Ya Allah, ya Rabbana, di sisa-sisa hidup kami ini, berikanlah kekuatan kepada kami untuk
selalu berbakti dan menjadi anak yang shaleh untuk ayah-bunda kami. Jika mereka masih
hidup, izinkanlah kami untuk berkhidmat dan melayani mereka dengan sebaik-baiknya di sisa-
sisa usia mereka… Jika ayah-bunda kami telah tiada, maka izinkanlah kami untuk menjadi
sisa-sisa kebaikan mereka yang terus-menerus menjadi ladang kebaikan penerang alam kubur
mereka… Ya Allah, ampuni, ampuni, ampuni durhaka kami kepada ayah-bunda kami…

Ya Allah, ya Rabbana, berikan kami kekuatan dan kemampuan untuk menjadi orangtua yang
terbaik untuk putra-putri kami… Hanya Engkau satu-satuNya yang dapat memberikan
kekuatan untuk mendidik mereka dengan sebaik-baiknya… Ya Allah, jadikan anak-anak kami
sebagai penyejuk hati kami, yang selalu mendoakan kami saat kami sendiri dalam kegelapan
alam kubur… Ya Allah, karuniakan kepada kami anak-anak yang mencintai al-Qur’an dan
Sunnah NabiMu…
Ya Allah, selamatkan negeri ini dari pemimpin-pemimpin yang zhalim… Selamatkan negeri
ini dari kerakusan para koruptor yang tidak bertanggung jawab… Karuniakan untuk kami para
pemimpin yang adil dan mencintai SyariatMu… Izinkan kami untuk menikmati indahnya
negeri ini di bawah naungan SyariatMu yang Maha Adil…

Ya Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa kabulkanlah doa kami, penuhilah permintaan
kami, kamilah hamba-Mu yang lemah, harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha
Mendengar, Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi
yang diharap.

ُ‫غ قُلُ ْوبَنا َ بَ ْعدَ إِذْ َهدَ ْيت َنا َ َوهَبْ لَنا َ ِم ْن لَد ُ ْنكَ َرحْ َمةً إِنَّكَ أَ ْنتَ ْال َو َّهاب‬
ْ ‫َربَّنا َ الَ ت ُ ِز‬

َ ‫سالَ ٌم َعلَى اْل ُم ْر‬


َ‫س ِليْن‬ ِ َ‫ب ْال ِع َّزةِ َع َّما ي‬
َ ‫صفُ ْونَ َو‬ ِ ‫س ْب َحانَ َربِكَ َر‬ ُ ،‫ار‬ ِ َّ‫اب الن‬ َ َ‫سنَةً َوقِنَا َعذ‬َ ‫اآلخ َرةِ َح‬ ِ ‫سنَةً َوفِي‬ َ ‫َربَّنَا آ ِتنَا فِي الدُّ ْنيَا َح‬
. َ‫صحْ ِب ِه أَجْ َم ِعيْن‬ ‫و‬
َ َ ‫ه‬
ِ ‫ل‬
ِ ‫آ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ‫د‬ٍ
َ َ َ ُ ِِ‫م‬
َّ ‫ح‬ ‫م‬ ‫َا‬ ‫ن‬‫ي‬‫ب‬‫ن‬
َ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ َّ
َ َ َ َ‫ل‬ ‫س‬‫و‬ ُ ‫هللا‬ ‫ى‬ َّ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫و‬
َ َ ، َ‫ْن‬‫ب اْل َعالَ ِمي‬
ِ ‫َواْل َح ْمد ُ هللِ َر‬
Khutbah Pertama

ِ ِ‫ن باللِ َونَعُو ِذُ َونَ ْستَ ْغف ُرِْه َونَ ْستَع ْينُ ِهُ ن َْح َم ُدِهُ لِلِ ْال َح ْم َِد إ‬
‫ن‬ ِْ ‫م‬
ِ‫ش ُر ْور‬ ُ ‫ن أَ ْنفُسنَا‬ ِْ ‫سيئَاتِ َوم‬ َ ‫أ َ ْع َمالنَا‬، ‫ن‬ ِْ ‫للاُ يَ ْهدهِ َم‬ ِ َ‫ل‬ ِ َ‫ُمضلِ ف‬
ِْ ‫لَ يُضْل ْل ِهُ َو َم‬
ُ‫ن لَ ِه‬ ِ َ‫ي ف‬ َِ ‫لَ ِهُ َهاد‬. ‫ن َوأ َ ْش َه ُِد‬ ِْ َ ‫لَ أ‬ِ َ‫للاُ إلِ إلَ ِه‬ ِ
ُ‫لَ َو ْح َدِه‬ ِ ‫ْك‬ َِ ‫ع ْب ُدِهُ ُم َحمدًا أَنِ َوأ َ ْش َه ُِد لَ ِهُ شَري‬ َ ُ‫س ْولُ ِه‬ ُ ‫و َر‬. َ ِ‫اَلل ُهم‬
ِ‫صل‬ َ ‫سل ِْم‬ َ ‫علَى َو‬ َ ‫علَى ُم َحمدِ نَبينَا‬ َ ‫ص ْحبهِ آلهِ َو‬ َ ‫ن َو‬ ِْ ‫تَبعَ ُه ِْم َو َم‬
ِ‫سان‬ َ ‫ْالقيَا َمةِ يَ ْومِ إلَى بإ ْح‬
‫ قَا َل‬. َ‫َّاي بِت َ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْون‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِإي‬ ِ ‫اس أ ُ ْو‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
‫ يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَا ِت ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن‬:‫هللاِ تَعَالَى‬
َ‫ِإالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون‬
:‫َوقَا َل هللاِ تَعَالَى‬

Ma’asyiral hadirin wal hadirat rahimakumullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, karena
iman dan takwa adalah sebaik-baik bekal bagi kita untuk dapat hidup bahagia di dunia dan
bahagia di akhirat kelak. Pada kesempatan di pagi yang berbahagia ini, insya Allah khatib
akan menyampaikan khutbah dengan Judul “AIDIL ADHA SEBAGAI HARI
MUHASABAH DAN PENGORBANAN”
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar

Pada hari ini semua umat Islam diseluruh penjuru negeri ini sedang berbondong-bondong
menyambut Idul Adha. Banyak hal yang dilakukan umat Islam dalam rangka menyambut
Hari raya Idul adha, Dimulai dengan lantunan takbir membesarkan asma Allah, melakukan
Sholat Idul Adha, hingga penyembelihan berbagai macam hewan qurban untuk menunjukkan
rasa cinta dan ketaatan pada Sang Khalik, Allah azza wa jalla
Kegembiraan kita di hari raya ini tentu merupakan perwujudan rasa syukur kita kepada Allah
SWT atas segala karunia dan nikmat yang telah kita terima, nikmat keimanan, nikmat
ketaatan, nikmat kesehatan dan kelapangan waktu sehingga kita mampu dan masih diberi
kesempatan untuk melaksanakan ibadah tersebut sebagai bentuk penghambaan diri kita
kepada Allah
Idul Adha mengajarkan kita untuk siap berkorban ketika Allah membutuhkan kita, Idul Adha
mengajarkan kepada kita Agar kita menjadikan Allah sebagai satu-satunya Zat yang kita
cintai.
Terkadang seringkali kita merasa paling besar, seolah-olah semua manusia kecil dan harus
takluk dihadapan kita. Kita merasa kitalah yang paling kuat. Namun Aidil Adha menyadarkan
kita, bahwa kita sesungguhnya tidak lain hanyalah makhluk Allah yang sangat-sangat lemah,
tidak ada yang kita harapkan pertolongannnya selain kepada Allah SWT yang telah
menciptakan kita dan dengan kasih sayang-Nya, yang masih memberi kita kesempatan untuk
menikmati hidup di dunia milik Allah ini.
Saudaraku..
Umur kita yang terus bertambah ini, sejatinya kian berkurang, dan pintu liang lahat semakin
dekat, dan siap menunggu kedatangan jasad kita.
Bagaimana kita kelak akan diarak oleh keluarga, menuju peristirahatan terakhir. Saat itu,
mungkin merupakan perjumpaan terakhir. Karena setelahnya, kita akan sendiri bersama tanah
yang akan membaur dengan tubuh kita, tubuh yang kuat ini akan habis dimakan cacing dan
ulat
Jangan sampai kita menyesal ketika Allah mencabut nikmat kehidupan ini…namun kita
belum mampu memberikan pengorbanan kepada Allah dengan ketaatan yang maksimal

Ikhwah fillah rahimakumullah

Berbahagialah kita karena hingga saat ini kita dimudahkan oleh Allah untuk rukuk dan sujud
dihadapan Allah. Allah masih berkenan memberikan nikmat kesehatan kepada kita, nikmat
umur, nikmat akal, sudah selayaknya sebagai seorang hamba, kita bersyukur atas segala
nikmat-Nya, maka penuhilah kewajiban-kewajiban kita kepadaNya, serta berikanlah
pengorbanan terbaik kepadaNya. Janganlah karena kesombongan dan kebodohan kita
menjadi sebab terhalangnya kita dari jalan syurga dan menghalangi kita untuk lebih dekat
kepada Allah swt. Apalah artinya kesenangan sesaat di dunia tapi membawa penyesalan
berkepanjangan di akherat kelak.

Firman Allah dalam surat As-shaff ayat 10-12 :


Artinya :
10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat
menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan
harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
12. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik
di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.

Aidil Adha merupakan hari pengorbanan dan Muhasabah, dimana Idul adha merupakan
momentum bersejarah sebuah Pengorbanan yang dilakukan Ibrahim dan Ismail as sebagai
bentuk ketaatan kepada Allah. Ini mengajarkan kepada kita umat Islam agar selalu siap untuk
mengorbankan apa saja yang kita miliki untuk diinfakkan di jalan Allah, karena sejatinya apa
yang kita miliki hari ini merupakan sebuah titipan yang harus kita jaga, karena sejatinya kita
diciptakan Allah hanya untuk beribadah kepadaNya. Usaha dan pekerjaan yang kita miliki
hari ini adalah media dan sarana untuk dapat lebih mudah beribadah kepada Allah.
Keteguhan hati kita sangat dituntut dalam mematuhi segala perintah Allah sebagaimana yang
terjadi pada Nabi Ibrahim as yg rela mengorbankan puteranya tercinta hanya untuk
membuktikan ketaatannya kepada Allah. Hari ini kita juga seperti itu, kita dituntut untuk
tetap istiqamah menjadi hamba-hamba Allah yang senantiasa bertakwa kepada-Nya
Istiqamah untuk menjaga sikap dan perilaku kita. Istiqamah untuk menghindari ghibah,
mampu untuk mengunci lisan kita dari perkataan yang membicarakan aib dan kejelekan
saudara kita..serta istiqomah untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan dan
meninggalkan apa yang Allah larang
Jika hari ini kita menghitung segala amal kita… dan menghitung segala kesalahan-kesalahan
kita… kita akan menangis karena amal yg telah kita lakukan belum juga mampu menutupi
dosa-dosa kita… oleh karenanya mari terus berupaya menjaga diri dalam kebaikan. Karena
kita tak tahu kapan batas akhir usia kita… bagaimana akhir kehidupan kita, apakah akhir
yang indah ataukah akhir yang buruk? Apakah kita yakin, ketika kelak kita mati, kita berada
dalam kondisi sebaik ini? Ataukah kita mati dalam keadaan bermaksiat kepada Allah. hidup
ini hanyalah perjalanan sementara. Kisah senangnya hanya hiburan sesaat. Kisah sedihnya
hanya ujian sementara. Alam akhirat itulah tujuan hidup kita yang sebenarnya.

Dalam Surat Al-Mulk ayat 2 Allah berirman :


Artinya :
Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
Orang yang berbahagia adalah orang yang mampu menjadikan kehidupannya sebagai bekal
menuju perjalanan panjang ke akherat kelak.
Maka idul adha ini merupakan hari muhasabah dan pengorbanan kita untuk senantiasa
menahan hawa nafsu dan kejelekan kita selama ini sekaligus sebagai ujian keimanan bagi kita
kaum muslimin untuk menghadapi tahun-tahun mendatang. Semoga Allah menguatkan hati
kita untuk tetap teguh perpegang kepada Allah SWT. mentaati perintahnya dan menjauhkan
kita dari adzab dan siksanya yang sangat pedih.aamiin-aamiin ya rabbal’ alamiin
Aqulu qauli haza wastaghfirullahal aziim lii walakum..
wa li saa’iril muslimiina wal muslimaat..wal mu’miniina wal mu’minaat
fastaghfiruuh..innahu huwal ghafuururrahiim

Khutbah Kedua

Ya Allah.. Ya tuhan kami

Ampunilah dosa-dosa kami Ya Allah,

Tak jarang diri ini lalai dari mengingat-Mu ya Rabb,


mengeluh atas masalah-masalah yg menimpa kami seolah tiada Engkau yang akan
menolong..

Tak jarang pula lisan ini begitu tajam menyakiti hati saudara-saudara kami, orang tua kami,
sahabat-sahabat kami, lisan yang seharusnya menguatkan persaudaraan diantara kami ya
Rabb, namun terkadang menghukumi, mencela orang-orang yang yang tidak kami sukai ya
Rabb.

Tak jarang pula diri ini begitu mudah meninggalkan perintahmu Ya Rabb..

Kami terkadang begitu asyik dgn tugas dan pekerjaan kami ya Rabb hingga tidak
menghiraukan panggilanmu

Tak jarang diri ini melupakan kalam-Mu, sedikit sekali kami membacanya ya Rabb, sedikit
sekali kami menghafalnya.. betapa keilmuan kami masih begitu jauh tentangnya..

Tak jarang diri ini mengeluh, bahkan berputus asa ya Rabb


Seperti orang yang tak mengenal adanya Engkau Yang selalu membantu kami.Ya Allah..

Begitu banyak dosa-dosa kecil yang menghiasi jasad kami. Dosa-dosa besar pun turut
menghitamkannya.. menghitamkan hati kecil yang tiada apa-apanya ini ya Rabb

Ya Allah. betapa besar rahmat-Mu.. hidayah yang Kau tunjukkan pada kami. sehingga detik
ini kami masih bisa menangis..menyesali dosa-dosa kami ya ya Rabb

Ya Allah..ampunkanlah dosa-dosa kedua orang tua kami, guru-guru kami,


Pemimpin-pemimpin kami Ya Rahman.

Ya Allah, jadikanlah kami anak yang shalih dan shalilah. Berikanlah kami kesempatan untuk
berbakti kepada orang tua kami. Ya Rabb.

Berilah kesempatan kepada kami untuk membahagiakan kedua orang tua kami Ya Allah.

Kami banyak salah kepada mereka ya Rabb..

Kami terkadang selalu membantah perintahnya ya Allah, kami bahkan sering menyakiti hati
mereka.

Sehatkanlah orang tua kami ya Allah.. Permudahlah rizki mereka Ya Rabb..

Kami sangat cinta dan sayang kepada kedua ibu bapak kami

Hari ini kami belum mampu membalas jasa-jasa kedua orang tua kami, bahkan tak jarang
kami menyusahkannya. Bimbinglah hati-kami Ya Rabb agar kami menjadi anak yang mampu
menjadi kebanggaan orang tua kami

Ya Allah..berikanlah kami pemimpin-pemimpin yang amanah pemimpin yang sayang kepada


kami rakyatnya...pemimpin yang ta’at Kepada Mu Ya Rahiim..jangan biarkan kami dipimpin
oleh orang-orang yang zhalim kepada kami..

Ya Allah..kokohkanlah iman kami..jangan kembalikan kami ke jurang kemaksiatan setelah


kami mendapatkan hidayahMu..Ya Rabb..

Ya Allah terimalah taubat kami, terimalah amal ibadah kami ya Rabb, Jika bukan karena
Rahmat dan kasih sayang Mu, niscaya tiada jalan bagi kami sampai ke syurga Mu ya
Rahman- ya Rahiim

Ya Rabb.. kabulkalah doa dan pinta kami…

Rabbana aatiinaa fidduniya hasanah..

Wa fil aakhirati hasanah..waqina ‘azabannar..

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


‫‪Assalamualaikum‬‬ ‫‪warahmatullahi‬‬ ‫‪wabarakaatuhi‬‬

‫مرات‬ ‫‪9‬‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬


‫الحمد‬ ‫اكبروهلل‬ ‫هللا‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ‫ّ‬ ‫اال‬ ‫الاله‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫اكبر‬ ‫‪.‬هللا‬
‫هللا اكبر عدد ما أحرم الحجاج من الميقات وعدد ما رفعوا بالتلبية هلل األصوات‬
‫الرحبات‬ ‫بتلك‬ ‫ونزلوا‬ ‫مكة‬ ‫الحجاج‬ ‫دخل‬ ‫ما‬ ‫عدد‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬
‫الحرمات‬ ‫وعظموا‬ ‫العتيق‬ ‫بالبيت‬ ‫ماطافوا‬ ‫عدد‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬
‫هللا اكبر عدد ماخرجوا إلى منى و وقفوا بعرفات وعدد ماباتوا بمزدلفة وعادوا إلى منى للمبيت ورمي الجمرات‬
‫هللا اكبر أراقوا من الدماء وحلقوا من الرؤوس تعظيما لفاطر األرض والسموات‬
‫الحمد‬ ‫وهلل‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ّ‫اال‬ ‫الاله‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Pada hari ini kaum muslimin di seluruh dunia sedang merayakan hari raya Idul Adha
mengiringi ibadah haji, puncak ibadah setelah jihad fi sabilillah. Pada hari ini lebih dari dua
juta jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Mina untuk melempar jumrah, setelah
mereka kemarin melaksanakan wukuf di Arafah, dan bermalam di Muzdalifah, dalam rangka
melaksanakan rangkaian manasik ibadah haji. Para jamaah haji mengenakan pakaian ihram
yang sama, dan melakukan ucapan dan tindakan ibadah dalam manasik yang
sama, mengucapkan kalimat talbiyah yang sama. Semua itu adalah dalam rangka memenuhi
kewajiban yang Allah fardlukan kepada seluruh umat Islam yang mampu, sebagaimana firman-
Nya:

ً َ‫سب‬
‫يل‬ َ ‫إَلَ ْي َه‬ ‫ع‬ َ َ ‫ا ْست‬
َ ‫طا‬ ‫َم َن‬ َ ‫ْالبَ ْي‬
‫ت‬ ‫َح ُّج‬ َ ‫النه‬
‫اس‬ ‫َعلَى‬ َ‫َو َ هّلِل‬

…mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang
sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah….(QS. Ali Imran 97).

‫الحمد‬ ‫اكبروهلل‬ ‫هللا‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ّ‫اال‬ ‫الاله‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Hari ini tanggal 10 Dzulhijjah disebut yaumun nahar (hari berkurban) sebab para jamaah haji
menyembelih hewan-hewan kurban mereka. Mereka diminta menyembelih kurban dengan satu
syiar sebagai umat Islam, sebagai hamba Allah, dengan menyebut asma Allah ketika
menyembelih hewan kurban. Allah SWT berfirman tentang kedatangan para jamaah haji di
tanah haram:

‫س ْالفَ َقير‬
َ َ‫ط َع ُموا ْال َبائ‬
ْ َ ‫ت َعلَى َما َرزَ قَ ُه ْم َم ْن َب َهي َم َة ْاأل َ ْن َع َام فَ ُكلُوا َم ْن َها َوأ‬
ٍ ‫َّللاَ فَي أَي ٍهام َم ْعلُو َما‬
‫َل َي ْش َهد ُوا َمنَافَ َع لَ ُه ْم َو َيذْ ُك ُروا اس َْم ه‬

Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut
nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka
berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi)
berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir. (QS. Al Hajj 28).

Demikian juga kita dan umat Islam di seluruh penjuru dunia, yang tidak sedang melaksanakan
ibadah haji, semua melaksanakan sholat Iedul Adha, dan setelah sholat kita diperintah untuk
menyembelih hewan kurban. Allah SWT berfirman:

‫َوا ْن َح ْر‬ َ‫َل َر َبّك‬ َ َ‫ف‬


‫ص َّل‬

Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah” (QS. Al Kautsar)

‫الحمد‬ ‫اكبروهلل‬ ‫هللا‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ّ‫اال‬ ‫الاله‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Ibadah Haji adalah satu kesatuan dengan ibadah kurban dan sholat Iedul Adha yang merupakan
hari raya umat Islam. Dan resultan dari rangkaian pelaksanaan ketiganya yang merupakan satu
kesatuan dalam ibadah kepada Allah SWT adalah syiar, kekuatan, dan dakwah umat Islam.

Allah SWT memperhatikan syiar haji. Allah SWT berfirman:

‫ع َخي ًْرا فَإ َ هن ه‬


‫َّللاَ شَا َك ٌر‬ َ َ ‫ف بَ َه َما َو َم ْن ت‬
َ ‫ط هو‬ ‫َّللا فَ َم ْن َح هج ْالبَيْتَ أ َ َو ا ْعتَ َم َر فَ َل ُجنَا َح َعلَ ْي َه أ َ ْن يَ ه‬
َ ‫ط هو‬ َ ‫صفَا َو ْال َم ْر َوة َ َم ْن‬
َ ‫شعَائَ َر ه‬ ‫َإ هن ال ه‬
‫َع َلي ٌم‬

Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa
yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya mengerjakan
sa'i antara keduanya. dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan
hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. (QS. Al
Baqarah 158).

Syi'ar-syi'ar Allah adalah : tanda-tanda atau tempat beribadah kepada Allah. As Shabuniy
dalam Shafwatut Tafaasiir menerangkan makna kalimat Sya’aira adalah semua urusan agama
yang kita gunakan untuk beribadah kepada Allah seperti thawaf (berjalan berputar mengelilingi
ka’bah sebanyak tujuh kali), sa’i (berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara bukit Shafwa
dengan bukit Marwah), adzan (panggilan untuk sholat jama’ah), dan lain-lain.

Sa’i, yakni berjalan cepat antara bukit Shafa dan Marwah, tidak jauh dari Ka’bah di Masjidil
Haram adalah salah satu manasik dalam ibadah haji. Allah SWT dalam ayat di atas
mengungkapkan dengan perkataan tidak ada dosa sebab sebahagian sahabat merasa keberatan
mengerjakannya sa'i di situ, Karena tempat itu bekas tempat berhala dan di masa jahiliyahpun
tempat itu digunakan sebagai tempat sa'i. untuk menghilangkan rasa keberatan itu Allah
menurunkan ayat di atas.

Syia’ar-syi’ar Allah dalam ibadah haji adalah seluruh prosesi dalam manasik haji, baik itu
dimulai dengan mengenakan pakaian ihram dan berjalan dari miqat, bermalam di Mina pada
hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah), wukuf di padang Arafah (9 Dzulhijjah), bermalam di Muzdalifah
(malam 10 Dzul Hijjah), lalu melempar Jumrah sebagai simbolisasi melempar syetan di Mina
(10, 11, 12 Dzulhijjah), melaksanakan tahalul (dengan memotong/mencukur rambut), serta
thawaf wada’ sebagai perpisahan. Termasuk di antara syiar haji adalah menyebut-nyebut asma
Allah SWT dalam menyembelih korban serta memakannya dan membaginya kepada fakir
miskin sebagaimana firman Allah SWT (QS. Al Hajj 28).

Haji sebagai prosesi ibadah telah menyatukan sikap dan kalimat para jamaah yang datang dari
latar belakang yang berbeda-beda. Apapun negara, bahasa, bangsa, warna kulit, jabatan, dan
status sosial mereka, dengan pakaian ihram yang sama, serentak mereka mendeklarasikan sikap
dan tindakan mereka memenuhi panggilan Allah SWT.: Labbaika Allahumma labbaik,
labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika
laka…(Kupenuhi panggilan-Mu ya Allah, Kupenuhi panggilan-Mu, kupenuhi panggilan-Mu
tiada sekutu bagi-Mu, kupenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, segala nikmat, dan
segala kekuasaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu)…

Kalimat talbiyah (kesediaan memenuhi panggilan Allah) itu terus mereka


kumandangkan. Sungguh dahsyat! Dua juta lebih jamaah haji mengumandangkan kalimat
yang sama. Oleh karena itu, haji adalah sebuah momentum bersatunya kekuatan umat Islam
(soft power) yang terbesar setelah ibadah jihad fi sabilillah (hard power).

Oleh karena itu, Allah SWT memuji pengagungan syiar-syiar Allah dalam firman-Nya:
َ ‫ْالقُلُو‬
‫ب‬ ‫ت َ ْق َوى‬ ‫َم ْن‬ ‫فَإَنه َها‬ ‫ه‬
َ‫َّللا‬ ‫شعَائَ َر‬
َ ّ َ َ‫يُع‬
‫ظ ْم‬ ‫َو َم ْن‬ َ‫ذَلَك‬

Demikianlah dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, Maka Sesungguhnya itu


timbul dari ketakwaan hati. (QS. Al Hajj 32).

‫الحمد‬ ‫اكبروهلل‬ ‫هللا‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ّ‫اال‬ ‫الاله‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Kurban atau nusuk sebagai sebuah peribadatan yang paling diunggulkan pada hari raya Idul
Adha. Idul Adha sendiri maknanya adalah, kembali berkurban, yakni menyembelih kambing,
sapi, atau onta, dengan syarat-syarat tertentu setelah melaksanakan sholat sunnah Idul
Adha. Diriwayatkan dari 'Aisyah Ra. ia berkata, bahwa Nabi SAW bersabda:

. ‫ظلَفَ َها‬ َ َ‫ َوأ َ ْشع‬، ‫ إَنه َها لَتَأْتَي يَ ْو َم ْال َقيَا َم َة بَقُ ُرونَ َها‬،‫ق الد َهم‬
ْ َ ‫ َوأ‬، ‫ارهَا‬ َ ‫ي َم ْن َع َم ٍل َي ْو َم النهحْ َر أ َ َحبه إَلَى هللاَ َم ْن إَ ْه َرا‬ ٌّ ‫َما َع َم َل آدَ َم‬
‫سا‬
ً ْ
‫ف‬ ‫ن‬
َ ‫ا‬ ‫ه‬
ََ ‫ب‬ ‫ُوا‬ ‫ب‬‫ي‬‫ط‬َ َ ‫ف‬ ، ‫ض‬ َ ْ ‫ر‬ َ ‫أل‬‫ا‬ َ‫ن‬ ‫م‬
َ ‫ع‬ َ
َ َ ‫ق‬‫ي‬ ‫ن‬ْ َ ‫أ‬ ‫ل‬
َ ‫ب‬
ْ َ ‫ق‬ ‫َان‬
ٍ ََ‫ك‬ ‫م‬‫ب‬ َ ‫هللا‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬َ ‫ع‬ َ
ُ َ ‫ق‬‫ي‬َ ‫ل‬ ‫هم‬
َ ‫د‬ ‫ال‬ ‫َوأ َ هن‬ .

"Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, lebih
dicintai Allah selain dari menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak
di hari Kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan
sesungguh-nya sebelum darah qurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di
sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan pahala qurban itu." (HR. Tirmidzi, no:
1413)

Dan barangsiapa mempunyai kelapangan rizqi pada hari tersebut, tetapi enggan berkurban
maka Rasulullah mengancam-nya supaya jangan mendekati musholla Rasulullah SAW.

Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

‫صلهنَا‬
َ ‫ُم‬ ‫يَ ْق َربَ هن‬ َ‫فَل‬ َ‫ض ّح‬
َ ُ‫ي‬ ‫فَلَ ْم‬ ً‫سعَة‬
َ َ‫َو َجد‬ ‫َم ْن‬ .

"Barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berqurban, tapi ia tidak mau berqurban,
maka janganlah ia dekat-dekat di musholla (tempat shalat) kami." (HR. Ahmad, no: 7924, Ibnu
Majah, no: 3114).

Musholla atau tempat sholat yang dimaksud dalam hadits Nabi saw. tersebut adalah lapangan
yang khusus dipergunakan hanya untuk sholat Iedul Fitri dan Iedul Adha. Karena setiap harinya
Nabi saw. adalah sholat berjamaah lima waktu di masjid beliau saw. Dan di lapangan tempat
sholat (musholla) inilah Nabi saw. memerintahkan seluruh kaum muslimin, tua muda, pria dan
wanita agar hadir mengikuti sholat atau bahkan sekedar mendengarkan khutbah dan dakwah
Islam. Diriwayatkan bahwa para wanita yang sedang haid pun diperintahkan oleh Rasulullah
saw. untuk hadir di lapangan. Juga Rasulullah saw. memerintahkan para wanita meminjamkan
jilbab mereka kepada saudaranya yang tidak punya jilbab agar mereka bisa hadir. Rasulullah
saw. pun memerintahkan agar umat Islam mengambil jalan yang berbeda antara datang ke
tempat sholat dengan pulangnya seraya mengumandangkan takbir untuk membesarkan dan
mengagungkan syiar hari raya. Bahkan kalimat takbir, tahlil, dan tahmid itu diminta untuk terus
dikumandangkan selama empat hari sampai akhir hari tasyriq pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Demikian juga menyembelih kurban dengan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar!” dan
memakan dagingnya bersama keluarga dan sahabat serta membagikan kepada fakir miskin
pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah adalah syiar dan kegembiraan untuk mengagungkan
asma Allah yang sangat bernilai bagi persatuan dan kesatuan umat serta dakwah Islam.

‫الحمد‬ ‫اكبروهلل‬ ‫هللا‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ّ‫اال‬ ‫الاله‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Tiga Pelajaran Penting dalam Momentum Haji

Pelajaran yang bisa kita ambil dalam momentum ibadah dan dakwah yang SWT berikan kepada
kita dalam rangkaian ibadah haji, Idul Adha, dan kurban adalah sebagai berikut:

Pertama, seluruh rangkaian ibadah haji, idul adha, dan kurban adalah untuk menegaskan
keberadaan umat Islam sebagai umat yang dibangun di atas keyakinan kepada kalimat tauhid,
Lailahaillalla Muhammadur Rasulullah. Kalimat Talbiyah adalah kalimat deklarasi bagi para
jamaah haji bahwa mereka memenuhi panggilan Allah SWT ke tanah suci untuk memuji dan
mengagungkan-Nya. Kalimat talbiyah :

َ‫لَك‬ َ‫ الَ ش ََريك‬، َ‫َوال ُم ْلك‬ َ‫ َإ هن ال َح ْمدَ َوال َنّ ْع َمةَ لَك‬، َ‫لَبهيْك‬ َ‫لَك‬ َ‫الَ ش ََريك‬ َ‫ لَبهيْك‬، َ‫الله ُه هم لَبهيْك‬ َ‫" لَبهيْك‬

(Kupenuhi panggilan-Mu ya Allah, Kupenuhi panggilan-Mu, kupenuhi panggilan-Mu tiada


sekutu bagi-Mu, kupenuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, segala nikmat, dan segala
kekuasaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu) Demikian juga dzikir yang dibaca para
jamaah haji pada hari Arafah dan tiap tempat.

« ، َ‫امدُون‬
َ ‫اجدُونَ َل َر َّبنَا َح‬
َ ‫س‬ ٌ ‫ش ْيءٍ قَد‬
َ َ‫ آ َيبُونَ ت َا َئبُونَ َعا َبد ُون‬،‫َير‬ َ ‫ َوه َُو َعلَى ُك َّل‬،ُ‫ لَهُ ال ُم ْلكُ َولَهُ ال َح ْمد‬،ُ‫َّللاُ َوحْ دَهُ الَ ش ََريكَ لَه‬
‫الَ َإلَهَ َإ هال ه‬
ُ‫َوحْ دَه‬ ‫اب‬ َ
َ َ‫األحْ ز‬ ‫َوهَزَ َم‬ ،ُ‫ع ْبدَه‬
َ ‫ص َر‬َ َ‫َون‬ ،ُ‫َو ْعدَه‬ ‫ه‬
ُ‫َّللا‬ َ‫صدَق‬ َ »

Tiada Tuhan selain Allah yang satu yang tiada sekutu baginya. Dialah yang punya segala
kekuasaan dan segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha benar Allah
dengan janji-Nya, Dia pasti menolong hamba-Nya, Kami kembali, bertaubat, dan memuji
Tuhan kami. Dia mengalahkan pasukan Ahzab/Sekutu sendirian (Sahih Bukhari Juz (3 / 7).

Demikian juga yang disyiarkan dalam gema takbir dan dzikir penyembelihan qurban. Bahkan
penyembelihan hewan kurban merupakan syariat penegasan ketauhidan kaum muslim. Orang-
orang musyrik di masa Nabi saw. mendebat kaum muslimin kenapa mereka tidak makan
bangkai: “Hai umat Islam, kenapa kalian tidak memakan hewan yang Allah bunuh, sedangkan
kalian memakan hewan yang kalian sembelih dengan tangan kalian sendiri?”. Allah SWT
berfirman tentang debat mereka dalam firman-Nya:

َ َ ‫اطينَ لَيُوحُونَ َإلَى أ َ ْو َل َيائَ َه ْم َليُ َجا َدلُو ُك ْم َو َإ ْن أ‬


َ‫ط ْعت ُ ُمو ُه ْم َإنه ُك ْم لَ ُم ْش َر ُكون‬ ‫َو َال ت َأ ْ ُكلُوا َم هما لَ ْم يُذْك ََر ا ْس ُم ه‬
ٌ ‫َّللاَ َعلَ ْي َه َو َإنههُ لَ َفس‬
‫ْق َو َإ هن ال ه‬
َ ‫ش َي‬

Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.
Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah
kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang
yang musyrik. (QS. Al An’am 121).

Konsentrasi umat dalam jumlah besar dengan keyakinan dan sikap hidup yang sama
merupakan kekuatan umat (people power) yang luar biasa.
Oleh karena itu, tatkala pulang kembali ke tanah air, alangkah bagusnya bila para jamaah haji
tetap dalam satu kesatuan tauhid, tidak berpecah-belah ke dalam golongannya masing-
masing. Apalagi, bangsa Indonesia sedang menghadapi krisi kepemimpinan terlebih lagi para
pemimpin yang tampil dari kalangan umat Islam dicitrakan sangat buruknya dengan kasus-
kasus korupsi yang ada, sementara ada geliat yang sistematis dari kalangan minoritas non
muslim untuk mengambil alih kepemimpinan politik di negeri ini. Ahok, Hary Tanoe, Purnomo
Yusgiantoro, Luhut Panjaitan, dll adalah mereka persiapkan untuk mengambil alih
kepemimpinan negeri ini. Tentu ini tidak dapat dianggap remeh. Pengalaman dalam sejumlah
pilkada, ketika umat Islam berpecah-belah, maka kepemimpinan diambil alih oleh kaum
minoritas.

Sudah saatnya para jamaah haji bersatu padu mengusung kepemimpinan umat islam,
kepemimpinan syariah, sebagaimana yang sudah digagas oleh Forum Umat Islam dengan
menampilkan 15 capres syariah, yakni :

(1) Imam Besar DPP FPI Habib Rizieq Syihab, Lc., MA;
(2) Wakil Amir Majelis Mujahidin Ustadz Abu Muhammad Jibril AR;
(3) Amir JAT KH. Abu Bakar Ba’asyir;
(4) Ketua Majelis Syuro PBB Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra;
(5) Mantan Ketua PBNU KH. Dr (HC) Hasyim Muzadi;
(6) Ketua PP Muhammadiyyah Prof. Dr. Dien Syamsuddin;
(7) Ketua Pelaksana Harian MUI/Ketua Dewan Syariah Nasional (DSN) KH. Ma'ruf Amien;
(8) Ketua Umum PPP Dr (HC.) Suryadharma Ali;
(9) Mantan Ketua MPR/Ketua Fraksi PKS DPR RI Dr. KH. Hidayat Nurwahid;
(10) Sekjen MIUMI Ust. KH. Bachtiar Nasir Lc;
(11) Ketua Fahmi Tamami Haji Rhoma Irama;
(12) Ketua Baznas Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin;
(13) Ketua Majelis Az Zikra KH. M Arifin Ilham;
(14) Ketua Darul Quran KH. Yusuf Mansur;
(15) Jubir HTI Ir. H. Ismail Yusanto, MM.

Dari kelima belas pimpinan umat di atas kiranya para jamaah haji bergerak serempak di tengah
umat mengajak agar memilih siapa di antara mereka yang paling layak menjadi Presiden NKRI
untuk mendekritkan penerapan syariah secara formal konstitusional. Dengan semangat
talbiyah, insyaallah para jamaah haji akan mampu bergerak mengajak umat menyatukan
pikiran dan pendapat mereka sehingga terwujud tatanan syariah di NKRI yang dengannya
Allah SWT akan membuka keberkahan bagi umat dan bangsa Indonesia ini sebagaimana
firman-Nya:

َ‫ض َو َل َك ْن َكذهبُوا فَأ َ َخذْنَا ُه ْم َب َما كَانُوا يَ ْك َسبُون‬


َ ‫اء َو ْاأل َ ْر‬
َ ‫س َم‬ ٍ ‫َولَ ْو أ َ هن أ َ ْه َل ْالقُ َرى آ َمنُوا َواتهقَ ْوا لَفَتَحْ نَا َعلَ ْي َه ْم بَ َركَا‬
‫ت َمنَ ال ه‬

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al A’raf 96)

‫الحمد‬ ‫اكبروهلل‬ ‫هللا‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ّ‫اال‬ ‫الاله‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬

Kedua, seluruh syiar dalam haji, idul adha, dan kurban adalah syiar dakwah yang apabila benar-
benar dibesarkan atas dasar ketaqwaan (QS. Al Hajj 32) niscaya akan memperkokoh bangunan
umat Islam dan membesarkan wibawa Islam dan kaum muslimin. Sayang, kebesaran haji ini
belum di-engineering oleh Raja Arab Saudi dan para pemimpin muslim yang berkuasa di lebih
dari 50 negara kaum muslimin ini untuk menjadi bahan kampanye, dakwah, dan syiar umat
Islam sedunia. Padahal teknologi sangat memungkinkan. Kenapa stasiun-stasiun TV dan radio
tidak diperintahkan membuat siaran langsung terus-menerus sehingga syiarnya begitu tampak
jelas dan besar, lebih besar daripada syiar hari raya Idul Fitri. Bahkan lebih besar dari syiar
agama dan ideologi apapun di dunia ini.

Mestinya sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai puncaknya pada tanggal 10 Dzulhijjah dimana
umat sedunia melaksanakan sholat Idul Adha dan menyembelih hewan Qurban dan dilanjutkan
dengan hari tasyriq selama 3 hari dimana umat Islam makan daging bersama fakir miskin
dijadikan momentum yang sangat besar yang patut disiarkan ke seluruh dunia. Namun karena
lebih dari 90% jaringan TV, Radio, dan media massa dunia dikuasai Yahudi, maka wajar kalau
tidak menjadi opini dunia.

Kalau saja Raja Arab Saudi dan para penguasa muslim di seluruh dunia berinisiatif menjadikan
syiar haji dan seluruh rangkaian manasik dan hari raya Idul Adha sebagai bahan dakwah dan
propaganda untuk seluruh umat manusia, insyaallah akan lain ceritanya. Persatuan dan
kesatuan umat Islam serta kedermawanan para jamaah haji dan kaum muslimin yang berkurban
akan menjadi buah bibir dunia. Dunia akan tahu Islam dan kebesaran Islam serta kesetiaan
umat Islam kepada ajaran dan pandangan hidupnya. Ini yang akan diperhitungkan manusia di
seluruh dunia, baik mereka menganggap Islam sebagai kawan maupun sebagai lawan.

Fakta sejarah di masa baginda Rasulullah saw menunjukkan bahwa akumulasi kekuatan dan
dakwah umat Islam itu terus membesar. Ini dapat dilihat pada beberapa momentum seperti
aktivitas umrah pasca perang Ahzab yang gagal dengan adanya perjanjian Hudaibiyah (6H),
umratul qadla (7H), pembebasan kota Mekkah dari kekuasaan musyrikin Quraisy (8H), dan
haji wada’ (10H) yang menjadi modal bagi jihad dan dakwah umat Islam menaklukkan
Rumawi dan Persia pada tahun 15H di masa Khalifah Umar bin Al Khaththab. Semestinya hari
ini, ketika Komunisme sudah mati, dan Kapitalisme sedang diujung tanduk, kesatuan umat
sedunia bisa tampil memimpin peradaban dunia. Ini harus menjadi cita-cita dan pergerakan
umat Islam bersama. Dan manakala Indonesia dipimpin oleh Presiden Syariah, maka peluang
NKRI membimbing 50 negara Islam lainnya untuk membesarkan Allah dan rasul-Nya,
membesarkan Islam, dan memimpin dunia menggapai hidayah-Nya. Allahu Akbar!

‫الحمد‬ ‫اكبروهلل‬ ‫هللا‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ّ‫اال‬ ‫الاله‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬

Ketiga, kegiatan haji yang merupakan kegiatan berkumpulnya umat Islam yang dari segi
ekonomi tergolong mampu, punya istitha’ah baik bekal maupun kendaraan untuk menuju
Mekkah dari rumah-rumah mereka yang jauh. Dengan biaya yang tidak sedikit, untuk regular
minimal 50 juta dan untuk ONH Plus bisa mencapai 100 juta per orang. Oleh karena itu, para
haji kita sebenarnya asset umat yang perlu diberdayakan untuk izzul Islam wal muslimin!

Kekuatan haji dan syiarnya ini akan memiliki efek yang luar biasa manakala seluruh
pemerintah dunia Islam mendesign pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan hikmah
disyariatkannya haji, yakni agar para jamaah haji menghadiri manfaat diniyah dan duniawiyah
dari berkumpulnya para haji sedunia di Makkah, menyebut-nyebut asma Allah dalam manasik
haji khususnya saat menyembelih hewan kurban, dan makan daging kurban sambil
memberi makan kepada fakir miskin (QS. Al Hajj 28).
Imam Fakhrurazie sebagaimana dikutip As Shabuniy dalam Shafwatut Tafaasiir menerangkan
bahwa berbagai manfaat diniyah dan duniawiyah ini khas hanya ada dalam ibadah haji, tidak
ada dalam ibadah-ibadah lainnya. Disinilah letak kekuatan ibadah haji (the power of haji).

Dengan ibadah haji, umat Islam berta’aruf, saling kenal satu sama lain. Jamaah haji Indonesia
bisa berkenalan dengan jamaah haji dari Saudi, Mesir dan Yaman dan mendapatkan informasi
bagaimana pendidikan Islam di sana sekaligus memperkenalkan bagaimana pendidikan
pesantren di Indonesia. Jamaah haji Indonesia juga bisa menemui jamaah haji dari Palestina,
Suriah, Irak, Afghanistan, Xinjiang, Rohingya, dan negeri-negeri muslim lain yang banyak
mengalami pergolakan untuk mendapatkan kabar dari mereka sambil memberikan
solidaritas. Jamaah haji Indonesia bisa ketemu dengan para jamaah haji dari Afrika, Asia
Tengah, Eropa dan Amerika untuk mendapatkan perkembangan Islam di sana sambil
menginformasikan daya tarik bumi Indonesia. Insyaallah dengan perkenalan itu bisa dijalin
hubungan bisnis ekspor impor dengan mereka. Arena haji bisa menjadi arena expo dan
pertemuan bisnis internasional bahkan bisa dibentuk organisasi Masyarakat Ekonomi Islam
(MEI) sedunia yang membebaskan dunia Islam dari jerat utang ribawi IMF, World Bank,
maupun kekuatan ekonomi dan keuangan dunia lainnya.

‫الحمد‬ ‫اكبروهلل‬ ‫هللا‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬ ‫و‬ ‫هللا‬ ّ‫اال‬ ‫الاله‬ ‫اكبر‬ ‫هللا‬.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Akhirnya marilah kita memohon kepada Allah SWT agar para jamaah haji, baik yang datang
dari kampung halaman kita, maupun dari segala penjuru dunia, agar diterima ibadah haji
mereka, sebagai haji mabrur, semoga sepulangnya ke tanah air masing-masing, mereka
menjadi pelopor dalam kebenaran dan kebajikan, dan semoga kita yang ada di tanah air, diberi
kekuatan untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam, dengan tetap berpegang teguh
kepada tali agama Allah (QS. Ali Imran 103), membesarkan syiar-Nya, memperkuat dakwah-
Nya, memberdayakan ilmunya para ulama, hartanya para aghniya, dan doanya para dluafa,
agar mampu berjuang menegakkan syariat Allah SWT di bumi Indonesia, dalam wujud
menaikkan para pemimpin umat yang istiqomah sebagai pejuang syariat Allah SWT menjadi
Presiden NKRI dengan izin Allah yang akan mendekritkan pelaksanaan syariah secara formal
konstitusional sehingga menjadikan NKRI bersyariah, NKRI yang berkah, NKRI yang
baldatun thayyibatun warabbun ghafuur yang menjamin kesejahteraan dan keadilan bagi
seluruh warga negara, baik muslim maupun non muslim.

‫وف َر َحي ٌم‬ ٌ ‫ان َو َال تَجْ َع ْل َفي قُلُو َبنَا َغ ال َل هلذَينَ آ َمنُوا َر هبنَا َإ هنكَ َر ُء‬ َ ‫اِلي َم‬ َ ْ ‫س َبقُونَا َب‬ َ َ‫َر هبنَا ا ْغ َف ْر لَنَا َو َ َِل ْخ َوا َننَا ا هلذَين‬
ْ
َ‫َعلَى القَ ْو َم الكَافَ َرين‬ ْ ‫ص ْرنَا‬ ُ ‫َوا ْن‬ ْ
‫ت أقدَا َمنَا‬ َ ْ َّ‫َوثَب‬ َ
‫َوإَس َْرافَنَا فَي أ ْم َرنَا‬ ‫َربهنَا ا ْغ َف ْر لَنَا ذُنُوبَنَا‬
َ‫شا َهدَين‬ ‫ال ه‬ ‫َم َع‬ ‫فَا ْكت ُ ْبنَا‬ ‫سو َل‬ ُ ‫الر‬ ‫ه‬ ‫َوات ه َب ْعنَا‬ َ‫أ َ ْنزَ ْلت‬ ‫َب َما‬ ‫آ َمنها‬ ‫َربهنَا‬
‫إَ َما ًما‬ ‫ه‬
َ‫َلل ُمتقَين‬ ْ ْ
‫َواجْ عَلنَا‬ َ
‫أ ْعي ٍُن‬ َ ‫ق هرة‬ ُ ُ
‫َوذ َ ّريهاتَنَا‬ ‫اجنَا‬ َ ‫أ ْز َو‬ َ ‫َم ْن‬ َ
‫لنَا‬ ْ‫هَب‬ ‫َربهنَا‬
‫ْال َو ههاب‬ َ‫َإنهكَ أَ ْنت‬ ً‫َرحْ َمة‬ َ‫َم ْن لَد ُ ْنك‬ ‫لَنَا‬ ْ‫َوهَب‬ ‫َهدَ ْيتَنَا‬ ْ‫َإذ‬ َ‫َب ْعد‬ ‫غ قُلُو َبنَا‬ ْ ‫َال ت ُ َز‬ ‫َربهنَا‬
َ‫ْالفَاتَ َحين‬ ‫َخي ُْر‬ َ‫َوأ َ ْنت‬ ‫ق‬َ ّ ‫بَ ْال َح‬ ‫قَ ْو َمنَا‬ َ‫َوبَيْن‬ ‫بَ ْي َننَا‬ ْ‫ا ْفتَح‬ ‫َربهنَا‬
َ‫طاقَة‬ َ ‫ص ًرا َك َما َح َم ْلتَهُ َعلَى الهذَينَ َم ْن قَ ْب َلنَا َربهنَا َو َال ت ُ َح َّم ْلنَا َما َال‬ ْ ‫طأنَا َربهنَا َو َال تَحْ َم ْل َعلَ ْينَا َإ‬ ْ َ ‫اخذْنَا َإ ْن نَسَينَا أ َ ْو أ َ ْخ‬ َ ‫َربهنَا َال ت ُ َؤ‬
َ‫ْالكَافَ َرين‬ ‫ْالقَ ْو َم‬ ‫َعلَى‬ ‫ص ْرنَا‬ ُ ‫َم ْو َالنَا فَا ْن‬ َ‫ار َح ْمنَا أ َ ْنت‬ ْ ‫َو‬ ‫َوا ْغ َف ْر لَنَا‬ ‫َعنها‬ ‫ْف‬
ُ ‫َواع‬ ‫لَنَا بَ َه‬
َ‫ُم ْس َل َمين‬ ‫َوت ََوفهنَا‬ ‫صب ًْرا‬َ ‫َعلَ ْينَا‬ ْ َ
‫أ ْف َرغ‬ ‫َربهنَا‬
‫ار‬ ‫ه‬
َ ‫الن‬ ‫اب‬َ ‫َعذ‬َ ‫َوقَنَا‬ ً ‫سنَة‬
َ ‫َح‬ َ‫اْل َخ َرة‬ ْ ‫َوفَي‬ ً ‫سنَة‬ َ ‫َح‬ ْ ُّ
‫الدنيَا‬ ‫فَي‬ ‫آتَنَا‬ ‫َربهنَا‬
‫وص لى هللا على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه و سلم والحمد هلل رب العالمين‬
‫هللا اكبر الاله االّ هللا و هللا اكبر هللا اكبروهلل الحمد‬

Anda mungkin juga menyukai