Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Nganjuk adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten
Jombang di timur, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Ponorogo di selatan,
serta Kabupaten Madiun di barat. Pada zaman Kerajaan Medang, Nganjuk
dikenal dengan nama Anjuk Ladang yaitu Tanah kemenangan. Nganjuk juga
dikenal dengan julukan Kota Angin.
Berdasarkan data BPS tahun 2010, jumlah penduduk di Kabupaten
Nganjuk sebanyak 1.017.030 dengan kurang lebih 36% penduduk tinggal di
perkotaan dan sisanya 64% tinggal di pedesaan. Bicara tentang kabupaten
Nganjuk tentu tidak terlepas dari makanan khas Nganjuk. Nganjuk memiliki
berbagai macam makanan khas contohnya nasi becek, dumbleg, onde-onde
njeblos, nasi tumpang, krupuk upil, tepo mbah umbruk dan nasi pecel. Nasi
pecel merupakan perpaduan nasi, sayuran (kulup), sambal kacang yang pedas
dan rempeyek yang renyah.
Nasi pecel sudah ada semenjak masa penjajahan Belanda. Buktinya, di
Suriname, wilayah bekas jajahan Belanda juga terdapat pecel, meskipun ada
perbedaan rasa di bumbu dan isinya, karena mengikuti selera dan keadaan di
Suriname. Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah sangrai dan
cabai rawit yang dicampur dan ditumbuk dengan bahan lainnya seperti
kencur, daun jeruk purut, bawang putih, asam jawa, gula merah, dan garam.
Pecel sering juga dihidangkan dengan tempe goreng, rempeyek kacang,
rempeyek ebi, rempeyek kedelai, rempeyek kacang.
Rempeyek dengan kacang tanah mampu meningkatkan kinerja otak
serta memperkuat memori otak, kandungan vitamin B3 nya sangat
dibutuhkan oleh otak untuk meningkatkan daya ingat pada anak-anak hingga
lansia. Menambahkan rempeyek kacang pada saat kita makan efektif untuk
pertumbuhan dan memperkuat memori otak.
Sekarang ini banyak dijumpai penjual rempeyek kacang tanah yang
umumnya dibuat atau dikerjakan dirumah-rumah sebagai industri rumah
2

tangga. Artinya belum ada sebuah pabrik besar yang khusus memproduksi
pembuatan rempeyek kacang tanah. Untuk mendapatkan penghancuran
kacang tanah yang baik, belum digunakan suatu alat mekanis yang efesien
pada proses pembuatanya. Alat yang digunakan adalah masih menggunakan
penggerak manual yaitu penggerak tenaga manusia dengan mengiris
menggunakan pisau sehingga kacang terbelah produksinya tidak optimal atas
dasar itulah penulis menganggap perlunya memperkecil kendala yang
dihadapi oleh para produsen pembuatan rempeyek, dengan cara memperbaiki
proses penghancuran bahan baku kacang tanah, dengan kapasitas sebuah
mesin penghancur yang cukup dan memiliki keseragaman dalam hal
ketebalan hasil penghancuran kacang tanah.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman legum
terpenting setelah kedelai yang memiliki peran strategis dalam pangan
nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati. Sebagai bahan pangan
dan makanan yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak 40–50%,
protein 27%, karbohidrat dan vitamin. Di Indonesia kacang tanah ditanam
pada lahan sawah dan lahan kering dengan rata-rata produksi 1,0–2,0 ton/ha
pada lahan sawah dan 0,5–1,5 ton/ha pada lahan kering (Harsono et al.,1997),
sedangkan rata-rata produksi di tingkat petani di bawah 1,0 ton/ha (Barus et
al., 2000). Menurut Arsyad dan Asadi (1993) hasil kacang tanah dapat
mencapai 2,0 ton/ha di lahan sawah, bahkan menurut Adisarwanto et al.
(1993), potensinya dapat mencapai lebih dari 4 ton/ha.
Oleh karena itu, pada Matakuliah Perancangan Konstruksi Mesin ini
penulis bermaksud untuk merancang mesin yang berjudul “Perencanaan
Mesin Penghancur Kacang Tanah Untuk Meningkatkan Produktivitas
Rempeyek Di Desa Tempelwetan Nganjuk”. Penulis berharap mesin ini
dapat meringankan masyarakat khususnya di Tempelwetan dalam
meningkatkan produktivitas pembuatan rempeyek kacang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan diatas,
terdapat beberapa rumusan solusi permasalahan, antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana desain konstruksi mesin penghancur kacang tanah?
3

2. Bagaimana prinsip kerja mesin penghancur kacang tanah?


3. Bagaimana perhitungan komponen mesin penghancur kacang tanah?
4. Bagaimana proses pemeliharaan dan perawatan mesin mesin penghancur
kacang tanah?
1.3 Tujuan
Tujuan dari perancangan mesin pemotong kacang tanah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui desain konstruksi mesin penghancur kacang tanah.
2. Untuk mengetahui prinsip kerja mesin penghancur kacang tanah.
3. Untuk mengetahui perhitungan komponen mesin penghancur kacang
tanah.
4. Untuk mengetahui proses pemeliharaan dan perawatan mesin mesin
penghancur kacang tanah.

1.4 Batasan Masalah


Komponen-komponen yang terdapat pada perancangan konstruksi mesin
ini meliputi:
1. Daya motor
2. Poros
3. Bearing (Bantalan)
4. Pasak
5. Pulley dan Sabuk
1.5 Manfaat Perancangan
Berdasarkan rumusan dan tujuan yang telah diuraikan diatas maka manfaat
dari perancangan konstruksi mesin ini adalah:
1. Bagi penulis
a. Dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari perkuliahan.
b. Untuk menambah ilmu pengetahuan dalam merancang konstruksi
mesin.
c. Dapat menghitung dan menganalisa mesin yang akan dibuat.
2. Bagi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang
a. Menambahkan motivasi dari pengerjaan memodifikasi mesin
pemotong kacang tanah untuk selanjutnya.
4

b. Dapat membangun kerjasama antara lembaga pendidikan dengan


dunia perdagangan.
c. Memberikan gagasan baru untuk mesin pemotong kacang tanah.
3. Bagi masyarakat
a. Meringankan pekerjaan serta menghasilkan irisan kacang tanah
sesuai dengan yang diinginkan.
b. Menghemat waktu dalam proses pemotongan kacang tanah.
c. Meningkatkan kesejahteraan dengan memaksimalkan teknologi
tepat guna.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kacang Tanah

Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal


dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali
dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika) (Prihatman, 2000).
Kacang tanah memiliki kandungan protein 25-30%, lemak 40-50%,
karbohidrat 12% serta vitamin B1. Kacang tanah mengandung anti oksidan,
yaitu senyawa tokoferol, selain itu mengandung arakhidonat, dan mineral
(Kalsium, Magnesium, Phosphor, dan Sulfur), serta vitamin (riboflavin,
thianin, asam nikotinik, vitamin E, dan vitamin A). Hal ini menempatkan
Kacang tanah sebagai tanaman legum ke-2 di Indonesia setelah kedelai
(Cibro, 2008).

Gambar 2.1 Kacang Tanah


Sumber: http://shop.cahayasaktiagro.com

Produksi kacang tanah di Indonesia per hektar masih belum dapat


optimal, antara lain karena: teknik budidaya, hama penyakit, varietas,
persaingan dengan komoditi lain, juga lamanya periode kekeringan serta luas
lahan pertanian yang semakin sedikit karena telah beralih fungsi jadi
pemukiman, pembangunan sarana dan prasarana sosial (Ritonga dkk, 2008).
Kacang tanah adalah hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
berupa polong (gelondongan) dan/atau biji (wose) yang telah dikupas dan
dibersihkan dari kulit polongnya. Kandungan gizi kacang tanah dalam 100
gram bahan dari bagian yang dapat dimakan.
6

Tabel 2.1. Kandungan Gizi Kacang Tanah


Kandungan Gizi Kandungan
Kalori (kal) 452
Protein (g) 25,3
Lemak (g) 42,8
Karbohidrat (g) 21,1
Kalsium (mg) 58
Fosfor (mg) 335
Zat besi (mg) 1,3
Vitamin B1 (mg) 0,30
Vitamin C (mg) 3
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1981

Kacang tanah mengandung bahan-bahan yang sangat dibutuhkan untuk


menunjang kesehatan tubuh manusia, antara lain:
 Kaya protein.
Dengan kandungan protein 26-28% konsumsi kacang tanah sekali
makan (25 g) dapat memberi sumbangan protein 12% dari angka
kecukupan gizi (AKG) per hari. Kadar protein kacang tanah lebih tinggi
daripada telur, susu, dan daging.
 Menyimpan energi lebih lama.
Kacang tanah mempunyai indeks glisemik rendah. Tenaga yang
dihasilkan dari kacang tanah dilepaskan ke sistem peredaran darah
secara berangsur-angsur dan stabil. Oleh karena itu kadar gula darah
akan naik secara perlahan, sehingga kita merasa kenyang dan bertenaga
lebih lama.
 Serat alami tinggi.
Kacang tanah mengandung serat lebih tinggi. Serat makanan berperan
penting dalam mengurangi resiko terserang kanker, pengendalian
kolesterol, dan kadar gula darah.
 Mencegah serangan kanker dan penyakit jantung.
Kacang tanah mengandung antioksidan (beta-sitosterol dan reversatrol)
yang terbukti mampu menekan pertumbuhan kanker dan mengurangi
resiko penyakit jantung.
 Meningkatkan kekebalan tubuh.
7

Kacang tanah juga mengandung kadar arginin tinggi, yaitu asam amino
yang berguna untuk mencegah serangan jantung dan kanker,
memperkuat kekebalan tubuh, memperkuat perkembangan otot,
mempercepat penyembuhan luka, mengurangi rasa letih dan
menyembuhkan impotensi.
2.2 Mesin Penghancur Kacang Tanah
Mesin penghancur kacang tanah dengan penggerak motor listrik. Motor
listrik lebih dipilih karena industri yang di jalani industri kecil atau industri
rumah tangga, jadi energi listrik yang tersedia yaitu hanya sekitar 450-900
Watt. Mesin penghancur kacang tanah mempunyai beberapa komponen,
diantaranya adalah gerinda penghancur, poros, bantalan, pasak, sabuk, dan
puli. Dalam perencanaan mesin ini terdapat dua gerakan yaitu gerakan putar
gerinda dan gerakan maju bahan baku kacang tanah untuk penghancuran.
Untuk mendapatkan gerakan putar pada gerinda, perencana
menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya, sedangkan untuk
memasukan bahan baku kacang tanah untuk pembuatan rempeyek kacang
tanah perencana menggunakan sistem manual, yaitu dengan memasukan
bahan baku kacang tanah tersebut kedalam corong dengan menggunakan
tangan untuk proses penghancurannya dengan menggunakan daya input
kemotor maka alat ini akan berputar/bekerja sesuai perencana. Besarnya
kecepatan gerinda penghancur tergantung dari kecepatan inputnya yaitu
motor dan sistem transmisinya, juga dipengaruhi oleh banyak sedikitnya
kacang tanah yang akan dihancurkan dan ketajaman gerinda penghancur.
Apabila gerinda penghancur sudah tumpul dapat diganti, karena gerinda
penghancur dapat dilepas/diganti.
2.3 Komponen Mesin Penghancur Kacang Tanah
2.3.1 Gerinda Penghancur
Gerinda penghancur berfungsi sebagai alat penghacur kacang tanah.
Gerinda yang direncanakan pada perancangan ini yaitu gerinda dengan
ketebalan 50 mm dan berdiameter 290 mm. Cara kerja komponen ini adalah
dengan memasukan beberapa Kg bahan baku kacang tanah yang akan
dihancurkan kedalam corong mesin penghancur, yang dalam keadaan
8

berputar sehingga terjadi proses penghancuran, apabila bahan baku kacang


tanah sudah mulai habis maka masukan kacang tanah lagi dan seterusnya
sampai habis sampai kacang tanah dihancurkan semua.

2.3.2 Motor Listrik


Motor listrik digunakan untuk menggerakkan atau memutar poros pada
mesin penghancur kacang tanah. Putaran dari motor ini akan ditransmisikan
dengan menggunakan puli dan sabuk (v-belt).

Gambar 2.2 Motor Listrik


Sumber: http://www.blogteknisi.com

Motor yang digunakan pada mesin ini adalah motor listrik dengan
pertimbangan sebagai berikut: harga murah, mudah mengoperasikan, getaran
yang ditimbulkan lebih kecil, tidak menimbulkan polusi, perawatannya
mudah, hampir semua daerah terjangkau listrik.
Motor listrik adalah suatu alat yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Bagian terpenting dari elektro motor ini adalah
stator dan motor. Stator Merupakan komponen yang sangat menentukan
kinerja dari motor listrik, sehingga dapat dikatakan sebagai komponen utama
dalam motor listrik. Fungsi dari stator ialah untuk menghasilkan medan listrik
di sekitar rotor. Motor listrik dibedakan menjadi dua yaitu: motor listrik arus
bolak-balik (AC) dan motor listrik arus searah (DC). Satuan motor listrik
dibedakan menjadi dua yaitu: USC (US Customer Sistem), satuan yang
digunakan adalah Horse Power atau biasa disebut HP dan SI (Satuan
Indonesia), satuan yang digunakan yaitu Watt.
P
T =9550 × (Robert
n
L.Mott)
9

dimana, P = Daya motor (kW)


n = Putaran motor (rpm)

2.3.3 Poros
2.3.3.1 Macam-macam Poros
Poros merupakan bagian yang berputar, dimana terpasang elemen
peminda gaya, seperti roda gigi, bantalan dan lain-lain. Poros berperan
meneruskan daya bersama-sama dengan putaran. Pada umumnya poros
meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai dengan, dengan
demikian poros menerima beban puntir dan lentur (Sularso, 1997). Putaran
poros biasa ditumpu oleh satu atau lebih bantalan untuk meredam gesekan
yang ditimbulkan, lihat gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Poros di tumpu oleh dua bantalan


Sumber: http://www.blogteknisi.com

Ada beberapa macam jenis poros, di antaranya yaitu :


1. Poros Transmisi
Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau beban puntir dan
lentur. Poros transmisi berfungsi untuk meneruskan daya dari salah satu
elemen ke elemen yang lain melalui kopling.
2. Spindel
Spindel merupakan poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros
utama pada mesin perkakas di mana beban utamanya berupa puntiran.
10

Syarat yang harus dipenuhi oleh poros ini adalah deformasinya harus
kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3. Gandar
Poros gandar dipasang pada roda-roda kereta api barang, sehingga tidak
mendapat beban puntir, terkadang poros gandar juga tidak boleh
berputar. Gandar hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan
oleh penggerak mula yang memungkinkan mengalami beban puntir.
2.3.3.2 Hal-hal penting dalam perencanaan poros
Untuk merancanakan sebuah poros, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur, atau
gabungan antara puntir dan lentur. Poros juga ada yang mendapat beban
tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin, dan lain-lain.
Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter
poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak
harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk
menahan beban-beban seperti yang telah disebutkan di atas.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros telah memiliki kekuatan yang cukup, tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
ketidaktelitian pada suatu mesin perkakas. Hal ini dapat berpengaruh pada
getaran dan suaranya (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi).
Kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam
mesin yang akan menggunakan poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila kecepatan putar suatu mesin dinaikan, maka pada harga putaran
tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini
dinamakan putaran kritis. Hal semacam ini dapat terjadi pada turbin, motor
torak, motor listrik yang dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan
bagian-bagian lainnya.jika memungkinkan, maka poros harus
11

direncanakan sedemikian rupa, sehingga kerjanya menjadi lebih rendah


daripada putaran kritisnya.
4. Korosi
Penggunaan poros propeler pada pompa harus memilih bahan-bahan yang
tahan korosi (termasuk plastik), karena akan terjadi kontak langsung
dengan fluida yang bersifat korosif. Hal tersebut juga berlaku untuk poros-
poros yang terancam kavitasi dan poros pada mesin-mesin yang berhenti
lama. Usaha perlindungan dari korosi dapat pula dilakukan akan tetapi
sampai batas-batas tertentu saja.
5. Bahan poros
Poros pada mesin umumnya terbuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan difinis. Meskipun demikian, bahan tersebut kelurusannya agak kurang
tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang
seimbang misalnya jika diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa dalam
terasnya. Akan tetapi, penarikan dingin juga dapat membuat
permukaannya menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar. Poros-
poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat
tahan terhadap kausan. Beberapa bahan yang dimaksud di antaranya
adalah baja khrom, nikel, baja khrom nikel molibdem, dan lain-lain.
Sekalipun demikian, pemakaian baja paduan khusus tidak selalu
dianjurkan jika alasanya hanya untuk putaran tinggi dan beban berat saja.
Hal ini perlu dipertimbangkan dalam pengguanaan baja karbon yang diberi
perlakuan panas secara tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan.
2.3.4 Pulley
Puli V-belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk
mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Bentuk puli
adalah bulat dengan ketebalan tertentu, di tengah-tengah puli terdapat lubang
poros (lihat gambar 2.4). Puli pada umumnya dibuat dari besi cor kelabu FC
20 atau FC 30, dan adapula yang terbuat dari baja.
12

Gambar 2.4 pulley


Sumber: th.aliexpress.com

Perkembangan yang pesat dalam bidang penggerak pada berbagai


mesin yang menggunakan motor listrik telah membuat arti sabuk untuk alat
penggerak menjadi berkurang. Akan tetapi, sifat elastisitas daya dari sabuk
untuk menampung kejutan dan getaran pada saat transmisi membuat sabuk
tetap dimanfaatkan untuk mentransmisikan daya dari penggerak pada mesin
perkakas.
Keuntungan jika menggunakan puli :
1. Bidang kontak sabuk-puli luas, tegangan puli biasanya lebih kecil
sehingga lebar puli bisa dikurangi.
2. Tidak menimbulkan suara yang bising dan lebih tenang.
2.3.5 Sabuk-V (V-Belt)
Sabuk atau belt terbuat dari karet dan mempunyai penampung
trapesium. Tenunan, teteron dan semacamnya digunakan sebagai inti sabuk
untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan pada alur puli yang
berbentuk V pula. Bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan
sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga
akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan
transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal ini
merupakan salah satu keunggulan dari sabuk-V jika dibandingkan dengan
sabuk rata.
Pemilihan puli V-belt sebagai elemen transmisi didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Dibandingkan roda gigi atau rantai, penggunaan sabuk lebih halus,
tidak bersuara, sehingga akan mengurangi kebisingan.
2. Kecepatan putar pada transmisi sabuk lebih tinggi jika dibandingkan
dengan belt.
13

3. Karena sifat penggunaan belt yang dapat selip, maka jika terjadi
kemacetan atau gangguan pada salah satu elemen tidak akan
menyebabkan kerusakan pada elemen lain.
BAB III
PERENCANAAN PRODUK
3.1 Desain dan Prinsip Kerja
Secara garis besar, mesin penghancur kacang tanah direncanakan
sebagai berikut:

Gambar 3.1 Mesin penghancur kacang tanah


Sumber: Inventor 2013 (2018)

Prinsip kerja:
Untuk menggunakan mesin penghancur kacang ini dimulai dari
menyalakan mesin dengan cara menancapkan saklar ke listrik, kemudian
masukan kacang ke dalam corong untuk diproses pengillingan kacang,
melalui corong tersebut kacang akan masuk kedalam tempat pembelah atau
penghancur, kacang akan dihancurkan ditempat pembelahan atau
penghancuran.
Kacang tanah dihancurkan oleh gerinda dengan cara diputar melalui
bantuan as atau poros yang digerakan oleh puli pengerak dengan bantuan v-
belt, puli, dan motor. fungsi v-belt untuk mengerakan langsung kealiran listrik
sehingga puli penggerak akan memutar gerinda melalui as atau poros. Setelah
kacang dihancurkan melalui tempat pembelah atau penghancuran kacang
akan keluar melalui corong buang untuk masuk kedalam bak atau ember
14

penampungan sebagai tempat akhir proses pembelahan kacang, penampungan


kacang yang telah terbelah. Rangkaian dari mesin pembelah kacang
menggunakan mur atau baut yang berfungsi sebagai pengikat atau
pengencang sedangkan mesin pembelah juga memerlukan kerangka yang
berfungsi menumpu rangkaian mesin.
3.2 Perhitungan Komponen Mesin
3.2.1 Perencanaan Motor Listrik dan Beban Pada Poros
Perencanaan motor listrik pada mesin penghancur kacang tanah ini
sebagai berikut:
Daya Motor : 1 HP/ 0,746 kW
Putaran : 2850 rpm
Rencana Puli : 65 mm dan 175 mm
Berat Gerinda : 1,5 kg (14,715 N)
Berat Puli : 1 kg (9,81 N)
Data diatas dipergunakan untuk menghitung Torsi, besaran gaya pada
poros.
1. Putaran pada poros dua (poros yang digerakkan)
n × d1 2850 ×65
n2 = = =1058,571 rpm
d2 175
2. Torsi
0,746
T =9550 ×
1058,571
T =6,73 Nm
3. Gaya beban di titik A (Puli)
1,5× T
FBA=
d2
( )
2
1,5× 6,73
FBA= =115,37 N
0,175
( 2 )
4. Gaya potong pada gerinda?
Gaya dorong Ft=1,3 × FC
15

T 6,73
WTC= = =46,41 N ≈ 47 N
D 0,29/2
( )
2
WRC=1,3 × FC=1,3× 46,41=60,34 N ≈ 61 N

5. Menentukan besaran gaya pada gerinda dan puli


Pada Gerinda
- WTC+ w = FCY
47+14,715 = FCY
FCY = 61,715 N
- FCX = WRC
= 61 N
Pada Puli
FBA+ w = FAY
115,37+9,81= FAY
FAY = 125,18 N
6. Menghitung gaya pada sumbu Y

125,18 N 61,715 N

A B C D

0,024 m 0,15 m 0,15 m

∑ Momen D=0, Berlawanan arah jarum jam +


AD.FAY+BD.RBY+CD.FCY =0
0,324(125,18)+0,30(RBY)+0,15(61,715)=0
40,558+0,30(RBY)+9,257 =0
RBY = -166,051 N
∑ F=0, ↓+
FAY−RBY+RCY+RDY =0
16

125,18−166,051+61,715+RDY =0
20,844+RDY =0
RDY = -20,844 N
7. Diagram bidang momen sumbu Y
B=125,18 × 0,024= 3,00432 Nm
C=(125,18 × 0,174)-(166,051 × 0,15)= -3,126 Nm
8. Menghitung gaya pada sumbu X

0N 61 N

A B C D

0,024 m 0,15 m 0,15 m

∑ momen D=0, Berlawanan arah jarum jam +


FAX.AD+RBX.BD+FCX.CD =0
0+RBX(0,30)+61(0,15) =0
RBX = -30,5 N
∑ F=0, ↓+
FAX−RBX+FCX+RDX =0
0−30,5+61+RDX =0
RDX = -30,5 N
9. Diagram bidang momen sumbu Y
C=(0 × 0,174)−(30,5 × 0,15)= -4,575 Nm
3.2.2 Perencanaan Poros
Perencanaan poros pada mesin ini menggunakan perhitungan sebagai
berikut.
Jika poros tidak ada momen dan torsi yang bekerja,
D= √2,94 kt ( V ) N / s ' n (Robert L.Mott: 561)
dimana, kt = faktor konsentrasi tegangan
V = reaktan gaya pada X dan Y
N = faktor desain
17

sn = estimasi kekuatan daya aktual material


jika poros ada momen atau torsi maka digunakan rumus sebagai berikut.
1

[( )√ [ ] [ ]]
2 2 3
32 N kt . M 3 T (Robert L.Mott: 548)
D= +
π S 'n 4 Sy

dimana, M = momen bending


T = torsi
Sy = kekuatan luluh material (yield strength)
Pada perencanaan poros mesin penghancur kacang tanah ini
menggunakan baja karbon tipe AISI 1144. Pada bahan baja karbon tipe
AISI 1144 dipanaskan sebesar 600 °F. Dari bahan yang dipilih maka
diperoleh beberapa data yang mendukung untuk melakukan perhitungan
pada poros.

Gambar 3.2 Properties of heattreated AISI 1144


Sumber: Robert L.Mott (2004, A-8)
18

Gambar 3.3 Endurance strength sn versus tensile strength for wrought steel
for various surface conditions
Sumber: Robert L.Mott (2004, 175)

Tabel 3.1 Approximate reliability factors

Sumber: Robert L.Mott (2004, 175)

Dari gambar 3.2, 3.3 dan tabel 3.1 maka diperoleh nilai sebagai
berikut.
Tabel 3.2 Data AISI 1144
Sy 90.000 Psi (620,528 Mpa)
Tensile Strength 127.000 Psi (875,634 Mpa)
Sn 220 MPa
CR 0,75
Sumber: Data Pribadi (2018)
Memperkirakan ukuran diameter untuk menentukan nilai C S (faktor
ukuran). Pada mesin ini diperkirakan ukuran diameter sebesar 25 mm
dimana, akan didapat nilai CS sebagai berikut.
19

Gambar 3.4 Size factor


Sumber: Robert L.Mott (2004, 175)

Tabel 3.3 Size factors

Sumber: Robert L.Mott (2004, 175)

Nilai CS yang didapatkan dari perhitungan (D/7,62)-0,11 yaitu


(25/7,62)-0.11= 0,877. Nilai desain yang digunakan yaitu 2,0 sampai 2,5
untuk poros yang mengalami beban dinamis. Selanjutnya menghitung nilai
S’n dengan persamaan sebagai berikut.
S’n = Sn . CS . CR
= 220 MPa . 0,877 . 0,75
= 144,705 MPa → 20.987,68 Psi
20

1. Perhitungan poros pada titik A


1

[ √ [ ]]
2 3
32 N 3 T
DA=
π 4 Sy
1

[ √ [ ]]
2 3
32 ×2,5 3 59,56
DA= =0,244 inch
π 4 90.000
2. Perhitungan poros pada titik B
1

[ ( ) √[ ] ]
2 3
32 N kt . M
DB=
π S 'n
1

[ ( ) √[ ] ]
2 3
32 ×2,5 1,5 ×26,59
DB= =0,364 inch
π 20.987,68
3. Perhitungan poros pada titik C
MC=√ MCX 2+ MCY 2
MC=√ 4,5752 +3,132
MC=5,54
1

[( ) √ [ ] [ ]]
2 2 3
32 N kt . M 3 T
DC= +
π S 'n 4 Sy
1

[( ) √[ ]]
2 2 3
DC=
32× 2,5
π
1,5 × 49,03
20.987,68
+ ] [
3 59,56
4 90.000
=0,45 inch

4. Perhitungan poros pada titik D


V = √ 20,844 2+30,5 2=36,94 N ⟶8,3 lb
DD=√ 2,94 kt ( V ) N / s ' n

DD=
√ 2,94 × 1,5× 8,3 ×2,5
20.987,68
=0,066 inch

Dari perhitungan diameter poros diatas maka dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut.
Tabel 3.4 Hasil perhitungan poros
Komponen Nomor Diameter minimum Diameter yang
diameter direncanakan
Puli A 0,244 inch 6,20 mm 20 mm
Bearing B 0,364 inch 9,25 mm 25 mm
Kosong BC ˃B dan C ˃B dan C 40 mm
Gerinda C 0,45 inch 11,43 mm 30 mm
Bearing D 0,066 inch 1,676 mm 15 mm
Sumber: Data Pribadi (2018)
21

3.2.3 Perencanaan Bearing


Perencanaan bantalan (bearing) pada mesin dapat diketahui dari
perencanaan komponen sebelumnya yaitu poros. Pada poros yang
digerakkan memiliki rencana dua buah bantalan. Letak bantalan berada
pada titik B dan D. Diameter poros yang diberikan bantalan yaitu 25 mm
untuk B dan 15 mm untuk titik D. Perhitungan bearing/bantalan sebagai
berikut.
3.2.3.1 Mendesain bearing pada titik B (25 mm)
Dalam mendesain bantalan yang pertama dilakukan yaitu
menentukan jenis beban dan besar beban yang diberikan pada bantalan
berdasarkan diagram gaya.
R= √ RBX 2+ RBY 2
R= √ 30,52 +166,0512=168,83 N
Menghitung beban desain,
P=V . R V=1 (bagian dalam bearing yang berputar)
V=1,2 (bagian luar bearing yang berputar)
P=V . R
P=1 ×168,83=168,83 N (37,95 lb)
Menentukan jenis bearing tergantung arah beban yang didapatkan,

Tabel 3.5 Comparison of bearing type

Sumber: Robert L.Mott (2004, 600)

Dari tabel 3.5 maka penulis memilih bearing single-row, deep-


groove ball. Hal ini dikarenakan pada perencanaan mesin ini tidak
membutuhkan bearing dengan gaya beban aktual. Selanjutnya yaitu
menentukan umur pada bearing sesuai dengan pengaplikasiannya.
22

Tabel 3.6 Recommended design life for bearings

Sumber: Robert L.Mott (2004, 612)

Dari tabel 3.6 maka diambil data untuk umur (desain) pada bearing
yaitu 20.000-30.000. Hal ini mengacu pada jenis aplikasi mesin yaitu
general industrial machines. Setelah mengetahui data umur bearing,
langkah berikutnhya yaitu menetukan faktor kecepatan (fN) dan faktor
umur (fL) pada bantalan.

Gambar 3.5 Life and speed factors for ball and roller bearings
Sumber: Robert L.Mott (2004, 612)

Dari gambar 3.5 dapat diambil data nilai fN dan fL. Data yang
digunakan dalam menentukan nilai fN dan fL yaitu putaran pada poros
yang digerakkan dan umur (desain) pada bearing. Dari penjelasan diatas
maka diambil data sebagai berikut.
fN = 0,315
fL = 3,42
Dari data yang sudah diketahui maka dapat dihitung untuk nilai
Dynamic Load Rating (C). Berikut perhitungan Dynamic Load Rating
(C).
23

fL
C=P (Robert L.Mott, 612)
fN
3,42
C=168,83 N =1833,011 N
0,315
Untuk poros B yang memiliki diameter 25 mm, bearing yang dipilih
adalah series 6200 dengan nomor bearing 6205. Bearing tersebut dipilih
karena memiliki Basic Dynamic Load Rating (C) sebesar 2430 lb atau
10.809,18 N. Bearing 6205 dipilih karena C bearing ˃ C hitung.
Memperkirakan umur bearing (putaran) sebagai berikut.
3
C
Ld=( )P
× 10
6
(Robert L.Mott, 611)

3
2430 lb
Ld=(
37,95 lb )
6 11
× 10 =2,63 ×10 rev

3.2.3.2 Mendesain bearing pada titik D (15 mm)


Mendesain bearing pada titik D tidak jauh berbeda dari mendesain
bearing pada titik B. Hal tersebut dikarenakan adanya persamaan nilai
atau perhitungan yang akan dijelaskan sebagai berikut.
R= √ RDX 2 + RDY 2
R= √ 30,5 +20,844 =36,94 N
2 2

Menghitung beban desain,


P=V . R V=1 (bagian dalam bearing yang berputar)
V=1,2 (bagian luar bearing yang berputar)
P=V . R
P=1 ×36,94=36,94 N (8,30 lb)
Berdasarkan langkah pada perhitungan bearing pada titik B, maka
penulis mengambil data secara langsung sesuai langkah-langkah pada
bearing titik B. Berikut data untuk bearing pada titik D.
Design life = 20.000-30.000
fN = 0,315
fL = 3,42
24

Dari data yang sudah diketahui maka, dapat diketahui juga untuk
nilai C dengan perhitungan sebagai berikut.
fL
C=P (Robert L.Mott, 612)
fN
3,42
C=36,94 N =401,06 N
0,315
Untuk poros D yang memiliki diameter 15 mm, bearing yang dipilih
adalah series 6200 dengan nomor bearing 6202. Bearing tersebut dipilih
karena memiliki Basic Dynamic Load Rating (C) sebesar 1320 lb atau
5.871,65 N. Bearing 6202 dipilih karena C bearing ˃ C hitung.
Memperkirakan umur bearing (putaran) sebagai berikut.
3
C
Ld=( ) P
× 10
6
(Robert L.Mott, 611)

3
1320 lb
Ld=(
8,30 lb )
6 12
× 10 =4,022× 10 rev

3.2.4 Perencanaan Pasak


Pasak merupakan komponen dalam sebuah elemen mesin yang
berfungsi untuk mengikat dan meneruskan momen pada bagian – bagian
mesin lainnya seperti puli pada poros, roda gigi, sproket dan lainnya. Pada
perencanaan mesin ini akan dipasang dua buah pasak. Pasak pertama
dipasang pada puli dan pasak kedua dipasang pada gerinda. Hal pertama
yang diperhatikan adalah menentukan ukuran pasak dari tabel 3.7.

Tabel 3.7 Key size vs. shaft diameter


25

Sumber: Robert L.Mott (2004, 495)

Pada mesin ini mengunakan pasak Square. Pasak Square dipilih


karena pemasangan pasak berada pada diameter poros <6,5 inch, yang
berarti nilai (W=H).
3.2.4.1 Rencana Pasak pada Puli
Pada perencanaan pasak pada puli dipilih bahan yang lebih kuat
daripada bahan poros sehingga penulis menggunakan OQT 1300. Yield
Strength OQT 1300 yaitu 68.000 psi. Diameter poros pada puli yaitu 0,79
inch. Dilihat dari tabel 3.7 maka diperoleh nilai W yaitu 3/16 inch.
4 TN
L= (Robert
DWsy
L.Mott, 500)
4 ×59,56 × 2,5
L= =0,059 Inch ≈ 10 mm
0,79 ×0,1875 ×68.000
3.2.4.2 Rencana Pasak pada Gerinda
Pada perencanaan pasak pada gerinda dipilih bahan yang lebih kuat
daripada bahan poros sehingga penulis menggunakan OQT 1300. Yield
26

Strength OQT 1300 yaitu 68.000 psi. Diameter poros pada gerinda yaitu
1,18 inch. Dilihat dari tabel 3.7 maka diperoleh nilai W yaitu 1/4 inch.
4 TN
L= (Robert
DWsy
L.Mott, 500)
4 ×59,56 × 2,5
L= =0,030 Inch ≈ 10 mm
1,18× 0,25 ×68.000
3.2.5 Perencanaan Pulley dan Sabuk
Penentuan tipe sabuk yang direncanakan dapat dipilih dari diagram
pemilihan sabuk–V. Berdasarkan data sebelumnya yang meliputi daya
rencana dan putaran poros motor (putaran poros penggerak). Daya rencana
motor listrik yaitu 1 HP dengan putaran poros motor 2850 rpm.
Menghitung daya perancangan dengan rencana 12 jam/hari.

Tabel 3.8 V-belt service factors

Sumber: Robert L.Mott (2004, 274)

Dari tabel 3.8 maka diperoleh faktor layanan untuk daya rancangan
12 jam/hari yaitu 1,4.
Daya rancangan = 1,4 × 1= 1,4 HP
Jenis sabuk yang digunakan pada mesin ini adalah sabuk tipe 3V.
Sabuk tipe 3V dipilih berdasarkan gambar pemilihan sabuk yang
ditunjukkan pada gambar 3.6 dengan daya rancangan 1,4 serta kecepatan
2850 rpm.
27

Gambar 3.6 Selection chain for narrow-section industrial V-belts


Sumber: Robert L.Mott (2004, 274)

Menghitung rasio kecepatan normal,


Ratio = 2850:1058,571= 2,69
Menghitung kecepatan sabuk dan diameter puli,
Pada puli penggerak
π D1 n
vb=
12
3,14 ×2,56 × 2850
vb= =1909,12 ft /min
12
12 vb
D 1=
πn
12× 1909,12
D 1= =2,56 inch
3,14 × 2850
Pada puli yang digerakkan
π D2 n
vb=
12
3,14 ×6,89 ×1058,571
vb= =1908,48 ft /min
12
28

12 vb
D 2=
πn
12× 1908,48
D 2= =6,89 inch
3,14 ×1058,571
Jarak sumbu kedua poros
D2 < C < 3 (D2+D1)
6,89 < C < 3 (6,89+2,56)
6,89 < C < 28,35
C = 15 inch
Memperhitungkan panjang sabuk,
L=2C+1,57(D2+D1)+((D2-D1)2/4C)
L=2.15 + 1,57(6,89+2,56) + ((6,89-2,56)2/4.15)
L= 41,14 inch
Memilih sabuk standard pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Standard belt lengths for 3V, 5V, and 8V belts (in)

Sumber: Robert L.Mott (2004, 277)

L = 41,14 inch → 42,5 inch


B = 4L-6,28(D2+D1)
B = 4.42,5 – 6,28(6,89+2,56)
B = 110,654
110,654 + √ ( 110,654 ) −32 ( 6,89−2,56 )
2 2
C=
16
C = 13,66 inch
Sudut kontak,
29

θ1=180 °−2 sin−1 [ D 2−D1


2C ]
θ1=180 °−2 sin−1 [ 6,89−2,56
2 ×13,66 ]
θ1=161,761 ° θ2=180 ° +2 sin−1 [ D2−D 1
2C ]
θ2=180 ° +2 sin−1 [ 6,89−2,56
2 ×13,66 ]
θ2=198,239 °

Gambar 3.7 Angle of wrap correction factor


Sumber: Robert L.Mott (2004, 277)
30

Gambar 3.8 Belt length correction factor


Sumber: Robert L.Mott (2004, 277)

Berdasarkan nilai perhitungan θ1=161,761 ° , maka didapatkan


nilai Cθ = 0,95 (dilihat dari gambar 3.7). Sedangkan untuk nilai panjang
sabuk maka didapatkan nilai CL = 0,92 (dilihat dari gambar 3,8). Dari data
diatas maka diperhitungkan Corrected Power dan jumlah sabuk yang
digunakan.
Corrected Power = Cθ. CL. P
Corrected Power = 0,95 × 0,92 × 3,4
Corrected Power = 2,9716
Menghitung jumlah sabuk yang akan digunakan dalam perencanaan mesin
ini.
Number of belt = Design power : Corrected power
Number of belt =1,4 : 2,9716
Number of belt = 0,471 → 1
Berdasarkan perhitungan diatas maka disimpulkan bahwa pada
perencanaan mesin penghancur kacang tanah ini membutuhkan satu sabuk
tipe 3V.

BAB IV
PERAWATAN MESIN DAN PERBAIKAN MESIN
31

4.1 Perawatan Mesin


Perawatan adalah kegiatan rutin yang dilakukan dengan fungsi menjaga
kondisi mesin agar dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kapasitas mesin
secara efisisen. Tujuan perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Memperpanjang umur mesin agar bisa digunakan setiap waktu.
b) Menjamin kesiapan operasional pada semua komponen mesin dalam
proses produksi.
c) Menjamin keselamatan orang yang menggunakan mesin.
Perawatan pada komponen mesin pemotong kacang tanah merupakan
suatu aktifitas yang perlu dilaksananakan untuk mengoptimalkan mesin
sehingga dapat dipakai dan berfungsi dengan baik serta selalu memenuhi
kepuasan bagi pemiliknya. Perawatan yang baik sangat dibutuhkan agar dapat
mempermudah kegiatan mereparasi untuk mempertahankan mesin sampai
pada suatu tingkat kondisi tertentu yang ditunjukkan untuk menjaga agar
mesin berada dalam kondisi tetap baik dan bisa digunakan secara maksimal.
Perawatan suatu peralatan dapat diartikan sebagai usaha pencegahan,
pencegahan yang dimaksud adalah semua peralatan harus dirawat sebelum
peralatan tersebut mengalami kerusakan. Dengan adanya kegiatan ini maka
akan diperoleh keuntungan sebagai berikut:
a) Biaya perbaikan menjadi kecil.
b) Bentuk kegiatan perawatan dapat lebih terarah.
c) Penyediaan suku cadang menjadi lebih teratur dan dalam jumlah yang
sedikit.
d) Sedikit gangguan akibat adanya kerusakan tiba-tiba.
e) Tidak banyak membutuhkan peralatan atau mesin pengganti.
f) Peralatan bisa bertahan dalam waktu yang relatif lama.
Perawatan suatu komponen pada bagian mesin harus sesuai dengan
perkembangan teknologi dan mengikuti kondisi peralatan yang sudah ada.
Perawatan komponen pada setiap mesin mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda. Diperlukannya kehati-hatian pada saat melakukan
pemeliharaan mesin terhadap komponen yang rentan terhadap kerusakan.
32

Sehingga diperlukannya perawatan yang terjadwal untuk mengetahui kondisi


mesin secara signifikan.
4.1.1 Perawatan Motor
Tujuan perawatan pada motor listrik adalah untuk menjaga agar seluruh
komponen dapat beroperasi dengan baik, dikarenakan motor listrik
merupakan sistem induk dalam proses produksi, jika mengalami kendala akan
mengakibatkan produksi menjadi tergangu.
Jenis perawatan yang dilakukan dengan melakukan preventive
maintence/perawatan untuk pencegahan. Dapat dilakukan dengan perawatan
harian dan perawatan bulanan, seperti:
1) Bulanan
Mengecek derajat kelurusan poros dengan menggunakan dial indikator,
karena poros motor menahan beban dari puli dan tegangan dari sabuk.
2) Harian
a) Memeriksa mur baut apakah kendor, bila kendor kencangi.
b) Membersihkan dari kotoran dan debu, bisa dengan menggunakan
kuas atau kompresor.
4.1.2 Perawatan Poros
Jenis perawatan yang dilakukan dengan melakukan perawatan harian
seperti: Membersihkan poros dari kotoran yang menempel dengan
menggunakan kuas.
4.1.3 Perawatan Sabuk-V
Tujuan dari melakukan perawatan pada sabuk V-belt antara lain:
a) Untuk menjaga agar sabuk tetap dalam keadaan kencang.
b) Untuk menjaga agar sabuk terhindar dari kotoran yang terdapat
pada sabuk seperti air, pelumas dan kotoran lainnya yang dapat
meyebabkan slip pada sabuk.
Jenis perawatan yang dilakukan dengan melakukan preventive
maintence/perawatan untuk pencegahan. Dapat dilakukan dengan perawatan
harian dan bulanan, seperti:

1) Harian
33

a) Membersihkan kotoran yang menempel pada sabuk dengan


menggunakan lap bersih dan kering.
b) Mengecek seluruh bagian sabuk untuk memastikan apakah
terdapat cacat atau tidak.
2) Bulanan
a) Mengukur tegangan sabuk dengan mal ukur sabuk atau paling
tidak mendekati tegangan sabuk seperti semula.
4.1.4 Perawatan Puli
Tujuan untuk melakukan perawatan pada puli antara lain :
a) Untuk menjaga posisi puli pada transmisi agar tetap sejajar sehingga
sabuk V-belt dapat menempati alur puli dengan baik.
b) Untuk menjaga agar posisi puli pada poros tetap presisi, senter dan
kencang (tidak goyang).
c) Untuk menjaga puli tetap bersih dari kotoran yang dapat membuat slip
transmisi sabuk ketika mesin dioperasikan.
Jenis perawatan yang dilakukan dengan melakukan preventive
maintence /perawatan untuk pencegahan. Dapat dilakukan dengan
perawatan harian seperti:
a) Membersihkan kotoran pada alur puli dengan menggunakan lap
bersih dan kering.
b) Melakukan pengecekan kesejajaran posisi puli dengan menggunakan
alat bantu/mal sejajar seperti penggaris panjang.
c) Mengecek dudukan puli pada poros agar tetap kecang.
Peringatan:
a) Jangan mengoperasikan mesin apabila posisi puli dalam keadaan
tidak sejajar, dikarenakan akan mengakibatkan sabuk keluar jalur
dan akan membahayakan bagi pekerja.
b) Jika terdapat puli yang cacat seperti retak atau tidak senter disarakan
tidak mengoperasikan mesin terlebih dahulu, sebaiknya dilakukan
proses perbaikan atau penggantian komponen.

4.2 Perbaikan Mesin


34

Perbaikan pada mesin pemotong kacang tanah ini berupa penggantian


komponen-komponen mesin yang sudah tidak dapat berfungsi dengan baik
atau rusak. Dengan demikian mesin dapat selalu bekerja dengan baik. Selain
itu juga pengecatan pada rangka mesin dan bagian-bagian mesin lain yang
memungkinkan untuk dicat. Hal ini bertujuan untuk menahan bagian-bagian
tersebut agar tidak mudah mengalami korosi.
4.3 Pelumasan
Bagian yang bergerak pada suatu mesin apabila tidak diberi pelumas,
maka akan terjadi gesekan langsung antara logam dengan logam yang dapat
menaikkan temperatur. Sehingga kedua logam yang bergesekan tersebut
menjadi panas dan akhirnya menyebabkan keausan. Selain itu akibat dari
kerjanya akan menimbulkan kotoran dan kadang menimbulkan suara yang
berisik. Oleh karena itu, komponen mesin yang bergerak perlu diberi
pelumas. Fungsi dari pelumas antara lain :
a) Mengurangi atau memperkecil gesekan;
b) Sebagai media pendingin;
c) Meredam suara;
d) Sebagai media pembersih;
e) Menghindarkan keausan;
f) Mencegah korosi.
35

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Mesin pemotong kacang tanah adalah sebuah mesin dengan bentuk
modifikasi sederhana yang terdiri dari elemen-elemen yang berputar dan
berfungsi untuk merajang kacang tanah. Prinsip kerja dari mesin penghancur
kacang ini adalah kacang tanah masuk melalui corong dan masuk ke ruang
penghancur. Di ruang penghancur, kacang tanah akan dihancurkan oleh
gerinda dengan bantuan plat pengahncur yang ada di ruang penghancuran.
Kacang yang sudah hancur akan keluar melalui corong sehingga siap untuk
diproses selanjutnya.
Dari uraian hasil perhitungan perencanaan, diperoleh ukuran-ukuran
komponen mesin sebagai berikut.
1. Motor Listrik
Rencana daya motor : 1 HP
Putaran : 2850 rpm
2. Poros
Ukuran diameter bertingkat yaitu 20, 25, 40, 30 dam 15 mm.
3. Bantalan
Diameter bantalan 1 : 25 mm
Diameter bantalan 2 : 15 mm
4. Pasak
Panjang pasak 1 : 10 mm
Panjang pasak 2 : 10 mm
5. Puli dan Sabuk
Tipe sabuk : 3V
Panjang sabuk : 42,5 inch
Diameter puli 1 : 65 mm
Diameter puli 2 : 175 mm
Jarak sumbu (C) : 13,66 inch
36

5.2 Saran
Setelah melihat hasil perencanaan dan perhitungan serta pembahasan
dari perencanaan mesin ini, maka penulis ingin memberikan beberapa saran:
1. Kepada Jurusan Teknik Mesin, untuk menindaklanjuti alat-alat yang telah
dirancang mahasiswa untuk di implementasikan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan sehingga alatnya dapat memberi nilai guna bagi
masyarakat.

2. Kepada Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, untuk merencanakan suatu


mesin/alat sebaiknya mengacu pada literatur yang kuat sehingga
perencanaan tersebut dapat dipertanggung jawabkan.
3. Kepada Pihak Perpustakaan, agar menambah buku-buku tentang wawasan
pemotong kacang.
4. Kepada Perancang Selanjutnya, karena masih terdapat beberapa
kekurangan dalam perencanaan mesin pemotong kacang tanah ini, maka
diharapkan dapat membuat modifikasi yang lebih baik dari yang sudah ada
dan meminimalkan biaya pembuatan mesin ini.
DAFTAR RUJUKAN
Adisarwanto, T., A.A. Rahmianna dan Suhartina, 1993. Budidaya Kacang Tanah.
Dalam A.Kasno, A. Winarto dan Sunardi (Eds.): Kacang Tanah. Badan
Penelitian danPengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan
Malang. 91 – 107.
Arsyad, D.M. dan Asadi, 1993. Progress Report on Legumes Varietal Selection
for Condition Afterlowland Rice and for Acid Soils. Cent. Rest. Inst.
For Food Crops. 154p.
Badan Pusat Statistik. Hasil sensus penduduk BPS Tahun 2010
Barus, Y., Lukman Hutagalung, Hasanah, Muchlas, Bambang Wijayanto, Suranto,
Endriani, 2000. Uji Adaptasi Paket Teknologi Kacang Tanah. Loka
Pengkajian Teknologi Pertanian Natar. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. 23p.
Cibro, M.A, 2008. Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis Hypogaea)
Terhadap Penambahan Mikoriza pada Berbagai Cara Pengolahan
Tanah. Tesis. Program Studi Agronomi, Sekolah Pascasarjana,
Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal. 80-98.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1981
Harsono, 1997. Sowing Time and Fertilization Effects on Groundnut after Maize
on an Alfisol Upland in Indonesia. International Arachis New Letter. 17
(57-59)
37

http://shop.cahayasaktiagro.com
http://www.blogteknisi.com
Mott, Robert L. 2004. Machine Elements in Mechanical Design, 4th ed., Pearson
Education, Inc, USA
Ritonga, A.W., Fefin. I., Dewi. L., Adi. D., Rohim. F., Goni, Yuyun. K.L., Lina.
N., Tri. L., Dedi. P., Ratih. D., Hardi. F., dan Priwanto. 2008. Laporan
Praktek Usaha Pertanian Produksi Benih Kacang Tanah Varietas Gajah.
Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Sularso dan Suga Kiyokatsu, 1997. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen
mesin. Jakarta : PT Pradnya Paramita.
th.aliexpress.com

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai