Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

Komunikasi dalam promosi kesehatan

Dan konsep penyuluhan

Dosen Pembimbing :

Linda Presti F., S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Mahasiswa :

1. Ade Fatika. P (0118002) 9. Miftakhul Jannah (0118024)


2. Adi Ningsih. K (0118003) 10. Moh. Holilurrohman (0118026)
3. Diah Ayu Wulandari (0118011) 11. Nuraida Duwi (0118029)
4. Ellsa Aviana (0118014) 12. Putri Diah (0118032)
5. Fanny Okte. N (0118015) 13. Shike Yolandyta (0118038)
6. Irbah Syarof. A (0118019) 14. Siti Rifti (0118039)
7. Kiki Aprilia. M (0118021) 15. Erlin Wiwin. S (0118091)
8. Lailatul Mudrika (0118022)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "
injeksi subcutan dan intradermal" atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Linda
Pretsi F ., S,Kep., Ns., M.Kes selaku Dosen Pengampu yang telah memberikan bimbingan,
saran, dan ide dalam menyelesaikan makalah mata kuliah pendidikan dan promosi kesehatan

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 17 Juni 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi...................................................................................................................3

BAB I PENDAH ULUAN

1.1 Latar belakang masalah......................................................................................5


1.2 Rumusan masalah...............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN Komunikasi dalam promosi kesehatan

2.1 Pengertian komunikasi secara umum.................................................................6

2.2 komunikasi dapat dilihat dari 3 segi....................................................................6

2.3 promosi kesehatan...............................................................................................7

2.4 faktor faktor penghambat komunikasi.................................................................8

2.5 faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi..................................................10

2.6 peran komunikasi dalam promosi kesehatan.....................................................11

BAB III PEMBAHASAN Konsep penyuluhan kesehatan

3.1 pengertian penyuluhan.......................................................................................14

3.2 tujuan penyuluhan kesehatan.............................................................................14

3.3 faktor faktor keberhasilan dalam penyuluhan....................................................15

3.4 klasifikasi media penyuluhan.............................................................................16

3.5 media penyuluhann.............................................................................................17

3.6 peran media dalam penyuluhan kesehatan.........................................................19

3.7 fungsi media penyuluhan...................................................................................20

3.8 hal hal yang harus ada dalam penyuluhan.........................................................21

3.9 metode metode dalam penyuluhan....................................................................22

3
BAB IV PENUTUP

4.1Kesimpulan...............................................................................................24

4,2 Saran........................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan komunikasi digunakan
untuk memberikan informasi (pesan) keada publik, dengan tujuan mempengaruhi
khalayak dan menggambarkan kebudayaan pada akivitas komunikasi sekaligus
merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat.
Komunikasi juga sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang, salah satunya
dibidang kesehatan guna mempengaruhi, mengajak, serta merubah pola pikir
masyarakat terhadap kesehatan ke arah yang lebih baik.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan
maupun secara kelompok dan meminta pertolongan (Effendy, 1998). Pendidikan
kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan
dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat . (Suliha, dkk., 2002).

B. Rumusan Masalah
a. apa saja konsep dasar komunikasi
b. bagaimana komunikasi dlm kesehatan
c. mengapa komunikasi penting dlm kesehatan
d Pengertian Penyuluhan Kesehatan?
e. Tujuan Penyuluhan Kesehatan?
f. Faktor-faktor Keberhasilan dalam Pemberian Penyuluhan?
g. Media-media Penyuluhan beserta Fungsinya?
h. Metode-metode dalam Penyuluhan Kesehatan?

5
BAB II

PEMBAHASAN

Komunikasi dalam promosi kesehatan

2.l Pengertian komunikasi secara umum


Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi secara
kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai
konsekuensi hubungan social (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua
orang yang saling berhubungan satu sama lain yang, karena hubungan menimbulkan
interaksi social ( social interaction). Terjadinya interaksi social disebabkan karena
interkomunikasi.

2.2 Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari tiga segi :
A. Pengertian komunikasi secara etiologis
Secara etiologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari
Bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber pada kata communis.
Perkataan communis tersebut dalam pembahasan kita ini sama sekali tidak ada
kaitanya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam kegiatan politik. Arti
communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna
mengenai suatu hal. Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang
terkait terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya,
jika seseorang mengerti tentang suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika
seseorang mengerti tentang suatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, mereka itu
bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti komunikasi tidak berlangsung.
Dengan lain perkataan, hubungan antara orang-orang itu tidak komunikatif.

B. Pengertian komunikasi secara termiologis


Secara termiologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pertanyaan
oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi
melibatkan sejumlah orang, dimana seorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.
Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu manusia. Karena orang lain. Jadi, yang
terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia. Karena itu, komunikasi yang

6
dimaksudkan disini adalah komunikasi manusia atau dalam Bahasa asing human
communication, yang sering kali pula disebut komunikasi social. Komunikasi
manusia sebagai singkatan dari komunikasi antar manusia dinamakan komunikasi
social atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia-manusia yang
bermasyarakat terjadi komunikasi. Masyarakat terbentuk paling sedikit dari dua orang
yang saling berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya. Robinson Crusoe,
yang hidup menyendiri di sebuah pulau terpencil, tidak hidup bermasyarakat karena
dia hidup sendirian. Oleh sebab itu dia tidak berkomunikasi dengan siapa-siapa.

C. Pengertian komunikasi secara paradigmatis


Dalam paradigmatis komunikasi mengandung tujuan tertentu ada yang
dilakukan secara lisan, secara tatap muka ataupun melalui media masa seperti surat
kabar, radio, televii, film maupun media nonmassa, misalnya telefon, papan
pengumuman, poster dsb. Jadi komunikasi dalam paradigmatis bersifat intersional,
mengandung tujuan karena itu harus dilakukan dengan perncanaan. Sejauh mana
kadar perencanaan tersebut bergantung pada pesan yang akan dikomunikasikan dan
pada komunikasi yang dijadikan sasaran. Mengenai komunikasi secara paradigmatis
ini banyak definisi yang banyak dikemukakan oleh para ahli tetapi dari sekian banyak
definisi tersebut dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya
yang hakiki, yaitu : “komunikasi proses menyampaikan suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku
baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.” Dalam definisi
tersebut tersimpul tujuan yakni memberi tahu atau merubah sikap (attitude), pendapat
(opini) atau perikaku (behaviour).

2.3 Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan berasal berasal dari kata bahasa inggris yaitu health promotion.
Sesungguhnya penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health
kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan para ahli kesehatan masyarakat di
Indonesia menerjemahkan lima tingkat pencegahan (five leves of prepention)
dari H.R.Leavelldan E.G Clark dalam buku preventif medicine for the doctor in his
community.Menurut Leavell danClark(1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat,
terdapat lima tingkat pencegahan terhadap penyakit yaitu :

7
1. Promotion of health
2. Specific protection
3. Early diagnosis and prompt treatment
4. Limitation of disability, and
5. Rehabilitation
Tinggkat pencegahan yang pertama yaitu promotion of health oleh para ahli kesehatan
masyarakat di Indonesia diterjemahkan menjadi peningkatan kesehatan bukan promosi
kesehatan. Mengapa demikian? Tidak lain karena makna yang terkandung dalam istilah,
promotion of health adalah mningkatkan kesehtan seseorang yaitu melalui asupan gizi
seimbang, olah raga teratur dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat tidak
terserang penyakit. Namun demikian, bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak
ada hubungannya dengan pomosi kesehatan Leavell dan Clark dalam perjaelasannya
dalam promotion of health menyaakan bahwa selain mellui peningkatan gizi dll,
peningkatan kesehatan juga dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan
(health aducation) kepada individu dan masyarakat. Organisasi kesehatan dunia WHO
Jadi, promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial maka masyarakat harus mampu
mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya dan mampu mengubah dan
mengatasi lingkungannya (lingkungan, fisik, sosial, budaya dan sebagainya). Dalam
konferensi health promotion dimaknai perluasan dari health education atau pendidikan
kesehatan.

2.4 Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi


a. Hambatan sisio antro psikologis
proses komunikasi berlangsung dalam kontek situasional. Ini berarti komunikator
harus mmperhatikan situasi ketika komunikasi dilakukan sebab situasi sangat
berpengaruh terhadap kelancaran berkomunikasi, terutama situasi yang berhubungan
dengan faktor-faktor sosiologis- antropologis- psikologis.
b. Hambatan sosiologis
Seorang sosiolog jerman bernama Ferdinand Tonnies mengklarifikasikan kehidupan
manusia dalam msyarakat menjadi dua jenis pergaulan yang ia
namakan gemeninschaft dan gesellschaft. Gemeninschaft adalah pergaulan hidup yang
bersifat pribadi, statis dan tak rasional, seperti dalam kehidupan rumah

8
tangga. Gesellschaft adalah pergaulan hidup yang bersifat tak pribadi dinamis dan
rasional, dalam kantor dan pergaulan organisasi.
c. Hambatan antropologis
Manusia, meskipun satu sama lain sama denggan jenisnya sebaga mahkluk hidup
homosapiens, tetapi ditakdirkan berbeda dalam bnanyak hal. Berbeda dalam postur,
warna kulit dan kebudayaan, yang pada kelanjutanya berbeda dalam gaya hidup,
norma, kebiasaan dan bahasa. Dalam melancarkan komunikasinya seseorang
komunikator tidak akan berhasil apabila ia tidak mengenal siapa komunikan yang
dijadikan sasaranya. Yang dimaksud dengan “ siapa” disini bukan nama yang
disandang, melainkan ras apa bangsa apa atau suku apa.dengan mengenal dirinya,
akan mengenal pula kebudayaanya gaya hidup dan norma kehidupanya kebiasaan
dan bahasanya.
D. Hambatan psikologis
Faktor pskoologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi. Hal ini umumnya
disebabkan si komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak mengkaji diri
komunikan. Komunikasi sulit untuk berhasil apabila komunikan sedang sedih,
bingung, marah merasa kecewa merasa iri hati dan kondisi sikologis lainya. Jika
komunikasi menaruh prasangka kepada komunikator. Prasangka merupakan salah
satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, kaena orang yang berprasangkan
belum apa-apa sudah menentang komunikator. Pada orang yang bersikap prasangka
emosinya menyebabkan dia menarik kesimpuan tanpa mnggunakan pikiran secara
rasional.
E. Hambatan semantis
Faktor semantis menyangkut bahasa yang dipergunaan komunikator sebagai “alat”
unutk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran
komunikasinya seorang komunikator harus benar- benarr memperhatikan gangguan
semantis ini, sebab salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian,
atau salah tafsir, yang pada giliranya bisa menimbulkan salah komunikasi. Gangguan
semantis kadang-kadang disebabkan pula oleh aspek antropologis, ykni kta-kata yang
sama bunyinya dan tulisanya, tetapi memiliki makna yang berbeda. Jadi untuk
menghilangkan hambaan semantis dalam komunikasi, eorang komunikator harus
mengucapkan pernyataanya dengan jelas dan tegas, memilih kata-kata yang tidak
menimbulkan persepsi yang salah, dan disusun dengn klimt-limat yang logis.

9
F. Hambatan mekanis
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan
komunikasi. Banyak contoh yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari : suara
telefon yang krotokan, ketikan huuruf yang buram pada surat, suara yang hilang
muncul pada pesawat radio, berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya,
gambar yang meliuk-liuk pada pesawat televisi dll. Hambatan pada media tidak
mungkin diatasi oleh komunikator, misalnya hambatn yang dijumpai pada surat
kabar, radio, televisi. Tetapi pada beberapa media komunikator dapat saja mengatasi
dengan mengambil sikap tertentu, misalnya ketika sedang menelepon terganggu oleh
krotokan.
G. Hambatan ekologis
Hambatan ekologis disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses
berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan. Contoh hambatan
ekologis adalah suara riuh orang-orang atau kebisingan lalu lintas, suara hujan
ataupun petir, suara pesawat ternang lewat. Suara komunikasi yang tidak
menyenangkan seperti itu dapat diatasi komunikator dengan menghindarkanya jauh
sebelum atau dengan mengatasinya pada saat sedang dalam komunikasi. Dalam
menghadapi gangguan seperti hujan petir, pesawat terbang lewat dan datangnya tiba-
tiba tanpa diduga terlebih dahulu, maka komunikator dapat melakukan kegiatan
tertentu, misalnya berhenti dahulu sejenak atau memperkeras suara

2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi


a. Credibility Artinya adalah bahwa pesan yang disampaikan berasal dari sumber yang
berkualitas.
b. Content Artinya pesan yang disampaikan yang ada manfaatya bagi sasaran.
c. Context Artinya pesan yang disampaikan ada hubunganya dengan kepentingan dan
ataupun kehidupan sehari-hari.
d. Clariry Artinya haruslah dipilih pesan komunkasi sedemikian rupa sehingga pesan
yang disampaikan lebih mudah diterima secara jelas.
e. Continuity and consistensy artinya pesan yang akan dikomunikasikan tersebut harus
sering dan terus menerus disampaikan.
f. Channel artinya harus dapat dipilih media penyampaian pesan yang sesuai dengan
sasaran yang akan dicapai.

10
g. Capability of the audience artinya dalam menyyampaikan pesan harus diperhitungkan
kemampuan dari sasaran dalam menyampaikan pesan.

2.6 Peran Komunikasi Dalam Promosi Kesehatan


Keefektifan komunikasi tidak saja ditentukan oleh kemampuan berkomuniksi, tetapi
juga oleh dari si komunikator. Jika ternyata informasi yang diutarakan itu tidak sesuai
dengan diri komunikator betapapun tingginya teknik komunikasi yang dilakukan
hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.

A. Etos komunikator
Keefektifan komunikasi ditentukan oleh etos komunikator. Etos adalah nilai diri
seseorang yang merupakan paduan dari koknisi, afeksi, dan konasi. Jelas kiranya
bahwa suatu informasi atau pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan
atau komunikatif apabila terjadi proses psikologis yang sama antara insan-insan yang
terlibat dalam proses tersebut. Dengan lain kata informasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikasi itu. Situasi komunikasi seperti ini akan terjadi
apabila terdapat etos dalam diri komunikator. Etos tidak timbul pada diri seseorang
begitu saja, tetpi ad faktor-faktor tertentu yang mendukung. Faktor-faktor itu adalah :
1. Kesiapan yaitu Seorang komunikator yang tampil di mimbar harus
menunjukan kepada khalayak, bahwa iya muncul di depan forum dengan
persiapan yang matang. Kesiapan ini akan tampak pada gaya komunikasinya
yang meyakinkan dan menguasai semua materi yang disampaikan, dan pidato
dengan segala kesiapan yang matang kecil kemungkinanya akan gagal.
2. Kesungguhan yaitu seorang komunikator yang berbicara dan membahas suatu
topik dengan menunjukan kesungguhanya akan menimbulkan kepercayaan
pihak komunikan kepadanya. Banyak orator politik yang berhasil menyisipkan
suatu humor di dalamnya tetapi dengan hati-hati mereka mengindarkan diri dari
julukan sebagai pelawak.
3. Ketulusan yaitu seorang komunikator harus membawakan pesan kepada
khalayak bahwa ia berhati tulus dalam niat perbuatanya, ia harus hati-hati
untuk menghindarkan kata-kata yang mengarah pada kecurigaan kepada
ketidak tulusan komunikatorKepercayaan yaitu seorang komunikator harus
senantiasa memancarkan kepastian. Ini harus muncul dengan penguasaan diri
dan situasi secara sempurna dia harus selamanya siap menghadapi segala

11
situasi. Tetapi kendati itu dia harus menunjukan kepercayaan dirinya jangan
sekali-kali bersikap takabur.
4. Ketenangan khalaak cenderung akan menaruh kepercayaan kepada
komunikator yang tenang dalam segala penampilanya dan tenang dalam
mengatur kata-kata. Ketenangan ini perlu dipelihara dan selalu ditunjukan pada
setiap peristiwa komunikasi menghadapi khalayak.ketenangan yang ditunjukan
komunikator akan menimbulkan kesan pada komunikan bahwa komunikator
merupakan orang yang sudah berpengalaman dalam menghadapi khalayak dan
menguasai persoalan yang akan dibicarakan.
5. Keramahan kerahaman komunikator akan menimbulkan rasa simpati
komunikan kepadanya. Keramahan tidak berarti kelemahan tetapi
pengekspresian sikap etis. Lebih-lebih jika komunikator muncul dalam forum
timbul tanggapan salah seorang diantara yang hadir berupa kritikan pedas.
Dalam situasi seperti ini sikap hormat komuniktor dalam me,beikan jawaban
akan meluluhkan sikap emosional si pengeritik dan akan menimbulkan rasa
simpati kepada komunikator.
6. Kesederhanaan tidak hanya meyangkut hal-ha tang bersifat fisik tetapi juga
dalam hal penggunaan bahasa sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaan dan dalam gaya mengkomunikasiksnys. Kesederhanaan sering kali
menunjukan keaslian dan kemurnian sikap. Dalam kehidupan sehari-hari sering
kali menunjukan komunikator yang meniru gaya orang lain. Yang ditiru adalah
orang-orang yang mansyur.
B. Sikap komunikator
Sikap adalah suatu kesiapan kegiatan suatu kecenderungan pada diri seeorang
untuk melakukan suatu kegiatan yang menuju atau njauhi nilai-nilai sosial.dalam
hubungnya dengn kegiatan komuniksi yang melibatkan manusianya sebagai sasaran,
dalam diri komunkator terdapat lima sikap, yakni :
1. Reseptif sikap ini berarti kesadaran untuk menerima gagasan dari orang lain dari
staf pimpinan, karyawan, teman bahkan tetangga. Bagi komunikator tidak akan ada
ruginya untuk menerima gagasan dari orang lain, sebab tidak jarang sebuah
gagasan yang semula dinilai buruk dapat dikembangkan sehingga menjadi suatu
gagasan yang bermanfaat.
2. Selektif seperti halnya dengan faktor reseptif faktor selektif pun penting bagi
komunikator dalam perananya selaku komunikan, sebagai persiapan untuk menjadi

12
komunikator yang baik. Jadi untuk jadi komunikator yang baik ia harus menjadi
komunikan yang terampil tetapi dalam menerima pesan dari orang lain dalam
bentuk gagasan atau informasi, ia harus selektif dalam rangka pembinaaprofesinya
untuk diabdikan kepada masyarakat.
3. Asimilatif berarti kemampuan komunikator dalam mengorelasikan gagasan atau
informasi yang ia terima dari orang lain secara sistematis dengan apa yang akan
telah ia miliki dalam benaknya yang merupakan hasil pendidikan dan
pengalamanya. Formulasi dari perpaduan kedua aspek tersebut dkembangkan
sehingga menjadi konsep suatu bahan untuk dikomuniksikan.
4. Dijestif yang kemampuan komunikator dalam mencerna gagasan atau informasi
dari orang lain sebagai bahan bagi pesan yang kan ia komunikasikan. Ia mampu
memahami makna yang lebih luas dan lebih dalam dari yang tersurat ia mampu
melihat intiny yang hakiki seraya dapat melakukan prediksi akibat dari pengaruh
gagasan informasi sebelumnya.
5. Transmisif yakni kemampun komunikator dalam mentransmisikan konsep yang
telh ia formulasikan secara kognitif, afektif, konatif kepada orang lain dengan lain
kata ia mampu memilih kata-kata yang fungsional mampu menyusun kalimat
secara logis, mampu memilih waktu yang tepat sehingga komunikasi yang ia
lancarkan menimbulkan dampak yang diharapkan

13
BAB III

PEMBAHASAN

Konsep penyuluhan kesehatan

3.1 Pengertian Penyuluhan


Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat agar mereka
tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi,
pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya (Subejo, 2010).
Pengertian penyuluhan kesehatan sama dengan pendidikan kesehatan masyarakat
(Public Health Education), yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan
adanya pesan tersebut atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan
yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa
akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Penyuluhan kesehatan juga suatu proses, dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang
menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh
banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping
masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang
melakukannya, dan alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan. Agar dicapai suatu hasil
optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Hal ini berarti,
bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus menggunakan cara tertentu
pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan
disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan sasaran massa
dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran
individual dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

3.2 Tujuan Penyuluhan kesehatan


Menurut Effendy (1998 cit Anonima, 2008) tujuan penyuluhan kesehatan adalah
tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam
upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, terbentuknya perilaku sehat pada

14
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat
baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian,
menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan.

3.3 Faktor-faktor Keberhasilan dalam Penyuluhan


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru
yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi didapatnya.
2) Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam
manerima informasi baru.
3) Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang
tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan
menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4) Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang
yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan
penyampai informasi.
5) Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.
Media dalam penyuluhan, kelebihan dan kekurangan tiap media

15
3.4 Klasifikasi Media Penyuluhan
Terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut:
1. Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media
sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya
liputan, yaitu :
a. liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile
b. liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape
c. media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan
komputer dan telpon.
2. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu : benda untuk
di demonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak,
film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut
dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang
dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh
prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan
alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.
3. Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam, film,
televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi, buku
teks cetak, dan sajian lisan. Di samping mengklasifikasikan, Allen juga mengaitkan
antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Allen
melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk tujuan belajar tertentu
tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen mengungkapkan enam tujuan
belajar, antara lain: info faktual, pengenalan visual, prinsip dan konsep, prosedur,
keterampilan, dan sikap. Setiap jenis media tersebut memiliki perbedaan
kemampuan untuk mencapai tujuan belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.
4. Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya
atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi
grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan
simulasi.

16
5. Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks
tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi
dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media proyeksi;
televisi, video, komputer. Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media
pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam
melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran
untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan,
materi, serta kemampuan dan karakteristik pebelajar, akan sangat menunjang
efisiensi.

3.5 Media Penyuluhan


Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan
kesehatan bagi masyarakat yang dituju.
Menurut Notoatmodjo (2005), media penyuluhan didasarkan cara produksinya
dikelompokkan menjadi :
A. Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Media cetak terdiri dari :
1. Booklet atau brosur adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan
dan bentuk buku, baik tulisan ataupun gambar. merupakan barang cetakan yang
berisikan gambar dan tulisan (lebih dominan) yang berupa buku kecil setebal
10-25 halaman, dan paling banyak 50 halaman. Booklet ini dimaksudkan untuk
memepengaruhi pengetahuan dan keterampilan sasaran tetapi pada tahapan
menilai, mencoba dan menerapkan. Dalam penggunaan media cetak brosur
sebagai media pertanian ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
a. Gaya bahasa, kata-kata dan istilah harus mudah dimengerti kalimatnya
ringkas dan jelas sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran,
b. Sebaiknya kata yang tertulis dilengkapi dengan gambar atau foto agar
lebih jelas dan mudah dimengerti,
c. Tulisan atau materi yang disajikan harus bersifat nyata, baik, dan
menguntungkan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
d. Harus mengandung daya penarik pembaca, kertas yang baik, berwarna,
bergambar, atau bentuknya menarik untuk dibaca (Syafrudin, 2008).

17
2. Leaflet atau folder adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui lembar
yang dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar. sama hal nya
dengan pamflet keduanya merupakan barang cetakan yang juga dibagi-bagikan
kepada sasaran penyuluhan. Bedanya adalah umumnya dibagikan langsung oleh
penyuluh, leaflet selembar kertas yang dilipat menjadi dua (4 halaman)
sedangkan folder dilipat menjadi 3 (6 halaman ) atau lebih, leaflet dan folder
lebih banyak berisikan tulisan daripada gambarnya dan keduanya ditujukan
kepada sasaran untuk emepengaruhi pengrtahuan dan keterampilannya pada
tahapan minat, menilai dan mencoba.
3. Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat maupun
kombinasi. Selebaran yaitu barang cetakan yang berupa selebar kertas
bergambar atau bertulisan yang dibagi-bagikan oleh penyuluh secara langsung
kepada sasarannya, disebarkan ke jalan raya atau disebarkan dari udara melalui
pesawat terbang atau helikopter. Alat peraga seperti ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesadaran dan minat sasarannya meskipun demikian, jika berisi
informasi yang lebih lengkap dapat dimanfaatkan oleh sasaran pada tahapan
menilai dan mencoba.
4. Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam
bentuk lembar balik berisi gambar dan dibaliknya berisi pesan yang berkaitan
dengan gambar tersebut. adalah sekumpulan poster selebar kertas karton yang
digabungkan menjadi satu. Masing-masing berisikan pesan terpisah yang jika
digabungkan akan merupakan satu kesataun yang tidak terpisahkan yang ingin
disampaikan secara utuh. Flipcard dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap,
penegtahuan atau keterampilan. Akan tetapi, karena biasa digunakan dalam
pertemuan kelompok, alat peraga ini lebih efektif dan efisien untuk disediakan
bagi sasaran pada tahapan minat, menilai, mencoba.
5. Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah
kesehatan.
6. Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya
ditempel di tempat umum. merupakan barang cetakan yang ukurannya relatif
besar untuk ditempel atau direntangkan di pinggir jalan. Berbeda dengan
placard yang banyak berisiskan tulisan, poster justru lebih banyak berisi
gambar. Keduanya dimaksudkan untuk mempengaruhi perasaan/sikap dan
pengalaman pada tahapan sadar dan minat.

18
7. Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk member
informasi dan menghibur. merupakan alat peraga yang dimaksudkan untuk
mengenalkan inovasi atau menunjukkan bukti-bukti keberhasilan/keunggulan
satu inovasi yang ditawarkan. Photo ini dimaksudkan untuk mempengaruhi
sikap dan pengetahuan sasaran pada tahapan sadar, minat, menilai.
B. Media Elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.adapun macam media
elektronik :
1) Televisi
2) Radio
3) Video
4) Slide
5) Film
C. Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya :
1) Pameran
2) Banner
3) TV Layar Lebar
4) Panduk
5) Papan Reklame

3.6 Peran Media Dalam Penyuluhan Kesehatan


Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan
penyuluhan kesehatan antara lain adalah :
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi.
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi

19
3.7 Fungsi Media Penyuluhan
1. Fungsi media penyuluhan adalah sebagai berikut : Menyaksikan benda yang ada
atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret,
slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang
nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh,
berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan,
keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara
langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar
atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket peserta didik dapat
memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit
listrik, dengan slide dan film peserta didik memperoleh gambaran tentang bakteri,
amuba, dan sebaginya.
4. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya,
rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
5. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung
karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video
siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan
sebagainya.
6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati.
Dengan slide, film, atau video peserta didik dapat mengamati pelangi, gunung
meletus, pertempuran, dan sebagainya.
7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan. Dengan
menggunakan model/benda tiruan peserta didik dapat memperoleh gambaran yang
jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, alat
pencernaan, dan sebagainya
8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model atau foto
peserta didik dapat dengan mudah membandingkan dua benda yang berbeda sifat
ukuran,warna, dan sebagainya.
9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat. Dengan
video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak dapat diamati
hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup sampai mekar yang

20
berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat diamati hanya dalam
beberapa detik.
10. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara cepat.
Dengan bantuan film atau video, peserta didik dapat mengamati dengan jelas gaya
lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara lambat atau pada saat
tertentu dihentikan.
11. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara langsung.
Dengan film atau video dapat dengan mudah peserta didik mengamati jalannya
mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya.
12. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram,
bagan, model, peserta didik dapat mengamati bagian mesin yang sukar diamati
secara langsung.
13. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama.
Setelah peserta didik melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula,
kemudian dapat mengamati secara ringkas proses penggilingan tebu yang disajikan
dengan menggunakan film atau video (memantapkan hasil pengamatan).
14. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek
secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan
mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu
yang sama.
15. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-
masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, peserta didik dapat belajar
sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-masing.

3.8 Hal-hal yang harus ada dalam penyuluhan


a. Memberikan pengetahuan betapa pentingnya kesehatan
Biasanya pada penyuluhan kesehatan para warga pedesaan tersebut di berikan
pengetahuan pengetahuan yang dapat menyadarkan mereka akan pentingnya
kesehatan. Sehingga mereka dapat menyadari dan melakukan hal hal yang
berkaitann dengan kepentingan kesehatan mereka.

21
b. Di berikan pemeriksaan kesehatan secara gratis
Ada sebuah alasan yang begitu miris ketika masyarakat pedesaan di tanya mengenai
kesehatan. Mereka memberikan alasan lantaran perekonomian yang kurang
mencukupi maka mereka tidak dapat selalu menjaga kesehatannya melalui
konsultasi ke dokter. Oleh sebab itu masyarakat biasanya akan di berikan
pemeriksaan kesehatan secara gratis untuk menarik perhatian mereka, dan tentunya
agar mereka mau mempedulikan kesehatan mereka.
c. Mengadakan pembersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan merupakan salah saru hal yang penting untuk menjaga
kesehatan seseorang oleh sebab itu biasanya pada penyuluan kesehatan warga akan
di minta untuk membersihkan lingkungan sekitarnya secara berotong royong. Dan
setelah membersihkannya secara bergotong royong maka mereka d minta untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungannya, karena dengan lingkungan yang bersih
maka wargapun akan terhindar dari beberapa jenis bibit penyakit yang menyukai
tempat tepat kotor.
d. Memberikan obat dan vitamin gratis
Di penyuluhan kesehatan biasanya para warga akan di berikan obat dan vitamin
secara gratis. Hal tersebut di lakuka sebagai bentuk wujut kepedulian terhadapa
warga sekitar.

3.9 Metode –metode dalam penyuluhan


Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan
adalah ( Notoatmodjo, 2002 ) :
a. Metode Ceramah
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian
atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh
informasi tentang kesehatan.
b. Metode Diskusi Kelompok
Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu
topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin
diskusi yang telah ditunjuk.

22
c. Metode Curah Pendapat
Adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan
semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing – masing
peserta, dan evaluasi atas pendapat – pendapat tadi dilakukan kemudian.
d. Metode Panel
Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta
tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang
pemimpin.
e. Metode Bermain peran
Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa
diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai bahan
pemikiran oleh kelompok.
f. Metode Demonstrasi
Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang
sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan
bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat
peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar
jumlahnya.
g. Metode Simposium
Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik
yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
h. Metode Seminar
Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu
masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya

23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi
secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah
sebagai konsekuensi hubungan social (social relations). Masyarakat paling sedikit
terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang, karena hubungan
menimbulkan interaksi social ( social interaction). Terjadinya interaksi social
disebabkan karena interkomunikasi.
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
caramenyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai
kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan
(Effendy, 1998).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan yaitu Tingkat Pendidikan, Tingkat Sosial Ekonomi, Adat
Istiadat, Kepercayaan Masyarakat, Ketersediaan Waktu di Masyarakat.
Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan
kesehatan bagi masyarakat yang dituju.

4.2 Saran
Penulis diharapkan dapat menyajikan materi dengan bahasa yang mudah di
mengerti dan di harap pembaca dapat mengaplikasikan dengan baik materi yang telah
disampaikan.

24
Daftar Pustaka

Brooks,Cleanth, dan Robert Peen Warren, Modern Rhetoric, Shorter Third Edition, Harcourt
Brace Javanovich, Inc., New York, 1972

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek, Remadja Karya, Bandung,
1984

25

Anda mungkin juga menyukai