51
Anggaunitakiranantika
Jurusan Sejarah FIS Universitas Negeri Malang
Abstract.This study focused on the young family decision making which fully
participated on “Keluarga Berencana (Family Planning)” program in Malang city.
Research used quantitative methods whereas tables and numbers getting on priority.
Research type is descriptive, then populations were spouse on 0-10 years marriage.
Furthermore, systematic random sampling is used for 100 respondents. Research
finding that majority women roles are not only for domestic but also as principal
decision maker on their family. In addition to this research, women has created her
own rights inside the family without any intervention from their spouse.
Teori pilihan rasional menjadi ber- Dasar tahun 2010, Propinsi Jawa
harga dalam analisis Sosiologi karena Timur masih dinyatakan sebagai
menyediakan aturan berdasarkan pengalaman Propinsi penyumbang Angka
dan praktek atau petunjuk praktis “Rule of Kematian Ibu (AKI) tertinggi di
Thumb” tentang mekanisme suatu tindakan Indonesia dengan jumlah 500
itu dipilih. Model ini merupakan mekanisme orang ibu/tahun. Tingginya AKI
yang membutuhkan fakta tertentu yang ini disebabkan perdarahan,
eksternal, seperti tujuan dan makna dari eklampsia dan infeksi karena
tindakan. Sosiologi Pilihan Rasional menurut resiko melahirkan. Resiko
Heckathorn memandang bahwa memilih itu melahirkan dikarenakan adanya
sebagai tindakan yang bersifat rasional. Teori penyakit pada Ibu dan faktor
ini menekankan pada prinsip efisiensi dalam usia yang terlalu muda atau
mencapai tujuan suatu tindakan. pada bagian terlalu tua saat melahirkan.
yang lain, Coleman menyatakan bahwa 2. Berdasarkan data BKKBN, Laju
dilihat dari struktur umum teori pilihan pertumbuhan penduduk Propinsi
rasional telah mencakup terminologi teoritik, Jawa Timur pada tahun 2006-
Pertama, Sekumpulan aktor yang berfungsi 2010 rata-rata mencapai 1.06%
sebagai pemain di dalam sistem. Kedua, setiap tahunnya. Sedangkan
Alternatif-alternatif yang tersedia bagi tingkat fertilitas Propinsi Jawa
masing-masing aktor. Ketiga, Seperangkat Timur rata-rata masih mencapai
hasil yang mungkin diperoleh dari sejumlah 2.0% tiap tahunnya.
alternatif yang tersedia bagi aktor. Keempat, 3. Berdasarkan data BKKBN, Laju
Pemilihan kemungkinan hasil oleh aktor. pertumbuhan penduduk Kota
Kelima, Harapan aktor terhadap akibat dari Malang masih tinggi pada tahun
parameter sistem (Ritzer & Goodman, 2006-2010 yang mencapai
2008: 477) angka 0.93-1,09% setiap tahun-
Teori pilihan rasional pada dasarnya nya. Sedangkan tingkat fertilitas
menekankan bahwa manusia adalah orga- di Kota Malang juga cenderung
nisme yang mementingkan dirinya sendiri, tinggi, yaitu sebesar 2.0-2.2%
maka ia akan memperhitungkan cara setiap tahunnya.
bertindak untuk memaksimalkan keuntungan 4. Berdasarkan data yang diperoleh
dan meminimalkan kerugian. Dengan dari BKKBN Propinsi Jawa
demikian individu ini memiliki motivasi Timur, Kota Malang menunjuk-
pada tingkat makro dan gambaran berbagai kan bahwa Pasangan Usia Subur
masyarakat yang merupakan hasil kumpulan yang menjadi peserta KB baru
dari interaksi di tingkat makro. Bahwa masih < 90%. Pencapaian
konstruksi sosial atas realitas itulah yang prevalensi keikutsertaan dalam
memaksimalkan individu yang berinteraksi program KB berkisar 70-75%.
dalam kondisi sosial dan historis tertentu. Dengan informasi dan dukungan data yang
akurat dan relevan seperti di atas, maka
Lokasi Penelitian diharapkan hasil penelitian ini akan
Penelitian ini mengambil lokasi di maksimal.
Kota Malang, Propinsi Jawa Timur dengan
beberapa pertimbangan, antara lain: Metode dan Tipe penelitian
1. Berdasarkan data yang diperoleh Penelitian ini dilakukan dengan
dari SDKI dan Riset Kesehatan menggunakan metode kuantitatif dimana
Anggaunitakiranantika, Pola Pengambilan Keputusan Mengenai Partisipasi ….. 55
peneliti lebih banyak menggunakan bantuan mengetahui jumlah seluruh populasi (N) dan
tabel dan bantuan angka di dalam me- besar sampel yang akan diambil adalah n
nyajikan data serta mengolah dan meng- maka hasil bagi itu dinamakan interval
analisisnya dengan menentukan variabel sampling dan diberi kode k. Unsur pertama
penelitian dan menurunkan menjadi indikator dalam sampel lalu dipilih secara kebetulan di
yang akan diukur dalam penelitian ini. antara satuan elementer yang bernomor urut
Tipe penelitian ini adalah Deskriptif i, satuan yang bernomor urut k dari populasi.
dimana penelitian ini akan mencoba meng- Andaikan yang terpilih itu adalah satuan
gambarkan secara terperinci melalui variabel elementer yang bernomor urut s maka unsur
yang diukur dari pola pengambilan kepu- – unsur selanjutnya dalam sampel dapat
tusan mengenai partisipasi keluarga muda ditentukan dengan:
dalam program keluarga berencana. Unsur pertama : s
Unsur kedua : s+k
Populasi dan Sampel Penelitian Unsur ketiga : s + 2k
Dalam penelitian ini, populasinya Unsur keempat : s + 3k
ditetapkan pasangan suami istri yang usia Unsur kelima : s + 4k
perkawinannya adalah 0 -10 tahun. Sampel (Singarimbun, 1989: 160)
akan ditarik menggunakan prosedur Satuan elementer yang terdapat
systematic random sampling. Teknik ini dalam populasi berjumlah 1012, yang diberi
dipilih karena populasi pasangan suami istri nomor urut 1 sampai 1012 dan besar sampel
yang akan diteliti berjumlah besar serta yang akan diambil adalah 100, maka :
populasi pasangan suami istri disini sifatnya 1012
k: 100
= 10,12 dibulatkan menjadi
homogen, dalam artian antara pasangan
10
suami istri satu dengan yang lainnya sifatnya
Unsur pertama sampel harus dipilih
sama yakni terikat dalam satu ikatan
secara acak diantara angka nomor 1 sampai
perkawinan (berstatus menikah) dan usia
10. yang terpilih adalah angka 5 maka satuan
perkawinannya 0 – 10 tahun.
yang dipakai adalah yang bernomor 5, 15,
Kerangka pengambilan sampling
25, 35, 45, 55, 65, 75, 85.... dst sampai 995.
dilakukan dengan cara mendata pasangan
Pengambilan responden cadangan apabila
usia subur yang usia perkawinannya 0-10
sewaktu-waktu diperlukan dapat dilakukan
tahun di Kota Malang yang terbagi menjadi 5
dengan mengambil nomor yang terpilih di
Kecamatan, yaitu Kecamatan Kedung
atas atau di bawah nomor yang terpilih
kandang, Kecamatan Sukun, Kecamatan
sebagai sampel.
Klojen, Kecamatan Blimbing dan Kecamatan
Lowokwaru. Pengambilan sampel dilakukan
dengan mencatat secara lengkap data
populasi sampel tanpa terkecuali yang Pola Pengambilan Keputusan dalam
meliputi identitas diri dan usia perkawinan. Partisipasi Program Keluarga Berencana
Seluruh langkah ini dilakukan untuk Secara umum dapat dikemukakan
menghasilkan kerangka sampel (sampling bahwa responden adalah pasangan suami istri
frame) yang diperlukan untuk selanjutnya yaitu pasangan laki-laki dan wanita yang
dijadikan masing – masing dalam satuan telah disahkan oleh hukum dan agama untuk
elementer. menjadi suami istri. Usia responden dapat
Berdasarkan kerangka sampel yang juga menunjukkan kecenderungan pada usia
diperoleh maka perlu diketahui cara meng- berapa responden terpusat dalam penelitian
gunakan metode ini adalah dengan cara ini. Yang dimaksud dengan usia responden
56 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh, Nomor 1, Juni 2013
Partisipasi keluarga muda dalam me- akhir-akhir ini yang menyebabkan menurun-
milih alat kontrasepsi yang dipakai ternyata nya motif individu pada keluarga besar.
juga memperhatikan syarat-syarat yang harus Kedua ahli tersebut menitikberatkan pada
dipenuhi suatu metode kontrasepsi yang baik, masyarakat modern, antara lain:
yaitu: a. Keinginan individu atau
a. Aman atau tidak berbahaya keluarga mengenai jumlah anak
b. Dapat diandalkan akan dipengaruhi oleh adanya
c. Sederhana, sedapat - dapatnya perubahan peranan pada kaum
tidak usah dikerjakan oleh wanita.
seorang dokter b. Perubahan peranan Orangtua
d. Murah dalam konsep ke ibu-bapakan.
e. Dapat diterima oleh orang c. Menurunnya kesepian dan peng-
banyak asingan yang dialami oleh
f. Pemakaian jangka lama individu (Simatupang, 1998: 50)
(continuation rate tinggi)
Adanya faktor yang disebutkan oleh
Kita ketahui bahwa sampai saat ini kedua ahli tersebut pada saat ini berjalan
belumlah tersedia satu metode kontrasepsi saling tumpang tindih antara ketiganya.
yang benar-benar 100% ideal atau sempurna. Tidak ada faktor yang dominan dalam
Pengalaman menunjukkan bahwa saat ini menentukan motif menjadi keluarga kecil,
pilihan metode kontrasepsi umumnya masih ketiga faktor tersebut dapat saling
dalam bentuk cafetaria atau supermarket berinteraksi. Dewasa ini, kecenderungan itu
dimana akseptor memilih sendiri metode menghasilkan adanya penurunan untuk
kontrasepsi yang diinginkannya (Hartanto, keinginan reproduksi atau penurunan pada
2004: 36). jumlah anak yang banyak. Sepertinya,
Adapun konsep jumlah anak yang pepatah jawa yang mengatakan “Banyak
dianggap ideal dalam keluarga yang didapat anak, banyak rejeki” mulai tergeser
dari responden menunjukkan bahwa sebagian posisinya dan berubah menjadi “Sedikit
besar responden yang menjawab jumlah anak anak, banyak rejeki”.
yang ideal dalam keluarga adalah 2 Orang. Pengambilan keputusan dalam
Untuk membuat lebih mendalam mengenai mengatur jumlah anak pada sebagian besar
konsep anak ideal ini, perlu diketahui juga responden dilakukan atas kesepakatan ber-
mengenai jumlah anak yang sesungguhnya sama dengan dominasi istri. Hal ini di-
diinginkan oleh responden. Kebanyakan karenakan melekatnya fungsi reproduksi
responden yang diwawancarai mengatakan pada pihak istri dan adanya kompromi yang
bahwa mereka menginginkan 2 orang anak dilakukan dengan suami. Pengambilan
dengan keterangan laki-laki semua atau keputusan dalam mengatur jarak kelahiran
perempuan semua atau laki-laki dan anak pada sebagian besar responden
perempuan sama saja. Adanya konsep ideal 2 dilakukan oleh istri. Hal ini juga dikarenakan
orang anak di dalam keluarga yang dijawab melekatnya fungsi reproduksi yang dimiliki
oleh responden ini menunjukkan bahwa oleh istri dan adanya pergeseran bahwa tidak
adanya pergeseran pandangan dari adanya semua keputusan yang menyangkut keluarga
keinginan membentuk keluarga besar harus dilakukan oleh suami. Pengambilan
menjadi keluarga kecil. keputusan dalam memilih tempat berobat
Hoffman & Wyatt (1960) juga pada sebagian besar responden dilakukan
menganalisis adanya perubahan sosial pada atas kesepakatan bersama dengan dominasi
58 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Ketujuh, Nomor 1, Juni 2013
dari suami. Hal ini disebabkan karena yang karenakan beban hidup yang semakin berat,
melakukan pembayaran pengobatan pada dalam artian untuk membesarkan seorang
keluarga yang sakit adalah suami, sehingga anak membutuhkan biaya yang banyak dan
pemilihan tempat berobatnya dilakukan aspek sosial yang baik. Seperti yang
bersama tetapi yang memutuskan adalah dikatakan oleh Bogue (1967)dalam penelitian
suami. yang dilakukan oleh Suyanto dan Wirawan
Pengambilan keputusan dalam me- (1991) bahwa jika ada seseorang yang me-
milihkan sekolah untuk anak, pada sebagian nginginkan anak dalam jumlah yang sedikit,
besar responden dilakukan atas kesepakatan itu semua adalah atas pertimbangan untuk
bersama dengan dominasi dari suami. Hal ini menghindari akibat-akibat buruk yang yang
dikarenakan alokasi secara ekonomi yang mungkin timbul jika kondisi ekonominya
disumbangkan oleh suami terhadap keluarga terpaksa harus dibagi lagi akibat munculnya
lebih besar dibandingkan istri. Sehingga penghuni rumah yang baru.
penentu dominasi adalah suami. Dalam hal Sebelum melihat lebih jauh me-
mendidik anak, yang mengambil keputusan ngenai faktor-faktor yang berpengaruh ter-
dalam keluarga pada sebagian besar hadap pola pengambilan keputusan pada
responden adalah istri. Hal ini disebabkan keluarga mengenai partisipasi dalam ke-
seorang istri dianggap lebih mampu dan ikutsertaan program KB, perlu kita lihat
dapat untuk mensosialisasi dan meng- terlebih dahulu mengenai perbandingan
internalisasikan nilai dan norma dalam pendidikan, pekerjaan dan penghasilan antara
masyarakat terhadap anak. Dalam me- suami dan istri guna memperdalam analisis
nentukan tempat untuk memasang atau yang dibutuhkan dalam membahas masalah
menggunakan alat kontrasepsi, sebagian ini. Kita dapat mengetahui bagaimana
besar responden melakukan pengambilan kedudukan yang dimiliki oleh suami dan istri
keputusan oleh istri. Hal ini disebabkan yang dalam keluarga berdasarkan variabel yang
akan menggunakan alat kontrasepsi adalah diukur, yaitu Pendidikan, Status Ketenaga
istri jadi sebisa mungkin istri harus tahu kerjaan dan Penghasilan.
dimana ia akan melakukannya disesuaikan Secara keseluruhan, apabila dilihat
dengan kondisi kesehatan pada saat itu dan dari perbandingan tingkat pendidikan yang
kondisi keuangan yang ada. dimiliki oleh suami dan istri maka kita dapat
Dapat dikatakan bahwa variabel usia mengetahui tingkat pendidikan suami
kurang berpengaruh terhadap pengambilan berjumlah lebih besar daripada tingkat
keputusan dalam berpartisipasi pada Program pendidikan yang dimiliki oleh istri. Tingkat
KB yang dipilih pada keluarga muda. Hal ini pendidikan yang dimiliki seseorang cukup
dikarenakan setiap responden yang akan berpengaruh terhadap partisipasi pada
menentukan alat kontrasepsi sudah ber- program KB yang dilakukan oleh responden.
inisiatif dari dirinya sendiri, selain itu adanya Justru disini mereka yang berpendidikan
kemauan dan kemampuan secara fisik pada tinggi mempunyai kecenderungan yang lebih
sebagian besar responden juga mendukung tinggi untuk mengunakan alat kontrasepsi
adanya keputusan istri untuk memilih dan setelah menikah, bahkan tak menutup
menggunakan alat kontrasepsi yang sesuai. kemungkinan satu saat akan menjadi bagian
Sebagian besar responden menyata- dari gaya hidup. Hal ini disebabkan adanya
kan, semakin bertambah usia wanita maka kepemilikan jumlah anak yang banyak akan
keinginan untuk punya anak bukanlah semakin membebani hidup mereka karena
semakin banyak seperti orang zaman dulu biaya hidup yang dibutuhkan akan semakin
melainkan semakin terbatas. Hal ini di banyak, dengan berpartisipasi pada program
Anggaunitakiranantika, Pola Pengambilan Keputusan Mengenai Partisipasi ….. 59