Anda di halaman 1dari 17

No. 43 / Th.

XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

ANALISA KEPUTUSAN KONSUMEN WARUNG ANGKRINGAN


YANG DIPENGARUHI LOKASI, FASILITAS & KUALITAS
PELAYANAN
(Studi Kasus Pada Warga Kos di Kota Semarang)
SB. Handayani** & M. Taufik**

Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Lokasi, Fasilitas dan Kualitas Pelayanan
mempengaruhi Keputusan Konsumen atas pembeliannya di warung angkringan (Studi kasus pada
warga kos di kota Semarang). Populasi penelitian ini adalah seluruh warga yang kos di Semarang
khususnya mahasiswa/pekerja. Adapun sample 100 responden dengan tehnik purposive sampling.
Kuesioner disusun menurut skala Likert .Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
korelasi berganda. Variasi variabel Keputusan Konsumen dapat dijelas oleh variabel-variabel seperti
Lokasi, Fasilitas dan Kualitas Pelayanan sebesar 93,5 %. Berdasarkan hasil uji hipotesis (H1), (H1) dan
(H3) dapat diterima dan terbukti semua t hitung > t tabel = 1,658 dengan angka signifikansi <  =
0,05 (signifikan). Sementara itu hasil dari analisa regresi korelasi di peroleh persamaan : Y = 0,337 X1
+ 0,240 X2 + 0,418 X3. Hal ini membuktikan adanya pengaruh yang positif dari variable Lokasi,
Fasilitas dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Konsumen warung angkringan di Semarang

Kata Kunci : Lokasi, Fasilitas, Kualitas Pelayanan dan Keputusan Konsumen

Abstract
This study aims to determine whether Location, Facilities and Service Quality Affects Consumer
Decision on the purchase at the warung angkringan (Case study on boarding people in the city of
Semarang). The population of this study is all citizens who board in Semarang, especially students /
workers. The sample of 100 respondents with purposive sampling technique. Questionnaire is
arranged according to Likert scale. The analysis method used is multiple correlation regression
analysis. Variations in Consumer Decisions can be explained by variables such as Location,
Facilities and Quality of Service of 93.5%. Based on result of hypothesis test (H1), (H1) and (H3)
acceptable and proven all t arithmetic> t table = 1,658 with significance number < = 0,05
(significant). Meanwhile, the result of the correlation regression analysis obtained the equation: Y =
0.337 X1 + 0,240 X2 + 0,418 X3. This proves the positive influence of Location, Facilities and
Quality of Service Quality to Consumer Decision of angkringan stalls in Semarang.

Keywords: Location, Facilities, Service Quality and Consumer Decision

PENDAHULUAN bandeng menjadi menu tambahan.


Warung Angkringan sangat akrab Sedangkan untuk minuman, umumnya
dikenal masyarakat, terutama di Jawa. menjual wedang jahe, susu jahe, teh manis,
Umumnya Angkringan berupa warung air jeruk dan kopi.
tenda sederhana dengan waktu operasi sore Saat ini angkringan mewabah
hingga dini hari. Menu paling digemari kemana –mana tidak terkecuali di kota
dari warung yang kerap dianggap warung Semarang, tampaknya selain unsur
wong cilik ini tentu saja adalah Nasi romantisme, warung sederhana ini juga jadi
Kucing (yang dalam bahasa Jawa disebut alternatif tempat nongkrong saat malam,
Sego Kucing). Biasanya lauk pauk seperti apalagi harga makanannya relatif
tempe sambal kering, teri goreng, sate telur murah. Kata Angkring atau nangkring
puyuh, sate usus, sate ceker, dan ikan dalam bahasa Jawa mempunyai arti duduk
** Dosen STIE Dharmaputra Semarang

59
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

santai. Angkringan memang sejatinya milik Pengambilan keputusan konsumen


masyarakat kecil, atau wong cilik. Dan (consumer decision making) adalah proses
demikianlah awal mula muncul pengintegrasian yang mengkombinasikan
angkringan, dari arus bawah yang juga pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau
ditujukan pada orang-orang rendahan. lebih perilaku alternatif, dan memilih salah
Namun seiring dengan berkembangnya satu diantaranya. Hasil dari
bisnis ini ternyata angkringan juga disukai pengintegrasian ini adalah suatu pilihan
oleh kalangan mahasiswa pendatang (anak (Choice), yang disajikan secara kognitif.
kos) yang ada di Semarang. Mereka Henry Assael (Kotler,2009:221)
memang menjadi target dari bisnis memberikan 4 jenis perilaku konsumen
angkringan ini. Oleh karena itu, tidak berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli
mengherankan jika di sekitar kos dan tingkat perbedaan antar merek yaitu,
mahasiswa tersebut bisnis angkringan ini perilaku pembelian rumit, perilaku
menjamur dan selalu ramai. Tumbuh pembelian yang mengurangi
berkembangnya bisnis angkringan tidak ketidaknyamanan, perilaku pembelian yang
lepas dari kepiawaian pedagang dalam mencari variasi, perilaku pembelian yang
mengelola bisnis ini. Sebenarnya rutin/biasa. Sementara Schiffman &
konsumen tidak selalu mencari harga Kanuk, 2007, menjelaskan bahwa
murah atas makanan yang dijual namun pengambilan keputusan konsumen
bagi konsumen pemilihan lokasi pun mempunyai tiga komponen utama yaitu: 1).
menjadi pertimbangan dalam memilih Input, 2). Procces (komponen ini
warung angkringan, ditambah pelayanan berhubungan dengan cara konsumen dalam
yang memuaskan dari penjualnya. mengambil keputusan, yang meliputi tahap
Sekarang bisnis angkringan sudah mulai pengenalan kebutuhan, penelitian sebelum
dikelola secara modern. Banyak pembelian dan penilaian berbagai
bermunculan warung angkringan yang alternatif) dan 3) output Ketika konsumen
sudah menyediakan fasilitas yang nyaman mengambil keputusan untuk membeli suatu
di warungnya. Hal ini mengingat sasaran produk atau jasa maka keputusan tersebut
dan target pasarnya pun juga ikut tidak bisa dilepaskan dari perilaku
berkembang ke segmen menengah ke atas. konsumen tersebut. Keputusan konsumen
Sering kita jumpai angkringan modern adalah perilaku pembelian konsumen akhir,
dengan menyediakan fasiltas parkir yang baik individu maupun rumah tangga yang
luas, KM, ada jaringan WiFi, Solo organ, membeli produk untuk konsumsi personal
pelayan, tempat duduk yang nyaman dan (Kotler dan Amstrong, 2010:135).
membuat pelanggan betah duduk berlama- Banyak faktor yang bisa
lama di sana. Sepertinya hal tersebut mempengaruhi perilaku dan keputusan
menjadi inspirasi para pengelola bisnis konsumen atas pembelian suatu produk
angkringan untuk bisa mengembangkan maupun jasa. Selain produk dan harga
usahanya dengan lebih baik ke depan. menjadi pertimbangan utama dalam
Untuk itu mereka perlu memahami keputusan konsumen. Lokasi, Fasilitas dan
kebutuhan konsumen, motivasi perilaku Kualitas Pelayanan pun menjadi faktor
mereka, dan sekaligus mempelajari yang urgen dalam pengambilan keputusan
bagimana pengambilan keputusan konsumen. Bahkan ketiga faktor tersebut
konsumennya. dapat menciptakan kepuasan konsumen

60
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

yang pada akhirnya melahirkan pelanggan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
pelanggan baru. Lokasi usaha sering dapat memudahkan, memperlancar
disebut sebagai tempat kegiatan pengusaha pelaksanaan suatu usaha. Menurut Fandy
melakukan kegiatan sehari-hari. Lokasi Tjiptono (2012) pada sejumlah tipe jasa,
usaha yang strategis akan memudahkan persepsi yang terbentuk dari interaksi
konsumen untuk mendapatkan antara pelanggan dengan fasilitas jasa
kebutuhannya. Oleh karena itu, perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kualitas
harus benar-benar mempertimbangkan, jasa bersangkutan di mata pelanggan.
menyeleksi dan memilih lokasi yang Apabila fasilitas jasa tersedia dengan baik
strategis. Lokasi berpengaruh terhadap dan memadai maka pelayanan yang
dimensi strategi, seperti fleksibilitas, diberikan pun dapat dilakukan secara
competitive positioning, manajemen optimal. Konsumen juga akan merasa
permintaan, dan focus strategic terlayani dengan baik sehingga dengan
(Fitzsimmons, 1994). Fleksibilitas sebuah dengan ketersediaan fasilitas yang baik
lokasi merupakan ukuran sejauh mana dapat menimbulkan kepuasan konsumen.
sebuah jasa mampu bereaksi terhadap Lokasi baik dan Fasilitas yang memadai
situasi perekonomian yang berubah. belum jaminan untuk bisa menarik
Keputusan pemilihan lokasi berkaitan konsumen, kalau tidak dibarengi dengan
dengan komitmen jangka panjang terhadap pelayanan yang berkualitas.
aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, Kualitas pelayanan adalah suatu
karena itu penyedia jasa harus model yang dapat menggambarkan kondisi
mempertimbangkan, menyeleksi dan pelanggan dengan membandingkan
memilih lokasi yang responsif terhadap pelayanan yang mereka harapkan dengan
kemungkinan perubahan ekonomi, apa yang mereka terima dalam
demografis, budaya, persaingan dan mengevaluasi kualitas. Kualitas pelayanan
peraturan di masa mendatang. Competitive yang baik merupakan salah satu faktor
Positioning adalah metode-metode yang penting dalam usaha menciptakan
digunakan agar perusahaan dapat kepuasan pelanggan. Pelayanan juga
mengembangkan posisi relatifnya merupakan salah satu unsur yang penting
dibandingkan dengan para pesaing. Jika untuk menarik minat pembeli. Dengan kata
perusahaan berhasil memperoleh dan lain pelayanan merupakan salah satu hal
mempertahankan lokasi yang strategis, yang penting dalam pengembangan usaha
maka itu dapat menjadi rintangan yang apapun.
efektif bagi para pesaing untuk Pada awal mulanya, bisnis
mendapatkan akses ke pasar (Tjiptono dan angkringan ini dibuat untuk membidik para
Chandra, 2005). mahasiswa yang sedang merantau untuk
Sementara itu, hal lain yang juga kuliah serta para buruh pabrik dengan upah
penting dalam keputusan pembelian adalah yang kecil. Namun, kini bisnis angkringan
ketersediaan fasilitas pada setiap usaha. selain menjadi tempat makan yang ngirit
Sebagaimana Fandy Tjiptono (2012) juga cocok untuk dijadikan sebagai tempat
menyatakan bahwa fasilitas merupakan tempat nongkrong dan jajanan wisata
sesuatu yang dapat memudahkan dan kuliner pada malam hari. Melihat target
memperlancar pelaksanaan suatu usaha pasarnya semakin luas dan berkembang
dapat berupa benda maupun uang. Fasilitas seperti sekarang ini, maka penting sekali

61
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

pedagang angkringan memperhatikan angkringan yang selalu diserbu anak kos


faktor lokasi yang strategis, fasilitas yang terutama para mahasiswa. Keputusan
mendukung, serta pelayanan yang semakin pembelian konsumen pada makanan
baik. angkringan ini menjadi hal yang menarik
Kota Semarang sebagai ibu kota untuk dikaji lebih lanjut, hal tersebut
Provinsi Jateng menjadi kota sasaran menjadi fenomena persoalan dalam
berbagai masyarakat di luar kota ini. penelitian ini. Selanjutnya secara empiris
Mereka datang dengan berbagai penelitian ini didorong pula adanya
kepentingan seperti untuk menuntut ilmu perbedaan hasil riset (gab risert) antara:
dan bekerja di kota ini. Sebagai perantau Mujiroh 2005 dengan Anis Salisa Syahbi,
mereka berusaha untuk bisa memenuhi 2014. Yang pertama menemukan bahwa
kebutuhan hidup sebaik mungkin, tentu hal lokasi berpengaruh signifikan terhadap
ini menjadikan mereka harus pandai dan keputusan pembelian. Sementara dalam
cerdas dalam mengatur keuangan mereka penelitiannya Anis Salisa Syahbi 2014,
terutama bagi para pelajar/mahasiswa. ditemukan hasil penelitian bahwa secara
Namun disisi ada satu tuntutan tentang partial Lokasi dan Pelayanan tidak
kepraktisan yang dibutuhkan sebagai anak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan
perantauan (kos). Misal tentang memenuhi Konsumen.
kebutuhan utama seperti makan dan Untuk itu penelitian ini akan
minum. Perilaku beli atau jajan menjadi mengkaji sejauh mana pengaruh lokasi,
satu pilihan yang praktis bagi mereka. fasilitas dan kualitas pelayanan terhadap
Berikut ini penelitian pendahuluan yang di pengambilan keputusan konsumen
lakukan terhadap 30 sampel acak terhadap angkringan di Semarang. Adapun objek
anak kos yang tinggal di Semarang untuk sasaran yang diteliti adalah mahasiswa
mengetahui peta perilaku dalam memenuhi pendatang (kos) di kota Semarang. Metode
kebutuhan makan. yang digunakan dalam mengambil sample
adalah purposive sampling. Dengan sampel
Tabel: 1 Tanggapan Anak Kos Dalam sebanyak 100 orang.
Memenuhi Kebutuhan Makan
Keterangan Orang Prosentase Keputusan Konsumen
Masak Sendiri 3 0,10 Seperti yang dikemukakan Kotler
Beli di warung 20 0,67 dan Amstrong (2010) bahwa keputusan
Cateringan 2 0,07 konsumen adalah perilaku pembelian
Beli Go Food 5 0,16 konsumen akhir, baik individu maupun
30 100% rumah tangga yang membeli produk untuk
Sumber : Data primer diolah , 2017 konsumsi personal. Sementara itu menurut
Berdasarkan hasil pra survey yang Swastha dan Handoko (2014)
dilakukan terhadap 30 mahasiswa kos di mengemukakan bahwa perilaku konsumen
Semarang diperoleh data bahwa sebagian adalah kegiatan individu yang secara
besar dari mereka sekitar 67% mempunyai langsung terlibat dalam mendapatkan dan
pola konsumsi makan dengan membeli di mempergunakan barang atau jasa yang
warung. Kebiasaan membeli makan di didalamnya termasuk proses pengambilan
warung menjadi peluang bagi para penjual keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut. Menurut Henry

62
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

Assael (Kotler,2009) Pengambilan memuat sifat-sifat antara lain: pengalaman,


keputusan konsumen (consumer decision kepribadian, sikap dan kepercayaan,
making) adalah proses pengintegrasian konsep diri. Alma menambahkan bahwa
yang mengkombinasikan pengetahuan tahap-tahap pengambilan keputusan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
alternatif, dan memilih salah satu kebutuhan, identifikasi alternatif, menilai
diantaranya. Hasil dari pengintegrasiannya alternatif, keputusan membeli, perilaku
ini adalah suatu pilihan (Choice), yang setelah membeli. Alma juga
disajikan secara kognitif. mengemukakan bahwa hal-hal yang
Alma (2008) mengemukakan bahwa mendorong seseorang untuk memutuskan
keputusan yang dilakukan konsumen membeli adalah adanya:
dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Uang tunai, dimana memiliki
1. Kebudayaan (Culture), kebudayaan kemampuan untuk membayar barang
sangat mempengaruhi terhadap nilai- tersebut.
nilai dan pola perilaku seseorang 2. Adanya pengaruh dari teman, karena
anggota kebudayaan tertentu, hal ini nilai, tren, dan manfaat barang tersebut.
yang diwariskan oleh nenek moyang 3. Adanya pengaruh dari iklan, reklame
dahulu, misalnya makanan khas suku atau alat promosi lain.
bangsa. 4. Pengaruh lingkungan.
2. Kelas sosial (Social Class), kelas sosial Keempat faktor tersebut adalah
juga turut mempengaruhi keputusan bagian yang mempengaruhi pribadi orang
tertentu, hal ini yang menjadi untuk menetapkan atau memutuskan untuk
pertimbangan adalah prestise jabatan, melakukan pembelian atas produk tertentu.
penampilan dalam kelompok sendiri,
kepemilikannya, orientasi nilai-nilai Tahap-tahap Proses Pengambilan
yang dianutnya. Keputusam Konsumen
3. Keluarga (Family), keluarga adalah Perusahaan yang cerdik akan
lingkungan terdekat dengan individu melibatkan diri mereka ke upaya
dan sangat mempengaruhi nilai-nilai memahami keseluruhan pengalaman
serta perilaku seseorang dalam belajar konsumen tentang produk,
mengkonsumsi barang tertentu, hal ini membuat pilihan merek, menggunakan
cukup memberikan pengaruh dalam produk, bahkan membuangnya. Hal ini
memutuskan sesuatu hal dalam dimaksudkan untuk dapat mengetahui
memenuhi kebutuhan. bagaimana konsumen akan melakukan
4. Klub-klub (Referensi Group), hal ini pembelian atas barang/produk yang
merupakan grup primer, sekunder ditawarkan kepadanya. Tahap proses
ataupun pemberi aspirasi. Grup ini pengambilan keputusan bagi konsumen
adalah para anggota yang saling adalah :
berkomunikasi satu sama lain, sehingga 1. Pengenalan Masalah, para pemasar
memiliki pengaruh kepada anggota perlu mengidentifikasi keadaan yang
grup untuk memutuskan sesuatu hal. memicu kebutuhan tertentu, dengan
Selanjutnya, pengaruh yang sangat mengumpulkan informasi dari sejumlah
kuat untuk mempengaruhi keputusan konsumen, para pemasar dapat
membeli adalah pengaruh psikologi yang mengidentifikasi rangsangan yang

63
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

paling sering membangkitkan minat Menurut Kotler (2009), bahwa


akan kategori produk tertentu. Para faktor-faktor mempengaruhi keputusan
pemasar kemudian dapat menyusun pembelian adalah sebagai berikut:
strategi pemasaran yang mampu a. Faktor sikap orang lain, yakni
memicu minat konsumen. sejauh mana sikap orang lain
2. Pencarian Informasi, Konsumen yang mengurangi alternative yang
terangsang kebutuhannya akan disukai seseorang akan tergantung
terdorong untuk mencari informasi pada dua hal yaitu:
yang lebih banyak. Kita dapat 1) Intensitas sikap negative orang
membaginya kedalam dua level terhadap alternatif yang disukai
rangsangan yaitu penguatan perhatian konsumen,
adalah pada level ini orang hanya 2) Motivasi konsumen ntuk
sekedar lebih peka terhdap informasi menuruti keinginan orang lain.
produk. Pencarian informasi secara b. Faktor situasi yang tidak
aktif yakni mencari bahan bacaan, terantisipasi, hal ini muncul dan
menelepon teman, dan mengunjungi akan mengubah niat pembelian
toko untuk mempelajari produk keputusan konsumen untuk
tertentu. Yang menjadi perhatian utama memodifikasi, menunda atau
bagi pemasar adalah sumber-sumber menghindari keputusan pembelian
informasi utama yang menjadi acuan sangat dipengaruhi oleh resiko yang
konsumen. Melakukan pencarian dapat dipikirkan. Oleh karena itu, para
ditempuh dengan berbagai macam cara pemasar harus memahami faktor-
yakni sumber pribadi (teman, keluarga, faktor yang menimbulkan perasaan
kenalan, tetangga), sumber komersial dalam diri konsumen akan adanya
(iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, risiko dan memberikan informasi
penjagaan di toko), sumber public serta dukungan untuk mengurangi
(media massa, organisasi penentu yang dipikirkan.
peringkat konsumen) dan sumber 5. Pasca Pembelian
pengalaman (penanganan, pengkajian, Setelah membeli produk,
dan pemakaian produk). konsumen akan mengalami level
3. Evaluasi alternative : kepuasan atau ketidakpuasan tertentu.
a. Konsumen berusaha memenuhi Tugas pemasar tidak berakhir begitu
kebutuhan konsumen saja, akan tetapi harus memantau
b. Konsumen mencari manfaat kepuasan pasca pembelian, tindakan
tertentu dari solusi produk pasca pembelian serta pemakaian
c. konsumen memandang masing- produk pasca pembelian. Hal ini
masing produk sebagai sekumpulan menjadi perhatian bagi pemasar yang
atribut dengan kemampuan yang turut mempengaruhi orang lain untuk
berbeda-beda dalam memberikan membeli barang yang ditawarkannya.
manfaat yang digunakan untuk Karena, jika konsumen merasa puas,
memuaskan kebutuhan. maka hal yang tidak mungkin akan
4. Keputusan Pembelian selalu termotivasi untuk membeli
barang yang ditawarkan bahkan akan
mempengaruhi orang lain untuk

64
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

membeli barang yang ditawarkan. merupakan rangkaian merk yang mereka


Namun sebaliknya, jika merasa minati biasanya dinyatakan dari sudut sifat-
kecewa dengan produk tersebut, maka sifat produk yang penting, (c) Consumer
kerugian besar bagi perusahaan Desicion Rules, merupakan prosedur yang
terhadap proses pemasaran barang. digunakan oleh konsumen untuk
Schiffman & Kannuk, 2007 memudahkan pemilihan merk, (d) Gaya
mengemukakan bahwa pengambilan Hidup sebagai Suatu Strategi Pengambilan
keputusan konsumen terdiri dari 3 Keputusan Konsumen, berpengaruh pada
komponen: 1) input, Komponen input berbagai perilaku khusus konsumen sehari-
terdapat pengaruh eksternal dimana hari. (e) Incomplete Information and
konsumen terhadap kebutuhan atas produk Noncomparable Alternatives, dalam
dan terdiri dari dua sumber informasi, berbagai situasi pilihan para konsumen
yaitu: Usaha aktivitas pemasaran menghadapi informasi yang tidak lengkap
merupakan usaha langsung untuk sebagai dasar keputusan dan harus
menjangkau, menginformasikan dan menggunakan berbagai strategi alternative
membujuk konsumen agar membeli dan untuk mengatasi unsur-unsur yang hilang,
menggunakan produk tertentu. Usaha (f) Series of Decisions (Serangkaian
tersebut meliputi bauran pemasaran, yaitu Keputusan), dalam suatu pembelian dapat
Product, Price, Place, Promotion. 2). mencakup sejumlah keputusan. (g) Aturan
Proses, komponen ini berhubungan dengan Pengambilan Keputusan dan Strategi
cara konsumen mengambil keputusan. Pemasaran, pengertian mengenai kaidah
Tindakan pengambilan keputusan keputusan mana yang akan digunakan
konsumen terdiri dari tiga tahap yaitu: (a) konsumen dalam memilih produk atau jasa
Pengenalan kebutuhan, (b) Penelitian tertentu sangat berguna bagi pemasar yang
sebelum pembelian, dan (c) Penilaian berkepentingan untuk merumuskan
berbagai alternatif. Faktor-faktor yang program promosi, (h) Visi Konsumsi,
dapat meningkatkan pencarian informasi sebagai gambaran pengambilan keputusan
sebelum pembelian, yaitu: (a) Faktor-faktor yang tidak ortodoks, tetapi mungkin sekali
produk (lamanya waktu antar pembelian, akurat dalam situasi kurangnya
perubahan model produk, perubahan harga, pengalaman konsumen dan tidak
jumlah pembelian, harga yang tinggi, merk terstrukturnya masalah dengan baik,
alternatif yang banyak, berbagai macam maupun dalam situasi yang diliputi emosi
keistimewaan), (b) Faktor situasi yang dalam. 3). Keluaran (output),
(pengalaman, dapat diterima secara sosial, komponen ini menyangkut dua kegiatan
pertimbangan yang berhubungan dengan pasca pembelian yang berhubungan erat:
nilai), dan (c) Faktor produk (karakteristik perilaku pembelian dan penilaian pasca
demografis konsumen, kepribadian). pembelian. Tujuan dari dua kegiatan ini
Berbagai isu dalam mengevaluasi adalah untuk meningkatkan kepuasan
alternative, yaitu: (a) Rangkaian merek konsumen terhadap pembeliannya
yang diminati, mengacu pada merk-merk
khusus yang dipertimbangkan konsumen LOKASI
dalam melakukan pembelian dalam Memilih lokasi perusahaan
kategori produk tertentu, (b) Kriteria yang merupakan keputusan penting untuk bisnis
Dipakai untuk Mengevaluasi Merek, yang harus membujuk pelanggan untuk

65
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan 6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang
kebutuhannya. Pemilihan lokasi mendukung jasa yang ditawarkan.
mempunyai fungsi yang strategis karena Misalnya warung makan yang
dapat ikut menentukan tercapainya tujuan berdekatan dengan daerah kost, asrama
usaha. Lokasi dapat didefinisikan sebagai mahasiswa, atau perkantoran.
tempat, kedudukan secara fisik yang 7. Persaingan yaitu lokasi pesaing.
mempunyai fungsi strategis karena dapat Misalnya dalam menentukan lokasi
ikut menentukan tercapainya tujuan badan wartel perlu dipertimbangkan apakah
usaha (Sriyadi,2011). Lokasi atau tempat di jalan atau daerah yang sama, banyak
atau letak adalah tempat dimana pula terdapat wartel lain atau tidak.
perusahaan itu didirikan (Manullang, 8. Peraturan pemerintah, misalnya
2011). Jadi, lokasi di sini adalah tempat ketentuan yang melarang tempat
dimana suatu jenis usaha atau bidang usaha reparasi (bengkel) kendaraan bermotor
akan dilaksanakan. berdekatan dengan pemukiman
penduduk (Fandy Tjiptono, 2012 : 41).
Pertimbangan-Pertimbangan dalam
Penentuan Lokasi FASILITAS
Pemilihan lokasi sangat Fandy Tjiptono (2012) menyatakan
dipertimbangkan di dalam mendirikan bahwa fasilitas merupakan sesuatu yang
perusahaan. Karena pemilihan lokasi dapat memudahkan dan memperlancar
merupakan faktor bersaing yang penting pelaksanaan suatu usaha dapat berupa
dalam usaha menarik konsumen atau benda-benda maupun uang. Fasilitas dapat
pelanggan. Pertimbangan-pertimbangan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
yang cermat dalam menetukan lokasi memudahkan, memperlancar pelaksanaan
meliputi faktor-faktor: suatu usaha. Ada beberapa pengertian
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui mengenai fasilitas yaitu sebagai berikut:
atau mudah dijangkau sarana 1. Menurut Pusat Pembinaan dan
transportasi umum. Pengembangan Bahasa, fasilitas adalah
2. Visibilitas, misalnya lokasi dapat golongan aktiva yang terkoordinasi
dilihat dengan jelas dari tepi jalan. seperti tanah, gedung, mesin-mesin dan
3. Lalu lintas (traffic) di mana ada 2 hal peralatan pabrik atau setiap barang
yang perlu dipertimbangkan, yaitu: peralatan fisik yang membantu
- Banyaknya orang yang lalu lalang kelancaran usaha yang menyangkut
bisa memberi peluang terjadinya mesin produksi, gedung-gedung dan
impulse buying. lain-lain.
- Kepadatan dan kemacetan lalu 2. Pengertian fasilitas menurut JS.
lintas bisa pula menjadi hambatan, Poerwodarminto (2006:245) adalah
misalnya terhadap pelayanan segala sesuatu yang memudahkan
kepolisian, pemadam kebakaran, perkara.
atau ambulan. Pada sejumlah tipe jasa, persepsi
4. Tempat parkir yang luas dan aman. yang terbentuk dari interaksi antara
5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang pelanggan dengan fasilitas jasa
luas untuk perluasan usaha dikemudian berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hari. jasa bersangkutan di mata pelanggan

66
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

(Fandy Tjiptono, 2012). Apabila fasilitas hakekatnya bersifat tak teraba (intangible),
jasa tersedia dengan baik dan memadai yang merupakan pemenuhan kebutuhan,
maka pelayanan yang diberikan dapat dan tidak harus terikat penjualan produk
optimal. Konsumen juga akan merasa atau jasa lain. Pelayanan adalah merupakan
terlayani dengan baik sehingga dengan tindakan atau perbuatan yang dapat
dengan ketersediaan fasilitas yang baik ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
dapat menimbulkan kepuasan konsumen. lain, yang pada dasarnya bersifat intangible
Dari pengertian di atas menurut para (tidak berwujud fisik) dan tidak
ahli dapat disimpulkan satu pengertian dari menghasilkan sesuatu. Produksi jasa bisa
fasilitas adalah segala sesuatu baik benda berhubungan dengan produk fisik maupun
berwujud maupun tidak berwujud yang tidak.
dapat memudahkan perkara atau Philip Kotler (2005) menyatakan
kelancaran tugas dan sebagainya. Jadi bahwa pelayanan adalah setiap tindakan
fasilitas berfungsi untuk menyediakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
segala kebutuhan pelanggan yang bersifat suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
fisik untuk memenuhi keinginan yang dasarnya tidak berwujud dan tidak
berkaitan dengan penggunaan jasa, mengakibatkan kepemilikan apapun.
sehingga apabila kebutuhan fasilitas Produksinya dapat dikaitkan atau tidak
terpenuhi konsumen akan merasa puas. dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan
Untuk menunjang pelayanan di atas merupakan perilaku produsen dalam
maka organisasi perlu menyediakan rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
fasilitas dalam upaya untuk memberi konsumen demi tercapainya kepuasan pada
kemudahan kepada konsumen maka konsumen itu sendiri. Kotler juga
fasilitas yang harus disediakan yaitu mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat
(Fandy Tjiptono, 2012) terjadi pada saat, sebelum dan sesudah
1. Fasilitas untuk kenyamanan dan terjadinya transaksi.
keamanan yaitu penataan eksterior dan Pada umumnya pelayanan yang
interior kantor sedemikian rupa bertaraf tinggi akan menghasilkan
sehingga tidak terjadi antrean yang kepuasan yang tinggi serta pembelian
panjang dan melelahkan. ulang yang lebih sering. Lovelock (dalam
2. Fasilitas key box untuk melancarkan Fandy Tjiptono, 2012:58) mengemukakan
berbagai transaksi. bahwa kualitas pelayanan merupakan
3. Fasilitas penunjang misalnya air minum tingkatan kondisi baik buruknya sajian
gratis, toilet, mushola, dll. yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam
rangka memuaskan konsumen dengan cara
KUALITAS PELAYANAN memberikan atau menyampaikan jasa yang
Fandy Tjiptono (2012) menyatakan melebihi harapan konsumen. Jadi penilaian
bahwa kualitas merupakan suatu kondisi konsumen terhadap kualitas pelayanan
dinamis yang berhubungan dengan produk merupakan refleksi persepsi evaluatif
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang terhadap pelayanan yang diterimanya pada
memenuhi atau melebihi harapan. waktu tertentu.
Sedangkan menurut Stanton (2011), Kualitas pelayanan menurut Wyckof
pelayanan adalah kegiatan yang dapat dalam Fandy Tjiptono (2012 : 59) adalah
didefinisikan secara tersendiri yang pada tingkat keunggulan yang diharapkan dan

67
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

pengendalian atas tingkat keunggulan b. Kualitas pemasaran dan pelayanan


tersebut untuk memenuhi keinginan purna jual
pelanggan/konsumen. Deming dalam Berkaitan dengan tingkat sejauh mana
Fandy Tjiptono (2012:7) mendefinisikan dalam penggunaan produk itu
kualitas menurut konteks, persepsi memenuhi ketentuan dasar tentang
customer dan kebutuhan serta kemauan pemasaran, pemeliharaan dan
customer, yaitu : pelayanan purna jual.
a. Kualitas bergantung pada apa yang c. Kualitas Desain
dikehendaki dan dibutuhkan oleh Pada dasarnya mengacu kepada
customer. aktivitas-aktivitas yang menjamin
b. Kualitas adalah penilaian subyektif bahwa produk baru atau produk
customer. Penilaian ini ditentukan oleh dimodifikasi didesain sedemikian rupa
persepsi customer dalam melihat serta untuk memenuhi keinginan dan
merasakan apa yang sudah didapat harapan-harapan pelanggan serta secara
terhadap produk atau jasa. Jadi yang ekonomis layak untuk di produksi atau
penting adalah bagaimana produk atau dikerjakan. Dengan demikian kualitas
jasa dipersepsikan oleh customer dan desain adalah kualitas yang
kapan persepsi customer berubah. direncanakan. Kualitas desain itu akan
c. Kualitas tidak dapat didefinisikan menentukan spesifikasi produk dan
apabila tidak dikaitkan dengan suatu merupakan dasar pembuatan keputusan
konteks tertentu. Kualitas adalah suatu yang berkaitan dengan segmen pasar,
karakteristik atau atribut dari sesuatu. spesfikasi penggunaan, serta pelayanan
Jadi untuk mendefinisikan kualitas purna jual. Kualitas desain pada
terlebih dahulu harus menentukan umumnya merupakan tanggung jawab
sesuatu. dari bagian riset dan pengembangan
Sistem kualitas modern dibagi ke (R&D), rekayasa proses, riset pasar
dalam 3 bagian : Gazpers (1997) dalam (marketing research) dan bagian-bagian
Fandy Tjiptono (2012 : 98) lain yang berkaitan.
a. Kualitas Konformans Kualitas, dalam organisasi jasa
Kualitas ini mengacu kepada tertentu bukanlah sesuatu yang mudah
pembuatan produk atau pemberian jasa didefinisikan, karena hal tersebut sangat
pelayanan yang memenuhi spesifikasi berhubungan erat dengan pandangan
yang telah ditentukan sebelumnya pada konsumen. Secara umum dikatakan bahwa
tahap desain itu. Dengan demikian kualitas adalah karakteristik produk/jasa,
kualitas konformans menunjukkan yang ditentukan oleh pemakai dan
tingkat sejauh mana produk yang diperoleh melalui pengukuran proses serta
dibuat memenuhi atau sesuai dengan melalui perbaikan yang berkelanjutan.
spesifikasi produk. Pada umumnya
bagian-bagian produksi, perencanaan Faktor-faktor Kualitas Pelayanan
dan pengendalian produksi, pembelian Parasuraman, Zeithaml, dan Berry
dan pengiriman memiliki tanggung (dalam Fandy Tjiptono 2012:70), untuk
jawab utama untuk kualitas konformans mengevaluasi kualitas jasa pelanggan
itu. umumnya menggunakan 5 dimensi adalah
sebagai berikut

68
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

1. Tangibles merupakan bukti nyata dari karyawan dalam melayani pelanggan,


kepedulian dan perhatian yang diberikan kecepatan karyawan dalam melayani
oleh penyedia jasa kepada konsumen. pelanggan, dan penanganan keluhan
Pentingnya dimensi tangibles ini akan pelanggan. 4) Assurance atau jaminan
menumbuhkan image penyedia jasa merupakan pengetahuan dan perilaku
terutama bagi konsumen baru dalam karyawan (employee) untuk membangun
mengevaluasi kualitas jasa. Perusahaan kepercayaan dan keyakinan pada diri
yang tidak memperhatikan fasilitas fisiknya konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang
akan menumbuhkan kebingungan atau ditawarkan. Dimensi ini sangat penting
bahkan merusak image perusahaan. 2) karena melibatkan persepsi konsumen
Reliability atau kehandalan merupakan terhadap resiko ketidak pastian yang tinggi
kemampuan perusahaan untuk terhadap kemampauan penyedia jasa.
melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang Perusahaan membangun kepercayaan dan
telah dijanjikan secara tepat waktu. kesetiaan konsumen melalui karyawan
Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan yang terlibat langsung menangani
konsumen akan menurun bila jasa yang konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini
diberikan tidak sesuai dengan yang terdiri dari kompetensi karyawan yang
dijanjikan. Jadi komponen atau unsur meliputi ketrampilan, pengetahuan yang
dimensi reliability ini merupakan dimiliki karyawan untuk melakukan
kemampuan perusahaan dalam pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang
menyampaikan jasa secara tepat dan meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
pembebanan biaya secara tepat. 3) kepercayaan konsumen kepada perusahaan
Responsiveness atau daya tanggap seperti, reputasi perusahaan, prestasi dan
merupakan kemampuan perusahaan yang lain-lain 5) Emphaty merupakan
dilakukan langsung oleh karyawan untuk kemampuan perusahaan yang dilakukan
memberikan pelayanan dengan cepat dan langsung oleh karyawan untuk memberikan
tanggap. Daya tanggap dapat perhatian kepada konsumen secara
menumbuhkan persepsi yang positif individu, termasuk juga kepekaan akan
terhadap kualitas jasa yang diberikan. kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari
Termasuk didalamnya jika terjadi dimensi ini merupakan gabungan dari
kegagalan atau keterlambatan dalam akses (acces) yaitu kemudahan untuk
penyampaian jasa, pihak penyedia jasa memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh
berusaha memperbaiki atau meminimalkan perusahaan, komunikasi merupakan
kerugian konsumen dengan segera.Dimensi kemampuan melakukan untuk
ini menekankan pada perhatian dan menyampaikan informasi kepada
kecepatan karyawan yang terlibat untuk konsumen atau memperoleh masukan dari
menanggapi permintaan, pertanyaan, dan konsumen dan pemahaman merupakan
keluhan konsumen. Jadi komponen atau usaha untuk mengetahui dan memahami
unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan kebutuhan dan keinginan konsumen.

69
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

Penelitian terdahulu
Peneliti Judul Hasil
Anis Salisa Syahbi, Pengaruh Harga ,Produk ,Pelayanan, Lokasi, Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
2014 dan Promosi terhadap Pengambilan Keputusan Secara partial Harga, Produk,
Konsumen Untuk Berbelanja Busana Muslim Pelayanan , Lokasi dan Promosi tidak
(Studi Kasus Karita Square Yogyakarta) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan Konsumen
Budiono,S, Pengaruh kualitas pelayanan, fasilitas dan Bahwa Lokasi, Fsilitas & Kualitas
2010 lokasi terhadap keputusan menginap (hotel Pelayanan berpengaruh signifikan
srondol indah Semarang), terhadap keputusan konsumen
Mujiroh,2005 “Pengaruh Produk,Pelayanan dan Lokasi Bahwa Produk, Kualitas Pelayanan dan
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen lokasi berpengaruh signifikan terhadap
Pada Pasar Swalayan Indorizki Purbalingga keputusan pembelian konsumen

KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS


Kerangka Pikir

lokasi
X1 H1

Fasilitas Keputusan konsumen


X2 H2 Y

Pelayanan H3
X3

Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan bahwa Lokasi berpengaruh signifikan


Konsumen terhadap Keputusan Pembelian.
Memilih lokasi perusahaan H1: Ada pengaruh lokasi terhadap
merupakan keputusan penting untuk bisnis keputusan konsumen warung angkringan di
yang harus membujuk pelanggan untuk Semarang
datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan
kebutuhannya. Pemilihan lokasi Pengaruh Fasilitas Terhadap Keputusan
mempunyai fungsi yang strategis karena Konsumen
dapat ikut menentukan tercapainya tujuan Pada sejumlah tipe jasa, persepsi
usaha. Secara empiris telah dibuktikan yang terbentuk dari interaksi antara
bahwa bahwa lokasi dapat mempengaruhi pelanggan dengan fasilitas jasa
keputusan pembelian konsumen, seperti berpengaruh signifikan terhadap kualitas
penelitiannya Mujiroh, 2014 yang berjudul jasa bersangkutan di mata Pelanggan
“Pengaruh Produk, Pelayanan dan Lokasi (Fandy Tjiptono, 2012 ). Apabila fasilitas
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen jasa tersedia dengan baik dan memadai
Pada Pasar Swalayan Indorizki Purbalingga pelayanan yang diberikan dapat optimal.
Dan hasil penelitian nya membuktikan Konsumen juga akan merasa terlayani
dengan baik sehingga dengan dengan

70
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

ketersediaan fasilitas yang baik dapat anak kos kosan karena kesederhaannya dan
menimbulkan kepuasan konsumen. Dan mudah dijumpai diseluruh wilayah
jika konsumen puas maka keputusan Semarang dan sekitarnya.
pembeliannya akan terjadi berulang ulang Populasi yang digunakan adalah
Re Buying). Dan secara empiris sudah seluruh masyarakat yang tinggal di
dapat dibuktikan bahwa fasilitas dapat Semarang dan sekitarnya dan berstatus
mempengaruhi keputusan konsumen sebagai mahasiswa maupun pekerja dengan
sebagaimana dalam penelitiannya Budiono status belum menikah, sampel yang
S Ari, 2010 yang berjudul Pengaruh diambil 100 responden dengan metode
kualitas pelayanan, fasilitas dan lokasi purposive sampling,
terhadap keputusan menginap (hotel
srondol indah Semarang Jenis dan Sumber Data
H2 : Ada pengaruh fasilitas Jenis data yang dibutuhkan dalam
terhadap keputusan konsumen warung studi ini berdasarkan sumbernya adalah
angkringan di Semarang data: (1) primer; dan (2) sekunder. Data
primer biasanya diperoleh dengan survey
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap langsung lapangan. Data primer dapat
Keputusan Konsumen didefinisikan sebagai data yang
Pelayanan merupakan perilaku dikumpulkan dari sumber-sumber asli
produsen dalam rangka memenuhi (Kuncoro,2009). Dalam riset ini data
kebutuhan dan keinginan konsumen demi primer dikumpulkan dari hasil wawancara
tercapainya kepuasan pada konsumen itu dengan warga kos–kosan yang tinggal di
sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa Semarang. Riset pendahuluan mengambil
perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, 30 responden dan pada riset lanjutannya
sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. adalah 100 responden. Pra riset (riset
Mujiroh (2004) dan Budiono, Sari (2010) pendahuluan) dilakukan untuk mengetahui
telah membuktikan bahwa pelayanan fenomena kecenderungan pola konsumsi
berpengaruh signifikan terhadap keputusan warga kos-kosan di Semarang ini .Riset ini
konsumen dalam pembeliannya. juga menggunakan data sekunder yaitu
Sebagaimana di jelaskan sebelumnya. data yang telah dikumpulkan oleh pihak
H3 : Ada pengaruh pelayanan lain (Kuncoro,2009). Adapun data
terhadap keputusan konsumen angkringan sekunder yang yang digunakan adalah
di Semarang literatur, jurnal jurnal dan tulisan yang
tidak dipublikasikan .
METODOLOGI PENELITIAN
Studi ini merupakan penelitian Indikator
perilaku konsumen tentang pengambilan Variabel Independent (Bebas): a)
keputusan konsumen. Obyek penelitian ini Lokasi (X3) Adapun indikator lokasi dalam
adalah konsumen warung angkringan yang penelitian ini meliputi (Mc Carthy dalam
kebanyakan pendatang (kos) di Kota Basu Swastha, 2010: 125): 1)
Semarang. Mereka sebagian besar Keterjangkauan, 2) Kelancaran arus lalu
mahasiswa dan sebagian lagi adalah para lintas 3) Lingkungan sekitar yang nyaman
pekerja yang tinggal di Semarang. Warung dan 4) Dekat dengan fasilitas umum. b)
angkringan menjadi favorit dikalangan Fasilitas indikator yang digunakan

71
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

meliputi. (Fandy Tjiptono, 2012:96) : 1) Metode analisis data


Fasilitas untuk kenyamanan dan keamanan 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
2) Fasilitas key box untuk melancarkan 2. Uji Kelayakan Model
berbagai transaksi dan 3) Fasilitas 3. Uji Hipotesis
penunjang. Selanjutrnya untuk indikator 4. Analisis regresi linier berganda
variable pelayanan Fandy Tjiptono Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
(2012:51) menyatakan kualitas pelayanan Keterangan :
merupakan suatu kondisi dinamis yang Y = Nilai variabel keputusan
berhubungan dengan produk jasa, konsumen
manusia, proses dan lingkungan yang b1, b2, b3 = Koefisien regresi linier
memenuhi atau melebihi harapan. c) berganda
Kualitas pelayanan indikator meliputi X1 = Variabel lokasi
(Fandy Tjiptono 2012:70) : 1) Bukti Fisik X2 = Variabel fasilitas
(Tangibles), 2) Kehandalan (Realibility), 3) X3 = Variabel kualitas pelayanan
Ketanggapan (Responsiveness), 4) Jaminan E = Error
dan Kepastian (Assurance), 5) Perhatian
Individual (Empaty) Sementara variable HASIL & PEMBAHASAN
terikatnya yaitu Keputusan Konsumen Uji Validitas dan Reliabilitas
adalah perilaku pembelian konsumen akhir, Berdasarkan hasil perhitungan
baik individu maupun rumah tangga yang menunjukkan semua variabel kuesioner
membeli produk untuk konsumsi personal valid, karena masing-masing item
(Kotler dan Amstrong, 2010: 135). Dan memenuhi syarat yaitu nilai corrected item
indikator keputusan konsumen dalam total correlation atau r hitung > r tabel =
penelitian ini menurut (Kotler dan Susanto, 0,195 (N = 100,  = 0,05 ). Demikian juga
2010). 1) Kebudayaan dapat dengan nilai cronbach alpha atau r hitung
mempengaruhi, 2) Peran dan status, 3) untuk keempat variabel yaitu Lokasi (X1),
Kepribadian, Dan 4) Keputusan Fasilitas (X2), dan Kualitas Pelayanan (X3)
berdasarkan kebutuhan serta Keputusan Konsumen (Y) semuanya
lebih besar dari 0,70 (r standar) maka dapat
disimpulkan bahwa hasil pengujian
kuesioner reliabel.
Uji Kelayakan Model
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .968 .937 .935 1.132
a. Predictors: (Constant), Lokasi, Fasilitas, Kualitas
pelayanan

Hasil pengujian koefisien determinasi Kualitas Pelayanan dapat menjelaskan


dapat dijelaskan bahwa nilai Adjusted R variasi dari variabel terikat Keputusan
Square sebesar 0,935. Hal ini berarti bahwa Konsumen sebesar 93,5 % , sedangkan yang
variabel bebas yaitu Lokasi, Fasilitas dan 6,5 % dijelaskan variabel / faktor lain di luar

72
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

model misalnya : Kualitas Produk, Harga, angka signifikansi = 0,000 <  = 0,05
Selera Konsumen dan sebagainya. (signifikan). Berdasarkan pengujian adjusted
Hasil uji F dapat dijelaskan bahwa nilai F R2 dan F di atas dapat disimpulkan model
hitung = 473.146 > F tabel = 2,70, dengan persamaan regresi layak untuk digunakan
b
ANOVA
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
a
1 Regression 1817.517 3 605.839 473.146 .000
Residual 122.923 96 1.280

Total 1940.440 99

a. Predictors: (Constant), Lokasi, Fasilitas, Kualitas pelayanan


b. Dependent Variable: Keputusan Konsumen

Pengujian Hipotesis ( t-test )


a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.819 .446 -1.836 .069

Lokasi .355 .085 .337 4.203 .000


Fasilitas .330 .093 .240 3.530 .001
Kualitas pelayanan .367 .063 .418 5.787 .000
a. Dependent Variable: Keputusan Konsumen

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terhadap keputusan konsumen = 5.787 > t
bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel tabel = 1,658 , dengan angka signifikansi
Lokasi terhadap keputusan konsumen = = 0,000 <  = 0,05 (signifikan). Dengan
4.203 > t tabel = 1,658 , dengan angka demikian maka hipotesis (H3) bahwa
signifikansi = 0,000 <  = 0,05 kualitas pelayanan berpengaruh positif
(signifikan). Dengan demikian maka terhadap keputusan konsumen terbukti.
hipotesis (H1) bahwa lokasi berpengaruh
positif terhadap keputusan konsumen Hasil Analisis Regresi
terbukti. Diketahui pula bahwa nilai t hitung Berdasarkan tabel diatas koefisien
dari pengaruh variabel fasilitas terhadap regresi ( beta) atau β1= 0,337, β2 = 0,240
keputusan konsumen = 3,530 > t tabel = dan β3 = 0,418 , sehingga dapat disusun
1,658 dengan angka signifikansi = 0,001<  persamaan regresi korelasi berganda
= 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka sebagai berikut :
hipotesis (H2) bahwa fasilitas berpengaruh Y = 0,337 X1 + 0,240 X2 + 0,418 X3.
terhadap keputusan konsumen terbukti.
Demikian juga dengan variabel kualitas Persamaan regresi di atas artinya koefisien
pelayanan,berdasarkan tabel di atas dapat regresi lokasi (X1) sebesar 0,337 positif,
diketahui bahwa nilai t hitung dari hal ini berarti bahwa jika lokasinya
pengaruh variabel kualitas pelayanan semakin strategis maka keputusan

73
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

konsumen semakin meningkat. Persamaan 3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan


koefisien regresi fasilitas (X2) sebesar bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
0,240 positif, hal ini berarti jika fasilitas positif terhadap keputusan konsumen
semakin mendukung maka keputusan dalam membeli produk warung
konsumen semakin meningkat. Sedangkan angkringan. Hal ini berimplikasi pada
koefisien regresi kualitas pelayanan (X3) perlunya menciptakan pelayanan yang
sebesar 0,418 positif, hal ini berarti jika semakin baik. Adanya keramahan
kualitas pelayanan semakin baik maka dalam berjualan, memberi pelayanan
keputusan konsumen semakin meningkat. yang cepat dan tepat. Pedagang
mampu berkomunikasi dengan lancar
KESIMPULAN & IMPLIKASI dengan para konsumennya, Juga
1. Hasil penelitian ini telah membuktikan senantiasa membangun hubugan baik
bahwa lokasi yang strategis penting dengan para pelanggannya yang sudah
bagi keputusan konsumen angkringan menjadi asset di bisnis ini.
di Semarang
2. Hasil penelitian ini telah membuktikan DAFTAR PUSTAKA
bahwa fasilitas yang mendukung Alma Buchari, 2008, Maanjemen
penting bagi pertimbangan keputusan Pemasaran dan Pemasaran Jasa,
konsumen angkringan di Semarang Bandung: Alfabeta,
3. Hasil penelitian ini telah membuktikan Anis Salis Syahbi, 2014,” Pengaruh
bahwa kualitas pelayanan penting Harga, Produk, Pelayanan, Lokasi
bagi pertimbangan keputusan dan Promosi Terhadap Keputusan
konsumen angkringan di Semarang Konsumen Untuk Berbelanja Busana
Muslim“ (Studi Kasus Karita Square
Implikasi Yogyakarta)(http://digilib.uinsuka.ac.
1. Hasil penelitiani ini juga menunjukkan id/13742/1/BAB%20I%2C%20V%2
bahwa lokasi berpengaruh positif C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf)
terhadap keputusan konsumen dalam Basu Swastha, 2010, Azas-Azas Marketing,
membeli produk warung angkringan di Yogyakarta: Liberty,
Semarang. Hal ini berimplikasi pada Budi Sulistiono Ari, 2010, Pengaruh
perlu mendekatkan lokasi bisnis ke kualitas pelayanan, fasilitas dan
sasaran/targetnya sehingga lebih lokasi terhadap keputusan menginap
strategis yaitu mendekat pada sasaran (hotel srondol indah Semarang),
(targetnya) Jurnal pendidikan,
2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan http://eprints.undip.ac.id/22627/1/full
bahwa fasilitas berpengaruh positif _skripsi.pdf di akses 20 Oktober
terhadap keputusan konsumen dalam 2017)
membeli produk warung angkringan. Christoper & Lauren K Wright, 2007,
Hal ini berimplikasi pada perlunya Manajemen Pemasaran Jasa,
menciptakan suasana yang kondusif, Jakarta: Indeks Indonesia
nyaman dan semenarik mungkin. Dan Ghozali Imam,2011, Aplikasi analisis
bila ingin mengembangkan bisnis ini multivariate dengan program SPSS,
kedepan perlu di kelola dengan lebih Semarang: Badan Penerbit Undip
modern.

74
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi

J.Supranto,2012, Metode Penelitian Hukum Sudjana, Statistik untuk Ekonomi dan


dan Statistik, Jakarta: Rineka Cipta, Niaga II, Bandung:Tarsito, 2008.
JS Poerwodarminto, 2006, Kamus Umum Sutrisno Hadi, Metode
Bahasa Indonesia, Bandung: Research,Yogyakarta: Yayasan
Angkasa. Fakultas Psikologi UGM, 2004.
Kotler Philip dan Gary Armstrong, 2011, Swastha & Handoko, Manajemen
Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid pemasaran, Analisa Perilaku
I,Jakarta: Erlangga. Konsumen, Yogyakarta: BPFE,
Kotler Philip dan Susanto. AB, 2009, 2014. Sugiyono,
Manajemen Pemasaran di Indonesia, Metode Penelitian Bisnis, Bandung:
Analisis, Perencanaan Implementasi Alfabeta, 2012
dan Pengendalian, Jakarta: Salemba Tjiptono Fandy, Manajemen Jasa,
Empat Yogyakarta: Andi offset, 2012
Kasmir dan Jakfar, 2013, Studi Kelayakian Zethmal dan Bitner, Services Marketing :
Bisnis. Jakarta : Penerbit Kencana Integrating Customer Focus Across
Lupiyoadi Rambat 2011, Manajemen the Firm, New Yor: McGraw, 2009
Pemasaran Jasa, Jakarta: Penerbit
Salemba Empat, Manullang, 2011,
Manajemen Personalia, Medan:
Ghalia Indonesia
Masri Singarimbun dan Sofyan, 2007,
Metodelogi Pemilihan Survey,
Yogyakarta: Liberty, Mujiroh
,2005, “Pengarunh Produk,
Pelayanan, dan Lokasi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen
Pada Pasar Swalayan Indo Rizky
Purbalingga (http://
idtesis.com/tesis-ekonomi-pengaruh-
produk-pelayanan-dan lokasi
terhadap keputusan konsumen,
diakses 25 Oktober 2017)
Prawirosentono, 2002, Manajemen
Produksi,
Jakarta: Bumi Aksara
Schiffman, Leon G dan Leslie L Kanuk.,
1997., "Consumer Behavior”.,
Prentice Hall., New
Sriyadi, 2011,Bisnis Manajemen
Perusahaan Modern, Semarang:
IKIP Press.
Stanton,2011, Prinsip Pemasaran,
Bandung: Pustaka.

75

Anda mungkin juga menyukai