Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Lokasi, Fasilitas dan Kualitas Pelayanan
mempengaruhi Keputusan Konsumen atas pembeliannya di warung angkringan (Studi kasus pada
warga kos di kota Semarang). Populasi penelitian ini adalah seluruh warga yang kos di Semarang
khususnya mahasiswa/pekerja. Adapun sample 100 responden dengan tehnik purposive sampling.
Kuesioner disusun menurut skala Likert .Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
korelasi berganda. Variasi variabel Keputusan Konsumen dapat dijelas oleh variabel-variabel seperti
Lokasi, Fasilitas dan Kualitas Pelayanan sebesar 93,5 %. Berdasarkan hasil uji hipotesis (H1), (H1) dan
(H3) dapat diterima dan terbukti semua t hitung > t tabel = 1,658 dengan angka signifikansi < =
0,05 (signifikan). Sementara itu hasil dari analisa regresi korelasi di peroleh persamaan : Y = 0,337 X1
+ 0,240 X2 + 0,418 X3. Hal ini membuktikan adanya pengaruh yang positif dari variable Lokasi,
Fasilitas dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Konsumen warung angkringan di Semarang
Abstract
This study aims to determine whether Location, Facilities and Service Quality Affects Consumer
Decision on the purchase at the warung angkringan (Case study on boarding people in the city of
Semarang). The population of this study is all citizens who board in Semarang, especially students /
workers. The sample of 100 respondents with purposive sampling technique. Questionnaire is
arranged according to Likert scale. The analysis method used is multiple correlation regression
analysis. Variations in Consumer Decisions can be explained by variables such as Location,
Facilities and Quality of Service of 93.5%. Based on result of hypothesis test (H1), (H1) and (H3)
acceptable and proven all t arithmetic> t table = 1,658 with significance number < = 0,05
(significant). Meanwhile, the result of the correlation regression analysis obtained the equation: Y =
0.337 X1 + 0,240 X2 + 0,418 X3. This proves the positive influence of Location, Facilities and
Quality of Service Quality to Consumer Decision of angkringan stalls in Semarang.
59
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
60
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
yang pada akhirnya melahirkan pelanggan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
pelanggan baru. Lokasi usaha sering dapat memudahkan, memperlancar
disebut sebagai tempat kegiatan pengusaha pelaksanaan suatu usaha. Menurut Fandy
melakukan kegiatan sehari-hari. Lokasi Tjiptono (2012) pada sejumlah tipe jasa,
usaha yang strategis akan memudahkan persepsi yang terbentuk dari interaksi
konsumen untuk mendapatkan antara pelanggan dengan fasilitas jasa
kebutuhannya. Oleh karena itu, perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kualitas
harus benar-benar mempertimbangkan, jasa bersangkutan di mata pelanggan.
menyeleksi dan memilih lokasi yang Apabila fasilitas jasa tersedia dengan baik
strategis. Lokasi berpengaruh terhadap dan memadai maka pelayanan yang
dimensi strategi, seperti fleksibilitas, diberikan pun dapat dilakukan secara
competitive positioning, manajemen optimal. Konsumen juga akan merasa
permintaan, dan focus strategic terlayani dengan baik sehingga dengan
(Fitzsimmons, 1994). Fleksibilitas sebuah dengan ketersediaan fasilitas yang baik
lokasi merupakan ukuran sejauh mana dapat menimbulkan kepuasan konsumen.
sebuah jasa mampu bereaksi terhadap Lokasi baik dan Fasilitas yang memadai
situasi perekonomian yang berubah. belum jaminan untuk bisa menarik
Keputusan pemilihan lokasi berkaitan konsumen, kalau tidak dibarengi dengan
dengan komitmen jangka panjang terhadap pelayanan yang berkualitas.
aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, Kualitas pelayanan adalah suatu
karena itu penyedia jasa harus model yang dapat menggambarkan kondisi
mempertimbangkan, menyeleksi dan pelanggan dengan membandingkan
memilih lokasi yang responsif terhadap pelayanan yang mereka harapkan dengan
kemungkinan perubahan ekonomi, apa yang mereka terima dalam
demografis, budaya, persaingan dan mengevaluasi kualitas. Kualitas pelayanan
peraturan di masa mendatang. Competitive yang baik merupakan salah satu faktor
Positioning adalah metode-metode yang penting dalam usaha menciptakan
digunakan agar perusahaan dapat kepuasan pelanggan. Pelayanan juga
mengembangkan posisi relatifnya merupakan salah satu unsur yang penting
dibandingkan dengan para pesaing. Jika untuk menarik minat pembeli. Dengan kata
perusahaan berhasil memperoleh dan lain pelayanan merupakan salah satu hal
mempertahankan lokasi yang strategis, yang penting dalam pengembangan usaha
maka itu dapat menjadi rintangan yang apapun.
efektif bagi para pesaing untuk Pada awal mulanya, bisnis
mendapatkan akses ke pasar (Tjiptono dan angkringan ini dibuat untuk membidik para
Chandra, 2005). mahasiswa yang sedang merantau untuk
Sementara itu, hal lain yang juga kuliah serta para buruh pabrik dengan upah
penting dalam keputusan pembelian adalah yang kecil. Namun, kini bisnis angkringan
ketersediaan fasilitas pada setiap usaha. selain menjadi tempat makan yang ngirit
Sebagaimana Fandy Tjiptono (2012) juga cocok untuk dijadikan sebagai tempat
menyatakan bahwa fasilitas merupakan tempat nongkrong dan jajanan wisata
sesuatu yang dapat memudahkan dan kuliner pada malam hari. Melihat target
memperlancar pelaksanaan suatu usaha pasarnya semakin luas dan berkembang
dapat berupa benda maupun uang. Fasilitas seperti sekarang ini, maka penting sekali
61
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
62
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
63
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
64
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
65
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan 6. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang
kebutuhannya. Pemilihan lokasi mendukung jasa yang ditawarkan.
mempunyai fungsi yang strategis karena Misalnya warung makan yang
dapat ikut menentukan tercapainya tujuan berdekatan dengan daerah kost, asrama
usaha. Lokasi dapat didefinisikan sebagai mahasiswa, atau perkantoran.
tempat, kedudukan secara fisik yang 7. Persaingan yaitu lokasi pesaing.
mempunyai fungsi strategis karena dapat Misalnya dalam menentukan lokasi
ikut menentukan tercapainya tujuan badan wartel perlu dipertimbangkan apakah
usaha (Sriyadi,2011). Lokasi atau tempat di jalan atau daerah yang sama, banyak
atau letak adalah tempat dimana pula terdapat wartel lain atau tidak.
perusahaan itu didirikan (Manullang, 8. Peraturan pemerintah, misalnya
2011). Jadi, lokasi di sini adalah tempat ketentuan yang melarang tempat
dimana suatu jenis usaha atau bidang usaha reparasi (bengkel) kendaraan bermotor
akan dilaksanakan. berdekatan dengan pemukiman
penduduk (Fandy Tjiptono, 2012 : 41).
Pertimbangan-Pertimbangan dalam
Penentuan Lokasi FASILITAS
Pemilihan lokasi sangat Fandy Tjiptono (2012) menyatakan
dipertimbangkan di dalam mendirikan bahwa fasilitas merupakan sesuatu yang
perusahaan. Karena pemilihan lokasi dapat memudahkan dan memperlancar
merupakan faktor bersaing yang penting pelaksanaan suatu usaha dapat berupa
dalam usaha menarik konsumen atau benda-benda maupun uang. Fasilitas dapat
pelanggan. Pertimbangan-pertimbangan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
yang cermat dalam menetukan lokasi memudahkan, memperlancar pelaksanaan
meliputi faktor-faktor: suatu usaha. Ada beberapa pengertian
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui mengenai fasilitas yaitu sebagai berikut:
atau mudah dijangkau sarana 1. Menurut Pusat Pembinaan dan
transportasi umum. Pengembangan Bahasa, fasilitas adalah
2. Visibilitas, misalnya lokasi dapat golongan aktiva yang terkoordinasi
dilihat dengan jelas dari tepi jalan. seperti tanah, gedung, mesin-mesin dan
3. Lalu lintas (traffic) di mana ada 2 hal peralatan pabrik atau setiap barang
yang perlu dipertimbangkan, yaitu: peralatan fisik yang membantu
- Banyaknya orang yang lalu lalang kelancaran usaha yang menyangkut
bisa memberi peluang terjadinya mesin produksi, gedung-gedung dan
impulse buying. lain-lain.
- Kepadatan dan kemacetan lalu 2. Pengertian fasilitas menurut JS.
lintas bisa pula menjadi hambatan, Poerwodarminto (2006:245) adalah
misalnya terhadap pelayanan segala sesuatu yang memudahkan
kepolisian, pemadam kebakaran, perkara.
atau ambulan. Pada sejumlah tipe jasa, persepsi
4. Tempat parkir yang luas dan aman. yang terbentuk dari interaksi antara
5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang pelanggan dengan fasilitas jasa
luas untuk perluasan usaha dikemudian berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hari. jasa bersangkutan di mata pelanggan
66
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
(Fandy Tjiptono, 2012). Apabila fasilitas hakekatnya bersifat tak teraba (intangible),
jasa tersedia dengan baik dan memadai yang merupakan pemenuhan kebutuhan,
maka pelayanan yang diberikan dapat dan tidak harus terikat penjualan produk
optimal. Konsumen juga akan merasa atau jasa lain. Pelayanan adalah merupakan
terlayani dengan baik sehingga dengan tindakan atau perbuatan yang dapat
dengan ketersediaan fasilitas yang baik ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
dapat menimbulkan kepuasan konsumen. lain, yang pada dasarnya bersifat intangible
Dari pengertian di atas menurut para (tidak berwujud fisik) dan tidak
ahli dapat disimpulkan satu pengertian dari menghasilkan sesuatu. Produksi jasa bisa
fasilitas adalah segala sesuatu baik benda berhubungan dengan produk fisik maupun
berwujud maupun tidak berwujud yang tidak.
dapat memudahkan perkara atau Philip Kotler (2005) menyatakan
kelancaran tugas dan sebagainya. Jadi bahwa pelayanan adalah setiap tindakan
fasilitas berfungsi untuk menyediakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh
segala kebutuhan pelanggan yang bersifat suatu pihak kepada pihak lain, yang pada
fisik untuk memenuhi keinginan yang dasarnya tidak berwujud dan tidak
berkaitan dengan penggunaan jasa, mengakibatkan kepemilikan apapun.
sehingga apabila kebutuhan fasilitas Produksinya dapat dikaitkan atau tidak
terpenuhi konsumen akan merasa puas. dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan
Untuk menunjang pelayanan di atas merupakan perilaku produsen dalam
maka organisasi perlu menyediakan rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan
fasilitas dalam upaya untuk memberi konsumen demi tercapainya kepuasan pada
kemudahan kepada konsumen maka konsumen itu sendiri. Kotler juga
fasilitas yang harus disediakan yaitu mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat
(Fandy Tjiptono, 2012) terjadi pada saat, sebelum dan sesudah
1. Fasilitas untuk kenyamanan dan terjadinya transaksi.
keamanan yaitu penataan eksterior dan Pada umumnya pelayanan yang
interior kantor sedemikian rupa bertaraf tinggi akan menghasilkan
sehingga tidak terjadi antrean yang kepuasan yang tinggi serta pembelian
panjang dan melelahkan. ulang yang lebih sering. Lovelock (dalam
2. Fasilitas key box untuk melancarkan Fandy Tjiptono, 2012:58) mengemukakan
berbagai transaksi. bahwa kualitas pelayanan merupakan
3. Fasilitas penunjang misalnya air minum tingkatan kondisi baik buruknya sajian
gratis, toilet, mushola, dll. yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam
rangka memuaskan konsumen dengan cara
KUALITAS PELAYANAN memberikan atau menyampaikan jasa yang
Fandy Tjiptono (2012) menyatakan melebihi harapan konsumen. Jadi penilaian
bahwa kualitas merupakan suatu kondisi konsumen terhadap kualitas pelayanan
dinamis yang berhubungan dengan produk merupakan refleksi persepsi evaluatif
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang terhadap pelayanan yang diterimanya pada
memenuhi atau melebihi harapan. waktu tertentu.
Sedangkan menurut Stanton (2011), Kualitas pelayanan menurut Wyckof
pelayanan adalah kegiatan yang dapat dalam Fandy Tjiptono (2012 : 59) adalah
didefinisikan secara tersendiri yang pada tingkat keunggulan yang diharapkan dan
67
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
68
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
69
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
Penelitian terdahulu
Peneliti Judul Hasil
Anis Salisa Syahbi, Pengaruh Harga ,Produk ,Pelayanan, Lokasi, Hasil penelitian ini menyatakan bahwa
2014 dan Promosi terhadap Pengambilan Keputusan Secara partial Harga, Produk,
Konsumen Untuk Berbelanja Busana Muslim Pelayanan , Lokasi dan Promosi tidak
(Studi Kasus Karita Square Yogyakarta) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan Konsumen
Budiono,S, Pengaruh kualitas pelayanan, fasilitas dan Bahwa Lokasi, Fsilitas & Kualitas
2010 lokasi terhadap keputusan menginap (hotel Pelayanan berpengaruh signifikan
srondol indah Semarang), terhadap keputusan konsumen
Mujiroh,2005 “Pengaruh Produk,Pelayanan dan Lokasi Bahwa Produk, Kualitas Pelayanan dan
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen lokasi berpengaruh signifikan terhadap
Pada Pasar Swalayan Indorizki Purbalingga keputusan pembelian konsumen
lokasi
X1 H1
Pelayanan H3
X3
70
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
ketersediaan fasilitas yang baik dapat anak kos kosan karena kesederhaannya dan
menimbulkan kepuasan konsumen. Dan mudah dijumpai diseluruh wilayah
jika konsumen puas maka keputusan Semarang dan sekitarnya.
pembeliannya akan terjadi berulang ulang Populasi yang digunakan adalah
Re Buying). Dan secara empiris sudah seluruh masyarakat yang tinggal di
dapat dibuktikan bahwa fasilitas dapat Semarang dan sekitarnya dan berstatus
mempengaruhi keputusan konsumen sebagai mahasiswa maupun pekerja dengan
sebagaimana dalam penelitiannya Budiono status belum menikah, sampel yang
S Ari, 2010 yang berjudul Pengaruh diambil 100 responden dengan metode
kualitas pelayanan, fasilitas dan lokasi purposive sampling,
terhadap keputusan menginap (hotel
srondol indah Semarang Jenis dan Sumber Data
H2 : Ada pengaruh fasilitas Jenis data yang dibutuhkan dalam
terhadap keputusan konsumen warung studi ini berdasarkan sumbernya adalah
angkringan di Semarang data: (1) primer; dan (2) sekunder. Data
primer biasanya diperoleh dengan survey
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap langsung lapangan. Data primer dapat
Keputusan Konsumen didefinisikan sebagai data yang
Pelayanan merupakan perilaku dikumpulkan dari sumber-sumber asli
produsen dalam rangka memenuhi (Kuncoro,2009). Dalam riset ini data
kebutuhan dan keinginan konsumen demi primer dikumpulkan dari hasil wawancara
tercapainya kepuasan pada konsumen itu dengan warga kos–kosan yang tinggal di
sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa Semarang. Riset pendahuluan mengambil
perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, 30 responden dan pada riset lanjutannya
sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. adalah 100 responden. Pra riset (riset
Mujiroh (2004) dan Budiono, Sari (2010) pendahuluan) dilakukan untuk mengetahui
telah membuktikan bahwa pelayanan fenomena kecenderungan pola konsumsi
berpengaruh signifikan terhadap keputusan warga kos-kosan di Semarang ini .Riset ini
konsumen dalam pembeliannya. juga menggunakan data sekunder yaitu
Sebagaimana di jelaskan sebelumnya. data yang telah dikumpulkan oleh pihak
H3 : Ada pengaruh pelayanan lain (Kuncoro,2009). Adapun data
terhadap keputusan konsumen angkringan sekunder yang yang digunakan adalah
di Semarang literatur, jurnal jurnal dan tulisan yang
tidak dipublikasikan .
METODOLOGI PENELITIAN
Studi ini merupakan penelitian Indikator
perilaku konsumen tentang pengambilan Variabel Independent (Bebas): a)
keputusan konsumen. Obyek penelitian ini Lokasi (X3) Adapun indikator lokasi dalam
adalah konsumen warung angkringan yang penelitian ini meliputi (Mc Carthy dalam
kebanyakan pendatang (kos) di Kota Basu Swastha, 2010: 125): 1)
Semarang. Mereka sebagian besar Keterjangkauan, 2) Kelancaran arus lalu
mahasiswa dan sebagian lagi adalah para lintas 3) Lingkungan sekitar yang nyaman
pekerja yang tinggal di Semarang. Warung dan 4) Dekat dengan fasilitas umum. b)
angkringan menjadi favorit dikalangan Fasilitas indikator yang digunakan
71
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
72
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
model misalnya : Kualitas Produk, Harga, angka signifikansi = 0,000 < = 0,05
Selera Konsumen dan sebagainya. (signifikan). Berdasarkan pengujian adjusted
Hasil uji F dapat dijelaskan bahwa nilai F R2 dan F di atas dapat disimpulkan model
hitung = 473.146 > F tabel = 2,70, dengan persamaan regresi layak untuk digunakan
b
ANOVA
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
a
1 Regression 1817.517 3 605.839 473.146 .000
Residual 122.923 96 1.280
Total 1940.440 99
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terhadap keputusan konsumen = 5.787 > t
bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel tabel = 1,658 , dengan angka signifikansi
Lokasi terhadap keputusan konsumen = = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Dengan
4.203 > t tabel = 1,658 , dengan angka demikian maka hipotesis (H3) bahwa
signifikansi = 0,000 < = 0,05 kualitas pelayanan berpengaruh positif
(signifikan). Dengan demikian maka terhadap keputusan konsumen terbukti.
hipotesis (H1) bahwa lokasi berpengaruh
positif terhadap keputusan konsumen Hasil Analisis Regresi
terbukti. Diketahui pula bahwa nilai t hitung Berdasarkan tabel diatas koefisien
dari pengaruh variabel fasilitas terhadap regresi ( beta) atau β1= 0,337, β2 = 0,240
keputusan konsumen = 3,530 > t tabel = dan β3 = 0,418 , sehingga dapat disusun
1,658 dengan angka signifikansi = 0,001< persamaan regresi korelasi berganda
= 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka sebagai berikut :
hipotesis (H2) bahwa fasilitas berpengaruh Y = 0,337 X1 + 0,240 X2 + 0,418 X3.
terhadap keputusan konsumen terbukti.
Demikian juga dengan variabel kualitas Persamaan regresi di atas artinya koefisien
pelayanan,berdasarkan tabel di atas dapat regresi lokasi (X1) sebesar 0,337 positif,
diketahui bahwa nilai t hitung dari hal ini berarti bahwa jika lokasinya
pengaruh variabel kualitas pelayanan semakin strategis maka keputusan
73
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
74
No. 43 / Th. XXIV / Oktober 2017 Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi
75