PRECONCEPTION CARE
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan
Dosen Pengampu: Wiwin Widayani, S.ST., M.Keb
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Tingkat II – A
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................. 1
1.1 Pengertian Perawatan Prakonsepsi Preconception Care .............................. 1
1.2 Tujuan Perawatan Prakonsepsi ...................................................................... 1
1.3 Fakta Mengenai Perawatan Prakonsepsi ....................................................... 1
1.4 Manfaat Melakukan Perawatan Prakonsepsi ................................................. 2
1.5 Bentuk Perawatan Prakonsepsi yanv Diberikan ............................................. 2
1.6 Sebuah Agenda Aksi: Belajar dari Pengalaman, Mendukung Perubahan ..... 6
1.7 Strategi untuk Beraksi ..................................................................................... 6
1.8 Dukungan WHO untuk Negara-Negara .......................................................... 7
BAB II. KESIMPULAN ........................................................................................................ 8
2.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 8
2.2 Saran............................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9
ii
BAB I
KAJIAN PUSTAKA
1
8. Kekerasan terhadap anak perempuan dan wanita dapat menghasilkan efek
samping fisik, psikologis, reproduksi konsekuensi, serta mampu meningkatkan
kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.
9. Wanita dengan epilepsi berisiko memiliki bayi dengan bawaan anomali
(keduanya epilepsi dan obat-obatan diberikan untuk kontrolnya mungkin memiliki
efek buruk pada bayi).
10. Perkiraan menunjukkan hal itu menghilangkan kebiasaan merokok sebelumnya
atau selama kehamilan bisa dihindari 5-7% preterm-kematian terkait dan 23-24%
kasus bayi mendadak sindrom kematian.
2
2. Penggunaan Tembakau
a. Penapisan wanita dan anak perempuan untuk pengggunaan tembakau
(merokok dan tembakau tanpa asap) di semua kunjungan klinis
menggunakan “5 As” (ask, advise, assess, assist, arrange).
b. Memberikan saran penghentian penggunaan tembakau, farmakoterapi
(termasuk penggantian nikotin, jika tersedia), serta layanan perilaku.
c. Penapisan semua yang bukan rokok (pria dan wanita) serta memberi nasehat
tentang bahaya asap rokok bebas dan efek berbahaya pada wanita hamil juga
anak-anak.
3. Kondisi Genetik
a. Mengidentifikasi faktor risiko kondisi genetic dari riwayat keluarga yang
menyeluruh
b. Perencanaan keluarga
c. Konseling mengenai genetik
d. Penyaringan dan pengujian karier
e. Perawatan kondisi genetik dengan tepat
f. Skrining pada seluruh masyarakat untuk populasi berisiko tinggi
4. Kesehatan Lingkungan
a. Memberikan paduan dan informasi tentang bahaya dan pencegahan
lingkungan.
b. Melindungi dari paparan radiasi yang tidak perlu dalam pekerjaan, pengaturan
lingkungan, dan medis.
c. Menghindari penggunaan pestisida yang tidak perlu atau menyediakan
alternatif untuk pestisida.
d. Melindungi dari paparan timbal.
e. Memeberitahu wanita usia subur mengenai kadar metil merkuri pada ikan.
f. Memepromosikan penggunaan kompor yang lebih baik dan bahan bakar cair
atau gas yang lebih bersih.
5. Infertilitas/Sub-kesuburan
a. Menciptakan kesadaran dan pemahaman tentang kesuburan dan
kemandulan serta penyebabnya yang dapat dicegah dan tidak dapat dicegah.
b. Meredakan stigmatisasi infertilisasi dan asumsi nasib.
c. Penapisan dan diagnosis pasangan setelah 6-12 bulan percobaan kehamilan,
serta penatalaksanaan penyebab infertilitas/sub-kesuburan yang
mendasarinya, termasuk IMS.
d. Konseling untuk individu, pasangan yang didiagnosis dengan penyebab
infertilitas/sub-kesuburan yang tidak dapat dicegah.
3
6. Kekerasan interpersonal
a. Promosi kesehatan untuk mencegah kekerasan dalam suatu hubungan.
b. Memberikan pendidikan seksualitas komprehensif yang sesuai usia itu
membahas kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan hubungan seksual.
c. Menggabungkan dan menghubungkan pemberdayaan ekonomi, kesetaraan
gender dan kegiatan mobilisasi masyarakat.
d. Mengenali tanda-tanda kekerasan terhadap perempuan.
e. Menyediakan layanan perawatan kesehatan (termasuk perawatan pasca
perkosaan), rujukan dan dukungan psikososial kepada korban kekerasan.
f. Mengubah norma individu dan sosial terkait minum, menyaring dan konseling
orang yang peminum masalah, dan memperlakukan orang yang memiliki
gangguan penggunaan alkohol.
7. Terlalu dini, tidak diinginkan, dan berturut-turut kehamilan cepat
a. Memelihara anak perempuan di sekolah.
b. Memengaruhi norma budaya yang mendukung pernikahan dini dan hubungan
seks yang dipaksakan.
c. Menyediakan pendidikan seksualitas komprehensif yang sesuai usia.
d. Menyediakan kontrasepsi dan membangun dukungan masyarakat untuk
pencegahan awal kehamilan dan pemberian kontrasepsi untuk remaja.
e. Memberdayakan anak perempuan untuk melawan seks yang dipaksakan.
f. Melibatkan pria dan anak lelaki untuk secara kritis menilai norma dan praktik
yang terkait kekerasan berbasis gender dan seks yang dipaksakan.
g. Mendidik wanita dan pasangan tentang bahaya bagi bayi dan ibu interval
kelahiran pendek.
8. Infeksi Menular Seksual (IMS)
a. Menyediakan pendidikan dan layanan seksualitas komprehensif sesuai usia.
b. Mempromosikan praktik seks aman melalui tingkat individu, kelompok, dan
masyarakat intervensi perilaku.
c. Mempromosikan penggunaan kondom untuk perlindungan ganda terhadap
IMS dan yang tidak diinginkan kehamilan.
d. Memastikan peningkatan akses ke kondom.
e. Skrining untuk IMS.
f. Meningkatkan akses ke perawatan dan layanan kesehatan terkait lainnya.
9. HIV/AIDS
a. Keluarga berencana (KB).
b. Mempromosikan praktik seks aman dan metode ganda untuk kontrasepsi
(dengan kondom) dan kontrol IMS.
c. Konseling dan tes HIV/AIDS yang diprakarsai oleh penyedia layanan,
termasuk pengujian pasangan pria.
4
d. Menyediakan terapi antiretroviral untuk pencegahan dan profilaksis pra
pajanan.
e. Memberikan sunat pada pria.
f. Memberikan profilaksis antiretroviral untuk wanita yang tidak memenuhi
syarat untuk, atau tidak pada, terapi antiretroviral untuk mencegah penularan
dari ibu ke anak.
g. Menentukan kelayakan untuk terapi antiretroviral seumur hidup.
10. Kesehatan Mental
a. Menilai masalah psikososial.
b. Memberikan konseling pendidikan dan psikososial sebelum dan selama
kehamilan.
c. Konseling, perawatan, dan pengelolaan depresi dalam perencanaan wanita
kehamilan dan wanita usia subur lainnya.
d. Memperkuat jaringan komunitas dan mempromosikan pemberdayaan
perempuan.
e. Meningkatkan akses ke pendidikan untuk wanita usia subur.
f. Mengurangi ketidakamanan ekonomi perempuan usia subur.
11. Psikoaktif Penggunaan Narkoba
a. Penapisan untuk penggunaan narkoba.
b. Memberikan intervensi dan perawatan bila diperlukan.
c. Mengobati gangguan, termasuk farmakologis dan intervensi psikologis.
d. Memberikan bantuan keluarga berencana untuk keluarga yang menggunakan
narkoba kelainan (termasuk postpartum dan di antara kehamilan).
e. Membangun program pencegahan untuk mengurangi penggunaan narkoba
pada remaja.
12. Vaksin dapat mencegah penyakit
a. Vaksinasi terhadap rubella.
b. Vaksinasi terhadap tetanus dan difteri.
c. Vaksinasi terhadap Hepatitis B.
13. Female Genital Mutilation (FGM) atau Khitan Perempuan
a. Membahas dan memberi dukungan kepada remaja perempuan dan
orangtuanya dan/atau pasangan.
b. Melakukan pengecekkan pada wanita dan anak perempuan untuk FGM untuk
mendeteksi komplikasi.
c. Memberi informasi kepada perempuan dan pasangannya tentang komplikasi
FGM dan tentang akses perawatan.
d. Menghilangkan kista dan mengobati komplikasi lain.
5
1.6 Sebuah Agenda Aksi: Belajar dari Pengalaman, Mendukung perubahan
Pada Februari 2012, pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mempertemukan para peneliti, praktisi dan manajer program dengan pengalaman
dalam perawatan prakonsepsi, serta PBB dan organisasi mitra untuk mencapai
konsensus global tentang tempat prakonsepsi perawatan sebagai bagian dari strategi
keseluruhan untuk mencegah kematian dan morbiditas ibu dan anak. Agenda aksi
disepakati pada pertemuan tersebut, termasuk tindakan untuk:
1. Membangun kapasitas regional dan nasional untuk merencanakan,
mengimplementasikan dan memantau program dan layanan perawatan
prakonsepsi.
2. Merangsang dan mendukung aksi negara.
3. Melakukan proyek percontohan di negara-negara tertentu.
4. Dokumentasikan dan sebarluaskan praktik perawatan prakonsepsi yang baik.
“Rancangan rencana aksi untuk pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular 2013-2020” yang dibahas pada Majelis Kesehatan Dunia ke-66 pada Mei
2013, menyerukan pemerintah untuk mengurangi faktor risiko yang dapat dimodifikasi
untuk penyakit tidak menular dan penentu sosial yang mendasarinya.
Perawatan prakonsepsi, sebagai bagian dari kerangka kebijakan nasional,
diakui sebagai kontributor penting untuk pencegahan dan pengendalian penyakit yang
tidak menular.
6
1.8 Dukungan WHO untuk Negara-Negara
WHO mendukung kawasan dan negara dalam mengimplementasikan proses
langkah demi langkah untuk meningkatkan ketersediaan dan akses ke intervensi
perawatan prakonsepsi, sebagai berikut:
1. Menciptakan platform dan kemitraan regional/nasional untuk memajukan
intervensi perawatan prakonsepsi.
2. Memberikan metodologi untuk menganalisis dan memahami kekuatan dan
kelemahan sistem perawatan prakonsepsi yang tersedia, sehingga berpeluang
untuk mengadakan perubahan.
3. Jelajahi berbagai strategi pengiriman untuk intervensi perawatan prakonsepsi, dan
komparatifnya. Seperti keuntungan dalam hal cakupan, kelayakan, penerimaan
dan biaya.
4. Menyesuaikan paket intervensi perawatan prakonsepsi dengan prioritas regional
dan negara, dan konteks sistem kesehatan.
5. Jelajahi dan dokumentasikan cara-cara inovatif untuk memberikan perawatan
prakonsepsi di luar tradisional program kesehatan ibu dan anak, sambil mengakui
pentingnya persalinan terpadu mekanisme.
6. Kembangkan peta untuk membuat perubahan seiring waktu.
7. Memantau, mengevaluasi, dan mendokumentasikan progress.
7
BAB II
KESIMPULAN
2.1 Kesimpulan
Preconception care sangat dibutuhkan karena bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peluang
untuk mencegah dan mengendalikan penyakit terjadi pada berbagai tahap kehidupan;
kesehatan masyarakat yang kuat program yang menggunakan perspektif kehidupan-
kehidupan dari bayi sampai masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa. Perawatan
prakonsepsi berkontribusi terhadap upaya ini. Bahkan perawatan prakonsepsi juga
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, dan juga membawa manfaat
kesehatan bagi remaja, serta dewasa.
2.2 Saran
Preconception care perlu dilakukan karena tujuan asuhan pra konsepsi
adalah memfasilitasi perempuan untuk menjadi sehat sebelum dia hamil, agar bayi
yang dilahirkannya dalam keadaan sehat yang optimal. Peningkatan kesehatan
prakonsepsi harus diikuti dengan peningkatan hasil kesehatan reproduksi, namun
tetap dengan biaya yang minimum.
8
DAFTAR PUSTAKA
An update on WHO’s work on female genital mutilation: Progress report. Geneva, World
Health Organization, 2011.
Born too soon: The global action report on preterm birth. Geneva, World Health
Organization, 2012.
Liu et al, “Global, regional, and national causes of child mortality: an updated systematic
analysis for 2010 with time trends since 2000”. The Lancet 2012, 379: 2151–61.
Meeting to develop a global consensus on preconception care to reduce maternal and
childhood mortality and morbidity. Geneva, World Health Organization, 2013.
Singh et al, Unintended Pregnancy: Worldwide Levels, Trends, and Outcomes, 2010.
Studies in Family Planning, 2010; 41(4): 241–50.
World Health Organization, World Health Assembly, A66/9, 6 May 2013. Draft action plan
for the prevention and control of noncommunicable diseases 2013–2020. Geneva,
World Health Organization, 2013.