Anda di halaman 1dari 9

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dosen Pembimbing :

Kurniawan Erman W.S.Kep.Ners.M.Kes

Di susun oleh :

Arista jawamara (160814201519)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2018
KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. DEFINISI KEPERAWATAN KOMUNITAS


Defenisi kesehatan komunitas, menurut American Publik Health Association
(2004) yaitu sintesis dari ilmu ksesehatan masyarakat dan teori keperawatan
professional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan
komunitas.
Kozier, et al. (1997) mengatakan bahwa komunitas adalah sekumpulan orang,
tempat mereka dapat berbagi atribut dalam kehidupannya. Dapat disebabkan
karena mereka tinggal dalam satu lokasi atau adanya kesamaan minat. Komunitas
juga dapat diartikan sebagai sekelompok individu yang tinggal pada wilayah
tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama, serta
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas juga merupakan
suatu sistem sosial yang setiap anggotanya baik formal maupun informal saling
berinteraksi dan bekerja sama untuk suatu keuntungan seluruh anggotanya.
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan sintesa dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat, yang sebagian besar tujuannya
adalah menjaga serta memelihara kesehatan komunitas. Menurut Stanhope &
Lancaster (2006), keperawatan kesehatan komunitas adalah praktik keperawatan
dalam komunitas dengan focus primer pada pelayanan kesehatan individu,
keluarga dan kelompok dalam komunitas. Tujuannya untuk menjaga, melindungi,
memajukan dan memelihara kesehatan. Sedangkan Depkes (2006), memjelaskan
bahwa keperawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) pada dasarnya adalah
pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep
kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh
masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi. Dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat
pencegahan (levels of prevention) dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja (partner)
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
B. TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan


peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan


masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;
3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).

C. PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus


rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua
tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan
bekerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral,
asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkungannya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan
komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan yang
dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu
sendiri, prinsip yang lain yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik
dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.

Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :

1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat


2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk
masyarakat
4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
dituangkan dalam proses keperawatan.
6. Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah di¬masyarakat
dan bukan di rumah sakit.
7. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan bark yang sakit maupun
yang sehat.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pem¬binaan
perilaku hidup sehat masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkat¬kan fungsi
kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal
mungkin.
10. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja
secara tim.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan ko¬munitas
digunakan untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan
penyakit, melayani masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk
sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang baru kembali dari
rumah sakit.
12. Kunjungan rumah sangat penting.
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
14. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada
sistem pelayanan kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pela¬yanan
kesehatan yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya
dimana keluarga sebagai unit pelayanan.

D. SASARAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

a. Individu
Sasaran prioritas individu adalah adalah balita gizi buruk, ibu hamil resiko tinggi,
usia lanjut, penderitaan penyakit menular (tuberkulosis paru, kusta, malaria,
demam berdarah, diare, dan ISPA atau pnemonia), dan penderita penyakit
degenerative
b. Keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau resiko tinggi (high risk group) dengan prioritas
sebagai berikut:

1. Kekurangan miskin yang belum perna kontak dengan sarana pelayanan


kesehatan (puskesmas dan jarigannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
2. Keluarga miskin yang sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
serta mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi dan penyakit menular.
3. Keluarga yang tidak termasuk miskin dan mempunyai masalah kesehatan
prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
c. Kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan
terhadap timbulnya masalah kesehatan baik yang terkait maupun tidak terkait
dalam situasi institusi.

1. Kelompok masyarakat khusus yang tidak terikat dalam suatu institusi


seperti posyandu, kelompok balita, ibu hamil, usia lanjut, penderita
penyakit tertentu,dan pekerja informal.
2. Kelompok masyarakat khusus yang terkait dalam suatu institusi seperti
sekolah, pesantren, panti asuhan, pantai wreda, rutan dan lapas.
d. Masyarakat

Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai resiko


tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan seperti berikut:

1. Masyarakat suatu wilayah (RT, RW, kelurahan, desa, )


yang mempunyai:
a) Jumalh bayi meniggal lebih tinggi dibandingkan
daerah lain;
b) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain;
c) Cakupkan pelayanan kesehatan lebih rendah dari
daerah lain.

2. Masyarakat di daerah edemis penyakit menular


(malaria, diare, demam berdarah, dan lainnya).
3. Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat
bencana atau lainya.
4. Masyarakat di daerah dengan kondisi giografi sulit
antara lain daerah terpencil dan perbatasan.
5. Masyarakat didaerah pemukiman baru dengan
transportasi sulit seperti daerah transmigrasi
E. STRATEGI INTERVENSI KEPERAWATAN KOMUNITAS

a. Proses kelompok (group process)


Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan
dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan
melalui proses kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok
atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih
cepat.

F. MODEL TEORI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu
yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang mendekati kenyataan dari
konsep. Model praktik keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan
konsep praktik (Riehl & Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006).

Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health


Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep
yang menggambarkan aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan
penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang
bersifat fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah
komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).

Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada metaparadigma


keperawatan yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan.Asumsi Betty

Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas
adalah:

a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari


keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel
yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

G. PERBEDAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN ILMU KEPERAWATAN


LAIN

Keperawatan kesehatan komunitas dapat dibedakan dari bidang keperawatan


lainnya berdasarkan delapan prinsip berikut:

1. Klien keperawatan kesehatan komunitas adalah populasi

Walaupun perawat komunitas memberikan asuhan pada individu,


keluarga, dan kelompok tetapi tanggung jawab tetap lebih dominan pada
populasi keseluruhan.

2. Klien dianggap sebagai mitra yang sejajar

Mitra yang sejajar, artinya perawat komunitas harus bekerjasama dengan


klien dalam mengkaji kebutuhan klien secara komprehensif. Perawat
komunitas harus memahami bagaimana perspektif, prioritas, dan nilai-nilai
yang ada dalam populasi tersebut dalam menginterpretasikan data dan
kebijakan, memutuskan program, serta memilih strategi yang sesuai untuk
dilaksanakan. Selain itu, klien berperan secara aktif. Pada awalnya memang
perawat komunitas berperan dominan. Akan tetapi seiring waktu berjalan
diharapkan klien semakin mandiri dan perannya semakin meningkat.

3. Tugas utama adalah meraih yang terbaik bagi sejumlah orang atau populasi
keseluruhan
Mungkinkah ada individu yang kebutuhannya ternyata tidak sesuai dengan
prioritas kesehatan yang menguntungkan bagi populasi keseluruhan? Inilah
tugas perawat komunitas untuk mengidentifikasinya.

4. Berfokus pada pencegahan primer

Pencegahan primer meliputi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan,


dimana outcomenya adalah tercipta masyarakat yang mandiri dalam
mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

5. Memilih strategi untuk menciptakan lingkungan yang sehat (fisik, mental,


sosial, ekonomi)

Intervensi keperawatan kesehatan komunitas meliputi pendidikan,


pengembangan masyarakat, perencanaan sosial, kebijakan pengembangan,
serta enforcement. Dalam melaksanakan intervensinya, perawat komunitas
mungkin berbenturan dengan hukum, peraturan, kebijakan, dan prioritas
dana. Untuk itu kemampuan advokasi merupakan bagian yang sangat penting
dalam keperawatan kesehatan komunitas.

6. Tanggung jawab mencakup keseluruhan populasi yang memerlukan


intervensi atau pelayanan spesifik

Ada beberapa faktor resiko yang tidak terdistribusi secara acak, jadi
subpopulasi yang memiliki faktor resiko tersebut lebih dapat dipantau
perkembangan penyakitnya. Atau ada bagian dari populasi yang sulit
menjangkau pelayanan kesehatan. Oleh karena itu keperawatan kesehatan
komunitas harus bersifat case finding, jadi tidak terbatas pada masyarakat
yang datang ke pelayanan kesehatan saja.

7. Tanggung jawab mencakup keseluruhan populasi yang memerlukan


intervensi atau pelayanan spesifik

Perawat kesehatan komunitas harus bergerak berdasarkan bukti-bukti


ilmiah. Bukti-bukti ilmiah didapatkan dari literatur maupun studi lapangan,
sehingga setiap aksi spesifik maupun program memiliki landasan ilmiahnya
yang kuat.

8. Kolaborasi dengan berbagai jenis profesi

Komunitas yang sehat merupakan proses yang sangat kompleks dan


memerlukan sumber daya yang intensif. Perawat kesehatan komunitas
diharapkan bekerjasama dengan berbagai disiplin ilmu dalam upaya
peningkatan kesehatan populasi.
DAFTAR PUSTAKA

Makhfudli, Efendi Ferry. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan


Praktik dalam Keperawatan .Salemba Medika, Jakarta.

Fallen R & Dwi K,R Budi. 2010. Keperawatan komunitas. Yogyakarta : Nuna

http://www.academia.edu/7323027/PAPER_KEPERAWATAN_KOMUNITAS_III

http://indonesiannursing.com/wp-content/uploads/2017/10/BAB-1-KEPERAWATAN-
KESEHATAN-KOMUNITAS-Edit.pdf

Anda mungkin juga menyukai