Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan
dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring
ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram.
Jantung merupakan pompa otot yang tugasnya maha hebat. Organ
sebesar genggaman tangan kiri pemiliknya ini terus berdenyut sekitar 100-800
kali sehari-semalam atau 70 kali per menit guna memompakan darah sekitar
7.000 liter per hari ke seluruh tubuh melalui pembuluh arteri atau koroner.
Bila lapisan dinding dalam pembuluh koroner penuh dengan endapan
lemak ( proses arterosklerosis ), maka pembuluh ini akan mudah menyempit
atau tersumbat. Akibatnya, darah akan sulit mengalir dengan lancar. Otot
jantung pun tidak cukup mendapat pasokan makanan berupa darah dan
oksigen.
Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot-otot
jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian.
Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh
suatu “pengatur irama”. Ini terdiri dari sekelompok secara khusus, disebut
nodus sinotrialis, yang terletak didalam dinding serambi kanan. Sebuah impuls
listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat
keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya di teruskan
ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi
secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya periode ini
diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek – kira-kira 0,4 detik – yang
disebut diastole, sebelum impuls berikutnya datang.
Nodus sinotrialus menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini
setiap menit ketika jantung sedang santai. Produksi impuls-impuls ini juga
dikendalikan oleh suatu bagian sistem syaraf yang disebut sistem syaraf
otonom, yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik built-in inilah yang

1
menghasilkan kontraksi-kontraksi otot jantung beirama yang disebut denyut
jantung.
Jantung diperdarahi sendiri oleh dua pembuluh nadi utama. Pembuluh
nadi yang memperdarahi jantung disebut pembuluh darah koroner.jika terjadi
penyempitan dan atau sumbatan pada pembuluh koroner akan mengakibatkan
gangguan pada fungsi jantung. Hal inilah yang disebut sebagai penyakit
jantung koroner (PJK).

Penyakit jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan


kesakitan pada manusia. Meskipun tindakan pencegahan sudah dilakukan
seperti pengaturan makanan (diet), menurunkan kolesterol dan perawatan
berat badan, diabetes dan hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi
masalah utama kesehatan. Masalah utama pada penyakit jantung koroner
adalah aterosklerosis koroner. Merupakan penyakit progresif yang terjadi
secara bertahap yaitu penebalan dinding arteri koroner. Aterosklerosis koroner
dianggap sebagai proses pasif karena sebagian besar dihasilkan oleh
kolesterol yang berada pada dinding arteri (Yuet Wai Kan, 2000).
Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di negara-
negara maju dan dapat juga terjadi di negara-negara berkembang. Organisasi
kesehatan duina (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung
koroner (PJK) merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor
penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden PJK mencapai nol maka dapat
meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2010).
Sekitar 600.000 orang meninggal karena penyakit jantung di Amerika
Serikat. Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian bagi pria dan
wanita. Lebih dari setengah dari kematian akibat penyakit jantung pada tahun
2009 berada pada pria. Penyakit jantung koroner adalah jenis yang paling
umum dari penyakit jantung, menewaskan lebih dari 385.000 orang setiap
tahunnya.
Di Indonesia, penyebab angka kematian terbesar adalah akibat penyakit
jantung koroner. Tingginya angka kematian di Indonesia akibat penyakit
jantung koroner (PJK) mencapai 26%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga Nasional (SKRTN), dalam 10 tahun terakhir angka tersebut
cenderung mengalami peningkatan. Jumlah kasus Penyakit Jantung Koroner

2
di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebanyak 12.338 kasus. Kasus tertinggi
Penyakit Jantung Koroner adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 1.487
(19,54%), dibanding dengan jumlah keseluruhan kasus Penyakit Jantung
Koroner di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah.
Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum
mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan,
hilangnya pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade
sekarang sejak konferensi klinis terakhir oleh New York Heart Association atau
asosiasi kesehatan New York menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya
telah mengeluarkan informasi baru yang penting mengenai penyakit ini, cara
pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam besarnya perubahan yang
jelas secara klinis dari PJK dan banyaknya faktor yang mungkin relevan,
besarnya jumlah pasien yang ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua
kasus PJK yang timbul pada populasi umum dengan karakteristik jelas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit jantung koroner?
2. Apa penyebab adanya penyakit jantung koroner?
3. Bagaimana gambaran klinik pada penyakit jantung koroner?
4. Bagaimana patologi pada penyakit jantung koroner?
5. Bagaiman peran Fisioterapi dalam menangani kasus penyakit jantung
koroner?

C. TUJUAN
Adapun tujuan utama mengenai “jenis gangguan cardiovascuolar yaitu
penyakit jantung koroner”, yakni bagaimana peran fisioterapi dalam menangani
penyakit jantung koroner.

3
D. SISTEMATIKA PENULIS
Dalam sistematika penulis yang akan kami sajikan, maka terdapat tiga
bab diantaranya:
1. Bab 1 merupakan pendahuluan. Pada bab ini memuat latar belakang,
tujuan yang akan dicapai, rumusan masalah, serta bagaimana sistematika
penulis dalam menyusun sebuah makalah.
2. Bab 2 merupakan isi. Pada bab ini memuat lima rumusan masalah pokok
yang akan kita bahas.
3. Bab 3 merupakan penutup. Pada akhir bab ini memuat kesimpulan, saran,
dan daftar pustaka.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit jantung koroner adalah istilah umum bagi semua bentuk


kelainan myocardium yang di sebabkan oleh insufisiensi aliran darah koroner.
Kira-kira 99% di sebabkan oleh arteriosclerosis yang menyebabkan
penyempitan arteri coronaria, dengan atau tanpa penyulit.

B. PENYEBAB PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit jantung koroner disebabkan oleh lapisan lemak atau kolesterol


di dinding nadi yang menyumbat pembuluh darah. Akibat dari penyumbatan
oleh lapisan lemak dan kolesterol ini adalah terganggunya proses suplai darah
dari dan ke jantung.

Ketika darah tersumbat akibat lapisan lemak maka inilah yang disebut
serangan jantung. Lapisan lemak dan kolesterol di dinding nadi diakibatkan
oleh kecanduan rokok, hipertensi, dan kolesterol tinggi.

Ada juga beberapa factor terjadinya penyakit jantung koroner yang


harus di waspadai :

1. Faktor Usia dan Jenis kelamin

Seorang Wanita di bawah usia 50 tahun memiliki resiko lebih rendah


dibandingkan dengan Pria / laku laki pada kelompok usia yang sama.
Tetapi Setelah mengalami menopause, resiko seorang wanita bertambah
karena penurunan dari hormon estrogen yang bersifat melindungi. Jadi
Salah satu penyebab penyakit jantung adalah Faktor usia dan kelamin.

5
2. Faktor Keturunan Dari Keluarga
Beberapa Penelitian menunjukkan bahwa jika terdapat riwayat
gangguan jantung dalam keluarga baik dari keluarga wanita atau keluarga
pria, keturunan mereka lebih cenderung mengembangkan problem yang
serupa yaitu penyakit jantung.

3. Faktor Perokok Aktif atau Perokok Pasif


Banyak perokok mengidap Penyakit jantung. Rokok penyebab penyakit
jantung sangat tinggi. Merokok kira-kira 20 persen dari semua kematian
karena penyakit jantung dan hampir 50 persen dari serangan jantung pada
wanita berusia di bawah 55 tahun. Para perokok juga membuat mereka
yang ikut menghirup asapnya beresiko mengalami masalah pada jantung.
Penelitian menyebutkan bahwa orang-orang yang tidak merokok yang
tinggal dengan para perokok memiliki tambahan resiko penyakit serangan
jantung.

4. Faktor Penyakit Diabetes (kencing manis)


Para Penderita penyakit diabetes dapat mengalami penyakit jantung
akibat komplikasi. Para penderita diabetes harus memperhatikan
kesehatan karena bisa berdampak sebagai penyebab penyakit jantung.

5. Faktor Tekanan darah tinggi (hipertensi)


Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama salah satu penyebab sakit
jantung. Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat melukai dinding arteri dan
memungkinkan kolesterol LDL memasuki saluran arteri dan meningkatkan
penimbunan plak. Jadi Hipertensi menjadi salah satu penyebab penyakit
jantung.

6. Faktor Kegemukan atau Obesitas


Kelebihan berat meningkatkan tekanan darah tinggi dan
ketidaknormalan jumlah lemak. Menghindari atau mengobati obesitas
(kegemukan) adalah cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes
kemudian akan meningkatkan resiko penyakit jantung koroner. Hati hati

6
dengan berat badan. Penyebab penyakit jantung bisa karena masalah berat
badan dan makanan.

7. Faktor Gaya hidup kurang Olah Raga


Orang-orang yang kurang olah raga memiliki resiko serangan jantung
yang lebih tinggi. Mereka menghabiskan sebagian besar dari hari mereka
tanpa aktif secara fisik dan tidak berolahraga dengan teratur. Dan resikonya
menurun di antara mereka yang berolahraga dengan teratur. Jalan-jalan
santai selama 20 hingga 30 menit sebanyak tiga atau empat kali seminggu
dapat menurunkan resiko serangan. Olahraga dengan teratur dapat
meningkatkan kemampuan jantung untuk memompa dan dapat
menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan tekanan darah. Jangan
karena kita keasyikan malas olah raga menjadi penyebab sakit jantung.
8. Stres / Emosi berlebihan
Berdasarkan penelitian, stres dapat menyebabkan penyempitan arteri
dan ini menurunkan aliran darah. Penyempitan yang berarti bahkan dapat
terlihat pada arteri yang terkena penyakit ringan. Penelitian lain
mengesankan bahwa stres berat dapat menyebabkan pecahnya dinding
arteri yang memicu serangan jantung. Mengindari stress cara yang ampuh
menghindari penyebab penyakit jantung.

C. GAMBARAN KLINIK

Pada penyakit jantung koroner di tandai dengan nyeri di dada bagian


tengah yang menjalar hingga ke lengan kiri dan leher bahkan sampai ke
punggung, keringat dingin, dan rasa mual berarti orang tersebut kemungkinan
menderita penyakit jantung koroner.

7
D. PATOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyempitan arterioskletorik di sebabkan oleh bercak ateroma yang


terdiri atas penimbunan jaringan ikat berlemak pada intima pembuluh darah,
yang menonjol ke dalam lumen pembuluh darah. Bercak-bercak itu sangat
peka terhadap berbagai kelainan patologik lain seperti ulserasi, perdarahan
dan perkapuran yang tidak hanya menambah penyempitan, tetapi juga
merupakan presdisposisi bagi pembentukan thrombus. Jadi penyempitan arteri
coronary tidak hanya di sebabkan oleh bercak ateroma, tetapi dapat di tambah
oleh thrombosis atau penonjolan mendadak yang di sebabkan oleh
pendarahan kedalam bercak tersebut.

Sebab dari pada ateroma baik pada arteri coronaria maupun pada
tempat lain,tidak di ketahui dengan pasti. Tetapi kerasnya arteriosclerosis pada
arteri coronaria tidak selalu sepadan dengan arteriosclerosis pada tempat lain.

Hipertensi, obesitas, hipercholesterolemi dan merokok berhubungan dengan


penyakit jantung koroner.

Anamnesis hipertensi di temukan pada 50 -75% darpada pendderita


yang meninggal akibat ASHD ( MCI ). Obesistas tidak hanya mempercepat
terjadinya arteriosclerosis, tetapi juga merupakan predisposisi pada hipertensi.

Kombinasi hipercolesterolemi, hipertensi dan obesitas merupakan


keadaan yang sangat memudahkan terjadinya penyakit koroner. Juga merokok
merupakan salah satu factor bagi terjadinya penyakit jantung koroner.

Diabetes mellitus mempermudah terjadinya arteriosclerosis dan


mempermudah predisposisi bagi penyakit jantung koroner.

Seperti telah di uraikan, pengurangan aliran darah arterial kadang-


kadang di sebabkan oleh sebab lain-lain, misalnya pada aortitis leotica,
pembentukan jaringan granulasi sekitar muara arteri coronaria dapat
menyebabkan insufisiensi koroner. Perdarahan pada dinding aorta misalnya
pada aneurysmadissecans dapat menekan arteri coronaria. Juga penyakit
buerger, polyarteritis nodosa dan arteritis rheumatic dapat merupakan sebab
insufisiensi koroner.

8
Perubahan hemodinamik aorta dapat juga mengurangi aliran darah
kedalam arteri coronaria. Stenosis katup aorta dapat mengurangi aliran darah
koroner karena fibrosis katup yang meluas ke osteum arteri coronaria. Juga
regurgitasi aorta dengan di latasi katup seperti yang di temukan pada penyakit
reuma dan syphilis dengan tekanan diastolic yang rendah juga menyebabkan
insufisiensi koroner.

Myocardium sangat peka terhadap anoxia dan karena mycordium tidak


pernah beristirahat maka kebutuhan metaboliknya sangat tinggi, yang dapat di
pertinggi lagi oleh gerak badan, kehamilan, hyperthyroidisme dan berbagai
kelainan hipermetabolik. Walaupun aliran darah koroner normal dan kebutuhan
metabolic normal myocardium dapat menderita hypoxia yang di sebabkan
kapasitas darah mengangkut oksigen berkuranng. Karena itu insufisiensi
koroner juga dapat di sebabkan anime berat atau cyanosis.

E. PERAN FISIOTERAPI MENANGANI PENYAKIT JANTUNG KORONER

Adapun modalitas fisioterapi yang dapat digunakan dalam penanganan


pasien jantung koroner antara lain:

1. Breathing Exercise
Merupakan latihan yang bertujuan untuk memberikan latihan
pernafasan, pada kasus ini untuk meningkatkan volume paru selama
bed rest, pemberian breathing exercise dapat memperlancar jalannya
pernafasan. Latihan pernafasan ini dilakukan bila pasien mampu
menerima instruksi dari fisioterapis. Latihan pernafasan ini juga dapat
digunakan untuk relaksasi, mengurangi stress,dan ketegangan.

2. Passive Movement
Suatu latihan yang digunakan dengan gerakan yang dihasilkan
oleh tenaga/kekuatan dari luar tanpa adanya kontraksi otot atau aktifitas
otot. Semua gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi
pasien. Efek pada latihan ini adalah memperlancar sirkulasi darah,

9
relaksasi otot, memelihara dan meningkatkan LGS, mencegah
pemendekan otot, mencegah perlengketan jaringan.

3. Active Movement
Merupakan gerak yang dilakukan oleh otot-otot anggota tubuh itu
sendiri. Gerak yang dalam mekanisme pengurangan nyeri dapat terjadi
secara reflek dan disadari. Gerak yang dilakukan secara sadar dengan
perlahan dan berusaha hingga mencapai lingkup gerak penuh dan
diikuti relaksasi otot akan menghasilkan penurunan nyeri. Disamping itu
gerak dapat menimbulkan ” pumping action” pada kondisi oedem sering
menimbulkan keluhan nyeri, sehingga akan mendorong cairan oedem
mengikuti aliran ke proximal.

4. Latihan Gerak Fungsional


Latihan ini bertujuan untuk mempersiapkan aktivitas
kesehariannya seperti duduk, berdiri, jalan sehingga penderita mampu
secara mandiri dapat melakukan perawatan diri sendiri.

5. Home Program Education


Dalam hal ini pasien diberi pengertian tentang kondisinya dan
harus berusaha mencegah cidera ulang atau komplikasi lebih lanjut
dengan cara aktifitas sesuai kondisi yang telah diajarkan oleh terapis.
Disamping itu juga peran keluarga sangatlah penting untuk membantu
dan mengawasi segala aktifitas pasien di lingkungan masyarakatnya.
Pasien diberi pengertian juga tentang kontraindikasi dari kondisi pasien
itu sendiri untuk menghindari hal-hal yang dapat memperburuk
keadaannya.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yng menyerang organ


jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki
oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit jantung koroner juga salah satu
penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya faktor resiko
yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol,
gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada
keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya.
Penyakit jantung koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat
dan menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan yang sehat,
menurunkan kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur,
menghindari stress kerja.

B. SARAN

Penyakit Jantung Koroner dapat menyerang kepada siapa saja, bukan


hanya kepada usia lanjut saja, namun pada usia yang masih sangat muda
sekalipun penyakit jantung dapat menyerang. Jadi, apabila kita tidak ingin
terkena penyakit berbahaya ini maka kita harus mualai dengan berperilaku
hidup sehat, dari mulai pola makan yang sehat dan teratur hingga mulai
membiasakan untuk teratur berolahraga dan tidak merokok tentunya.

11
DAFTAR PUSTAKA

 EPTM FKM UNSRI., 2013., Penyakit Jantung


Koroner.,http://eptmfkmunsri.blogspot.com/2013/03/penyakit-jantung-
koroner_21.html. Diakses pada tanggal 21 Maret 2013.
 Okrina Tri Widanti., Jenis-Jenis Penyakit
Jantung.,http://www.deherba.com/jenis-jenis-penyakit-jantung.html.
 Dosen patologi Universitas Indonesia. 1992. Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai