PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan
dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring
ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram.
Jantung merupakan pompa otot yang tugasnya maha hebat. Organ
sebesar genggaman tangan kiri pemiliknya ini terus berdenyut sekitar 100-800
kali sehari-semalam atau 70 kali per menit guna memompakan darah sekitar
7.000 liter per hari ke seluruh tubuh melalui pembuluh arteri atau koroner.
Bila lapisan dinding dalam pembuluh koroner penuh dengan endapan
lemak ( proses arterosklerosis ), maka pembuluh ini akan mudah menyempit
atau tersumbat. Akibatnya, darah akan sulit mengalir dengan lancar. Otot
jantung pun tidak cukup mendapat pasokan makanan berupa darah dan
oksigen.
Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot-otot
jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian.
Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh
suatu “pengatur irama”. Ini terdiri dari sekelompok secara khusus, disebut
nodus sinotrialis, yang terletak didalam dinding serambi kanan. Sebuah impuls
listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat
keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya di teruskan
ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi
secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya periode ini
diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek – kira-kira 0,4 detik – yang
disebut diastole, sebelum impuls berikutnya datang.
Nodus sinotrialus menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini
setiap menit ketika jantung sedang santai. Produksi impuls-impuls ini juga
dikendalikan oleh suatu bagian sistem syaraf yang disebut sistem syaraf
otonom, yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik built-in inilah yang
1
menghasilkan kontraksi-kontraksi otot jantung beirama yang disebut denyut
jantung.
Jantung diperdarahi sendiri oleh dua pembuluh nadi utama. Pembuluh
nadi yang memperdarahi jantung disebut pembuluh darah koroner.jika terjadi
penyempitan dan atau sumbatan pada pembuluh koroner akan mengakibatkan
gangguan pada fungsi jantung. Hal inilah yang disebut sebagai penyakit
jantung koroner (PJK).
2
di Provinsi Jawa Tengah tahun 2005 sebanyak 12.338 kasus. Kasus tertinggi
Penyakit Jantung Koroner adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 1.487
(19,54%), dibanding dengan jumlah keseluruhan kasus Penyakit Jantung
Koroner di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah.
Gambaran kasus di atas menunjukkan pentingnya penyakit ini yang belum
mendapat perhatian mengenai besarnya resiko seseorang, ketidakmampuan,
hilangnya pekerjaan, dan pada saat masuk rumah sakit. Pada dekade
sekarang sejak konferensi klinis terakhir oleh New York Heart Association atau
asosiasi kesehatan New York menyatakan subjek ini, dari sejumlah loka karya
telah mengeluarkan informasi baru yang penting mengenai penyakit ini, cara
pencegahan dan kontrol. Hal ini dinyatakan dalam besarnya perubahan yang
jelas secara klinis dari PJK dan banyaknya faktor yang mungkin relevan,
besarnya jumlah pasien yang ikut, kelompok yang akan termasuk dalam semua
kasus PJK yang timbul pada populasi umum dengan karakteristik jelas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit jantung koroner?
2. Apa penyebab adanya penyakit jantung koroner?
3. Bagaimana gambaran klinik pada penyakit jantung koroner?
4. Bagaimana patologi pada penyakit jantung koroner?
5. Bagaiman peran Fisioterapi dalam menangani kasus penyakit jantung
koroner?
C. TUJUAN
Adapun tujuan utama mengenai “jenis gangguan cardiovascuolar yaitu
penyakit jantung koroner”, yakni bagaimana peran fisioterapi dalam menangani
penyakit jantung koroner.
3
D. SISTEMATIKA PENULIS
Dalam sistematika penulis yang akan kami sajikan, maka terdapat tiga
bab diantaranya:
1. Bab 1 merupakan pendahuluan. Pada bab ini memuat latar belakang,
tujuan yang akan dicapai, rumusan masalah, serta bagaimana sistematika
penulis dalam menyusun sebuah makalah.
2. Bab 2 merupakan isi. Pada bab ini memuat lima rumusan masalah pokok
yang akan kita bahas.
3. Bab 3 merupakan penutup. Pada akhir bab ini memuat kesimpulan, saran,
dan daftar pustaka.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Ketika darah tersumbat akibat lapisan lemak maka inilah yang disebut
serangan jantung. Lapisan lemak dan kolesterol di dinding nadi diakibatkan
oleh kecanduan rokok, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
5
2. Faktor Keturunan Dari Keluarga
Beberapa Penelitian menunjukkan bahwa jika terdapat riwayat
gangguan jantung dalam keluarga baik dari keluarga wanita atau keluarga
pria, keturunan mereka lebih cenderung mengembangkan problem yang
serupa yaitu penyakit jantung.
6
dengan berat badan. Penyebab penyakit jantung bisa karena masalah berat
badan dan makanan.
C. GAMBARAN KLINIK
7
D. PATOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER
Sebab dari pada ateroma baik pada arteri coronaria maupun pada
tempat lain,tidak di ketahui dengan pasti. Tetapi kerasnya arteriosclerosis pada
arteri coronaria tidak selalu sepadan dengan arteriosclerosis pada tempat lain.
8
Perubahan hemodinamik aorta dapat juga mengurangi aliran darah
kedalam arteri coronaria. Stenosis katup aorta dapat mengurangi aliran darah
koroner karena fibrosis katup yang meluas ke osteum arteri coronaria. Juga
regurgitasi aorta dengan di latasi katup seperti yang di temukan pada penyakit
reuma dan syphilis dengan tekanan diastolic yang rendah juga menyebabkan
insufisiensi koroner.
1. Breathing Exercise
Merupakan latihan yang bertujuan untuk memberikan latihan
pernafasan, pada kasus ini untuk meningkatkan volume paru selama
bed rest, pemberian breathing exercise dapat memperlancar jalannya
pernafasan. Latihan pernafasan ini dilakukan bila pasien mampu
menerima instruksi dari fisioterapis. Latihan pernafasan ini juga dapat
digunakan untuk relaksasi, mengurangi stress,dan ketegangan.
2. Passive Movement
Suatu latihan yang digunakan dengan gerakan yang dihasilkan
oleh tenaga/kekuatan dari luar tanpa adanya kontraksi otot atau aktifitas
otot. Semua gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi
pasien. Efek pada latihan ini adalah memperlancar sirkulasi darah,
9
relaksasi otot, memelihara dan meningkatkan LGS, mencegah
pemendekan otot, mencegah perlengketan jaringan.
3. Active Movement
Merupakan gerak yang dilakukan oleh otot-otot anggota tubuh itu
sendiri. Gerak yang dalam mekanisme pengurangan nyeri dapat terjadi
secara reflek dan disadari. Gerak yang dilakukan secara sadar dengan
perlahan dan berusaha hingga mencapai lingkup gerak penuh dan
diikuti relaksasi otot akan menghasilkan penurunan nyeri. Disamping itu
gerak dapat menimbulkan ” pumping action” pada kondisi oedem sering
menimbulkan keluhan nyeri, sehingga akan mendorong cairan oedem
mengikuti aliran ke proximal.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12