BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang ini pembangunan di segala bidang sedang giat-giatnya
dilaksanakan oleh pemerintah dan salah satunya adalah pembangunan di bidang
keseharan masyarakat. Pembangunan kesehatan masyarakat perlu segera dilakukan
karena di Indonesia banyak terjadi masalah kesehatan baik di wilayah pedesaan
maupun perkotaan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan terciptanya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan dalam hal ini diartikan sebagai suatu
kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan tapi benar-
benar merupakan kondisi yang positif yang dari kesejahteraan fisik, mental dan
sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif .
Salah satu tindakan pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat
dalam mendekatkan akses masyarakat adalah dengan memperbanyak jumlah
Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas harus
didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada satu kecamatan dapat
didirikan lebih dari satu puskesmas. (Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas)
Buku pedoman kerja Puskesmas (1992) menyebutkan bahwa sasaran
penduduk yang dilayani untuk sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Hal ini
bisa diartikan bahwa pendirian sebuah Puskesmas idealnya ditempatkan pada suatu
wilayah yang jumlah penduduknya 30.000 jiwa atau kurang dari angka tersebut.
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk 1.000.000 atau lebih,wilayah
kerja Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan.
Dalam menentukan pendirian serta wilayah kerja Puskesmas terdapat
pertimbangan-pertimbangan yaitu, jumlah dan kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya. Luas wilayah yang masih
efektif untuk sebuah Puskesmas adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan
luas wilayah kerja yang dipandang optimal adalah area dengan jari-jari 3 km, jadi
jarak antar Puskesmas adalah 3 sampai 5 km.
Dalam rangka mengefektifkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka
distribusi lokasi pusat-pusat pelayanan kesehatan hendaknya ditempatkan pada
lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan organisasi keruangan. Hal ini
dimaksudkan agar lebih efisien dan merata penyebarannya dalam suatu wilayah
sehingga dapat ditempuh dalam waktu sesingkat mungkin. Selain itu, dampak
pelayanan kepada masyarakat baru akan nampak apabila pelayanan kesehatan
tersebut merata dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan
karakteristik sosial ekonomi yang berbeda.
B. TUJUAN :
1. Sebagai dokumen yang menggambarkan tentang analisis pendirian UPTD
Puskesmas Bantuas
2. Sebagai bahan untuk perencanaan pengembangan UPTD Puskesmas Bantuas
agar memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Tinjauan Geografi
UPTD Puskesmas Bantuas merupakan daerah pegunungan yang terletak di
diantara Gunung Merapi dan Merbabu dan juga merupakan salah satu dari 19
Kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali dan terdiri dari 10 desa. Kecamatan
Bantuas berjarak kurang lebih 21 Km dari kota Boyolali .
Batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Bantuas adalah :
a. Bagian Utara : Kecamatan Ampel
b. Bagian Barat : Kecamatan Cepogo
c. Bagian Timur : Kecamatan Musuk
d. Bagian Selatan : Kecamatan Magelang
Transportasi dari UPTD Puskesmas Bantuas ke desa dapat dijangkau dengan
kendaraan umum, sedangkan untuk wilayah pedukuhan 75 % dapat dijangkau
dengan kendaraan roda dua .
Secara administrasi UPTD Puskesmas Bantuas terdiri dari 10 desa yaitu Desa
m2) dengan luas total wilayah kerja 560.780 km2. pada tabel 2 berikut ini.
1. Kelurahan Bantuas
B. Tinjauan Demografi
BAB III
ANALISIS SARANA DAN BANGUNAN FISIK
2. Desain
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Tata letak ruang pelayanan pada Belum sesuai Fisik bangunan Tidak
bangunan puskesmas memperhatikan Memungkinkan
zona puskesmas sebagai bangunan
fasilitas kesehatan
2 Tata letak diatur dengan memperhatikan Belum sesuai Sudah diatur tapi kondisi
zona infeksius dan zona non infeksius tidak memungkinkan
3 Zona berdasarkan privasi kegiatan
3. Persyaratan Ruangan
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Ruang Administrasi Kantor Ada tapi kurang Terlalu sempit
memadai
2 Ruang Kepala puskesmas Ada
3 Ruang Rapat Ada tapi kurang Ruang kurang luas
memadai
4 Ruang Pendaftaran dan Rekam medis Ada tapi kurang Ruang pendaftaran
mamadai masih menjadi satu
dengan ruang rekam
medis dan terlalu sempit
5 Ruang Tunggu Ada tapi kurang Terlalu sempit dan
mamadai berupa selasar
6 Ruang Tindakan Kegawat daruratan Ada
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
7 Ruang Pemerikasaan Umum Ada tapi kurang Terlalu sempit
memadai
8 Ruang KIA /KB dan Imunisasi Ada tapi masih menjadi Belum ada wastafel dan
satu ruangan antara kamar mandi
KIA, KB dan Imunisasi
9 Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut Ada tapi kurang Sempit, Kompresor
memadai masih di dalam ruangan
10 Ruang ASI Ada tapi masih gabung
anak dan imunisasi
11 Ruang Promosi kesehatan Belum ada Tidak tersedia cukup
ruangan
12 Ruang Farmasi Ada belum memadai Ruang farmasi dan
gudang terpisah
13 Ruang persalinan Ada
14 Ruang rawat pasca salin Ada
15 Laboratorium Ada tapi kurang Terlalu sempit
memadai
16 Ruang sterilisasi Ada tapi kurang Terlalu sempit
memadai
17 Ruang penyelenggaraan makanan Belum ada
18 Km/ wc pasien Ada tapi kurang Tidak dipisahkan antara
memadai wc laki laki dan wc
perempuan
19 Km / wc untuk persalinan Ada
20 Km/ wc untuk petugas Ada tapi kurang Tidak dipisahkan antara
memadai wc laki laki dan wc
perempuan dan masih
gabung dengan wc
pasien
21 Gudang umum Ada tapi kurang Sempit
memadai
22 Rumah tenaga kesehatan Tidak ada
23 Parkir roda 2 dan roda 4 serta garasi Ada untuk parkiran Belum tersedia khusus
ambulan dan kendaraan puskesmas ambulan parkirann untuk roda 2
keliling ataupun 4
Sistem Kelistrikan
5.4.1 Umum
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
5.4.1.1 Sistem kelistrikan dan Sistem kelistrikan
penempatannya harus mudah sudah sesuai
dioperasikan, diamati, dipelihara, tidak
membahayakan,
tidak mengganggu lingkungan, bagian
bangunan dan
5.4 instalasi lain.
5.4.1.2 Perancangan dan pelaksanaannya Sistem perancangan
harus memenuhi SNI 0225-2011, tentang sudah sesuai
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL
2011) atau edisi yang terbaru
5.4.2 Sumber daya listrik
5.4.2.1 Sumber daya listrik yang Sumber daya listrik
dibutuhkan, terdiri dari: 10000 VA
1) Sumber daya listrik normal dengan daya
paling rendah
2200VA; dan
2) Sumber daya listrik darurat 75% dari
sumber daya
listrik normal.
5.4.2.2 Sumber daya listrik normal, Sumber daya listrik
diperoleh dari: berlangganan PLN
Sumber daya listrik berlangganan seperti
PLN
5.4.2.3 Sumber daya listrik darurat, Sumber daya listrik
diperoleh dari : darurat diperoleh
1) Generator listrik. dari generator listrik
2) Uninterruptible Power Supply (UPS)
5.4.3 Sistem Distribusi Sistem ditribusi
Sistem distribusi terdiri dari : terdiri dari instalasi
a. Panel-panel listrik. pengkabelan
b. Instalasi pengkabelan.
c. Instalasi kotak kontak dan sakelar.
5.4.4 Sistem Pembumian Sesuai
Nilai pembumian (grounding) bangunan
tidak boleh kurang
impedansinya dari 0.5 Ω. Nilai pembumian
(grounding) alat
kesehatan tidak boleh kurang
impedansinya dari 0.1 Ω.
Sistem Komunikasi
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
Alat komunikasi diperlukan untuk Alat Komunikasi
hubungan/komunikasi di berupa ponsel
lingkup dan keluar Puskesmas, dalam
upaya mendukung
pelayanan di Puskesmas. Alat komunikasi
dapat berupa telepon
kabel, seluler, radio komunikasi, ataupun
alat komunikasi
lainnya
Sistem Gas Medik
Gas medik yang digunakan di Puskesmas Ada
adalah Oksigen (O2).
5.5
Sistem gas medik harus direncanakan dan
diletakkan dengan
mempertimbangkan tingkat keselamatan
bagi penggunanya.
Sistem Proteksi Petir
Sistem proteksi petir harus dapat Belum ada
melindungi semua bagian dari
bangunan Puskesmas, termasuk manusia
yang ada di dalamnya,
dan instalasi serta peralatan lainnya
5.11
BAB IV
ANALISIS RASIO JUMLAH PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN TENAGA FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH PENDUDUK
NO Kelurahan
L P
1 Kelurahan Bantuas 2621 2467
JUMLAH 5088
Sumber data : DKK Samarinda
DATA WILAYAH DAN FASILITAS PELAYANAN TAHUN 2015
Jumlah Fasilitas Pelayanan
Jarak Jumlah Sekolah
Kesehatan
No Kelurahan Ke
Dr.
PKM TK SD SMP SMA Pustu PKD BPS
Swasta
1 Bantuas 50 m 2 3 1 1 1
Tenaga kesehatan menurut Permenkes No 75 Tahun 2014
tentang Puskesmas adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. Kebutuhan SDM kesehatan pada dasarnya dapat
ditentukan berdasarkan:
1 Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyarakat.
1. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan.
2. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan.
3. Standar atau rasio terhadap nilai tertentu.
Determinan lain yang berpengaruh dalam perencanaan
kebutuhan SDM adalah:
1. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya
beli, maupun keadaan sosiobudaya dan keadaan
darurat/bencana.
2. Pertumbuhan ekonomi.
3. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan.
(Kepmenkes No. 81 Tahun 2004).
Salah satu metode penyusunan kebutuhan SDM kesehatan
berdasarkan rasio terhadap sesuatu nilai (Ratio Method).
Langkah awal menentukan rasio dari tenaga terhadap suatu nilai
tertentu misalnya jumlah penduduk. Perkiraan kebutuhan
jumlah dari jenis tenaga kesehatan tertentu diperoleh dengan
membagi nilai yang diproyeksikan termasuk dengan rasio yang
ditentukan. Rasio dokter terhadap penduduk bervariasi dalam
suatu daerah, mulai dari 1 : 5.000 sampai 1 : 2.500, atau rata-rata
1 : 4.000. Bila proyeksi penduduk pada tahun target adalah satu
juta dengan rasio pada tahun target yang diinginkan sebesar 1 :
4.000, kebutuhan dokter yang diperlukan adalah = 1.000.000 :
4.000 = 250 dokter Full Time Equivalent (FTE).
Penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan
Analisis data secara deskriptif menggunakan beberapa rumus berikut.
1. Analisis standar kebutuhan tenaga medis (dokter)
P
TM = ----- .................... (1)
Km
Keterangan :
TM = Kebutuhan tenaga medis
P = Penduduk daerah
Km = Konstanta medis (5.000)