Anda di halaman 1dari 21

23

BAB III
TINJAUAN PSTW BUDIMULYA MARGAGUNA 3

Pada bab ini akan diuraikan tentang asuhan keperawatan kelompok khusus fokus
pada lansia dengan scabies yang dilakukan oleh kelompok 2 di PSTW Budi Mulia
Margaguna 3 Jakarta Selatan khususnya diruangan Kenanga, Observasi, Gardenia,
Kutilang, Nuri yang dilaksanakan mulai tanggal 11 sampai dengan 23 Februari
2019. Dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok khususnya pada lansia
pendekatan yang digunakan yaitu proses keperawatan meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian
Dalam pengkajian metode yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
pemeriksaan fisik yang diperoleh sebagai berikut :

1. Gambaran Tentang Panti


Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia Margaguna 3 Jakarta Selatan
merupakan unit pelaksana di bidang kesejahteraan lansia yang memberikan
pelayanan berupa jaminan hidup, pemeliharaan kesehatan, bimbingan mental
(agama) dan sosial atau biopsikososial sehingga lansia dapat hidup tentram.
Sasaran pelayanan di panti ini adalah lansia terlantar, yang tidak mampu
membiayai hidupnya (kesulitan ekonomi) dan tidak terawat oleh keluarganya.

PSTW Budi Mulia Margaguna 3 sebelumnya berlokasi di Ceger Jakarta Timur,


akibat pembangunan dari Taman Mini Indonesia Indah maka panti dipindahkan ke
Kelurahan Duku, Kecamatan Keramat Jati memiliki luas 2300 m2. Dilokasi ini
sering dilanda banjir sehingga pada tahun 2002 PSTW Budi Mulia 3 dipindahkan
lagi ketempat sekarang ini Jl.Margaguna Radio dalam, Jakarta Selatan.
Sebelumnya bernama PSTW Budi Mulia 4 sekarang berubah menjadi PSTW
Budi Mulia 3 Margaguna.

2. Gambaran Ruang Kelolaan Kelompok II


Gambaran ruang lingkup WBS kelolaan kelompok II terdiri dari :
a. Ruang Kenanga
24

Ruang kenanga adalah ruangan untuk WBS perempuan yang renta, dihuni 26
WBS. Terdapat 26 tempat tidur, 3 meja, 4 buah lemari, 1 buah kursi, 2buah kipas,
1 buah jam dinding, 1 buah dispenser, 1 buah televsi beserta remote, dan 2 kamar
mandi.

b. Ruang Observasi
Ruang observasi adalah ruangan untuk perempuan yang renta, dihuni oleh 13
WBS. Terdapat 12 tempat tidur, 1 buah lemari, 1 buah TV, 1 buah dispenser, 1
buah meja makan, 3 buah kursi , 2 kamar mandi, 1 tempat sampah, dan 1 buah
jam dinding.

c. Ruang Gardenia
Ruang gardenia adalah ruangan untuk WBS perempuan yang renta, dihuni 7
WBS. Terdapat 7 tempat tidur, 1 buah meja, 2 buah kursi, 1 buah lemari, 1 buah
dispenser, 2 kamar mandi, 1 buah rak piring, 1 buah jam dinding, dan 1 buah
kipas.

d. Ruang Kutilang
Ruang kutilang adalah ruangan untuk WBS laki-laki yang renta, dihuni 22 WBS.
Terdapat 22 tempat tidur, 22 kasur, 1 buah meja makan, 2 buah lemari, 1 buah
dispenser, 3 kamar mandi, 1 buah rak piring, 1 buah TV, 1 buah jam dinding, 3
buah kursi roda, 22 piring dan 22 buah sendok plastik.

e. Ruang Nuri
Ruang nuri adalah ruangan untuk WBS laki-laki yang tidak renta, dihuni 13 WBS.
Terdapat 13 tempat tidur, 13 kasur, 2 buah meja, 13 kursi, 2 buah sofa, 1 buah
lemari, 1 buah dispenser, 4 kamar mandi, 1 buah rak piring, 4 buah kipas, 1 buah
TV, 1 buah jam dinding, 1 buah wastafel, 13 piring dan 13 buah sendok plastik.

3. Gambaran Hasil Observasi


Gambaran hasil observasi ruangan kelolaan terdiri dari :
a. Ruang Kenanga
Berdasarkan hasil observasi Ruang Kenanga terdapat 26 WBS perempuan.
Sebagian besar WBS yang berada di Ruang Kenanga dikatakan hampir
seluruhnya total care. Hampir seluruhnya WBS perlu dibantu dalam aktivitasnya.
Sebagian besar WBS diruang kenanga menderita scabies.

b. Ruang Observasi
25

Berdasarkan hasil observasi, pada ruang observasi terdapat 13 WBS perempuan.


Pada ruangan observasi hampir sebagian besar menderita psikotik. Sebagian besar
WBS diruang observasi dikategorikan mandiri dengan aktifitas dibantu.

c. Ruang Gardenia
Berdasarkan hasil observasi, pada ruang gardenia terdapat 7 WBS perempuan.
Pada ruangan gardenia hampir sebagian besar menderita scabies. Hampir
seluruhnya WBS perlu dibantu dalam aktivitasnya.

d. Ruang Kutilang
Berdasarkan hasil observasi, pada ruang kutilang terdapat 22 WBS laki-laki. Pada
ruangan kutilang hampir seluruh WBS mengalami masalah psikotik. Sebagian
besar WBS diruang kutilang dikategorikan mandiri.

e. Ruang Nuri
Berdasarkan hasil observasi, pada ruang nuri terdapat 13 WBS laki-laki. Pada
ruangan nuri sebagian besar WBS mengalami masalah demensia, dan WBS
diruang nuri seluruhnya dikategorikan mandiri.

4. Gambaran Hasil Wawancara dengan Petugas


Berdasarkan wawancara dengan petugas diperoleh hasil bahwa sebagian besar
WBS melakukan aktivitasnya sendiri namun ada beberapa WBS yang melakukan
aktivitas sehari – harinya dibantu oleh petugas karena keterbatasan gerak, visual,
dan adanya WBS yang jatuh saat melakukan aktivitas dikamar mandi ataupun
tempat tidur. Sesama WBS kadangkala bersitegang karena berebut makanan,
merasa menjadi pemimpin diruangannya. Petugas banyak WBS yang tidak mandi
jika tidak dibantu atau diarahkan dengan benar untuk mandi sehingga banyak
yang mengeluh gatal gatal. Saat petugas ditanya mengenai perawatan kulit pada
WBS, petugas hanya mengetahui sedikit tentang perawatan kulit seperti hanya
diberikan bedak gatal saja atau bedak biasa dikarenakan sering tidak tersedianya
kebutuhan untuk melakukan perawatan pada kulit.

5. Gambaran Hasil Survei


Berdasarkan hasil survei yang diperoleh di ruangan Observasi, Kenanga, Nuri,
Kutilang, dan Gardenia. WBS yang berada di ruangan tersebut sebagian besar
melakukan aktivitasnya sendiri namun ada beberapa WBS yang melakukan
26

aktivitas sehari – harinya dibantu oleh petugas. Hasil Wawancara dan Observasi
pada WBS diperoleh data sebagai berikut :
a. Kebersihan diri
Sebagian besar WBS mandi tetapi tidak bersih, sebagian lainnya mandi bersih.
Sebagian WBS mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, namun ada beberapa WBS
yang hanya mandi 1x sehari, bahkan ada yang tidak mandi. Sebagian besar WBS
menggunakan handuk secara bersama sama. Sebagian besar WBS mandi
menggunakan sabun cair, namun tidak menggunakan waslap / spon mandi. Pada
beberapa WBS terdapat kotoran pada rangkaian gigi dan warna gigi yang
menguning. WBS keramas 2 - 3 kali setiap minggu dengan menggunakan
shampo, sebagian WBS mengganti baju 1 kali sehari dan sebagian 2 kali sehari.

b. Keadaan emosi
Dari 5 ruangan yang telah di observasi terdapat beberapa WBS yang sulit diajak
komunikasi (tidak kooperatif). Sehingga sering kali WBS tersebut nampak tidak
berkomunikasi dengan WBS yang lain maupun petugas.

c. Pengambilan Keputusan
Di panti tidak ada WBS yang berperan sebagai pengambil keputusan,
pengambilan keputusan sepenuhnya dilakukan oleh pihak panti. WBS hanya dapat
melakukan aktivitasnya sesuai dengan jadwal yang sudah diatur oleh pihak panti.

d. Psikologis dan sosial


Masing – masing WBS berhak menentukan yang terbaik bagi dirinya dan bergaul
dengan WBS lain yang ada disekitarnya.

e. Rekreasi
Kegiatan rekreasi yang dilakukan WBS antara lain menonton TV, berbincang –
bincang dengan WBS disekitarnya. Pengurus panti juga biasanya mengadakan
program senam pagi pada hari selasa dan jumat. Selain itu, adapula kegiatan
gamelan yang biasanya diadakan di hari Senin.

f. Perilaku mencari pelayanan kesehatan


Lansia yang sakit biasanya dibawa ke poliklinik panti dan hanya minum obat yang
di berikan dari poliklinik panti.

g. Ketergantungan obat
Sebagian lansia menggunakan obat yang diberikan oleh dokter dari puskesmas.
27

h. Kecacatan
Ada beberapa WBS yang mengalami kecacatan pada anggota tubuhnya sehingga
untuk aktivitasnya di bantu oleh petugas di antaranya di ruangan kenanga 3 WBS,
ruangan kutilang 1 orang.

i. Keadaan ekonomi
Semua WBS di Panti Budi Mulia Margaguna 3 tidak ada yang mempunyai
tunjangan pensiunan, terkadang mereka mendapatkan uang dari tamu yang
datang, jumlahnya tidak pasti.

j. Kegiatan organisasi sosial


Sebagian besar lansia mengikuti pengajian, gamelan dan senam lansia yang
diadakan di panti. Pengajian setiap hari Senin dan Rabu, gamelan setiap hari
Senin serta senam setiap hari Selasa dan Jum’at.

k. Hubungan antara anggota kelompok


Sebagian besar WBS melakukan kegiatan untuk dirinya sendiri. Lansia – lansia
sering berkomunikasi dan terlibat dalam interaksi kelompok.

l. Hubungan di luar kelompok


Sebagian besar lansia menyatakan jarang berkunjung dan berhubungan dengan
lansia yang tinggal di ruangan lain, hubungan dengan lansia di ruangan lain
dilakukan melalui kegiatan pengajian, seni dan olahraga.

m. Hubungan dengan anggota keluarga


Tidak ada waktu khusus untuk kunjungan keluarga. Keluarga bisa mengunjungi
WBS kapan saja sesuai kebutuhan. Sebagian WBS tidak pernah lagi di kunjungi
oleh keluarga meskipun WBS masih memiliki keluarga.

n. Spiritual
1) Ketaatan beribadah
Sebagian besar WBS di setiap ruangan beragama Islam, menjalankan ibadah
(shalat lima waktu) dan mengikuti pengajian yang diadakan oleh panti. Semua
WBS percaya akan adanya kematian dan WBS menerima bila kematian
menjemputnya.

2) Keyakinan tentang kesehatan


WBS percaya bahwa sakit dan sehat adalah hal yang wajar terjadi pada manusia.
Sebagian besar WBS sering mengeluh gatal-gatal yang memburuk di malam hari,
28

biasanya jika hal itu terjadi ada beberapa WBS yang berobat ke poliklinik, namun
sebagian besar WBS tidak berobat.

3) Kultural
a) Adat yang mempengaruhi kesehatan
WBS di panti berasal dari berbagai macam daerah dan tidak ada adat istiadat yang
mempengaruhi kesehatan.

b) Tabu-tabu
Tidak ada pantangan budaya yang dianut oleh WBS di panti

o. Keadaan lingkungan dalam


1) Penerangan
Semua kamar umumnya mendapatkan penerangan yang baik masing – masing
kamar diberi lampu. Penerangan terdapat di ruang tengah dan di pintu menuju
kamar mandi. Pada malam hari sebagian lampu dimatikan.

2) Kebersihan dan kerapihan


Secara umum kondisi kamar, ruang tamu, kamar mandi dan WC cukup bersih dan
rapi. Setiap hari ruangan dibersihkan oleh para WBS. Tetapi ada beberapa kamar
tidur di ruangan dengan lansia yang total care yang di bersihkan oleh pramu.
Pengelolaan pencucian linen dan pakaian WBS yang memiliki penyakit kulit dan
yang tidak memiliki penyakit kulit disatukan. Kemudian, penggantian linen
dibeberapa ruangan 1 minggu sekali, dan ada juga yang tidak menggunakan linen.

3) Sirkulasi udara
Sirkulasi udara secara umum cukup baik karena di setiap ruang terdapat jendela
yang selalu dibuka setiap pagi selain itu dikamar – kamar WBS terdapat ventilasi.

p. Keadaan lingkungan dan halaman


1) Pemanfaatan halaman
Halaman panti dimanfaatkan untuk penghijauan. WBS biasanya memanfaatkan
halaman untuk berjalan-jalan dan duduk-duduk dengan temannya.

2) Pembuangan air limbah


Semua limbah dari kamar mandi dan WC dialirkan melalui saluran tertutup dan di
teruskan ke sungai.
3) Pembuangan Sampah
Kebanyakan sampah di panti adalah sampah organik, sampah tersebut ditampung
menggunakan tempat sampah.
29

4) Sumber Pencemaran
Letak panti cukup dekat dengan jalan raya utama namun tidak ada kebisingan.

6. Gambaran Karakteristik WBS


Gambaran tentang karakteristik WBS di ruang kenanga, observasi, gardenia,
kutilang dan nuri di PSTW Budi Mulia Margaguna 3 Jakarta Selatan adalah
sebagai berikut :

Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Kelompok WBS Berdasarkan Jenis Kelamin di
PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Februari 2019
n = 81 orang
Jenis
Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri f %
Kelamin
Laki Laki 0 0 0 22 13 35 43,2%
Perempuan 26 13 7 0 0 46 56,8%
Total 26 13 7 22 13 81 100%

Sebagian besar jenis kelamin WBS di ruang kenanga, observasi, gardenia,


kutilang dan nuri PSTW Budi Mulia Margaguna 3 yaitu perempuan (56,8%),
sedangkan hampir setengahnya berjenis kelamin laki-laki (43,2%).

Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Kelompok WBS Berdasarkan Usia Di PSTW Budi Mulia 3
Jakarta Selatan Februari 2019
n = 81 orang
Usia Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri f %
45 – 59 1 3 0 0 3 7 8,6%
60 – 74 17 8 5 19 8 57 70,4%
75 – 90 8 2 2 2 2 16 19,8%
>90 0 0 0 1 0 1 1,2%
Total 26 13 7 22 13 81 100%
30

Sebagian besar WBS berusia 60 – 74 tahun yaitu sejumlah 57 orang (70,4%), usia
75 – 90 tahun 16 orang (19,8%), usia 45 – 59 tahun 7 orang (8,6%), dan usia >90
tahun 1 orang (1,2%).

Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Kelompok WBS Berdasarkan Agama
Di PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Februari 2019

Agama Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri f %


Islam 22 13 7 22 12 76 93,8%
Protestan 4 0 0 0 1 5 6,2%
Total 26 13 7 22 13 81 100%
n = 81 orang
Hampir seluruh agama yang dianut WBS yaitu agama Islam berjumlah 76 orang
(93,8%), sedangkan sisanya beragama protestan berjumlah 5 orang (6,2%).

Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Kelompok WBS Berdasarkan Pendidikan
Di PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Februari 2019
n = 81 orang
Pendidikan Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri F %
Tidak Sekolah 10 9 5 17 3 44 54,3%
SD 15 3 1 0 10 29 35,8%
SMP 0 0 0 1 0 1 1,2%
SMA 1 1 1 4 0 7 8,7%
Total 26 13 7 22 13 81 100%

Setengah WBS tidak pernah bersekolah berjumlah 44 orang (54,3%), SD


berjumlah 29 orang (35,8%), SMP berjumlah 1 orang (1,2%) dan SMA berjumlah
7 orang (8,7%).

Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Kelompok WBS Yang Bersedia Dikaji atau
Tidak Bersedia Dikaji di PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan
Februari 2019
n = 81 orang
Bersedia Dikaji Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri f %
Ya 22 12 6 20 10 70 86,4%
Tidak 4 1 1 2 3 11 13,6%
Total 26 13 7 22 13 81 100%
31

Hampir seluruh WBS di 5 ruangan kelolaan kelompok berjumlah 70 WBS


(86,4%) bersedia untuk dikaji dan sebanyak 11 WBS tidak bersedia dikaji
(13,6%). Alasan WBS tidak bersedia dikaji atau tidak bisa dikaji yaitu WBS tidak
kooperatif saat sedang diwawancarai.

Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Kelompok WBS di PSTW Budi Mulia 3
Jakarta Selatan Februari 2019
n = 81 orang
Status
Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri f %
kesehatan
Sehat 0 0 0 0 2 2 2,5%
Sakit 26 13 7 22 11 79 97,5%
Total 26 13 7 22 13 81 100%

Hampir seluruh WBS di 5 ruangan kelolaan kelompok berjumlah 80 WBS


(97,5%) sakit dan sebanyak 2 WBS (2,5%) sehat.
Tabel 3.7
Distribusi Frekuensi Jenis Penyakit Yang Diderita Berdasarkan Jumlah Yang Sakit
WBS Di PSTW Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Februari 2019
n = 79 orang
Penyakit yang
Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri f %
Diderita
Hipertensi 3 0 1 1 5 10 12,6%
Scabies 20 0 2 2 1 25 31,6%
Asam Urat 2 0 1 0 0 3 3,7%
Psikotik 1 5 1 8 3 18 22,7%
Dermatitis 0 2 0 1 0 3 3,7%
Demensia 0 6 0 0 6 12 15,1%
Hemoroid 0 0 1 0 0 1 1,2%
Katarak 0 0 1 2 1 4 5%
Post Stroke 0 0 0 7 2 9 11,3%
Diabetes
0 0 0 1 0 1 1,2%
Mellitus
Cepalgia 0 0 0 1 0 1 1,2%

Masalah kesehatan yang banyak ditemukan di 5 ruangan kelolaan kelompok


adalah scabies dengan jumlah WBS 25 orang dengan presentase 31,6%.

Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi WBS Berdasarkan Pola Mandi Di PSTW Budi Mulia 3
Jakarta Selatan Februari 2019
n = 81 orang
Pola Mandi Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri f %
Tidak mandi 1 0 1 0 0 2 2,5%
1x sehari 1 1 6 3 11 22 27,2%
2x sehari 24 12 0 12 2 50 61,7%
>2x sehari 0 0 0 7 0 7 8,6%
Total 26 13 7 22 13 81 100%

Setengah WBS di 5 ruangan kelolaan kelompok berjumlah 50 orang (61,7%)


mandi 2x sehari, 22 orang (27,2%) mandi 1x sehari, 7 orang (8,6%) mandi >2 x
sehari dan 2 orang (2,5%) tidak mandi.

Tabel 3.9
Distribusi Frekuensi WBS Berdasarkan Pola Ganti Baju Di PSTW Budi Mulia 3
Jakarta Selatan Februari 2019
n = 81 orang
Pola Ganti Baju Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri f %
1x sehari 4 12 4 22 11 53 65,4%
2x sehari 22 1 3 0 2 28 34,6%
Total 26 13 7 22 13 81 100%
Sebagian besar WBS di 5 ruangan kelolaan kelompok mengganti baju 1x sehari
berjumlah 53 orang (65,4%), dan 28 orang (34,6%) WBS mengganti baju 2x
sehari.

Tabel 3.10
Distribusi Frekuensi WBS Berdasarkan Kondisi Tempat Tidur Di PSTW Budi
Mulia 3 Jakarta Selatan Februari 2019
n = 81 orang
Kondisi Tempat
Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri f %
Tidur
Bersih 13 0 4 1 6 24 29,6%
Kotor 13 13 3 21 7 57 70,4%
Total 26 13 7 22 13 81 100%

Sebagian besar kondisi tempat tidur WBS di 5 ruangan kelolaan kelompok


nampak kotor yaitu berjumlah 57 tempat tidur WBS (70,4%), dan 24 tempat tidur
WBS dalam kondisi bersih (29,6%).

Tabel 3.11
Distribusi Frekuensi WBS Berdasarkan Pola Ganti Sprei Tempat Tidur Di PSTW
Budi Mulia 3 Jakarta Selatan Februari 2019
n = 81 orang
Pola ganti Sprei Kenanga Observasi Gardenia Kutilang Nuri f %
1x seminggu 26 1 7 22 0 56 69,1%
>1x seminggu 0 0 0 0 0 0 0%
Tidak menggu
0 12 0 0 13 25 30,9%
nakan sprei
Total 26 13 7 22 13 81 100%

Sebagian besar tempat tidur WBS di 5 ruangan kelolaan kelompok diganti


spreinya 1x seminggu yaitu berjumlah 56 tempat tidur (69,1%), dan 25 tempat
tidur WBS (30,9%) tidak menggunakan sprei (30,9%).

B. Analisa Data
Setelah data dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisa sebagai berikut
No Data Masalah
1 Data Subyektif : Perilaku Kesehatan
- 29,6 % WBS yang berada di 5 ruangan kelolaan Cenderung Berisiko
kelompok mengeluh gatal-gatal di badan terutama
di malam hari
- 27,2 % WBS yang berada di 5 ruangan kelolaan
kelompok mengatakan dalam sehari WBS hanya
mandi 1x, dan 2,5% nya mengatakan tidak mandi.
- 65,4% WBS yang berada di 5 ruangan kelolaan
kelompok mengatakan hanya mengganti baju 1x
dalam sehari
Data Obyektif :
- 29,6 % WBS yang berada di 5 ruangan kelolaan
kelompok nampak menggaruk badan, tangan dan
kakinya
- 29,6 % kulit WBS yang berada di 5 ruangan
kelolaan kelompok nampak ruam bintik-bintik
kemerahan, pruritus, bersisik yang timbul di
ketiak, sekitar payudara, sela-sela jari, pinggang.
- 70,4 % tempat tidur WBS yang berada di 5
ruangan kelolaan kelompok nampak kotor, banyak
yang tidak menggunakan linen, dan jika
menggunakan linen diganti 1 minggu sekali.
Data Wawancara Petugas:
Petugas mengatakan banyak WBS yang tidak mandi
jika tidak dibantu atau diarahkan dengan benar untuk
mandi sehingga banyak yang mengeluh gatal gatal.
2 Data Subyektif : Ketidakefektifan
- Beberapa WBS mengatakan bahwa ketika keluhan Pemeliharaan
gatal timbul berobat ke poliklinik untuk meminta Kesehatan
obat, namun sebagian besar WBS hanya
mendiamkannya dan tidak berobat
- Beberapa WBS mengatakan saat mandi tidak
menggunakan sabun, dan sebagian besar
menggunakan sabun namun secara bersama-sama
- Sebagian besar WBS mengatakan menggunakan
handuk secara bersama sama
Data Obyektif :
- WBS nampak harus diarahkan dahulu untuk
mandi
- WBS nampak enggan ketika hendak diajak ke
poliklinik untuk berobat
- Pramu sosial nampak menggunakan handuk pada
WBS secara bersama sama
Data Wawancara Petugas:
Saat petugas ditanya mengenai perawatan kulit pada
WBS, petugas hanya mengetahui sedikit tentang
perawatan kulit seperti hanya diberikan bedak gatal
saja atau bedak biasa dikarenakan sering tidak
tersedianya kebutuhan untuk melakukan perawatan
pada kulit.
C. Penapisan Masalah
Kemampuan Ketersediaan Beratnya Mempercepat
Kesadaran Motivasi
perawat dalam ahli/pihak konsekuensi penyelesaian
Masyarakat masyarakat untuk
Masalah memengaruhi terkait terhadap jika masalah masalah dengan Total
akan Masalah menyelesaikan
penyelesaian penyelesaian tidak resolusi yang dapat
masalah
masalah masalah terselesaikan dicapai
Perilaku Kesehatan
3 3 3 2 3 3 17
Cenderung Berisiko
Ketidakefektifan
Pemeliharaan 2 2 2 2 3 3 14
Kesehatan
Keterangan Skor
0 : Tidak ada
1 : Rendah
2 : Sedang
3 : Tinggi
Berdasarkan penapisan masalah diatas, maka prioritas diagnosa keperawatan yang didapatkan adalah :
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (skor 17)
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan (skor 14)
D. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan penapisan masalah langkah selanjutnya adalah intervensi,
implementasi dan evaluasi setiap masalah sebagai berikut:

1. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8x pertemuan
diharapkan WBS dapat meningkatkan perilaku kesehatan.
Kriteria Hasil:
a. WBS mampu mengenali penyakit scabies
b. WBS mampu mengenali faktor risiko yang dapat menyebabkan scabies
c. WBS mampu untuk merubah perilaku seperti perawatan diri (mandi,
mengganti baju, cuci tangan)
d. WBS mampu mengenali perubahan status kesehatan yang terjadi setelah
perilaku kesehatan meningkat

Intervensi Keperawatan :
Prevensi Primer :
a. Targetkan sasaran pada kelompok beresiko tinggi dan rentang usia yang akan
mendapat manfaat besar
b. Kaji perilaku kesehatan yang cenderung berisiko terhadap status kesehatan
WBS khususnya yang menyebabkan scabies
c. Identifikasi faktor internal atau eksternal yang dapat meningkatkan atau
mengurangi motivasi WBS untuk berperilaku sehat
d. Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan scabies

Prevensi Sekunder :
a. Bantu dan arahkan WBS pentingnya mandi 2 kali sehari
b. Bantu dan arahkan WBS untuk mengganti pakaian 2 kali sehari
c. Bantu dan arahkan WBS untuk memelihara kuku tetap bersih
d. Lakukan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) terkait Mencuci Tangan

Prevensi Tersier :
a. Evaluasi terkait adanya perubahan perilaku personal hygiene WBS
b. Evaluasi terkait perubahan status kesehatan WBS yang terjadi setelah
perilaku kesehatan meningkat

Implementasi Keperawatan :
Rabu, 13 Februari 2019
Pukul 16.00 WIB
Mengkaji perilaku kesehatan yang cenderung berisiko terhadap status kesehatan
WBS khususnya yang menyebabkan scabies. Respon yang didapatkan beberapa
WBS mengatakan mandi hanya 1x sehari, mengganti baju hanya 1x dalam sehari,
nampak WBS menggaruk-garuk badannya karena gatal dan timbulnya pruritus,
jarang berjemur dibawah sinar matahari saat pagi.

Kamis, 14 Februari 2019


Pukul 15.00 WIB
Mengidentifikasi faktor internal atau eksternal yang dapat meningkatkan atau
mengurangi motivasi WBS untuk berperilaku sehat. Respon yang didapatkan,
faktor yang mengurangi motivasi WBS untuk berperilaku sehat yaitu dari diri
sendiri karena WBS merasa malas untuk berperilaku sehat. Sehingga sebagaian
besar WBS mampu berprilaku sehat karena dibantu orang lain, tidak tersedianya
beberapa peralatan untuk melakukan perawatan diri.

Pukul 16.30
Merumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan scabies. Respon yang
didapatkan tujuan program pendidikan kesehatan scabies yaitu untuk menurunkan
angka kejadian scabies pada WBS, memperbaiki kebersihan diri yang kurang, dan
memelihara kebersihan diri seseorang agar terhindar dari scabies.

Jumat, 15 Februari 2019


Pukul : 16.00
Membantu memandikkan WBS dan mengarahkan WBS pentingnya mandi 2 kali
sehari. Respon yang didapatkan sebagian besar WBS mengikuti saat diarahkan
untuk mandi oleh pramsos dan mahasiswa

Pukul : 16.30
Membantu mengganti pakaian WBS dan mengarahkan WBS untuk mengganti
pakaian 2 kali sehari. Respon yang didapatkan masih ada beberapa WBS hanya
ingin mengganti pakaian 1 kali sehari

Sabtu, 16 Februari 2019


Pukul : 15.00
Membantu menggunting kuku dan mengarahkan WBS untuk memelihara
kebersihan kuku. . Respon yang didapatkan sebagian besar WBS tidak memiliki
gunting kuku sehingga kuku WBS terlihat panjang dan kotor

Pukul : 16.00
Membantu memandikkan WBS dan mengarahkan WBS pentingnya mandi 2 kali
sehari. Respon yang didapatkan sebagian besar WBS mengikuti saat diarahkan
untuk mandi oleh pramsos dan mahasiswa

Pukul : 16.30
Membantu mengganti pakaian WBS dan mengarahkan WBS untuk mengganti
pakaian 2 kali sehari. Respon yang didapatkan sebagian besar WBS mulai ingin
mengganti pakaian 2 kali sehari

Senin, 18 Februari 2019


Pukul : 15.00
Membantu menggunting kuku dan mengarahkan WBS untuk memelihara
kebersihan kuku. Respon yang didapatkan kuku WBS terlihat bersih dan tidak
panjang karena sudah dibantu gunting kuku
Pukul : 16.00
Membantu memandikkan WBS dan mengarahkan WBS pentingnya mandi 2 kali
sehari. Respon yang didapatkan sebagian besar WBS mengikuti saat diarahkan
untuk mandi oleh Pramu Sosial dan mahasiswa
Pukul : 16.30
Membantu mengganti pakaian WBS dan mengarahkan WBS untuk mengganti
pakaian 2 kali sehari. Respon yang didapatkan sebagian besar WBS sudah
mengganti pakaian 2 kali sehari

Selasa, 19 Februari 2019


Pukul : 15.00
Membantu menggunting kuku dan mengarahkan WBS untuk memelihara
kebersihan kuku. Respon yang didapatkan hampir seluruh kuku WBS terlihat
bersih dan tidak panjang karena sudah dibantu gunting kuku

Pukul : 16.00
Membantu memandikkan WBS dan mengarahkan WBS pentingnya mandi 2 kali
sehari. Respon yang didapatkan hampir seluruh WBS mengikuti saat diarahkan
untuk mandi oleh pramsos dan mahasiswa

Pukul : 16.30
Membantu mengganti pakaian WBS dan mengarahkan WBS untuk mengganti
pakaian 2 kali sehari. Respon yang didapatkan hampir seluruh WBS sudah
mengganti pakaian 2 kali sehari

Kamis, 21 Februari 2019


Pukul : 16.00
Melakukan kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) terkait Mencuci Tangan. .
Respon yang didapatkan hampir sebagian WBS dan hampir seluruh pramu sosial
memahami cara mencuci tangan dengan benar, seluruh WBS dan seluruh pramu
sosial mengikuti seluruh kegiatan TAK sampai akhir, dan pramu sosial akan
memonitor setiap WBS untuk melakukan cuci tangan setelah pelaksanaan TAK
selesai. Laporan pre planning dan pelaksanaan TAK ada di lampiran

Pukul : 17.00
Mengevaluasi terkait adanya perubahan perilaku personal hygiene WBS. Respon
yang didapatkan hampir semua WBS sudah mengganti baju 2 kali sehari, mandi
menggunakan air bersih dan sabun 2 kali sehari, dan menjaga kuku agar tetap
bersih dan tidak panjang.

Pukul : 17.30
Mengevaluasi terkait perubahan status kesehatan WBS yang terjadi setelah
perilaku kesehatan meningkat. . Respon yang didapatkan sebagian WBS merasa
gatal gatal berkurang, merah merah berkurang, dan hampir seluruh WBS terlihat
lebih rapih.

Evaluasi Keperawatan :
S : - Hampir seluruh WBS mengatakan sudah melakukan perawatan diri dengan
benar seperti mandi 2 kali sehari, mengganti baju 2 kali sehari, dan menjaga
kuku agar tetap bersih
- Sebagian WBS mengatakan gatal-gatal hilang setelah rajin membersihkan diri
- Beberapa WBS mengatakan lupa tentang faktor penyebab scabies

O : - Hampir seluruh WBS tampak bersih dan mengenakan pakaian dengan rapih
- Hampir seluruh kuku WBS tampak bersih dan tidak panjang
- Sebagian WBS tampak bingung saat ditanya kembali mengenai penyakit
scabies beserta penyebab terjadinya scabies
A : Tujuan sebagian tercapai, masalah belum teratasi

P : Tindakan keperawatan dilanjutkan dan didelegasikan kepada petugas panti.


- Anjurkan WBS tetap menjaga kebersihan diri dengan melakukan mandi dan
mengganti baju 2 kali sehari
- Bantu dan arahkan WBS dalam menjaga kebersihan kuku
- Ingatkan kembali tentang pentingnya menjaga kebersihan diri agar tidak
terjadi scabies kembali

2. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 8x pertemuan
diharapkan WBS efektif dalam memelihara kesehatan
Kriteria Hasil :
a. WBS bersedia mencari bantuan tenaga kesehatan saat keluhan timbul
b. Pramu Sosial mampu melakukan perawatan kulit pada WBS

Prevensi Primer :
a. Kaji tingkat pengetahuan WBS terkait pemeliharaan kesehatan diri
b. Kaji pemenuhan kebutuhan terkait pemeliharaan kesehatan diri WBS
c. Rumuskan kegiatan dalam peningkatan pemeliharaan kesehatan diri WBS
d. Lakukan kegiatan Training of Trainer terkait Perawatan Kulit

Prevensi Sekunder :
a. Arahkan WBS untuk ke fasilitas kesehatan jika keluhan seperti gatal gatal
dirasa timbul
b. Anjurkan pihak panti untuk memisahkan pengelolaan linen WBS yang
memiliki penyakit kulit
c. Anjurkan pihak panti untuk mendesinfeksi terlebih dahulu linen WBS yang
memiliki penyakit kulit dan mencucinya dengan mesin cuci yang bisa
menggunakan air panas

Prevensi Tersier :
a. Evaluasi terkait adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan Pramu
Sosial terkait perawatan kulit
b. Pertahankan kondisi kesehatan kulit WBS yang sudah sembuh dari penyakit
scabies.
Implementasi
Kamis, 14 Februari 2019
Pukul : 15.30
Mengkaji tingkat pengetahuan WBS terkait pemeliharaan kesehatan diri. Respon
yang didapatkan sebagian besar WBS tidak mengetahui tentang pemeliharaan
kesehatan diri dengan baik

Pukul : 16.00
Mengkaji pemenuhan kebutuhan terkait pemeliharaan kesehatan diri WBS.
Respon yang didapatkan sebagian besar WBS tidak tercukupi pemenuhan
kebutuhan terkait pemeliharaan kesehatan diri seperti sabun mandi, sikat gigi dan
pasta gigi. Sebagian besar WBS juga mengatakan menggunakan handuk yang
sama secara bersama sama saat mandi.

Jumat, 15 Februari 2019


Pukul : 14.00
Merumuskan kegiatan dalam peningkatan pemeliharaan kesehatan diri WBS.
Respon yang didapatkan mahasiswa merencanakan kegiatan Training of Trainer
terkait pemeliharaan kesehatan diri

Senin, 18 Februari 2019


Pukul : 14.30
Mengarahkan WBS untuk ke fasilitas kesehatan jika keluhan seperti gatal gatal
dirasa timbul. Respon yang didapatkan hanya beberapa WBS saja yang datang ke
klinik untuk berobat jika gatal gatal yang dirasa timbul berlebih, selebihnya WBS
hanya menanganinya dengan memberikan bedak atau minyak kayu putih jika ada.

Rabu, 20 Februari 2019


Pukul : 13.30
Melakukan kegiatan Training of Trainer terkait Perawatan Kulit. Respon yang
didapatkan kegiatan Training of Trainer dihadiri oleh semua pramu sosial dan
penanggung jawab setiap ruangan hingga acara selesai. Pramu sosial dan
penanggung jawab antusias dengan kegiatan Training of Trainer tersebut.

Pukul : 15.30
Mengevaluasi terkait adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan Pramu
Sosial terkait perawatan kulit. Respon yang didapatkan kegiatan Training of
Trainer ini dilakukan pre test dan post test untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan dan kemampuan pramu sosial terkait perawatan kulit. Laporan pre
planning dan pelaksanaan TOT ada dilampiran

Evaluasi Keperawatan
S : - Sebagian besar WBS mengatakan jarang pergi ke klinik jika sakit yang dirasa
seperti gatal gatal timbul
- Hampir seluruh WBS mengatakan jika gatal timbul hanya diberikan bedak
atau minyak kayu putih jika ada, atau hanya digaruk garuk saja
- Pramu sosial mengatakan mengerti saat diajarkan perawatan kulit untuk WBS

O : - Sebagian besar WBS terlihat masih menggaruk garuk badan


- Hampir seluruh WBS tampak bersih dan rapih
- Hampir seluruh pramu sosial tampak mengerti dan mengikuti dengan baik
saat mengikuti TOT.

A : Tujuan sebagian tercapai, masalah belum teratasi

P : Tindakan keperawatan dilanjutkan dan didelegasikan kepada petugas panti.


- Anjurkan Pramu sosial melakukan perawatan diri pada WBS dengan teratur
- Anjurkan dan arahkan WBS untuk mendatangi fasilitas kesehatan jika dirasa
gatal gatal atau sakit lainnya dirasa timbul
- Monitor pemenuhan kebutuhan WBS terkait pemeliharaan kesehatan diri

Selain memberikan asuhan keperawatan pada kelompok WBS, mahasiswa juga


memberikan asuhan keperawatan individu kepada WBS yang berada diruang
Kenanga, Observasi, Gardenia, Kutilang, dan Nuri. Daftar WBS yang diberikan
asuhan keperawatan dapat dilihat lampiran

F. Rencana Tindak Lanjut


Agar asuhan keperawatan pada WBS berlanjut diharapkan petugas panti untuk
melakukan tindakan yang telah di rencanakan seperti :
1. Rutin dalam mengobservasi WBS yang terkena scabies
2. Melakukan perawatan kulit pada WBS dengan scabies
3. Rutin memandikan WBS 2x sehari dengan menggunakan sabun cair dan
waslap/spone pada masing masing WBS, serta tidak menggunakan handuk
yang sama untuk semua WBS
4. Memberikan obat topikal pada WBS dengan scabies
5. Membawa WBS yang terkena scabies untuk berobat ke poliklinik agar
mendapatkan obat
6. Memisahkan pencucian pakaian WBS yang terkena scabies
7. Merendam pakaian WBS yang menderita scabies dengan lisol atau karbol
8. Mencuci pakaian WBS yang mengalami scabies dengan mesin cuci yang
menggunakan air panas.

Anda mungkin juga menyukai