Anda di halaman 1dari 28

B.

Sasaran Keselamatan Pasien

No Sasaran Keselamatan Pasien Kegiatan yang sudah dilakukan


1. Ketepatan identifikasi 1.Prosedur identifikasi pasien
pasien; ditetapkan dengan dua identifikasi
yaitu nama dan tanggal lahir
,prosedur dilaksanakan di rekam
medis,poli rawat jalan dan rawat
inap.tindakan
/UGD,laboratorium.farmasi dan
pelayanan gizi rawat inap
2.Pemasangan gelang identifikasi pada
pasien rawat ianp
2.Peningkatan komunikasi yang 1.Panduan dan prosedur komunikasi
efektif; efektif ditetapkan dpelayanan
klinik,antar shif dan on call
3. Peningkatan keamanan obat 1.Penyusunan obat yang hampir sama
yang perlu diwaspadai bunyi dan bentuknya diperhatikan
dan di monitor.
2.Obat narkotika dan psikotropika
dibuat prosedur khusus
peresepan,dan penyimpanan dengan
dua lemari terkunci
3.otorisasi ruang farmasi dan gudang
obat
4.Obat berbahaya tidak disusun
bersama dengan obat biasa.
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat- Diterapkan prosedur tepat lokasi,dan
prosedur, tepat-pasien operasi tepat pada pasien oprasi
5. Pengurangan risiko infeksi 1.Penerapan prosedur hand washing
terkait pelayanan kesehatan; dan standar who pada 5 waktu ,dimonitor
ddan evaluasi
2.Penyediaan sarana hand washing di
unit layanan
3.Manajemen peralatan kesehatan
dan sterilisasi alat
4.Manajemen kebersihan dan
keamanan lingkungan,dilakukan
orientasi petugas cleaning service.
6.Pengurangan risiko pasien jatuh 1.Penyediaan sarana untuk mencegah
pasien jatuh /hand railing
2.Pemasanagan bed railing pada
tempat pasien pasien
3.Memastikan dengan monitor
lingkungan aman dari resiko jatuh
dengan melihat ,lantai licin,kabel yang
berserakan,tata letak furnitre.
4.assesment pasien jatuh sudah
dimulai dari semenjak pasien datang .

PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DI PUSKESMAS PETALING

A.UNIT PENDAFTARAN DAN REKAM MEDIS

N Identifikasi Penyebab Penanganan Resiko Kgiatan


o Resiko

1 Pasien tidak Tidak Pemberian informasi Pemasangan


memiliki tersedia tentang papan
informasi yang informasi ;waktu,syarat,alur,biaya,j informasi,bros
tepat yang enis pelayanan,rujukan ur dll
mengenai mudah dengan bahasa yang
biaya,waktu dipahami dimengerti oleh
pelayanan.sya oleh masyarakat
rat dll masyarakat
sehingga
pasien
mengeluhkan
pelayanan
puskesmas

2. Waktu Petugas Sistem rekam medis di 1.Perbaikan


pendaftaran lama perbaiki dengan sistem
lama mencari penomoran
rekam
2.Perbaikan
medis
prosedur
karena
penyimpanan
rekam
medis tidak 3.ceklist
tertata kepatuhan
dengan rapi terhadap
prosedur
penomoran
dan
penyimpanan
rekam medis
3. Rekam medis Petugas Perlu ditetapkan 1.SK dan SOP
tertukar tidak kewajiban menulis rekam tentang
lengkap medik secara lengkap kelengkapan
menulis termasuk identitas .di rekam medik
identitas monitor dan dievaluasi
rekam dievaluasi
medis.

Petugas Dibuat prosedur 2.SK dan SOP


tidak identifikasi pasien tentang
memiliki identifikasi
prosedur pasien,di
identifikasi monitoring
psien dan dievaluasi

4. Infeksi silang Pasien Perbaikan sistem rekam Sama dengan


antar pasien lama di medis nomor 2
ruang
tunggu

Pasien Pasien kelompok rentan Pembuatan


kelompok dapat prioritas loket khusus
rentan
(anak,ibu
hamil,dan
usila ) tidak
mendapat
prioritas,

Pasien Dibuat prosedur khusus 1.menyediaka


dengan dengan pasien yang n tisu/
kemungkin beresiko kontak droplet
2.Menyediaka
an infeksi
n masker
kontak
bedah di
droplet
pendaftaran
tidak
dilakukan 3.menyediaka
prosedur n tempat
sampah medis
khusus diruang
pendaftaran

4.membuat
leaflet etika
batuk.

5. Pasien cedera Lingkungan Menyingkirkan barang 1.SOP


karena yang tidak yang menyebabkan penanganan
jatuh,terpelese aman potensi jatuh seperti lingkungan
t keset kaki yang dimonitor dan
licin,genangan air,kabel dievaluasi
yang menjuntai

6. Rekam medis Penyimpan Membuat prosedur 1.SOP


diakses yang an rekam penyimpanan rekam Penyimpanan
tidak berhak medis tidak medis rekam medis
diperhatika
Membatasi akses diruang 2.SOP akses
n
rekam medik ke rekam
medis

B..UNIT POLI UMUM,ANAK,DAN IBU

1 Penyebab
Identifikasi Resiko Penanganan Kgiatan
Resiko

1. Rekam medis tertukar Petugas tidak Perlu 1.SK dan SOP


lengkap ditetapkan tentang
menulis kewajiban kelengkapan
identitas menulis rekam medik
rekam medis. rekam medik
2.SK dan SOP
secara
lengkap tentang
termasuk identifikasi
identitas pasien

2. Pasien tidak memiliki Tenaga klinis Membuat SK dan SOP


informasi tentang tidak kebijakan komunakasi
penyakitnya sehingga memberikan tentang pasien
pasien mengeluhkan informasi komunikasi
SK dan SOP
pelayanan puskesmas penyakit efektik dengan
perilaku
pasien pasien
pelayanan
dengan jelas
klinis

3. Pasien tidak mendapat Tenaga klinis Membuat SK


pelayanan klinis yang tidak kebijakan kompetensi
memadai melakukan kompetensi tenaga klinis
assasement tenaga klinis
dengan benar Program
Membuat Pelatihan dan
kebijakan dan orientasi
dan prosedur tenaga klinis
assesment
klinis SK dan SOP
assesment
dimonitor dan
dievaluasi

SK dan SOP
pelayanan
klinis

SK dan SOP
perilaku
elayanan
klinis

Peralatan Membuat SK dan SOP


tidak tersedia manajemen manajemen
dan tidak peralatan peralatan
siap pakai

3. Heath care infeksi 1.Kepatuhan 1.Menyediaka Sarana cuci


associatian (HAIs) terhadap n sarana cuci tangan
prosedur cuci tangan di unit
tangan layanan.baik SOP cuci
belum wastafel tangan
memadai maupun dimonitor dan
karena handrub evaluasi

a.tidak
tersedia
saran cuci
tangan

b.petugas
tidak
memahami
prosedur cuci
tangan yang
benar.

2.Manajemen Membuat SK dan SOP


peralatan kebijakan dan manajemen
belum prosedur peralatan
terlaksana sterilisasi
SOP
dengan baik peralatan
pemisahan
peralatan
steril

3.Manajemen Membuat SK dan SOP


lingkungan Kebijakan dan lingkungan
fisik belum prosedur fisik dimonitor
terlaksana manajemen dan dievaluasi
lingkungan
fisik

4.Penangana Membuat SK dan SOP


n bahan kebijakan dan penanganan
beracun dan prosedur bahan
berbahaya penanganan beracun dan
belum bahan berbahaya
dikendalikan beracun dan
dengan benar berbahaya

Pasien Dibuat 1.menyediaka


dengan prosedur n tisu/
kemungkina khusus
2.Menyediaka
n infeksi dengan pasien
kontak yang beresiko n masker
droplet tidak kontak droplet bedah di
dilakukan 3.menyediaka
prosedur n tempat
khusus sampah medis
diruang poli

4.mempuat
leaflet etika
batuk.

5. Pasien cedera karena Lingkungan Menyingkirka 1.SOP


jatuh,terpeleset yang tidak n barang yang penanganan
aman menyebabkan lingkungan
potensi jatuh dimonitor dan
seperti keset dievaluasi
kaki yang
licin,genangan
air,kabel yang
menjuntai

6. Rekam medis diakses Penanganan Membatasi 1.SOP akses


yang tidak berhak rekam medis akses rekam ke rekam
tidak medik medis
diperhatikan

7. Medication error Peresepan obat Membuat 1.SK dan SOP


yang
kebijakan dan peresepan
tidak rasional
prosedur obat dimonitor
peresepan dan
obat dievaluasi.

8. Kejadian cedera pada Kepatuhan Membuat SK dan SOP


terhadap
pasien kebijakan dan pelayanan
panduan
selama proses pelayanan klinik prosedur klinik
terapi/penatalaksanaa belum panduan dimonitor dan
dilaksanakan
n medis. pelayanan dievaluasi
dengan baik
Penatalaksanaan klinik
medis
mencakup seluruh
aspek
pelayanan, termasuk
diagnosa,
terapi, kegagalan
diagnosa/terapi,
sistem,
peralatan untuk
pelayanan.
Adverse event dapat
dicegah
atau tidak dapat
dicegah.
9. Kesalahan komunikasi Manajemen Kebijakan dan Sk dan SOP
rujukan belum
rujukan prosedur rujukan di
terlaksana
dengan baik rujukan buat,dimonito
r dan
dievaluasi
10 Kesalahan interpretasi Interpretasi klinis Dibuat SK dan SOP
hasil
. klinis hasil kebijakan dan interpretasi
laboratorium
laboratorium belum prosedur data klinis
dilaksanakan interpretasi dimonitor dan
dengan baik.
klinis hasil dievaluasi
laboratorium

C.UNIT GAWAT DARURAT

1 Penyebab
Identifikasi Resiko Penanganan Kgiatan
Resiko

1 Pasien Tidak ditangani Petugas Membuat 1.SK dan SOP


dengan segera tidak kebijakan triase
tanggap penanganan dibuat,dimonito
dengan pasien gawat r dan
pelayanan darurat,triase dievaluasi.
gawat
darurat

2. Salah sisi Petugas Membuat SOP


pembedahan tidak prosedur pembedahan
memiliki pembedahan
prosedur
pembedahan
3. Rekam medis tertukar Petugas Perlu 1.SK dan SOP
tidak ditetapkan tentang
lengkap kewajiban kelengkapan
menulis menulis rekam medik
identitas rekam medik
2.SK dan SOP
rekam secara
tentang
medis. lengkap
identifikasi
termasuk
pasien
identitas

4. Pasien tidak memiliki Tenaga klinis Membuat SK dan SOP


informasi tentang tidak kebijakan komunakasi
penyakitnya sehingga memberikan tentang pasien
pasien mengeluhkan informasi komunikasi
SK dan SOP
pelayanan puskesmas penyakit efektik
perilaku
pasien dengan
pelayanan
dengan jelas pasien
klinis

5. Pasien tidak Tenaga klinis Membuat SK kompetensi


mendapat pelayanan tidak kebijakan tenaga klinis
klinis yang memadai melakukan kompetensi
assasement tenaga klinis
dengan SK dan SOP
benar assesment
Membuat dimonitor dan
kebijakan dan dievaluasi
dan prosedur
SK dan SOP
assesment
pelayanan
klinis
klinis

SK dan SOP
perilaku
pelayanan
klinis

Peralatan Membuat SK dan SOP


tidak manajemen manajemen
tersedia dan peralatan peralatan
tidak siap
pakai
6. Heath care infeksi 1.Kepatuhan 1.Menyediaka Sarana cuci
associatian (HAIs) terhadap n sarana cuci tangan
prosedur tangan di unit
SOP cuci
cuci tangan layanan.baik
tangan
belum wastafel
dimonitor dan
memadai maupun
evaluasi
karena handrub

a.tidak
tersedia
saran cuci
tangan

b.petugas
tidak
memahami
prosedur
cuci tangan
yang benar.

2.Manajemen Membuat SK dan SOP


peralatan kebijakan dan manajemen
belum prosedur peralatan
terlaksana sterilisasi
SOP pemisahan
dengan baik peralatan
peralatan steril

3.Manajemen Membuat SK dan SOP


lingkungan Kebijakan lingkungan
fisik belum dan prosedur fisik dimonitor
terlaksana manajemen dan dievaluasi
lingkungan
fisik

4.Penangana Membuat SK dan SOP


n bahan kebijakan dan penanganan
beracun dan prosedur bahan beracun
berbahaya penanganan dan berbahaya
belum bahan
dikendalikan beracun dan
dengan berbahaya
benar
Pasien Dibuat 1.menyediakan
dengan prosedur tisu/
kemungkina khusus
2.Menyediakan
n infeksi dengan
masker bedah
kontak pasien yang
di
droplet tidak beresiko
3.menyediakan
dilakukan kontak
tempat sampah
prosedur droplet
medis diruang
khusus
poli

4.mempuat
leaflet etika
batuk.

7. Pasien cedera karena Lingkungan Menyingkirka 1.SOP


jatuh,terpeleset yang tidak n barang yang penanganan
aman menyebabkan lingkungan
potensi jatuh dimonitor dan
seperti keset dievaluasi
kaki yang
licin,genanga
n air,kabel
yang
menjuntai,

Bed pasien
ada
pembatasnya

6. Rekam medis diakses Penanganan Membatasi 1.SOP akses


yang tidak berhak rekam medis akses rekam ke rekam medis
tidak medik
diperhatikan

7. Medication error Peresepan obat Membuat 1.SK dan SOP


yang
kebijakan dan peresepan obat
tidak rasional
prosedur dimonitor dan
peresepan dievaluasi.
obat

8. Kejadian cedera pada Kepatuhan Membuat SK dan SOP


terhadap
pasien kebijakan dan pelayanan
panduan
selama proses pelayanan klinik prosedur klinik
terapi/penatalaksanaa belum panduan dimonitor dan
dilaksanakan
n medis. dengan baik pelayanan dievaluasi
Penatalaksanaan klinik
medis
mencakup seluruh
aspek
pelayanan, termasuk
diagnosa,
terapi, kegagalan
diagnosa/terapi,
sistem,

peralatan untuk
pelayanan.
Adverse event dapat
dicegah
atau tidak dapat
dicegah.
9. Kesalahan komunikasi Manajemen Kebijakan Sk dan SOP
rujukan belum
rujukan dan prosedur rujukan di
terlaksana
dengan baik rujukan buat,dimonitor
dan dievaluasi
10 Kesalahan interpretasi Interpretasi klinis Dibuat SK dan SOP
hasil
. klinis hasil kebijakan dan interpretasi
laboratorium
laboratorium yang belum prosedur data klinis
kritis dilaksanakan interpretasi laboratorium
dengan baik.
klinis hasil kritis dimonitor
laboratorium dan dievaluasi
kritis

D.FARMASI

1 Penyebab
Identifikasi Penanganan Kgiatan
Resiko Resiko

1 Medication Medication error belum 1. Pemilihan 1.Formulariu


. error menjadi perhatian petugas Pada tahap m
pemilihan
puskesmas
perbekalan
farmasi, risiko
insiden/error
dapat
diturunkan
dengan
pengendalian
jumlah item obat
dan
penggunaan
obatobat sesuai
formularium.

2. Pengadaan 2.Pengadaam
Pengadaan
harus menjamin
ketersediaan
obat yang aman
efektif dan
sesuai
peraturan yang
berlaku
(legalitas) dan
diperoleh dari
distributor resmi.
3. Penyimpanan 3.Obat yang
Hal-hal yang mirip dan
perlu
ucapan mirip
diperhatikan
dalam dipisahkan.o
penyimpanan bat obat
untuk narkotik
menurunkan disimpan
kesalahan khusus
pengambilan
obat dan
menjamin mutu
obat:
• Simpan obat
dengan nama,
tampilan dan
ucapan mirip
(look-alike,
sound-alike
medication
names) secara
terpisah.
• Obat-obat
dengan
peringatan
khusus (high
alert drugs)
yang dapat
menimbulkan
cedera jika
terjadi
kesalahan
pengambilan,
simpan di
tempat khusus.
Misalnya :
o menyimpan
cairan elektrolit
pekat seperti
KCl inj, heparin,
warfarin,
insulin,
kemoterapi,
narkotik opiat,
neuromuscular
blocking agents,
thrombolitik, dan
agonis
adrenergik. (
o kelompok
obat antidiabet
jangan disimpan
tercampur
dengan obat lain
secara alfabetis,
tetapi tempatkan
secara terpisah
• Simpan obat
sesuai dengan
persyaratan
penyimpanan.

4. Skrining
Resep
Apoteker dapat
berperan nyata
dalam
pencegahan
terjadinya
medication
error melalui
kolaborasi
dengan dokter
dan pasien.
• Identifikasi
pasien minimal
dengan dua
identitas,
misalnya nama
dan
nomor rekam
medik/ nomor
resep,
• Apoteker tidak
boleh membuat
asumsi pada
saat melakukan
interpretasi
resep dokter.
Untuk
mengklarifikasi
ketidaktepatan
atau
ketidakjelasan
resep,
singkatan,
hubungi dokter
penulis resep.
• Dapatkan
informasi
mengenai
pasien sebagai
petunjuk penting
dalam
pengambilan
keputusan
pemberian obat,
seperti :
o Data
demografi
(umur, berat
badan, jenis
kelamin) dan
data
klinis (alergi,
diagnosis dan
hamil/menyusui)
. Contohnya,
Apoteker perlu
mengetahui
tinggi dan berat
badan pasien
yang
menerima obat-
obat dengan
indeks terapi
sempit untuk
keperluan
perhitungan
dosis.
o Hasil
pemeriksaan
pasien (fungsi
organ, hasil
laboratorium,
tanda-tanda vital
dan parameter
lainnya).
Contohnya,
Apoteker
harus
mengetahui
data
laboratorium
yang penting,
terutama
untuk obat-obat
yang
memerlukan
penyesuaian
dosis dosis
(seperti pada
penurunan
fungsi ginjal).
• Apoteker harus
membuat
riwayat/catatan
pengobatan
pasien.
• Strategi lain
untuk mencegah
kesalahan obat
dapat dilakukan
dengan
penggunaan
otomatisasi
(automatic stop
order), sistem
komputerisasi
(e-prescribing)
dan pencatatan
pengobatan
pasien seperti
sudah
disebutkan
diatas.
• Permintaan
obat secara
lisan hanya
dapat dilayani
dalam keadaan
emergensi dan
itupun harus
dilakukan
konfirmasi ulang
untuk
memastikan
obat yang
diminta benar,
dengan
mengeja nama
obat serta
memastikan
dosisnya.
Informasi obat
yang penting
harus diberikan
kepada petugas
yang
meminta/meneri
ma obat
tersebut.
Petugas yang
menerima
permintaan
harus menulis
dengan jelas
instruksi lisan
setelah
mendapat
konfirmasi.
5. Dispensing
• Peracikan obat
dilakukan
dengan tepat
sesuai dengan
SOP.
• Pemberian
etiket yang
tepat. Etiket
harus dibaca
minimum tiga
kali :

wadah, pada
saat
mengembalikan
obat ke rak.
• Dilakukan
pemeriksaan
ulang oleh
orang berbeda.
• Pemeriksaan
meliputi
kelengkapan
permintaan,
ketepatan etiket,
aturan
pakai,
pemeriksaan
kesesuaian
resep terhadap
obat,
kesesuaian
resep
terhadap isi
etiket.
6. Komunikasi,
Informasi dan
Edukasi (KIE)
Edukasi dan
konseling
kepada pasien
harus diberikan
mengenai hal-
hal
yang penting
tentang obat
dan
pengobatannya.
Hal-hal yang
harus
diinformasikan
dan didiskusikan
pada pasien
adalah :
• Pemahaman
yang jelas
mengenai
indikasi
penggunaan
dan bagaimana
menggunakan
obat dengan
benar, harapan
setelah
menggunakan
obat,
lama
pengobatan,
kapan harus
kembali ke
dokter
• Peringatan
yang berkaitan
dengan proses
pengobatan
• Kejadian Tidak
Diharapkan
(KTD) yang
potensial,
interaksi obat
dengan
obat lain dan
makanan harus
dijelaskan
kepada pasien
• Reaksi obat
yang tidak
diinginkan
(Adverse Drug
Reaction –
ADR) yang
mengakibatkan
cedera pasien,
pasien harus
mendapat
edukasi
mengenai
bagaimana cara
mengatasi
kemungkinan
terjadinya ADR
tersebut
• Penyimpanan
dan
penanganan
obat di rumah
termasuk
mengenali obat
yang sudah
rusak atau
kadaluarsa.
Ketika
melakukan
konseling
kepada pasien,
apoteker
mempunyai
kesempatan
untuk
menemukan
potensi
kesalahan yang
mungkin
terlewatkan
pada proses
sebelumnya.
7. Penggunaan
Obat
Apoteker harus
berperan dalam
proses
penggunaan
obat oleh pasien
rawat
inap di rumah
sakit dan sarana
pelayanaan
kesehatan
lainnya, bekerja
sama dengan
petugas
kesehatan lain.
Hal yang perlu
diperhatikan
adalah :
• Tepat pasien
• Tepat indikasi
• Tepat waktu
pemberian
• Tepat obat
• Tepat dosis
• Tepat label
obat (aturan
pakai)
• Tepat rute
pemberian

8. Monitoring
dan Evaluasi
Apoteker harus
melakukan
monitoring dan
evaluasi untuk
mengetahui efek
terapi,
mewaspadai
efek samping
obat,
memastikan
kepatuhan
pasien.
Hasil monitoring
dan evaluasi
didokumentasik
an dan
ditindaklanjuti
dengan
melakukan
perbaikan dan
mencegah
pengulangan
kesalahan.

2 Penangana Belum dikelolanya limbah Kebijakan SK dan SOP


. n limbah farmasi dengan benar dan penanganan
limbah bahan
bahan prosedur
beracun dan
beracun penangann berbahaya.
dan limbah Dimonitor dan
berbahaya farmasi dievaluasi.
3 Faktor  Miskomunikasi antar • Komunikasi SOP Permintaan
. faktor yang petugas (mis- resep
komunikasi,
menyebabk Kondisi
kegagalan SOP daftar
an
lingkungan,pencahayaan,te dalam singkatan dan
medication berkomunikasi ) penulisan dosis
error mperatur yang nyaman Kegagalan yang harus
 Interupsi saat bekerja dalam diwaspadai
 Beban kerja berkomunikasi
merupakan Lingkungan
sumber utama tempat
terjadinya pelayanan obat
Kesalahan harus
membuat SOP rapih,bersih
bagaimana
resep/permintaa Nampan
n obat dan pemberian obat
informasi obat tiap pasien
lainnya terpisah
dikomunikasikan
. Kejelasn tupoksi
Komunikasi baik dan shift kerja
antar apoteker
maupun dengan
petugas
kesehatan
lainnya
perlu dilakukan
dengan jelas
untuk
menghindari
penafsiran
ganda atau
ketidak
lengkapan
informasi
dengan
berbicara
perlahan dan
jelas.
, Perlu dibuat
daftar singkatan
dan penulisan
dosis yang
berisiko
menimbulkan
kesalahan untuk
diwaspadai.
• Kondisi
lingkungan
Untuk
menghindari
kesalahan yang
berkaitan
dengan kondisi
lingkungan,
area dispensing
harus didesain
dengan tepat
dan sesuai
dengan alur
kerja,
untuk
menurunkan
kelelahan
dengan
pencahayaan
yang cukup dan
temperatur yang
nyaman. Selain
itu area kerja
harus bersih
dan teratur
untuk mencegah
terjadinya
kesalahan.
Obat untuk
setiap pasien
perlu disiapkan
dalam nampan
terpisah.

Gangguan/inter
upsi pada saat
bekerja
Gangguan/inter
upsi harus
seminimum
mungkin dengan
mengurangi
interupsi baik
langsung
maupun melalui
telepon.
• Beban kerja
Rasio antara
beban kerja dan
SDM yang
cukup penting
untuk
mengurangi
stres dan beban
kerja berlebihan
sehingga dapat
menurunkan
kesalahan.
• Meskipun
edukasi staf
merupakan cara
yang tidak
cukup kuat
dalam
menurunkan
insiden/kesalah
an, tetapi
mereka dapat
memainkan
peran
penting ketika
dilibatkan dalam
sistem
menurunkan
insiden/kesalah
an.

F.RAWAT INAP

1 Penyebab
Identifikasi Resiko Penanganan Kgiatan
Resiko
1. Rekam medis Petugas Perlu ditetapkan 1.SK dan SOP
tertukar tidak kewajiban tentang
lengkap menulis rekam kelengkapan
medik secara rekam medik
menulis
lengkap 2.SK dan SOP
identitas termasuk tentang
rekam identitas identifikasi
medis. pasien

2. Pasien tidak memiliki Tenaga Membuat SK dan SOP


informasi tentang klinis tidak kebijakan komunakasi
penyakitnya sehingga memberikan tentang pasien
pasien mengeluhkan komunikasi SK dan SOP
informasi
pelayanan efektik dengan perilaku
puskesmas penyakit pasien pelayanan
pasien klinis
dengan jelas

3. Pasien tidak Tenaga Membuat SK kompetensi


mendapat pelayanan klinis tidak kebijakan tenaga klinis
klinis yang memadai melakukan kompetensi Program
tenaga klinis Pelatihan dan
assasement
Membuat orientasi
dengan kebijakan dan tenaga klinis
benar dan prosedur SK dan SOP
assesment klinis assesment
dimonitor dan
dievaluasi
SK dan SOP
pelayanan
klinis
SK dan SOP
perilaku
pelayanan
klinis
Peralatan Membuat SK dan SOP
tidak manajemen manajemen
tersedia dan peralatan peralatan
tidak siap
pakai

3. Heath care infeksi 1.Kepatuha 1.Menyediakan Sarana cuci


associatian (HAIs) n terhadap sarana cuci tangan
prosedur tangan di unit SOP cuci
layanan.baik tangan
cuci tangan
wastafel dimonitor dan
belum maupun evaluasi
memadai handrub
karena

a.tidak
tersedia
saran cuci
tangan
b.petugas
tidak
memahami
prosedur
cuci tangan
yang benar.

2.Manajeme Membuat SK dan SOP


n peralatan kebijakan dan manajemen
belum prosedur peralatan
sterilisasi SOP
terlaksana
peralatan pemisahan
dengan baik peralatan steril
3.Manajeme Membuat SK dan SOP
n Kebijakan dan lingkungan
lingkungan prosedur fisik dimonitor
manajemen dan dievaluasi
fisik belum
lingkungan fisik
terlaksana

4.Penangan Membuat SK dan SOP


an bahan kebijakan dan penanganan
beracun dan prosedur bahan beracun
penanganan dan berbahaya
berbahaya
bahan beracun
belum dan berbahaya
dikendalika
n dengan
benar

Pasien Dibuat prosedur 1.menyediaka


dengan khusus dengan n tisu/
kemungkina pasien yang 2.Menyediakan
beresiko kontak masker bedah
n infeksi
droplet di
kontak 3.menyediaka
droplet tidak n tempat
dilakukan sampah medis
prosedur diruang poli
khusus 4.mempuat
leaflet etika
batuk.
5. Pasien cedera karena Lingkungan  Menyingkirka 1.SOP
jatuh,terpeleset yang tidak n barang penanganan
aman yang lingkungan
menyebabkan dimonitor dan
potensi jatuh dievaluasi
seperti keset
kaki yang
licin,genanga
n air,kabel
yang
menjuntai,
 tempat tidur
pasien
dilengkapi
dengan rail.
6. Rekam medis diakses Penanganan Membatasi 1.SOP akses
yang tidak berhak rekam medis akses rekam ke rekam
tidak medik medis
diperhatikan

7. Medication error Peresepan Membuat 1.SK dan SOP


obat yang kebijakan dan peresepan obat
prosedur dimonitor dan
tidak peresepan obat dievaluasi.
rasional

8. Kejadian cedera pada Kepatuhan Membuat SK dan SOP


pasien terhadap kebijakan dan pelayanan
selama proses panduan prosedur klinik
terapi/penatalaksana panduan dimonitor dan
pelayanan
an medis. pelayanan klinik dievaluasi
Penatalaksanaan klinik belum
medis dilaksanaka
mencakup seluruh n dengan
aspek baik
pelayanan, termasuk
diagnosa,
terapi, kegagalan
diagnosa/terapi,
sistem,
peralatan untuk
pelayanan.
Adverse event dapat
dicegah
atau tidak dapat
dicegah.
9. Kesalahan Manajemen Kebijakan dan Sk dan SOP
komunikasi rujukan rujukan prosedur rujukan di
belum rujukan buat,dimonitor
dan dievaluasi
terlaksana
dengan baik

10 Kesalahan Interpretasi Dibuat SK dan SOP


interpretasi klinis klinis hasil kebijakan dan interpretasi
. hasil laboratorium laboratoriu prosedur data klinis
m belum interpretasi dimonitor dan
dilaksanaka klinis hasil dievaluasi
laboratorium
n dengan
baik.

11 Kesalahan Belum Dibuat SK dan SOP


. komunikasi antar adanya kebijakan dan komunikasi
petugas saat prosedur prosedur antar petugas
pergantian jaga komunikasi
komunikasi
antar
antar petugas,dimonit
petugas or dan evaluasi
12 Kriteria pemulangan Belum Dibuat SK dan SOP
pasien tidak jelas adanya kebijakan dan pemulangan
sehingga prosedur prosedur pasien
kemungkinan pasien pemulangan dimonitor dan
dan
belum mendapat pasien dievaluasi.
layanan klinis yang kebijakan
tepat dipulangkan pemulangan
ada pasien

13 pemberian diet Kurang Upaya untuk SOP asuhan


. pasien rawat inap pengetahua menjamin gizi
yang tidak aman n petugas keamanan SOP
makanan adalah Penyelenggara
tentang
dengan an pealyana
keamanan menerapkan gizi rawat
pangan dan jaminan mutu inap.
cara yang
pengolahan berdasarkan
pangan keamanan
yang baik makanan.
Prinsip
Keamanan
makanan
meliputi; 1).
Good
Manufacturing
Practices (GMP);
2). Hygiene dan
sanitasi
makanan
(Penyehatan
Makanan); dan
3). Penggunaan
bahan
tambahan
makanan. Upay
tersebut
merupakan
program dan
prosedur
proaktif yang
bersifat
antisipasi dan
preventif, perlu
didokumentasik
an secara
teratur
agar dapat
menjamin
keamanan
makanan

E.Manajemen Lingkungan

No Tujuan Kegiatan

1 Lingkungan Puskesmas Bebas Pelatihan Pemadam Kebakaran


dari bahaya Kebakaran
Penyediaan sarana APAR

Penyediaan jalur evakuasi

2 Pengelolaan bahan beracun dan Pengelolaan bahan beracun dan


berbahaya berbahaya

Pengelolaan limbah bahan


beracun dan berbahaya

Penyediaan sarana pengelolaan


limbah medis

3 Lingkungan puskesmas bebas Pengawasan serangga dan


dari vektor penyakit berbahaya binatang
4. Lingkungan puskesmas bebas Pengawasan instalasi
dari potensi cedera listrik,air,dan bangunan
terjatuh,terpeleset,kesetrum

5 Lingkungan puskesmas bebas Pemagaran dan pemasangan


dari akses orang yang tidak teralis
berkepentingan

6 Lingkungan puskesmas bersih Monitoring kebersihan puskesmas

F.Kontrak Pihak ketiga

1.Pembuatan MOU dengan rumah sakit rujukan

2.Monitor dan evaluasi MOU dengan rumah sakit rujukan

Anda mungkin juga menyukai