Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENDAHULUAN

Praktikum Analisa Perancangan Kerja


MODUL V
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Praktikum
Analisa Dan Perancangan Kerja

Oleh :

Yusup Sopian
1703018

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2018
1. Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-turut,
asumsikan konstan untuk semua pertemuan.Dapat dikatakan waktu siklus ,merupakan hasil
pengamatan secara langsung yang tertera dalam stopwatch.

Waktu siklus dihitung dengan menggunakan rumus:


Dimana:
X = Waktu Siklus
x = Waktu pengamatan
n= Jumlah pengamatan yang dilakukan
Untuk Mengetahui apakah jumlah pengamatan yang dilakukan sudah memenuhi syarat
(mencukupi) atau masih kurang dapat ditentukan dengan rumus:

2. Waktu Normal
Waktu normal merupakan waktu kerja yang telah mempertimbangkan factor penyesuaian
, yaitu waktu siklus rata-rata dikalikan dengan factor prnyesuaian.Sistem ini dikenal sebagai
“performance Rating/speed Rating)”. Rating Faktor ini umumnya dinyatakan dalam persentase
persentase(%) atau angka decimal ,Dimana Performance kerja normal akan sama dengan 100%
atau 1,00.

Nilai waktu yang diperoleh disini masih belum bias kita tetapkan sebagai waktu baku untuk
penyelesaian suatu operasi kerja,karena disini factor-faktor yang berkaitan dengan
waktu kelonggaran (Allowance Time) agar operator bekerja sebaik-baiknya masih belum
dikaitkan.
3. Waktu Baku/Standar
Waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator untuk memproduksi
satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk setiap part harus dinyatakan termasuk
toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi kelelahan atau untuk factor-faktor yang tidak dapat
dihindarkan

Rumus (1) Merupakan Rumus sera umum yang paling banyak dipakai menghitung waktu baku,
Meskipun sebenarnya rumus tersebut kurang teliti bilamana dibandingkan dengan rumus (2).

Contoh Assembly Process Chart (APC)


Struktur produk menunjukkan bahan baku yang dikonversi ke dalam komponen-komponen
fabrikasi kemudian komponen-komponen itu bergabung secara bersama untuk membuat
subassemblies, kemudian subassemblies digabung bersama membuat assemblies dan seterusnya
sampai produk akhir.

Contoh Struktur Produk Explotion


Contoh Struktur Produk Implotion

Peramalan pada level bahan baku agregat lebih akurat dari pada peramalan pada level produk akhir
individual. Inverted bills didasarkan pada asumsi bahwa persentase penggunaan inverted bills
umum diterapkan dalam proses industri.

Contoh Bill Of Material (BOM) Explotion


No. Level Kode Deskripsi Kuantitas
1 0 JH Jemuran Handuk 1
2 1 Pa Penyangga 2
3 2 RSL Rangka Sayap Lebar 4
4 2 RSP Rangka Sayap Panjang 4
5 3 RB Rangka Bawah 2
6 4 RA Rangka Atas 4
7 5 PB Palang Bawah 2
8 6 RK Rangka Kaki 4
9 6 PA Palang Atas 2
10 2,6 Pep Pengganjal Persegi 24
11 2,3,4,5 Pel Pengganjal Lingkaran 20
12 2,3,4,5,6 S Sekrup 24

Contoh Bill Of Material (BOM) Implotion


No. Level Kode Deskripsi Kuantitas
1 0 JH Jemuran Handuk 1
2 1 Pa Penyangga 2
3 2 RSL Rangka Sayap Lebar 4
4 2 RSP Rangka Sayap Panjang 4
5 3 RB Rangka Bawah 2
6 4 RA Rangka Atas 4
7 5 PB Palang Bawah 2
8 6 RK Rangka Kaki 4
9 6 PA Palang Atas 2
10 2,6 Pep Pengganjal Persegi 24
11 2,3,4,5 Pel Pengganjal Lingkaran 20
12 2,3,4,5,6 S Sekrup 24

Anda mungkin juga menyukai