Anda di halaman 1dari 19

1

PROPOSAL PENELITIAN

1. Latar Belakang Penelitian


Salah satu aspek yang diperhatikan dalam menilai kinerja keuangan adalah

informasi laba. Informasi laba sangat penting, mengingat laba yang besar

mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan yang baik. Perusahaan dikatakan

sukses apabila perusahaan tersebut mempunyai manajemen yang baik dan

sebagian besar keberhasilan perusahaan itu diukur berdasarkan tingkat

keberhasilan finansial yang dicapainya.


Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam kegiatan

perusahaan. Dalam mengelola fungsi keuangan, salah satu unsur yang perlu

diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana

yang digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Untuk

pemenuhan dana ini perusahaan dapat memperoleh dari dalam perusahaan (modal

sendiri) atau dari luar perusahaan (modal asing).


Pada prinsipnya, pilihan pemenuhan kebutuhan dana di atas perusahaan

cenderung menggunakan modal sendiri (intern) sebagai modal permanen

ketimbang modal asing (ekstern) yang hanya digunakan sebagai pelengkap

apabila dana yang dibutuhkan kurang mencukupi. Hal ini sesuai dengan pecking

order theory, perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasala dari

internal dari pada eksternal maka urutan pendanaan yang disarankan adalah

pertama laba ditahan, diikuti hutang dan penerbitan ekuitas baru.


Masalah modal akan meliputi baik usaha mendapatkan, menyediakan

maupun menggunakan modal yang dibutuhkan perusahaan dengan cara yang

paling efektif dan efisien, dengan kata lain semua ini menyangkut masalah

struktur keuangan dan struktur modal. 1


2

Para manajer keuangan perlu mengetahui hubungan antara struktur modal

dan nilai perusahaan. Dimana, kedua unsur yang membentuk struktur modal

adalah struktur kekayaan dan struktur keuangan. Struktur kekayaan merupakan

perimbangan atau perbandingan antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Struktur

keuangan merupakan masalah yang menyangkut komposisi pendanaan yang akan

digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya. Untuk membiayai kegiatan

perusahaan harus menggunakan sumber dana yang permanen (jangka panjang)

yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri, kedua unsur tersebut

yang akan membentuk struktur modal.


Struktur modal adalah komposisi dari sumber-sumber pembiayaan yang

digunakan parusahaan dalam bentuk persamaan, maka hubungan antara struktur

keuangan dan struktur modal adalah struktur keuangan dikurangi utang jangka

pendek akan sama dengan struktur modal. Oleh karena itu dapat disimpulkan

struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.


Debt to Equity Ratio (DER) menekankan persentase penyediaan dana oleh

pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin ting rasio DER, maka

semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham.

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang menggambarkan hutang dengan

ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri

perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajibannya. Debt to Equity Ratio

merupakan salah satu rasio laverage yang bertujuan untuk mengukur kemampuan

dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang perusahaan.
Untuk mengetahui laba perusahaan, alat analisis yang digunakan sebagai

dasar analisis kinerja keuangan perusahaan adalah teknik rasio keuangan. Analisis
3

kinerja keuangan salah satunya adalah tingkat profitabilitas perusahaan, dimana

profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Ada

beberapa macam rasio profitabilitas, salah satunya adalah Return On Equity

(ROE), dimana rasio ROE merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dilihat

dari laba setelah pajak dengan sisi ekuitas satu perusahaan.


Return On Equity merupakan salah satu profitabilitas yang membandingkan

antara laba bersih setelah pajak dengan total ekuitasnya. Return On Equity penting

bagi perusahaan karena dapat mengindikasikan bahwa perusahaan mampu

membukukan laba pada periode tersebut. Pihak menejemen akan membayar

deviden untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam

membukukan profit. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kemampuan

perusahaan untuk membayar deviden merupakan fungsi keuntungan atau profit.

Profitabilitas juga tidak kalah penting bagi investor dan calon investor untuk

pertimbangkan mereka akan kondisi perusahaan dan tingkat pengembalian yang

mereka harapkan pada perusahaan yang menjadi tujuan investasinya.


Return On Equity (ROE) adalah perbandingan laba bersih perusahaan

dengan modal sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham

perusahaan (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta

para investor di pasar modal yang ingin membeli saham perusahaan yang

bersangkutan (jiak perusahaan tersebut telah go public). Dengan demikian rasio

ROE merupakan indikator penting bagi para pemegang saham dan calon investor

untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan

dengan struktur modal. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba
4

bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Berikut data Debt to Equity Ratio dan

Return On Equity PT. ELCO Garut :


TABEL 1
DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY
PT. ELCO GARUT 2011 – 2015
Tahun Debt to equity ratio Return on equity
2011 42,97% 22,32%
2012 70,85% 42,09%
2013 48,01% 22,43%
2014 65,45% 22,44%
2015 66,01% 19,33%
Sumber: PT. ELCO Garut, diolah kembali tahun 2016.
Berdasarkan tabel 1 di atas, terlihat bahwa debt to equity ratio dan return on

equity PT. ELCO Garut berfluktuasi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul :

“Pengaruh Debt To Equty Ratio Terhadap Profitabilitas Pada PT. ELCO Garut”.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:


1. Bagaimana Debt To Equity Ratio pada PT. ELCO Garut
2. Bagaimana profitabilitas pada PT. ELCO Garut
3. Bagaimana pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Profitabilitas pada PT.

ELCO Garut
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Debt To Equity Ratio pada PT. ELCO Garut
2. Untuk mengetahui Profitabilitas pada PT. ELCO Garut
3. Untuk mengetahui pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Profitabilitas

pada PT. ELCO Garut


4. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi

berbagai pihak, diantaranya:


1. Kegunaan Teoritis
a. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini penulis dapat memperoleh pengalaman,

wawasan, dan tambahan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan


5

kemampuan dalam menganalisis, membandingkan dan mengevaluasi

masalah yang berkaitan dengan kemampuan rasio keuangan dalam

mengukur tingkat profitabilitas return on equity pada suatu perusahaan.


b. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan,

referensi serta bahan kajian maupun pertimbangan bagi penelitian ketika

melakukan kajian yang serupa dalam upaya perbaikan untuk masa yang

akan datang.
2. Kegunaan Praktis
Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dan

bahan pertimbangan dalam meningkatkan pengelolaan perusahaan serta

dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengambilan keputusan.


5. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka peneliti

membatasi masalah sebagai berikut:


1. Laporan keuangan yang diambil pada penelitian yaitu laporan keuangan

(annual report) dari tahun 2011 sampai dengan 2015 yang terdiri dari

laporan rugi/laba, neraca dan laporan arus kas perusahaan.


2. Tingkat profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah raturn on

equity, karena rasio ini merupakan rasio profitabilitas yang erat kaitannya

dengan struktur modal perusahaan.

6. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis


6.1 Kerangka Pemikiran
Tujuan dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan

yang bergantung pada arus dana dimasa datang dan tingkat pendapatan untuk

mengkapitalisasu arus dana, sehingga perusahaan diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan para pemilik perusahaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut

diperlukan kebijakan financial yang salah satunya adalah kapitalisasi dan struktur.
6

Riyanto (2001:22) menyatakan bahwa “struktur modal adalah perbandingan

atau perimbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh

perbandingan utang jangka panjang terhadap modal sendiri (longterm debt to

equity ratio).
Martono dkk (2007:240) menyatakan bahwa “struktur modal adalah

perbandingan atau perimbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang

ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.

Susan (2006:15 menyatakan bahwa “struktur modal merupakan susunan dari

jenis-jenis modal yang diperoleh perusahaan beserta jumlah nilai-nilainya (dalam

satuan uang) dalam bentuk hutang jangka panjang dan modal sendiri sebagaimana

tergambar dalam neraca sebelah pasiva pada variabel tertentu”.


Strisno (2003:289) menyatakan bahwa “struktur modal merupakan

imbangan antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri (debt to equity

ratio)”.
Weston dkk (2009:15) menyatakan bahwa “struktur modal adalah

pencerminan cara suatu perusahaan untuk membiayai aktivanya yang merupakan

komposisi dari sumber modal yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang

jangka panjang dan modal pemegang saham.


Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur modal

adalah perimbangan atau perbandingan antara hutang (Debt) dengan modal sendiri

(equity) yang digunakan perusahaan untuk membiayai aktivanya. Hutang dan

modal sendiri mempunyai konsekuensi financial yang berbeda. Oleh karena itu,

pihak manajemen harus memahami dengan baik keduanya.


Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal

dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan
7

yang berasal dari modal sendiri masih memiliki kekurangan (defisit) maka perlu

dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang

(debt financing).
Pemenuhan kebutuhan sumber dana perusahaan dapat dibedakan ekstern

dan intern. Menurut Riyanto (2001:214) “sumber extern adalah bentuk pendanaan

dengan pemenuhan kebutuhan modal berasal dari sumber-sumber modal yang

berada di luar perusahaan (pembelanjaan dari luar perusaan)”. Pendanaan dari luar

perusahaan dapat dijalankan dengan memenuhi kebutuhan modal yang berasal

dari para kreditur. Sedangkan sumber intern menurut Bambang (2001:209) bahwa

“Bentuk pendanaan yang diambil dari dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri

dari saham perusahaan (pembelanjaan dari dalam perusahaan)”. Sumber intern

dapat dijalankan dengan menggunakan kata cadangan dan laba ditahan.


Menurut Sartono (2006:295) menyatakan bahwa “Debt To Equity Ratio

(DER) menekankan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap

pemberi pinjaman”. Semakin tinggi rasio DER, maka semakin rendah pendaan

perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Debt to Equity Ratio

merupaka rasio yang menggambarkan hutang dengan dengan ekuitas dalam

pendanaa perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan

tersebut untuk memenuhi kewajibannya. Debt to Equity Ratio merupakan salah

satu rasio leverage yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dari modal

sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang perusahaan.


Struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Irawati

(2010:76) dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu:


1. Tingkat Bunga
8

Tingkat bunga mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik,

karena penarikan obligasi (pinjaman) hanya dibenarkan apabila tingkat

bunganya lebih rendah dari pada rentabilitas ekonomi dari tambahan modal

tersebut.
2. Stabilitas Pendapatan
Suatu perusahaan yang mempunyai earning stabil akan selalu dapat

memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat dari penggunaan modal

asing dalam hal ini berupa modal pinjaman, sebaliknya perusahaan yang

mempunyai earning tidak stabil akan menanggung resiko tidak dapat

membayar beban bunga dan pokok pinjaman bila keadaan ekonomi buruk.
3. Susunan Dari Aktiva
Hal ini dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif

yang horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya

paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap ditambah dengan aktiva

lain yang sifatnya permanen.


4. Kadar Resiko Aktiva
Apabila ada aktiva yang peka resiko, maka perusahaan harus lebih banyak

membelanjai dengan modal sendiri, modal yang tahan resiko, dan sedapat

mungkin mengurangi pembelanjaan dengan modal asing.

5. Besarnya Jumlah Modal Yang Dibutuhkan


Apablia jumlah modal yang dibutuhkan besar, maka perusahaan dirasakan

perlu untuk mengeluarkan beberapa golongan securities secara bersama-

sama.
6. Keadaan Pasar Modal
Perusahaan dalam mengeluarkan atau menjual securities haruslah

menyesuaikan dengan keadaan pasar modal.


7. Sifat Manajemen
9

Seorang manajer yang berani menanggung resiko akan lebih berani

membiayai pertumbuhan usahanya dengan menggunakan dana yang berasal

dari pinjaman dibandingkan dengan manajer yang pesimis.


8. Besarnya Perusahaan
Perusahaan yang besar dimana sahamnnya tersebar sangat luas akan lebih

berani mengaluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk

membiayai pertumbuhan usahanya dibandingkan dengan perusahaan kecil.


Dalam prakteknya, rasio ini dihitung dengan dua cara. Pertama, dengan

memperhatikan data yang ada di neraca. Kedua, mengukur resiko hutang dari

laporan rugi laba. Kelompok rasio ini bersifat saling melengkapi dan umumnya

para analis menggunakan keduanya. Analisa ini terdiri dari debt to equity ratio,

times interest earned, dan debt service coverage.


a. Debt To Equity Ratio
Merupakan rasio yang menggambarkan hutang dengan ekuitas dalam

pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri

perusahaan tersebut untuk memenuhi kewajibannya. Debt to equity ratio

merupakan salah satu rasio leverage yang bertujuan untuk mengukur

kemampuan dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan

hutang perusahaan. Adapun rumusnya adalah:

Total hutang (debt)


Debt To Equity Ratio =
Total modal (ekuitas)

Martono dkk (2007:242) menyatakan bahwa “Debt To Equity Ratio adalah

selisih antara total laba setelah pajak dengan total ekuitas”.


b. Times Interest Earned
Rasio times interest earned ditentukan dengan membagi laba sebelum bunga

dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini mengukur sejauh mana

pendapatan perusahaan dapat boleh turun tanpa mempengaruhi kemampuan


10

perusahaan memenuhi kewajiban bunga atau beban bunga yang harus

ditutup pada akhir tahun. Rasio ini dapat membantu pemeriksa untuk

mengetahui kewajaran pembayaran bunga dan beban bunga, baik bunga

afiliasi maupun bukan afiliasi.


Rumus rasio ini adalah:

Laba Operasi + Penyusutan


Times Interest Earned =
Bunga

c. Debt Service Coverage


Adalah kewajiban financial yang timbul karena menggunakan hutang tidak

hanya karena membayar bunga dan sewa guna (leasing). Ada juga

kewajiban dalam bentuk pembayaran angsuran pokok pinjaman. Debt

service coverage (DSC) dirumuskan sebagai berikut :

Laba Operasi + (Penyusutan)


DSC = Angsuran Pokok Pinjaman
Bunga + Sewa Guna +
1-t

Profitabilitas ataupun tingkat kemampuan bank dalam menghasilkan laba

diartikan secara umum sebagai kemampuan manajemen bank dalam

menghasilkan laba. Kemampuan ini tidak cukup hanya di ukur melalui total

pendapatan yang diperolehnya, tetapi juga harus diartikan dengan jumlah

dana yang diinvestasikan serta berapa besar biaya yang digunakan untuk

menghasilkan laba tersebut.


Menurut R. Agus Sartono (2010:122), menyatakan bahwa “Profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan

penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.


Pada umumnya profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Menurut Munawir (2007:86) profitabilitas adalah:


11

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan


antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok
perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk
meghasilkan keuntungan tersebut (operating assets).

Rasio ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat

dari mana sumber modal dan menunjukan tingkat efisiensi perusahaan dalam

melaksanakan operasi sehari-hari.


Rasio keuntungan atau profitability ratio adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan

suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya

semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan

dalam beroperasi secara efisien.


Salah satu profitabilitas adalah Return On Equity yang dipakai dalam

penelitian ini, menurut Munawir (2007:86) ROE dapat dihitung yaitu dengan

rumus sebagai berikut:

Net Income After Tax


ROE =
Total Equity

Munawir (2007:86) menyatakan bahwa “Return On Equity adalah selisih

antara total hutang dengan total equity.


Berdasarka uraian-uraian di atas maka penulis merumuskan paradigma

pemikiran sebagai berikut:

Debt To Eqity Profitabilitas


Ratio (Return On
Gambar 1
Equity)
Paradigma Penelitian

6.2 Hipotesis
12

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

bentuk kalimt pertanyaan. Sugiyono (2012:64) mendefinisikan hipotesis sebagai

berikut:
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melelui pengumpulan data.


Berdasarkan pengertian hipotesis dan kerangka pemikiran sebelumnya,

maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Debt To Equity Ratio

memiliki pengaruh positif terhadap profotabilitas”.

7. Metode Penelitian
7.1 Metode Yang Digunakan
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

melakukan penelitiannya. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah

metode asosiatif. Menurut Sugiyono (2012:36); “metode asosiatif adalah metode

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih”.

7.2 Operasional Variabel


Suharsimi (2005:91) mengemukakan bahwa: “variabel adalah objek

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa variabel merupakan suatu atribut, sifat nilai dari orang, objek,

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.


1) Variabel Independen
13

Menurut Sugiyono (2012:39) “variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

dependen atau terikat”. Yang menjadi variabel independen dalam penelitian

ini adalah Debt To Equity Ratio (DER).


2) Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2012:39) “variabel dependen adalah variabel

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah profitabilitas.


Indikator dari kedua variabel tersebut dijelaskan dalam bentuk tabel 2

sebagai berikut:

Tabel 2
Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala


Struktur modal
adalah
perbandingan atau
Independen
perimbangan Selisih antara
Debt to Equity Ratio
pendanaan jangka total hutang
(DER)
panjang perusahaan dengan total Rasio
yang ditunjukan ekuitas PT. ELCO
Martono dkk
oleh perbandingan Garut
(2007:240)
hutang jangka
panjang terhadap
modal sendiri.
Dependen Profitabilitas adalah Selisih antara Rasio
Profitabilitas kemampuan total laba setelah
perusahaan pajak dengan total
R. Agus Sartono memperoleh laba ekuitas PT. ELCO
14

dalam hubungannya
dengan penjualan,
(2010:122) Garut
total aktiva maupun
modal sendiri

7.3 Jenis Dan Sumber Data


7.3.1 Jenis Data
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif karena data-data

yang disajikan merupakan data dalam bentuk angka sebagaimana dikemukakan

menurut Sugiyono (2012:7) bahwa “data kuantitatif merupakan metode penelitian

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik”

7.3.2 Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data

sekunder merupakan data yang dikumpulkan dengan metode dokumentasi.

Dokumentasi tersebut adalah laporan keuangan tahunan (annual report)

perusahaan sampel yang diperoleh dari PT. ELCO Garut.

7.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaaan data untuk

keperluan penelitian dimana data telah terkumpul lalu di analisis supaya

memperoleh pemecahan dari masalah yang sedang diteliti. Sehingga penulis dapat

menguji dan membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan.


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penellitian ini dilakukan dengan

cara:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian dengan bertujuan untuk mendapatkan data sekunder yang dapat

menunjang perolehan data penelitian yaitu dengan cara mempelajari buku-

buku, litelatur, materi perkuliahan sebagai landasan teoritis guna

mempelajari analisis masalah dalam melakukan penelitian.


2. Penelitian Lapangan (Field Research)
15

Dilakukan untuk memperoleh data sekunder, yaitu data yang bersumber dari

objek penelitian atau perusahaan yang diteliti. Data tersebut dikumpulkan

dengan cara studi dokumentasi, ini dilakukan dengan mengumpulkan,

mencatat dan menghitung data-data yang berhubungan dengan penelitian.

7.5 Teknik Pengolahan Data


Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dengan mengumpulkan data

sekunder, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS

versi 20.0 (Statistic Package for Social Science).


1. Analisis Korelasi
Ety, dkk (2009:124) menyatakan bahwa:
Analisis korelasi adalah ukuran numeris yang dapat diinterpresentasikan

sebagai derajat asosiasi atau derajat keeratan hubungan linier, dengan tujuan

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih,

bagaimana arah hubungan dan berapa besar koefisien hubungannya.

Koefisien korelasi dalam penelitian ini akan menggunakan koefisien

korelasi pearson. Analisis ini digunakan untuk menentukan apakah variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Koefisien

determinasi atau R square adalah pengkuadratan koefisien (r2) yang

digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel dependen.


2. Analisis Regresi Sederhana
Menurut Ety, dkk (2009:135) definisi analisis regresi sederhana adalah: “analisis

regresi sederhana yaitu mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang

dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier, yang melibatkan satu variabel bebas

sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel terikat”. Persamaan rgresi tersebut

adalag sebagai berikut:


16

Y = a + bX

Keterangan :
X = variabel bebas (Debt to Equity Ratio)
Y = variabel terikat (profitabilitas)
A = kontanta
B = koefisien regresi

7.6 Rancangan Pengujian Hipotesis


Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengukur tingkat

signifikan variabel besarnya pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap

profitabilitas Return On Equity (ROE) dengan menggunakan uji t dengan prosedur

sebagai berikut:
a. Hipotesis operasional
Ho : β = 0 artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara Debt To

Equity Ratio (DER) terhadap profitabilitas.


Ha : β ≠ 0 artinya terdapat pengaruh signifikan antara Debt To Equity

Ratio (DER) terhadap profitabilitas.


b. Uji Signifikan
Untuk mengetahui tingkat signifikan atas Debt To Equity Ratio (DER)

terhadap profitabilitas, maka dilakukan pengujian parameter β dimulai

dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.


c. Kaidah Keputusan
Terima Ho, jika thitung > ttabel (n-2) dan,
Tolak Ha, jika thitung<ttabel (n-2)
d. Kesimpulan
Menyimpulkan Ho diterima atau ditolak sesuai dengan kriteria pengujian.

8. Lokasi Dan Jadwal Penelitian


8.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis pilih adalah PT. ELCO Garut, dengan lokasi

penelitian di Jl. Gagak Lumayung no 127 Sukaregang – Garut.


8.2 Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan penelitian yang direncanakan untuk proses penelitian ada

pada tabel 3 berikut:


Tabel 3
17

Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian
No Kegiatan Tahun 2015 – 2016
Juli Agustus September
1 Tahap persiapan
2 Tahap pengumpulan data
3 Tahap pengolahan data
Tahap penyelesaian
4
penelitian

9. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam membaca dan memahami permasalahan yang

akan dibahas, maka penulis memaparkan sistematika pembahasan dari BAB 1

sampai BAB 5 sebagai berikut

BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, pembatasan masalah, dan kerangka

pemikiran beserta hipotesisnya.


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas mengenai teori-teori, konsep-konsep serta

penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan kinerja keuangan dan

struktur modal.
BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang objek penelitian, metode penelitian yang

digunakan, operasional variabel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data yang terdiri dari teknik penarikan sampel, teknik

pengumpulan data, pengujian data, dan metode analisis yang akan dilakukan

oleh penulis.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
18

Bab ini diuraikan deskripsi dari objek penelitian khususnya mengenai

variabel-variabel yang digunakan. Pembahasan berisi jawaban atas

permasalahan-permasalahan penelitian.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang didapat dari penelitian yang

sudah dilakukan serta saran-saran yang direkomendasikan yang dapat

menjadi bahan masukan bagi pihak yang terkait.


DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanan Keuangan

Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama.


Agus Sartono. 2006. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta.

BPFE-Yogyakarta.
Anggusti, Martono. 2007. Struktur Modal. Books Terrace & Library. Bandung.
Aurin Apriani. 2001. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas.

Universitas Pendidikan Indonesia.


Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.

BPFE-Yogyakarta.
Ety Rochaety, Ratih Tresnati dan H. Abdul Majid Latief. 2009. Metodologi

Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi Spss. Edisi revisi. Mitrawacana

Media. Jakarta.
Irawati Astuti. 2006. Analisis Pengaruh Debt To Equity Ratio, Net Profit Margin,

Total Assets Turnover Dan Institutional Ownership Terhadap Return On

Equity. Tesis Universitas Dipenogoro Semarang.


J. Fred Weston, dkk. 2009. Manajemen Keuangan. Binarupa aksara. Jakarta.
Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Liberty. Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.
Susan aprilia. 2006. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. BPFE.

Yogyakarta.
19

Sutrisno. 2003. Manajemen keuangan (teori, konsep, dan aplikasi). Edisi

pertama. EKONISIA. Yogyakarta


http://adaddanuarta.blogspot.co.id/2014/11/profitabilitas-menurut-para-ahli.html

diakses pada tanggal 16 desember 2015. Pkl 10.12 wib

Anda mungkin juga menyukai