Anda di halaman 1dari 8

Sifat Wajib Tulisan Arab Maksud Sifat

Wujud ‫ﻭﺟﻮﺩ‬ Ada Nafsiah


Qidam ‫ﻗﺪﻡ‬ Terdahulu Salbiah
Baqa ‫ﺑﻘﺎﺀ‬ Kekal Salbiah
Mukhalafatuhu ‫ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ‬
Berbeda dengan makhluk-Nya Salbiah
lilhawadis ‫ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ‬
Qiyamuhu binafsih ‫ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ‬ Berdiri sendiri Salbiah
Wahdaniyat ‫ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ‬ Esa (satu) Salbiah
Qudrat ‫ﻗﺪﺭﺓ‬ Kuasa Ma'ani
Iradat ‫ﺇﺭﺍﺩﺓ‬ Berkehendak (berkemauan) Ma'ani
Ilmu ‫ﻋﻠﻢ‬ Mengetahui Ma'ani
Hayat ‫ﺣﻴﺎﺓ‬ Hidup Ma'ani
Sam'un ‫ﺳﻤﻊ‬ Mendengar Ma'ani
Basar ‫ﺑﺼﺮ‬ Melihat Ma'ani
Kalam ‫ﻛﻼ ﻡ‬ Berbicara Ma'ani
Kaunuhu qaadiran ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ‬ Keadaan-Nya yang berkuasa Ma'nawiyah
Keadaan-Nya yang berkehendak
Kaunuhu muriidan ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ‬ menentukan
Ma'nawiyah

Kaunuhu 'aliman ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ‬ Keadaan-Nya yang mengetahui Ma'nawiyah


Kaunuhu hayyan ‫ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ‬ Keadaan-Nya yang hidup Ma'nawiyah
Kaunuhu sami'an ‫ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ‬ Keadaan-Nya yang mendengar Ma'nawiyah
Kaunuhu bashiiran ‫ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ‬ Keadaan-Nya yang melihat Ma'nawiyah
Kaunuhu mutakalliman ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ‬ Keadaan-Nya yang berbicara Ma'nawiyah
Tulisan
Sifat Mustahil Maksud
Arab[[Berkas:
Adam ‫ﻋﺪﻡ‬ Tiada
Huduts ‫ﺣﺪﻭﺙ‬ Baru
Fana ‫ﻓﻨﺎﺀ‬ Berubah-ubah (akan binasa)
Mumathalatuhu
lilhawadith
‫ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ‬ Menyerupai sesuatu

Qiamuhu bighairih ‫ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ‬ Berdiri-Nya dengan yang lain


Ta'addud ‫ﺗﻌﺪﺩ‬ Lebih dari satu (berbilang)
Ajzun ‫ﻋﺟﺰ‬ Lemah
Karahah ‫ﻛﺮﺍﻫﻪ‬ Tidak berkemauan (terpaksa)
Jahlun ‫ﺟﻬﻞ‬ Bodoh
Al-Maut ‫ﺍﻟﻤﻮﺕ‬ Mati
Sami ‫ﺍﻟﺻﻣﻡ‬ Tuli
Al-Umyu ‫ﺍﻟﻌﻤﻲ‬ Buta
Al-Bukmu ‫ﺍﻟﺑﻜﻢ‬ Bisu
Kaunuhu ajizan ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ‬ Keadaan-Nya yang lemah
Keadaan-Nya yang tidak menentukan
Kaunuhu mukrahan ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻛﺭﻫﺎ‬ (terpaksa)
Kaunuhu jahilan ‫ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ‬ Keadaan-Nya yang bodoh
Kaunuhu mayitan ‫ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ‬ Keadaan-Nya yang mati
Kaunuhu ashamma ‫ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ‬ Keadaan-Nya yang tuli
Kaunuhu a'maa ‫ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ‬ Keadaan-Nya yang buta
Kaunuhu abkam ‫ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ‬ Keadaan-Nya yang bisu
Sifat Wajib Allah
1. Wujud : artinya ada, ketetapan dan kebenaran yang wajib bagi dzat Allah Swt yang
tiada di sebabkan dengan sesuatu sebab adalah “ada”.
A. Dalil Aqli sifat Wujud
Adanya semesta alam yang kita lihat sudah cukup dijadikan sebagai alasan adanya Allah,
sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.
B. Dalil Naqli sifat Wujud
‫جلقالسموات والراض وما بينهمافي ستةايام ﷲالذى‬
Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu)
enam hari. (QS. AS sajdah [32]:4))
2. Qidam : artinya sedia, hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah Swt.
a. Dalil aqli sifat Qidam
Seandainya Allah tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara qodim
dan hadits. Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat)
mislanya A, dan muhdits A mesti membutuhkan kepada Muhdits yang lain, misalnya B.
Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah
seterusnya.Apabila tiada ujungnya, maka dikatakan tasalsul (peristiwa berantau), dan
apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur (peristiwa berputar).
Masing-masing dari tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal. Maka setiap yang
mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah wajib
bersifat Qidam.
b. Dalil Naqli sifat Qidam
Firman Allah :
‫هوالول والخاراوالظاهراوالباطن‬
Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin. (QS. Al-Hadid [57]:3)
3. Baqa’ : artinya kekal, Allah Swt kekal ada dan tidak ada akhirnya
a. Dalil Aqli sifat Baqa'
Seandainya Allah tidak wajib Baqo, yakni Wenang Allah Tiada, maka tidak akan disifati
Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang telah
lewat dalam sifat Qidam.
b. Dalil Naqli Sifat Baqa'
Firman Allah :
‫كلشئ هالك إلوجهه‬
Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya. (QS. Qoshos [28]:88)
4. Mukhalafatuhu Ta’ala Lilhawadith : artinya Bersalahan Allah Swt dengan
segala yang baharu, pada dzat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru, yang telah
ada atau yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala menyerupai
dengan yang baharu pada dzatnya, sifatnya atau perbuatannya.
a. Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits
Apabila diperkirakan Allah menyamai sekalian makhluknya, niscaya Allah dalah baru
(Hadits), sedangkan Allah baru adalah mustahil
b. Dalil Naqli sifat mukhalafah lil hawadits
Firman Allah :
‫ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصيرا‬
Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia, dan dia-lah yang maha mendengar lagi
maha melihat. (QS. Asy-Syuro [42]:11)
5. Qiyamuhu Ta’ala Binafsihi : artinya berdiri Allah Swt dengan sendirinya,
tidak berkehendak kepada tempat yang berdiri (pada dzat) dan tidak berkehendak kepada
yang menjadikannya, karena ia tidak di jadikan tetapi telah jadi dengan sendirinya, dan
tidak berkehendak kepada yang di jadikanNya.
a. Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi
Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang
selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk
berdirinya.
Dan apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan
disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-
sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati
dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang
mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada
dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan sang pncipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang
membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya.
Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang
pencipta (mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur atau tasalul.
b. Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi
Firman Allah:
‫إن اﷲ لغنى عن العا لمين‬
Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam
semesta. (QS. Al Ankabut [29]:6)
6. Wahdaniyyah : artinya satunya Allah Swt pada dzat, pada sifat dan pada
perbuatanNya, tetapi bukanlah pengertiannya seperti bersatunya dzat tulang, daging, kulit
dan lain sebagainya, Allah Swt bebas dari pengertian seperti itu.
Dalil Naqli Sifat Wahdaniyat
Firman Allah :
‫لوكان فيهماالهةإلاﷲ لفسد تا‬
Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan
rusak. (QS. Al Anbiya [21]:22)
7. Qudrat : artinya kuasanya Allah Swt, satu sifat yang qadim lagi azali yang tetap
berdiri pada zat Allah Swt, yang mengadakan tiap - tiap yang ada dan meniadakan tiap - tiap
yang tiada.
a. Dalil Aqli sifat Qudrot
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalilnya, jika Allah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah(‘Ajzun),
dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun.
b. Dalil Naqli sifat Qudrot
‫إن اﷲعلى كل شيى قد يرا‬
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah [2]:20)
8. Iradah : artinya kehendaknya Allah Swt, maknanya penentuan segala tentang
ada atau tiadanya, maka Allah Swt yang selayaknya menghendaki tiap - tiap sesuatu apa
yang di perbuatnya, artinya kita manusia telah di tentukan dengan kehendak Allah Swt,
seperti : tentang rezeki, umur, baik, jahat, kaya, miskin dan lain sebagainya
a. Dalil Aqli sifat Irodat.
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seasndainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat
terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati
qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab
akanberakibat lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahi, karena tidak akan
mampu membuat makhluk barang sedikitpun.
b. Dalil Naqli sifat Irodat.
Firman Allah :
‫ان رابك فعال لمايرايد‬
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki.
(QS. Hud[50]:107)
9. Ilmu : artinya mengetahuinya Allah Swt, maknanya nyata dan terang akan
meliputi dan maha mengetahui akan segala tiap – tiap, tiada yang tersembunyi dan rahasia
bagiNya di alam jagat ini.
a. Dalil Aqli sifat Ilmu
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak,
sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan
tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya
Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat
barang makhluk sedikitpun.
b. Dalil Naqli sifat Ilmu
Firman Allah :
‫وهوبكل شيى عليم‬
Dan dia maha mengetahui segala sesuatu.
(QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al Baqaroh [2]:29)
10. Hayat : artinya hidupnya Allah Swt, ini sifat yang tetap dan qadim lagi azali pada
dzat Allah Swt, ia tidak akan pernah mati, karena mati itu adalah ciptaanNya juga.
a. Dalil Aqli sifat hayat
Dalilnya adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka
tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot adalah mustahil,
sebab akan berakibat lemahnya Allah, seangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena
tidak akan mampu membuat alam semesta.
b. Dalil Naqli sifat Hayat
Firman Allah :
‫وتو كل على الحى الذ ى ليمو ت‬
Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati. (QS. Al-Furqon [25]:58)
11. Sama’ : artinya mendengarnya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada yang qadim
lagi azali berdiri pada dzat Allah Swt, tiada sesuatu apapun yang luput dari pendengarannya
Allah Swt.
12. Bashar : artinya melihatnya Allah Swt, hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada
yang qadim lagi azali berdiri pada dzat Allah Swt, Allah Swt wajib bersifat maha melihat
pada yang dapat di lihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat, terang atau gelap, zahir
atau tersembunyi dan sebagainya.
13. Kalam : artinya : berkata - katanya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada, yang
qadim lagi azali, yang berdiri pada dzat Allah Swt, sebagai contoh adalah Al- Qur’an, ini
merupakan perkataannya (kalam) Allah Swt yang abadi sepanjang masa.]
14. Kaunuhu Qadiran : artinya keadaannya Allah Swt, ia yang berkuasa
mengadakan dan mentiadakan sesuatu.
15. Kaunuhu Muridan : artinya keadaannya Allah Swt yang menghendaki dan
menentukan tiap - tiap sesuatu.
16. Kaunuhu ‘Aliman : artinya keadaannya Allah Swt yang mengetahui akan tiap
- tiap segala sesuatu.
17. Kaunuhu Hayyun : artinya keadaannya Allah Swt yang maha hidup, melebihi
dari segala sesuatu apapun juga.
18. Kaunuhu Sami’an : artinya keadaannya Allah Swt yang mendengar akan tiap
- tiap segala sesuatu yang maujud.
19. Kaunuhu Bashiran : artinya keadaannya Allah Swt yang melihatakan tiap -
tiap segala sesuatu yang maujudat (berupa sesuatu yang ada ).
20. Kaunuhu Mutakalliman : artinya keadaannya Allah Swt yang berkata – kata,
yaitu sifat yang berdiri dengan dzat Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai