Anda di halaman 1dari 15

MACAM MACAM IKAN HIAS

1. IKAN ARWANA (Osteoglossum bicirrhosum)

a. Habitat
Habitat asli arwana ini adalah di sepanjang sungai amazon. Bila dibandingkan dengan
arwana dari jenis lainnya, arwana ini mempunyai badan yang lebih panjang. Di habitatnya,
arwana Silver dapat mencapai ukuran panjang 1,2 m. Dilihat dari segi harga nominal,
arwana Silver cenderung lebih rendah dibandingkan dengan harga nominal Arwana Irian.

b. Ciri Morfologi
Arwana ini adalah badan lebih panjang dari arwana jenis lainnya, dari kepala terus
melebar dibagian perut dan terus meruncing sampai ke ekor, sepintas terlihat seperti
bentuk sebuah pedang. Sisik-sisiknya tidak mempunyai cincin (ring), berwarna perak
(arwana Silver) dan punggungnya berwarna lebih gelap. Sirip punggung dan sirip dibawah
anus memanjang sampai ke ekor dan terkesan bersatu dengan ekor yang bentuknya
meruncing, sedangkan sirip perutnya lebih panjang dari jenis arwana lainnya.

c. Budidaya
 Pembenihan
Pemijahan akan dimulai sekitar seminggu sampai sampai sebulan sebelumnya.
Saat malam hari, biasanya ikan akan berenang di sekitar permukaan sambil
mendesak sehingga menciptakan cipratan air. Mereka saling melingkarkan tubuh,
mulut ke ekor masing-masing jenis.
Jika sudah tiba waktunya, ikan betina akan mengeluarkan telur dan pada saat
yang sama pejantan akan membuahi dengan mengeluarkan sp[ermanya, kemudian
memasukan telur yang dibuahi tadi ke dalam mulutnya.
Telur berdiameter sekitar 8-10mm dan masih tampak seperti kuning telur satu
minggu setelah pembuahan. Setelah menetas, anak-anak ikan ini masih berada di
mulut arwana jantan selama 7-8 minggu sampai kuning telurnya benar-benar habis.
Larva ini bebas dari induknya saat ukuran tubuhnya sekitar 45mm.
 Pembesaran
Pada saat memasuki minggu ke 7, ikan sudah dapat diberi pakan anakan ikan
guppy atau cacing suter. Pakan hidup diberikan supaya tidak terjadi saling serang
diantara calon karnivora tersebut. Pada saat itu, sebaiknya air aquarium disifon
setiap hari dan diganti dengan air yang berkualitas sama dengan di akuarium
pemeliharaan benih.
Ikan yang sudah berukuran 10-12 cm dapat mulaiu diberi pakan udang atau
potongan daging. Untuk menambah warnanya agar lebih cemerlang dan
merangsang sel chromatopora maka dapat diberikan lampu sekitar 12 jam sehari.
Setelah 6-7 bulan, ikan akan mencapai ukuran sekitar 20-25 cm.

2. IKAN KOI (Cyprinus carpio)

a. Habitat
Ikan Koi biasa hidup pada temperatur 8 °c - 30°C. Oleh karenanya koi bisa dipelihara di
seluruh Indonesia, mulai dari perairan pantai sampai hingga daerah pegunungan. Koi
tidak tahan mengalami goncangan suhu drastis. Penurunan suhu hingga 5 °c dalam
tempo singkat sudah bisa menyebabkannya kelabakan. Jika tubuh di selimuti lapisan
putih, hingga 7°C. Koi asli merupakan ikan air tawar, tapi masih bertahan hidup pada air
yang agak asin. Sekitar (l0 %0) kandungan garam dalam air masih bisa untuk hidup koi.

b. Ciri Morfologi
Ikan koi memiliki bentuk memanjang atau di sebut torpedo, mempunyai sirip
punggung, sepasang sirip perut, sepasang sirip dada, dan juga mempunyai sirip di bagian
ekor. Pada sirip ikan koi ini terdiri atas jari lunak, jari keras, dan juga memiliki selaput
sirip. Alat yang membantu untuk berenang dengan cepat terletak pada bagian selaput
sirip atau di sebut sayap.
Ikan koi juga memiliki bentuk kepala yang hampir sama dengan ikan mas koki, yang
terdapat kumis kecil ( sungut ) yang di gunakan untuk mendeteksi makanan yang ada di
sekitar habitatnya ataupun lainnya. Namun, badan atau bentuk tubuh pada ikan koi
terdapat dua jenis yaitu epidermis dan juga dermis. Bagian ini sangat berperan penting
bagi ikan terutamanya melindungi dari serangan hama dan penyakit ikan, serta juga
melindungi kotoran pada tubuh ikan.
Ikan koi juga memiliki warna yang sangat bervariasi berupa berwarna kemerahan,
kekuningan, keputihan, kehitaman, kecoklatan, blaster hitam putih, blaster merah hitam
dan lain-lainnya, tergantung dengan varietes pada ikan koi.

c. Budidaya
 Pembenihan
Pembenihan atau pemijahan ini dapat di lakukan dengan alami dan buatan.
Pemijahan dengan alami melakukan penggabungan langsung dengan ikan jantan dan
betina, membutuhkan keluasan 25-30 meter persegi dengan perbandingan 1 : 2.
Sedangkan pemijahan dengan buatan melakukan penyuntikan di bagian kelenjar
hyphofisa agar ikan teransang dengan memasukan atau dengan mengeluarkan sperma
jantan dan betina dan lakukan penggabungan sperma yang di aduk dengan bulu ayam
atau lainnya.
 Pembesaran
Pemeliharaan ikan koi ini sangat mudah hanya saja harus memperhatikan
pengairan pada kolam atau lainnya, pemberian pakan yang sangat baik dan juga
banyak mengandung nutrisi dan juga gizi yang sangat tinggi. Melakukan pergantian air
dengan baik, dan melakukan pegendalian hama dan penyakit.

3. Ikan Oscar (Astronotus ocellatus)

a. Habitat
Ikan Oscar, atau bisa di sebut Astronotus ocellatus, adalah ikan air tawar dari
keluarga cichlid. Ikan ini dikenal dengan berbagai nama seperti burung merak cichlid,
walnut cichlid, harimau Oscar, beludru cichlid atau cichlid marmer. Ikan Oscar pada
dasarnya berasal asli dari Amerika Selatan, tetapi juga dapat ditemukan di daerah lain
termasuk Australia, Cina, dan Amerika Serikat. Habitat Oscar biasanya banyak di temui
mendiami sungai yang bergerak lambat dan danau di wilayah Amazon.

b. Ciri Morfologi
Ikan Oscar memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan ikan nila, ia memiliki kepala
yang besar dengan mulutnya lebar, bergerigi, agak meruncing, dan terletak di tengah
(terminal). Sirip punggung (dorsal fin) berbentuk lebar yang ujungnya bersebrangan
dengan sirip dada (pectoral fin), serta ujung sirip punggung dan sirip anus meruncing agak
tumpul. Sirip ekornya berbentuk bulat (rounded).
Tubuhnya dilapisi warna dasar bervariasi, akan tetapi lebih sering ditemukan Oscar
yang memiliki warna dasar hijau zaitun gelap atau coklat tua dengan coretan dan bintik-
bintik tidak beraturan di bagian sisi yang berasal dari sisik yang berwarna kuning
keemasan atau kemerah-merahan. Ikan jantan mempunyai beberapa tanda merah
menyala pada tutup insang dan dekat daerah perut di samping. Kecerahan warna ikan ini
sering berganti-ganti tergantung pada kondisi ikan. Ikan ini memiliki pergerakan yang
gesit karena ditunjang dengan bentuk badan yang langsing, pipih ke samping
(compressed).
c. Budidaya
 Pembenihan
Telur-telur hasil pemijahan sebaiknya di tetaskan di dalam wadah terpisah dengan
bak pemijahan. Wadah yang biasa digunakan adalah akuarium yang diisi air setinggi 6-
8 cm. Akuarium tersebut kita tempatkan pada tempat yang terlindung dari hujan dan
panas yang berlebihan. Akuarium penetasan sebaiknya di aerasi untuk memenuhi
kebutuhan oksigen terlarut bagi telur.
Gelembung udara yang dihasilkan oleh aerator jangan terlalu besar, hal ini
bertujuan agar telur tidak terganggu.Dalam waktu 3 hari, telur-telur yang kita tetaskan
biasanya sudah mulai menetas. Larva ikan oscar tidak langsung kita beri makan,
karena ia masih memiliki kantung kuning telur sebagai sumber makanannya. Pada
umur 4 hari benih sudah mulai diberi makanan alami berupa kutu air. Benih yang
dapat dihasilkan dari sepasang induk adalah 1000-3000 ekor.
 Pembesaran
Larva yang telah menetas selanjutnya kita pelihara di dalam akuarium penetasan
sampai berumur 1 bulan. Selama pemeliharaan, ketinggian air dalam akuarium
ditingkatkan secara bertahap setiap 7 hari sekali yaitu dari 6 cm menjadi 10 cm, 15 cm
dan 20 cm. Setelah berumur 1 bulan, benih-benih tersebut kita pelihara dalam bak
berukuran 4 m2 dengan kepadatan 250 ekor per m2. Selama pemeliharaan, benih di
beri makanan berupa kutu air ataupun cacing sutera. Makanan diberikan sebanyak 2-3
kali sehari secara adlibitum.

4. Ikan Discus (Symphysodon discus)

a. Habitat
Habitat asli diskus (Symphysodon discus) adalah Rio Negro dan perairan tenang Sungai
Amazon. Sifatnya omnivora. Gerakannya sangat halus. Ikan ini pun terkenal sebagai "King
of Aquarium". Symphysodon spesies mendiami pinggiran danau dataran banjir dan sungai
di Cekungan Amazon dataran rendah Amazonia, di mana ia merupakan bagian dari fauna
yang sangat beragam ikan Neotropical.
Tiga jenis Symphysodon memiliki distribusi geografis yang berbeda. S. aequifasciatus
terjadi di Solimões Rio, Rio Amazonas dan Río Putumayo-Ica di Brazil, Kolombia dan Peru.
Sebaliknya distribusi diskusi S. tampaknya terbatas pada bagian hilir Abacaxis, Rio Negro
dan sungai Trombetas. S. tarzoo terjadi hulu Manaus di Amazon barat.
b. Ciri Morfologi
Diskus mempunyai bentuk tubuh yang menyerupai lempengan (disc) yang berdiri
tegak. Antara diskus jantan dan betina mempunyai bentuk tubuh yang sedikit berbeda.
Diskus jantan memiliki ciri-ciri ujung sirip punggung dan sirip anal lancip, ovipositor (alat
untuk menempelkan telurnya) sedikit menonjol dan alat kelaminnya berbentuk lonjong
atau elips. Diskus betina memiliki ciri-ciri ujung sirip punggung dan sirip anal membulat,
ovipositor lebih menonjol dan alat kelaminnya membulat.

c. Budidaya
 Pembenihan
1) Bibit ikan Discus bisa didapatkan dari indukan secara langsung. Proses pemijahan
dilakukan dengan cara mengisolasi kedua indkan jantan dan betina
2) Dalam proses pemijahan, ikan discus akan memilih pasangan nya sendiri.
Pemindahan indukan ke tempat pemijahan sebaiknya dilakukan pada sore hari.
3) Indukan biasanya dimasukkan ke dalam baskom kemudian digoyang goyangkan,
setelah itu baru ikan dimasukkan ke tempat pemijahan. Cara ini disebut proses
aklimatisasi atau penyesuaian terhadap lingkungan baru dalam akuarium.
4) Setelah semua persiapan selesai, indukan kemudian akan meleketakkan telur pada
tempat yang telah disediakan berupa paralon.
5) Anakan Discus akan lahir dalam beberapa hari kemudian dan setelah mencapai umur
satu bulan, anakan siap dipindahkan ke tempat baru.

 Pembesaran
1) Pindahkan anakan diskus berusia satu bulan dari induknya ke akuarium berukuran
100 x 50 x 35 cm. Setelah besar pindahkan diskus ke akuarium yang lebih luas lagi.
2) Agar terlihat bagus, diskus sebaiknya ditempatkan di akuarium standar (induk 50 x
50 x 40 cm dan anakan diskus 50 x 100 x 35 Cm)
3) Agar ikan diskus tetap hidup dengan baik, sediakan pakan alami
seperti dapmia, cacing sutera, cacing super, jentik nyamuk, udang, dan sejenisnya.
Diskus juga suka mengkonsumsi pakan buatan campuran dari jantung, hati, daging,
udang, ikan, dan sayuran.
4) Sebaiknya, budidaya ikan diskus dilakukan secara kelompok. Budidaya secara
kelompok ini lebih efektif dan efisien. Budidaya secara kelompok juga memudahkan
proses pemasaran dan distribusi.

5. IKAN LOUHAN (Amphilophus trimaculatus)


a. Habitat
Tahun 1998, Ikan Louhan jenis Greenish Gold Tiger mulai diimpor ke Amerika Serikat.
Tahun 1999, ada empat jenis flowerhorn yang tersedia di pasar Amerika
yaitu flowerhorn biasa, flowerhorn skala mutiara, flowerhorn emas, dan fader. Ikan Louhan
mulai populer pada tahun 2001 dan pada tahun 2002 Ikan Louhan spesies baru sudah
bannyak yang muncul dipasaran seperti misalnya Ikan Lounhan Kamfa yang merupakan
spesies dari genus Vieja atau dengan Parrot Cichli yang memiliki ciri seperti mulut pendek,
ekor terbungkus, mata cekung, dan gundukan yang semakin besar di bagian kepala.Ikan
Louhan biasanya hidup pada suhu air 80–85 °F, dan pH kurang dari 7.4–8.0.

b. Ciri morfologi

1).Sirip atas dan bawah dan seimbang


2). Bintik hitam tegas dari pangkal ekor sampai insane
3). Lingkaran warna perak keemasan metalik melingkari bintik hitam
4). Tampak bintik mutiara hampir di seluruh badan
5). Warna dasar tubuh merah cerah dan kuning cerah
6). Sirip dan ekor merekah melebar dan utuh
7). Jenong di kepala tampak proporsional dan Mata merah satu lingkaran penuh.

c. Budidaya
 Pembenihan
1) Pindahkan induan jantan jika sudah berterlur
2) Telur menetas 48 – 50 jam setelah ditinggalkan oleh indukan
3) Telur yang menetas akan berada di dasar akuarium, jadi matikan filter agar tidak
tersedot. Selama 2 – 3 hari tidak perlu memberi makan karena masih memiliki
cadangan makanan di kantung telur
4) Hari keempat menetas, maka anda bisa memberinya pakan berupa kutu air putih
merah yang telah di saring
5) Anda bisa menyalakan filter kembali agar air kembali bersih namun paralon harus
di tutupi oleh kain dan sampai ke dasar akuarium agar tida tersedot benihnya
 Pembesaran
1) Tempat pemeliharaan Ikan Louhan
Louhan biasanya dipelihara dalam akuarium yang berbentuk persegi panjang.
Panjang akuarium sebaiknya 4 kali panjang tubuh louhan, karena ruang gerak yang
luas akan memicu pertumbuhan louhan. Akuarium sebaiknya diletakkan 80 cm di
atas lantai, agar louhan tidak stres dan akuarium tidak pecah.
Akuarium tempat pemeliharaan louhan harus diberi lampu UV. Sinar lampu UV
akan memicu pertumbuhan warna louhan sehingga menjadi lebih cemerlang . lampu
UV sebaiknya tidak dinyalakan sepanjang hari, karena sinar lampu merangsang
louhan untuk terus bergerak sehingga louhan tidak dapat beristirahat.
Dasar akuarium juga diberi kerikil atau batuan, agar seperti habitat indukan asli
louhan. Ada juga yang memasang cermin di dalam akuarium. Tujuannya untuk
memicu pertumbuhan jenong louhan dan melatih louhan agar tampil lincah.
Pemasangan cermin tidak boleh sembarangan. Cermin sebaiknya ditempatkan dalam
air dan jangan ditempelkan pada dinding akuariium, agar tidak membahayakann
louhan. Selain itu, jangan meletakkan cermin sepanjang hari dalam akuarium, karena
louhan cepat bosan.
2) Pemeriksaan Kualitas Air Untuk Ikan Louhan
Sama halnya dengan pemeliharaan jenis ikan lainnya, Kualitas air yang digunakan
akan tumbuh optimal pada kisaran pH netral, yaitu antara 6,5-7,5. jika pH air terlalu
tinggi, marking louhan akan tampak pudar. Suhu yang mendukung pertumbuhan
louhan berkisar 35-320 C.
Pemasangan filter akan membantu menjaga kualitas air. Penggantian air
akuarium juga dpat mempengaruhi kadar dalam air. Terlalu sering mengganti air
menyebabkan pH air di atas 7,5. untuk menatasi hal tersebut, penggantian air dapat
dilakukan dengan mengganti setengah volume air lama dengan air yang baru. Jika air
pengganti berasal dari PAM, sebaiknya diendapkan terlebih dahulu. Jika air
pengganti berasal dari air tanah, sebaiknya diberi zat pembunuh bakteri merugikan.
3) Pemberian Pakan pada Ikan Louhan
Selain tempat pemeliharaan dan kualitas air, pemberian pakan juga
mempengaruhi penampilan louhan. Pakan yang mengandung nutrisi yang tepat,
seimbang akan mempercantik penampilan louhan. Pakan louhan ada dua macam,
yaitu pakan alami dan pakan buatan.
Pakan alami dapat berupa jentik nyamuk (cuk), kutu air, udang, ulat jerman, dan
cacing. Karena pakan alami kurang higieni, sebainya dicuci atau dibersihkan dari
kuman dan bakteri sebelum diberikan kepada louhan. Pakan alami dapat membuat
warna louhan semakin cemerlang.
Sedangkan pakan buatan dapat berupa pelet yang mengandung hormon ata
pelet yang mengandung spirulina.pelet yang demikian dapat memicu pertumbuhan
warna louhan, sehingga louhan menjadi lebih cemerlang dan indah.
Pemberian pakan buatan mempercepat perkembangan warna louhan. Akan
tetapi, pemberian pakan buatan yang berlebihan menimbulkan beberapa efek
negatif. Misalnya munculnya warna di tempat yang tidak diinginkan (dibibir dan
sirip). Bahkan jika over dosis dapat menyerang lever dan menyebabkna kematian
oleh karena itu, pemberian pakan yang bervariasi akan menjamin kecukupan asupan
vitamin dan gizi yang diperlukan louhan.

6. IKAN CUPANG (Betta)


a. Habitat
Habitat alam ikan cupang di perairan rawa, persawahan dan sungai
dangkal. Ikan cupang dikenal dengan sifat agresifnya terhadap ikan
lainnya. Karenanya, ikan cupang (dewasa) biasanya diperlihara secara
soliter.
Selain di perairan dangkal, ikan cupang di habitat alamnya ternyata suka di
perairan yang tenang sekalipun sedikit kandunganoksigennya. Kenapa ikan
cupang mampu hidup di air yang miskin oksigen? Karena, ikan
cupang memiliki seperangkat alat pernapasan labirin yang mampu mengambil
oksigen langsung dari udara, seperti paru-paru pada manusia. Adapun derajat
keasaman (pH) air yang cocok bagi ikan cupang antara 6,5 sampai dengan 7,2.

b. Ciri Morfologi
Ikan cupang memiliki bentuk yang sangat langsing atau ramping, memiliki
kepanjangan hingga 6-7 cm dan juga memiliki warna dasar kuning hingga sawo matang.
Ikan ini memiliki jenis dan juga varietes yang sangat berbeda- beda, karena banyaknya
persilangan. Ikan ini juga termasuk jenis famili ikan gurami, sepat dan juga lainnya.
Ikan ini memiliki sisik yang sangat halus, dan mengkilap. Sisik ikan ini memiliki bentuk
persegi dengan ukuran 0,2 – 0,3 mm bahkan lebih kecil tergantung dengan ukuran tubuh
dan varietesnya. Selain itu, memiliki tangkai dua di bagian depan berwarna kemerahan,
kekuningan dan juga lainnya yang berukuran antara 0.6-1 cm tergantung pertumbuhan.
Ikan cupang ini memiliki warna yang sangat bervariasi dan juga beragam mulai dari
warna merah pekat, warna kuning pekat, warna kebiruan dan juga warna lainnya.
Namun, warna ini tergantung jenis dan juga varietesnya.
Ikan cupang juga memiliki sirip yang sangat bervariasi dan juga beragam mulai dari
sirip yang berbentuk bulan, berbentuk kipas, berbentuk sisir dan juga ada yang berbentuk
kain yang sangat tebal. Hal ini yang membuat ikan ini sangat menarik dan juga memiliki
daya jual yang sangat tinggi.
Ikan cupang ini memiliki sifat yang sangat sensitif terhadap sejenis terutamanya ikan
cupang jantan, berjumpa dengan ikan cupang jantan. Hal ini akan membuat ikan
bertarung dan juga berkelahi apalagi jika dalam satu wadah. Oleh karena itu ikan ini
sebaiknya di lakukan pemeliharaan dalam wadah berpisah.

c. Budidaya
 Pembenihan

Setelah induk cupang hias dipersiapkan begitu pula dengan wadahnya maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pemijahan :

1. Persiapkan wadah baskom/akuarium kecil dan bersih.


2. Isi wadah dengan air bersih dengan ketinggian 15 – 30 Cm.
3. Masukkan induk ikan cupang jantan lebih dahulu selama 1 hari.
4. Tutup wadah dengan penutup wadah apa saja.
5. Sehari kemudian (sore hari) induk betina telah matang telur dimasukan ke dalam
wadah pemijahan.
6. Biasanya pada pagi harinya ikan sudah bertelur dan menempel disarang berupa
busa yang dipersiapkan oleh induk jantan.
7. Induk betina segera dipindahkan dan jantannya dibiarkan untuk merawat telur
sampai menetas.

 Pembesaran
1. Ketika burayak ikan cupang sudah dapat brenang dan sudah habis kuning
telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat
pembesaran.
2. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
3. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
4. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain.
5. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk
lebih cepat tumbuh.

7. IKAN KOMET (Carassius auratus)

a. Habitat
Kebiasaan hidup di alam Ikan Komet aslinya hidup di sungai, danau, dan lain lambat atau masih
menggerakkan tubuh air di kedalaman sampai dengan 20 m. Di habitat aslinya ikan Komet tinggal
di iklim subtropis dan lebih suka air tawar dengan pH 6,0-8,0, dengan kesadahan air sebesar 5,0 _
19,0 DGH, dan rentang temperatur 32-106 F (0 – 41 C). Makanan ikan Komet terdiri dari krustasea,
serangga, dan bahan tanaman. Ikan Komet bertelur pada vegetasi air. Hidup di sungai-sungai,
danau, kolam dan saluran dengan air tergenang dan lambat mengalir. Pemakan termasuk
tumbuhan, krustasea kecil, serangga, dan detritus. Ikan Komet hidup lebih baik dalam air dingin
dan bertelur pada vegetasi terendam. Ikan Komet merupakan ikan euryhaline yang mampu hidup
pada salinitas 17 ppt, tetapi tidak mampu bertahan lama pemaparan diatas 15 ppt.

b. Ciri Morfologi
1. Ikan komet memiliki keindahan warna, bentuk tubuhnya yang unik, serta gerak-gerik
yang unik
2. Ikan komet memiliki bentuk sirip yang lebih panjang dari ikan mas, meskipun jika
didekatkan keduanya akan sangat mirip
3. Bentuk tubuh ikan komet cenderung memanjang, memipih tegak atau dikenal dengan
istilah comprossed
4. Mulut ikan komet ada pada bagian tengah ujung kepala terminal atau berada tepat di
ujung hidung.
5. Sirip ekor pada ikan komet berbentuk berlekuk tunggal.
6. Sirip punggung ikan komet agak memanjang.
7. Sirip punggung pada ikan komet berseberangan dengan permukaan sirip perutnya.
8. Sirip perut ini cenderung berdekatan dengan sirip dada.
9. Pada sirip dada ikan komet sering dijumpai operculum dan properkulum.
10. Sirip pada duburnya memiliki cirri layaknya sirip punggung dan berjari-jari keras dan
pada bagian akhirnya sirip beribah bergerigi.

c. Budidaya
 Pembenihan

Induk dimasukkan dalam akuarium yang sudah dilengkapi dengan tanaman air.
Pemijahan ikan komet berlangsung pada malam hingga waktu dini hari. Induk
dimasukkan pada sore hari, biasanya besok sudah menempel pada enceng gondok.
1. Setelah pemijahan induk ikan komet diangkat atau dikeluarkan dari dalam
akuarium.
2. Setelah 2 – 3 hari telur akan menetas, setelah menetas kemudian enceng gondok
diangkat dari dalam akuarium.
3. Buang air separu ganti dengan yang air baru yang sudah diendapkan secara hati-
hati.

 Pembesaran

Larva umur 7 hari hanya sebesar jarum, sudah dapat memakan pakan alami, sesuai
ukuran mulut ikan
Pemberian pakan tambahan diperlukan setelah 15 hari pemeliharaan. Memasuki
pemeliharaan 15 hari kedua harus ada aliran air masuk, apalagi setelah pakan
tambahan mulai diberikan. Genap diusia sebulan, anak komet mulai tampak bentuk
aslinya.

8. IKAN KOKI (Carassius auratu)

a. Habitat
Habitat Ikan Koki adalah air yang tergenang, aliran airnya lambat, dangkal , bersih dan
biasanya berada didaerah sungai atau danau. Mas Koki dapat bertahan hidup pada air ber
pH 6-7 dengan suhu 27-300 C, kandungan oksigen terlarut ≥ 5 ppm.
b. Ciri Morfologi
1) Bentuk tubuh yang pendek dan bulat
2) Mata lebar dan besar
3) Sisi tubuhnya terdapat gurat sisi
4) Memiliki sirip yang lengkap, yaitu sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip dubur
dan sirip ekor
5) Kelopak mata kecil serta tidak bisa membuka dan menutup
6) Sisik berderet rapi, mengkilap dan menutupi seluruh tubuh
7) Kepala dan pipi ditutupi jaringan daging yang menebal
8) Umumnya mas koki memiliki warna dasar hitam, merah, kuning dan putih
9) Pada masing-masing jenis ikan mas koki memiliki bentuk kepala yang berbeda

c. Budidaya
 Pembenihan

Setelah kolam pemijahan siap digunakan dan bakalan induk dipilih, pindahkan
bakalan induk kedalam kolam pemijahan. Pemindahan induk ini sebaiknya dilakukan
pada sore hari karena pada malam harinya koki jantan akan mengejar-ngejar koki
betina sambil sekali-sekali menyentuh bagian belakang betina. Jika kondisi demikian
terjadi, itu berarti pemijahan akan terjadi. Pada pagi harinya koki betina akan
membalikkan tubuhnya sembil melepaskan telur, sedangkan koki jantan segera akan
melepaskan sperma untuk membuahinya. Telur koki bersifat adhesif, yaitu akan
menempel dibenda lain yang telah disediakan sebagai substrat pelekatan telur. Telur
yang dihasilkan satu pasang induk koki dapat mencapai 1000-2000 butir, bahkan koki
tosa dan black moor dapat mencapai hingga 8000 butir. Kedua induk dapat dipijahkan
kembali sekitar 20 hari kemudian.
Dalam waktu 3-4 hari telur akan menetas menjadi burayak. Penetasan ini
tergantung pada suhu air. Semakin hangat air, semakin cepat telur menetas. Telur
yang tidak menetas, baik yang menempel disubstrat maupun yang tenggelam didasar
kolam, harus segera dibuang. Telur yang tidak menetas ini dapat mengurangi pasokan
oksigen didalam air dan membusuk menjadi sarang penyakit.
Sambil menunggu menetas, telur dapat dirawat seperlunya dengan mengganti air
kolam. Penggantian air ini tidak dilakukan secara total, cukup separuh air kolam.
Pergantian dilakukan dengan menggunakan selang plastik. Arus yang ditimbulkan oleh
penambahan air baru jangan sampai mengenai telur yang menempel disubstrat
karena telur akan terlepas dan tidak akan menetas. Sebelum berumur 6 hari burayak
idak perlu diberi pakan karena masih mempunyai cadangan pakan dalam kantong
kuning telurnya. Setelah itu barulah burayak diberi pakan kutu air

 Pembesaran
Setelah berumur 2 minggu, benih koki di pindahkan dari kolam pemijahan ke kolam
pendederan. Untuk satu kolam pendederan berukuran 4 x 6 m, jumlah populasi yang
bisa dimasukkan sebanyak 1000 ekor koki. Dikolam pendederan, benih mulai diberi
pakan cacing sutera (tubifex) yang disaring dengan saringan berdiameter 0,5 mm.
pemberian cacing sutera ini berguna untuk menggemukkan dan memacu
pertumbuhan koki. Stelah berumur 20 hari, sebagian benih koki sudah dapat dijual
kepasar untuk dibesarkan oleh pembudidaya lain.
9. IKAN GUPPY (Poecilia reticulata)

a. Habitat
Guppy berasal dari Trinidad, Barbados, Guyana, Brasil, dan Asia Tenggara. Ikan yang
bersifat omnivora ini menghendaki suhu optimal untuk pemeliharaan sekitar 25-28° C
dengan pH sekitar 7,0 dan kekerasan 20° dH. Di habitat aslinya ikan ini tumbuh dan
berkembang di perairan air tawar dan beberapa di antaranya juga ada yang hidup di
perairan air payau. Di awal penyebarannya di Singapura, guppy digunakan untuk
mengontrol populasi nyamuk di rawa hutan bakau. Pada perkembangannya,
guppy liarterns berkembang biak di tempat umum seperti saluran air, got, sungai,
dan kanal.

b. Ciri Morfologi
1) Ikan guppy berukuran kecil dengan bentuk tubuh lonjong dan memanjang silindris
2) Bagian kepala kecil kemudian membesar di bagian tengah tubuh lalu mengecil ke
bagian ekor
3) Memiliki sirip yang lengkap seperti sirip dada, sirip punggung, sirip dubur, dan sirip
ekor
4) Sirip ekor membesar dan membulat berbentuk seperti kipas
5) Pada sirip ekor memiliki corak dan memiliki warna yang cerah
6) Ikan guppy memiliki warna tubuh yang cerah seperti warna biru, merah, hijau,
kuning, coklat, hitam, dll yang menjadi ciri khas dari ikan guppy

c. Budidaya
 Pembenihan
1. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta
mempunyai warna yang indah.
2. Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang
induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan
cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
3. Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari.
4. Begitu keluar dari perut induknya, anak-anak gupi telah mampu hidup sendiri.
Berenang, mencari makanan, dan menghindari musuh-musuhnya. Anak-anak gupi ini
umumnya akan terus bergabung dengan kelompoknya, dan dengan ikan-ikan lain yang
lebih besar. Namun gupi yang telah dewasa tidak akan segan-segan memangsa
burayak yang berukuran jauh lebih kecil; sehingga apabila dipelihara di akuarium,
anak-anak ikan ini perlu dipisahkan dari ikan-ikan dewasa. Burayak-burayak ini,
apabila selamat, akan mencapai kedewasaan pada umur satu atau dua bulan saja.

 Pembesaran
Anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih
mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 - 5 hari anak ikan baru dapat diberi
makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus
dan dihancurkan. Setelah mencapai ukuran medium (2 - 3 cm) dapat diberikan
makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 - 7 cm) dapat diberi
makanan cuk. Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa
cacing kering, agar-agar dll. Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya
jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak
kualitas air.

10. IKAN SAPU SAPU (Hyposarcus pardalis)

a. Habitat
Habitat asli ikan sapu-sapu adalah sungai dengan aliran air yang deras
dan jernih, tetapi dapat juga hidup di perairan tergenang seperti rawa dan danau(Prihard
yanto 1995). Ikan sapu-sapu dapat hidup di perairan dengan kadaroksigen terlarut yang
rendah, sehingga hanya sedikit spesies lain yang dapathidup di perairan tersebut (sampai
hanya ikan sapu-sapu yang dapat bertahanhidup). Jika diamati cara makan ikan sapu-
sapu, gerakannya yang lambat dancenderung menetap di dasar perairan, dengan
kemampuan hidup yang kuat,ikan ini cenderung memiliki kandungan logam berat yang
hampir samadengan lingkungan tempat hidupnya. Bila perairannya bersih, maka ikan
iniaman untuk dikonsumsi demikian juga sebaliknya. Berdasarkan ususnya
yang panjang dan tersusun melingkar seperti spiral, ikan sapu-sapu dapatdikelompokkan
ke dalam jenis ikan herbivora. Sedangkan berdasarkan relungmakannya yang luas maka
ikan sapu-sapu dikelompokkan ke dalam jenis eurifagik (ikan pemakan bermacam-macam
makanan ) (Prihardhyanto 1995).

b. Ciri morfologi
Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi dengan sisik keras kecuali bagian
perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut terletak dibagian kepala dan berbentuk
cakram, memiliki adifose fin yang berduri. Semua sirip kecuali ekor selalu diawali dengan
jari-jari keras. Sirip punggung lebar dengan tujuh jari-jari lemah atau 10-13 jari-jari lemah,
warna tubuh coklat atau abu-abu dengan bintik-bintik hitam diseluruh tubuhnya.

c. Budidaya
 Pembenihan
Memijahkan pleco dapat dikatakan gampang-gampang susah. Pleco biasa
dipelihara dalam akuarium, demikian pula pemijahannya juga dilakukan dalam
akuarium. Pemijahan pleco dilakukan dalam akuarium tersendiri. Di dalam akuarium
tersebut harus disediakan substrat yang sesuai dengan jenis pleco. Kondisi air
akuarium harus selalu jernih dan bersih. Air akuarium sebaiknya diganti setiap satu
minggu sekali. Biasanya pleco akan berpijah pada minggu pertema mereka
dimasukkan ke akuarium pemijahan. Jika hal ini tidak terjadi, proses pemilihan induk
dan pemijahan dapat dilakukan lagi setelah 1 bulan.
 Pembesaran
Untuk ikan yang dibesarkan di kolam tanah, biasanya petani hanya mengandalkan
pakan alami berupa pemberian pupuk pada kolam sehingga benih akan memakan
beragam plankton yang tersedia di kolam tanah tersebut. di aquarium, benih dapat
diberi pakan cacing sutera blender. Setelah 2 minggu, ikan dapat diberi pakan cacing
sutera utuh.
SUMBER
http://www.majalahikan.com/2016/03/ikan-louhan-asal-muasal-dan-ciri.html
http://dunia-ikan-hias.blogspot.co.id/2015/12/habitat-ikan-cupang.html
http://budidayanews.blogspot.co.id/2011/02/cara-budidaya-ikan-cupang-hias.html
http://www.alamikan.com/2015/01/cara-budidaya-pembenihan-ikan-komet.html
http://www.bibitikan.net/mengenal-ikan-komet-carrasius-auratus/
https://idid.facebook.com/permalink.php?story_fbid=451070234993625&id=34448619231867&stre
am_ref=5
http://d-guppies.blogspot.co.id/2014/06/makalah-ikan-guppy.html
https://www.scribd.com/doc/210754883/ikan-sapu-sapu
http://aswarpunyainfo.blogspot.co.id/2012/11/Makalah-Budidaya-Ikan-Discus-Symphysodon-
discus.html
https://www.infoikan.com/2017/05/mengenal-ikan-oscar-secara-detail.html

Anda mungkin juga menyukai