Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Tatalaksana pemeliharan ternak babi yang baik harus diperhatikan mulai

dari pemilihan bibit, perkandangan, pemberian pakan, serta sanitasi dan

kesehatan. Ternak babi merupakan salah satu komoditi peternakan yang cukup

potensial untuk dikembangkan karena ternak babi memiliki sumber daging dan

sumber gizi yang bernilai ekonomi cukup tinggi.

Kebutuhan konsumsi protein hewani untuk penduduk Indonesia, kebutuhan

protein hewani dari tahun ketahun sangat berbeda naik dan turun , kebutuha

akan daging, telur dan susu (Data BPS 2015), jika dilihat dari kebutuhan

protein hewani daging tahun 2012, 2013,2014, itu berbeda, kebutuhan akan

daging tahun 2012; 5,892 kg/kapita/tahun, 2013; 4,905 kg/kapita/tahun dan

2014; 5,213 kg/kapita/tahun dan juga terjadi pada kebutuhan protein hewani

akan telur dan susu dari tahun 2012, 2013, 2014 ; kebutuhan akan telur dan

susu pada tahun 2012; 6,518 dan susu; 6,100, tahun 2013; kebutuhan akan telur

6,153 dan susu 6,725, tahun 2014; kebutuhan akan telur; 6,309 dan susu 7,090,

kalau kebutuhan konsumsi akan susu dari tahun ketahun sangat meningkat,

konsumsi protein asal ternak penduduk Indonesia sudah mencapai 6

g/kapita/hari.

1
Kebutuhan asupan protein ternak terhadap total protein yang dikonsumsi

rata-rata penduduk Indonesia hanya 10,1%, sedangkan share protein asal ternak

dunia 27,9%, untuk negara maju 47,8% dan untuk negara berkembang 22,9%.

Angka konsumsi protein asal ternak penduduk Indonesia pada tahun 2015

sesuai dengan (BPS) adalah 6 g/kapita/hari yang terdiri dari 2,75 gram asal

daging dan 3,25 gram asal telur dan susu, Sehingga asupan protein hewani total

adalah 14 g/kapita/hari dan total keseluruhan konsumsi protein adalah 56,25

g/kapita/hari, dengan demikian sering konsumsi protein asal ternak pada tahun

2015 BPS adalah 6/56,25 = 10,67%. Bila dihitung dari konsumsi protein

hewani keseluruhan (asal ternak =14 g), maka sering konsumsi protein hewani

adalah 14/56,25 = 24,89%.kkal).

Suatu usaha peternakan apapun keberhasilannya ditentukan oleh tiga faktor

yaitu pakan (Feeding), bibit (Breeding) dan Manajemen yang baik yang pada

dasarnya sudah di jelaskan pada paragraf di awal tadi. Bibit diseleksi berdasarkan

ciri – ciri bibit babi yang baik, ransum yang diberikan harus sesuai dengan fase

dan kebutuhan ternak serta manajemen yang diterapkan terhadap ternak harus

baik. Kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak factor yaitu fakto

dengan makanan yang mempengaruhi pertumbuhan adalah kandungan nutrien

serta daya cerna bahan makanan tersebut, faktor genetik, dan hormone.

Produktivitas ternak ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan

faktor lingkungan. Selain itu ditentukan oleh adanya interaksi faktor genetik

dan lingkungan.

2
Tatalakasana pemeliharaan babi di tempat saya melaksanaakan kegiatan

Praktek Kerja Lapangan itu sangat baik karena dimana letaknya yang sangat

strategis jarak antara perumahan warga dengan kandang ±500 meter dan berada

di sekitar perkebunan kopi dan perkebunan sayur warga setempat. Lokasi

peternakan ini cocok untuk berternak karena lahannya yang sangat luas, iklim

pun cocok untuk ternak babi dan didukung oleh kondisi lingkungan akses jalan

raya yang memudahkan sarana transportasi mudah terjangkau dan secara teknis

didukung oleh ketersediaan bahan pakan dan lahan yang cukup luas untuk

usaha ini tetap bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama dan menurut

pemilik ternak itu mengatakan tempat itu sangatlah cocok untuk memelihara

ternak babi karena saling terintegritas antara petani dan peternnak saling

menguntungkan untuk petani karena limbah dari ternak tersebut bisah untuk

pupuk tanaman para petani. Suatu usaha peternakan dengan terpenuhinya syarat

dalam membangun usaha diharapkan nantinya dapat mencapai target atau

sasaran usaha, yaitu keuntungan yang maksimal. Lokasi peternakan yang akan

dibangun harus diperhitungkan secara tepat. Misalnya kondisi sosial dan

lingkungan, sarana transportasi mudah dijangkau, dekat dengan sumber air,

sumber pakan, ketersediaan pakan dan ketersedian lahan untuk perluasan lebih

lanjut. Jumlah babi yang dipelihara di peternakan milik bapak Fandi selama

kegiatan praktek kerja lapangan berlangsung berjumlah 200 ekor yang terdiri

3
dari ; Grower betina : 70 ekor dan grower jantan 25 ekor , dan babi dewasa

betina 80 ekor dan jantan 25 ekor.

1.2.Perumusan Masalah

Bagaimana tatalaksana pemeliharaan babi grower dan babi dewasa yang

meliputi aspek: perkandangan, pakan, pembibitan, sanitasi dan kesehatan,

penanganan limbah, serta pemasaran

1.3.Tujuan

Adapun tujuan Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk melatih

keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dalam tatalaksaan pemeliharan

ternak babi secara baik dan benar yang meliputi pelaksanaan produksi dan

tatalaksana penggemukan, agar mahasiswa dapat melakukan perbandingan

penerapan teori yang di terima dijenjang akademik dengan praktek yang

dilapang, Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara

teori dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi mahasiswa

untuk terjun ke masyarakat.

1.4.Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah agar mahasiswa

dapat mempelajari dan mempraktekkan secara langsung apa yang telah dapat

secara teori dan mendapatkan informasi tentang pola pemeliharaan babi yang

baik.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Ternak Babi

Ternak babi bila diklasifikasikan secara zoologis termasuk ke

dalam kelas mamalia, ordo Artiodactyla, genus Sus dan spesies terdiri dari Sus

scrofa, Sus vittatus, Sus cristatus, Sus leucomystax, Sus celebensis, Sus

verrucosus, dan Sus barbatus (Sihombing, 2008). Babi merupakan ternak

omnivora monogastrik yaitu ternak pemakan semua pakan dan mempunyai

satu perut besar yang sederhana (Sihombing, 2008).

Ternak babi merupakan salah satu dari sekian jenis ternak yang mempunyai

potensi sebagai suatu sumber protein hewani dengan sifat-sifat yang dimiliki

yaitu prolifik (memiliki banyak anak setiap kelahiran), efisien dalam

mengkonversi bahan makanan menjadi daging dan mempunyai daging dengan

persentase karkas yang tinggi (Siagian, 2011).

Dewasa ini peternakan babi diusahakan secara intensif guna memenuhi

kebutuhan daging yang semakin meningkat, perbaikan gizi masyarakat non

muslim dan berbagai kepentingan termasuk komoditi ekspor sebagai sumber

devisa (Aritonang, 2010).

2.2.Manajemen Pembibitan

Di dalam usaha untuk memajukan mengembangkan ternak babi, para

peternak bukanlah sekedar memperbanyak atau mengembangbiakkan

5
ternakanya, melainkan sekaligus memuliakan ternak (mengupgrade). Disini

pada semua babi induk dan penjantan yang hendak dikawinkan harus dilakukan

seleksi terlebih dahulu. Dengan demikian perkawinan bukan terjadi secara

kebetulan atau liar, melaiakn diatur dan terarah (Wheindrata,2013).

Dalam Pemeliharaan ternak itu hal yang harus kita perhatikan adalah

pemilihan bibit yang baik, itu merupakan langkah awal keberhasilan suatu

usaha peternakan. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada waktu memilih

bibit : Babi Sehat, dengan ciri-ciri : letak puting simetris dan jumlah 12 buah

kiri dan kanan, ambing yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh

yang padat dan kompak, kaki yang tegap dan kokoh, tubuh yang panjang

dibandingkan dari babi-babi yang sama umur.

Dalam melaksanakan beternak hal yang harus diperhatikan adalah

pembibitan yang baik seperti berasal dari induk yang sering menghasilkan anak

banyak atau biasanya mempunyai anak lebih dari 5 ekor dalam satu kelahiran

dan sanggup atau menjaga anak-anaknya sampai saat lepas susu, maupun

pejantan yang sanggup atau mempunyai kemampuan kawin serta menghasilkan

anak lebih dari 5 ekor.

2.3.Manajemen pakan

Pemberian makanan yang semestinya merupakan hal yang sangat penting

sebab biaya makanan menduduki tempat tertinggi dari ongkos produksi total

yang kadang – kadang meliputi 80%, ini disebabkan babi tumbuh sangat cepat

dan konsekuensinya keperluan akan makanan sangat tinggi. Anak babi yang

6
beratnya 1,4 kg pada waktu lahir mencapai 163 kg setelah 18 bulan kemudian.

Bila babi diberi makan berlebihan maka cenderung menjadi gemuk dengan

cepat dan sifat ini adalah menurun hal ini juga tidak ekonomis ( Williamson dan

Payne, 2010 )

Semakin tinggi jumlah ransum yang dikonsumsi maka pertumbuhan akan

semakin baik. (Williamson dan Payne, 2008), mengatakan bahwa banyaknya

ransum yang dikonsumsi akan menyebabkan babi tumbuh dengan cepat. Tetapi

perlu diketahui juga bahwa babi termasuk hewan yang memiliki alat

pencernaan sederhana, yang tak mampu mencerna bahan makanan yang kadar

serat kasarnya tinggi. Maka kepada para peternak babi harus diberikan makanan

yang serat kasarnya rendah, dan kandungan energinya yang cukup tinggi

(Sinaga, 2011).

Ternak babi membutuhkan energi, protein, mineral, vitamin dan air. Setiap

zat mempunyai fungsi dan kaitan spesifik di dalam tubuh. Kekurangan atau

ketidak seimbangan zat - zat makanan dapat memperlambat pertumbuhan dan

berdampak pada performans. Faktor - faktor yang mempengaruhi konsumsi

ransum yaitu cara pemberian pakan, aroma pakan, kondisi lingkungan atau

suhu kandang, ketersedian air minum, jumlah ternak dan kesehatan ternak.

Pengaruh temperatur lingkungan terhadap performans babi menunjukan

bahwa temperatur yang cocok adalah 20 - 27°C. Semakin rendah temperatur

atau suhu lingkungan, babi akan mengkonsumsi pakan lebih banyak dan

sebagian besar energi pakan dialihkan menjadi produksi panas tubuh dan akan

7
diubah untuk produksi daging. Bila temperatur atau suhu lingkungan tinggi,

konsumsi pakan babi akan menurun, konsumsi air minum akan meningkat dan

terjadi perubahan tingkah laku mengakibatkan stres atau kematian (Sihombing,

2009).

Memberikan keturunan yang baik dan berkualitas merupakan harapan dari

setiap peternak atau pengusaha babi, oleh karena itu babi betina sebagai induk

yang akan memberikan kuturunan pada anak- anaknya perlu diberi perhatian

khusus dari segi pakan agar kebutuhan nutrisi tubuhnya terpenuhi, dengan

demikian mampu memberikan bibit yang baik dan berkualitas seperti yang

diharapkan oleh peternak

2.4.Manajemen Perkandangan

Perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan

sarana prasarana yang bersifat penunjang atau kelengkapan dalam suatu

peternakan (Santoso, 2009). Kandang merupakan suatu bangunan yang

digunakan untuk tempat tinggal ternak atas sebagian atau sepanjang hidup

ternak dengan adanya kandang peternak dapat melakukan efisiensi, misalnya

menghemat tenaga kerja, meningkatkan konsumsi pakan (feed intake) dan

mengurangi terjangkitnya penyakit. Selain itu kandang juga bermanfaat agar

ternak tidak merusak tanaman, diganggu atau dimangsa hewan buas, atau dicuri

(Mulyono, 2008).

Letak kandang harus menjamin ternak agar nyaman serta hidup sehat.

Selain itu, kandang juga harus diusahakan agar tidak mengganggu lingkungan,

8
terutama masyarakat sekitar (Murtidjo, 2009). Menurut Ludgate (2011)

kandang terletak pada lahan yang kering dan tidak tergenang air, jarak kandang

agak jauh dari rumah atau sumur, cukup mendapat sinar matahari pagi

secara merata dan udara segar, terlindung dari angin langsung (terutama

angin malam).

Perlengkapan yang penting dalam kandang adalah bak atau tempat pakan

yang ditempelkan pada dinding yang tinggi diatur sesuai dengan jenis ternak

yang digunakan (Mulyono, 2011). Menurut Murtidjo (2009) perlengkapan

kandang harus tersedia agar dalam pengelolaan yang berkaitan dengan

tatalaksana dapat dicapai secara efisien. Peralatan kandang yang pokok adalah

tempat pakan atau palung pakan, gudang pakan, tempat umbaran, tempat

kotoran atau kompos

2.5.Manajemen Sanitasi dan Kesehatan

Usaha peternakan apapun yang dibudidaya dipemukiman padat penduduk

dapat menimbulkan masalah lingkungan. Usaha ternak babi pun permasalahan

yang paling sering terjadi adalah kesulitan pembuangan limbah yang dapat

berupa kotoran ternak dan sisa - sisa pakan ternak yang terbuang. Sisa pakan

yang terbuang dan berada di kandang ternak mengakibatkan berkembangnya

bakteri serta menimbulkan penyakit ternak. Selain itu, sisa pakan tersebut dapat

mengurangi pendapatan yang diperoleh (Santa, 2011).

Ditegaskan oleh (Blakely dan Bade, 2009) bahwa program pencegahan dan

penanggulangan penyakit, maka hal yang dilakukan adalah sanitasi rutin pada

9
kandang. Kandang yang bersih dan kering senantiasa memberikan kenyamanan

bagi ternak tersebut. Oleh karena itu, kotoran dan sisa pakan sekitar lingkungan

kandang perlu ditangani secara maksimal. Pencegahan dan penanggulangan

penyakit telah sesuai dengan pendapat (Ensminger, 2010) bahwa pada

prinsipnya keadaan kandang harus selalu kering, menghindari sisa pakan dari

tempat pakan, serta kotoran selalu dibersihkan setiap saat.

2.6.Manajemen Penanganan Limbah

Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ternak, pupuk

organik, energi dan media berbagai tujuan (Sihombing, 2009). Untuk

menanggulangi masalah limbah yang dihasilkan agar tidak menggangu

masyarakat sekitar khususnya limbah yang berasal dari limbah cair maka

dilakukan pembangunan bak penampungan limbah cair, dimana bak

penampungan limbah cair yang dibuat berukuran 2 x 5 m dengan lebar 2 meter

dan panjang 5 meter sebanyak 2 unit yang dapat digunakan untuk menampung

limbah cair yang dihasilkan sampai limbah tersebut tidak berbau lagi dan terjadi

pemisahan antara zat padat dengan cairan (PT. Pfizer Indonesia, 2008).

2.7.Analisa Usaha

Analisa adalah pencatatan dalam menjalankan setiap jenis usaha, termasuk

usaha pemeliharan, pengeluaran maupun pendapatan dalam jumlah besar

maupun kecil yang dilakukan dengan teliti sehingga analisis dan perhitungan

laba rugi suatu usaha bisah dilakukan denagn hasil yang mencerminkan protein

usaha.(Abidin,2009).

10
Dalam analisis ini diperlukan informasi perhitungan biaya, baik biaya

variabel maupun biaya tetap dan penerimaan yang diperoleh suatu usaha. Biaya

variabel yaitu biaya yang dikeluarkan secara proposional sesuai dengan volume

kegiatan, sedangkan biaya tetap yaitu biaya yang tidak berubah karena

perubahan kegiatan dalam rentang yang relevan,(Rohani, 2011).

Analisa usaha dilakukan untuk mengukur atau menghitung apakah usaha

tersebut menguntungkan atau merugikan. Analisis usaha memberi gambaran

kepada peternak untuk melakukan perencanaan usaha dalam analisis usaha

diperlukan beberapa asumsi dasar. Asumsi dasar dapat berubah sesuai dengan

perkembangan waktu. Metode suatu usaha pada dasarnya selalu diarahkan

untuk mendapat keuntungan atau laba . Keuntungan merupakan selisih antara

penerimaan dan biaya produksi.

Biaya produksi adalah nilai dari semua korbanan ekonomi yang dapat

diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk. Biaya

produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu usah. Biaya

ini terdiri dari biaya tetap atau biaya tidak tetap atau biaya variabel. Biaya tetap

merupakan biaya yang dikeluarakan untuk sarana produksi dan berkali-kali

dapat digunakan biaya tetap ini antara lain berupa lahan usaha, kandang,

peralatan yang digunakan dan sarana transportasi. Biaya tidak tetap merupakan

biaya yang dikeluarakan secara berulang-ulang berupa biaya pakan upah tenaga

kerja penyusutan kandang, penyusutan peralatan , obat-obatan, vaksinasi dan

kesehatan hewan.

11
BAB III

METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG

3.1.Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di desa Tlekung Kecamatan

Junrejo kota Batu, di peternakan milik Bapak Fandi. Praktek Kerja Lapangan

ini dilaksanakan selama 1 bulan dimulai dari : 3 Februari 2018 – 1 Maret 2018.

3.2.Metode Pengambilan Data PKL

Metode yang di gunakan dalam praktek kerja lapangan adalah

Tatalaksana pemeliharaan Babi. Kegiatan praktek kerja lapangan ini

menggunakan beberapa metoda yaitu metode pengumpulan data yang

digunakan dalam kegiatan ini adalah data primer dan data sekunder :

A . Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung pengamatan langsung,

partisipasi aktif dan wawancara yang meliputi tatalaksanaan pemeliharaan

ternak babi tersebut.

B. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan yang ada di peternak

yang meliputi sejarah dan latarb belakang berdirinya peternakan, keadaan

umum lokasi, ondisi umum kandang, pertambahan bobot badan, sanitasi dan

kesehatan, cara pencegahan penyakit, penanganan limbah, dan pemasara.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Gambaran Umum Lokasi PKL

Lokasi Praktek Kerja Lapangan di Peternakan milik bapak Fandi, berada

pada letaknya yang sangat strategis karena berada di sekitar perkebunan kopi

dan perkebunan sayur warga setempat. Lokasi peternakan ini cocok untuk

berternak babi karena lahannya yang sangat luas dan iklim pun cocok untuk

ternak babi. Jarak antara perumahan warga dengan lokasi peternakan ini sekitar

±500 meter. Lokasi peternakan bapak Fandi beralamat di desa Tlekung

kecamatan Junrejo kota Batu kabupaten Malang.

Usaha peternakan babi milik bapak Fandi mulai dirintis pada bulan

november tahun 2012 atas usulannya sendiri karena bapak Fandi memiliki

bekal semasa kuliah tentang tatalaksanaan pemeliharaan ternak yang baik dan

benar, yang awalnya berada di belakang rumahnya sendiri selama 2 tahun,

namun karena di belakang rumahnya letak perkandangannya dekat dengan

perumahan warga maka bapak Fandi memutuskan untuk pindah ketempat yang

jauh dari pemukiman warga yang juga didirikan diatas tanah miliknya sendiri.

Ternak babi yang di pelihara awalnya berjumlah 31 ekor yang terdiri dari 6

induk dan 25 grower. Babi tersebut awalnya di beli di peternakan rakyat yang

berada di Kediri. Usaha ini awalnya dianggap hanya sebagai usaha sampingan,

namun karena usaha ini berkembang dengan baik dan menguntungkan sehingga

13
dijadikan sebagai usaha tetap. Jumlah babi yang dipelihara di peternakan bapak

Fandi selama kegiatan praktek kerja lapangan berlangsung berjumlah 200 ekor

yang terdiri dari ; Grower betina : 70 ekor dan grower jantan 25 ekor , dan babi

dewasa betina 80 ekor dan jantan 25 ekor. Letak Georafis dan Topografis

Lokasi peternakan bapak Fandi bearada di desa Tlekung, Kec. Junrejo, Kota

Batu yang terdapat pada peta di bawah ini :

Sumber: google map 2018


Gambar 1.Peta wilayah Desa Tlekung

Letak Geografis Desa Tlekung dilihat dari peta diatas maka letak

geografisnya luas wilayah desa ini adalah 999 Ha, secara astronomi terletak

pada posisi 70 55’ – 70 57’ BT dan 1150 17’ – 1180 19’ LS. Berada pada

ketinggian ± 900 meter diatas permukaan laut, dengan batas wilayah sebagai

berikut : sebelah utara berbatasan dengan Keluraha Sisir dan Kelurahan Temas,

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Oro-Oro Ombo, sedangkan sebelah

baratnya menjulang Gunung Panderman dan sebelah timur berbatasan dengan

Desa Beji, dan jumlah penduduk saat ini 9800 rb – 10000 rb. Topografi atau

wilayah bentang alam yang ada di Desa ini adalah perbukitan atau pegunungan

14
± 363 Ha, dengan kesuburan tanahnya yang sedang ± 363 Ha, sedangkan curah

hujan rata-rata 2889 mm/t.

Lokasi praktek kerja lapangan di usaha peternakan babi milik bapak Fandi

sangat baik karena didukung oleh kondisi lingkungan, akses jalan raya yang

memudahkan sarana transportasi mudah terjangkau dan secara teknis didukung

oleh ketersediaan bahan pakan dan lahan yang cukup luas untuk usaha ini tetap

bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama. Suatu usaha peternakan dengan

terpenuhinya syarat dalam membangun usaha diharapkan nantinya dapat

mencapai target atau sasaran usaha, yaitu keuntungan yang maksimal. Lokasi

peternakan yang akan dibangun harus diperhitungkan secara tepat. Misalnya

kondisi sosial dan lingkungan, sarana transportasi mudah dijangkau, dekat

dengan sumber air, sumber pakan, ketersediaan pakan dan ketersedian lahan

untuk perluasan lebih lanjut.

4.2.Jenis Ternak Babi di Lokasi

Bangsa - bangsa babi dibagi menjadi beberapa 3 tipe yaitu tipe lemak, tipe

daging dan tipe dwiguna (bacon), hal ini terjadi karena permintaan konsumen,

sifat bahan makanan yang diberikan dan cara pemeliharaan serta untuk

menghasilkan daging yang bermutu.

Ternak babi merupakan salah satu dari sekian jenis ternak yang mempunyai

potensi sebagai suatu sumber protein hewani dengan sifat-sifat yang dimiliki

yaitu prolifik (memiliki banyak anak setiap kelahiran), efisien dalam

mengkonversi bahan makanan menjadi daging dan mempunyai daging dengan

15
persentase karkas yang tinggi. Jenis ternak babi yang di pelihara di peternak

milik bapak Fandi adalah :

 Babi Landrace

Babi landrace merupakan babi unggul yang berasal dari Denmark, dengan

ciri-ciri tubuh panjang dan dalam, kepala kecil agak panjang, telingga terkulai

rebah kedepan, warna putih halus dan bulu halus. Ternak babi yang ada

di peternakan ini memiliki cirri - ciri seperti yang dikemukakan Prasetya yaitu,

telingga terkulai, tubuh panjang dan dalam, memiliki, dan warna bulu putih dan

halus (Prasetya, 2012).

4.3.Pakan

Pakan atau makanan untuk ternak merupakan salah satu faktor penting

dalam usaha ternak babi. Sebab 60% dari keseluruhan biaya dihabiskan untuk

keperluan pembelian pakan babi. Oleh karena itu suatu hal yang perlu

diperhatikan ialah bahwa walaupun babi itu secara alamiah tergolong hewan

yang makannya sangat rakus, dan suka makan apapun, namun mereka perlu

diberi makanan dengan perhitungan yang betul. Sebab, di samping ternak babi

itu banyak makan dan rakus, konversi terhadap makanan pun sangat bagus,

sehingga apabila pemeliharaannya baik, laju pertumbuhannya pun akan baik

pula. Tetapi perlu diketahui juga bahwa babi termasuk hewan yang memiliki

alat pencernaan sederhana, yang tak mampu mencerna bahan makanan yang

kadar serat kasarnya tinggi. Maka kepada para peternak babi harus diberikan

16
makanan yang serat kasarnya rendah, dan kandungan energinya yang cukup

tinggi.

Memberikan keturunan yang baik dan berkualitas merupakan harapan dari

setiap peternak atau pengusaha babi, oleh karena itu babi induk yang akan

memberikan keturunan pada anak - anaknya perlu diberi perhatian khusus dari

segi pakan agar kebutuhan nutrisi tubuhnya terpenuhi, dengan demikian mampu

memberikan bibit yang baik dan berkualitas seperti yang diharapkan oleh

peternak.

4.3.1.Jenis pakan

Pada peternakan babi milik bapak Fandi setiap fase dari ternak babi

memiliki kebutuhan pakan yang berbeda, hal ini disesuaikan dengan umur,

jenis kelamin dan bobot badan. Pakan yang diberikan berasal dari limbah

restoran, TPST dan wihara yang ada di kota Batu yang diberikan pada ternak

babi. Konsumsi ransum harian ternak babi Grower 5-6 bulan selama PKL

adalah 3 - 4 kg/ekor/hari, sedangkan untuk babi dewasa umur 7 – 8 bulan

adalah 5 - 6 kg/ekor/hari.

Pemberian pakan berupa limbah restoran ini awalnya hanya sebagai pakan

pelengkap atau pakan tambahan saja, namun limbah restoran tersebut dijadikan

sebagai pakan utama karena kandungan nutrientnya yang cukup lengkap dan

mengingat mahalnya harga pakan jadi hal tersebut dibuktikan dengan

pertumbuhan ternak babi selama masa pemeliharaan kata bapak Fandi sebagai

pemilik usaha.

17
Pemberian makanan merupakan hal yang sangat penting sebab biaya

makanan menduduki tempat tertinggi dari biaya produksi total yang meliputi

80%, ini disebabkan babi tumbuh sangat cepat dan konsekuensinya keperluan

akan makanan sangat tinggi. Babi Grower umur 5 – 6 bulan yang beratnya 50

kg - 60 kg dan babi dewasa umur 7 – 8 bulan yang beratnya 100 kg – 110 kg.

Bila babi diberi makan berlebihan maka cenderung menjadi gemuk dengan

cepat dan sifat ini adalah menurun hal ini juga tidak ekonomis (Batseba, dan

Usman, 2001).

Gambar 2. Pakan Yang Diberikan

Tabel 1. Data Ketersediaan Bahan Pakan Dan Harga

Pakan Asal Pakan Ketersediaan Harga


Limbah Restoran Rumah makan, 1 hari sekali -
TPST Dau
Wihara kota Batu 1 hari sekali -
Sawi,kol, Perkebunan gading 1 hari sekali -
kangkung kulon

4.3.2.Pemberian Pakan

Pemberian pakan di peternakan babi milik bapak Fandi dilakukan satu kali

dalam sehari yaitu pada siang hari pukul 11.00, dengan proporsi 3-4 kg untuk

babi grower umur 5-6 bulan dan 5-6 kg limbah restoran/ekor/hari untuk babi

dewasa dengan pemberian pakan tambahan hijauan berupa daun sawi,

kangkung, selada, labu siam, brokoli, dan sisa sayuran hijauan lainnya dengan

jumlah pemberian 10% dari pakan.

Gambar 7. Tempat Pakan dan Bak Penampung Pakan

18
Table 2. Jumlah Konsumsi Pakan Perhari

Jenis Ternak Umur Jumlah Pakan


Grower 5-6 bulan 30 kg/hari
Dewasa 7-8 bulan 40 kg/hari
4.3.3.Komposisi bahan pakan dilokasi PKL
Tabel 3. Jadwal Pemberian Pakan dan Jumlah Konsumsi Pakan/Hari/Ekor

Jam Pakan Jenis Umur Jumlah


Ternak Pakan/ekor/hari
11:00 Limbah Restoran Grower 5-6 bulan 3 kg/ekor/hari

Dewasa 7-8 bulan 5 kg/ekor/hari


Sawi,kol,kangkung Grower 5-6 bulan Secukupnya

Dewasa 7-8 bulan Secukupnya

Table 4. Kandungan Zat Makanan Dilokasi PKL

Jenis Pakan Kandungan Zat Makanan


Nasi BK (%) BO (%) PK (%) SK (%) LK (%)
33,82 98,52 14,59 1,43 1,16
Edison , 2013 (Belum dipublikasikan)
4.4.Kondisi Umum Kandang

Perkandangan yang ada di usaha peternakan babi milik bapak Fandi

didibuat semi terbuka dengan tipe ganda yang dibuat secara memanjang dan

letaknya saling berhadapan, serta memiliki ventilasi yang baik sebagai jalan

keluar masuknya udara. Hal ini dimaksudkan agar udara segar dari luar dengan

leluasa mudah masuk dan bisa menggantikan udara kotor dari dalam kandang,

bahwa kandang harus memenuhi tuntutan biologis ternak babi.

19
Kandang yang digunakan dilokasi Praktek Kerja Lapangan untuk ternak

babi fase ini yaitu kandang kelompok, yang didalamnya disediakan untuk

beberapa ekor babi. Kandang dimaksud dibangun menghadap kearah timur

dengan tujuan untuk mendapat sinar matahari pagi yang cukup. Pada

perkandangan ini dilengkapi dengan peralatan antara lain adalah tempat

pakan/minum, bak penampungan pakan, skop, gerobak, sikat, bak air, ember,

sapu lidi, selang air untuk membersihkan kandang dan memandikan ternak

babi. Konstruksi kandang ialah kandang ganda, di mana kandang hanya terdiri

dari dua baris kandang yang saling berhadapan dan kandang tersebut atap

bagian depannya dibuat lebih tinggi dari pada bagian belakang (Tambun, 2008).

Dalam pencapaian yang sukses dalam suatu usaha perternakan khususnya

ternak babi, antara lain perlu diusahakan suatu desain bangunan kandang yang

baik. Kandang yang baik akan meningkatkan konversi pakan; meningkatkan

pertumbuhan dan menjamin kesehatan ternak (Sihombing, 2001).

Gambar 3. Kondisi Umum Perkandangan Babi Dilokasi PKL

4.4.1.Ukuran kandang

Ukuran kandang dilokasi praktek kerja lapangan adalah ukuran

kandang babi grower dan babi dewasa yaitu 2,5 x 2,5 m2. Pada kandang

tersebut dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Hal ini sependapat

dengan (Siagian, 2000) bahwa untuk ukuran kandang ada 2 yang ada dilokasi

PKL ukuran kandang yang 1 adalah sebagai berikut :

a) Tinggi bagian depan 2,5 m, bagian belakang 2,5 m.

20
b) Panjang 3 m, Tinggi tembok 1,3 m

c) Lebar 21/2 m.

Ukuran kandang 2 adalah sebagai berikut:

a) Panjang 4 m

b) Lebar 21/2 m

Gambar 4 & 5 Kandang Grower dan Babi Dewasa dan Ukuran Kandang

4.4.2.Tipe kandang dan model kandang

Tem Tem
patB pat
abi Babi

Gambar 6. Model Kandang yang ada di lokasi PKL

Kandang yang baik adalah suatu bangunan kandang yang dibangun

menurut aturan kandang yang benar. Kandang harus bertitik tolak dari

kehidupan ternak yang bersangkutan, serta hukum alam di mana babi hidup,

maka semua kandang harus dibangun menurut fungsi dan lingkungan setempat.

Misalnya kandang babi di Indonesia berbeda dengan bangunan kandang babi di

negara lain yang berada di daerah sub-tropis yang mengalami banyak

perubahan musim.

Untuk dataran rendah yang suhu udaranya panas dan tidak ada angin

kencang, bentuk dinding kandang adalah lebih terbuka, sehingga cukup

21
menggunakan kayu atau bambu yang berfungsi sebagai pagar kandang agar

babi tidak keluar. Dinding kandang terbuat dari tembok dengan tinggi 100 cm.

Lorong merupakan jalan yang terletak diantara dua kandang individu,

untuk memudahkan pengelolaan seperti pemberian pakan, minum dan

pembuangan kotoran. Lebar lorong disesuaikan dengan kebutuhan dan model

kandang, umumnya bekisar antara 1,2 – 1,5 meter. Lorong kandang hendaknya

dapat dilewati kereta gerobak untuk mengangkut bahan pakan dan bahan

keperluanlainnya.

4.4.3.Atap dan tipe atap

Atap untuk kandang babi yang digunakan dilokasi PKL adalah atap yang

terbuat dari bahan seng, dengan kemiringan atap untuk seng sebesar 15–20%,

ketinggian atap untuk dataran rendah 3,5 – 4,5 meter.

Bentuk dan model atap kandang baiknya memberikan sirkulasi udara

yang baik didalam kandang, sehingga kondisi lingkungan dalam kandang

memberikan kenyamanan bagi ternak. Berdasarkan bentuk atap kandang, ada

beberapa model atap yaitu atap monitor, semimonitor, gable dan shade. Model

atap yang ada di tempat PKL seperti pada gambar 5

Gambar 7. Tipe Atap Yang Ada Di Lokasi PKL

22
4.5.Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan berat badan merupakan indikator utama dalam pengukuran

pertumbuhan sebagai landasan ukuran kecepatan relatif dalam pertambahan

berat badan persatuan waktu untuk ukuran mutlak setelah jangka waktu tertentu

yang selanjutnya membentuk karkas yang terdiri dari tulang, otot dan lemak.

Serta besarnya kenaikan bobot badan ternak untuk menentukan kecepatan dan

percepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh jumlah ransum yang dikonsumsi

serta keadaan ransum tersebut atau palatabilitas ransum. Selain hal tersebut zat-

zat makanan yang cukup dan kualitas yang baik dari ransum diperlukan sekali

untuk mencapai berat badan yang maksimal.

4.6.Sanitasi dan Kesehatan

Kegiatan sanitasi kandang dilakukan secara rutin setiap hari dipeternakan

bapak Fandi sehingga lingkungan kandang menjadi bersih, kurang

menimbulkan bau dan tidak memberikan pengaruh yang buruk terhadap

lingkungan sekitar, mengingat lokasi peternakan didirikan disekitar pemukiman

penduduk, karena sanitasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk

mencegah dan mengurangi resiko masuknya organisme atau bibit penyakit

(Sihombing, 2008).

Sanitasi yang dilakukan di peternakan babi bapak Fandi yaitu dengan cara

pembersihan kandang, pembersihan tempat pakan dan lingkungan sekitar

kandang serta kebersihan ternak babi itu sendiri dengan cara memandikan

ternak babi. Kegiatan sanitasi ini dilakukan 1 kali sehari yaitu siang pukul

23
09.00 – 10.00 dengan peralatan yang digunakan yaitu : selang air, sapu, dan

skop. Hal ini sesuai dengan pendapat (Saulandsinaga, 2010), mengatakan

bahwa pembersihan kandang dan memandikan babi perlu dilakukan setiap hari

bertujuan untuk kebersihan dan mengurangi stres akibat tekanan suhu yang

tinggi serta meningkatkan nafsu makan.

Gambar 8. Kegiatan Sanitasi Kandang dilokasi PKL

4.7.Cara Pencegahan Penyakit

Upaya pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan

kandang itu sendiri, karena bibit penyakit atau mikroorganisme dapat

menyerang ternak babi apabila tidak diperhatikan dengan kebersihan kandang.

Dipeternakan bapak Fandi kebersihan kandang menjadi hal yang tidak kalah

pentingnya untuk mencegah penyakit yang menyerang dan menjaga kasehatan

ternak babi. Dengan program pencegahan penanggulangan penyakit ini

bermaksud untuk mencegah terjangkitnya penyakit dari ternak satu ke ternak

yang lain.

Ditegaskan oleh Blakely dan Bade (2008) bahwa Pencegahan dan

penanggulangan penyakit, maka hal yang dilakukan adalah sanitasi rutin pada

kandang. Kandang yang bersih dan kering senantiasa memberikan kenyamanan

bagi ternak tersebut. Oleh karena itu kotoran dan sisa pakan sekitar lingkungan

kandang perlu ditangani secara maksimal. Pencegahan dan penanggulangan

penyakit telah sesuai dengan pendapat (Ensminger 2010) bahwa pada

24
prinsipnya keadaan kandang harus selalu kering, menghindari sisa pakan dari

tempat pakan, kotoran selalu dibersihkan setiap saat.

Adapun Penyakit yang sering menyerang ternak babi di Peternakan babi

milik bapak Fandi yakni :

a) Penyakit Kudis / Scabies

Penyebab : Sacraptes scabci bovis.Gejala Klinis : Bulu rontok dan gatal,

terdapat keras di atas kulit, dan ada bintik – bintik merah. Pengobatan :

Diolesi dengan oli bekas tipis – tipis secara merata, dan di suntik dengan

obat wormectin dengan dosis pada anak babi umur 1 - 3 hari 0.5 cc.

b) Menceret

Penyebab : Bakteri Escherichia coli. Gejala Klinis: Nafsu makan


menurun, kotoran lembek sampai cair, berwarna merah kehitam-
hitaman, babi lemah dan pucat, kurus dengan jalan sempoyongan.
Pengobatan : Dengan menggunakan Antibiotika yaitu penyuntikan injeksi
Colibact.

c) Batuk.

Penyakit ini merupakan penyakit yang kronis, penyebaran sangat


lambat. Penyebab : Mycobacterium tuberculosis. Gejala Klinis: Nafsu
makan berkurang dan kehilangan berat badan, pada babi dewasa,
persediaan bengkak, batuk - batuk dan pernapasan terganggu, infeksi
kelenjar limpa, alat kelamin, pusat syaraf, alat pencernaan. Pencegahan dan
pengobatan: Ternak yang menderita diisolasi, kebersihan kandang harus
selalu dijaga, misalnya dengan menggunakan desinfektan dan diobati
dengan antibiotic (streptomycin injeksi, Penicillin).

25
4.8.Penanganan Limbah

Upaya dalam penanggulangan masalah limbah yang dihasilkan sehingga

tidak masalah dan menggangu masyarakat sekitar, limbah feses yang dihasilkan

dilakukan pembangunan semacam kolam penampungan feses. Dimana kolam

penampungan limbah feses yang dibuat berukuran 7 x 3 sebanyak 3 unit yang

berguna untuk menampung limbah feses yang dihasilkan sampai limbah

tersebut tidak berbau lagi dan terjadi pemisahan antara zat padat dengan cairan

(PT. Pfizer Indonesia).

Dipeternakan bapak Fandi Pemanfaatan limbah ternak ditampung di wadah

penampungan seperti kolam dengan ukuran lebar : 2 meter, panjang 5 meter

dan 3.5 meter. Feses yang telah diolah di dalam bak peanampungan kemudian

di jadikan pupuk untuk pemupukan tanaman kopi milik bapak Fandi sekitar

lokasi peternakan dan tujuannya untuk meningkatkan unsur hara tanah serta

mengurangi pencemaran lingkungan dilokasi peternakan. Pemanfaatan limbah

usaha peternakan terutama kotoran ternak babi dapat dilakukan melalui

pemanfaatan kotoran tersebut sebagai pupuk organik. Penggunaan pupuk

kandang selain dapat meningkatkan unsur hara pada tanah juga dapat

meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah dan memperbaiki struktur tanah

tersebut .

4.9.Pemasaran

Pemasaran adalah proses akhir dari seluruh rangkaian kegiatan usaha untuk

mendistribusikan barang - barang agar mencapai pasar sasaran serta tujuan

26
perusahaan. Strategi dan upaya pemasaran ternak babi yang dilakukan

dipeternakan milik bapak Fandi adalah dengan menjual ternak babi dengan

cara perhitungan bobot hidup yaitu ditimbang.

Pemasaran merupakan salah satu syarat mutlak dalam pembangunan dalam

usaha peternakan (Mosher,). Pada usaha peternakan babi milik bapak Fandi

proses pemasaran yaitu sudah kerja sama dengan beberapa pembeli pembeli

yang datang langsung ke lokasi peternakan bapak Fandi.

4.10.Analisis Usaha

 Analisis Usaha

Biaya produksi pemeliharaan ternak babi selama 7 Bulan.

Biaya pemasukan

Harga babi per bobot badan hidup / ekor = Rp. 25.000/kg

Berat badan babi rata – rata = 100 kg/ ekor =100 kg/ekor x Rp. 25.000

= Rp. 2.500 (harga per ekor)

1 kali penjualan selama 7 bulan = @ 38 ekor = 38 x Rp.2.500 =

=Rp. 95.000.000

= Rp. 95.000,000 (selama 1 x penjualan)

Total input adalah = Rp. 95.000,000

Biaya pengeluaran

a. Penyusutan kandang

Penyusutan kandang dalam sebulan = Rp. 200.000

b. Obat – obatan

27
Biaya pembelian obat – obatan dalam sebulan = Rp. 150.000

c. Biaya gaji karyawan 1 sebulan = Rp 2.500,000

2 orang karyawan = Rp 5.000,000 { selama 7 bulan x

5.000,000} = Rp 35.000,000, itu sudah terhitung keseluruhan

dengan pakan selama 7 bulan

d . Biaya beli anakan babi 38 ekor dengan harga 1 ekor RP 550.00

= 38 ekor x 550.000 = Rp 20.900.000

c. Biaya transportasi untuk muat babi dari Kediri ke Malang

= Rp.200.000

d. Biaya lain – lainnya = Rp.200.000

Total seluruh output = Rp.200.000 (Penyusutan kandang) + Rp. 150.000 (Obat

– obatan) + Rp.35.000,000 { gaji kariawan + Pakan} +Rp.20.900.000( beli

bibit)+Rp.200.000(biaya transportasi)+Rp. 200.000 {biaya lain- lain}

= Rp. 55.750,000

Keuntungannya adalah :

= Rp. 95.000,000 (pemasukan) – Rp. 55.750,000 (pengeluaran)

= Rp. 39.250,000

B/C Ratio =

B/C Ratio = = 2.42

B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) adalah ukuran perbandingan antara

pendapatan (Benefit = B) dengan Total Biaya produksi (Cost = C). Dalam

28
batasan besaran nilai B/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan

atau tidak menguntungkan. B/C ratio atau benefit and cost ratio merupakan

salah satu konsep yang dapat menentukan kelayakan sebuah usaha biasanya

B/C ratio digunakan untuk menentukan kelayakan sebuah proyek yang

berhubungan kepentingan masyarakat umum. B/C ratio menyatakan invetasi

yang ditanamkan, Jika dalam usaha mendapatkan nilai BCRnya >1 maka usaha

layak di jalankan jika < 1 maka sebaliknya. ditinjau dari usaha pemeliharaan

babi dapat dikatakan bahwa usaha ini layak di jalankan karena jumlah

pengeluaran lebih kecil di bandingakan dengan jumlah pendapatan sangat besar

jadi usaha peternakan babi ini sangat menguntungkan bagi peternak.

29
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pelaksanaan dan pengamatan kegiatan selama

Praktek Kerja Lapangan berlangsung dapat disimpulkan bahwa tatalaksana

manajemen pemeliharaa babi yang meliputi aspek perkandangan, pakan,

pertambahan bobot badan, sanitasi dan kesehatan, penangan limbah dan

pemasaran sudah cukup baik dilakukan, namun perlu di tingkatkan lagi

sehingga usaha dimaksud tetap terus berjalan dan mendapatkan hasil yang lebih

maksimal, baik bagi pemiliknya maupun bagi warga sekitar yang merasakan

nilai tambah dari usaha peternakan babi.

5.2.Saran

Berdasarkan hasil pelaksanaankerja dan pengamatan selama kegiatan PKL

dipeternakan bapak Fandi dapat disarankan :

1. Pakan limbah restoran yang diberikan dibutuhkan perhatian yang lebih

baik untuk bisah menjaga pertumbuhan babi

2. Bak penampungan limbah perlu ditambah untuk menghindari limbah

meluap ke lahan warga dan pengolahan limbah yang lebih efektif dan

efisien berbasis ramah lingkungan demi kesehatan manusia dan ternak

itu sendiri

30
3. Kebersihan tempat pakan dan tempat air minum perlu jaga dan

ditingkatkan demi kesehatan dan pertumbuhan ternak babi pada

umumnya.

31
DAFTAR PUSTAKA

Aberte, D. E., Forrest, J. C, Gerrard, D. F, and Mills, E. W. 2001. Principles of


Meat Science 4th Edition. W.H. Freeman and Company. San Francisco,
United States of America
Agri F. 2011. Cara Mudah Usaha Ternak. Cahaya Atma. Yogyakarta.
Aritonang, D. 2011. Beternak Babi Mutiara. Jakarta.
Atiya. 2011. Pemeriksaan Efek Anthelmentik Papain Kasar Terhadap Infeksi
Buatan Cacing Haemonchus contortus. Rudolphi Pada Domba.
JFF.MIPA. Unair.
Batseba, M.W.T dan Usman, 2008. Karakteristik Sistem Usaha Tani Ternak
Babi di Kecamatan Assologaima Kabupaten Jayawijaya. Prosiding
Teknologi Spesifik Lokasi. BBTP Papua.
Blakely J, Bade D. H. 2010. Ilmu Peternakan. Edisi ke-empat. Terjemahan B.
Srigandono. UGM - Press, Yogyakarta.
Ensminger. 2009. Swine Science. 3 th. Education the Interstate Printers and
Publisher Inc. Danville. Illinois.
Girrisonta, 2007. Pedoman Lenkap Beternak Babi. Kanisius Yogyakarta.
Mosher, A. T. 2011. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jasaguna,
Jakarta.
Nugroho E. dan Wendrato I. 2008. Beternak Babi Intensifikasi Pemeliharaan.
Eka Off Set. Semarang.
Prasetya, H. 2012. Semakin Hoki Dengan Beternak Babi. Pustaka Baru
Press.Yogyakarta.
PT. Pfizer Indonesia. 2008. Beternak Babi Sukses. Devisi Kesehatan Hewan.
Santa, N. M, Masyhuri, S. Hartono, Suhardyastuti, 2011. Pengambilan
Keputusan Pilihan Tujuan Usaha dan Ekonomi R. T. Tani Ternak Babi Di
kabupaten Minahasa.
Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Siagian, P. H. 2008. Manajemen Ternak Babi. Diktat Kuliah Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Simorangkir, C. 2008. Penampilan anak babi menyusu dengan taraf dan waktu
pemberian ekstrak daun katuk (Souropus androgynus (L.) Merr) yang
berbeda dalam ransum induknya. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

32
Sihombing D. T. H. 2000. Teknik Pengelolaan Limbah Kegiatan/Usaha
Peternakan. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian,
Institut Pertanian Bogor.
. 2006. Ilmu Ternak Babi. Cetakan kedua. Yogyakarta:
Gadjah Mada University.
. 2010. Ilmu Beternak Babi. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta Cetakan Pertama. Hal 47-48.
Soehadji, 2009. Kebijaksanaan Pemerintah dalam Pengembangan Industri
Peternakan dan Penanganan Limbah Petemakan. Makalah Seminar.
Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta.
Sution. 2010. Beternak Babi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Kalimantan Barat.
Swatland, H.J. 2012. Structure and Development of Meat Animal. Mc. Millan
Publ. Company. New York.
Tambun, J. S. 2008. Beternak babi organik. Http://www.gkpi.org.
Tillmam,et al., 2008. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Fakultas Peternakan
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Williamson, G. dan W.J.A. Payne. 2008. Pengantar Peternakan di Daerah
Tropis. Terjemahan Oleh S.G.N. Dwija, D. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.

33
Lampiran. 1 Daftar Kegiatan Harian di Lokasi PKL
No Hari/Tanggal Macam Kegiatan Waktu
1. Sabtu, 03-02-2018 Sanitasi perkandangan, 09.00 - 11.00
tempat pakan,
pemberian pakan dan
wawancara
2. Minggu,04-02- Sanitasi perkandangan, 09.00 -11.00
2018 tempat pakan,
mengangkut pakan di
rmh makan batu
pemberian pakan dan
memandikan babi
3. Senin, 05-02-2018 Sanitasi perkandangan, 09.00 -11.00
tempat pakan,
pemilahan limbah resto,
pemberian pakan dan
memandikan babi
4. Selasa, 06-02-2018 Sanitasi perkandangan, 09.00 -11.00
tempat pakan,
pemberian pakan,
memandikan babi dan
pengukuran kandang.
5. Rabu, 07-02-2018 Sanitasi 09.00 -11.00
kandang,kastrasi babi,
memandikan babi, dan
pemberian pakan.
6. Kamis,08-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi, dan
pemberian pakan.
7. Jumad,09-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi, dan
pemberian pakan.
8. Sabtu, 10-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi,
pemilahan pakan
pemberian pakan.
9. Senin, 12-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi,

34
pemberian pakan.

10. Selasa, 13-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00


memandikan babi,
pemilahan limbah resto,
pemberian pakan,
perbaiki pipa air yang
tersumbat
11. Rabu, 14-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi,
pemberian pakan
12. Kamis,15-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi,
pemilahan pakan dan
pemberian pakan.
13. Jumad,16-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi, dan
pemberian pakan,
wawancara
14. Sabtu, 17-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi, dan
pemberian pakan.
15. Senin, 19-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan
babi,pemberian pakan,
perbaiki saluran limbah
yang tersumbat.
16. Selasa, 20-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi,
penimbanagn babi,
pemberian pakan,
pemilahan pakan
17. Rabu, 21-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi, dan
pemberian.
18. Kamis,22-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi,
pemilahan limbah,
pemberian pakan, dan
perbaikan kandang.

35
19. Kamis,23-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi,
pemberian pakan.
20. Jumad,24-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi,
pemberian pakan dan
pemilahan pakan
21. Sabtu, 25-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi, dan
pemberian pakan.
22. Senin, 26-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi, dan
pemberian pakan.
23. Selasa, 27-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi, dan
pemberian pakan.
24. Rabu, 28-02-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi,
pemberian pakan,
pemilahan pakan dan
penimbangan serta
penjualan babi.
25. Kamis,01-03-2018 Sanitasi kandang, 09.00 -11.00
memandikan babi
pemberian pakan.

36
Lampiran. 2 Data Penanganan Kasus Penyakit
No Hari / Tanggal Kasus Penyakit Penanganan

1. Sabtu, 03-02-2018 Tidak ada -

2. Minggu,04-02- Tidak ada -


3018
3. Senin, 05-02-2018 Tidak ada -
4. Selasa, 06-02-2018 Tidak ada -

5. Rabu, 07-02-2018 Tidak ada -


6. Kamis, 08-02-2018 Tidak ada -
7. Jumad, 09-02-2018 Tidak ada -
8. Sabtu, 10-02-2018 Tidak ada -
9. Senin, 12-02-2018 Tidak ada -

10. Selasa, 13-02-2018 Tidak ada -


11. Rabu, 14-02-2018 Tidak ada -

12. Kamis, 15-02-2018 Tidak ada -

13. Jumad, 16-02-2018 Tidak ada -

14. Sabtu, 17-02-2018 Tidak ada -

15. Senin, 19-02-2018 Tidak ada -

16. Selasa, 20-02-2018 Tidak ada -

17. Rabu, 21-02-2018 Tidak ada -


18. Kamis, 22-02-2018 Tidak ada -
19. Kamis, 23-02-2018 Tidak ada -

20. Jumad, 24-02-2018 Tidak ada -

21. Sabtu, 25-02-2018 Tidak ada -


22. Senin, 26-02-2018 Tidak ada -

23. Selasa, 27-02-2018 Tidak ada -


24. Rabu, 28-02-2018 Tidak ada -
25. Kamis, 01-03-2018 Tidak ada -

37
Selama melakukan kegiatan PKL, di peternak milik bapak Fandi selama

satu bulan itu tidak ada penyakit yang terdapat di ternak dan ada babi yang mati

dikarenakan berantam dengan babi yang laen mengakibatkan babi tersebut ada

yang mati, ada yang luka, kalau babi yang luka pada telinga dan pada badan

babi itu cara penanganannya di pisahkan dengan babi yang laen atau di

kandangkan sendiri tidak ada pemberian obat, lepas sampai babi itu sembuh

sendirinya dan kalau babi yang mati itu cara penanganannya dengan

dikuburkan, selama kami PKL di peternaka milik bapak Fandi ada 3 ekor babi

yang mati.

38
Lampiran. 3 Dokumentasi Kegiatan PKL

Gambar 1.Kondisi Umum Kandang Gambar 2.Ukuran Kandang

Gambar 3. Pakan Yang Diberikan Gambar. 4 Tempat Pakan

Gambar 5. Tempat Penampung Pakan Gambar 6. Pembersian Kandang

39
Gambar 7. Pemilik Ternak Gambar 8. Pembersian pada tempat
Pakan

Gamabr 9.Cara mberi pakan Ganabr 10.Babi siap di panen

Gamabr 11.Sanitasi kandang sesudah Gambar 12.Sanitasi menggunakan


dipanen bu krim

40
Gamabr 13. Gerobak Gambar 14.Tempat penampungan pakan

Gamabr 15. Skop pembersian feses Gamabr 16.Bak Penampung Air

Gambar 17. Babi Grower Gamabr 18. Babi Dewasa

41
Gamabr 19.Pencampuran pakan Gamabr 20. Pakan dalam kresek

Gamabar 21.Sanitasi Kandang Gambar 22.Membersi feses

Gamabar 22.Memberi Pakan pada Gambar 21.Tempat penampung feses


ternak

42
43

Anda mungkin juga menyukai