Anda di halaman 1dari 2

Peran SMK dalam Dunia Industri

Dalam era global, dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini dan yang akan datang masih menghadapi
tantangan yang semakin berat serta kompleks. Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lain baik dalam
produk, pelayanan, maupun dalam penyiapan sumber daya manusia. Ada beberapa contoh sebagai tantangan Indonesia
untuk dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia yaitu dengan kondisi nyata bahwa posisi Indonesia dalam
peringkat daya saing bangsa di dunia internasional adalah nomor 102 tahun 2003 sedangkan tahun 2007 nomor 111
dengan skor 0.697 dari 106 negara Asia Afrika yang disurvei Human Development Indkes (HDI) (nationmaster.com).

Dampak akibat krisis ekonomi yang amat dirasakan adalah tingginya angka tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi : SD ke SLTP 19,3% ; SLTP ke SLTA 34,4%, SLTA ke PT 53,12%. Sementara itu daya tampung ke
Perguruan Tinggi hanya 11,4 %, artinya jumlah yang memasuki pasar kerja tanpa memiliki kompetensi mencapai 88,6%.
Kondisi peringkat di atas, menunjukkan betapa beratnya tantangan yang dihadapi sekarang ini dalam pengelolaan SDM
Indonesia. Sangat dibutuhkan usaha keras dunia pendidikan agar tenaga kerja yang mengacu ke tenaga pasar global
mampu bersaing pada persaingan internasional. Tenaga pasar global dan keharusan mempertahankan kedudukan bisnis
Indonesia dalam percaturan perekonomian dunia hanya dapat dijawab dengan pengembangan SDM yang mampu:

1. Menghasilkan kualitas produksi barang dan jasa yang berstandar internasional dengan tetap
mempertahankan kerakteristik nasional.
2. Menghasilkan barang dan jasa dengan harga yang bersaing melalui proses operasi/produksi yang efisien.
3. Menampilkan citra sebagai pemasok yang handal dan terpercaya.

Untuk memperoleh SDM yang berkualitas dan memiliki daya saing, perlu didukung oleh suatu sistem
pendidikan dan pelatihan nasional yang dikembangkan berdasar pada kebutuhan pasar kerja dan dinamika percepatan
perubahan yang terjadi pada dunia usaha dan dunia industri
SMK merupakan lembaga pendidikan yang dimaksudkan untuk menghasilkan specific human capital. Di SMK, sejak
awal siswa dididik untuk berkomitmen pada ketrampilan tertentu (specific) yang match langsung dengan kepentingan
sektor usaha industri tertentu. Siswa SMK dibekali dengan ketrampilan praktis dan pengalaman kerja (semacam on-the-
jobtraining) dalam kekhususan tertentu. SMK sebagai suatu entities memiliki peranan yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia. Sebagai suatu entitas ekonomi, keberadaan SMK dapat berperan sebagai
special endowment factor dalam perekonomian di daerah.

Keterserapan alumni SMK dalam pasar tenaga kerja berarti penciptaan income bagi alumni SMK, sekaligus
pendapatan bagi daerah (dalam bentuk PDRB) di mana alumni tersebut bekerja. Peran inilah yang kemudian menjadikan
SMK menjadi suatu engine sector of growth dalam pertumbuhan ekonomi di daerah.

FUNGSI SMK BAGI DUNIA INDUSTRI

Hasil studi UNESCO-UNEVOC (2006) -International Centre for Technical and Vocational Education and
Training- yang menemukan bahwa ” … the higher the GDP per capita, the higher the Percentages of Technical
Vocational Enrolment (PTVE),” (h.64) di mana PTVE adalah “number of students enrolled in technical/vocational
programmes at a given level of education as a percentage of the total number of students enrolled in all programmes
(technical/vocational and general) at that level”. Hasil studi UNESCO-UNEVOC (2006) yang tertuang dalarn laporan
Participation in formal TVET programmes worldwide: an initial statistical study juga menunjukkan bahwa tingginya
total GER (Gross Enrolment Ratio) berhubungan dengan tingginya prosentase technical/vocational enrolment.

Studi empiris yang dilakukan oleh DPSMK dengan menggunakan metode kuantitatif yang mengkorelasikan
proporsi siswa SMK:SMA dengan PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi dengan menggunakan data sekunder dari
BPS (Badan Pusat Statistik) dan PSP (Pusat Statistik Pendidikan) Depdiknas, hasil analisis statistiknya menunjukkan
bahwa terdapat hubungan positif antara rasio siswa SMK dan PDRB. Apabila Provinsi merniliki rasio siswa SMK
rendah, cenderung merniliki nilai PDRB yang rendah. Sebaliknya apabila memiliki rasio siswa SMK yang tinggi,
cenderung memiliki nilai PDRB yang tinggi pula.

Peran penting yang dimainkan lembaga pendidikan SMK ini diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional yang menekankan bahwa lulusan SMK diarahkan pada tiga pilar utama yaitu: (1) bekerja di dunia
usaha dan dunia industri (DUIDI), (2) bekerja secara mandiri atau usaha sendiri dan (3) melanjutkan studi ke jenjang
perguruan tinggi terutama perguruan tinggi profesi/vokasi.

Terkait dengan amanat tersebut tidaklah menyimpang manakala direktorat PSMK dalam Renstra 2005-2009
menyebut pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sistem pendidikan sekaligus sebagai bagian dari sistem
ekonomi nasional. oleh karena itu semua program yang sedang dan akan dikembangkan oleh Direktorat PSMK sejalan
dengan berbagai program pendidikan yang diselaraskan dengan pengembangan ekonomi secara nasional. Selanjutnya
untuk mendukung tercapainya tiga pilar utama misi pendidikan kejuruan seperti yang dimamanatkan Undang-undang
Pendidikan, Direktorat PSMK mengembangkan Strategi induk yang tertuang dalam Renstra 2005-2009, yaitu:

1. Mengembangkan Mutu dan Relevansi SMK dan Membina Sejumlah SMK yang Bertaraf Internasional.
2. Perluasan dan rataan Akses dengan Tetap Memperhatikan Mutu.
3. Meningkatkan Manajemen SMK dengan Menerapkan Prinsip Good Governance.

GUNA SMK BAGI DUNIA INDUSTRI

SMK sebagai lembaga pendidikan kejuruan merupakan awal titik balik sebagai motor penggerak ekonomi dan
sosial di masyarakat. SMK diharapkan mampu menciptakan efek ganda yaitu mendorong capaian pendidikan warga
sekaligus juga berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi.

Kualitas SMK di seluruh Indonesia sangat menentukan sekali mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia.
Peningkatan mutu tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan ekonomi dan kesejahteraan bangsa. Peran SMK
dalam mendukung ekonorni daerah, sangat dipengaruhi oleh bagaimana SMK menghasilkan lulusan yang cerdas,
terampil dan siap kerja. Dengan memperoleh hasil pendidikan yang SMK yang baik, maka setiap lulusan SMK akan
memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang memadai bahkan tanpa mengantungkan diri kepada orang lain. Karena
setiap usaha untuk maju sangat tergantung pada sumber daya manusia itu sendiri dan kualitas SMK tersebut. Hal ini
dapat meningkatkan Daya Beli masyarakat, dan dapat meningkatkan pendapatan daerah

Anda mungkin juga menyukai