Askep Ket
Askep Ket
KONSEP DASAR
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi disuatu lokasi selain uterus.
Kehamilan ektopik ialah kehamilan dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi di
lapisan endometrium rongga uterus. Implantasi di tempat lain disebut kehamilan
ektopik. (Williams, 2005)
Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi diluar cavum
uterus. Implantasi dapat terjadi di tuba falopi, ovarium, serviks dan abdomen. Namun
kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi (Murria,2002).
2. Etiologi
Kehamilan ektopik terjadi karena hambatan pada perjalanan sel telur dari indung
telur (ovarium) ke Rahim (uterus). Dari beberapa studi faktor resiko yang di perkirakan
sebagai penyebabnya adalah :
Faktor mekanis
Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam
kavum uteri, antara lain:
a. Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan aglutinasi silia lipatan
mukosa tuba dengan penyempitan saluran atau pembentukan kantong-kantong
buntu. Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat infeksi juga menyebabkan
implantasi hasil zigot pada tuba falopi.
b. Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas, apendisitis, atau
endometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen
c. Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium asesorius dan hipoplasi.
Namun ini jarang terjadi
d. Bekas radang pada tuba
e. Faktor abnormalitas dari zigot
f. Refluks menstruasi
g. Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron
h. Hal lain seperti riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.
3. Klasifikasi
Menurut Taber (1994), macam-macam kehamilan ektopik berdasarkan tempat
implantasinya antara lain :
4. Patofisiologi
Prinsip patolologisnya adalah adanya gangguan mekanik terhadap ovum yang telah
dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada saat kebutuhan embrio dalam tuba
tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu.
Sehingga memunculkan beberapa kemungkinan akibat dari hal ini :
a. Kemungkinan “tuba abortion”, lepas, keluar darah dan jaringan ke ujung distal
(fibrie) ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadinya pada kehamilan
ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum
biasanya tidak begitu banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.
b. Kemungkinan rupture dinding tuba ke dalam rongga peritoneum sebagai akibat
dari distensi berlebihan tuba.
c. Factor abortus ke dalam lumen tuba.
d. Rupture dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ishmus dan
biasanya pada kehamilan muda.
e. Rupture dapat terjadi spontan atau karena trauma koitus dan pemeriksaan
vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-
kadang sedikit hingga banyak sampai menimbulkan syok dan kematian.
5. Tanda dan gejala
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda, dari perdarahan
yang banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas
sehingga sukar membuat diagnosanya.
Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau
rupture tube, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum
penderita sebelum hamil.
Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik
terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin. Kehamilan ektopik terganggu sangat
bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut
ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar sehingga sulit untuk
diagnosanya. (Fadlun, 2011)
Manifestasi klinik pada klien dengan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut :
a. Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas.
b. Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak
yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tidak jelas
sehingga sukar dibuat diagnosisnya.
c. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu.
d. Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik
Tanda dan Gejala :
a) Takikardia
b) Perubahan tekanan darah
c) Perdarahan
d) Syok
e) Nyeri bahu atau nyeri diafragmatik
6. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. Kadar HCG menurun
3. Laparaskopi
4. HB
5. Leukosit
6. Kuldossintesis
7. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut :
a. Laparatomi : pada laparatomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan
menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum
penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin
dikeluarkan.
b. Tubektomi : Kedua saluran tuba fallopi yang menghubungkan ovarium dan
Rahim(uterus) tersebut dipotong dan ujung-ujungnya ditutup dengan cincin atau
dibakar (kauter).
c. Laparoskopi : Laparoskopi yaitu untuk mengamati tuba fallopi dan bila
mungkin lakukan insisi pada tepi superior dan kantung kehamilan dihisap keluar
tuba.
d. Tranfusi darah : penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan
tranfusi, jika terjadi pendarahan yang berlebihan.
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan tranfusi, infus, oksigen atau
kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotic dan inflamasi, sisa-sisa darah
dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepet dan
harus dirawat inap.
8. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
a. Pada pengobatan konservatif, yaitu bila kehamilan ektopik terganggu telah lama
berlangsung (4-6 minggu), terjadi perdarahan ulang, ini merupakan indikasi
operasi.
b. Infeksi
c. Sterilitas
d. Pecahnya tuba fallopi/rupture tuba
e. Komplikasi juga tergantung dari lokasi tumbuh berkembangnya embrio.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK
A. Pengkajian
1. Anamnesis dan gejala klinis
a. Riwayat terlambat haid
b. Gejala dan tanda kehamilan muda
c. Dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginan
d. Terdapat aminore
e. Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu dan seluruh abdomen, terutama
abdomen bagian kanan / kiri bawah
f. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul
dalam peritoneum.
2. Pemeriksaan fisik umum:
a. Pasien tampak anemis dan sakit
b. Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
c. Daerah ujung (ekstremitas) dingin
d. Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat, adanya tanda-tanda
abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas
dinding abdomen.
e. Pemeriksa nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok
f. Pemeriksaan abdomen: perut kembung, terdapat cairan bebas darah, nyeri saat
perabaan.
3. Pemeriksaan khusus:
a. Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks
b. Kavum douglas menonjol dan nyeri
c. Mungkin tersa tumor di samping uterus
d. Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan.
e. Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris
kanan dan kiri
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang,
sedangkan untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:
a. Laboratorium
1) Hematokrit
Tergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.
2) Sel darah putih
Sangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite
15.000/mm3. Laju endap darah meningkat.
3) Tes kehamilan
Pada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan β-hCG
positif. Pada kehamilan intrauterin, peningkatan kadar β-hCG meningkat 2
kali lipat setiap dua hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya
peningkatan titer serial β-hCG yang abnormal, dan 1/3 sisanya
menunjukkan adanya peningkatan titer β-hCG yang normal. Kadar hormon
yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan
ektopik.
b. Pemeriksaan Penunjang/Khusus
1) Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.
2) Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan
isi dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana
lokasi kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur,
maupun di tempat lain.
USG :
a) Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
b) Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
c) Adanya massa komplek di rongga panggul
3) Laparoskopi
Peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudah diganti oleh
USG
4) Kuldosintesis
Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal untuk
menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi. Tindakan
ini tak perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan intraabdominal
sudah dapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.
5) Dilatasi dan Kuretase
6) Tes Oksitosin
7) Foto Rontgen
B. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Kehamilan Ektopik Terganggu adalah suatu kehamilan ektopik yang mengalami
abortus ruptur pada dinding tuba.
2. Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan
beberapa faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu,
yaitu:
a) Faktor mekanis
b) Faktor fungsional
c) Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi.
d) Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.
3. Kalangan usia yang rentan terhadap Kehamilan Ektopik Terganggu adalah antara
20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun.
B. Saran
Banyak hambatan yang penulis dapatkan dalam pembuatan makalah ini akibat
keterbatasan ilmu dan pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis menyarankan agar
kegiatan seperti ini agar kiranya dapat slalu dilakukan untuk menambah ilmu dan
pengetahuan serta sebagai bahan aplikasi jika kelak mengambil profesi dan terjun
dimasyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo S, Hanifa W. Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi. Dalam: Ilmu
Kandungan, edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Media Aesculapius
FKUI
Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP-SP
http://www.pusmaika’s.blogspot.com
www.google.com
Saudah, Noer, Indah Lestari dan Catur Prasastia. 2018. Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Maternitas Pada Ibu Dengan Kehamilan Patologis. Mojokerto : Karya Bina Sehat.