Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGAWASAN
LINGKUNGAN KERJA
Erma Triawati Ch
22 Maret 2018
Pengertian Pengawasan Lingkungan Kerja
TENAGA
KERJA
PAK Kec. Kerja
KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES
BAHAN ALAT
POLUSI
LINGKUNGAN
NAB
Objek pengawasan Lingkungan
Kerja meliputi :
ts@utps-k3
Dasar Hukum Pengawasan
Lingkungan Kerja.
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
pasal 2, pasal 3 ayat 1, f, g, i, j, k, l, m pasal 5,
pasal 8, pasal 9 dan pasal 14.
2. UU No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan
Konvensi ILO No.120 mengenai Hygiene dalam
Perniagaan dan Kantor-kantor pasal 7
3. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964
tentang syarat kesehatan, kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja.
4. Permenaker No. 3/Men/1985 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja Pemakaian
asbes.
Reward Discipline
t
5. Permenaker No. 03/Men/1986 tentang syarat
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
yang mengelola Pestisida
6. Permenaker No. 13/Men/X/2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di
Tempat Kerja
7. Kepmenaker No. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja.
Reward Discipline
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
Syarat-syarat keselamatan kerja berisi
lebih 50% berkaitan dengan syarat-
syarat kesehatan kerja
Melindungi pekerja, orang lain dan
bahan serta alat produksi
Mencegah dan mengurangi kecelakaan
dan PAK
Menciptakan lingkungan kerja aman
Pemantauan dan evaluasi lingkungan
kerja
Undang-undang No. 1 tahun 1970
Syarat-syarat Keselamatan Kerja dikaitkan dengan
Pengawasan Lingkungan Kerja (Psl. 3 ayat 1) :
Mencegah & mengurangi kecelakaan
Mencegah & mengurangi bahaya peledakan
Memberikan alat2 perlindungan diri pada para pekerja
Mencegah & mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas,
hembusan
Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK baik physik
maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
Memperoleh penerangan yg cukup & sesuai
Menyelenggarakan suhu & lembab udara yg baik
Menyelenggarakan penyegaran udara yg cukup
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan,
cara & proses kerjanya
2. UU No. 3 tahun 1969
tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120
Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan
Kantor-kantor
Ventilasi
Penerangan
Suhu
Susunan tempat duduk
Penyediaan air
Sanitair
Tempat duduk yang cukup dan sesuai
Confine space
APD dan sarana perlindungan
Pengendalian lingkungan kerja (bising, getaran)
Penyediaan apotik dan pelaksanaan P3K
Asas-asas Umum UU No. 3 tahun 1969
ts@utps-k3
3. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7
Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan Serta Penerangan Dalam
Tempat Kerja.
Pencegahan kebakaran
Pencegahan keracunan, penularan penyakit dan PAK
Housekeeping
Penerangan
Suhu
Kadar udara
Bangunan
Sampah
Ruang udara dan ruang kerja
Kakus
Dapur
Air,
Penyelenggaraan makanan bagi TK
Ergonomi dll
PMP 7 tahun 1964 : Syarat Kesehatan
Lantai tempat kerja hrs terbuat dr bhn yg keras, tahan air & bhn
kimia yg merusak, datar & tdk licin
Alat & bhn hrs selalu disusun atau disimpan secara rapi & tertib
Susunan tsb hrs sedemikian rupa shg tdk menimbulkan bahaya
tertimpa atau mungkin menyebabkan buruh terjatuh
Buruh/tenaga kerja dlm perusahaan2 tertentu dpt diwajibkan
memakai pakaian kerja menurut syarat2 yg ditetapkan &
disediakan oleh majikan
Dapur, kmr makan & alat keperluan makan hrs selalu bersih &
rapi
Dapur & kmr makan serta kakus tdk blh berhubungan langsung
dgn tempat kerja & letaknya hrs dinyatakan jelas
Alat2 makan atau masak sesudah dipakai hrs dibersihkan dgn
sabun & air panas & dikeringkan. Alat2 tsb hrs dibuat dr bahan2
yg mudah dibersihkan
Kakus-kakus hrs selalu bersih terutama lantai & dinding serta
dibersihkan oleh pegawai tertentu
t
PMP 7 tahun 1964 : Syarat Khusus
Gedung hrs kuat buatannya & tdk blh ada bagian yg
mungkin rubuh
Tangga hrs kuat buatannya, aman & tdk blh licin & hrs
cukup kuat
Setiap tempat kerja hrs dibuat & diatur sedemikian rupa,
sehingga tiap org yg bekerja dlm ruangan mendpt ruang
udara (cubic space) yg sedikit-dikitnya 10m – 15m
Tinggi tempat kerja paling sedikit 3 m
Luas tempat kerja hrs sedemikian rupa shg tiap pekerja
paling sedikit mendpt 2m utk bergerak secara bebas
Atap tempat kerja hrs dibuat sedemikian rupa shg dpt
memberikan perlindungan yg baik kepada pekerja dr
panas & hujan. Atap tdk blh bocor dan berlobang
Dinding tidak boleh basah atau lembab
PMP 7 tahun 1964 : Syarat Khusus
TDK DIINGINKAN
MENGATUR / MERANGSANG PERTUMBUHAN
TANAMAN
MEMBERANTAS / MENCEGAH HAMA PADA
HEWAN DAN TERNAK
MEMBERANTAS / MENCEGAH HAMA AIR
MEMBERANTAS / MENCEGAH BINATANG DAN
JASAD RENIK
MEMBERANTAS / MENCEGAH BINATANG YANG
DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT PADA
MANUSIA DAN HEWAN
KETENTUAN² TENAGA KERJA
YANG MENGELOLA PESTISIDA
PEMAPARAN TIDAK BOLEH LEBIH DARI 5
JAM SEHARI DAN 30 JAM SEMINGGU
MEMAKAI APD YANG SESUAI
MENJAGA KEBERSIHAN BADAN, APD,
PERALATAN, TEMPAT KERJA
DILARANG MEMAKAI PESTISIDA DALAM
BENTUK DEBU
TIDAK BOLEH DLM KEADAAN MABUK
TIDAK BOLEH BILA MEMILIKI LUKA ATAU
PENYAKIT KULIT
TIDAK BOLEH BILA TK HAMIL / MENYUSUI
PEMASANGAN TANDA² PERINGATAN
BAHAYA PADA TEMPAT TERTENTU
TANDA YANG DIPASANG HARUS
DIMENGERTI DAN MUDAH DIBACA
PEMASANGAN GAMBAR APD PADA
TEMPAT KERJA YANG SESUAI
TEMPAT KERJA HARUS BERSIH DAN
BEBAS DARI TUMPAHAN ATAU CECERAN
PESTISIDA
KADAR PESTISIDA DI TEMPAT KERJA
TIDAK BOLEH MELEBIHI NAB YANG
DITENTUKAN
6. PERMENAKER No. PER-13/Men/X/2011
* NAB Faktor Fisika & Kimia di Tempat Kerja
NAB adl std faktor tempat kerja yg dpt diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan dlm pekerjaan utk waktu
tdk melebihi 8 jam sehari & 40 jam seminggu
Faktor fisika adl faktor didlm tempat kerja yg
bersifat fisika terdiri dari iklim kerja, kebisingan,
getaran, gelombang mikro & sinar ultra ungu
Iklim kerja adl hsl perpaduan antara suhu,
kelembaban, kecepatan gerakan udara & panas
radiasi dgn tkt pengeluaran panas dr tubuh
tenaga kerja sbg akibat pekerjaannya
Kebisingan adl semua suara yg tdk dikehendaki
yg bersumber dr alat2 proses produksi atau
alat2 kerja yg pd tkt tertentu dpt menimbulkan
gangguan pendengaran
Getaran adl gerakan yg teratur dr benda
atau media dgn arah bolak-balik dr
kedudukan keseimbangannya
NAB iklim kerja menggunakan parameter
ISSB
ISBB (Indeks Suhu Basah & Bola) adl
parameter utk menilai tkt iklim kerja yg
merupakan hsl perhitungan antara suhu
udara kering, suhu basah alami & suhu
bola
Radiasi frekuensi radio & gelombang mikro
(mikrowave) adl radiasi elektromagnetik dgn
frek. 30 khz – 300 Ghz
Radiasi ultra ungu (ultraviolet) adl radiasi
elektromagnetik dgn panjang gelombang 180 –
400 nm
Suhu kering (dry bulb temp) adl suhu yg
ditunjukkan oleh termometer kering
Suhu basah alami (natural wet bulb temp) adl
suhu yg ditunjukkan oleh termometer bola
basah alami
Suhu bola (globe temp) adl suhu yg ditunjukkan
oleh termometer bola
NAB kebisingan = 85 dBA
NAB getaran alat kerja yg kontak langsung
maupun tdk langsung pd lengan & tangan tk = 4
m/det2
NAB radiasi frekuensi radio & gel mikro (lht
lamp IV)
NAB radiasi sinar ultra ungu = 0,1 mikro watt
per centimeter persegi (uw/cm2)
Pengukuran & penilaian faktor fisika di tempat
kerja dilaksanakan oleh Pusat dan atau Balai
Hyperkes atau pihak2 lain yg ditunjuk
Hasil pengukuran & penilaian disampaikan
kepada pengusaha atau pengurus dan Kantor
Dinas Tenaga Kerja setempat
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA &
TRANSMIGRASI
NOMOR : PER-13/MEN/X/2011, NAB IKLIM KERJA
ISBB (0 C)
Beban Kerja
Pengaturan Waktu Kerja
Setiap Jam
Ringan Sedang Berat
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
t
Sumber bahaya lingkungan kerja di
Industri
Temperatur : tanur, cold storage, perkantoran.
Tekanan udara : keg. penyelaman, konstruksi.
Penerangan : perkantoran, pekerjaan yang teliti.
Kebisingan : konstruksi, mesin press, bubut dll.
Radiasi : pengelasan, rumah sakit, telekomunikasi ,
kantor.
Faktor kimia : industri kimia, tekstil, baterai, sepatu,
migas.
Faktor biologi : makanan, kehutanan, pertanian.
Faktor ergonomi : perkantoran, konstruksi.
Faktor psikologi : mercusuar, pengawas gunung api,
tambang.
1. Faktor Fisika
- Faktor Kebisingan
Kebisingan adl bunyi yg didengar sbg suatu rangsangan pd telinga &
manakala bunyi2 tsb tdk dikehendaki
Kualitas bunyi dtentukan oleh frekuensi dan intensitasnya
Intensitas bunyi adl besarnya tekanan yg dipindahkan oleh bunyi
satuan desibel (dB)
Frekuensi adl jlh getaran per detik (hertz) yaitu jlh gel yg diterima
oleh telinga setiap detiknya. Range yg bisa didengar adl 20 s/d 20.000
hz dan frekuensi manusia berkomunikasi adl 250 s/d 3000 hz
Kebisingan berdasarkan sifat bunyi :
Kebisingan continue
Kebisingan impulsif
Kebisingan terputus-putus
Kebisingan impaktif
Pengaruh kebisingan terhadap tenaga kerja &
lingkungan :
Pengaruh terhadap alat pendengaran yaitu Tuli
konduktif & Tuli perseptif
Efek kebisingan kepada daya kerja
Alat pengukur intensitas kebisingan adl
“Sound Level Meter”
Pengendalian kebisingan utk mengurangi
tingkat intensitas kebisingan atau lamanya
pemaparan selama kerja dgn cara :
Menurunkan pada sumbernya dgn
menempatkan alat peredam pd sumber getaran
Menempatkan penghalang pd jln transmissi
dgn mengisolasi mesin atau tenaga kerja
Menggunakan APD yi sumbat telinga (ear plug)
atau tutup telinga (ear muff)
Mengatur waktu kerja
- Iklim Kerja
Kombinasi dari suhu kerja, kelembaban udara,
kecepatan gerakan udara & suhu radiasi pd
suatu tempat kerja
Suhu udara sekitar 24 – 26 oC dengan selisih
suhu diluar & didalam tdk lebih dari 5 oC
Faktor-faktor yg menyebabkan pertukaran
panas antara tubuh dgn sekitarnya :
Konduksi antara tubuh dgn benda atau
lingkungan sekitarnya melalui kontak
langsung
Konveksi gerakan molekul2 gas/cairan dgn
suhu yg rendah
Radiasi energi gelombang dr kedua benda
akan saling berpengaruh
Evaporasi/penguapan keringat yg dihasilkan
pd permukaan kulit melalui pelepasan uap air
Faktor yg mempengaruhi toleransi tubuh
terhadap panas
Aklimatimasi
Ukuran badan
Umur
Jenis kelamin
Kesegaran jasmani
Suku bangsa
Suhu yg tinggi dpt menyebabkan penyakit a.l.
heat cramps, heat exchaustion, heat stroke
dan miliana
Pencegahan panas dpt dilakukan dgn cara :
Memperbaiki aliran udara atau sistem ventilasi
yg lbh sempurna
Mereduksi tek. panas dilingkungan kerja yg
ada sumber panasnya
Menerapkan teknologi pengendalian & teknis
perlindungan
Memelihara kesegaran jasmani
Menyediakan air minum yg cukup
Menyesuaikan berat ringan pekerjaan
- Pencahayaan
Pencahayaan/penerangan merupakan salah satu
komponen yg dpt mempengaruhi lingkungan
kerja
Faktor yg mempengaruhi intensitas penerangan :
Sumber cahaya lampu pijar, lampu neon atau
lampu penerangan darurat (flourscent tube)
Daya pantul (reflektivitas)
Permukaan kasar & hitam mk semua cahaya
diserap
Permukaan halus & mengkilap mk cahaya akan
dipantulkan sejajar
Permukaan tdk rata mk cahaya akan dipantulkan
diffus
Ketajaman penglihatan dpengaruhi beberapa
faktor yi :
Ukuran obyek/benda
Cahaya pantul benda (brightness)
Kontras – waktu pengamatan
Pencahayaan/penerangan ruangan yg baik
memungkinkan pekerja melihat pekerjaan dgn
teliti, cepat, jelas serta membantu menciptakan
lingkungan kerja yg nikmat & menyenangkan
Sifat-sifat penerangan ditentukan oleh:
Pembagian lumenisasi dlm lapangan penglihatan
Pencegahan kesilauan
Arah sinar
Warna & panas
Pedoman yg perlu diperhatikan :
Permukaan dr semua bidang & obyek memp kecerahan
yg merata
Kontras & kecerahan permukaan dr bgn pusat & tengah
bid visual tdk blh melampaui rasio 1 : 3
Kontras bgn pusat & pelatarannya atau didlm bgn luar dr
bid visual tdk blh melampaui rasio 1 : 10
Permukaan yg cerah hrs berada di pusat bid visual &
menggelap kearah pinggiran
Kontras akan lbh mengganggu jika melampaui bgn
bawah atau samping bid visual dan lbh baik pd bgn atas
Hrs dihindari jendela yg terang sekali, papan
hitam yg menempel pd dinding putih atau benda-
benda yg memantulkan/mengkilap
Pengukuran intensitas penerangan dgn
menggunakan lux meter
Pencegahan kesilauan dilakukan dgn :
Pemilihan lampu yg tepat
Penempatan sumber2 cahaya terhdp meja atau mesin
serta memperhitungkan letak jendela
Penggunaan alat pelapis yg mengkilat atau tidak
Penyaringan sinar matahari langsung
Pengaruh pencahayaan terhdp kesehatan :
Kelelahan mata berkurang daya & efisiensi kerja
Kelelahan mental
Keluhan pegal didaerah mata & sakit kepala disekitar
mata
Kerusakan indera mata
Meningkatnya kecelakaan kerja
- Tekanan Udara Tinggi & Rendah
- Getaran Mekanis
Getaran seluruh badan (Whole Body
Vibration)
Getaran terhadap lengan (Tool hand
vibration)
Getaran terhadap kesehatan
Kelainan peredaran darah & syaraf
Kerusakan pd persendian & tulang
Pencegahan dgn :
Isolasi sumber getaran
Isolasi pekerja atau operator
Mengurangi pemaparan
Melengkapi peralatan mekanis
Pemeriksaan kesehatan
2. Faktor Kimia
- Bahan kimia berbahaya yg dipakai dlm industri :
1. Bhn kimia yg mdh terbakar benzene, aseton, eter &
hexan
2. Bhn kimia yg mdh meledak ammonium nitrat,
nitrogliserin
3. Bhn kimia beracun asam klorida
4. Bhn kimia korosif asam klorida
5. Bhn kimia yg bersifat oksidator peroksida organik
6. Bhn kimia yg peka/reaktif terhdp air natrium hibrida,
karbit
7. Bhn kimia yg bersifat asam kuat
8. Bhn kimia yg disimpan dlm tek tinggi spt gas nitrogen
diokside, hydrogen klorida didlm sylinder penyimpan
9. Bhn kimia yg bersifat radioaktif
- Bentuk fisik bahan kimia
Padat spt debu atau partikel
Cair spt liquid
Gas spt O2, N2, CO2, H2S
Uap spt pelarut cat, pelarut perekat, pelarut pencuci
dipercetakan dll
- Sifat fisik bahan kimia :
1. Bhn bersifat partikel (awan, asap, kawat
& fume) spt :
Perangsang (kapas, sabun)
Toksik (partikel Pb, As,Mn)
Penyebab fibrosisi (deu asbes, quarst)
Penyebab demam (fume)
Inert (Al, kapur dll)
2. Bhn non partikel (gas & uap) spt :
Aspisian (N2, CO2)
Perangsang (HCl, H2S)
Racun organik & anorganik (Nikel, carbonyl)
Bhn kimia yg mdh menguap
Merusak alat2 tubuh
Berefek anaestesia
Merusak susunan darah (benzene)
Merusak syaraf
Iritan & bahan2 korosif terhdp jaringan
PENGUSAHA ATAU PENGURUS :
BAHAYA TERHADAP :
Pabrik, Pekerja, Masyarakat dan Lingkungan
KLASIFIKASI BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Umum:
Kriteria Beracun
Kriteria Sangat Beracun
Kriteria Mudah Meledak
Kriteria Reaktif
Ditetapkan dalam Lampiran III
Kep.Mennaker No. Kep.187/MEN/1999
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK) :
Beracun (I)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Aceton Cyanohydrin (2-Cyanopropan-2-1) 200 ton
2. Acrolein (2-propenal) 200 ton
3. Acrylonitrile 20 ton
4. Allyl alcohol (2-propen-1-1) 200 ton
5. Allyamine 200 ton
6. Ammonia 100 ton
7. Bromine 10 ton
8. Carbon disulphide 200 ton
9. Chlorine 10 ton
10. Diphenil methane di-isocyanate (MDT) 200 ton
11. dst
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Sangat Beracun (II)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Aldicarb 100 kg
2. 4-Aminodiphenil 1 kg
3. Amiton 1 kg
4. Anabasine 100 kg
5. Arsenic pentoxide 500 kg
6. Arsenic trioxide 100 kg
7. Arsine ( Arsenic hydride) 10 kg
8. Azinphos – ethyl 100 kg
9. Benzidine 1 kg
10. Beryllium (powder compounds) 10 kg
11. Dst.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Sangat Reaktif (III)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Acethylene 50 ton
2. Ammonium nitrate 500 ton
3. Ethylene oxide 50 ton
4. Ethylene nitrate 50 ton
5. Hydrogen 10 ton
6. Oxygen 500 ton
7. Paracetic Acid (Concent. >60%) 50 ton
8. Propylene Oxide 50 ton
9. Sodium Chlorate 20 ton
10. Dst.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Mudah Meledak (IV)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Barium Azide 50 ton
2. Chlorotrinitrobenzene 50 ton
3. Cellulose nitrate (contain.>12.6% nitrogen) 50 ton
4. Cyclotetramethylene-trinitramine 50 ton
5. Diazodinitrophenol 10 ton
6. Diethylene glycol dinitrate 10 ton
7. Hydrazine nitrate 50 ton
8. Lead Azide 50 ton
9. Mercury Fluminate 50 ton
10. Dst
NAK DAPAT PULA DITETAPKAN
SBB :
No. Kriteria Bahan Kimia Berbahaya NAK
1. Beracun 10 ton
2. Sangat Beracun 5 ton
3. Reaktif 50 ton
4. Mudah Meledak 10 ton
5. Oksidator 10 ton
6. Cairan Mudah Terbakar 200 ton
7. Cairan Sangat Mudah Terbakar 100 ton
8. Gas Mudah Terbakar 50 ton
POTENSI BAHAYA BESAR
Apabila :
Apabila :
Kuantitas Bahan Kimia
Berbahaya yang Digunakan
SAMA atau LEBIH KECIL dari
Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA BESAR
Berisikan :
Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Risiko
Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun,
Konstruksi, Pemilihan Bahan Kimia,
Pengoperasian dan Pemeliharaan
Instalasi
Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja
Kategori :
NAB rata2 selama jam kerja 8 jam/hari
PENGENDALIAN TEKNIS
PENGENDALIAN ADMINISTRASI
Dasar Hukum :
• UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• Permenakertrans No. Per. 08/Men/2010
Jenis APD :
• Alat Pelindung Kepala
• Alat Pelindung Muka dan
Mata
• Alat Pelindung Telinga
Syarat-syarat APD :
• Alat Pelindung Pernapasan
• Enak dipakai
• Pakaian Kerja
• Tidak mengganggu kerja
• Sarung Tangan
• Memberikan perlindungan
• Alat Pelindung Kaki yang efektif sesuai dengan
jenis bahaya di tempat kerja
Alat Pelindung Diri
Manajemen APD :
(Pemilihan, Penggunaan, Pemeliharaan dan Penyimpanan)
Dipilih sesuai tujuan perlindungan
Dipilih yang memenuhi standar / telah diuji
Dipilih yang sesuai pekerja Indonesia
Digunakan yang benar agar dapat melindungi pekerja
Memeriksa secara rutin
Dirawat secara rutin agar dapat memberikan perlindungan
Melaporkan kerusakan
Membuat catatan pemeliharaan dan kerusakan
Memperbaiki atau mengganti yang rusak
Disimpan pada tempat yang sesuai
Alat Pelindung Diri
102
Sanitasi Lingkungan
Sanitasi adalah usaha kesehatan yang menitikberatkan
pada pengawasan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
t
Sanitasi Lingkungan
Ruang lingkup :
1. Penyediaan air bersih dpt diminum &
cukup
2. Menjamin kebersihan penyediaan makanan
3. Pencegahan & pembasmian serangga &
binatang mengerat
4. Ketatarumahtanggaan yg baik di industri
5. Limbah industri
6. Sarana sanitasi/kakus dan lain2
Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena
tidak mempunyai nilai ekonomis
Klasifikasi :
• Nilai Ekonomi : dengan proses lanjut akan memberikan nilai tambah
• Nilai Non Ekonomi : diolah dengan proses bentuk apapun tidak akan
memberikan nilai tambah kecuali mempermudah sistem
pembuangan
Limbah
Jenis Limbah :
• Limbah Gas : limbah yang aliran
keluarnya berupa bahan gas
• Limbah Cair : limbah yang aliran
keluarnya berupa bahan cair
• Limbah Padat : limbah yang aliran
keluarnya berupa bahan padat
Limbah
Pengelolaan Limbah :
• Secara fisik : Clarification / sedimentasi,
Flotation, Oil Water Sparation.
• Secara kimiawi : Coagulation, Precipitation,
Neutralization.
• Secara Biologi : Aerobic Suspended Process,
Aerobic Attached Growth Process, Aerobic
Lagoons, Anerobic Lagoons
TERIMA KASIH
108