Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI GREEN COMPUTING PADA

PENERAPAN BISNIS

Risa Novianti, S.T., Dr. Ir. Iwan Krisnadi, MBA

Jurusan Magister Telekomunikasi, Fakultas Pascasarjana Teknik Elektro, Universitas Mercubuana,

Jl. Menteng Raya No. 64, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat

E-mail: 55415110016@student.mercubuana.ac.id

ABSTRAK - Telah kita ketahui dengan perkembangan jaman dan teknologi banyak orang yang sudah
menggunakan alat teknologi seperti komputer. Tetapi masih banyak orang yang tidak mengetahui cara
untuk menggunakannya secara benar atau efisien. Banyak orang yang tidak menggunakan perangkat
tersebut secara ramah lingkungan atau efisien karena orang tersebut membiarkan komputer terus
hidup, padahal komputer tersebut sedang tidak gunakan dan hanya didiamkan terus menerus, dan
tanpa sadar orang yang tidak mengetahui betapa besarnya energi yang dibutuhkan oleh sebuah
komputer. Oleh karena itu orang tersebut tidak ramah lingkungan dan tidak bisa menghemat energi
atau bisa disebut pemborosan energi. Green computing merupakan salah satu solusi untuk mengurangi
pemborosan energi, mengurangi penggunaan daya yang berlebihan, memanfaatkan material yang
dapat digunakan kembali, dan mengurangi pemakaian bahan-bahan atau material yang tidak ramah
lingkungan. Praktik green computing dimaksudkan untuk melakukan pengefesienan dalam pemakaian
sumber energi tanpa menganggu sumber daya energi untuk kedepannya. Penulisan makalah ini
bertujuan memberitahukan betapa pentingnya Green Computing, sehingga metode ini merupakan
suatu usaha untuk mencegah pemborosan energi dan menggunakan information and communication
technology (ICT) dengan sebaik–baiknya. ICT yaitu salah satu penyebab habisnya sumber daya alam
yang dimiliki oleh bumi, dan juga dapat menyebabkan kerusakan yang lebih buruk apabila tidak
digunakan dengan baik dan benar, sesuai dengan aturannya. Paper ini berfokus pada pembahasan
mengenai implementasi Green Computing oleh sejumlah industri IT didunia, yang bergerak
dibeberapa sub bidang. Sub-sub bidang dari industri IT yang dibahas ini khususnya perangkat lunak
computer (Sofware). Penjelasan pada bab ini diharapkan dapat memotivasi industri-industri tanah air
Indonesia untuk dapat turut menerapkan Green Computing didalam produksi dan kegiatan mereka.

Kata kunci: Green Computing, ICT, Sofware


I. PENDAHULUAN

Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, tingkat kesadaran manusia terhadap
teknologi pun semakin tinggi. Tingkat penggunaan device atau perangkat teknologi saat ini sudah
sangat besar, dan tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi seperti gadget, computer, bahkan mesin–
mesin canggih sudah bukan barang asing saat ini. Penemuan–penemuan teknologi baru yang lebih
canggih, dan pengembangan teknologi pun berjalan beriringan dengan tingkat permintaan konsumen
yang tinggi juga. Berbeda dengan 10 tahun yang lalu dimana teknologi berkembang secara perlahan–
lahan, yang mengakibatkan device seperti handphone, laptop, komputer dan lainnya adalah masih
berupa barang cukup mahal yang hanya dimiliki sebagian kecil orang, saat ini sebagian besar manusia
memiliki handphone, dan tingkat penggunaan komputer dan internet sudah lebih tinggi. Penggunaan
mesin yang berteknologi lebih canggih mendorong manusia untuk ingin memiliki mesin tersebut, dan
kemudian mengganti mesin lama dengan mesin baru, guna mendapatkan hasil yang lebih cepat dan
instan.

Kemajuan teknologi memang sangat penting untuk kehidupan manusia zaman sekarang.
Karena teknologi adalah salah satu penunjang kemajuan manusia. Di banyak belahan masyarakat,
teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi, pangan, komputer, dan masih banyak lagi. Seluruh
kegiatan manusia yang hidup di dalam bumi ini tidak lepas dari penggunaan energi listrik. Seperti
contoh ialah penggunaan komputer atau PC (Personal Computer). Saat ini penggunaan komputer
sangatlah penting untuk menunjang hampir semua kegiatan manusia yang hidup di bumi ini.
Penggunaan komputer yang tidak efisien dan tidak sesuai dengan kebutuhan dapat mengakibatkan
pemanasan lingkungan dan peningkatan penggunaan energi listrik. Penggunaan komputer tidak hanya
pada level personal, melainkan penggunaan komputer juga terdapat di dalam level perusahaan yang
berbasis IT. Penggunaan komputer pada level perusahaan ini tentu saja sangat memakan energi yang
banyak dan boros.

Gambar 1. Kondisi pemborosan energi disaat keluar kantor

Akan tetapi, disamping kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi tersebut, manusia
hampir melupakan dampak negatif dari keberadaan mesin–mesin dan perangkat keras tersebut.
Perangkat yang sudah lama dan tidak terpakai lagi akan menjadi mesin tua yang akhirnya akan
dibuang. Sebuah mesin yang terdiri dari bahan – bahan seperti plastik dan besi akan sangat sulit
hancur dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Disaat berbagai perusahaan teknologi berlomba
untuk menciptakan teknologi tercanggih, mesin berteknologi lebih rendah akan disingkirkan dan
ditinggalkan. Dapat diperkirakan, jumlah mesin – mesin yang tidak terpakai akan semakin meningkat
dan terus akan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Akan tetapi jika dilihat dari sisi negatifnya,
contohnya seperti peningkatan penggunaan kertas, peningkatan energi yang digunakan dan sumber
daya lainnya, serta pembuangan perangkat ICT di sembarang tempat yang dapat merusak lingkungan
dan akan menyebabkan krisis sumber daya di masa yang akan datang.
Pada saat kampanye eco-friendly green computing mulai dilakukan, industri teknologi
informasi dan komunikasi tercatat memiliki andil sebanyak 3% dari total konsumsi energi dunia.
Meski persentase itu tidak seberapa nilainya, laju peningkatan konsumsi energi oleh industri ICT yang
mencapai 20% per tahun diprediksi akan menggandakan tingkat konsumsi energi total dunia pada
tahun 2030 nanti. Hal inilah yang mendorong ditanamkannya aspek - aspek green computing mulai
dari tahap desain, pengembangan, implementasi, utilisasi, hingga pembuangan elemen-elemen
infrastruktur teknologi informasi secara efektif dan efisien, serta tidak membawa dampak buruk bagi
lingkungan.

Menyikapi permasalahan global warming tersebut, munculah sebuah gagasan untuk


menghemat pemakaian teknologi sesuai dengan kebutuhan dan ramah lingkungan yang disebut dengan
Green Computing. green computing adalah kajian dan praktik penggunaan sumber daya komputer
secara efisien. Sasaran primer program-program tersebut adalah pencakupan TBL (triple bottom line:
manusia, planet, laba), suatu pengembangan spektrum nilai dan kriteria untuk pengukuran kesuksesan
organisasi. Sasarannya antara lain adalah untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya,
memaksimalkan efisiensi energi selama umur produk, dan meningkatkan daur ulang serta biodegradasi
bagi produk gagal dan limbah pabrik. Ternyata, Green Computing tersebut diterima dengan positif
oleh perusahaan–perusahaan besar seperti Microsoft, Google, dan lainnya. Perusahaan – perusahaan
tersebut kini terus mengembangkan Green Computing agar teknologi yang baik tidak hanya semakin
canggih, tetapi juga ramah lingkungan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Green Di Masa Kini

Green Computing terdiri atas kata Green (Hijau) dan Computing (Komputasi), sehingga
secara harfiah diartikan sebagai komputasi hijau. Sejalan dengan perkembangan komputer yang dipicu
oleh perkembangan teknologi, maka esensi arti kata hijau (Green) pun mulai bergeser dan tidak hanya
memiliki arti sebagai sebuah warna saja. Kata Green mulai identik dengan sesuatu hal yang bersifat
ramah lingkungan. Sejalan dengan gerakan untuk menyelamatkan bumi dan berbagai kerusakan dan
polusi yang disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Demikian juga dengan dampak negative yang
ditimbulkan akibat pemanfaatan teknologi dan bagaimana untuk menggunakan secara bijak.

Menurut Wachara Chantatub mendefinisikan Green Computing sebagai sebuah konsep dan
praktek dari teknologi informasi yang ramah lingkungan dan hemat energi. Pada definisi ini
ditekankan secara lebih luas mengenai Green Computing, sebagaimana halnya pemanfaatan Teknologi
Informasi yang demikian luas, berbasiskan komputer dan internet. Menurut Roy (2008, p64) dalam
jurnal yang berjudul Green Computing –New Horizon of Energy Efficiency and E-Waste
Minimization – World Perspective vis-à-vis Indian Scenario, Green Computing adalah praktik
penggunaan sumber daya komputasi secara efisien. Tujuannya adalah mengurangi penggunaan bahan
baku berbahaya, memaksimalkan efisiensi energi dalam masa hidup produk, dan mempromosikan
pengolahan ulang dari limbah produk. Menurut Velte (2008, p3) Green IT mempunyai banyak arti
antara lain sebagai berikut: (1) membeli teknologi yang lebih efisien, (2) mengurangi konsumsi energi
dari Data center, dan (3) membeli hardwareyang ramah lingkungan. Menurut Chakraborty (2009, p33)
dalam jurnal yang berjudul Green computing: Practice of Efficient and Eco-Friendly Computing
Resources, Green Computing, studi dan praktek sumber daya komputasi yang efisien dan ramah
lingkungan, kini di bawah perhatian tidak hanya organisasi lingkungan, tetapi juga bisnis dari industri
lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan dalam industri komputer telah
menyadari bahwa going Green adalah kepentingan terbaik perusahaan, baik dalam hal hubungan
masyarakat dan mengurangi biaya.
2.2 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem sangat penting bagi perusahaan. Lalu apa sebenarnya pengertian dari sistem.
Untuk menjelaskan pengertian sistem, berikut ini beberapa teori tentang sistem yang dikemukakan
oleh para ahli.

Satzinger, Jackson, and Burd (2010, p.6), menyatakan bahwa sistem adalah sekumpulan
komponen yang saling berhubungan dimana berfungsi bersama-sama untuk mencapai beberapa tujuan
tertentu. Bentlay, Whitten (2010, p.6), menyatakan sebuah sistem merupakan sekelompok komponen-
komponen yang saling berkaitan ( interrelated ) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Dari beberapa definisi sistem tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sistem merupakan seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan
bersama. Kumpulan elemen terdiri dari manusia, mesin, prosedur, dokumen, data, dan elemen lain
yang terorganisir dari elemen-elemen tersebut. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat
tertentu, yaitu :

1. Komponen(components). Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :

 Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri
dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak, dan manusia.

 Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras
adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O, dan memori, maka supra sistem
perangkat keras adalah sistem komputer.

2. Batas sistem (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau
dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan luar sistem (environment)

Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem
tersebut.

4. Penghubung (interface)

Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem
akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.

5. Masukkan (input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input
dan sinyal input.

6. Keluaran (output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan
sisa pembuangan.

7. Pengolah (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya.
Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran (objectives) atau tujuan (goal)


Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai
sasaran atau tujuannya.

2.3 Konsep Dasar Informasi

Informasi sangat mempengaruhi suatu sistem dalam perusahaan. Jika informasi yang didapat
tidak tepat maka sistem akan menjadi tidak berguna dan tidak terpakai. Maka diperlukan mengetahui
apa itu informasi dan bagaimana karakteristik informasi.

Rainer and Turban (2008, p.6) menjelaskan informasi mengacu pada data yang telah
terorganisir sedemikian sehingga data-sata tersebut mempunyai maksud atau arti dan nilai kepada
penerima. Turban (2009, p. 415), informasi adalah data yang telah diatur sedemikian rupa, sehingga
memiliki arti dan nilai bagi orang yang menerimanya. Dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian – kejadian ( event ) dan kesatuan nyata (fact and entity ) dan
digunakan untuk mengambil keputusan, sedangkan sumber dari informasi adalah data, data merupakan
fakta atau sesuatu yang terjadi saat tertentu.

2.4 Teknologi Informasi

Teknologi infromasi berhubungan dengan teknologi, terutama perangkat keras, perangkat


lunak, dan jaringan telekomunikasi. Berikut pernyataan dari para ahli. Dalam bentuk nyata teknologi
informasi dapat dicontohkan dengan server, personal computer, router, dan kabel jaringan, sedangkan
dengan bentuk tidak nyata teknologi informasi menyediakan sesuatu untuk melakukan pemrosesan,
penyimpanan, pengiriman, dan berbagi informasi isi digitasl lainnya, dengan pengertian lainnya bahwa
teknologi informasi merupakan alat yang mendukung aktivitas sistem informasi. Ward dan Peppard
(2013, p.3).

2.5 Hardware

Menurut Reynold dan Stair (2008, p2) dalam bukunya berjudul Principles of Information
Systems, Eighth Edition, hardwareterdiri dari setiap mesin (sebagian besar yang menggunakan sirkuit
digital) yang membantu dalam pengolahan, input, penyimpanan dan output kegiatan dari Sistem
Informasi (SI). Pertimbangan utama dalam membuat keputusan hardware dalam sebuah bisnis adalah
bagaimana hardware dapat digunakan untuk mendukung tujuan sistem informasi dan tujuan
organisasi.

2.6 Software

Menurut Freescale whitepaper (2010: 5) berjudul “Freescale Technologies For Energy


Efficiency”, software dapat memainkan peran penting dalam penggunaan sistem yang efisien.
Pengaturan energi berbasis software mendukung fleksibilitas dan peningkatan kerangka kerja yang
melakukan komunikasi dengan hardwaremelalui device drivers, pengaturan kebijaksanaan use-case,
pemodelan performa dengan syarat real-time dan respon terhadap tampilan eksternal dan
pemberitahuan kejadian Kerangka kerja mengijinkan software untuk menerapkan teknik penghematan
energi secara dinamis melalui beberapa komponen hardware.

Menurut Sommerville (2011: 6), software merupakan program komputer dan dokumentasi
terkait. Produk softwaredapat dikembangkan untuk pelanggan tertentu atau kepada pasar umum.
Pressman (2010: 4) mengatakan bahwa software adalah: (1) program komputer berupa instruksi yang
saat dieksekusi mendukung fitur, fungsi, dan performa sesuai keinginan; (2) struktur data yang
mengizinkan program untuk memanipulasi informasi, dan (3) deskripsi informatif pada hardware dan
bentuk virtual yang menggambarkan operasi dan kegunaan sebuah program.

2.7 Green Software


Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012: 40) green software merupakan software ramah
lingkungan yang dapat membantu menjaga kestabilan lingkungan. Cara bagaimana sebuah
softwaredikembangkan dan ditambahkan atributnya dapat memberikan dampak bagi lingkungan.
Pengembangan tersebut dapatberupa modifiability, reusability, portability,dan performance attributes.
Murugesan dan Gangadharan juga membuat klasifikasi pada green software dan membaginya menjadi
empat kategori, yaitu:

a.Software yang lebih “hijau” mengonsumsi energi lebih sedikit.

b.Software terintegrasi yang membantu hal-hal lain menjadi “hijau”

c.Software pelaporan ketahanan atau Carbon Management Software(CMS)

d.Software yang dapat beradaptasi pada perubahan cuaca, memperkirakan implikasi dan membentuk
respon bijaksana.

2.8 Solusi untuk Green Computing

Menurut Vithoba, Nayak, dan More (2010, p52-53) dalam jurnalnya berjudul Solution for Green
Computing, green computing memiliki beberapa solusi di dalam pemakaiannya, antara lain:

• Energy Efficiency

Memaksimalkan pemakaian daya listrik sistem komputasi serta mengurangi penggunaan sistem
selama puncak periode waktu.

• Reducing Electronic Waste

Merupakan teknologi fisik pada komponen (keyboard, monitor, CPU, dll) yang tidak greenlagi dan
sangat beracun. Beberapa bisnis dan pemerintah kini telah memberlakukan untuk mendaur ulang
komponen elektronik dan produsen hardware yang sudah tidak bisa digunakan lagi atau sudah tidak
dipakai lagi.

• Employing thin clients

Sistem ini memanfaatkan hanya fungsi komputasi dasar dan kadang kadang hanya
diskless(workstation atau komputer pribadi tanpa disk drive, yang mempekerjakan boot jaringan untuk
memuat sistem operasi dari server), serta memanfaatkan sistem remoteuntuk melakukan kegiatan
pengolahan utamanya.

Sejak jaman kuno sistem ini sudah dapat digunakan untuk melakukan fungsi tertentu, sehingga
elektronik limbah dapat berkurang. Kini perangkat baru untuk klien sudah tersedia dan dirancang
dengan daya rendah konsumsi.

• Telecommuting

Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk memungkinkan karyawan dalam melakukan


pekerjaannya dari rumah untuk mengurangi transportasi emisi.

• Remote Administration

Memungkinkan administrator dalam kemampuan membuat akses jarak jauh, monitor dan sistem
perbaikan signifikan untuk mengurangi kebutuhan dalam perjalanan fisik ke kantor yang lokasinya
jauh dari lokasi pelanggan. Dengan telecommuting, maka dapat mengurangi perjalanan serta tidak
perlu adanya emisi karbon.

• Green Power Generation


Banyak perusahaan memilih untuk menerapkan kebersihan, sumber energi terbarukan, seperti
matahari dan angin, untuk sebagian atau seluruhnya dari kekuatan bisnis mereka.

• Green Computing Practices

Dengan adanya pelatihan pada green computingmaka masyarakat dapat belajar bertanggung jawab
terhadap lingkungan atau "green"komputasi dengan cara menghemat energi di dalam komputer.
Iniberkaitan dengan penggunaan kertas, toner cartridge, pembuangan peralatan komputer yang sudah
tua dan melakukan keputusan tepat ketika mempertimbangkan untuk membeli seperangkat komputer
baru.

• Reducing Paper Waste

Untuk membuat kantor tanpa kertas, maka penggunaannya harus dikurangi semaksimal mungkin.
Komputer memiliki jauh dari penyebab yang meningkatkan produksi kertas dan sampah kertas
lainnya, di bawah ini adalah beberapa saran untuk mengurangi limbah kertas:

Ø Cetak (print)sedikit mungkin atau bila sangat dibutuhkan. Meninjau dan memodifikasi dokumen di
layar untuk penggunaan printer.

Ø Preview dokumen. Minimalkan jumlah hard copydan kertas draft yang dibuat.

Ø Menyimpan informasi ke dalam disk, daripada mencetaknya (print).

• Recycle Waste Paper

§ Beli dan gunakan kertas daur ulang di printer dan mesin fotokopi. Dilihat dari sudut pandang
lingkungan, kertas daur ulang yang terbaik adalah 100 persen pasca konsumen dari daur ulang konten.

§ Simpan e-mail bila memungkinkan sehingga dapat menghindari pencetakan e-mail.

§ Gunakan e-mail bukan faks atau mengirim faks secara langsung dari komputer untuk
menghilangkan kebutuhan hard copy. Ketika harus menggunakan fax hard copy, maka dapat
menghemat kertas dengan menggunakan "sticky"fax catatan alamat dan bukan sampul.

§ Pada dokumen yang lebih besar, gunakan ukuran font yang lebih kecil (konsisten dengan
pembacaan) untuk menghemat kertas. Jika printer dapat mencetak halaman uji setiap kalidihidupkan,
maka fitur yang tidak perlu harus dinonaktifkan.

§ Sebelum kertas print dibuang, sisihkan bagian yang kosong untuk digunakan sebagai kertas memo
atau mencetak draft.

§ Ketika dokumen dicetak atau disalin, gunakan dua kali lipat sisi pencetakan dan penyalinan. Jika
memungkinkan, gunakan beberapa halaman per lembar pilihan pada printer.§ Ketika informasi umum
jenis dokumen harus dibagi kepegawai kantor, cobalah membuat salinan individu untuk setiap orang.
Ini juga bisa dilakukan dengan mudah yaitu melalui e-mail.

• Reusing and recycling

Adarsh College & lembaga di kota Hingoli menghasilkan banyak toner printer, cartridge tinta jet dan
baterai yang tahan selama setahun. Daripada membuangnya, mereka dapat didaur ulang agar
menghemat sumber daya dan mengurangi polusi dan limbah padat.

III. METODE PENELITIAN


Metode penulisan yang digunakan dalam jurnal “Green Computing” ini antara lain adalah sebagai
berikut:

3.1 Studi Kepustakaan


Pada metode ini dilakukan penelitian untuk mencari data-data yaitu dengan mengumpulkan
informasi - informasi yang relevan atau berhubungan dengan topik penulisan paper ini, guna
memperoleh referensi untuk landasan teori penulisan jurnal.
3.2 Studi Jurnal
Pada metode ini dilakukan penelitian untuk mencari data-data yaitu dengan mengumpulkan
informasi-informasi yang relevan atau berhubungan dengan topik penulisan melalui jurnal
yang di temukan di website-website dan berita-berita terkait.

IV. HASIL PEMBAHASAN

4.1 Konsep Green Computing

Konsep Green Computing adalah mengurangi penggunaan bahan baku berbahaya,


memaksimalkan efisiensi energi dalam masa hidup produk, dan mempromosikan pengolahan ulang
dari limbah produk. Dalam konsep ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan konsep Green
Computing seperti kendala – kendala dalam yang terjadi selama ini serta gambaran umum tujuan dari
konsep Green Computing. Dan ini perlu diterapkan atau diimplementasikan guna untuk tujuan
bersama dalam konsep Green Computing.

4.2 Tujuan Konsep Green Computing

Dalam tujuan konsep Green Computing adalah mengurangi penggunaan bahan – bahan yang
dapat membahayakan lingkungan, namun tetap mengefisiensikan penggunaan energinya. Banyak hal
yang bisa dilakukan dalam melakukan konsep Green Computing tersebut. Sehingga dengan demikan
hal yang bisa dihasilkan dalam tujuan konsep Green Computing, seperti :

- Ramah lingkungan

- Menggunakan listrik secara bijak

- Penghematan energi yang dihasilkan

- Memperpanjang masa pakai suatu barang elektronik

- Mengurangi limbah elektronik yang dapat mempengaruhi lingkungan

4.3 Kendala – Kendala Green Computing

Dalam melakukan konsep Green Computing tentu terdapat kendala – kendala yang dihadapi, seperti :

- Kurangnya kesadaran akan manfaat dari pelaksanaan green computing di kehidupan sehari –
hari

- Pemikiran yang sesaat tentang melakukan green computing karena malas dalam
menerapkannya

- Lebih menyukai hal praktis, dan mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen
sumber daya
- Membeli teknologi bukan berdasarkan kebutuhan tetapi mengikuti trend mode

4.4 Limbah Elektronik

Pada jaman era globalisasi saat ini, dimana perkembangan teknologi juga meningkat
membuat sekelompok orang maupun individu ingin memiliki teknologi terbaru dalam kehidupannya
untuk mempermudah kegiatan keseharian ataupun untuk membantu suatu organisasi dalam mencapai
tujuan. Hal ini membuat produsen penghasil produk teknologi seperti PC, telepon seluler, televisi,
radio, dll terus melakukan inovasi dan memproduksi produknya dalam jumlah besar-besaran untuk
kemudian dijual kepada masyarakat.

Masyarakat yang konsumtif terutama di Indonesia sangat tertarik dengan produk terbaru
terutama telepon seluler dan komputer, tidak ada yang salah sebenarnya dengan keinginan untuk
memiliki produk yang terbaru dan memiliki fitur lengkap. Namun, kebanyakan individu biasanya
membeli produk tidak sesuai kebutuhan dan hanya mengikuti tren pada masyarakat umum, tanpa
memikirkan kerugian atau dampak yang ia peroleh dengan tindakan konsumtif tersebut. Hal yang
paling sering ditemui saat ini adalah keinginan masyarakat untuk memiliki telepon seluler yang tebaru
setiap tahunnya padahal sebelumnya telah memiliki telepon seluler yang masih bagus dan masih layak,
namun karena sifat konsumtif yang tinggi telelpon seluler yang lama dibuang begitu saja. Hal ini
tentunya memberikan dampak pada lingkungan karena limbah elektronik yang disebabkan oleh
masyarakat yang konsumtif tersebut.

Limbah elektronik di dunia saat ini sudah menjadi perhatian yang sangat serius terutama bagi
negara-negara berkembang yang berada di Asia seperti di India. Limbah elektronik di India sudah
menghawatirkan mengingat betapa terkenalnya india sebagai Negara dengan industri teknologi
informasinya terutama komputernya paling maju.Salah satu penyebab menghawatirkannya limbah di
India adalah masalah e-waste yang muncul setelah tahun 1990, seusai fase liberalisasi ekonomi, pada
tahun itu terjadi perubahan kebijakan ekonomi yang memicu pola konsumsi impor limbah berbahaya
dan beracun ke india dan menaikkan volume limbah produk elektronika dari rumah tangga,
perkantoran,industri, dan sector publik.

Banyaknya limbah elektronik yang terdapat di India ini membuat sekelompok orang
menjadikan ini sebagai pekerjaan yaitu sebagai pekerja pendaur ulang sampah elektronik.Orang yang
bekerja sebagai pekerja pendaur ulang sampah sangat beresiko mendapatkan penyakit-penyakit seperti
kanker kulit, kanker paru, kecacatan, dan menurunnya kecerdasan , Dampaknya akan kecil apabila
volumenya kecil, namun di India mengeluarkan 1650 ton limbah elektronik setiap tahunnya.

Kisah para pekerja pendaur ulang limbah ini telah didokumentasikan dan ditayangan dalam
CMS Vatavaran Environment Film Festival yang di putar sebagai pendahuluan dari symposium
tentang "Penglolaan Limbah Elektronik", Oktober 2006 di Bangalore,India. Umumnya masyarakat
terutama pekerja pendaur ulang limbah elektronik ataupun orang-orang yang berada disekitar limbah
elektronik tidak mengetahui kandungan berbahaya dalam limbah elektronik.

Dalam unit komputer (PC) terkandung banyak material yang berbahaya dan beracun, seperti
timbale dan cadmium yang terdapat pada papan sirkuit, tabung monitor (cathode ray tubes/CRT), dan
baterai komputer, merkuri pada sakelar dan monitor layar datar, polychlorinated biphenyls(PCB) pada
kapasitor dan transformer, brom pada cetakan papan rangkaian elektronik dan plastic pebungkus,
bahayanya pada kabel solar polyvinyl chloride (PVC) yang dibakar untuk diambil tembaganya akan
mengeluarkan racun dioxin dan furan.

Limbah komputer menjadi berbahaya karena komponen komputer yang mengandung bahan
kimia yang sangat beracun tersebut dapat berkotaminasi dengan tanah, air tanah, dan udara serta
masuk pada tubuh pekerja yang menangani limbah ataupun komunitas yang tinggal disekitar lokasi
pengolahan limbah. H.C. Sharat chandra, ketua Dewan Pengadilan Polusi Bangalore mengatakan
bahwa Limbah elektronik tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomi, tetapi juga masalah sosial.
Untuk itu, masalah limbah elektronik ini memiliki ruang sendiri dalam kebijakan pemerintahan pada
suatu negara, karena sudah menyangkut masyarakat dan kesehatan lingkungan.

4.5 Melakukan Green Computing

Green Computing merupakan perilaku menggunakan sumber daya komputasi yang berhasil
meminimalkan penggunaan energy sekaligus memaksimalkan efisiensi. Berdasarkan pengertian diatas
green computing dapat dilakukan dengan melakukan penghematan energi, misalkan pada saat
menggunakan PC dan laptop,

 Melakukan upgrade RAM sebelum menentukan untuk mengganti komputer.

 Mematikan computer pada malam hari atau pada saat tidak digunakan memilih turn off
daripada screen saver

 Memilih PC yang terdapat logo energy star.

 Perlu memperhatikan penggunaan pilihan mode power seperti ( Sleep mode – menghemat
70% energi, Standby mode – menghemat 90% energi, Hibernate mode – menghemat 98%
energi ).

 Lakukan pengaturan pencahayaan pada monitor, Karena tingkat pencahayaan yang terlalu
tinggi akan menguras konsumsi energi.

 Beberapa perangkat yang terhubung dengan komputer, sebaiknya dilepas apabila tidak
digunakan. Perangkat tersebut misalnya adalah kartu MMC, SD, USB flashdisk, modem
eksternal, speaker, printer, scanner, dll.

 Lakukan proses charging sampai selesai( 100 % ). Karena proses charging yang tidak
sempurna ( setengah-setengah ) akan menghabiskan lebih banyak energi.

 Apabila sedang berpergian jauh, sebaiknya selalu bawa baterai tambahan.

Dalam hal penggunaan kertas dengan diterapkannya green computing penggunaan kertas
menjadi lebih berkurang dan hal ini sangat membantu dalam bidang pendidikan dengan
diadakannya sistem e-learning.Dalam bidang pemasaran atau marketing juga dapat
meminimalisir penggunaan kertas dengan membuat sebuah blog untuk membangun branding
image pribadi, marketing dan bisnis.

4.6 Cara - Cara Menangulangi Pembuangan Limbah Elektronik

Saat ini perkembangan teknologi terlampau sangat cepat sehingga menyebabkan permintaan akan
barang elektronik baru meningkat dengan pesat sesuai dengan teknologi baru yang lebih canggih dari
barang – barang elektronik sebelumnya. Hal itu akan menyebabkan penumpukan barang – barang
elektronik yang tidak terpakai dan peningkatan dalam penggunaan energi. Apabila di lihat dari sisi
positifnya, pengetahuan akan teknologi baru semakin meningkat dan mungkin lebih membantu untuk
melakukan aktivitas sehari – hari. Akan tetapi, banyak orang yang menggunakan sumber daya energi
secara berlebihan dam membuang limbah elektronik dengan sembarangan jika terjadi penumpukan
sehingga dapat menimbulkan masalah baru bagi lingkungan sekitarnya.
Gambar 2. Limbah Elektronik

Salah satu penanggulangan masalah yang akan timbul adalah dengan cara melakukan daur ulang.
Dengan mendaur ulang barang – barang elektronik yang sudah tidak terpakai akan lebih efektif dan
sangat berguna jika dibandingkan dengan membuangnya begitu saja. Berikut ini merupakan beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi barang – barang yang sudah tak terpakai :

4.6.1 Menyimpan dan Menggunakan Barang Elektronik

Gambar 3. Skema Daur Ulang

Cara pertama ini merupakan cara yang paling mudah dalam melakukan daur ulang, yaitu dengan cara
menyimpan barang – barang elektronik yang masih dapat berfungsi dengan baik. Jika suatu saat
membutuhkan barang tersebut, tidak perlu lagi membelinya sehingga barang itu dapat di manfaatkan
dengan baik dan benar. Hal ini dapat mengurangi sampah atau limbah yang dihasilkan oleh suatu
barang elektronik. Dimana ini termaksud dalam tujuan dari Green Computing sebenarnya dengan
melakukan penghematan dan memaksimalkan penggunaan barang elektronik dan memperkenalkan
daur ulang barang – barang elektronik bekas sehingga sumber energi yang ada tidak perlu cepat habis
digunakan. Dan dampak – dampak yang terjadi jika barang – barang elektronik tidak digunakan secara
maksimal mungkin. Agar tujuan dari konsep Green Computing tersebut. Dengan demikian,
penggunaan barang – barang bekas elektronik dapat menjadi alternatif dalam kebutuhan suatu alat
bantu sehingga dapat memaksimalkan suatu proses atau kegiatan.

4.6.2 Daur Ulang Sendiri

Gambar 4. Hasil Daur Ulang


Mengubah limbah elektronik dengan menggunakan imajinasi dan kreativitas menjadi sebuah barang
yang lebih berguna dan bermanfaat. Seperti contoh pada gambar diatas yaitu sebuah monitor yang di
ubah menjadi sebuah akuarium. Sehingga hal ini dapat mengurangi limbah elektronik yang dihasilkan.
Serta menjadi suatu fungsi baru yang bisa dihasilkan dengan cara mendaur ulang barang – barang
elektronik menjadi suatu barang yang memiliki fungsi yang dapat berguna. Bahkan dengan cara
mendaur ulang sendiri bisa menjadi peluang bisnis yang bisa dihasilkan dalam kerjanian tangan dan
kreativitas mendaur ulang barang – barang elektronik bekas.

Banyak hal yang bisa dihasilkan dalam mendaur ulang suatu barang – barang elektronik bekas. Hal
yang dilakukan termaksud dalam pengimplementasian konsep Green Computing. Oleh karena itu
menggunakan imajinasi dan kreatifitas dapat merubah sampah menjadi suatu barang yang berguna,
bahkan bisa menjadi emas yaitu menjadi peluang bisnis yang besar.

4.6.3 Menjual Barang – Barang Elektronik Bekas

Gambar 5. Komponen Barang Elektronik

Dalam melakukan konsep Green Computing tentu banyak cara yang bisa dilakukan, bahkan secara
tidak sengaja seseorang atau sekumpulan orang melakukannya. Salah satu cara yang bisa dilakukan
dalam melakukan Green Computing yaitu dengan menjual barang - barang elektronik bekas kepada
seseorang atau kepada pihak lain. Dalam melakukan hal ini tentu ada hal yang bisa diperoleh dimana
seseorang atau sekumpulan orang dapat mengurangi sampah atau limbah elektronik yang dihasilkan.
Barang – barang elektronik terdapat komponen–komponen di dalam barang elektronik bisa menjadi
sampah atau limbah elektronik yang dihasilkan. Sehingga dapat menimbulkan sama atau limbah
elektronik akibat suatu barang elektronik bekas, seperti aktifitas service dimana mengganti komponen
yang rusak dengan komponen baru. Dengan menjual barang – barang elektronik bekas kepada
seseorang atau pihak lain tentu telah melakukan konsep metode Green Computing.
4.6.4 Memberikan Barang Elektronik Bekas

Gambar 6. Pemberian Hasil

Dengan cara memberikan barang – barang bekas elektronik, seperti memberikan komputer bekas
kepada pihak tertentu tentu bisa menanggulangi limbah yang bisa dihasilkan. Tentu tujuan dari Green
Computing yaitu mengurangi limbah yang dihasilkan suatu barang elektronik. Tentu dengan cara atau
konsep ini tentu dapat mengurangi pembuangan barang elektronik yang dapat mempengaruhi
lingkungan serta pencemaran sampah yang dihasilkan pada setiap komponen – komponen suatu
barang – barang elektronik yang dibuang sembarang maupun terorganisir.

4.7 Penerapan Green Computing


Dalam tujuan demi kepentingan menjaga lingkungan, maka banyak hal yang telah dilakukan
dalam konsep Green Computing yang dihasilkan dan diproduksi. Contoh adalah Energy Star. Energy
star adalah suatu stadart internasional untuk sebuah produk energi yang efisien. Tujuan dalam Energy
Star memiliki kesamaan dengan konsep Green Computing yaitu penghematan energi yang digunakan
suatu produk. Jadi produk yang berlabelkan Energy Star adalah suatu produk yang memiliki
kemampuan penghematan energi yang baik.

Gambar 7. Brand

Contoh beberapa brand yang hemat energi dan menggunakan konsep Green Computing
adalah Lenovo. Sejak Oktober 2011 lalu, Lenovo sudah meluncurkan lima komputer "All in One"
untuk pasar Indonesia. Pihak Lenovo mengklaim, "All in One" PC besutan mereka tersebut hanya
mengonsumsi daya 150 sampai 180 watt. Type dari “All in One” itu sendiri diantaranya edge 91z,
edge 71z, B520, B320, dan C320.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dengan demikian diharapkan tulisan ini dapat memberikan gambaran tentang Green Computing.
Seperti hal mengenai definisi, dampak-dampak dalam konsep Green Computing, serta konsep
mengenai Green Computing. Karena inti dari konsep Green Computing adalah merubah pola
pemikiran agar menggunakan atau memilih barang elektronik dengan tetap memperdulikan
lingkungan akibat penggunaan dan limbah yang dapat dihasilkan. Dan diharapkan tulisan ini dapat
memberikan dampak positif bagi para pembaca agar dapat mengetahui hal tentang Green Computing
yang dapat merubah seseorang atau sekumpulan orang pola hidup terhadap kepedulian lingkungan.
Oleh karena itu, diharapkan dapat memberikan dampak positif dan meningkatkan kepedulian
terhadapa lingkungan.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan terhadap konsep Green Computing adalah :

1. Segera menerapkan Green Computing agar dapat memberikan mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan yang dihasilkan.
2. Merubah pola hidup dengan merubah penggunaan komputer sesuai dengan kebutuhan, agar
dapat meminimalkan penggunaan energi yang dihasilkan.

3. Mengurangi keperluan konsumtif terhadap produk-produk elektronik yang dapat


mempengaruhi lingkungan akibat limbah elektronik yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pratama, I Putu Agus Eka. (2015). Green Computing. Informatika: Bandung

2. http://heraa14.blogspot.co.id/2014/03/green-computing.html

3. http://ftp.itb.ac.id/pub/ISO-
IMAGES/linux/ebook_tik_linux_foss/smk_rpl_indonesia/56%2520rekayasa%2520perangkat
%2520lunak%2520jilid%25201.pdf

Anda mungkin juga menyukai