Tahun 2016 adalah model pembelajaran yang bukan berbasis ceramah atau hafalan, tetapi model pembelajaran yang
berbasis aktivitas dan kreativitas, menginspirasi, menyenangkan dan berprakarsa, serta lebih mengacu pada makna
‘alami, sesuai fitrah manusia’ yaitu: terpusat pada peserta didik, autentik, kontekstual, dan bermakna bagi kehidupan
peserta didik sehari-hari. Model pembelajaran yang dimaksud, misalnya discovery learning, project-based learning,
problem-based learning, dan inquiry learning.
Menurut permendikbud nomor 22 Tahun 2016, bahwa untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik
terpadu (tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian, seperti model discovery atau inquiry learning. Sedangkan untuk mendorong
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah, misalkan
dengan menggunakan model project based learning. Berikut penjelasan dari model-model tersebut.
a. Mengamati berbagi fenomena alam yang akan memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana
mengamati berbagai fakta atau fenomena.
b. Mengajukan pertanyaan tentang fenomena yang dihadapi untuk melatih peserta didik mengeksplorasi fenomena melalui
berbagai sumber.
c. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban dapat melatih peserta didik dalam mengasosiasi atau melakukan
penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
d. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga peserta didik dapat
memprediksi dugaan yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
e. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat
mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya