1642 3378 3 PB PDF
1642 3378 3 PB PDF
PREDIKSI SCORE ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) DITINJAU DARI TANDA GEJALA
PERIPHERAL ARTERIAL DISEASE (PAD)
Agus Santosa, Dwi Listiono
Penerbit :
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISSN 1693 - 7309
ARTIKEL PENELITIAN
1. PERBEDAAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM SEBELUM DAN SETELAH 66 – 74
KOMPRES BAWANG MERAH
Etika Dewi Cahyaningrum, Diannike Putri
8. PREDIKSI SCORE ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) DITINJAU DARI 118 – 128
TANDA GEJALA PERIPHERAL ARTERIAL DISEASE (PAD)
Agus Santosa, Dwi Listiono
MEDISAINS Editorial
JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU
KESEHATAN Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah
ISSN : 1693-7309
SWT Jurnal Medisains Vol 15, No 2, Agustus 2017 dapat
Pelindung:
Rektor Universitas terbit. Pada terbitan ini kami mempublikasikan judul dan
Muhammadiyah Purwokerto penulis sebagai berikut; Perbedaan Suhu Tubuh Anak
Penasehat: Demam Sebelum Dan Setelah Kompres Bawang Merah
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah (Etika Dewi Cahyaningrum, Diannike Putri), Perbedaan
Purwokerto Rerata Skala Nyeri Haid Primer Sebelum dan Sesudah
Pemimpin Umum: Pemberian Minuman Rempah Jahe Asam (Rosi Kurnia
Dedy Purwito
Sugiharti), Perbedaan Manfaat Sebelum dan Sesudah
Pemimpin Redaksi: Latihan Pelvic Tilt Terhadap Nyeri Punggung Ibu Hamil
Ragil Setiyabudi
Trimester III (Mariah Ulfah, Ikit Netra Wirakhmi), Pengaruh
Redaktur Pelaksana:
Sodikin, Siti Nurjanah, Agus S, Parutan Kunyit pada Penurunan Hipertensi Pada Lansia di
Jebul Suroso, Diyah YH, Kelurahan Berkoh Kecamatan Purwokerto Selatan
Endiyono, Wilis DP.
Kabupaten Banyumas (Refa Teja Muti), Hubungan
Sekretariat:
Meida Laely Ramdani Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Profesi Keperawatan
Inggar Ratna Kusuma Terhadap Pelaksanaan Rawat Gabung (Anita Setyawati,
Keuangan: Mira Trisyani, Ermiati), Peningkatan Rerata Kadar Hb pada
Alfi Noviyana
Ibu Hamil yang Patuh Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe
Periklanan dan Promosi: (Ermiati, Mira Trisyani Koeryaman, Anita Setyawati),
Bunyamin Muchtasjar
Perbandingan Penghambatan Aktivitas Xanthine Oxidase
Distribusi dan Pemasaran:
Devita Elsanti oleh Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia pendans)
Rr. Dewi Rahmawati AP dan Fraksi Butanol Herba Ceplukan (Physalis angulata L)
Alamat Redaksi: Secara In Vitro (Laili Nailul Muna, Ernawati), Prediksi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Score Ankle Brachial Index (ABI) Ditinjau dari Tanda
Purwokerto Gejala Peripheral Arterial Disease (PAD) (Agus Santosa,
Jl. Let. Jend. Suparjo Rustam
KM. 7 Sokaraja 53181 Dwi Listiono)
Telp. 0281-6844052, 6844053
Fax.(0281) 6844052 Redaksi
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April,
Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan
pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan,
kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat.
PERBEDAAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM SEBELUM DAN SETELAH KOMPRES
BAWANG MERAH
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila diukur pada rektal
>38°C (100,4°F), diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui aksila >37,2°C (99°F).
Menurunkan atau mengendalikan dan mengontrol demam pada anak dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya dengan farmakologik dan secara fisik (non farmakologik) yaitu
dengan penggunaan energi panas melalui metoda konduksi dan evaporasi. Metode konduksi dan
evaporasi dapat dilakukan dengan kompres hangat dan juga dapat dilakukan dengan obat
tradisional seperti bawang merah. Kompres hangat sudah banyak diterapkan, namun masih
banyak yang tidak melakukan kompres bawang merah. Kompres bawang merah mudah
dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya, dan memungkinkan pasien atau
keluarga tidak terlalu tergantung pada obat antipiretik.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan suhu tubuh anak demam
sebelum dan setelah kompres bawang merah.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra-eksperimental dengan
pendekatan One-group pra-post test design. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan
Purposive Sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Wicoxon.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atau selisih rerata suhu sebelum
dan setelah kompres bawang merah yaitu 0.734 oC. Diketahui nilai significancy 0,000 (ρ < 0,005)
sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan suhu tubuh yang bermakna antara sebelum
dan setelah kompres bawang merah.
Kesimpulan: Simpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan suhu tubuh yang bermakna
antara sebelum dan setelah kompres bawang merah.
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan anak merupakan belum dapat menuntaskan problem
salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan secara menyeluruh (Arisandi,
kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. 2012). Menjaga kesehatan anak menjadi
Derajat kesehatan anak mencerminkan perhatian khusus saat pergantian musim
derajat kesehatan bangsa, karena anak yang umumnya disertai dengan
sebagai generasi penerus bangsa memiliki berkembangnya berbagai penyakit. Kondisi
kemampuan yang dapat dikembangkan anak dari sehat menjadi sakit
dalam meneruskan pembangunan bangsa. mengakibatkan tubuh bereaksi untuk
Berdasarkan alasan tersebut, masalah meningkatkan suhu yang disebut demam
kesehatan anak diprioritaskan dalam (hipertermi).
perencanaan atau penataan pembangunan Demam (hipertermi) adalah suatu
bangsa (Hidayat, 2012). Pembangunan keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari
kesehatan di Indonesia diakui relatif biasanya, dan merupakan gejala dari suatu
berhasil, namun keberhasilan yang dicapai penyakit (Maryunani, 2010). Hipertermi
adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh peningkatan aliran darah ke kulit, serta
melebihi titik tetap (set point) lebih dari 37oC, peningkatan pelepasan panas melalui kulit
yang biasanya diakibatkan oleh kondisi dengan radiasi, konveksi, dan penguapan.
tubuh atau eksternal yang menciptakan Namun penggunaan antipiretik memiliki
lebih banyak panas daripada yang dapat efek samping yaitu mengakibatkan spasme
dikeluarkan oleh tubuh (Wong, 2008). bronkus, peredaran saluran cerna,
Demam merupakan respon normal tubuh penurunan fungsi ginjal dan dapat
terhadap adanya infeksi. Infeksi adalah menghalangi supresi respons antibodi
keadaan masuknya mikroorganisme serum (Sumarmo, 2010). Antipiretik
kedalam tubuh, dapat berupa virus, bakteri, (parasetamol dan ibuprofen) tidak harus
parasit, maupun jamur. Demam pada anak secara rutin digunakan dengan tujuan
umumnya disebabkan oleh infeksi virus tunggal untuk mengurangi suhu tubuh pada
(Setiawati, 2009). Demam juga dapat anak dengan demam (NICE Clinical
disebabkan oleh paparan panas yang Guidelines, 2007).
berlebihan (overhating), dehidrasi atau Selain penggunaan obat antipiretik,
kekurangan cairan, alergi maupun penurunan suhu tubuh dapat dilakukan
dikarenakan gangguan sistem imun (Lubis, secara fisik (non farmakologik) yaitu dengan
2009). penggunaan energi panas melalui metoda
Beberapa bukti penelitian konduksi dan evaporasi. Metode konduksi
menunjukkan dampak positif demam yaitu yaitu perpindahan panas dari suatu objek
memicu pertambahan jumlah leukosit serta lain dengan kontak langsung. Ketika kulit
meningkatkan fungsi interferon yang hangat menyentuh yang hangat maka akan
membantu leukosit memerangi terjadi perpindahan panas melalui
mikroorganisme. Dampak negatif dari evaporasi, sehingga perpindahan energi
demam yang dapat membahayakan anak panas berubah menjadi gas (Potter dan
antara lain dehidrasi, kekurangan oksigen, Perry, 2009). Contoh dari metode konduksi
kerusakan neurologis, dan kejang demam/ dan evaporasi adalah penggunaan kompres
febrile convulsions. Demam harus ditangani hangat, dan juga dapat dilakukan dengan
dengan benar agar terjadinya dampak obat tradisional. Obat tradisional adalah
negatif menjadi minimal (Arisandi, 2012). obat yang diolah secara tradisional dan
Menurunkan atau mengendalikan diajarkan secara turun temurun
dan mengontrol demam pada anak dapat berdasarkan resep nenek moyang, adat
dilakukan dengan berbagai cara, istiadat, kepercayaan atau kebiasaan
diantaranya dapat dilakukan dengan setempat. Dari hasil berbagai penelitian,
pemberian antipiretik (farmakologik). obat tradisional terbukti memiliki efek
Antipiretik bekerja secara sentral samping yang minim bahkan tanpa
menurunkan pusat pengatur suhu di menimbulkan efek samping, karena bahan
hipotalamus, yang diikuti respon fisiologis kimia yang terkandung dalam tanaman obat
termasuk penurunan produksi panas, tradisional sebagian besar dapat
dimetabolisme oleh tubuh (Tusilawati, normal kembali (Potter dan Perry, 2009).
2010). Penelitian terdahulu sudah banyak
Obat tradisional harganya murah dan penelitian yang membahas mengenai
terjangkau oleh setiap kalangan masyarakat kompres hangat. Berdasarkan hal tersebut
dan mudah didapat karena jumlahnya maka peneliti tertarik untuk meneliti
melimpah (Septiatitin, 2009). Salah satu perbedaan suhu tubuh anak sebelum dan
tanaman obat yang dapat digunakan untuk setelah kompres bawang merah. Tujuan
mengendalikan demam adalah bawang umum penelitian ini adalah untuk
merah (Allium Cepa var. ascalonicum). membuktikan perbedaan suhu tubuh anak
Bawang merah mengandung senyawa demam sebelum dan setelah diberi
sulfur organic yaitu Allylcysteine sulfoxide kompres bawang merah.
(Alliin). Bawang merah yang digerus akan
melepaskan enzim alliinase yang berfungsi METODE
sebagai katalisator untuk alliin yang akan Penelitian ini menggunakan
bereaksi dengan senyawa lain misalnya rancangan penelitian pra-eksperimental
kulit yang berfungsi menghancurkan dengan pendekatan One-group pra-post
bekuan darah (Utami, 2013). Kandungan test design. Dilakukan pengukuran pada
minyak atsiri dalam bawang merah juga anak demam, diikuti intervensi berupa
dapat melancarkan peredaran darah kompres bawang merah kemudian
sehingga peredaran darah menjadi lancar. pengukuran kembali setelah intervensi.
Kandungan lain dari bawang merah yang Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
dapat menurunkan suhu tubuh adalah anak demam di Puskesmas Kembaran I
florogusin, sikloaliin, metialiin, dan Banyumas.
kaemferol (Tusilawati, 2010). Teknik sampel dalam penelitian ini
Gerusan bawang merah dipermukaan menggunakan Purposive Sampling. Sampel
kulit membuat pembuluh darah vena penelitian ini adalah semua anak demam di
berubah ukuran yang diatur oleh Puskesmas Kembaran I Banyumas periode
hipotalamus anterior untuk mengontrol bulan Juni 2017. Teknik analisis yang
pengeluaran panas, sehingga terjadi digunakan adalah Wilcoxon.
vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah
HASIL
dan hambatan produksi panas. Darah
Rerata umur responden adalah
didistribusi kembali ke pembuluh darah
28.86±15.205 bulan, usia minimal adalah 3
permukaan untuk meningkatkan
bulan dan usia maksimal adalah 60 bulan,
pengeluaran panas. Terjadinya vasodilatasi
sebagian besar responden berjenis kelamin
ini menyebabkan pembuangan panas
perempuan yaitu sejumlah 26 anak (52.0%).
melalui kulit meningkat, pori-pori membesar,
Responden yang memiliki status gizi baik
dan pengeluaran panas secara evaporasi
yaitu sejumlah 43 anak (86.0%) (Tabel 1).
(berkeringat) yang diharapkan akan terjadi
Pada variabel waktu pengompresan,
penurunan suhu tubuh mencapai keadaan
Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan suhu tubuh anak sebelum kompres bawang merah
Suhu (oC)
Kompres Bawang Merah n Mean SD Min Ma
x
Sebelum Kompres 50 37.832 0.2766 37.6 38.
5
Setelah Kompres 50 37.098 0.1964 36.3 37.
2
Tabel 4. Perbedaan suhu tubuh anak sebelum dan setelah kompres bawang merah
n Mean±SD Mean dif P value
Suhu
Sebelum kompres 50 37.832±0.2766 0.000
0.734
Setelah kompres 50 37.098±0.1964
suhu antara lain floroglusin, sikloaliin, 0.3oC, dan selisih suhu tertinggi 1.8oC.
metialiin, kaemferol, dan minyak atsiri Responden mengalami penurunan suhu
(Tusilawati, 2010). tubuh setelah dilakukan kompres bawang
Berdasarkan tabel 3 diketahui rerata merah. Hal tersebut sesuai dengan teori
suhu tubuh anak sebelum kompres bawang Berman (2009) yang menyatakan bahwa
merah yaitu 37.832oC, suhu terendah pada dasarnya menurunkan demam pada
37.6oC, dan suhu tertinggi 38.5oC. anak dapat dilakukan secara fisik,
Responden mengalami demam pada suhu obat-obatan maupun kombinasi keduanya.
tersebut sesuai dengan teori Sherwood Pemberian obat-obat tradisional juga
(2001) dan Hidayat (2005) yang dipercaya dapat meredakan demam.
menyatakan bahwa demam adalah Obat-obatan tradisional yang berasal dari
kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila tanaman obat (herbalis) bagus digunakan
diukur pada rektal >38°C (100,4°F), diukur sebagai pengusir demam. Obat-obatan
pada oral >37,8°C, dan bila diukur melalui tradisional memiliki kelebihan, yaitu
aksila >37,2°C (99°F). Sejalan dengan teori toksisitasnya relatif lebih rendah dibanding
Nield dan Kamat (2011) yang menyatakan obat-obatan kimia.
bahwa demam adalah peninggian suhu Berdasarkan tabel 4 diketahui
tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari perbedaan atau selisih rerata suhu sebelum
yang berhubungan dengan peningkatan titik dan setelah kompres bawang merah yaitu
patokan suhu di hipotalamus. Kaneshiro 0.734 oC. Diketahui nilai significancy 0,000
dan Zieve (2010) juga berpendapat bahwa (ρ < 0,005) sehingga disimpulkan bahwa
derajat suhu yang dapat dikatakan demam terdapat perbedaan suhu tubuh yang
adalah rectal temperature ≥38,0°C atau oral bermakna antara sebelum dan setelah
temperature ≥37,5°C atau axillary kompres bawang merah. Hasil penelitian ini
temperature ≥37,2°C. sejalan dengan penelitian Rachmad (2012)
Berdasarkan tabel 3 diketahui rerata yang mengemukakan bahwa semakin besar
suhu tubuh anak setelah kompres bawang massa bawang merah yang diberikan maka
merah yaitu 37.098oC, suhu terendah semakin sedikit jumlah waktu yang
36.3oC, dan suhu tertinggi 37.2oC. dibutuhkan untuk menurunkan suhu
Responden mengalami penurunan suhu campuran, sehingga semakin efektif dalam
tubuh setelah dilakukan kompres bawang menurunkan suhu. Sehingga dapat
merah sehingga suhu menjadi normal. Suhu dikatakan bahwa bawang merah asli lebih
tersebut sesuai dengan teori Kaneshiro and efektif dalam menurunkan suhu dibanding
Zieve (2010) yang mengatakan bahwa suhu dengan ekstrak bawang merah, atau
tubuh normal berkisar antara dengan kata lain ekstrak bawang merah
36,5°C-37,2°C. tidak mempunyai pengaruh dalam
Rerata selisih suhu tubuh anak penurunan suhu.
sebelum dan setelah kompres bawang Fakta ini sejalan dengan pendapat
merah yaitu 0.742oC, selisih suhu terendah Santich dan Bone (2008) yang menyatakan
EGC.
Sumarmo, Poorwo, dkk. 2010. Buku Ajar
Infeksi & Pediatrik Tropis Edisi Kedua.
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia
Supriadi. 2006. Tumbuhan Obat Indonesia
Penggunaan dan Khasiatnya. Jakarta:
Pustaka Obor.
Tim Pengobatan Alternatif. 2011. Obat
Herbal Luar Biasa. Pustaka Agung
Tusilawati, Berliana. 2010. 15 Herbal Paling
Ampuh. Yogyakarta: Aulia Publishing
Utami, Prapti dan Mardiana, Lina. 2013.
Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Cet 1.
Jakarta: Penebar Swadaya.
WHO. 2005. WHO Traditional Medicine
Strategy 2002-2005. Geneva: World
Health Organization.
Wijayakusuma, H. 2008. Ramuan Lengkap
Herbal Taklukkan Penyakit. Jakarta:
Pustaka Bunda.
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Edisi 6.
Jakarta: EGC.
Zerfas A. J., Jelliffe D. B., Jelliffe P. E. F.
1986. Epidemiology and Nutrion in
Human Growth: A Comprehensive
Treatise Edisi 2, Methodology
Ecological, Genetics, and Nutritional
Effects on Growth. New York: Plenum
Press.