PENDAHULUAN
1
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Umur : 66 TH
Pekerjaan : Pensiunan
Suku/Ras : Makassar
Status : Menikah
Agama : Islam
Nomor RM : 303656
2
I. ANAMNESIS
Anamnesis terpimpin :
pasien bunyi dan terasa nyeri. Nyeri pinggang menjalar ke kedua kaki,
namun kaki kanan lebih terasa nyeri dibanding sebelah kiri. Pasien juga
sedang berjalan dan saat beraktivitas berat. Nyeri berkurang apabila pasien
sedang dalam posisi berbaring. Demam tidak ada. Sakit kepala tidak ada.
diagnosis HNP, Riwayat trauma tidak ada. Riw. Mengangkat beban berat
Anamnese sistematis
Nyeri kepala tidak ada, demam tidak ada. Nyeri dada tidak ada.
Batuk tidak ada. Nyeri pinggang menjalar ke kedua kaki, namun kaki
3
kanan lebih terasa nyeri dibanding sebelah kiri. Pasien juga mengeluh
I. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Gizi : Cukup
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,6˚C
o Kepala :-
o Thoraks :
Status Neurologik
1. GCS : E4 M6 V5
4. Nervus kranialis :
4
N.I (Olfaktorius) : Normosmia
N.II (Optikus) : OD OS
Ketajaman penglihatan : N N
Lapangan penglihatan : Ke segala arah Ke segala arah
Funduskopi : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.III, IV, VI : OD OS
Celah kelopak mata
Ptosis: : - -
Exoftalmus : - -
Posisi bola mata : Central Central
Pupil
Ukuran/bentuk : Bundar, Ø 2,5 mm Bundar, Ø 2,5 mm
Isokor/anisokor : Isokor Isokor
RCL/RCTL : + +
Refleks akomodasi : + +
Gerakan bola mata
Parese kearah : - -
Nistagmus : - -
N.V (Trigeminus):
Sensibilitas
N.VI :+
N.V2 :+
N. V3 :+
Motorik
Inspeksi/palpasi (istirahat/menggigit): Dalam batas normal
Refleks dagu/masseter : Dalam batas normal
Refleks kornea : Dalam batas normal
N. VII (Facialis):
Parese N.VII tidak ada
5
N.VIII (Auskultasi):
Pendengaran : Normal
Tes Rinne/weber : Tidak dilakukan pemeriksaan
Fungsi vestibularis : Dalam batas normal
N. IX/X (Glossopharingeus/vagus):
Posisi arkus pharinks (istirahat/AAH) : Di tengah
Reflex telan/muntah : Tidak dilakukan
Pengecap 1/3 lidah bagian belakang : Tidak dilakukan
Suara : Normal
Takikardi/bradikardi : Tidak
N. XI (Accecorius):
Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan : Normal
Angkat bahu : Dapat dilakukan
N. XII (Hypoglosus):
Parese N. XII Sinistra tidak ada
5. Fungsi motorik :
N N 5 5
Pergerakan Kekuatan
N N 5 5
N N
N N
Tonus Refleks Fisiologis
N N N N
- -
Refleks Patologi
- -
6
6. Sensorik : Hipestesi daerah dermatom L4-L5
8. Gangguan koordinasi :
9. Gangguan Keseimbangan
Tes Patrick - -
Tes Contrapatrik - -
7
II. RESUME
ischialgia menjalar ke kedua kaki, namun kaki kanan lebih terasa nyeri
- Hipertensi
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- MRI
VI. PENATALAKSANAAN
kapsul 2 X 1
Mecobalamin 2 x 1 Fisioterapi
8
VII. PROGNOSIS
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
vertebra yang berdekatan, sendi antara arkus vertebra, sendi kostovertebralis dan
suatu pita tebal dan lebar, berjalan memanjang pada bagian depan korpus vertebra
dan diskus intervertebralis, dan bersatu dengan periosteum dan annulus fibrosus.4,5
Ligamentum anterior lebih kuat dari pada posterior, sehingga prolaps diskus lebih
sering kearah posterior. Pada bagian posterior terdapat struktur saraf yang sangat
sensitif terhadap penekanan yaitu radiks saraf spinalis, ganglion radiks dorsalis.4,5
10
Gambar 1. Pembagian Regio dari Columna Vertebralis
ditengah dan anulus fibrosus di sekelilingnya. Diskus dipisahkan dari tulang yang
di atas dan dibawahnya oleh dua lempengan tulang rawan yang tipis.5
penyambung dan sel-sel tulang rawan. Zat ini berfungsi sebagai peredam benturan
antara korpus vertebra yang berdekatan. Selain itu. juga memainkan peranan
gerakan antara korpus vertebra (disebabkan oleh struktur spiral dari serabut-
vertebralis. Diskus paling tipis terdapat pada daerah torakal sedangkan yang
11
paling tebal tedapat di daerah lumbal. Bersamaan dengan bertambahnya usia,
3.2. DEFINISI
Hernia adalah protrusi atau penonjolan dari sebuah organ atau jaringan
melalui lubang yang abnormal. Nukleus pulposus adalah massa setengah cair yang
terbuat dari serat elastis putih yang membentuk bagian tengah dari diskus
intervertebralis.2,3
12
HNP mempunyai banyak sinonim antara lain : Hernia Diskus
3.3. EPIDEMIOLOGI
sering adalah usia 30 – 50 tahun. Pada penelitian HNP paling sering dijumpai
pada tingkat L4-L5; titik tumpuan tubuh di L4-L5-S1. Penelitian Dammers dan
bahwa pasien HNP L3-L4 secara bermakna dari usia tua dibandingkan dengan
HNP merupakan salah satu penyebab dari nyeri punggung bawah yang
penting. dan merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Inside HNP di
Amerika Serikat adalah sekitar 5% orang dewasa. Kurang lebih 60-80% individu
prevalensi berkisar antara 7,6-37% insidens tertinggi dijumpai pada usia 45-60
tahun. Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah mengganggu aktivitas
sehari-hari pada 40% penderita dan menyebabkan gangguan tidur pada 20%
13
penderita akan mencari pertolongan medis, dan 25% diataranya perlu rawat inap
HNP merupakan penyebab 2% dari total nyeri punggung bawah yang baru.
Lebih dari 95% HNP terjadi di daerah lumbal. Terutama radiks L5 dan S1.
3.4. PATOMEKANISME
1. Proses Degenaratif
sebagai shock absorber, menyebarkan gaya pada kolumna vertebralis dan juga
bertambahnya usia (dari 90% pada bayi sampai menjadi 70% pada orang usia
lanjut). Selain itu serabut-serabut menjadi kasar dan mengalami hialinisasi yang
anulus dan menekan radiks saraf spinal. Pada umumnya hernia paling mungkin
terjadi pada bagian kolumna vertebralis dimana terjadi peralihan dari segmen
servikotolarak).4,5,7
2. Proses Traumatik
gerakan repetitive, seperti fleksi, ekstensi, lateral fleksi, rotasi, dan mengangkat
beban dapat memberi tekanan abnormal pada nukleus. Jika tekanan ini cukup
besar sampai bisa melukai annulus, nucleus pulposus ini berujung pada herniasi.
14
Trauma akut dapat pula menyebabkan herniasi, seperti mengangkat benda dengan
sesungguhnya, yaitu:3,4,7
anulus fibrosus.
3. Extrusi diskus intervertebral : nukleus keluar dan anulus fibrosus dan berada di
longitudinalis posterior.
15
Berdasarkan MRI, klasifikasi HNP dibedakan berdasarkan 5 stadium :
dalam medulla spinalis jika menembus dinding diskus (annulus fibrosus); hal ini
dapat menyebabkan nyeri, rasa tebal, rasa keram, atau kelemahan. Rasa nyeri dari
herniasi ini dapat berupa nyeri mekanik, yang berasal dari diskus dan ligamen;
inflamasi, nyeri yang berasal dari nucleus pulposus yang ekstrusi menembus
annulus dan kontak dengan suplai darah; dan nyeri neurogenik, yang berasal dari
2. Beban berat
Jika beban pada discus bertambah, annulus fibrosus tidak kuat menahan
nukleus pulposus (gel) akan keluar, akan timbul rasa nyeri oleh karena gel yang
reseptor nosiseptif (nyeri) yang terangsang oleh berbagai stimulus lokal (mekanis,
16
merupakan proteksi yang bertujuan untuk mencegah pergerakan sehingga proses
penyembuhan dimungkinkan. Salah satu bentuk proteksi adalah spasme otot, yang
selanjutnya dapat menimbulkan iskemia. Nyeri yang timbul dapat berupa nyeri
nyeri neuropatik yang diakibatkan lesi primer pada sistem saraf. Iritasi
kaya nosiseptor dari nervi nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri
mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di mana
terjadi akumulasi saluran ion Na dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan
HNP:5
a. Usia
lama kelamaan akan hilang elastisitasnya sehingga menjadi kering dan keras,
b. Trauma
seperti jatuh.
17
c. Pekerjaan
d. Gender
Pria lebih sering terkena HNP dibandingkan wanita (2:1), hal ini terkait
pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan pada pria cenderung ke aktifitas fisik yang
A. HNP Cervical
Nyeri leher (neck pain) sering terjadi, sekitar 4,6% pada dewasa,
paling sering timbul akibat penyakit di vertebrae servikal dan soft tissue di
leher. Neck pain yang timbul akibat vertebrae servikalnya secara tipikal
dipicu oleh pergerakan, dan dapat diikuti oleh nyeri tekan fokal dan
sumber yang lebih distal dari nyeri. Trauma vertebra servikal, penyakit
a. Nyeri yang tajam atau konstan di leher, bahu, atau punggung atas
18
b. Nyeri atau sensasi seperti terbakar yang menjalar sepanjang saraf yang
f. Nyeri Kepala
B. HNP Lumbal
Pada umumnya HNP pada lumbal sering terjadi pada L4-L5 dan
L5-S1. Kompresi saraf pada level ini melibatkan root nerve L4, L5, dan
S1. Hal ini akan menyebabkan nyeri dari pantat dan menjalar ketungkai.
Kebas dan nyeri menjalar yang tajam merupakan hal yang sering dirasakan
penderita HNP. Weakness pada grup otot tertentu namun jarang terjadi.17
dipunggung bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP
terbagi atas HNP sentral dan lateral. HNP sentral akan menimbulkan
bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak pada
19
dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima kaki berkurang dan reflex
achiller negative. Pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri dan nyeri tekan
terkena. Pada stadium awal, gejala asimtomatik. Gejala klinis muncul ketika
nucleus pulposus menekan saraf. Gejala klinis yang paling sering adalah iskialgia
(nyeri radikuler). Nyeri biasanya bersifat tajam, seperti terbakar dan berdenyut
menjalar sampai bawah lutut. Bila saraf sensoris kena maka akan memberikan
gejala kesemutan atau rasa baal sesuai dermatomnya. Bila mengenai conus atau
cauda ekuina dapat terjadi gangguan miksi, defekasi dan disfungsi seksual. Nyeri
yang timbul sesuai dengan distribusi dermatom (nyeri radikuler) dan kelemahan
HNP dapat terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2
pinggang, sciatica, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana
20
Cauda Equina Syndrome (CES) adalah kondisi neurologis serius yang
medullaris.
Kriteria Fraser et al :
stenosis kanalis.
Kedua saraf sciatic (N. Ischiadicus) adalah saraf terbesar dan terpanjang
pada tubuh. masing-masing hampir sebesar jari. Pada setiap sisi tubuh, saraf
sciatic menjalar dari tulang punggung bawah ,di belakang persendian pinggul,
turun ke bokong dan dibelakang lutut. Di sana saraf sciatic terbagi dalam beberapa
Ketika saraf sciatic terjepit, meradang, atau rusak, nyeri sciatica bisa
menyebar sepanjang panjang saraf sciatic menuju kaki. Sciatica terjadi sekitar 5%
21
mempersarafi daerah bokong sampai kaki terjepit. Penyebab terjepitnya saraf ini
ada beberapa faktor, yaitu antara lain kontraksi atau radang otot-otot daerah
ischiadicus sampai ke tungkai, biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Nyeri
adalah :2,3,7,9
• Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal, yang
berjalan.
• Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat,
22
• Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mangakibatkan kelemahan anggota
bawah dan hilangnya reflex tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).
• Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi
• Kebiasaan penderita perlu diamati, bila duduk maka lebih nyaman duduk
3.7.1. Anamnesis
Pertanyaan itu berupa kapan nyeri terjadi, frekuensi, dan intervalnya; lokasi nyeri;
kualitas dan sifat nyeri; penjalaran nyeri; apa aktivitas yang memprovokasi nyeri;
sensoris, dengan mengetahui dermatom mana yang terkena akan dapat diketahui
c. Pemeeriksaan reflex, bila ada penurunan atau refleks tendon menghilang, misal
23
Adapun tes yang dapat dilakukan untuk diagnosis HNP adalah:
derajat nyeri, function laesa, atau untuk memeriksa ada/ tidaknya penyebaran rasa
nyeri. 3,4,9
dalam posisi supinasi dan pemeriksa memfleksikan panggul secara pasif, dengan
lutut dari tungkai terekstensi maksimal. Tes ini positif bila timbul rasa nyeri pada
saat mengangkat kaki dengan lurus, menandakan ada kompresi dari akar saraf
lumbar. 3,4,9
3. Lasegue Menyilang
timbul pula rasa nyeri ditungkai yang tidak diangkat. Hal ini menunjukkan bahwa
pada kaki, hal ini mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat kolumna
vertebra L5-S1.3,4
5. Knee-Jerk Reflex
Dilakukan pengetukan pada tendon lutut. Jika tidak terjadi ekstensi pada
lutut, hal ini mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat kolumna vertebra
L2-L3-L4.3,4,9
24
3.7.3. Diagnosis Penunjang
1. X-Ray
2. Myelogram
columna spinalis. Kontras masuk dalam columna spinalis sehingga pada X-ray
3. MRI
Gambar 6. MRI dari columna vertebralis normal (kiri) dan mengalami herniasi
(kanan)
25
4. Elektromyografi
kerusakan nervus.
Terapi fisik pasif biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri punggung bawah
akut, misalnya:
a. Kompres hangat/dingin
pengkompresan dingin.13
b. Iontophoresis
26
Sebuah unit transcutaneous electrical nerve stimulator (TENS)
d. Ultrasound
penyembuhan jaringan.13
tekanan ke punggung bawah. Program diet dan latihan penting untuk mengurangi
mungkin. Endurance exercisi latihan aerobit yang memberi stres minimal pada
punggung seperti jalan, naik sepeda atau berenang dimulai pada minggu kedua
sesudah dua minggu karena bila dimulai pada awal mungkin akan memperberat
keluhan pasien. Latihan memperkuat otot punggung dengan memakai alat tidak
27
3.9.2 Terapi Farmakologis14
Obat ini diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dan inflamasi
bermanfaat bila penyebab NPB adalah spasme otot. Efek terapinya tidak
Carisoprodol.14
c. Opioid
Obat ini terbukti tidak lebih efektif daripada analgetik biasa yang jauh lebih
ketergantungan obat.14
d. kortikosteroid oral
e. Analgetik ajuvan
Terutama dipakai pada HNP kronis karena ada anggapan mekanisme nyeri
Gabapentin.
lokal dan kortikosteroid ke dalam jaringan lunak/otot pada titik picu disekitar
28
tulang punggung. Cara ini masih kontroversi. Obat yang dipakai antara lain
b. Tidak ada perbaikan lebih baik, masih ada gejala nyeri yang tersisa, atau
sampai 12 minggu.
d. Terapi yang diberikan kurang terarah dan berjalan dalam waktu lama.
a. Distectomy
b. Percutaneous distectomy
secara aspirasi.
c. Laminotomy/laminectomy/foraminotomy/facetectomy
29
d. Spinal fusion dan sacroiliac joint fusion:
3.10 PENCEGAHAN
Hernia nukleus pulposus dapat dicegah terutama dalam aktivitas fisik dan pola
dan berenang
b. Hindari mengangkat barang yang berat, edukasi cara mengangkat yang benar.
30
BAB IV
KESIMPULAN
lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau Nukleus Pulposus)
mengalami tekanan dan pecah, sehingga terjadi penyempitan dan terjepitnya urat-
urat saraf yang melalui tulang belakang kita. Saraf terjepit lainnya di sebabkan
oleh keluarnya nukleus pulposus dari diskus melalui robekan annulus fibrosus
dan menekan kearah kanalis spinalis. Pada penelitian HNP paling sering dijumpai
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Pinzon, Rizaldy. Profil Klinis Pasien Nyeri Punggung Akibat Hernia Nukelus
Pulposus. Vol 39. SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta. Indonesia. 2012. Hal
749-751.
7. Meli Lucas, Suryami antradi. Nyeri Punggung. Use Neurontin. 2003. Hal 133-
148
8. Tanto, Chris & dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4 Revisi. Jakarta: FK UI.
2016.
32
11. Sidharta, Priguna. Sakit Neuromuskuloskeletal Dalam Praktek
12. S.M Lumbantobing. Neurologi Klinik. Badan Penerbit FK UI. Jakarta Badan
13. Rahim H. A., Priharto K. Terapi Konservatif untuk Low Back Pain. [online].
14. Gregory DS, Seto CK, Wortley GC, Shugart CM. Acute Lumbar Disk Pain :
Physician:2008:78
15. Engstrom JW. 2000. Back and Neck Pain. In Harrison’s Principle of Internal
10 November 2018].
17. Setyanegara dkk. 2014. Ilmu Bedah Saraf. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
33