Indonesia merupakan Negara berkembang yang pada saat ini sedang giat-
makmur, serta mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh rakyat
Indonesia.
kebutuhan hidup yaitu primer (pokok) dan kebutuhan skunder (tambahan) salah
satu diantara sekian banyak kebutuhan pokok manusia adalah berupa rumah atau
tempat tinggal. Manusia memandang kebutuhan akan rumah merupakan suatu hal
yang sangat penting dan harus dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Bahkan tidak
hanya dalam bentuk yang sederhana, suatu kehidupan terasa belum lengkap jika
belum memiliki rumah atau tempat tinggal sendiri. Dikarenakan rumah memiliki
fungsi yang sangat penting bagi manusia, yaitu sebagai tempat tinggal, tempat
Untuk memenuhui kebutuhan rumah yang baik dan layak untuk ditepati,
masyarakat membeli rumah melalui jasa pengembang atau oleh masyarakat lebih
konsumen.
yang tidak stabil berdampak pada sulitnya individu untuk memiliki rumah.
dengan ukuran dan tipe guna dapat memenuhi keinginan pembeli sesuai dengan
suatu wilayah tertentu dijual oleh perusahaan secara cash dan kredit. Dalam
kehidupan sehari-hari, kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi
masyarakat kita. Perkataan kredit tidak saja dikenaldi kota-kota besar, tetapi
sampai didesa-desa pun kata kredit sudah sangat populer. Manusia adalah homo
sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diingikannya itu terbatas. Hal
mendapat kredit, masyarakat yang ingin memiliki rumah dapat melakukan jual beli
dengan sistem kredit. Pembeli rumah secara kredit merupakan pembelian barang
barang yaitu rumah, ia memerlukan bantuan dalam bentuk modal. Bantuan dari bank
dalam bentuk penambahan modal inilah yang disebut dengan kredit. Bank akan
bukti tertulis dalam suatu ikatan perjanjian jual beli perumahan secara kredit. Pasal
dengan mana satu orang atau lebih atau lebih meningkatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih. Perjanjian adalah persetujuan yang dirumuskan secara tertulis
yang melahirkan bukti tentang adanya hak dan kewajiban. Jual beli adalah suatu
perjanjian timbal balik antara pihak satu menyerahkan hak milik atas suatu barang,
pihak lainnya berjanji untuk membayar dengan harga yang terdiri atas sejumlah
1
Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
2
Rachmadi Usman, Pasal-Pasal Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah, Jakarta,
djambatan,1999.hal,24.
uang sebagai imbalan dari prolehan hak milik tersebut. Seseorang atau suatu badan
yang memberikan kredit percaya bahwa menerima kredit dimasa mendatang akan
sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan itu dapat berupa
Pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak bank kepada nasabah untuk
membayar pembelian rumah atas dasar kepercayaan dan keyakinan bahwa nasabah
yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah
(safety) dan skaligug juga unur keuntungan ( profitability) dari syatu kredit. Dan
Ada tiga pihak yang yang terkait dalam perjanjian jual beli rumah, yaitu
kredit atau orang yang berpiutang. Sedangkan debitur adalah orang yang mendapat
pinjaman uang atau berhutang. Pihak ketiga adalah orang akan menjadi penanggung
memberikan jaminan sertifikat rumah kepada bank sebagai agunan atas pemberi
yang belum sepenuhnya menjalankan kewajiban yang sudah ditentukan oleh bank
yaitu mengembalikan atau mengangsur kredit yang sudah diperoleh oleh pembeli.
Akibat kelalaian yang dilakukan oleh pihak pembeli kredit akan merugikan pihak
kepada calon pembeli lainnya. Dampak lainnya, bagi bank untuk ikut melaksanakan
program pemerintahan dalam menciptakan sarana perumahan sederhana atau bagi
pemberian kredit guna membeli rumah perlu adanya perlindungan hukum bagi para
pihak yang terlibat. Perlindungan hukum dapat memiliki para pihak setelah para
pihak yang terlibat dalam jual beli secara kredit melakukan perjanjian yang disebut
dengan perjanjian jual beli. Oleh sebab itu, dapat penelitian ini dipilih judul: ‘’
SECARA KREDIT’’.
B. PERUMUSAN MASALAH
dalam penelitian ini adalah mengenai perlindungan hukum terhadap proses jual beli
a. Tujuan penelitian
a) Ingin mengetahui proses perjanjian jual beli rumah secara kredit antara
b. Manfaat Penelitian
a) Bagi masyarakat
perlindungan hukum terhadap proses perjanjian jual beli perumahan secara kredit.
c) Bagi peneliti
dapat dijadikan sebagai salah satu kelengkapan untuk mendapatkan gelar sarjana
hukum.
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah serta untuk menjaga
agar tidak menimbulkan penafsiran yang terlalu luas mengenai masalah yang
akan di bahas, maka dalam penelitian ini perlu diberikan sesuatu perlu diberikan
lingkup dalam penyusunan proposal ini adalah penyusun hanya menitik beratkan
E. Orisinalitas penelitian
terdahulu yaitu :
Perbedaannya adalah
konsumen dalam kontrak jual beli rumah di perumahan harapan indah bekasi.
F. Tinjauan Pustaka
A. Pengertian perumahan
adalah:
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.”
budaya dan pelayanan yang merupakan subsistem dari kota secara keseluruhan.
rumah oleh berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta dengan disain unit
rumah yang sama atau hampir sama. Jumlah rumah dan kelompok perumahan ini
tidak tertentu, dapat terdiri dari dua atau tiga rumah atau dapat juga sampai
ratusan rumah.Bentuknyapun tidak terbatas hanya pada bangunan satu lantai saja,
manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada
masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang harus diberikan
oleh hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya
hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa
aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari
pihak manapun.
pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum
atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya. Berkaitan
1. Pengertian Perjanjian
diatur dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, bahwa suatu
persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
persetujuan, karena dua belah pihak itu setuju untuk melakukan sesuatu.
disebutkan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
perjanjian adalah suatu perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua
pihak, dalam mana suatu pihak berjanji atau dianggap berjanji untukmelakukan
sesuatu hal atau tidak melakukan sesuatu halsedang pihak lain berhak menuntut
3
Mariam Daruz Badrulzaman, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku III, Alumni, Bandung,
1996, hal. 323
4
Wirjono Prodjodikoro, Azas-Azas Hukum Perjanjian, PT. Bale, Bandung, 1989, hal. 9
perikatan di samping Undang-undang.Suatu perjanjian sinamakan juga
persetujuan, karena dua pihak itu setuju untuk melakukan sesuatu. Hubungan
suatu perjanjian asalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
Suatu perjanjian agar sah menurut hukum, maka harus memenuhi syarat-
syarat yang telah ditetapkan undang-undang, yaitu Pasal 1320 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, yang menyatakan bahwa syarat sahnya perjanjian adalah:
Persetujuan kehendak yang diberikan sifatnya harus bebas dan murni, artinya benar-
benar atas kema uan mereka sendiri, tidak ada paksaan dari pihak manapun. Dalam
persetujuan kehendak tidak ada kekhilafan dan penipuan (Pasal 1321, 1322, dan
Pasal 1329 KUH Perdata menyebutkan bahwa setiaporang adalah cakap untuk
suatu perikatan yaitu prestasi yang harus dilakukan dan prestasi ini harus tertentu
Sebab yang halal yaitu yang menjadi pokok persetujuan atau tujuan dari perjanjian
umum.Dalam Pasal 1335 KUH Perdata disebutkan bahwa apabila suatu persetujuan
dibuat tanpa causa atau sebab yang halal, maka perjanjian tersebut dianggap tidak
pernah ada.
Keempat syarat sah di atas menyangkut 2 (dua) hal, yaitu syarat Subyektif
pertama dan kedua.Disebut syarat yang subyektif karena syarat yang pertama dan
kedua mengenai subyek atau para pihak atau orang-orang yang melakukan
ketiga dan keempat.Dikatakan sebagai syarat obyektif karena syarat yang ketiga
5
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004, hal. 93
Asas Konsensualisme menyatakan bahwa Perjanjian terlahir dari kata
sepakat yang telah dicapai oleh para pihak.Asas Konsensualisme ini berarti bahwa
untuk melahirkan suatu perjanjian, cukup dengan dicapainya suatu kata sepakat
dibuat oleh dua orang atau lebih telah mengikat sehingga telah melahirkan suatu
hubungan hukum yang berupa hak dan kewajiban dari masing-masing pihak dalam
perjanjian tersebut, segera setelah para pihak tersebut mencapai kesepakatan atau
perjanjian berupa perjanjian apa saja, baik bentuknya, isinya, dan dengan siapa
perjanjian itu dibuat. Maksud dari Asas Kebebasan Berkontrak ini adalah dimana
setiap orang, siapa saja dapat membuat atau tidak membuat suatu perjanjian, bebas
untuk mengadakan perjanjian dengan siapapun, bebas untuk menentukan bentuk dan
isi perjanjian maupun bebas menentukan syarat-syarat dari perjanjian yang akan
dibuat, asalkan terdapat kesepakatan dari para pihak. Kebebasan dalam asas ini tetap
saja memiliki batasan, yaitu perjanjian tersebut akan sah apabila memenuhi syarat
sahnya perjanjian dan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan,
Asas Pacta Sunt Servanda dalam perjanjian tercermin dari Pasal 1338 ayat (1)
“semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang bagi
perjanjian yang telah dibuat oleh para pihak.Dimana perjanjian yang telah dibuat
secara sah dan disepakati bersama oleh para pihak selanjutnya berlaku mengikat
perjanjian dalam asas ini hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya saja, jadi
pihak ketiga tidak terikat sama sekali oleh perjanjian tersebut kecuali perjanjian
sebagai apa yang terletak pada seseorang pada waktu diadakan perbuatan hukum,
hukum harus didasarkan pada norma kepatutan atau apa-apa yang dirasa sesuai
Pada dasarnya semua perjanjian itu berlaku bagi mereka yang membuatnya
dan tidak ada pengaruhnya dengan pihak ketiga, kecuali yang telah di atur dalam
ini diatur dalam Pasal 1315 KUH Perdata yang menyatakan bahwa “Pada umumnya
6
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, 1986, hal. 26
Hukum perbankan merupakan hukum yang mengatur segala sesuatu yang
juga mengatur lembaga keuangan bank yakni semua aspek perbankan dengan
yang lain, perbankan sebagai segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, yang
sehari-hari, rambu-rambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-
petugasnya, hak, kewajiban, tugas dan tanggung jawab, para pihak yang
bersangkutan dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh bank, eksistensi bank, dan lain-lain yang berkenaan dengan dunia perbankan
tersebut.
hukum yaitu :
3. Yurisprudensi
4. Traktak
5. Doktrin
1. UU pokok Agraria UU No. 5 tahun 1960, HIR tentang eksekusi hipotik, Kitab
2. Dalam pemberian kredit bank sering kali terkait dengan beberapa peraturan
suatu wujud perjanjian, maka akan terkait buku ketiga Kitab Undang-Undang
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang
3. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) yang dapat menjadi rujukan bagi kalangan
Kata’’ kredit ‘’ berasal dari dari bahasa yunani, ‘’Credere’’ yang berarti
kepercayaan (trust atau faith) yang maksudnya adalah meminjam uang dari sebuah
bank, teman-teman dekat atau pihak lainnya untuk suatu keperluan, dalam jangka
waktu yang telah ditentukan atau disepakati pembayarannya dengan ditandai
pembayaran kembali.
dengan balas prestasi (kontra prestasi) akan terjadi pada waktu mendatang.7
Sedangakan dari sudut ekonomi, kredit di artikan sebagai penyedian uang atau
10 Tahun 1998, yang menyebutkan bahwa kreditt adalah penyedian uang atau tagihan
pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.8
Hal ini merupakan kredit murni yang berdasarkan pada kepercayaa semata.
Karena kepercayaan merupakan tonggak ukuran atas transaksi antar pinjaman dengan
pemberi pinjaman . jadi kepercayaan dalam bentuk kredit diatas merupakan ukuran
terjadinya sebuah hubungan. Kredit juga diartikan pemberian prestasi yang akan
dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang disertai dengan suatu kontra prestasi
berupa bunga.
Dari pengertian kredit diatas dapat disimpulkan bahwa kredit yangdiberikan oleh
kepercayaan, berarti bahwa suatu lembaga baru akan memberikan kredit apabila ia
benar-benar yakin kalau si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang akan
diterima diterima sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh
7
H.R.Daeng Naja, hukum kredit dan bank garansi,PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,2005, hal. 123.
8
Ibid, hal. 124
kedua belah pihak. Tanpa keyakinan tersebut justru lembaga kredit tidak akan
Sehingga dari pengertian kredit di atas setidaknya terdapat 4 unsur pokok kredit
yaitu:
1. Kepercayaan
2. Waktu
3. Resiko
4. Prestasi
B. Jenis-jenis kredit
Dalam praktik saat ini, secara umum ada (dua) jenis kredit yang di berikan oleh
bank kepada para nasabahnya, yaitu kredit di tinjau dari segi tujuan penggunanya
a. Kredit produktif
Kredit konsumtif, yaitu kredit uang di berikan kepada orang perorangan untuk
sedangkan jenis kredit di tinjau dari segi jangka waktunya dapat berupa,
Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang di berikan dengan tidak melebihi
lebih dari 1 (satu) tahun, tetapi tidak lebih dari 3 (tiga) tahun.
Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang di berikan dengan jangka panjang
Dari berbagai hal dan jenis-jenis kredit perbankan, yang terpenting untuk
digaris bawahi adalah kredit yang di tinjau dari segi tujuannya penggunannya.
Seperti halnya Jual beli kredit merupakan jenis jual beli yang populer bagi
memiliki barang dengan harga yang relatif mahal tanpa harus membayar
Jual beli kredit merupakan mekanisme jual beli dimana harga barang
membayar harga barang secara cicilan dalam jumlah dan dalam jangka waktu
tertentu.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah jenis
penelitian normatif yaitu pengolahan dan analisis data, bagi penelitian hukum
normatife hanya mengenal data sekunder saja, yang terdiri dari bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, maka dalam mengelola dan
menganalisis bahan hukum tersebut tidak bisa melepaskan diri dari berbagai
penafsiran yang dikenal dengan ilmu hukum.9 Penelitian hukum normatif adalah
hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem
norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma, kaidah dari peraturan
2. Metode Pendekatan
permasalahan di atas.12
dengan cara melakukan kajian terhadap kasus-kasus berkaitan dengan isu yang
dihadapi.
Bahan hukum dalam penelitian bersumber dari studi kepustakaan yang terdiri
dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan tersier.13
9
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta
2004, hlm. 163
10
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif Dan Empiris, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta 2013, hlm. 34
11
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2009, hlm. 96
12
Ibid.,
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif berupa
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang tidak mengikat tetapi
menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan diperoleh
dari buku literatur, pendapat para sarjana, makalah, jurnal hukum serta internet, dan
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian
atas bahan hukum lainnya.Bahan hukum yang dipergunakan oleh penulis adalah
Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif,
dan sebagainya.14
Teknik pengumpulan bahan hukum seperti telah diurai di atas bahwa berasal
dari bahan-bahan kepustakaan yang relevan dengan objek penelitian, baik bahan
13
Ibid., hlm. 281
14
Ibid., hlm. 93
yang berkaitan dengan penelitian ini. Bahan dapat diperoleh dari buku,
literatur, pendapat para sarjana, dan artikel/makalah yang terkait dengan topik
penelitian”
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
dari suatu keadaan atau peristiwa-peristiwa yang merupakan objek pembahasan dan
undangan, buku-buku referensi, atau buku literatur yang kemudian dikaji secara
mendalam.
analisisnya adalah penafsiran atau norma kabur, yaitu menguraikan berbagai fakta
umum.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Amirrudin dan Zaenal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo
Prasada, Jakarta,2004
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
2009.
Internet