Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM FENOMENA DASAR

PENGUJIAN PERFORMA MESIN


UJI KEPEKATAN ASAP PADA MESIN DIESEL
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat kepekatan gas buang yang dihasilkan oleh mesin diesel.
2. Untuk melatih mahasiswa melakukan pengujian mesin diesel.
3. Untuk melatih mahasiswa menggunakan alat smoke meter MOD 820
4. Untuk melatih mahasiswa menganalisis uji mesin diesel.

B. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara praktikum uji kepekatan gas buang mesin diesel.
2. Mahasiswa mampu menganalisa uji gas buang mesin diesel.
3. Mahasiswa dapat mengetahui ukuran kepekatan gas buang suatu mesin diesel.
4. Mahasiswa dapat mengetahui penggunaan alat smoke meter MOD 820.

C. Teori Dasar
1. Prinsip Kerja Mesin Diesel
Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran
dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin gas. Motor diesel
disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) karena
penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar.
Dilain pihak motor bensin disebut motor penyalaan busi (spark ignition engine) karena
penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh percikan bunga api listrik dari busi.
Cara pembakaran dan pengatomisasian (atomizing) bahan bakar pada motor diesel
tidak sama dengan motor bensin. Pada motor bensin campuran bahan bakar dan udara
melelui karburator dimasukkan ke dalam silinder dan dibakar oleh nyala listrik dari busi.
Pada motor diesel yang diisap oleh torak dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya
udara, yang selanjutnya udara tersebut dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan
yang tinggi. Beberapa saat sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar
solar diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Dengan suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup tinggi maka partikel-
partikel bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sehingga membentuk proses
pembakaran. Agar bahan bakar solar dapat terbakar sendiri, maka diperlukan rasio
kompresi 15-22 dan suhu udara kompresi kira-kira 600ºC.
Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan system pengapian seperti halnya pada
motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan bakar yang
berupapompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta perlengkapan bantu
lain. Bahan bakar yang disemprotkan harus mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self
ignition).
2. Kepekatan Asap Motor Diesel
Kepekatan Kepekatan asap adalah kemampuan asap untuk meredam cahaya, apabila
cahaya tidak bisa menembus asap maka kepekatan asap tersebut dinyatakan 100 persen
(%), apabila cahaya bisa melewati asap tanpa ada pengurangan intensitas intensitas
cahaya maka kepekatan asap tersebut dinyatakan sebagai 0% (nol persen).
Demikian pula sebaliknya apabila cahaya sama sekali tidak mampu melewati asap
atau terdapat pengurangan insensitas, maka dikatakan sebagai kepekatan 100%
Kepekatan dinyatakan terlalu tinggi bila melampaui ambang batas yang ditentukan
oleh pemerintah sebesar 50 % atau nilai koeficient (K faktor) ± 1.9, kepekatan tersebut
disebabkan;
a. Filter udara tersumbat
b. Tekanan pembukaan injektor terlalu rendah
c. Terdapat kebocoran pada Injektor (Injektor Menetes)
d. Terdapat kotoran pada lubang penyemprot Injektor
e. Tekanan kompresi rendah
f. Saat penyemprotan/injeksi terlambat
g. Tekanan pembukaan injektor tidak sama satu dengan lainnya
h. Volume penyemprotan tidak merata antara injektor satu dengan lainnya
(kalibrasi pompa tidak tepat)
i. Terdapat kotoran pada katup dan dudukannya
j. Dan penyebab lainnya
Menurut Nakoela Soenarta (1995:39) faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya
jelaga atau angus pada gas buang motor Diesel adalah :
a. Konsentrasi oksigen sebagai gas pembakar kurang
b. Bahan bakar yang disemprotkan ke dalam ruang bakar terlalu banyak
c. Suhu di dalam ruang bakar terlalu tinggi
d. Penguapan dan pencampuran bahan bakar dan udara yang ada di dalam silinder
tidak dapat berlangsung sempurna
e. Karbon tidak mempunyai cukup waktu untuk bedifusi supaya bergabung dengan
oksigen

D. Keselamatan kerja
1. Selama pekerjaan selalu gunakan baju praktek, sepatu praktek, dan lain-lain yang
membuat kita lebih aman.
2. Bekerjalah sesuai dengan prosedur operasional pada buku manual atau menurut
instruksi dari dosen pembimbing.
3. Agar tidak terjadi kerusakan pada peralatan maka gunakanlah peralatan sesuai
dengan fungsi dan kegunaannya.
4. Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur kerja yang tertera pada
lembar kerja.
5. Pekerjaan baiknya dilakukan diruangan yang berventilasi.

E. Waktu dan Tempat


Praktikum uji kebisingan kendaraan bermotor dilakukan pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 11 Oktober 2017
Waktu : 07.00 – 09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Performa Mesin, A8.01.10, Fakultas Teknik, UNESA

F. Alat dan Bahan

No Alat Keterangan

Mesin diesel sebagai alat uji


1
untuk kepekatan gas buang.
Sebagai pengatur rpm dan
2 keluaran dari gas buang mesin
diesel.

Bagian knalpot sebagai tempat


peletakan sensor dari alat ukur
3
kepekatan gas buang mesin
diesel.

Smoke meter MOD 802 sebagai


4 alat ukur dari kepekatan gas
buang mesin diesel.

G. Langkah Pengujian
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Check bahan bakar pada trainer, jika bahan bakar kosong maka isi terlebih dahulu
bahan bakarnya.
Gambar 1. Check Bahan Bakar

3. Check air radiator yang ada, jika dalam keadaan setengah masa isi sampai penuh
terlebih dahulu.
4. Ganti exhaust gas dengan exhaust gas yang standar.

Gambar 2. Mengganti Exhaust

5. Jika telah siap maka beralih pada smoke meter, salurkan colokan pada smoke meter
pada stop kontak.

Gambar 3. Memasang Smoke Meter


6. Tekan switch on yang ada di belakang alat hingga muncul pilihan smoke meter 820.
7. Pilih free page lalu enter, tunggu hingga warm up ± 3 menit dan auto zero ± 1 menit.
8. Pasang RPM counter dan temperatur suhu (bila ada)
9. Display sudah siap dan menampilkan data pengukuran.
10. Pasang probe ke knalpot lalu tekan enter.

11. Pilih accelerate lalu tekan enter.


12. Prepare to accelerate enter.
13. Display accelerate lakukan pengegasan sampai decelerate tunggu sampai opacity
peak (nilai puncak opasitas) keluar.
14. Enter print untuk mencetak hasil pengukuran.
15. Setelah proses percetakan selesai, display akan kembali.

H. Pembahasan
Dari pengukuran yang telah dilakukan selama tiga kali, maka hasil yang didapatkan
yaitu:
Tabel 1.1 Hasil Pengujian Kepekatan Asap pada Mesin Diesel

No N (%) K (1/m) Maximum (/m) Smokes Temp (°C)

1 3,2 0,11 0,04 28

2 2,9 0,10 0,04 28

3 0,5 0,02 0,28 28

Pada pengujian pertama yang dilakukan, didapatkan N yaitu 3,2%; K 0,11 1/m;
maximum 0,04 (/m); dan temperature asap 28°C. Pada pengujian kedua yang dilakukan,
didapatkan N yaitu 2,9 %; K 0,10 1/m; maximum 0,04 (/m); dan temperatur asap 28oC.
Pada pengujian ketiga yang dilakukan, didapatkan N yaitu 0,5 %; K 0,02 1/m; maximum
0,28 (/m); dan temperatur aasap 28oC.
Kemudian menentukan nilai HSU dengan melihat tabel korelasi K-m-1.
Tabel 1.2 Nilai HSU (Hartridge Smoke Unit) yang didapat.
No Nilai K (1/m) Smoke Temperature (oC) HSU (Hartridge Smoke Unit) %
1 0,11 28oC 3,2
2 0,10 28oC 2,9
3 0,02 28oC 0,6

I. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil sebagai
berikut:
1. Pada 3 data yang diambil dari pengujian mesin diesel dengan temperatur yang tetap
yaitu 28oC didapatkan nilai K (1/m) yang pertama yaitu 0,11 kemudian ; 0,10; 0,02
didapatkan nilai HSU masing – masing 3,2; 29; dan 0,6
2. Kepekatan asap mesin diesel masih dibawah batas toleransi yang ditetapkan oleh
pemerintah yaitu sebesar 50% atau nilai koefisien (K faktor) ± 1,9.
J. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu:
1. Sebelum melakukan pengujian opacity, terlebih dahulu untuk memanaskan opacity
meter sebelum praktikum dimulai karena membutuhkan waktu yang lama.
2. Penguji menggunakan masker untuk melindungi dari asap yang mengandung zat – zat
beracun bagi tubuh jika dihirup.
3. Penguji menggunakan earplug agar saluran pendengaran/telinga menjadi aman dan
terlindungi.

Anda mungkin juga menyukai