0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan4 halaman
Kejujuran merupakan suatu keutamaan yang dimiliki seseorang dimana manusia menjadi inti dalam mengkomunikasikan diri dengan benar. Kejujuran dapat diartikan sebagai tanda dimana seseorang mempunyai karakter atau tidak. Dengan berbuat jujur maka karakter seseorang akan terlihat.
Kejujuran merupakan suatu keutamaan yang dimiliki seseorang dimana manusia menjadi inti dalam mengkomunikasikan diri dengan benar. Kejujuran dapat diartikan sebagai tanda dimana seseorang mempunyai karakter atau tidak. Dengan berbuat jujur maka karakter seseorang akan terlihat.
Kejujuran merupakan suatu keutamaan yang dimiliki seseorang dimana manusia menjadi inti dalam mengkomunikasikan diri dengan benar. Kejujuran dapat diartikan sebagai tanda dimana seseorang mempunyai karakter atau tidak. Dengan berbuat jujur maka karakter seseorang akan terlihat.
Kejujuran merupakan suatu keutamaan yang dimiliki seseorang dimana manusia menjadi inti dalam mengkomunikasikan diri dengan benar. Kejujuran dapat diartikan sebagai tanda dimana seseorang mempunyai karakter atau tidak. Dengan berbuat jujur maka karakter seseorang akan terlihat. Ketika seseorang dapat mengakui segala kesalahan dengan menerima diri apaadanya maka kejujuran pada seseorang dapat dibangun. Namun dengan cara seperti itu belum tentu cukup, yang perlu dikembangkan adalah mengembangkan segala potensi yang dimilik dengan kejujuran. Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa kejujuran sangatlah penting bagi masa depan terutama pencapaiannya. Masa depan tidak lepas dari pendidikan dimana pendidikan digunakan untuk pencapaian masa depan seseorang. Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan seseorang yang lebih berpengalaman atau berpengetahuan kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak mampu melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain, manusia akan mandiri jika memiliki banyak pengetahuan. Dengan menempuh pendidikan seseorang akan lebih dewasa dalam segala hal. Tetapi sayangnya pendidikan saat ini sudah berbeda dengan pendidikan zaman dulu. Pada zaman dahulu pendidikan mempunyai karakter yang dibilang masih kentel tetapi saat ini nilai karakter yang ada sudah tergeser. Jarang ditemui orang yang berpendidikan memiliki karakter yang baik malah kadang karakter sudah mulai hilang. Tetapi yang menjadi permasalahan adalah pendidikan saat ini sulit diandalkan. Pendidikan hanya digunakan untuk pangkat semata tanpa memberikan nilai kejujuran didalamnya. Banyak sekali kasus mengenai pendidikan. Misalnya guru korupsi, guru pacari murid, guru memukul murid, guru menyebar kunci jawaban dll. Dari materi ini saya mengangkat judul : masih adakah kejujuran dalam dunia pendidikan? ( Dalam pandangan nilai menurut Max Scheler) Judul ini saya ambil karena saat ini dunia pendidikan sudah tidak berkarakter dan banyak mengalami kecurangan sehingga nilai kejujuran sudah mulai hilang. Masalah-masalah dalam dunia pendidikan tidak ada hentinya. Belum selesai masalah satu muncul lagi masalah yang lain. Bahkah kadang terpikir masalah pendidikan tidak dapat teselesaikan. Permasalahan pendidikan bukan hal asing bagi kita yang sudah pernah menginjak bangku sekolahan. Ketika masa SD kita polos dan penurut, lalu ketika SMP kita sudah mulai nakal dan ketika SMA kita sudah dapat dibilang berani untuk melawan. Dari ketiga jenjang pendidikan tersebut tidak sedikit pasti kita pernah melakukan kecurangan dalam tugas kita sebagai pelajar. Misalnya mencontek, menjiplak pekerjaan orang lain, dan yang paling parah adalah membeli kunci jawaban. Kecurangan tersebut dilakukan karena terdapat beberapa sebab, diantaranya adalah takut dimarai guru, malas belajar, mencari penghargaan atau bisa juga karena terdapat tuntutan dari guru. Kecurangan-kecurangan tersebut dapat membuat ketagihan dan akhirnya kini telah mendarah daging dalam diri kita. Secara tidak sadar jika kecurangan tersebut tetap ditanamkan dalam diri, maka semakin banyaklah bibit-bibit koruptor yang merajalela. Bukan hanya siswa saja yang dapat dibilang melakukan kecurangan tetapi seorang guru yang dianggap sebagai panutan juga melakukan kecurangannya dalam berkewajiban sebagai guru. Misalnya seorang kepala sekolah memanfaatkan hubungan nepotisme, memalsu nilai pada rapor, memberi kunci jawaban pada siswa dll. Lalu dimana letak kejujuran dewasa ini? Belajar jujur telah diajarkan sejak kita masih kecil sampai kita memasuki bangku sekolah tetapi saat ini kejujuran sudah mulai hilang entah kemana. Sekarang bagaimana siswa bisa belajar jika panutan belajarpun juga tidak jujur? Guru tidak jujur dapat dikatakan hanya beorientasi pada hasil semata tanpa melihat nilai didalamnya. Banyak terjadi kasus tentang tersebarnya kunci jawaban disekolah-sekolah yang dapat dibilang sekolah terkenal. Dilihat dari luar sekolah tersebut sangat difavoritkan dan dianggap sekolah paling bagus dan mahal. Tetapi setelah diselidiki ketika melakukan Ujian Nasional siswa melakukan ketidak jujuran yaitu membeli kunci jawaban. Parahnya ketika siswa ditanya mengapa membeli kunci jawaban, siswa mengaku disuruh oleh gurunya agar nama baik sekolah tetap terlihat baik dari hasil yang dicapai. Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa siswa dan guru tidak memperbolehkan kegagalan terjadi. Kegagalan dianggap tidak memberi kesuksesan tetapi membuat kehancuran. Tetapi perlu disadari bahwa kegagalan adalah hal yang lumrah, yang keberadaannya tidak perlu ditakuti apalagi dianggap hina. Bahkan jika disadari bahwa kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Seharusnya pemikiran gagal menghancurkan dapat dimusnahkan justru dengan kegagalan kita semakin mendapat pengalaman, dan diberi kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang diperbuat. Dari berbagai macam kasus ketidak jujuran tersebut dapat dilihat bahwa saat ini pendidikan karakter di Indonesia sudah mulai hilang. Pendidikan karakter memiliki tujuan yaitu membentuk pribadi seutuhnya agar dalam menjadi manusia yang berguna bagi sesama. Pendidikan karakter dimasukan dalam pendidikan agar dalam segala potensi yang dimiliki siswa dapat dikembangkan secara maksimal. Dari pengertian pendidikan karakter tersebut semakin jelas bahwa nilai yang saat ini sudah mulai hilang adalah nilai kejujuran. Hilangnya karekter tersebut disebabkan karena orang tidak pernah puas dengan yang dimiliki atau juga karena ada sesuatu yang membuat seseorang takut untuk berbuat jujur. Kasus ketidakjujuran dalam dunia pendidikan tidak terjadi hanya pada siswa tetapi kepada seluruh lingkungan pendidikan. Karakter yang baik dapat dibangun jika kita hidup dalam lingkungan yang baik(sekolah) tetapi setelah berjalannya waktu sekolah yang dulunya dianggap dan dipercaya sebagai tempat kita belajar segala hal kini sudah tidak bisa dipercaya lagi. Kejujuran sering diibaratkan sebagai mata uang yang akan berlaku dimanapun tempatnya dan tidak terbatasi oleh apapun. Pandangan Nilai menurut Max scheler serta kaitannya dalam dunia pendidikan Nilai merupakan kualitas yang membuat sesuatu menjadi berharga. Misalnya ketika nilai ada dalam diri kita maka kita layak dipuji, dihormati, dijunjung tinggi dan pantas untuk dicari. Dari nilai kita dapat menemukan identitas diri kita sebagai manusia seutuhnya dan dapat menentukan mana yang seharusnya dianggap baik dan buruk. Nilai memberikan arah untuk kehidupan kita dan menentukan nasib kita kedepannya. Jadi disini dapat dilihat bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa nilai. Nilai menuntut kita untuk bertanggung jawab artinya kita mempunyai tanggung jawab atas arah dan tujuanhidup kita tanpa mengabaikan nilai-nilai yang ada disekitar kita. Tapi saat ini nilai tidak digunakan dengan baik tetapi malah digunakan sebagai ajang permusnahan atau saingan semata. Max scheler mengatakan bahwa nilai merupakan suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik fakta dan kenyataan-kenyataan lain. Bagi scheler nilai harus dimengerti bahwa nilai tidak tergantung pada zaman, orang, benda perasaan subjective, perasaan, dan berbagai pengalaman indrawi. Dengan adanya kecurangan belum tentu seseorang tidak mempunyai nilai kejujuran dan orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagaii orang jujur. Menurut Max Scheler kenyataan bahwa suatu nilai lebih tinggi daripada yang lain dapat dipahamii dalam suatu tindakan pemahaman akan tingkat tinggi dan rendahnya suatu nilai. Ada lima pedoman untuk menentukan hirearki nilai yaitu : (i) jika semakin tahan lama, maka semakin tinggi nilai tersebut. (ii) jika semakin dibagikan tanpa mengurangi maknanya, maka semakin tinggi pula nilai tersebut (iii) jika semakin tidak tergantung pada nilai yang lain, maka semakin tinggi pula nilai tersebut (iv) jika semakin mendalam dan membahagiakan, maka semakin tinggi pula nilai itu (v) jika semakin tidak tergantung pada kenyataan tertentu, maka semakin tinggi pula nilai. Dari lima pedoman tersebut membawa Scheler kepada penjelasan mengenai hirearki nilai. Scheler berpendapat bahwa tingkatan nilai dari yang paling rendah ke yang paling tinggi berdasarkan criteria diatas yakni : a. nilai kenikmatan/kesenangan (kesenangan lebih disukai daripada ketidaksenangan.) b. nilai vital/kehidupan (nilai yang diturunkan dari sini adalah kesejahteraa, keluhuran, halus dan lembut.) c. nilai spiritual/kejiwaan (nilai-nilai tidak tunduk pada keadaan jasmani tetapi bisa dirasakan jiwa, misalnya: keindahan, kebenaran, keadilan) d. nilai kesucian/kekudusan (bersangkut pada hubungan manusia dengan Tuhannya). Dari keempat tingkatan tersebut kita dapat mengembangkan nilai sesuai dengan posisi yang sesuai misalnya dalam masalah sosial : orang rela mencuri karena hanya ingin menghidupi keluarganya, sehingga terdapat nilai vital/kehidupan. Nilai saat ini sudah tidak dianggap penting bagi pendidikan. Pendidikan yang dulunya dianggap sebagai tempat pembentukan karakter sekarang ini sudah tidak dapat digunakan. Kejujuran sudah tidak terlihat bahkan sudah mulai dilupakan. Dengaan demikian filsafat nilai ini membantu kita untuk melihat pribadi kita yaitu bagaimana kita menempatkan diri kita secara benar dihadapan segala macam nilai. Tingkah laku kita cenderung tidak memperdulikan nilai yang ada bahkan kita lupa akan dampak yang terjadi jika kita melakukan ketidakjujuran. Ketidakjujuran merupakan tindakan yang dibilang sangat merugikan. Untuk dunia pendidikan, nilai sangatlah penting dalam membangun masa depan. Sedikit kita melakukan kecurangan maka akan terjadi dampak yang sangat merugikan. Itu sebabnya nilai sangat berperan penting dalam mengatasi ketidakjujuran dalam dunia pendidikan saat ini. menurut Max Scheler nilai terdapat empat kriteria dari situ dapat kita lihat dan kita fahami agar kita orang berpendidikan harus bisa memposisikan nilai yang ada. Dengan memahami empat tingkatan tersebut dunia pendidikan dapat mengembalikan karakter yang semula sudah mulai hilang. nilai harus dihayati dan dilakoni. Dengan menghayati nilai orang mampu mengendalikan diri dalam segala tindakannya.
Harapan bagi Pendidikan kedepannya
Dilihat dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pendidikan saat ini tidak diperhatikan bahkan pendidikan hanya digunakan sebagai ajang permusuhan. Sudah disinggung dari materi diatas bahwa akreditas sekolah hanya dilihat dari luarnya saja tanpa mengandung nilai didalamnya. Sekarang ini yang paling penting adalah nasib pendidikan kedepannya. Dimana nilai kejujuran harus ditananmkan dalam diri setiap inidividu. Jika setiap individu tidak mengerti nilai dan tidak mengerti penenmpatan nilai yang sesuai maka hilanglah karakter Indonesia sebagai bangsa yang jujur. Nilai itu tidak hanya dilihat tetapi harus dilakukan dan dihayati dalam kehidupan. Harapan untuk pendidikan kedepannya adalah membentuk karakter yang jujur dalam dunia pendidikan serta memahami nilai-nilai yang baik sehingga kedepannya akan membentuk generasi penerus yang berguna dan mampu mengaplikasikan pendidikan dengan benar. Memang tidak mudah membangun pribadi yang jujur apalagi dalam dunia pendidikan saat ini, tetapi jika nilai kejujuran tidak ditanamkan mulai sekarang bagaimana nasip pendidikan yang akan datang? Sumber Diktat Kuliah Filsafat Pendidikan Wikepedia Artikel yang berjudul “masih adakah kejujuran dalam dunia pendidikan”