Anda di halaman 1dari 6

PEDOMAN PELAYANAN

MAKANAN DI RSIA
AGUNG MULIA

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


AGUNG MULIA PACITAN
JL. Sasuit Tubun No. 25 Sidoharjo Pacitan 63514
Telp : (0357) 884466
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan kepada
penyusun, sehingga Buku Pedoman Pelayanan Makanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Agung Mulia Pacitan ini dapat selesai disusun.

Buku Pedoman Pelayanan Makanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Agung Mulia
Pacitan ini merupakan pedoman bagi semua pihak khususnya Instalasi Gizi sehingga
mengurangi risiko infeksi dan kontaminasi silang di Rumah Sakit
Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam penyusunan pedoman pelayanan makanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Agung Mulia Pacitan.

Pacitan, Juli 2018

PENYUSUN
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AGUG MULIA PACITAN
NOMOR
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek,
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing
dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu negara, yang digambarkan melalui pertumbuhan
ekonomi, usia harapan hidup, dan tingkat pendidikan. SDM yang berkualitas tinggi hanya
dapat dicapai oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik . Untuk itu diperlukan upaya
perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui upaya
perbaikan gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu yang karena kondisi
kesehatannya harus dirawat di suatu sarana pelayanan kesehatan misalnya Rumah Sakit.
Otonomi daerah yang telah digulirkan pemerintah dalam rangka percepatan pemerataan
pembangunan wilayah, menuntut adanya perubahan kebijakan pembangunan di sector
-sektor tertentu, meliputi pola perencanaan dan pelaksanaan program. Demikian pula peran
dan tugas departemen harus beralih dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasi dengan
memberikan porsi operasional program kepada daerah. Dalam hal ini, tugas pokok dan fungsi
Kementerian Kesehatan terutama menyusun standar kebijakan dan standar program
sedangkan tugas pokok dan fungsi daerah adalah sebagai pelaksana operasional
program sesuai dengan kebutuhan. Salah satu bentuk perubahan sistem pengelolaan program
dalam rangka otonomi daerah adalah perubahan struktur organisasi kementerian di tingkat
pusat. Reorganisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan telah mengubah pola struktur unit
unit kerjanya, termasuk tugas pokok dan fungsi. Kementerian Kesehatan berperan sebagai
pengawas, pembina, dan regulator upaya perbaikan dan pelayanan gizi, baik yang dilakukan
oleh instansi pemerintah maupun swasta. Masalah gizi di rumah sakit dinilai sesuai kondisi
perorangan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses
penyembuhan.
Kecenderungan peningka an kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition-
related disease ) pada semua kelompok rentan mulai dari -
B. TUJUAN
C. Ruang Lingkup
D. PENGERTIAN
BAB II

TATA LAKSANA

BAB IV

PENUTUP
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai