PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
1
4. Bagaimana Persamaan Lingkaran berpusat pada titik O (0,0) dengan jari-
jari r?
5. Bagaimana Persamaan Lingkaran berpusat pada titik (a,b) dengan jari-jari
r?
6. Bagaimana kedudukan titik terhadap Lingkaran?
7. Bagaimana kedudukan garis terhadap Lingkaran?
8. Bagaimana persamaan garis singgung Lingkaran?
9. Bagaimana Persamaan Garis Singgung melalui Suatu Titik pada Lingkaran
berpusat P (a, b) dan berjari-jari r?
10. Bagaimana Persamaan Garis Singgung Lingkaran melalui Suatu Titik di
Luar Lingkaran?
1.3.Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
LINGKARAN
2.1.Sejarah Lingkaran
Lingkaran sudah ada sejak jaman prasejarah.
Penemuan roda adalah penemuan mendasar dari sifat
lingkaran. Orang-orang Yunani menganggap Mesir
sebagai penemu geometri. Juru tulis Ahmes, penulis
dari papirus Rhind, memberikan aturan untuk
menentukan area dari sebuah lingkaran yang sesuai dengan π = 256 / 81 atau
sekitar 3,16. Teorema pertama yang berhubungan dengan lingkaran yang
dikaitkan dengan Thales sekitar 650 SM. Buku III dari Euclid 's Elements
berurusan dengan sifat lingkaran dan masalah inscribing dan escribing poligon.
Salah satu masalah matematika Yunani adalah masalah menemukan
persegi dengan wilayah yang sama sebagai sebuah lingkaran yang diberikan.
Beberapa 'kurva terkenal dalam tumpukan pertama kali dipelajari dalam upaya
untuk memecahkan masalah ini. Anaxagoras di 450 SM adalah matematikawan
recored pertama untuk studi masalah ini. Masalah untuk menemukan luas
lingkaran menyebabkan integrasi. Untuk lingkaran dengan rumus yang diberikan
di atas wilayah ini π^2 dan panjang kurva adalah suatu 2π. Pedal lingkaran adalah
cardioid jika titik pedal diambil pada lingkar dan merupakan limacon jika titik
pedal bukan pada keliling. Kaustik dari sebuah lingkaran dengan titik bersinar di
keliling adalah cardioid, sedangkan bila sinar sejajar maka kaustik adalah
nephroid .
Apollonius, pada sekitar 240 SM, efektif menunjukkan bahwa persamaan r
bipolar = kr 'merupakan sistem lingkaran koaksial sebagai k bervariasi. Dalam hal
persamaan bipolar mr^2 + nr^2 = c^2 merupakan sebuah lingkaran yang pusatnya
membagi ruas garis antara dua titik tetap dari sistem dalam rasio n ke m.
3
2.2.Tokoh Penemu Lingkaran
1. Zu Chongzhi
Dalam sejarah Tiongkok banyak ahli matematika berupaya
menghitung π. Sedangkan hasil yang dicapai Zu Chongzhi pada
abad ke-5 dapat dikatakan merupakan kemajuan dalam
penghitungan π. Zu Chongzhi lahir di kota Jiankang( kota
Nanjing) pada tahun 429. sejak kecil ia sangat cerdas dan suka
pengetahuan di bidang matematika dan astronomi. Pada tahun
464 ketiga ia berumur 35 tahun, Zu Chengzhi mulai menghitung π. Dalam
kehidupan sehari-hari rakyat Tiongkok mengetahui bahwa panjang keliling
lingkaran sama dengan tiga kali libat lebih diameter lingkaran. Sebelum Zu
Chongzhi, ahli matematika Tiongkok Liu Hui mengajukan cara ilmia untuk
menghitungkan π, dengan panjang keliling regular polygon dalam lingkaran untuk
mendekati panjang keliling lingkaran yang asli. Dengan cara ini Liu Hui telah
menghitungkan π sampai 4 angka dibelakang koma. Sedangkan melalui penelitian
Zu Chongzhi, π telah dihitungkan sampai 7 angka di belakang koma yaitu
diantara 3.1415926 dengan 3.1415927, dan memperoleh nilai mirip π dalam
bentuk bilangan pecahan. Untuk memperingati hasil Zu Chongzhi, ahli sejarah
matematika di luar negeri pernah mengusulkan menamakan π dengan tingkat Zu.
Zu Chongzhi dan anaknya juga menyelesaikan penghitungan volume bola. Prinsip
matematika itu dinamakan prinsip Zu. Sebelum abad ke-14, Tiongkok adalah
negara yang relatif maju dalam bidang matematika.
2. Rene Descartes
Di desa La Haye-lah tahun 1596 lahir jabang bayi
Rene Descartes, filosof, ilmuwan, matematikus Perancis
yang tersohor. Waktu mudanya dia sekolah Yesuit,
College La Fleche. Begitu umur dua puluh dia dapat gelar
ahli hukum dari Universitas Poitiers walau tidak pernah
mempraktekkan ilmunya samasekali. Meskipun Descartes
4
peroleh pendidikan baik, tetapi dia yakin betul tak ada ilmu apa pun yang bisa
dipercaya tanpa matematik. Karena itu, bukannya dia meneruskan pendidikan
formalnya, melainkan ambil keputusan kelana keliling Eropa dan melihat dunia
dengan mata kepala sendiri. Berkat dasarnya berasal dari keluarga berada,
mungkinlah dia mengembara kian kemari dengan leluasa dan longgar. Tak ada
persoalan duit.
Dari tahun 1616 hingga 1628, Descartes betul-betul melompat ke sana
kemari, dari satu negeri ke negeri lain. Dia masuk tiga dinas ketentaraan yang
berbeda-beda (Belanda, Bavaria dan Honggaria), walaupun tampaknya dia tidak
pernah ikut bertempur samasekali. Dikunjungi pula Italia, Polandia, Denmark dan
negeri-negeri lainnya. Dalam tahun-tahun ini, dia menghimpun apa saja yang
dianggapnya merupakan metode umum untuk menemukan kebenaran. Ketika
umurnya tiga puluh dua tahun, Descartes memutuskan menggunakan metodenya
dalam suatu percobaan membangun gambaran dunia yang sesungguhnya. Dia
lantas menetap di Negeri Belanda dan tinggal di sana selama tidak kurang dari
dua puluh satu tahun. (Dipilihnya Negeri Belanda karena negeri itu dianggapnya
menyediakan kebebasan intelektual yang lebih besar ketimbang lain-lain negeri,
dan karena dia ingin menjauhkan diri dari Paris yang kehidupan sosialnya tidak
memberikan ketenangan cukup).
Sekitar tahun 1629 ditulisnya Rules for the Direction of the Mind buku
yang memberikan garis-garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplit dan
tampaknya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya
lebih dari lima puluh tahun sesudah Descartes tiada. Dari tahun 1630 sampai
1634, Descartes menggunakan metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk
mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan fisiologi, dia melakukan
penjajagan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidang-bidang yang berdiri
sendiri seperti optik, meteorologi, matematik dan pelbagai cabang ilmu lainnya.
Menjadi keinginan Descartes sendiri mempersembahkan hasil-hasil
penyelidikan ilmiahnya dalam buku yang disebut Le Monde (Dunia). Tetapi, di
tahun 1633, tatkala buku itu hampir rampung, dia dengan penguasa gereja di Italia
mengutuk Galileo karena menyokong teori Copernicus bahwa dunia ini
5
sebenarnya bulat, bukannya datar, dan bumi itu berputar mengitari matahari,
bukan sebaliknya. Meskipun di Negeri Belanda dia tidak berada di bawah
kekuasaan gereja Katolik, toh dia berkeputusan berhati-hati untuk tidak
menerbitkan bukunya walau dia pun sebenarnya sepakat dengan teori Copernicus.
Sebagai gantinya, di tahun 1637 dia menerbitkan bukunya yang masyhur
Discourse on the Method for Properly Guiding the Reason and Finding Truth in
the Sciences (biasanya diringkas saja Discourse on Method).
Discourse ditulis dalam bahasa Perancis dan bukan Latin sehingga semua
kalangan intelegensia dapat membacanya, termasuk mereka yang tak peroleh
pendidikan klasik. Sebagai tambahan Discourse ada tiga esai. Didalamnya
Descartes menyuguhkan contoh-contoh penemuan-penemuan yang telah
dilakukannya dengan menggunakan metode itu. Tambahan pertamanya Optics,
Descartes menjelaskan hukum pelengkungan cahaya (yang sesungguhnya sudah
ditemukan oleh Willebord Snell). Dia juga mempersoalkan masalah lensa dan
pelbagai alat-alat optik, melukiskan fungsi mata dan pelbagai kelainan-
kelainannya serta menggambarkan teori cahaya yang hakekatnya versi pemula
dari teori gelombang yang belakangan dirumuskan oleh Christiaan Huygens.
Tambahan keduanya terdiri dari perbincangan ihwal meteorologi, Descartes
membicarakan soal awan, hujan, angin, serta penjelasan yang tepat mengenai
pelangi. Dia mengeluarkan sanggahan terhadap pendapat bahwa panas terdiri dari
cairan yang tak tampak oleh mata, dan dengan tepat dia menyimpulkan bahwa
panas adalah suatu bentuk dari gerakan intern. (Tetapi, pendapat ini telah
ditemukan lebih dulu oleh Francis Bacon dan orang-orang lain). Tambahan ketiga
Geometri, dia mempersembahkan sumbangan yang paling penting dari kesemua
yang disebut di atas, yaitu penemuannya tentang geometri analitis. Ini merupakan
langkah kemajuan besar di bidang matematika, dan menyediakan jalan buat
Newton menemukan Kalkulus.
Mungkin, bagian paling menarik dari filosofi Descartes adalah caranya dia
memulai sesuatu. Meneliti sejumlah besar pendapat-pendapat yang keliru yang
umumnya sudah disepakati orang, Descartes berkesimpulan untuk mencari
kebenaran sejati dia mesti mulai melakukan langkah yang polos dan jernih. Untuk
6
itu, dia mulai dengan cara meragukan apa saja, apa saja yang dikatakan gurunya.
Meragukan kepercayaan meragukan pendapat yang sudah berlaku, meragukan
eksistensi alam di luar dunia, bahkan meragukan eksistensinya sendiri. Pokoknya,
meragukan segala-galanya. Ini keruan saja membuat dia menghadapi masalah
yang menghadang: apakah mungkin mengatasi pemecahan atas keraguan yang
begitu universal, dan apakah mungkin menemukan pengetahuan yang bisa
dipercaya mengenai segala-galanya? Tetapi, lewat alasan-alasan metafisika yang
cerdik, dia mampu memuaskan dirinya sendiri bahwa dia sebenarnya "ada" ("Saya
berpikir, karena itu saya ada"), dan Tuhan itu ada serta alam di luar dunia pun ada.
Ini merupakan langkah pertama dari teori Descartes.
Makna penting teori Descartes punya nilai ganda. Pertama, dia meletakkan
pusat sistem filosofinya persoalan epistomologis yang fundamental, "Apakah asal-
muasalnya pengetahuan manusia itu?" para filosof terdahulu sudah mencoba
melukiskan gambaran dunia. Descartes mengajar kita bahwa pertanyaan macam
itu tidak bisa memberi jawab yang memuaskan kecuali bila dikaitkan dengan
pertanyaan "Bagaimana saya tahu?" Kedua, Descartes menganjurkan kita harus
berangkat bukan dengan kepercayaan, melainkan dengan keraguan. (Ini
merupakan kebalikan sepenuhnya dari sikap St. Augustine, dan umumnya teolog
abad tengah bahwa kepercayaan harus didahulukan). Memang benar Descartes
kemudian meneruskan dan sampai pada kesimpulan teologis yang ortodoks, tetapi
para pembacanya lebih tertarik dan menaruh perhatian lebih besar kepada metode
yang dikembangkannya ketimbang kongklusi yang ditariknya. (Ketakutan gereja
bahwa tulisan-tulisan Descartes akhirnya akan menjadi bahaya, jelas sekali).
Dalam filosofinya, Descartes menekankan beda nyata antara pikiran dan
obyek material, dan dalam hubungan ini dia membela dualisme. Perbedaan ini
telah dibuat sebelumnya, tetapi tulisan-tulisan Descartes menggalakkan
perbincangan filosofis tentang masalah itu. Permasalahan yang dikemukakannya
menarik para filosof sejak itu dan tetap tak terpecahkan. Pengaruh besar lain dari
konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam semesta. Dia yakin, seluruh alam --
kecuali Tuhan dan jiwa manusia-- bekerja secara mekanis, dan karena itu semua
peristiwa alami dapat dijelaskan secara dan dari sebab-musabab mekanis. Atas
7
dasar ini dia menolak anggapan-anggapan astrologi, magis dan lain-lain
ketahayulan. Berarti, dia pun menolak semua penjelasan kejadian secara
teleologis. (Yakni, dia mencari sebab-sebab mekanis secara langsung dan
menolak anggapan bahwa kejadian itu terjadi untuk sesuatu tujuan final yang
jauh). Dari pandangan Descartes semua makhluk pada hakekatnya merupakan
mesin yang ruwet, dan tubuh manusia pun tunduk pada hukum mekanis yang
biasa. Pendapat ini sejak saat itu menjadi salah satu ide fundamental fisiologi
modern.
Descartes menggandrungi penyelidikan ilmiah dan dia percaya bahwa
penggunaan praktisnya dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dia pikir, para
ilmuwan harus menjauhi pendapat-pendapat yang semu dan harus berusaha
menjabarkan dunia secara matematis. Semua ini kedengarannya modern. Tetapi,
Descartes, melalui pengamatannya sendiri tak pernah bersungguh-sungguh
menekankan arti penting ruwetnya percobaan-percobaan metode ilmiah. Filosof
Inggris yang masyhur, Francis Bacon, telah menyatakan perlunya penyelidikan
ilmiah dan keuntungan yang bisa diharapkan dari sana beberapa tahun sebelum
Descartes. Dan argumen yang terkenal Descartes yang berbunyi "saya berfikir,
karena itu saya ada," bukanlah pendapatnya yang orisinal. Itu sudah pernah
dikemukakan lebih dari 1200 tahun sebelumnya (walau dalam kalimat yang
berbeda tentu saja) oleh St. Augustine. Hal serupa juga mengenai "pembuktian"
Descartes tentang adanya Tuhan hanyalah variasi dari pendapat ontologis yang
pertama kali diucapkan oleh St. Anselm (1033-1109).
Di tahun 1641 Descartes menerbitkan bukunya yang masyhur Meditations.
Dan bukunya Principles of philosophy muncul tahun 1644. Ke dua buku itu
aslinya ditulis dalam bahasa Latin dan terjemahan Perancisnya terbit tahun 1647.
Meskipun Descartes seorang penulis yang lincah dengan gaya prosanya yang
manis, nada tulisannya terasa kuno. Betul-betul dia tampak (mungkin akibat
pendekatannya yang rasional, dia seperti cendikiawan abad tengah. Sebaliknya
Francis Bacon, walau dilahirkan tiga puluh lima tahun sebelum Descartes, nada
tulisannya modern). Tergambar jelas dalam tulisan-tulisannya, Descartes seorang
yang teguh kepercayaannya tentang adanya Tuhan. Dia menganggap dirinya
8
seorang Katolik yang patuh; tetapi gereja Katolik tidak menyukai pandangan-
pandangannya, dan hasil karyanya digolongkan ke dalam "index" buku-buku yang
terlarang dibaca. Bahkan di kalangan Protestan Negeri Belanda (waktu itu
mungkin negeri yang paling toleran di Eropa), Descartes dituduh seorang atheist
dan menghadapi kesulitan dengan penguasa.
Tahun 1649 Descartes menerima tawaran bantuan keuangan yang lumayan
dari Ratu Christina, Swedia, agar datang ke negerinya dan menjadi guru
pribadinya. Descartes amat kecewa ketika dia tahu sang Ratu ingin diajar pada
jam lima pagi! Dia khawatir udara pagi yang dingin bisa membikinnya mati. Dan
ternyata betul: dia kena pneumonia, meninggal bulan Februari 1650, cuma empat
bulan sesudah sampai di Swedia. Descartes tak pernah kawin, tetapi punya
seorang anak perempuan yang sayang mati muda. Filosofi Descartes dikritik
pedas oleh banyak filosof sejamannya, sebagian karena mereka anggap filosofi itu
menggunakan alasan yang berputar-putar. Sebagian lagi menunjukkan
kekurangan-kekurangan dalam sistemnya. Dan sedikit sekali orang saat ini yang
membelanya dengan sepenuh hati. Tetapi, arti penting seorang filosof tidaklah
terletak pada kebenaran sistemnya; melainkan pada apakah penting tidaknya ide-
idenya, atau apakah ide-idenya ditiru orang dan berpengaruh luas. Dari ukuran ini,
sedikitlah keraguan bahwa Descartes memang seorang tokoh yang penting.
2.3.Pengertian Lingkaran
9
2.4.Persamaan Lingkaran berpusat pada titik O (0,0) dengan jari-jari r
y
P(xo,yo)
x
O
10
2.5.Persamaan Lingkaran berpusat pada titik (a,b) dengan jari-jari r.
y
S(x,y)
P (a,b)
x
(𝒙 − 𝒂)𝟐 + (𝒚 − 𝒃)𝟐 = 𝒓𝟐
𝒙𝟐 + 𝒚𝟐 + 𝑨𝒙 + 𝑩𝒚 + 𝑪 = 𝟎
Persamaan Lingkaran
𝒙𝟐 + 𝒚𝟐 + 𝑨𝒙 + 𝑩𝒚 + 𝑪 = 𝟎
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
𝒙𝟐 + 𝑨𝒙 + ( 𝑨) ² + 𝒚𝟐 + 𝑩𝒚 + ( 𝑩) ² + 𝑪 − ( 𝑨) ² − ( 𝑩) ² = 𝟎
𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
11
1 1 2 1 1
(𝑥 + 𝐴)2 + (𝑦 + 𝐵) = 𝐴2 + 𝐵 2 − 𝐶
2 2 4 4
Dari bentuk terakhir ini, siswa dapat menentukan pusat dan jari – jari
𝟏 𝟏
lingkaran. Sehingga, didapat rumus untuk pusat lingkaran adalah 𝑷 (− 𝟐 𝑨, − 𝟐 𝑩)
𝟏 𝟏
dan jari – jari lingkaran 𝑹 = √ 𝑨𝟐 + 𝑩𝟐 − 𝑪
𝟒 𝟒
1 1
𝑅 = −√4 𝐴2 + 4 𝐵 2 − 𝐶 tidak diambil, karena jari – jari lingkaran selalu
positif.
Permasalahan 1:
Misalkan terdapat sebuah titik bencana alam yang berpusat di P(0,0) dan berjarak
5 satuan,maka tentukan daerah mana saja yang terkena bencana dan harus
mengungsi apabila Daerah A berada pada titik A(0,5),daerah B pada titik B(5,4)
dan daerah C pada titik (2,-1).
Penyelesaian:
a) Daerah A dengan titik A(0,5)
12
lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25 .Oleh karena itu daerah B terletak di luar lingkaran 𝑥 2 +
𝑦 2 = 25 Kesimpulannya, penduduk daerah B tidak perlu mengungsi.
Permasalahan 2 :
Apabila suatu bencana alam berpusat pada titik P(3,2) dan berjari-jari 5
satuan,maka tentukan daerah mana saja yang harus mengungsi apabila daerah A
berada pada titik (0,-2) daerah B pada titik (6,3) dan daerah C pada titik (9,7).
Penyelesaian:
a) Jika disubstitusikan titik (0, -2) pada persamaan lingkaran
(𝑥 − 3)2 + (𝑦 − 2)2= 25 maka diperoleh
(0 − 3)2 + (−2 − 2)2= 25 =32 +42 = 25= 9 + 16 = 25 = 25 Ternyata daerah
A terletak pada lingkaran (𝑥 − 3)2+ (𝑦 − 2)2 = 25
Kesimpulannya,penduduk daerah A perlu mengungsi.
13
9 + 1 = 10 < 25 Ternyata daerah B terletak di dalam lingkaran
(𝑥 − 3)2 + (𝑦 − 2)2= 25 Kesimpulannya, penduduk daerah B perlu
mengungsi.
B(x2,y2)
g A(x1,y1)
A(xa,ya)
14
g
(2) D = 0 ⇔garis g menyinggung lingkaran
P(0,
0)
A(x1,y
1)
15
Misalnya titik A(𝑥1 , 𝑦1 ) terletak pada sebuah lingkaran yang berpusat di O(0, 0)
dan berjari-jari r yaitu, 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 . Asumsikan 𝑥1 , ≠ 0 dan 𝑦1 ≠ 0 Gradien
garis PA adalah
𝑦
𝑀𝑜𝑝 = 𝑥1garis singgung g tegak lurus dengan garis PA. Gradien garis g adalah
1
1 1 𝑥
𝑀𝑔 = − 𝑀 = − 𝑦1 = − 𝑦1 Akibatnya, persamaan garis singgung g adalah
𝑜𝑝 𝑥1 1
𝑦 − 𝑦1 = 𝑀𝑔 (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥1
𝑦 − 𝑦1 =− (𝑥 − 𝑥1 )
𝑦1
(𝑦 − 𝑦1 )𝑦1 = −𝑥1 (𝑥 − 𝑥1 )
𝑦1 𝑦 + 𝑥1 𝑥 = 𝑥12 + 𝑦12
A(x1,y
1)
P(a,b
)
16
Misalkan titik A(𝑥1 , 𝑦1 ) terletak pada lingkaran(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 Gradien
𝑦 −𝑏
garis PA adalah 𝑚𝑃𝐴 = 𝑥1−𝑎Garis singgung g tegak lurus garis PA, sehingga
1
1 1 𝑥 −𝑎
𝑚𝑔 = − 𝑚 = − 𝑦1−𝑏 = − 𝑦1 −𝑏 Persamaan garis singgung g adalah
𝑃𝐴 1
𝑥1 −𝑎
𝑦 − 𝑦1 = 𝑀𝑔 (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥1 − 𝑎
𝑦 − 𝑦1 = − (𝑥 − 𝑥1 )
𝑦1 − 𝑏
17
2.11.Persamaan Garis Singgung Lingkaran melalui Suatu Titik di Luar
Lingkaran
Misalkan gradien garis singgung yang melalui titik A(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah m sehingga
diperoleh persamaan.
y –𝑦1 = m(x – 𝑥1 )
⇔y – 𝑦1 = mx – m𝑥1
⇔y = mx – m𝑥1 + 𝑦1
18
Selanjutnya ditentukan nilai diskriminan 𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
Substitusikan kedalam 𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝐷 = (2𝑚 − 14 𝑚2 )2 − 4(1 + 𝑚2 )( 49𝑚2 − 14𝑚 − 24)
= 4 𝑚2 − 56 𝑚3 + 196 𝑚4 − 196 𝑚2 + 56𝑚 + 96 − 196 𝑚4 + 56 𝑚3
+ 96 𝑚2
= −96 𝑚2 + 56𝑚 + 96
Dengan syarat D = 0
−96 𝑚2 + 56𝑚 + 96 = 0
−96 𝑚2 + 56𝑚 + 96
=0
8
12𝑚2 − 7𝑚 − 12 = 0
(4𝑚 + 3)(3𝑚 − 4) = 0
3 4
𝑚=− 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚 =
4 3
Sehingga diperoleh persamaan garis singgung
3x +4y – 25 = 0 atau 4x – 3y – 25 = 0
19
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
1. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak
sama terhadap titik tertentu.
2. Persamaan lingkaran adalah sebagai berikut
Persamaan lingkaran yang berpusat di P(0, 0) dan memiliki jari-jari r
adalah x 2 + y 2 = r 2
Persamaan lingkaran yang berpusat di P(a, b) dan memiliki jari-jari r
adalah (x − a)2 + (y − b)2 = r 2
Bentuk Umum persamaan lingkaran yang memiliki jari-jari r
3.2.Saran
Disarankan peserta didik mampu menguasai cara – cara dalam mengerjakan
soal Lingkaran dan mampu menghafal rumusnya agar tidak susah dalam
mengerjakan soal.
20
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta : P4TK.
Sukirman. 1995. Geometri analitik bidang dan ruang. Jakarta: universitas terbuka
http://forum.kompas.com/teras/314917-mau-tahu-sejarah-lingkaran-baca-ini.html,
irvanhabibali.files.wordpress.com/2009/06/tokoh-penemu-lingkaran.doc,
21