Anda di halaman 1dari 14

PERAN BIDAN AKAN MENINGKATKAN TINDAKAN

PENCEGAHAN PRIMER KOMPLEKS


TUBERKULOSIS (PKTB)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Ismatul Kholidah
1610104306

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2017
PERAN BIDAN AKAN MENINGKATKAN TINDAKAN
PENCEGAHAN PRIMER KOMPLEKS
TUBERKULOSIS (PKTB)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains Terapan
pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
Ismatul Kholidah
1610104306

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2017

i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PERAN BIDAN AKAN MENINGKATKAN TINDAKAN
PENCEGAHAN PRIMER KOMPLEKS
TUBERKULOSIS (PKTB)
Ismatul Kholidah, Sulistyaningsih

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran bidan dalam promosi
kesehatan dengan tindakan Pencegahan Primer Kompleks Tuberkulosis (PKTB) pada
anak usia 1-23 bulan di Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta. Jenis penelitian ini
menggunakan metode survey dengan jenis penelitian studi korelasi dengan
pendekatan waktu cross sectional. Analisa bivariat yang digunakan adalah Spearman
Rank. Populasi penelitian ini sebanyak 256 ibu yang mempunyai anak usia 1-23
bulan dengan jumlah sampel 72 responden menggunakan teknik Purposive sampling.
Hasil uji spearman rank didapatkan nilai p=0,002 menunjukkan bahwa ada
hubungan peran bidan dalam promosi kesehatan dengan tindakan pencegahan Primer
Kompleks Tuberkulosis (PKTB) pada anak usia 1-23 bulan. Peran bidan dalam
promosi kesehatan akan meningkatkan tindakan pencegahan Primer Kompleks
Tuberkulosis (PKTB) pada anak usia 1-23 bulan di Puskesmas Umbulharjo 1
Yogyakarta.

Kata Kunci : Peran bidan, promosi kesehatan, PKTB

Abstract

The study aims to determine the role of midwife in health promotion with
primary and complex of tuberculosis (PKTB) prevention on 1-23 month-old-children
in Umbulharjo 1 Primary health Center of Yogyakarta. The study was a survey
method with correlation study with cross sectional time approach. The population of
this study was 256 mothers who had children aged 1-23 months . The samples were
72 respondents taken using Purposive sampling. Spearman rank test obtains p value
= 0.002 shows that there was a correlation the role of midwife in health promotion
with primary and complex of tuberculosis (PKTB) prevention on 1-23 month-old-
children. The role of midwife in health promotion enhancing primary and complex of
tuberculosis (PKTB) prevention on 1-23 month-old-children in Umbulharjo 1
Primary health Center of Yogyakarta.

Keywords : The role of midwife , health promotion, PKTB

iii
PENDAHULUAN tertinggi kedua setelah Bantul dan
Program Sustainable lebih tinggi dari daerah Gunung Kidul,
Development Goals (SDGs) Kulon Progo dan Sleman dengan
ditargetkan akan menjamin kehidupan jumlah penemuan 8, 9 dan 25 kasus.
yang sehat dan mendorong (Dinas Kesehatan Daerah Istimewa
kesejahteraan bagi semua orang Yogyakarta, 2015).
disegala usia. Selain itu, program yang Tuberkulosis adalah penyakit
diselenggarakan diantaranya akan menular langsung yang disebabkan
mengakhiri epidemi AIDS, oleh Mycobacterium tuberculosis.
tuberkulosis, malaria dan penyakit Sebagian besar menyerang paru, tetapi
tropis yang terabaikan, serta dapat juga mengenai organ tubuh atau
memerangi hepatitis, penyakit jaringan lainnya. Tuberkulosis
bersumber air dan penyakit menular merupakan penyakit yang dapat
lainnya. The End Tuberculosis mengancam derajat kesehatan
Strategy merupakan program SDGs masyarakat karena sifat penularannya
untuk menyelesaikan masalah epidemi sehingga dapat meningkatkan angka
tuberkulosis di dunia pada tahun 2016- kesakitan dan kematian pada infeksi
2030 (WHO, 2016). saluran pernapasan (Robbins, 2007).
Terdapat 8,6 juta kasus Tuberkulosis primer terjadi bila
tuberkulosis di dunia pada tahun 2012. kuman Mycobacterium tuberculosis
Proporsi tuberkulosis anak diantara terinhalasi pertama dalam paru
seluruh kasus secara global mencapai seseorang yang belum pernah terpajan
6% (530.000) pasien pertahun, dan (terjadi pada anak-anak). Masuknya
sekitar 8% dari total kematian yang kuman ini menyebabkan terjadinya
disebabkan tuberkulosis (Kementerian proses inflamasi flokal di subpleura, di
Kesehatan Republik Indonesia, 2016). lobus bawah atau segmen anterior
Indonesia menempati peringkat ke tiga lobus atas. Lesi ini disebut lesi Ghon.
terbesar di dunia dengan jumlah 324 Kemudian secara cepat menjalar
ribu orang (WHO, 2015). Kasus melalui pembuluh limfe menuju
tuberkulosis Anak pada tahun 2010 kelenjar limfe regional disebut
adalah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% dengan kompleks Ghon (kompleks
pada tahun 2011 dan 8,2% pada tahun primer) (Nasar, 2010).
2012. Kasus Bakteri Tahan Asam Usia anak 1-23 bulan lebih
(BTA) positif tuberkulosis anak tahun mudah terserang penyakit tertentu.
2010 adalah 5,4%, sedangkan tahun Anak sangat rawan tertular
2011 naik menjadi 6,3% dan tahun tuberkulosis akibat terhirupnya
2012 menjadi 6% (Kementerian percikan udara yang mengandung
Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Mycobacterium tuberculosis. Apabila
Prevalensi penyakit tuberkulosis terinfeksi cepat menjalar melalui
di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pembuluh limfe menuju kelenjar limfe
tahun 2011 adalah 65,65% meningkat regional dan dapat menginfeksi organ
menjadi 76,89% pada tahun 2012. dalam seperti otak, ginjal, paru dan
Cakupan penemuan penderita tahun tulang serta dapat menyebabkan
2013 mencapai 56,51% mengalami kematian. (Handajani, 2012;
peningkatan pada tahun 2014 yaitu Mumpuni, 2016: Proverawati, 2010).
58,6%. Akan tetapi, terjadi penurunan Kementerian Kesehatan
pada tahun 2015 menjadi 56,58%. Republik Indonesia dalam Rencana
Jumlah kasus penemuan BTA Strategis tahun 2015-2019 memiliki
tuberkulosis anak di Kota Yogyakarta tujuan yaitu: meningkatnya status
1
kesehatan masyarakat dan masyarakat diharapkan mampu
meningkatnya daya tanggap mengefektifkan dan mengefesiensikan
(responsiveness) dan perlindungan dalam pelayanan kesehatan. Upaya
masyarakat terhadap risiko sosial dan atau program pelayanan kesehatan
finansial di bidang kesehatan. Dalam yang membutuhkan peran serta
sasaran strategis kedua yaitu masyarakat antara lain pelaksanaan
meningkatnya pengendalian penyakit imunisasi, penyediaan air bersih,
menular dan karantina kesehatan sanitasi lingkungan, perbaikan gizi,
dalam konten regulasinya disebutkan dan lain-lain. Upaya tersebut akan
Pengendalian Tuberkulosis, memudahkan pelaksanaan program
Kepmenkes Strategi Nasional kesehatan yang tepat pada sasaran
Pengendalian Tuberkulosis, yang ada (Hidayat, 2008).
Kepmenkes tentang Pedoman Diriwayatkan oleh Jabir bin
Menejemen Terpadu Pengendalian Abdullah ra bahwa ia mendengar
Tuberkulosis Resisten Obat, dan Rasulullah SAW bersabda:
Kepmenkes tentang Pedoman Artinya: “Tutuplah wadah, ikat
Menejemen Kolaborasi Tuberkulosis dan tutuplah air minum karena dalam
HIV tahun 2015-2019. satu tahun terdapat malam dimana
Kewenangan bidan diatur dalam pada malam itu turun wabah. Wabah
Peraturan Menteri Kesehatan Republik tersebut tidak melewati wadah atau
Indonesia No. 1464/MENKES/PER/ tempat air yang tidak ditutupi kecuali
X/2010. Upaya bidan yang dilakukan sebagian wabah tersebut masuk
untuk menurunkan morbiditas- kedalamnya.”
mortalitas dan meningkatkan kualitas Hadist di atas menjelaskan
perlindungan anak yaitu melakukan tentang anjuran kepada umat muslim
promosi kesehatan terhadap untuk melakukan pencegahan agar
pencegahan dan penanggulangan terhindar dari suatu wabah penyakit.
penyakit menular. Hal ini sesuai Lingkungan dapat menjadi faktor
dengan kompetensi bidan ke 7 yaitu risiko terjadinya suatu penyakit
bidan memberikan asuhan yang apabila tidak diperhatikan
bermutu tinggi dan komprehensif pada kebersihannya dan dibiarkan begitu
bayi dan balita 1 bulan sampai 5 tahun saja. Hal demikian maka akan
(Aticeh, dkk, 2014; Syafrudin, dkk., mengancam keberlangsungan hidup
2009). manusia itu sendiri. Sehingga Allah
Pelaksanaan promosi kesehatan SWT memerintahkan umatnya selalu
dalam kebidanan meliputi edukasi memperhatikan apa yang ada disekitar
kesehatan, pencegahan kesehatan dan manusia untuk keberlangsungan
perlindungan kesehatan. Edukasi dan hidupnya (Ahmad, 2009).
pencegahan suatu penyakit dapat Berdasarkan studi pendahuluan
dilakukan dengan melakukan di Puskesmas Umbulharjo 1 pada
penyuluhan secara perorangan, bulan Januari-Desember 2016 terdapat
kelompok ataupun massa. Pencegahan 44 kasus tuberkulosis dengan 5 (8,6%)
dan perlindungan kesehatan dengan kasus tuberkulosis anak. Program
melalui program imunisasi (Bowden dalam pengendalian tuberkulosis di
dan Manning, 2011). Puskesmas Umbulharjo 1 adalah
Upaya masyarakat menentukan skrinning tuberkulosis pada saat
keberhasilan program pemerintah Antenatal Care (ANC) pertama kali,
dalam mengatasi berbagai masalah mengadakan penyuluhan oleh tim
kesehatan. Melalui peran serta Public health Nurse (PHN) sebanyak
2
5 kali dalam 1 tahun, dan melakukan kuisioner karena sudah terwakili oleh
kunjungan rumah pada pasien pertanyaan yang valid, sehingga
tuberkulosis pada tahap awal. Hasil pertanyaan yang valid berjumlah 25
dari studi pendahuluan ini pertanyaan. Data dianalisis secara
melatarbelakangi peneliti melakukan univariat dan bivariat menggunakan
penelitian tentang peran bidan dalam uji spearman rank.
promosi kesehatan dengan tindakan
pencegahan Primer Kompleks HASIL DAN PEMBAHASAN
Tuberkulosis (PKTB). Tujuan Tabel 1. Distribusi Frekuensi
penelitian ini adalah untuk mengetahui Karakteristik Responden
peran bidan dalam promosi kesehatan Karakteristik F %
dengan tindakan Pencegahan Primer (n=72)
Kompleks Tuberkulosis (PKTB). Umur ibu
a. 20-30 tahun 37 51,4
METODE PENELITIAN b. 31-40 tahun 33 45,8
Jenis penelitian ini c. 41-50 tahun 2 2,8
menggunakan metode survey dengan Pendidikan terakhir
jenis penelitian studi korelasi yaitu a. SMP 8 11,1
penelitian yang menelaah hubungan b. SMA 39 54,1
antara dua variabel pada situasi atau c. Diploma 4 5,6
sekelompok subjek yang dilakukan d. Sarjana 21 29,2
untuk melihat hubungan variabel satu Pekerjaan ibu
dengan variabel yang lain a. IRT 48 66,7
(Notoatmodjo, 2010). Pendekatan b. PNS 1 1,4
waktu yang digunakan adalah c. Pegawai swasta 13 18,0
pendekatan cross sectional yaitu d. Wiraswasta 10 13,9
penelitian yang mendesain Pendapatan keluarga
pengumpulan data dilakukan pada satu a. <Rp. 1 Juta 15 20,8
titik waktu (at one point in time) b. ≥Rp. 1–2 Juta 42 58,3
dimana fenomena yang diteliti adalah c. >Rp. 2 Juta 15 20,9
selama satu periode pengumpulan data Umur anak
(Swarjana, 2015). a. 1-12 bulan 55 76,4
Populasi penelitian ini b. 13-23 bulan 17 23,6
sebanyak 256 ibu yang mempunyai Jenis kelamin anak
anak usia 1-23 bulan dengan jumlah a. Laki-laki 39 54,2
sampel 72 responden menggunakan b. Perempuan 33 45,8
teknik Purposive sampling. Instrumen
pengambilan data berupa kuisioner Tabel 1 menunjukkan bahwa
yang terlebih dahulu diuji validitas karakteristik umur responden sebagian
dan reliabilitasnya. Hasil uji validitas besar ibu berumur 20-30 tahun
menunjukkan bahwa 25 pertanyaan (51,4%) dengan pendidikan terakhir
valid dari 30 pertanyaan dengan nilai ibu SMA (54,1%), pekerjaan ibu
koefesien korelasi berkisar antara sebagai Ibu Rumah tangga (IRT)
0,311 sampai 0,634. Semua (66,7%) dan pendapatan keluarga
pertanyaan mempunyai nilai r hitung ≥Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000
lebih besar dari r tabel (0,361). (58,3%). Sebagian besar anak berumur
Pertanyaan yang tidak valid dilakukan 1-12 bulan (76,4%) dan jenis kelamin
drop out sebanyak 5 pertanyaan. Butir anak sebagian besar adalah laki-laki
soal yang tidak valid dihilangkan dari (54,2%).
3
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Peran Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Bidan Dalam Promosi Kesehatan Tindakan Pencegahan Primer
Peran Bidan F % Kompleks Tuberkulosis (PKTB)
(n=72) Tindakan F %
Baik 17 23,7 Pencegahan (n=72)
Cukup 28 38,8 Baik 49 68,0
Kurang 27 37,5 Cukup 16 22,2
Jumlah 72 100 Kurang 7 9,8
Jumlah 72 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa
sebagian besar peran bidan dalam Tabel 3 menggambarkan
promosi kesehatan adalah cukup tindakan pencegahan Primer
sebanyak 28 (38,8%), kurang sejumlah Kompleks Tuberkulosis (PKTB) yang
27 (35,5%) dan baik sejumlah 17 menunjukkan bahwa sebagian besar
(23,7%). tindakan pencegahan Primer
Peran bidan dapat membantu Kompleks tuberkulosis (PKTB) baik
ibu dalam meningkatkan tingkat sebanyak 49 (68,0%), cukup sejumlah
pengetahuan tentang kondisi 16 (22,2%) dan kurang sejumlah 7
kesehatan, gejala penyakit dan (9,8%).
tindakan yang diberikan sehingga Tindakan pencegahan Primer
terjadi perubahan perilaku setelah Kompleks tuberkulosis (PKTB)
dilakukan pendidikan kesehatan. meliputi upaya untuk menghindari
Kegiatan yang diakukan adalah atau mengurangi resiko terjadinya
penyuluhan. Penyuluhan tersebut penyakit Primer Kompleks
dilakukan untuk memberikan tuberkulosis (PKTB) (Bowden dan
pendidikan kesehatan guna Manning, 2011). Tindakan
meningkatkan pengetahuan ibu, pencegahan yang dilakukan mencakup
sehingga timbul kesadaran untuk menghindari kontak dengan penderita
melakukan tindakan pencegahan tuberkulosis dengan cara tidak berada
Primer Kompleks Tuberkulosis didekat penderita, menghindari
(PKTB). Jika tidak dilakukan tindakan peralatan makan bekas penderita
pencegahan, maka dapat menyebabkan tuberkulosis, membuka jendela pagi
terinfeksinya individu oleh hari agar sinar matahari masuk untuk
Mycobacterium tuberculosis sehingga membunuh mycobacterium
anak dapat terserang Primer Kompleks tuberculosis, memperhatikan Perilaku
Tuberkulosis (PKTB). Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu
Hal ini sesuai dengan hasil melakukan cuci tangan, mengonsumsi
penelitian yang dilakukan oleh Hamidi makanan bergizi, menjaga kesehatan
(2010), yang menunjukkan bahwa ada lingkungan dan tidak merokok, serta
hubungan antara pengetahuan ibu melakukan vaksinasi BCG (Pudiastuti,
tentang pencegahan penyakit 2011; Mumpuni, 2016).
tuberkulosis paru dengan kejadian Riwayat kontak adalah adanya
tuberkulosis paru anak usia 0-14 tahun hubungan dengan penderita.
dan ibu yang berpengetahuan rendah Timbulnya penyakit tuberkulosis pada
8,25 kali berisiko terhadap kejadian anak dapat dipengaruhi oleh riwayat
tuberkulosis paru anak usia 0-14 tahun kontak dengan penderita tuberkulosis
(p= 0,012 dan OR= 8,25). dewasa. Karena kejadian tuberkulosis
pada anak sering diakibatkan oleh
penularan penderita dewasa yang
4
selalu berhubungan dengan anak baik Pencegahan penyakit Primer
langsung maupun tidak langsung. Kompleks Tuberkulosis (PKTB) yaitu
Sumber penularan adalah penderita dengan imunisasi BCG. Imunisasi
tuberkulosis BTA (+) pada waktu BCG merupakan faktor risiko
bersin atau batuk. Penderita menyebar terjadinya tuberkulosis,. Penelitian
kuman ke udara dalam bentuk droplet oleh Simbolon (2010) menunjukkan
atau percikan dahak. Daya penularan bahwa ada hubungan antara imunisasi
dari seseorang penderita ditentukan BCG dengan kejadian tuberkulosis
oleh banyaknya kuman yang dan risiko orang yang tidak mendapat
dikeluarkan dari parunya. imunisasi BCG untuk terjadinya
Faktor lingkungan memegang tuberkulosis paru sebesar 2,855 kali
peranan penting dalam penularan, lebih besar dibandingkan orang yang
terutama lingkungan rumah yang tidak mendapat imunisasi BCG (p=0,048,
memenuhi syarat. Lingkungan rumah OR=2,855).
merupakan salah satu faktor yang Hasil penelitian didapatkan
memberikan pengaruh besar terhadap bahwa pencegahan yang kurang
status kesehatan penghuninya. Hal dilakukan oleh ibu adalah mencuci
tersebut sesuai dengan hasil penelitian tangan anak maupun dirinya secara
yang dilakukan oleh Murdiyono, dkk. rutin. Mencuci tangan dengan air
(2015), yang menunjukkan bahwa ada bersih dan sabun mempunyai peranan
hubungan suhu ruangan dengan penting dalam kaitannya dengan
kejadian tuberkulosis paru anak pencegahan infeksi dan dapat
(p=0,1868; OR=1,994; 95% CI= mengurangi jumlah mikroorganisme
0,824-4,8827), ada hubungan penyebab penyakit di kedua tangan.
kelembaban ruangan dengan kejadian Jadi, mencuci tangan sebaiknya
tuberkulosis paru anak (p=<0,001; dilakukan ketika sebelum menyiapkan
OR=6,000; 95% CI= 2,528-14,240), makanan, sebelum makan, setelah
ada hubungan pencahayaan alami Buang Air Besar (BAB) dan Buang
dengan kejadian tuberkulosis paru Air Kecil (BAK), sebelum dan
anak anak (p=0,016; OR=2,912; 95% sesudah kontak dengan seseorang
CI= 1,290-6,571). yang bertujuan untuk pencegahan
terhadap penyakit yang disebabkan
oleh bakteri, virus dan parasit lainnya.

Tabel 4. Peran Bidan dalam Promosi Kesehatan dengan Tindakan Pencegahan


Primer Kompleks Tuberkulosis (PKTB)
Peran Bidan Tindakan Pencegahan PKTB
dalam Baik Cukup Kurang Jumlah
Promosi F % F % F % F %
Kesehatan
Baik 14 28,6 3 18,8 0 0 17 23,6
Cukup 23 46,9 3 18,8 2 28,6 28 38,9
Kurang 12 24,5 10 62,5 5 71,4 27 37,5
Jumlah 49 100 16 100 7 100 72 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa cukup sebanyak 28 (38,9%), kurang


sebagian besar peran bidan dalam sejumlah 27 (37,5%) dan baik
promosi kesehatan dalam kategori sejumlah 17 (23,6%).

5
Berdasarkan hasil uji spearman kemampuan bidan dalam pelayanan
rank pada tabel 4.6 diperoleh nilai p- yang diberikan. Pengetahuan dan
value=0,002 menunjukkan bahwa nilai kemampuan bidan akan meningkat
p-value <0,005 yang berarti Ho ditolak sesuai dengan jenjang pendidikan
dan Ha diterima, sehingga dapat yang telah dilaluinya. Di Puskesmas
disimpulkan bahwa ada hubungan Umbulharjo 1 Yogyakarta tingkat
antara peran bidan dalam promosi pendidikan bidan adalah minimal DIII
kesehatan dengan tindakan kebidanan. Bidan merupakan suatu
pencegahan Primer Kompleks profesi yang profesional, dimana
Tuberkulosis (PKTB) pada anak usia seorang bidan bisa menjalankan
1-23 bulan di Puskesmas Umbulharjo pekerjaannya jika telah menyelesaikan
1 Yogyakarta. program pendidikan kebidanan yang
Faktor yang mempengaruhi diakui negara tempatnya berada dan
bidan dalam pelayanan kebidanan memenuhi kualifikasi yang diperlukan
diantaranya adalah usia bidan. Umur untuk dapat terdaftar dan atau izin
21 tahun dapat dikatakan mulai masa resmi untuk melakukan praktik
dewasa dan pada 30 tahun telah kebidanan yaitu dengan minimal
mampu menyelesaikan masalah pendidikan DIII kebidanan. Dengan
dengan cukup baik, menjadi stabil dan mengikuti pendidikan kebidanan maka
tenang secara emosional. seorang bidan terus dilatih dan
Bertambahnya umur seseorang akan dituntut untuk mampu menguasai
terjadi perubahan pada aspek fisik dan kompetensi yang dibutuhkan dalam
psikologi. Sehingga apabila semakin bidang pekerjaannya. Oleh karena itu,
dewasa seseorang, maka akan semakin ilmu yang diperoleh akan
mudah dalam menerima informasi. diaplikasikan secara terus menerus,
Pengetahuan yang diperolehnya terutama ketika terjun langsung di
semakin membaik terhadap segala masyarakat. Hal inilah yang
bentuk informasi yang disampaikan. menjadikan bidan semakin ahli dalam
Selain itu, bertambahnya usia bidangnya.
seseorang, maka pemikirannya akan Penelitian Yulianti (2014)
semakin berkembang sesuai dengan menunjukkan bahwa ada hubungan
pengetahuan yang pernah didapatkan pengetahuan dengan kinerja bidan
dan akan berhati-hati dan cekatan Puskesmas dalam pelayanan
dalam melakukan pekerjaannya. Dari kebidanan (p=0,018). Hasil penelitian
pendapat tersebut maka umur bidan tersebut terdapat kecenderungan
akan berpengaruh pada mutu bahwa responden mempunyai
pelayanan kebidanan, dimana dengan pengetahuan baik maka kinerjanya
bertambahnya umur maka akan baik. Pengetahuan bukanlah dominan
bertambah baik mutu pelayanan yang menyebabkan kinerja bidan
kebidanan yang diberikan. puskesmas dalam penanganan ibu
Berdasarkan hasil wawancara, bidan hamil risiko tinggi di Kabupaten
yang bekerja di Puskesmas Pontianak semangkin baik. Hal ini
Umbulharjo 1 Yogyakarta minimal didukung teori kinerja mengatakan
berusia 27 tahun, jadi dapat dikatakan bahwa kinerja bukan menyangkut
bahwa bidan yang bekerja telah karakteristik pribadi yang ditunjukkan
mampu melaksanakan program oleh seseorang. Tapi kinerja seseorang
dengan baik. merupakan gabungan dari
Tingkat pendidikan bidan kemampuan, usaha, dan kesempatan,
mempengaruhi pengetahuan dan
6
yang dapat diukur dari akibat yang berkompetensi dalam meningkatkan
dihasilkan. kesejahteraan dan kesehatan
Faktor lain yang mempengaruhi masyarakat salah satunya dengan
peran bidan adalah masa kerja bidan. promosi kesehatan. Peran bidan dalam
Masa kerja memberikan pengaruh promosi kesehatan adalah suatu
positif pada kinerja seseorang, dengan kegiatan dan/atau serangkaian
semakin lama masa kerja seseorang kegiatan pelayanan kesehatan yang
maka akan semakin berpengalaman dilakukan bidan dengan lebih
dalam melaksanakan tugasnya. mengutamakan kegiatan yang bersifat
Lamanya bidan bekerja dapat promosi kesehatan. Sasaran promosi
diidentikkan dengan banyaknya kesehatan pada aspek promotif adalah
pengalaman yang dimilikinya. Di kelompok orang sehat. Pendidikan
Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta kesehatan perlu dibina dalam
terdapat bidan yang bekerja selama kelompok orang sehat agar tetap sehat
kurang dari 10 tahun. Hal tersebut dan lebih ditingkatkan lagi (Novita
dapat mempengaruhi pengalaman dan Fransiska, 2011).
yang dimilikinya dibanding dengan Peran bidan dalam promosi
bidan yang sudah bekerja selama lebih kesehatan bertujuan untuk membantu
dari 10 tahun. individu, keluarga, kelompok, atau
Hasil penelitian Abu, dkk. masyarakat dalam meningkatkan
(2015) ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan tentang kondisi
antara umur, masa kerja dan kesehatan di lingkungan, gejala
pengetahuan bidan dengan mutu penyakit dan tindakan yang diberikan
pelayanan kebidanan. menunjukkan sehingga terjadi perubahan perilaku
bahwa bidan dengan masa kerja lebih setelah dilakukan pendidikan
dari 10 tahun berpeluang mempunyai kesehatan. Kegiatan peran bidan dapat
kinerja yang baik 10,7 kali dengan memberikan pendidikan dan
dibandingkan dengan bidan yang penyuluhan kesehatan kepada
bekerja kurang dari 10 tahun. Hal ini individu, keluarga, kelompok dan
dikarenakan semakin lama bidan masyarakat tentang penanggulangan
bekerja maka kinerjanya akan semakin masalah kesehatan yang berhubungan
baik. Jadi, dengan semakin dengan kesehatan ibu dan anak seperti
meningkatnya masa kerja bidan maka melakukan pendidikan kesehatan atau
semakin meningkat pula mutu penyuluhan mengenai pencegahan
pelayanan yang diberikan. penyakit Primer Kompleks
Penelitian oleh Nowalah, dkk. Tuberkulosis (PKTB) pada anak
(2014) menunjukkan lama bekerja (Mubarak, 2011).
seorang bidan di desa dapat Dampak jika tidak dilakukan
diidentikkan dengan banyaknya upaya pemeliharaan kesehatan pada
pengalaman yang diperoleh seseorang orang sehat seperti pencegahan Primer
selama bekerja maka pengetahuan Kompleks Tuberkulosis (PKTB) pada
bidan juga bertambah pula, dengan anak yaitu terinfeksinya individu oleh
pengetahuannya tersebut bidan dapat Mycobacterium tuberculosis
menyesuaikan diri dengan pekerjaan (Pudiastuti, 2011). Primer Kompleks
yang diembannya. Tuberkulosis (PKTB) salah satu
Banyak perilaku masyarakat penyebab kesakitan dan kematian
yang saat ini menimbulkan masalah yang sering pada anak. Anak lebih
kesehatan. Oleh karena itu, bidan dan berisiko untuk menderita tuberkulosis
tenaga kesehatan lainnya harus millier dan meningitis tuberkulosis
7
sehingga menyebabkan tingginya membinasakan, merugikan,
kesakitan dan kematian pada anak (TB membahayakan kesehatan manusia
Indonesia, 2017). baik diri sendiri maupun orang lain.
Kejadian Primer Kompleks
Tuberkulosis (PKTB) salah satunya SIMPULAN DAN SARAN
dipengaruhi oleh tindakan pencegahan Simpulan
yang dilakukan oleh ibu sesuai dengan Berdasarkan hasil penelitian ini
penelitian Hamidi (2010) didapatkan peran bidan dalam promosi
membuktikan bahwa ada hubungan kesehatan di Puskesmas Umbulharjo 1
antara perilaku ibu tentang Yogyakarta adalah sebagian besar
pencegahan penyakit tuberkulosis paru cukup sebanyak 28 (38,8%).
dengan kejadian tuberkulosis paru Sedangkan tindakan pencegahan
anak usia 0-14 tahun (p= 0,044 dan Primer Kompleks Tuberkulosis
OR= 6,07). (PKTB) pada ibu yang mempunyai
Tindakan yang dilakukan ibu anak usia 1-23 bulan di Puskesmas
dalam pencegahan Primer Kompleks Umbulharjo 1 Yogyakarta adalah
Tuberkulosis (PKTB) diantaranya sebagian besar baik sebanyak 49
menghindari riwayat kontak dengan (68,0%). Hasil uji spearman rank
cara menjauhkan anak ketika didekat didapatkan p=0,002 yang berarti peran
orang batuk terus menerus dan bidan dalam promosi kesehatan akan
melarang anggota keluarga merokok meningkatkan tindakan pencegahan
atau merokok jauh dari rumah. Sesuai Primer Kompleks Tuberkulosis
dengan penelitian Kurniawati (2010) (PKTB) pada anak usia 1-23 bulan di
dengan hasil faktor yang Puskesmas Umbulharjo 1 Yogyakarta.
mempengaruhi kejadian Primer Saran
Kompleks Tuberkulosis (PKTB) Diharapkan bidan memfasilitasi
adalah kebiasaan riwayat kontak dan kepada ibu yang mempunyai anak usia
keluarga merokok. Merokok dapat 1-23 bulan dengan memberikan
berakibat buruk bagi kesehatan informasi melalui penyuluhan,
terhadap perokok aktif maupun konseling atau leaflet dan pelayanan
perokok pasif. Firman Allah SWT terkait tindakan pencegahan Primer
dalam Qur’an surat Al-baqarah ayat Kompleks Tuberkulosis (PKTB). Bagi
195: ibu yang mempunyai bayi dan balita
Artinya: “Dan belanjakanlah meningkatkan tindakan pencegahan
(harta bendamu) di jalan Allah, dan Primer Kompleks Tuberkulosis
janganlah kamu menjatuhkan dirimu (PKTB) yaitu secara rutin mencuci
sendiri ke dalam kebinasaan, dan tangan anak maupun ibu yang
berbuat baiklah, karena sesungguhnya dilakukan ketika sebelum menyiapkan
Allah menyukai orang-orang yang makanan, sebelum makan, setelah
berbuat baik.” Buang Air Besar (BAB) dan Buang
Ayat diatas menjelaskan bahwa Air Kecil (BAK), sebelum dan
Allah SWT memerintahkan kepada sesudah kontak dengan seseorang
manusia untuk mengerjakan yang yang bertujuan untuk pencegahan
ma’ruf dan melarang berbuat mungkar terhadap penyakit yang disebabkan
yang dapat menyebabkan manusia oleh bakteri, virus dan parasit lainnya.
menjadi buruk seperti merokok.
Karena merokok dapat menyebabkan
mudharat yang lebih banyak daripada
manfaatnya. Mudharat rokok dapat
8
DAFTAR PUSTAKA Kebidanan. Jakarta: Salemba
Abu A., Kusumawati Y.,Wardani KE., Medika
2015. Hubungan Karakteristik Kemenkes RI, 2013. Petunjuk Teknis
Bidan dengan Mutu Pelayanan Manajemen TB Anak.
Antenatal Care Berdasarkan (spiritia.or.id/dokumen/ juknis-
Standar Operasional. Jurnal tbanak2013.pdf diakses tanggal
Kesehatan Masyarakat 02 Desember 2016 jam 16.00
Andalas Oktober 2015 - Maret WIB)
2016 Vol. 10, No. 1, Hal. 94- Mubarak WI., 2011. Promosi
100 Kesehatan Untuk Kebidanan.
(http://jurnal.fkm.unand.ac.id/ Jakarta: Salemba Medika
index.php/jkma/ Nasar I. (2010). Buku Ajar Patologi II
article/view/169/169 diakses (Khusus): Edisi 1. FKUI
tanggal 5 Februari 2017 Pukul Jakarta: Sagung Seto
20.00 WIB) Notoatmodjo S., 2010. Metodologi
Ahmad, Y. (2009). Ensiklopedi Penelitian kesehatan. Jakarta:
Kemukjizatan Ilmu dalam Al- Rineka Cipta
Qur’an dan Sunah. Jakarta: PT Novita N., Fransiska Y., 2011.
Kharisma ilmu Promosi Kesehatan Dalam
Aticeh, Sari GN., Follona W., 2014. Pelayanan Kebidanan. Jakarta:
Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Salemba Medika Nowalah H., Qomarrudin MB.,
Bowden J., Manning V. (2011). Hargono R., 2014. Desa Siaga:
Promosi keehatan Dalam Upaya Pemberdayaan
Kebidanan: Prinsip dan Masyarakat Di Bidang
Praktik Edisi 2. Jakarta: EGC Kesehatan Melalui Peran
Dinkes Daerah Istimewa Yogyakarta Bidan Di Desa. The Indonesian
(DIY), 2015. Profil Kesehatan Journal Of Public Health, Vol.
DIY 2015. Yogyakarta 8, No. 3 Maret 2012: 91–98.
Hamidi H., 2010. Hubungan antara (Http://Journal.Unair.Ac.Id/Do
Pengetahuan, Sikap, dan wnloadfull/PH5955-
Perilaku Ibu tentang 5a7d5168d2fullabstract.pdf
Pencegahan Penyakit TB Paru diakses tanggal 15 Juni 2017
dengan Kejadian TB Paru jam 11.30 WIB)
Anak Usia 0-14 Tahun di Balai Proverawati A., dan Andhini CSD.
Pengobatan Penyakit Paru- (2010). Imunisasi dan
Paru (BP4) Kota Salatiga Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha
Tahun 2010. Skripsi. Jurusan Medika
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Pudiastuti R.D. (2011). Waspadai
Fakultas Ilmu Keolahragaan. Penyakit Pada Anak. Jakarta:
Universitas Negeri Semarang. PT Indeks
Tidak dipublikasikan. Robbins (2007). Buku Ajar Patologi:
Handajani SD., 2012. Kebidanan Edisi 7 Volume 2. Jakarta:
Komunitas Konsep dan EGC
Manajemen Asuhan. Jakarta: Simbolon D. (2010). Faktor Risiko
EGC Tuberkulosis Paru di
Hidayat AAA. (2008). Ilmu Kesehatan Kabupaten Rejang Lebon.
Anak Untuk Pendidikan Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol. 2, No. 3,
9
Desember 2010. diakses diakses tanggal 02 Desember
tanggal 16 Desember 2016 2016 jam 08.00 WIB)
Pukul 10.44 WIB) WHO, 2016. Global Tubercolusis
Swarjana IK., 2015. Metodologi Report.
Penelitian Kesehatan. (www.who.int/tb/publications/
Yogyakarta: Andi Offset global_ report/en/ diakses
Syafrudin, Theresia EVK., Jomima, tanggal 01 Desember 2016 jam
2009. Ilmu Kesehatan 13.05 WIB)
Masyarakat Untuk Mahasiswa Yulianti E., 2014. Faktor-Faktor Yang
Kebidanan. Jakarta: Trans Info Menpengaruhi Kinerja Bidan
Media Puskesmas Dalam Penanganan
TB Indonesia, 2017. TB anak. Ibu Hamil Risiko Tinggi di
(http://www.tbindonesia.or.id/t Kabupaten Pontianak Tahun
b-anak/ diakses tanggal 08 2012. Jurnal Ilmiah Bidan.
Maret 2017 jam 16.30 WIB) Volume 2 Nomor 1. Januari –
WHO, 2015. Global Tuberculosis Juni 2014
Report. (http://ejurnal.poltekkesmanad
(www.who.int/tb/publications/ o.ac.id/index.php/jib/article/vie
global_ wFile/214/229 diakses tanggal
report/gtbr15_main_text.pdf 15 Juni 2017 jam 11.00 WIB)

10

Anda mungkin juga menyukai