‘NOBEL EKONOMI’
Oleh :
XII-1
2017/2018
Lembar Pengesahan
Menyatakan bahwa makalah yang saya buat disusun oleh saya sendiri dengan sebaik-baiknya.
ii
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Saya. panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang Nobel ekonomi.
Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas semester ganjil pada mata pelajaran ekonomi.
Saya ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan memberi dukungan sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap berharap semoga makalah ini dapat memberi wawasan dan informasi
yang bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
iii
Daftar Isi
Lembar pengesahan ii
Kata pengantar iii
BAB I Pendahuluan 1-2
BAB II ISI
1. Ronald Coase
A. Biodata …………………………………………………………………. 3
B. Pemikiran ………………………………………………………………. 3-7
C. Pendapat/komentar …………………………………………………….. 7
D. Sumber/Web …………………………………………………………… 7
2. Gary Becker
A. Biodata ………………………………………………………………. 8
B. Pemikiran ……………………………………………………………….. 9
C. Pendapat/Komentar ……………………………………………………… 10
D. Sumber/Web ……………………………………………………………. 10
3. Robert Fogel
A. Biodata ……………………………………………………………… 10
B. Pemikiran …………………………………………………………… 10-12
C. Pendapat/Komentar ………………………………………………. 12
D. Sumber/Web ………………………………………………………. 12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………………13..
Saran ……………………………………………………………………… 13
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………. 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah pemikiran ekonomi mengacu pada berbagai pemikir dan teori tentang hal-hal
yang kelak menjadi ekonomi politik dan ekonomi dari dunia kuno sampai dunia saat ini. Studi
ini mencakup banyak sekolah pemikiran ekonomi yang berbeda-beda. Filsuf Yunani seperti
Aristoteles membahas pemikiran tentang "seni" memperoleh kekayaan dan mempertanyakan
apakah properti sebaiknya berada dalam kepemilikan swasta atau umum. Pada abad
pertengahan, cendekiawan Thomas Aquinas menyatakan adalah suatu kewajiban moral bisnis
untuk menjual barang-barang dengan harga wajar. Filsuf Britania, Adam Smith, sering disebut-
sebut sebagai bapak ekonomi modern karena treatise-nya The Wealth of Nations
(1776).Pemikirannya dibuat berdasarkan berbagai karya dari pendahulunya pada abad ke-18,
terutama pada fisiokrat. Bukunya muncul pada malam Revolusi Industri dengan perubahan-
perubahan besar dalam dunia ekonomi.[3] Penerus Smith meliputi para pakar ekonomi klasik
seperti Rev. Thomas Malthus, Jean-Baptiste Say, David Ricardo, dan John Stuart Mill. Mereka
menguji cara kelas bawah, kapitalis dan buruh memproduksi dan mendistribusikan penghasilan
negara dan menguji efek populasi dan perdagangan internasional. Di London, Karl Marx
mengkritik sistem kapitalis yang ia anggap eksploitatif dan mengasingkan pihak lain. Sejak
1870, ekonomi neoklasik berusaha menciptakan bidang studi yang lebih positif, matematis dan
ilmiah daripada politik normatif.
Setelah peperangan pada awal abad ke-20, John Maynard Keynes memimpin reaksi
melawan abstensi pemerintahan dari urusan-urusan ekonomi dan menganjurkan kebijakan
fiskal intervensionis untuk mendorong permintaan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan dunia
dibagi antara dunia pertama yang kapitalis, dunia kedua yang komunis, dan dunia ketiga yang
miskin, konsensus pascaperang mulai hilang. Para ahli seperti Milton Friedman dan Friedrich
von Hayek memperingatkan The Road to Serfdom dan sosialisme serta memfokuskan teori
mereka terhadap hal-hal yang dapat diperoleh melalui kebijakan moneter dan deregulasi yang
lebih baik. Karena kebijakan Keynesian gagal pada 1970-an, muncullah kelompok Klasik Baru,
dengan pencetus teori utama seperti Robert Lucas dan Edward Prescott. Kebijakan ekonomi
1
pemerintah sejak 1980-an ditantang dan pakar ekonomi pembangunan seperti Amartya Sen dan
pakar ekonomi informasi seperti Joseph Stiglitz memperkenalkan ide-ide baru terhadap
pemikiran ekonomi pada abad ke-21.
Semakin majunya tingkat peradaban, makin banyak dan makin bervariasi pula
kebutuhan manusia. Di lain pihak, alat pemenuh kebutuhan manusia terbatas adanya. Ketidak
seimbangan antara kebutuhan yang meningkat dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas
tersebut menyebabkan diperlukannya sebuah ilmu yang disebut ilmu ekonomi. Banyak
persoalan di dunia ini yang menyangkut tentang persoalan ekonomi. Dengan adanya teori-teori
ekonomi yang berkembang, sebagian persoalan ekonomi tersebut dapat diatasi. Akan tetapi,
sesudah persoalan yang satu selesai diatasi, muncul kembali persoalan yana lain. Ini
menyebakan kita perlu menggali ilmu ekonomi dengan lebih dalam, lebih canggih, dan lebih
ampuh untuk digunakan dalam menghadapi persoalan-persoalan ekonomi baik masa sekarang,
ataupun dimasa yang akan datang.
Pemikiran-pemikiran ekonomi yang berkembang saat ini telah mengalami suatu proses
yang panjang. Perkembangannya berlangsung berabad-abad seiring dengan munculnya
peradaban- peradaban yang ada di dunia. Bahkan pemikiran tersebut mulai tampak sejak
zaman batu, perunggu, dan besi. Kemudian semakin berkembang sejak ditemukannya tulisan
pada peradaban India kuno, Mesir kuno, dan Babylonia. Sedangkan barat lebih cendrung pada
peradaban Yunani kuno yang kaya akan peninggalan dari kaum intelektualnya. Salah satu
corak perkembangan pemikiran ekonomi pada masa lampau adalah kegiatan bisnisnya yang
menggunakan sistem bunga. Para pakar sejarah pemikiran ekonomi menyimpulkan bahwa
kagiatan bisnis dengan sistem bunga telah ada sejak tahun 2500 sebelum masehi, baik di
Yunani kuno, Romawi kuno, dan Mesir kuno.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. RONALD COASE
A. Biodata
29 Desember 1910
Lahir
Willesden, Inggris
2 September 2013 (umur 102)
Meninggal
Chicago, Amerika Serikat
Tempat tinggal Amerika Serikat
Kebangsaan United Kingdom
Bidang Ekonomi
Institusi University of Chicago
Alma mater LSE
Pembimbing
Arnold Plant
doktoral
Coase Theorem
Dikenal karena analisis biaya transaksi /
transaction cost
Penghargaan Nobel bidang
Penghargaan
Ekonomi tahun 1991
B. Pemikiran
Penghargaan Sveriges Riksbank dalam Ilmu Ekonomi untuk Memori Alfred Nobel 1991
diberikan kepada Ronald H. Coase "atas penemuan dan klarifikasi pentingnya biaya
transaksi dan hak kepemilikan atas struktur kelembagaan dan fungsi ekonomi".
Ronald H. Coase (1991), banyak membahas tentang masalah perusahaan, sumber daya
alam, harga, utilitas publik, dan hak kepemilikan (property rights). Menurut Coase, hak
kepemilikan pribadi adalah salah satu syarat bagi berfungsinya ekonomi pasar. Pemberian
nonel pada tahun 1991 dianggap terlambat karena sejak tahun 1937 dalam artikel The
Nature of the Firm, telah dibahas tentang teori perusahaan, mekanisme alokasi sumber daya,
serta masalah biaya transaksi (transaction cost). Spektrum teori ekonomi kelembagaan ini
sangat luas, dan terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan perubahan ekonomi yang
sangat cepat. Tentu dalam kesempatan ini tidak mungkin untuk mengulas satu per satu
seluruh teori yang berada dalam cabang ilmu ekonomi kelembagaan tersebut akibat
keterbatasan tempat dan waktu. Secara singkat, dalam paper ini hanya akan disampaikan
tiga teori penting yang selama ini menjadi pijakan para perencana pembangunan maupun
pengambil kebijakan yang mencoba mengadopasi pendekatan ekonomi kelembagaan untuk
mengupas persoalan-persoalan ekonomi.
Ketiga teori itu adalah teori ekonomi biaya transaksi (transaction costs), teori hak
kepemilikan (property rights), dan teori modal sosial. Teori-teori ini sudah diterima secara
umum eksistensinya, namun di Indonesia nyaris belum pernah disentuh karena keterbatasan
3
informasi maupun dominasi pemikiran aliran ekonomi klasik/neoklasik, baik pada level
pengambil kebijakan maupun para intelektual (ekonom) yang bekerja di universitas dan
lembaga studi/riset.
4
sebaliknya, dibutuhkan mekanisme pemaksaan yang menjamin proses pertukaran bisa
berlangsung, yang tentu saja ini menimbulkan biaya transaksi. Furubotn dan Richter
menunjukkan bahwa biaya transaksi adalah ongkos untuk menggunakan pasar (market
transaction costs) dan biaya melakukan hak untuk memberikan pesanan di dalam
perusahaan (managerial transaction costs). Di samping itu, ada juga rangkaian biaya yang
diasosiasikan untuk menggerakkan dan menyesuaikan dengan kerangka politik kelembagaan
(political transaction costs). Untuk masing-masing tiga jenis biaya transaksi tersebut bisa
dibedakan menurut dua tipe: (1) biaya transaksi ‘tetap’ (‘fixed’ transaction costs), yaitu
investasi spesifik yang dibuat di dalam menyusun kesepakatan kelembagaan (institutional
arrangements); dan (2) biaya transaksi ‘variabel’ (‘variable’ transaction costs), yakni biaya
yang tergantung pada jumlah dan volume transaksi. Pada poin ini, sifat dari biaya transaksi
sama dengan ongkos produksi, di mana keduanya mengenal konsep biaya tetap dan biaya
variabel. Cuma, dalam identifikasi yang mendalam, tentu membedakan antara biaya tetap
dan variabel dalam biaya transaksi tidak semudah apabila membandingkannya dalam biaya
produksi. Terakhir, biaya transaksi politik (political transaction costs) berhubungan dengan
penyediaan organisasi dan barang publik yang diasosiakan dengan aspek politik. Secara
umum, biaya transaksi politik ini tidak lain adalah biaya penawaran barang publik yang
dilakukan melalui tindakan kolektif, dan bisa dianggap sebagai analogi dari biaya transaksi
manajerial. Secara khusus, biaya ini meliputi: (1) biaya penyusunan, pemeliharaan, dan
perubahan organisasi politik formal dan informal; (2) biaya untuk menjalankan politik (the
costs of running polity). Biaya ini adalah pengeluaran masa sekarang untuk hal-hal yang
yang bekaitan dengan ‘tugas kekuasaan’ (duties of sovereign) [Furubotn dan Richter, 2000:
44-47]. Dalam konteks kerangka kerja neoklasik, Tietenberg menerima premis yang
dikembangkan oleh aliran neoklasik dan menyarankan bahwa struktur yang efisien dari hak
kepemilikan dapat memproduksi alokasi sumberdaya yang efisien pula. Kemudian dia
mengidentifikasi empat karakteristik dari hak kepemilikan yang penting: 1. Universalitas:
seluruh sumberdaya dimiliki secara privat dan seluruh jatah (entitlement) dispesifikasi
secara lengkap. 2. Eksklusivitas: seluruh keuntungan dan biaya diperluas sebagai hasil dari
kepemilikan dan pemanfaatan sumberdaya seharusnya jatuh ke pemilik, dan hanya kepada
pemilik, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui penjualan atau yang lain. 3.
Transferabilitas: seluruh hak kepemilikan seharusnya dapat dipindahkan/ditransfer dari satu
pemilik kepada pihak lain lewat pertukaran sukarela. 4. Enforsibilitas: hak kepemilikan
seharusnya dijamin dari praktik/pembeslahan keterpaksaan atau pelanggaran dari pihak lain.
Pada akhirnya, bila dipilah-pilah jenis-jenis hak kepemilikan yang eksis dalam masyarakat,
setidaknya terdapat tiga tipe yang penting, yakni hak kepemilikan individu (private property
right/ownership), hak kepemilikan negara (state property right/ownership), dan hak
kepemilikan komunal (communal property right/ownership). Hak kepemilikan
individu/pribadi dimaksudkan bahwa setiap individu berhak untuk menguasai dan memiliki
aset spesifik yang diinginkan, di mana dengan kepemilikan tersebut dia berhak untuk
memperoleh keuntungan, entah dengan cara diolah, dijual, atau dengan jalan lain.
Sedangkan hak kepemilikan negara diartikan bahwa aset spesifik hanya dibolehkan menjadi
milik negara sehingga individu/pribadi tidak diperkenankan untuk memilikinya. Sementara
itu, hak kepemilikan komunal tidak lain merupakan kepemilikan yang dipunyai oleh
kelompok yang telah terdefinisikan dengan baik (well-defined group) dari orang-orang
(people) yang bergabung untuk menggenggam aset yang tidak bisa dipindahkan
(nontransferable asset). Di luar itu, memang masih ada beberapa jenis hak kepemilikan lain,
5
misalnya hak kepemilikan terbuka (open access property right), namun eksistensinya saat ini
semakin melemah seiring dengan intensitas modernisasi ekonomi.
6
dimaklumi, sampai hari ini ketergantungan aktivitas ekonomi terhadap sumberdaya alam
(SDA) masih sangat besar, khususnya di negara berkembang. Ketergantungan terhadap
SDA menyebabkan terjadinya kecenderungan untuk melakukan eksploitasi sebesar-
sebesarnya sehingga berpotensi merusak lingkungan (environmental degradation). Dalam
konteks ini, hak kepemilikan yang tidak jelas terhadap SDA cenderung akan merusak
lingkungan dan dalam jangka panjang akan menurunkan pertumbuhan (efisiensi) ekonomi.
Sekadar ilustrasi, untuk melihat relasi antara hak kepemilikan dan inovasi teknologi,
peristiwa yang sering terjadi di negara berkembang adalah banyak investor (khususnya
asing) yang hengkang karena tidak ada jaminan terhadap setiap hak kepemilikan yang
diproduksi, baik dalam bentuk produk maupun hak paten. Setiap muncul komoditas industri
yang baru (misalnya elektronik, software, kaset, dan lain-lain) selalu diiringi dengan
munculnya produk-produk bajakan yang membanjiri pasar dengan harga yang jauh lebih
murah. Akibatnya, produsen tidak memiliki insentif untuk menciptakan produk baru
sehingga membuat kegiatan ekonomi lesu. Bahkan, dalam kasus yang ekstrem, produsen
tersebut pindah ke negara lain yang lebih memiliki kepastian hukum, sehingga membuat
negara yang ditinggalkan investasinya menjadi macet. Cerita akhirnya mudah ditebak,
negara tersebut menjadi tidak dapat mempercepat kegiatan ekonomi sehingga kehilangan
kesempatan untuk memperoleh pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan. Lebih naas lagi,
negara itu juga kehilangan peluang untuk menciptakan kegiatan ekonomi yang efisien
karena tidak ada inovasi baru akibat penegakan hukum yang lemah (lack of law
enforcement). Dari kacamata relasi antara hak kepemilikan dan kerusakan lingungan, tanpa
hak milik atas sumberdaya alam yang ditegakkan, kepentingan yang berasal dari luar akan
mengambil keuntungan dari akses yang terbuka dan, tanpa rasa tanggung jawab sama sekali
atas perbuatan mereka, mengeksploitasi modal secara berlebihan dengan cara, misalnya,
menangkap ikan secara berlebihan, menggunakan lahan perkayuan desa secara berlebihan,
dan menyedot air tanah dalam jumlah berlebihan. Tetapi, bila kelompok komunal tertentu
diberi hak milik terhadap sumberdaya alam, maka kelompok tersebut akan mengembangkan
mekanisme untuk membatasi akses oleh orang luar, mendistribusikan tanggung jawab
pengelolaan, mengalokasikan hak-hak penggunaan di antara kelompok, pemantauan dan
pemenuhan/pelaksanaan. Contoh-contoh dari sistem pengelolaan sistem komunal mencakup
contoh untuk hutan-hutan di Jepang; perikanan di Turki; irigasi di India selatan; dan padang
penggembalaan di pegunungan Alpen Swiss, Himalaya, dan Andes. Contoh-contoh tersebut
membuktikan bahwa adanya kepastian terhadap hak kepemilikan akan mendonasikan
kegiatan ekonomi dalam pengertian positif, yakni pertumbuhan ekonomi dan tanggung
jawab untuk melestarikan lingkungan.
C. Pendapat/komentar
Menurut pendapat saya mengenai pemikiran Ronald Coase hak kepemilikan pribadi adalah salah
satu berfungsinya ekonomi pasar. Salah satunya masalah biaya transaksi (Transaction Coast).
Karena biaya transaksi berperan dalam ekonomi pasar, pasar berjalan sempurna tidak luput dari
transaksi sebagai basis unit analisis. Selain itu, biaya transaksi sanget berguna untuk mengenali
bentuk dan struktur sebuah transaksi.
D. Sumber/Web
https://id.wikipedia.org/wiki/Ronald_Harry_Coase
7
2. Gary Becker
A. Biodata
2 Desember 1930
Lahir
Pottsville, Pennsylvania, A.S.
Universitas Chicago
(1968–sekarang)
Institusi
Universitas Columbia
(1957–1968)
Universitas Princeton
Alma mater
Universitas Chicago
8
B. Pemikiran
Gary S. Becker (1992), berjasa karena telah mengingatkan akan pentingnya peran
sumber daya manusia, yang selama ini diabaikan oleh teori-teori neo-klasik dalam
pembangunan.
Penghargaan Sveriges Riksbank dalam Ilmu Ekonomi yang Mengenang Alfred Nobel 1992
dianugerahi kepada Gary Becker "karena telah memperluas domain analisis mikroekonomi
ke berbagai perilaku dan interaksi manusia, termasuk perilaku non-pasar".
Menurut Becker, ekonomi memberikan semesta pendekatan paling komprehensif untuk
memahami semua perilaku manusia. Secara umum, subjek dalam ekonomi dapat dibagi
dalam beberapa cara, yang paling terkenal adalah mikroekonomi vs makroekonomi. Selain
itu, subjek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs
heteredox, dan lain sebagainya. Ekonomi yang difungsikan sebagai ilmu terapan dalam
manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam
bidang-bidang selain moneter, seperti penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah,
kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga, dan lain-lain. Hal ini dimungkinkan
karena pada dasarnya, ekonomi seperti yang telah disebutkan sebelumnya adalah ilmu yang
mempelajari pilihan manusia.
Dan Becker adalah perintis tren tersebut. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan
bahwa ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya
ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini
terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus. Banyak ahli
ekonomi merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang ada sudah cukup untuk
membuat kita mengerti fenomena yang terjadi di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami
perubahan besar dalam ide, konsep, dan metodenya, walaupaun menurut pendapat kritikus
terkadang perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada. Becker melihat kapital manusia sebagai nilai yang ditambahkan
kepada seorang pekerja ketika pekerja mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan aset lain
yang berguna bagi pemberi kerja atau perusahaan serta bagi proses produksi dan pertukaran.
Nilai yang ditambahkan ini melekat dalam diri pekerja itu sendiri. Jadi, investasi kapital
manusia melalui peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman, tetapi juga bagi
pekerja itu sendiri.
Pemikiran Becker sangat dipengaruhi oleh Milton Friedman seorang ekonom dari
Chicago. Milton memberikan sebuah keyakinan dan pandangan baru bahwa masalah-
masalah sosial dapat dipecahkan dengan ilmu ekonomi. Pemikiran Becker mendapat
kecaman. Ilmuan sosiologi menuduh pemikiran Becker sebagai "imperialisme ekonomi".
Namun, kecaman dan kritikan tersebut dibantah Becker dengan menyatakan bahwa ilmu
sosiologi telah menghasilkan ilmu ahli yang mampu berpikir besar. Becker juga
menunjukkan keprihatinannya terhadap konflik sosial secara lebih tajam daripada ekonomi-
ekonomi lainnya. Gagasannya tentang tidak adanya garis pemisah antara ilmu ekonomi dan
sosiologi telah membuat dirinya menjadi ekonom besar.
9
C. Pendapat/komentar
Menurut pendapat saya mengenai pemikiran Gary Becker mikro ekonomi melibatkan interaksi
manusia, sebagai perilaku non pasar. Keterlibatan manusia sebagai nilai yang ditambahkan sebagai
pekerja . Mendapatkan pengetahuan,ketrampilan, dan aset lain yang berguna bagi perusahaan
serta bagi proses produksi dan transaksi.
D. Sumber/Web
https://id.wikipedia.org/wiki/Gary_Becker
http://www.sejarah-negara.com/2014/11/gagasan-ekonomi-becker.html
3. Robert Fogel
A. Biodata
B. Pemikiran
Robert Fogel (1993), percaya bahwa institusi atau pranata sosial sangat menentukan
kemajuan ekonomi suatu bangsa. Menurut mereka, institusi mencakup tradisi sosial, budaya,
politik, hukum, dan ideologi. Dengan menggunakan teori dan tehnik statistik, mereka berhasil
mengubah sejarah ekonomi menjadi suatu perangkat penting guna memahami sebuah proses
pertumbuhan ekonomi. Pendekatan ini dikenal dengan cliometrics atau sejarah ekonomi baru.
Penghargaan Sveriges Riksbank dalam Ilmu Ekonomi untuk Memori Alfred Nobel 1993
dianugerahi bersama oleh Robert W. Fogel dan Douglass C. North "karena telah memperbarui
penelitian dalam sejarah ekonomi dengan menerapkan teori ekonomi dan metode kuantitatif
untuk menjelaskan perubahan ekonomi dan institusional.
10
Fogel meraih gelar magister di bidang ekonomi di Columbia University pada tahun 1960,
belajar ekonomi dari ahli sejarah stigler george dan ekonomi dari Carter Goodrich. Dia meraih
gelar Ph.D. Di Johns Hopkins University pada tahun 1963, di mana dia bekerja di bawah simon
kuznets. Minatnya, sejak awal, adalah dalam memahami faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena pelatihannya dari Stigler dan Kuznets, dia cenderung
secara empiris. Buku besar pertamanya, berdasarkan gelar Ph.D. Disertasi, adalah Railroads
and American Economic Growth. Pekerjaan Fogel di rel kereta api adalah aplikasi kelas satu
dan sangat rinci dari salah satu prinsip ekonomi terpenting: bahwa ada pengganti hampir
semuanya. Jadi, alih-alih hanya menerima gagasan bahwa rel kereta api begitu penting dalam
pertumbuhan ekonomi karena di mana-mana, Fogel dengan hati-hati mempertimbangkan di
mana perpanjangan kanal mungkin telah menggantikan jalur kereta api sehingga kereta api
tidak pernah dibangun. Dia juga memperhitungkan biaya kanal hipotetis ini, bersamaan dengan
penghematan biaya karena tidak membangun rel kereta api. Fogel menyimpulkan bahwa
hampir semua lahan pertanian yang menjadi bernilai ekonomis karena rel kereta api juga pasti
berharga hanya ada rangkaian kanal yang diperpanjang. Kontribusi bersih rel kereta api
terhadap produk nasional bruto (GNP) karena mengurangi biaya pengiriman produk pertanian,
Fogel menyimpulkan, hanya berjumlah sekitar 2 persen dari GNP. Tentu saja, Fogel menyadari
bahwa metodenya tidak memperhitungkan berkurangnya biaya pengiriman barang
nonpertanian melalui jalur kereta api. Fogel, bersama koleganya dari Universitas Rochester,
Stanley Engerman, menimbulkan banyak kontroversi di awal tahun 1970an dengan pekerjaan
mereka dalam bidang ekonomi perbudakan. Fogel dan Engerman mengklaim, di dalam buku
mereka yang penuh fakta, Time on the Cross, perbudakan itu layak secara ekonomi sebelum
Perang Saudara dan bahwa faktor ekonomi tidak akan menurunkannya; Komitmen etis untuk
mengakhiri perbudakan diperlukan agar hal itu terjadi. Fogel dan Engerman juga mengklaim
bahwa perbudakan itu efisien, walaupun sejarawan ekonomi lainnya (termasuk Gavin Wright,
Peter Temin, Paul David, Richard Sutch, Roger Ransom, dan yang terakhir, Jeffrey Rogers
Hummel) telah memperebutkan klaim ini. Pada tahun 1975, Fogel bergabung dengan
fakultas Universitas Chicago. Pada awal tahun 1980an, dia mulai mempelajari sebuah
pertanyaan yang membara dalam demografi ekonomi: Apa yang menyebabkan peningkatan
dramatis dalam harapan hidup selama dua abad terakhir? Antara tahun 1850 dan 1950,
misalnya, harapan hidup A.S. saat kelahiran meningkat dari sekitar empat sampai enam puluh
delapan tahun. Fogel menemukan bahwa kurang dari separuh penurunan angka kematian dapat
dijelaskan dengan standar makanan yang lebih baik.
Studi besar pertama Fogel yang melibatkan cliometrics adalah Railroads and American
Economic Growth: Essays in Econometric History (1964). Saluran ini berusaha mengukur
kontribusi kereta api terhadap pertumbuhan ekonomi A.S. pada abad ke-19. Argumen dan
metodenya masing-masing memberi sanggahan pada serangkaian argumen historis non-
numerik yang telah banyak mengandung efek ekspansif terhadap rel kereta api tanpa referensi
yang ketat terhadap data ekonomi. Fogel menentang argumen historis sebelumnya untuk
menunjukkan bahwa onset perkeretaapian tidak diperlukan oleh ekonomi Amerika. Meneliti
transportasi barang pertanian, Fogel membandingkan ekonomi 1890 dengan ekonomi 1890
hipotetis dimana infrastruktur transportasi terbatas pada gerobak, kanal, dan jalur air alami.
Fogel menunjukkan bahwa tidak adanya rel kereta api pada dasarnya akan menaikkan biaya
transportasi dari peternakan ke pasar primer, terutama di Midwest, dan mengubah lokasi
geografis produksi pertanian. Terlepas dari pertimbangan ini, kenaikan biaya transportasi
secara keseluruhan, yaitu "penghematan sosial" yang disebabkan oleh perkeretaapian, kecil -
sekitar 2,7% dari tahun 1890 GNP. Potensi teknologi pengganti, seperti sistem kanal yang
11
lebih luas atau jalan yang lebih baik, akan semakin menurunkan pentingnya perkeretaapian.
Kesimpulan bahwa rel kereta api tidak diperlukan untuk pembangunan ekonomi membuat
nama kontroversial untuk cliometrics.
C. Pendapat/komentar
Menurut pendapat saya mengenai pemikiran Robert Fogel institusi sangat menentukan kemajuan
ekonomi suatu bangsa. Institusi yang mencakup tradisi sosial,budaya,politik,hukum dan ideologi,
sebagai suatu perangkat penting dalam proses pertumbuhan ekonomi.
D. Sumber/Web
https://en.wikipedia.org/wiki/Robert_Fogel
http://www.econlib.org/library/Enc/bios/Fogel.html
https://romagia.wordpress.com/nie/new-institutional-economics-atau-ekonomi-kelembagaan-
definisi-teori-dan-aplikasi/
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari semua yang telah kita bahas di atas tadi jadi bisa kita simpulkan bahwa ekonomi
dimasa praklasik ataupun dimasa makantilisme maupun dimasa fisioktrat belumlah banyak di
amalkan atau pun dipelajari oleh banyak orang, bahkan masih banyak orang yang
meragukannya. Disamping semua itu para-para pemikir pun tak mau menyerah sampai disitu,
dan sampai akhirnya ilmu ekonomi berkembang luas didunia ini.
Sejarah pemikiran ekonomi dimulai sejak zaman pra klasik, klasik, neo-klasik,
historismus, sosialisme, keynesss dan neo-keynessian. Pada zaman pra klasik dapat
dikelompokkan menjadi masa Yunani Kuno, skolastik, merkantilisme dan masa fisiokrat. Yang
masing-masing memiliki tokoh-tokoh dengan pemikirannya masing-masing. Misalnya pada
zaman yunani aristoteles berpendapat bahwa ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang
pembahasannya harus dipisahkan dengan bidang lain. Beliau juga meetakkan pemikiran dasar
tentang nilai dan harga. Pertukaran barang dan kegunaan uang dalam pertukaran barang
tersebut.
SARAN
Dengan adanya tokoh-tokoh ekonomi lainnya diharapkan pemikiran-pemikiran mengenai
teori ekonomi dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan ekonomi. Dalam makalah ini
masih banyak kekurangan, baik dari kapasitas materinya yang kurang ataupun dari segi
bahasanya yang sulit dimengerti, dll. Maka dari itu untuk perbaikan makalah-makalah yang
selanjutnya, mohon kritik dan saran yang membangun sebagai bahan instropeksi kami dalam
penyusunan sebuah makalah.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_pemikiran_ekonomi
http://t-smarttazkia.blogspot.co.id/2015/01/rangkuman-uas-spe-2015.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ronald_Harry_Coase
https://id.wikipedia.org/wiki/Gary_Becker
http://www.sejarah-negara.com/2014/11/gagasan-ekonomi-becker.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Robert_Fogel
http://www.econlib.org/library/Enc/bios/Fogel.html
https://romagia.wordpress.com/nie/new-institutional-economics-atau-ekonomi-kelembagaan-
definisi-teori-dan-aplikasi/
14