Anda di halaman 1dari 9

ANALISA SISTEM TENAGA

kapasitas yang disalukan, saluran transmisi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)

Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapastas
500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi
secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi terdapat
permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang besar
dan tinggi, memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga
memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah
masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan.

2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV. Konfigurasi
jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan
3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai
saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing-
masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor
disebut Bundle Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari.

3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi

Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang menyalurkan energi
listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori saluran seperti ini adalah favorit
untuk pemasangan didalam kota, karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu
keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam.
Namun tetap memiliki kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta
sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.

Struktur Transmisi

Untuk kabel bawah tanah kurang dari 345 KV, sambungan dari jaringan atas untuk jalur bawah tanah
memerlukan pembangunan struktur transmisi, juga di kenal sebagai riser. Struktur ini antara 60 dan
100 kaki. Mereka di rancang sehingga tiga konduktor secara efektif di pisahkan dan memenuhi
persyaratan kode listrik. Konduktor terisolasi dari saluran udara terhubung melalui isolator
perangkat yang solid dengan kabel bawah tanah. Hal ini membuat kelembaban dari kabel dan
saluran udara jauh dari dukungan struktur.

Penangkal petir ditempatkan dekat dengan tempat kabel bawah tanah yang terhubung ke saluran
udara untuk melindungi kabel bawah tanah dari sambaran petir di dekatnya. Bahan isolasi sangat
sensitif pada tegangan besar dan tidak dapat diperbaiki. Jika rusak, diperbaiki dengan kabel yang
baru.
Tipe dan Kerapatan Beban
Secara umum tipe beban dapat dibagi kedalam beberapa kategori :a . B e b a n p e r u m a h a n
: I n i t e r d i r i d a r i p e n e r a n g a n , k i p a s a n g i n , a l a t - alat rumah tangga
misalnya pemanas, lemari es, alat pendingin udara (air conditioner), alat pengaduk,
alat pemanggang, kompor l i s t r i k d a n m o t o r - m o t o r k e c i l u n t u k p o m p a , a l a t -
alat kecil untukrumah tangga yang lain. Bermacam -macam faktornya
a d a l a h : faktor kebutuhan 70 - 100 % (demand factor), faktor diversitas 1,2 – 1,3 dan faktor
beban 10 – 15 %.b.Beban komersial: Ini terutama terdiri atas penerangan untuk
toko-t o k o d a n r e k l a m e d a n s e b a g a i n y a , k i p a s a n g i n , a i r
c o n d i t i o n e r , pemanas dan alat-alat listrik lainnya yang dipakai pada
bangunanp e r d a g a n g a n , s e p e r t i t o k o - t o k o , r e s t o r a n , p a s a r - p a s a r ,
d a n s e b a g a i n y a . F a k t o r k e b u t u h a n b i a s a n y a s e b e s a r 9 0 – 1 0 0 % , faktor
diversitas adalah 1,1 – 1,2 dan faktor beban sebesar 25 – 30%.c.Beban industri : Beban
ini mungkin mempunyai tingkat da ya tipikalseperti berikut :

KARAKTERISTIK BEBAN TRANSMISI


BAB
2Industri rumah tangga 5 kWIndustri skala kecil 5-25 kWIndustri dengan skala menengah
25-100 kWIndustri besar 100-500 kWIndustri berat diatas 500 kWK e d u a j e n i s b e b a n
terakhhir membutuhkan da ya pada periode y a n g l e b i h l a m a d a n
t e t a p s a m a d a l a m s e h a r i . U n t u k b e b a n industri skala besar, faktor
kebutuhan sekitar 70-80 % dan faktor b e b a n 6 0 — 6 5 % d a n u n t u k i n d u s t r i
b e r a t f a k t o r k e b u t u h a n n y a antara 85-90 % dengan faktor beban 70-80 %.d.Beban kota :
Beban ini adalah untuk penerangan jalan dan selalu tetap sepanjang malam. Untuk ini
faktor kebutuhan sebesar 100 %s e d a n g k a n f a k t o r d i v e r s i t a s d a p a t
d i k a t a k a n 1 . L a m p u j a l a n terutama dibutuhkan diwaktu malam tetapi ada beban
kecil untukl a m p u l a l u l i n t a s ( t r a f f i c l i g h t ) . F a k t o r b e b a n u n t u k l a m p u
jalanbiasan ya dipakai 25 -30 %. Jenis lain beban kota adalah
u n t u k penyediaan air minum dan pengairan.e . B e b a n p e r t a n i a n : B e b a n i n i
d i b u t u h k a n u n t u k p e n y e d i a a n a i r irigasi dengan menggunakan
pompa air yan g digerakkan oleh motor listrik. Faktor beban biasanya
d i t e n t u k a n 2 0 - 2 5 % , f a k t o r diversitas 1-1,5 dan faktor kebutuhan 90-
100%.f . B e b a n - b e b a n y a n g l a i n : D i l u a r
b e b a n - b e b a n y a n g t e l a h disebutkan diatas,
m a s i h a d a b e b a n - b e b a n l a i n m i s a l n y a penyediaan yang besar,
industri khusus seperti kertas, tekstil, dansebagainya, dan alat -alat tarik dan beban
dari pemerintah yang mempunyai karakteristiknya sendiri.
Daya Nyata Pada Transmisi

Secara sederhana, daya nyata adalah daya yang dibutuhkan oleh beban resistif. Daya nyata
menunjukkan adanya aliran energi listrik dari pembangkit listrik ke jaringan beban untuk
dapat dikonversikan menjadi energi lain. Sebagai contoh, daya nyata yang digunakan untuk
menyalakan kompor listrik. Energi listrik yang mengalir dari jaringan dan masuk ke kompor
listrik, dikonversikan menjadi energi panas oleh elemen pemanas kompor tersebut.

Daya listrik pada arus listrik DC, dirumuskan sebagai perkalian arus listrik dengan tegangan.

P=IxV

Namun pada listrik AC perhitungan daya menjadi sedikit berbeda karena melibatkan faktor
daya (cos ∅).

P = I x V x cos ∅

Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan grafik sinusoidal berikut.

Gelombang Arus, Tegangan, dan Daya Listrik AC

Grafik di atas adalah grafik gelombang listrik AC dengan beban murni resistif. Nampak
bahwa gelombang arus dan tegangan berada pada fase yang sama (0°) dan tidak ada yang
saling mendahului seperti pada beban induktif dan kapasitif. Dengan kata lain nilai dari faktor
daya (cos ∅) adalah 1. Sehingga dengan menggunakan rumus daya di atas maka nilai dari
daya listrik pada satu titik posisi jaringan tertentu memiliki nilai yang selalu positif serta
membentuk gelombang seperti pada gambar tersebut.
Nilai daya yang selalu positif ini menunjukkan bahwa 100% daya mengalir ke arah beban
listrik dan tidak ada aliran balik ke arah pembangkit. Inilah daya nyata, daya yang murni
diserap oleh beban resistif, daya yang menandai adanya energi listrik terkonversi menjadi
energi lain pada beban resistif. Daya nyata secara efektif menghasilkan kerja yang nyata di
sisi beban listrik.

Daya Reaktif Berserta Efek Pada Tegangan Sistem

Daya reaktif menjadi tema bahasan yang dianggap cukup sulit bagi sebagian orang. Berbagai
bentuk ilustrasi dan pengandaian digunakan untuk memudahkan kita memahami daya reaktif.
Kali ini kita akan membahas daya reaktif menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan
sederhana dan pendekatan ilmiah. Kita akan cukup dalam membahas daya reaktif secara
ilmiah agar kita memahaminya dengan lebih total dan 'menancap' di kepala kita.

Secara sederhana, daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk membangkitkan medan
magnet di kumparan-kumparan beban induktif. Seperti pada motor listrik induksi misalnya,
medan magnet yang dibangkitkan oleh daya reaktif di kumparan stator berfungsi untuk
menginduksi rotor sehingga tercipta medan magnet induksi pada komponen rotor. Pada trafo,
daya reaktif berfungsi untuk membangkitkan medan magnet pada kumparan primer, sehingga
medan magnet primer tersebut menginduksi kumparan sekunder.

Ilustrasi Daya Reaktif


(Sumber)

Daya reaktif diserap oleh beban-beban induktif, namun justru dihasilkan oleh beban kapasitif.
Peralatan-peralatan kapasitif seperti lampu neon, bank kapasitor, bersifat menghasilkan daya
reaktif ini. Daya reaktif juga ditanggung oleh pembangkit listrik. Nampak pada ilustrasi di
atas bahwa pada gambar pertama daya reaktif yang dibutuhkan oleh motor listrik disupply
oleh sistem pembangkit (utility). Sedangkan pada gambar kedua, kebutuhan daya reaktif
dicukupi oleh kapasitor, sehingga daya total yang ditanggung oleh jaringan listrik berkurang.
Satuan daya reaktif adalah volt-ampere reactive dan disingkat dengan var. Mengapa satuan
daya reaktif adalah var dan bukannya watt, disinilah bahasan mendalam mengenai daya
reaktif kita butuhkan. Daya reaktif, sebenarnya bukanlah sebuah daya yang sesungguhnya.
Sesuai dengan definisi dari daya listrik yang telah kita singgung di atas, bahwa daya listrik
merupakan bilangan yang menunjukkan adanya perpindahan energi listrik dari sumber
energi listrik (pembangkit) ke komponen beban listrik. Daya reaktif tidak menunjukkan
adanya perpindahan energi listrik, daya nyata-lah yang menjadi bilangan penunjuk adanya
perpindahan energi listrik. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan daya reaktif?

Daya reaktif adalah daya imajiner yang menunjukkan adanya pergeseran grafik sinusoidal
arus dan tegangan listrik AC akibat adanya beban reaktif. Daya reaktif memiliki fungsi yang
sama dengan faktor daya atau juga bilangan cos Ø. Daya reaktif ataupun faktor daya akan
memiliki nilai (≠0) jika terjadi pergeseran grafik sinusoidal tegangan ataupun arus listrik AC,
yakni pada saat beban listrik AC bersifat induktif ataupun kapasitif. Sedangkan jika beban
listrik AC bersifat murni resistif, maka nilai dari daya reaktif akan nol (=0).

Sekalipun daya reaktif hanya merupakan daya 'khayalan', pengendalian daya reaktif pada
sistem jaringan distribusi listrik AC sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini tidak lepas
dari pengaruh beban reaktif terhadap kondisi jaringan listrik AC. Beban kapasitif yang
bersifat menyimpan tegangan sementara, cenderung mengakibatkan nilai tegangan jaringan
menjadi lebih tinggi daripada yang seharusnya. Sedangkan beban induktif yang bersifat
menyerap arus listrik, cenderung membuat tegangan listrik jaringan turun. Berubah-ubahnya
tegangan listrik jaringan tersebut sangat mengganggu proses distribusi energi listrik dari
pembangkit ke konsumen. Perubahan tegangan jaringan berkaitan langsung dengan kerugian-
kerugian distribusi listrik seperti kerugian panas dan emisi elektromagnetik yang terbentuk
sepanjang jaringan distribusi. Semakin jauh nilai tegangan jaringan dari angka yang
seharusnya, akan semakin besar kerugian distribusi listriknya dan akan semakin mengganggu
proses distribusi daya nyata listrik. Di sinilah peran kontrol daya reaktif jaringan listrik sangat
perlu diperhatikan.
Capacitor Bank Jaringan Listrik
(Sumber)

Beban induktif, yang dominan terjadi di siang hari, dapat dikompensasi dengan dua cara.
Cara pertama adalah digunakannya bank kapasitor sehingga penurunan tegangan listrik
jaringan akibat beban induktif dapat dikompensasi oleh kapasitor. Cara kedua adalah dengan
menaikkan tegangan listrik keluaran generator pembangkit dengan jalan menaikkan arus
eksitasi generator, sehingga tegangan keluaran generator naik.
Contoh Rangkaian Pengkompensasi Beban AC Jaringan
(Sumber)

Kompensasi juga dilakukan jika beban jaringan bersifat kapasitif sehingga menyebabkan
tegangan jaringan melebihi nilai normalnya. Generator akan menurunkan tegangan
keluarannya dengan jalan mengurangi arus eksitasi. Penggunaan inductor bank juga
digunakan untuk meredam kenaikan tegangan jaringan agar tidak melampaui batas.

Skin Effect (Efek Kulit) Pada Saluran Transmisi - Merupakan fenomena pada saluran
transmisi yang disebabkan karena tidak meratanya distribusi arus pada penampang konduktor
disepanjang saluran transmisi jarak jauh. Fenomena ini muncul sesuai dengan peningkatan
panjang efektif konduktor saluran trasnmisi sehingga skin effect pada saluran pendek jarang
ditemui.
Pada saluran transmisi sistim tegangan arus searah (DC- Direct Current), distribusi arus pada
penampang disepanjang saluran penghantar cukup merata, sehingga hampir tidak pernah
ditemukan skin effect pada sisitim saluran transmisi Tegangan DC. Lain halnya dengan
saluran transmisi Tegangan AC, pada saluran transmisi ini terjadi effect di mana aliran arus
cenderung mengalir dengan kepadatan tinggi melalui permukaan konduktor ( yaitu kulit
konduktor ) , meninggalkan inti konduktor, bahkan kandang kala muncul suatu kondisi ketika
benar-benar tidak ada arus mengalir melalui inti , dan berkonsentrasi seluruhnya pada daerah
permukaan. Fenomena ini dapat mengakibatkan peningkatan nilai resistansi efektif konduktor.

Mengapa efek kulit (Skin Effect) terjadi pada jalur transmisi


Ketika dilihat dari arah penampangnya, sebuah kabel dengan ukuran tertentu terdiri dari
kumpulan beberapa buah kabel kecil yang kita sebut sebagai filamen dengan jumlah tertentu
(n). Apabila kabel tersebut dialiri arus (I), maka masing masing filamen tersebut dialiri arus
sebesar i, sehingga total arus yang melewati kabel adalah :
I=n.i
Selama aliran arus bolak-balik (AC) melintasi konduktor kabel , berarti semua filamen pada
kabel tersebut akan membawa arus sebesar I/n . Karena pda setiap konduktor yang dialiri arus
akan menimbulkan fluks, maka ketika sekian banyak filamen dialiri arus, maka akan timbul
flux yang saling terkait didalam kabel tersebut , baik filamen permukaan maupun yang di inti.
Fluks yang terbentuk oleh filamen bagian terluar tidak memiliki keterkaitan fluks yang cukup
besar bila dibandingkan dengan flux yang ditimbulkan oleh filamen disebelah dalam dan
semakin kedalam menuju inti kabel keterkaitan flux antara tiap-tiap filamen menjadi semakin
kuat. Dengan meningkatnya flux dibagian inti kabel maka secara proporsional juga
meningkatkan nilai induktansi kabel kearah inti. Hal ini menghasilkan reaktansi induktif lebih
besar kearah inti kabel dibandingkan dengan bagian luar konduktor
. Tingginya nilai reaktansi dibagian sebelah dalam (inti kabel) memaksa sebagian besar arus
mengalir melalui permukaan luar atau kulit sehingga menimbulkan fenomena yang disebut
efek kulit (skin efferct) dalam jalur transmisi .

Faktor yang mempengaruhi efek kulit (skin effect)dalam jalur transmisi.


Efek kulit pada sistem ac tergantung pada sejumlah faktor seperti sebagai berikut :

1) Bentuk konduktor.
2) Jenis material.
3) Diameter konduktor.
4) Operasional frekuensi.

Anda mungkin juga menyukai