Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Karyawan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan kebutuhan yang beraneka
ragam. Kebutuhan ini bersifat fisik maupun non fisik yang harus dipenuhi agar dapat hidup secara layak dan
manusiawi. Hal ini menyebabkan timbulnya suatu pendekatan yang berdasarkan pada kesejahteraan
karyawan dalam manajemen personalia.

Karyawan harus mendapatkan perlakuan sedemikian rupa sehingga kerjasama antara pimpinan dan
karyawan sebagai bawahan dapat terjalin dengan baik. Bila hubungan terjalin baik maka mudah untuk
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Untuk menjalin kerjasama yang baik antara pimpinan
dan karyawan, antara kedua pihak harus saling mengerti tentang kepentingan masing-masing dalam
perusahaan. Untuk itu diperlukan komunikasi yang baik antara pimpinan dan karyawan mengingat peranan
komunikasi sangat besar untuk keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah digariskan.

Sebagai manusia, karyawan juga mempunyai tujuan sehingga diperlukan suatu integrasi antara tujuan
perusahaan dengan tujuan karyawan. Untuk mengusahakan integrasi antara tujuan perusahaan dan tujuan
karyawan, perlu diketahui apa yang menjadi kebutuhan masing-masing pihak. Kebutuhan karyawan
diusahakan dapat terpenuhi melalui pekerjaannya. Apabila seorang karyawan sudah terpenuhi segala
kebutuhannya maka dia akan mencapai kepuasan kerja dan memiliki komitmen terhadap perusahaan.
Tingginya komitmen karyawan dapat mempengaruhi usaha suatu perusahaan secara positif. Adanya
komitmen akan membuat karyawan mendukung semua kegiatan perusahaan secara aktif, ini berarti
karyawan akan bekerja lebih produktif. Penelitian menyatakan bahwa kepuasan kerja dan komitmen
organisasional cenderung mempengaruhi satu sama lain. Karyawan yang relatif puas dengan pekerjaannya
akan lebih berkomitmen pada organisasi dan karyawan yang berkomitmen terhadap organisasi lebih
mungkin mendapat kepuasan yang lebih besar (Mathis dan Jackson, 2001: 100).

Komitmen karyawan ini diperlukan oleh perusahaan dan merupakan faktor penting bagi perusahaan
dalam rangka mempertahankan kinerja perusahaan. Apalagi dalam era persaingan bisnis yang makin ketat di
sektor telekomunikasi dan teknologi informasi seperti dewasa ini.
Agar kerjasama yang baik antara karyawan dan perusahaan tercapai, maka perusahaan harus menetapkan
manajemen imbalan (reward management) yang adil bagi kedua belah pihak. Manajemen imbalan
merupakan proses pengembangan dan implementasi strategi, kebijakan dan sistem yang membantu
organisasi mencapai tujuannya dengan mendapatkan dan mempertahankan orang-orang yang diperlukan dan
dengan meningkatkan motivasi dan komitmennya (Armstrong, 1992:495). Armstrong juga menyarankan
bahwa manajemen imbalan seharusnya juga mempertimbangkan budaya organisasi yang sesuai berikut nilai
inti yang mendasarinya. Proses manajemen imbalan mencakup baik imbalan finansial maupun nonfinansial.
Proses manajemen imbalan sangat ditentukan oleh tuntutan bisnis. Oleh karena itu, falsafah yang mendasari
kebutuhan bisnis tersebut juga harus dipahami. Karena karyawan juga termasuk stakeholder (pihak yang
berkepentingan) dalam organisasi, maka kebutuhan kebutuhan mereka juga harus dipahami agar kepuasan
kerja tercapai dan selanjutnya dapat menumbuhkan komitmen pada organisasi. Kepuasan kerja tercapai jika
kebutuhan karyawan terpenuhi melalui pekerjaanya. Suatu model yang dikemukakan oleh Smith, Kendall
dan Hulin (Long, 1998: 108) menyebutkan bahwa ada lima segi yang menciptakan kepuasan kerja, yaitu
kepuasan dengan gaji/imbalan, promosi, supervisor/atasan, rekan kerja dan pekerjaan itu sendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang di inginkan karyawan pada umumnya?


2. Apakah yang di maksud dengan penyesuaian segitiga ?
3. Mengapa perusahaan perlu meningkatkan motivasi kerj?
4. Bagaimana menjalankan tujuan perusahaan secara terpadu?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KEINGINAN KARYAWAN PADA UMUMNYA

Kalau diperhatikan, maka bagaimanapun juga para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan
yang bersangkutan ini adalah juga manusia, oleh karena itu mereka juga mengharapkan adanya penghargaan
bagi mereka sebagai manusia. Di dalam hal ini, seringkali manajemen perusahaan (terutama perusahaan
kecil dan menengah) masih kurang dalam memberikan perhatian dan pengarahan terhadap para karyawan
yang bekerja pada perusahaan yang bersangkutan tersebut banyak yang tidak memperhatikan masalah
produktivitas kerja, kualitas kerja dan lain sebagainya. Pada umumnya para karyawan perusahaan akan
bekerja asal menyelesaikn pekerjaan saja, sehingga peningkatan produktivitas kerja dan kualitas kerja di
dalam perusahaan tersebut akan sangat sulit untuk dilaksanakan. Penurunan produktivitas kerja dan kualitas
kerja.
Sebagai individu, para karyawan yang bekerja pada perusahaan yang sangat bersangkutan tersebut
pada umumnya akan bekerja agar dapat diipergunakan untuk menopang kebutuhan hidupnya . Dengan
demikian, para karyawan ini apabila tidak memperoleh perhatian dan pengarahan yang baik oleh menejemen
perusahaan, maka para karyawan akan cenderung untuk mengejar terdapatnya kuantitas kerja mereka saja,
tanpa memperhatikan kualitas kerja serta kualitas produk sebagai hasil kerja mereka. Keadaan semacam ini
akan lebih kelihatan di dalam perusahaan-perusahaan di mana manejemen perusahaan memutuskan besarnya
upah yang diterima karyawan tersebut akan didasar kepada banyaknya unit yang dihasilkan oleh para
karyawan perusahaan.

Secara garis besar, sebenarnya terdapat 3 keinginan dari para karyawan, yaitu keinginan ekonomis,
keinginan sosial serta keinginan pcychologis. Pada umumnya para karyawan yang bekerja di dalam
perusahaan akan selalu berusaha untuk mencapai ketiga macam keinginan tersebut. Manajemen perusahaan
yang cukup bijaksana, pada umumnya akan selalu mempelajari keinginan-keinginan dari para karyawan
yang bekerja pada perusahaannya, untuk kemudian berusaha untuk mengarahkannya sesuai dengan tujuan
perusahaan tersebut.
Keinginan karyawan

Di samping pengarahan-pengarahan yang selayaknya diberikan oleh manajemen perusahaan kepada


para karyawan perusahaan secara individual, maka pengarahan terhadap para karyawan sebagai kelompok
perlu pula dilaksanakan oleh manajemen perusahaan, beberapa masalah yang perlu untuk di perhatikan di
dalam pengarahan karyawan sebagai kelompok ini antara lain adalah sebagai berikut:

a. Kepemimpinan yang baik


Dengan kepemimpinan yang baik ini, para karyawan perusahaan akan melaksanakan pekerjaannya dengan
gairah kerja yang cukup tinggi. Para karyawan yang merasa kepemimpinan yang baik ini akan terdorong
untuk bekerja di dalam perusahaan tersebut dengan sebaik-baiknya pula. Sebaliknya kepemimpinan yang
jelek akan mengundang protes dan pemogokan kerja para karyawan perusahaan tersebut. Dengan demikian
sebenarnya kepemimpinan yang baik ini sudah merupakan bagian dari pengarahan terhadap para karyawan
yang bekerja di dalam perusahaan.

b. Informasi yang lancar


Didalam sebuah perusahaan, informasi untuk para karyawan akan sangat di perlukan oleh para karyawan
perusahaan. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh para karyawan perusahaan mungkin belum
sepenuhnya di mengerti oleh para karyawan perusahaan. Dengan adanya kelancaran informasi, baik
informasi tentang tugas-tugas karyawan tersebut maupun informasi tentang hak-hak yang dapat diperoleh
para karyawan perusahaan, maka para karyawan perusahaan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik. Sebaliknya apabila seluruh informasi yang ada di dalam perusahaan tidak dapat dimengerti oleh para
karyawan perusahan, maka para karyawan dalam perusahaan tidak akan dapat melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya dengan baik, oleh karena kadang-kadang para karyawan tersebut tidak tahu tugas apa
yang harus di laksanakannya, serta tugas apa saja yang harus di dahulukan dan mana yang dapat
ditinggalkan untuk sementara waktu.

c. Hubungan karyawan yang baik


Pencitaan dan pengarahan terhadap terdapatnya hubungan para karyawan yang baik di dalam perusahaan
akan sangat diperlukan di dalam perusahaan. Hubungan karyawan yang baik ini akan dapat menimbulkan
rasa aman terhadap para karyawan perusahaan didalam tugas-tugas yang harus di selesaikan oleh para
karyawan perusahaan. Di samping hal tersebut, dengan adanya hubungan karyawan di dalam perushaan
tersebut. Terdapatnya konflik antarkaryawan yang sering terjadi di dalam perusahaan yang bersangkutan
tersebut akan dapat menimbulkan berbagai macam kerugian dari perusahaan. Konflik ini selain akan dapat
menurunkan tingkat produktivitas kerja para karyawan perusahaan juga akan dapat berakibat terjadinya
kerusakan dari mesin dan peralatan produksi yang di pergunakan di dalam perusahaan.

d. Pengaturan kondisi kerja yang baik


Pengaturan dan pemeliharaan terhadap kondisi kerja dari para karyawan perusahaan sangat diperlukan agar
kondisi kerja yang baik ini akan tetap dapat dipertahankan di dalam ruang kerja para karyawan perusahaan.
Kondisi kerja yang baik ini tentunya akan dapat mempengaruhi produkvitas kerja dari para karyawan
perusahaan, sehingga secara tidak langsung juga akan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan
tersebut. Dengan adanya pengaturan dan pemeliharaan kondisi kerja yang baik ini berarti perusahaan kerja
berusaha untuk dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan produktivitas perusahaan.

e. Sistem pengupahan yang mudah di mengerti.


Para karyawan perushaan yang bekerja di perusahaan pada umumnya akan menginginkan kejelasan tentang
upah atau gaji yang menjadi hak mereka. Sistem pengupahan yang mudah di mengerti oleh karyawan
perusahaan akan mudah di mengerti oleh para karyawan perusahaan akan dapat mendorong para karyawan
untuk bekerja dengan lebih baik. Dengan sistem pengupahan semacam ini para karyawan akan merasa puas
dengan upah / gaji yang di terimanya, karena dapat mengerti cara perhitungan atas upah atau gaji yang
diterimanya kepada mereka. Sebliknya, apabila perusahaan tersebut menggunakan sistem upah/gaji yang
sulit untuk di mengerti oleh para karyawan perusahaan, maka tidak mengherankan apabila banyak di
antaranya karyawan dalam perusahaan ini yang berkeluh kesah atau tidak puas dengan upah atau gaji yang
di terimanya.
Beberap hal di atas, hanyalah merupakan beberapa faktor di dalam usaha untuk dapat memberikan
pengarahan para karyawan perusahaan oleh manajemen perusahaan. Disamping faktor-faktor tersebut di
atas, masih banyak terdapat beberapa faktor lain yang dapat digunakan oleh manajemen perusahaan yang
untuk memberikan pengarahan terhadap karyawan yang bekerja dalam perusahaan. Pengarahan terhadap
para karyawan terhadap kelompok ini sangat perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan, karena
bagaimanapun juga pelaksanaan proses produksi didalam perusahaan ini akan di lakukan secara
berkelompok oleh para karyawan di dalam perusahaan.

2.1 PENYESUAIAN SEGITIGA

Sebagaimana diketahui, pengarahan para karyawan oaleh manajemen perusahaan ini sangat
diperlukan dalam perusahaan. Hal ini sangat bagi karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut.
Namun sebenarnya bukan pengarahan terhadap para karyawan yang sudah lama bekerja didalam perusahaan
yang bersangkutan saja yang perlu mendapatkan perhatian yang cukup oleh manajemen perusahaan,
melainkan juga pengarahan terhadap para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan yang bersangkutan
sehubungan dengan adanya karyawan baru yang masuk yang bekerja didalam kelompok kerja karyawan
yang sudah ada tersebut. Pada umumnya dengan adanya karyawan baru yang bergabung untuk bekerja di
dalam kelompok yang sudah ada ini akan dapat menimbulkan berbagai tanggapan dari karyawan yang sudah
ada tersebut, baik tanggpan ini bersikap yang positif ataupun yang bersifat negatif. Tanggapan para
karyawan yang sudah ada didalam perusahaan ini akan dapat ikut memengaruhi jalannya pelaksanaan proses
produksi di dalam perusahaan.

Tanggapan yang bersifat positif pada umumnya tidak akan banyak menimbulkan persoalan didalam
perusahaan. Hal ini di sebabkan oleh karena karyawan di perusahaan yang akan tetap dapat melaksanakan
tugas yang di bebankan kepada mereka yang baik. Bahkan, terdapatnya tanggapan yang positif terhadap
karyawan baru di dalam kelompok kerja mereka ini dapat menambah kelancaran jalannya pelaksanaan
proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Tanggapan positif dari karyawan yang
sudah bekerja di dalam perusahaan terhadap datangnya karyawan baru ini tidak perlu di khawatirkan oleh
manajemen perusahaan, karena pada umunnya tidak akan menimbulkan penurunan produktivitas kerja dari
perusahaan.

Tanggapan oleh para karyawan perusahaan yang sudah bekerja pada perusahaaan terhadap
datangnya karyawan baru di dalam perusahaan ini yang perlu di perhatikan dan diberi pengarahan oleh
manajemen perusahaan adalah tanggapan yang bersifat negatif terhadap karyawan baru. Tanggapan yang
bersifat negatif ini akan merusakkan hubungn karyawan yang berada didalam perusahaan, sehingga
pelaksanaan proses produksi yang sedang berjalan di dalam perusahaan ini akan dapat menjadi terganggu
karenanya. Dalam hal ini dapat saja para karyawan yang sudah bekerja di dalam perusahaan mengadakan
gangguan terhadap hasil kerja dari karyawan baru, atau setidak-tidaknya karyawan baru ini tidak
mendapatkan dukungan di bantu di dalam melaksanakan proses produksi yang seharunya dilaksanakan
secara bersama dengan para karyawan yang lama yang sudah bekerja dalam perusahaan. Dapat juga terjadi,
karyawan yang baru ini di asingkan dalam pergaulan antarkaryawan, tidak di ajak bicara pada waktu
istirahat dan lain sebagainya. Dengan demikian karyawan yang baru di dalam perusahan ini tidak akan
mendapat ketenangan dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepadanya, sehingga hasil kerja
karyawan ini pun akan menjadi terganggu. Keadaan semacam ini akan mempunyai pengaruh terhadap
kualitas kerja dari karyawan baru tersebut dan juga kepada kualitas produk perusahaan, yang kesemuanya
ini akan menurunkan produktivitas kerja dari perusahaan.

Manajemen perusahaan, kepala bagian, kepala seksi ataupun pemimpin kelompok kerja di dalam
perusahaan sudah selayaknya apabila dapat menanggapi keadaan tersebut dengan bijaksana. Tanggapan
yang wajar dan tidak dibuat-buat, pendekatan yang baik serta bijaksana yang dapat memuaskan segala
macam pihak akan dapat memberikan jalan keluar yang positif dari tanggapan para karyawan yang bersifat
negatif tersebut. Di dalam masalah hadirnya karyawan baru di dalam kelompok kerja karyawan perusahaan,
maka pemimpin kelompok seharusnya dapat bertindak dengan bijaksana, sehingga konflik yang akan timbul
dapat dikendalikan, perpecahan antarpara karyawan di dalam perusahaan dapat di hindarkan. Dengan
demikian hubungan para karyawan yang berjalan baik di dalam perusahaan, baik diantara para karyawan
lama maupun dengan karyawan baru akan dapat dijaga kelangsungannya dan ketertibannya. Dengan
pengarahan yang baik serta pembagian tugas yang jelas di dalam perusahaan, maka konflik yang mungkin
terjadi serta pelemparan tanggung jawab yang sering terjadi di antara para karyawan perusahaan akan dapat
dikurangi serta berangsur-angsur dapat dihilangkan.

Pengarahan yang di berikan oleh manajemen perusahaan ini pada umumnya akan dapat
menimbulkan suasana kerja yang aman dan tentram, timbulnya gairah kerja yang tinggi di antara para
karyawan perusahaan serta terciptannya suasana kerja yang tertib di dalam perusahaan. Keadaan semacam
ini tentunya akan dapat mempertinggi tingkat produktivitas kerja para karyawan perusahaan, dimana hal ini
juga akan berarti meningkatkan produktivitas dari perusahaan.
PENYESUAIAN SEGI TIGA

Di dalam usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja dalam perusahaan, maka peranan dari
manajemen perusahaan akan besar dan tidak dapat di abaikan dengan begitu saja. Di dalam pelaksanaan
tugas yang di berikan kepada para karyawan. Perusahaan ini maka hendaknya manajemen perusahaan
tersebut dapat memberikan bimbingan serta menujukan tugas-tugas untuk para karyawan perusahaan.
Penjelasan tentang tugas yang harus di laksanakan oleh para karyawan, serta pemberitahuan yang bijaksana
tentang kesalahan-kesalahan yang di perbuat oleh para karyawan perusahaan akan dapat membantu
meningkatkan produktivitas kerja para karyawan perusahaan. Dalam hal ini bimbingan dan pengarahan para
karyawan perusahaan tersebut akan sangat berperan di dalam usaha peningkatan produktivitas kerja dari
perusahaan. Apabila manejemen perusahaan tidak memberikan bimbingan yang baik terhadap para
karyawan perusahaan, maka tenaga yang tersedia di dalam perusahaan tersebut tidak akan dapat di
manfaatkan dengan baik sehingga produktivitas kerja dalam perusahaan tersebut akan sangat rendah tanpa
adanya bimbingan dan pengarahan dalam pelaksanaan proses produksi dan pekerjaan yang di tugaskan
kepada para karyawan ini, maka para karyawan akan tidak dapat mengetahui dengan pasti tugas apa saja
yang harus dilaksanakannya. Didalam keadaan semacam ini pada umumnya akan timbul keluh kesah dari
para karyawan perusahaan serta rasa tidak aman di dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepadanya.
Pada umumnya didalam perusahaan semacam ini produktivitas kerja dari perusahaan akan menjadi rendah
karena para karyawan mempunyai gairah yang tinggi didalam perusahaan.

Demikian pentingnya bimbingan dan pengarahan yang seharusnya diberikan oleh manajemen
perusahaan yang bersangkutan ini terhadap para karyawan yang bekerja di dalam perusahaannya. Oleh
karena itu bagi perusahaan-perushaan yang tidak pernah memberikan pengarahan pelaksanaan proses
produksi didalam perusahaan, maka pada umumnya produktifitas perusahaan tersebut akan menjadi rendah.
Perlu kiranya di perhatikan di dalam hal ini, rendahnya produktifitas kerja dari perusahaan ini bukan semata-
mata di akibatkan oleh para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut saja, melainkan
sebenarnya juga merupakan akibat dari tidak adanya pengarahan yang jelas dari manajemen perusahaan
terhadap para karyawan yang bekerja didalam perusahaan.

Karyawan dapat tersalur dengan baik karena bimbingan pimpinan


Karyawan tidak tersalur dengan baik dan justru membahayakan pimpinan karena tidak terbimbing dengan
baik.
2.3 PENINGKATAN MOTIVASI KERJA

Pelaksanaan proses produksi di dalam suatu perusahaan, apakah itu merupakan perusahaan kecil,
perusahaan menengah maupun perusahaan besar, sedikit banyak akan dipengaruhi oleh produktivitas kerja
dari para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan. Tinggi dan rendahnya produktivitas kerja para
karyawan pada umumnya yang bekerja pada perusahaan ini sebenarnya akan di dapat mencerminkan
produktivitas kerja dari perusahaan. Kalau manajemen perusahaan tersebut cukup cermat mengamati
keadaan para karyawan yang bekerja pada perusahaan, maka sebenarnya akan terlihat bahwa tingginya
produktivitas para karyawan di pengaruhi oleh kondisi kerja yang ada, juga akan lebih banyak dipengaruhi
oleh minat dan dorongan di dalam diri karyawan tersebut untuk dapat bekerja dengan baik. Dengan
memiliki, meskipun manajemen perusahaan sudah mempersiapkan suatu kondisi karyawan yang cukup
memadai di dalam ruang kerja para karyawan, akan tetapi apabila para karyawan perusahaan tidak berminat
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dan tugas yang di bebankan kepada mereka, maka produktivitas kerja
dari para karyawan tersebut akan tetap rendah dan dapat ditingkatkan lagi.

Minat dan dorongan berasal dari dalam diri para karyawan yang bekerja didalam perusahaan ini akan
sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat produktifitas dari para karyawan yang bekerja dalam perusahaan.
Didalam pembicaraan sehari-hari, minat dan dorongan untuk dapat bekerja dengan baik yang berasal dari
dalam diri para karyawan tersebut, sering kali disebut sebagai motivasi kerja dari para karyawan.

Motivasi kerja dari para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan merupakan hal yang sangat
penting di dalam pelaksanan proses produksi dari perusahaan. Hal ini disebabkan oleh karena tingginya
produktifitas kerja dari para karyawan yang bekerja didalam perusahaan sebagian besar kan ditentukan oleh
kemauan para karyawan perusahaan untuk berbuat sesuatu. Manajemen perusahaan hendaknya dapat
meningkatan motivasi kerja para karyawan perusahaan tersebut sehingga produktifitas kerja para karyawan
ini akan dapat di pertahankan pada tingkat yang tinggi.

Dewasa ini terdapat beberapa macam pengertian tentang motivasi tersebut. Namun demikian, pada
dasarnya terdapat kesamaan pendapat, yaitu motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan
motif adalah kebutuhan, keinginan, atau dorongan (dari dalam) yang ada pada para karyawan yang bekerja
didalam perusahaan. Pada umumnya, motivasi kerja seorang karyawan ini akan ditentukan oleh intensitas
motivnya. Dengan demikian didalam rangka usaha untuk mengadakan peningkatan motivasi kerja bagi para
karyawan perusahaan ini, maka manajemen perusahaan seharusnya dapat mengetahui kebutuhan dan
keinginan apa yang diperlukan oleh para karyawan perusahaan, atau faktor apa saja yang kiranya akan dapat
di jadikan sebagai pendorong terhadap para karyawan yang bekerja pada perusahaan yang bersangkutan ini.
Dewasa ini terdapat di beberapa teori tentang motivasi ini, namun demikian yang penting bagi manajemen
perusahaan adalah dapat menerima teori motivasi yang sekiranya cocok dengan situasi dan kondisi dari para
karyawan yang bekerja dalam perusahaan.

Salah satu teori tentang motivasi yang sangat terkenal dan sering di pergunakan di dalam beberapa
perusahaan pada dewasa ini adalah teori hierarki kebutuhan yang di kemukakan oleh Abrahm Maslow. Teori
hierarki kebutuhan ini disebut berdasarkan atas dua anggapan dasar, yaitu yang pertama bahwa kebutuhan
manusia itu akan tergantung kepada apa yang telah dipunyai, sedangkan anggapan dasar yang kedua adalah
bahwa kebutuhan itu merupakan sesuatu hierarki apabila dilihat dari pentingnya kebutuhan tersebut. Maslow
berpendapat bahwa kebutuhan manusia tersebut akan terdiri dari lima kategori. Kategori yang pertama
adalah kebutuhan fisiologikal, yaitu kebutuhan dasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan
kehidupannya. Kebutuhan ini misalkan kebutuhan akan makan, minum, perumahan, pakaian, dan lain
sebagainya, di mana kebutuhan-kebutuhan tersebut pada umumnya merupakan kebutuhan dasar dari
manusia. Apabila kebutuhan fisiologikal ini sudah terpenuhi, maka akan terasa kebutuhan berikutnya yaitu
kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini akan meliputi kebutuhan akan adanya perlindungan dari rasa
sakit, ketika ketidak mampu ekonomis, keselamatan dan keamanan kerja, keselamatan keluarga dan lain
sebagainya. Kebutuhan yang ke tiga dalam hal ini adalah kebutuhan sosial. Para karyawan yang bekerja di
dalam perusahaan apabila sudah tercukupi akan kebutuhan fisiologikal serta kebutuhan keamanan, maka
kebutuhan sosial ini mulai nampak terasa oleh para karyawan di dalam hal ini, para karyawan yang bekerja
di dalam perusahaan mulai memikirkan adanya kebutuhan bahwa dirinya juga di perlukan oleh para
karyawn yang lain, atau oleh perusahaan. Rasa diterima didalam kelompok, serta kebutuhan akan rasa saling
mencintai termasuk di dalam kategori kebutuhan sosial ini. Kebutuhan yang berikutnya setelah kebutuhan
sosial ini adalah kebutuhan untuk memperoleh penghargaan, pengakuan, status, prestise dan lain sebagainya.
Sedangkan kebutuhan yang terakhir merupakan kategori kebutuhan ini adalah kebutuhan akan aktualisasi
diri. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan untuk dapat untuk dapat mempertahankan potensi yang ada
didalam sendirinya sehingga dapat berkembang menjadi semaksimal mungkin. Sebagai contoh misalnya ,
seorang operator mesin akan berusaha untuk dapat menjadi operator mesin yang baik. Demikian pula
seorang kepala bagian produksi akan berusaha untuk dapat menjadi kepala bagian produksi yang baik pula.

Apabila di gambarkan, maka kebutuhan yang berdasarkan oleh para karyawan perusahaan dapat
umumnya ini adalah sebagaimana terlihat di dalam bagian di bawah ini.

Sejalan dengan teori hierarki kebutuhan yang di utarakan tersebut , maka manajemen perusahaan
selayaknya dapat melihat kebutuhan yang diperlukan oleh para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan.
Dengan di ketahuinya kebutuhan yang di rasakan oleh karyawan perusahaan ini, maka manajemen
perusahaan yang bersangkutan akan dapat memberikan pengarahan sesuai dengan kebutuhan karyawan.
Dengan demikian maka di harapkan usaha untuk mempertinggi tingkat motivasi kerja para karyawan dalam
perusahaan yang bersangkutan ini akan mencapai saran yang di kehendaki oleh manajemen perusahaan.
Walaupun konsep tentang hierarki kebutuhan ini nampaknya dapat di pergunakan oleh perusahaan-
perusahaan pada umumnya, namun demikian tidak menutup adanya berapa kemungkinan terdapatnya
beberapa hal yang merupakan kelemahan atau setidak-tidaknya merupakan kesulitan untuk menerapkan
teori hierarki kebutuhan karyawan

Kebutuhan ini. Sehubungan dengan tersebut, maka di bawah ini di jelaskan pula beberapa kritik yang di
sampaikan terhadap teori hierarki kebutuhan tersebut, yaitu:

a. pada umumnya akan terdapat kesulitan untuk melihat adanya hierarki kebutuhan tersebut. Namun
demikian nampaknya terdapat dua macam kebutuhan yang dapat di pisahkan, yaitu kebutuhan biologis serta
kebutuhan yang lain apabila kebutuhan biologis ini sudah terpenuhi.
b. Intensitas-intensitas tingkat hierarki kebutuhan ynag lebih tinggi untuk individu yang berbeda tentunya
akan berbeda pula.
c. Dirasakannya terdapat kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tersebut bukanya semata-mata karena
kebutuhan pada tingkat di bawahnya sudah terpenuhi, melainkan karena beberapa faktor lain, seperti
terdapatnya peningkatan karier, terdapatnya kenaikan jabatan dan lain sebagainya.
d. Terdapat kesulitan untuk mengukur terpuasnya suatu kebutuhan yang di rasakan oleh para karyawan
tersebut.

Teori yang lain tentang motivasi kerja ini yang sering pula dipergunakan di dalam perusahaan –
perusahaan pada umumnya adalah teori X dan Teori Y. Teori ini dijelaskan oleh Dounglass McGregor yang
pada intinya adalah bahwa sikap dari manajemen perusahaan terdapat para karyawan yang bekerja pada
perusahaan yang bersangkutan ini akan dapat mempengaruhi motivasi kerja para karyawan tersebut. Di
dalam hal ini terdapat 2 sikap dasar yang di pergunakan oleh manajemen perusahaan yaitu sikap yang
berdasarkan pada teori X dan sikap yang berdasarkan teori Y.

Beberapa anggapan dasar yang di pergunakan oleh teori X ini adalah sebagai berikut:

a. Pada umumnya, para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan terrsebut adalah karyawan yang
tidak suka bekerja.
b. Kebanyakan para karyawan tersebut tidak mempunyai ambisi, tidak mempunyai tannggung jawab,
tidak punya inisiatif. Pada umumnya para karyawan tersebut lebih suka di berikan pengarahan tentang apa
yang harus mereka kerjakan.
c. Pada umumnya para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan tersebut tidak mampu untuk
memecahkan persoalan yang ada secara kreatif.
d. Para karyawan tersebut Pada umumnya akan terdorong untuk bekerja karena kebutuhan fisiologikal
dan kebutuhan akan keamanan.
e. Dengan keadaan karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut, maka para karyawan tersebut harus
di kendalikan secara ketat. Dalam keadaan tersbut para karyawan yang bersangkutan tersebut sering kali
harus di paksakan untuk mencapai tujuan perusahaan .

Adapun beberapa anggapan dasar yang di pergunakan oleh teori Y tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pada umumnya para karyawan yang bekerja adalah merupakan suatu hal yang biasa. Bekerja bukanlah
merupakan hal yang luarbiasa dan bukan merupakan hal yang tidak disukai.
b. Pengendalian terhadap diri sendiri merupakan hal yang sangat penting di dalam mencapai tujuan
perusahaan.
c. Pada umumnya sebagian besar dari para karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut
mempunyai kemampuan pemecahan masalah secara kreatif.
d. Kebutuhan yang dirasakan oleh para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan akan meliputi
kebutuhan sosial,kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri selain pada kebutuhan
yang lebih rendah.
e. Pada umumnya para karyawan adalah kreatif dan dapat mengendalikan dan mengarahkan dirinya
sendiri, apabila cara pemberian motivasi terhadap para karyawan tersebut adalah tepat.

Di dalam usaha untuk dapat mengadakan peningkatan motivasi kerja terhadap para karyawan ini,
sebenarnya masih terdapat beberapa macam teori motivasi yang lain yang dapat dipergunakan oleh
manajemen perusahaan yang bersangkutan. Beberapa teori ini antara lain adalah teori dua faktor
(Herszberg), teori expetasi (Vroom), teori prestasi (McClelland, atkinson dan kawan-kawannya) dan lain-
lainnya. Namun demikian, berdasarkan kepada teori hierarki kebutuhan dan teori X dan Y tersebut
manajemen perusahaan akan dapat mengadakan peningkatan motivasi kerja terhada para karyawan yang
bekerja dalm perusahaan yang bersangkutan tersebut. Namun demikian apabila memungkinkan , manajemen
perusahaan tersebut akan lebih baik apabila mendasarkan dirinya kepada teori yang lebih lengkap dan dapat
memilih yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan yang bersangkutan tersebut apabila
manajemen perusahaan dapat mendasarkan diri kepada teori motivasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi
dari perusahaan yang bersangkutan tersebut, maka usaha untuk mengadakan peningkatan motivasi kerja para
karyawan tersebut akan dapat di harapkan untuk mencapai sasaran yang diinginkan oleh manajemen
perusahaan yang bersangkutan tersebut. Sebaliknya apabila manajemen perusahaan ini tidak mempunyai
dasar apapun didalam upaya untuk mengadakan peningkatan motivasi kerja para karyawan perusahaan ini,
maka upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan tersebut tidak akan mencapai sasaran yang di
kehendaki. Dngan kata lain biaya yang dikluarkan oleh perusahaan tersebut didalam rangka meningkatkan
motivasi kerja para karyawan perusahaan tersebut akan merupakan pengeluaran yang sia-sia dan merupakan
pemborosan yang akan merugikan perusahaan yang bersangkuatan tersebut.
2.4 TUJUAN SECARA INDIVIDU

Didalam hubungannya dengan masalah hubungan karyawan ini, kiranya perlu pula ditekankan
kepada para karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut tentang pentingnya pencapaian tujuan
perusahaan secara terpadu. Sebagaiman diketahui, para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan akan
terbagi menjadi beberapa kelompok karyawan sesuai dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Para
karyawan yang bekerja dalam perusahaan akan bekerja pada agian-bagian berbeda didalam perusahaan
tersebut. Lebih terperinci lagi para karyawan akan masuk di dalam seksi yang berbeda, atau bahkan didalam
sub-seksi yang berbeda, didalam sebuah perusahaan yang sama, namun masalah yang dihadapi dan
diselesaikan oleh para karyawan secara individual adalah tidak sama. Para karyawan pada umunya akan
mengetahui secara pasti tentang persoalan yang dihadapinya sehari-hari yang terjadi didlam bagian atau
seksi di mana karyawan bekerja. Tidak jarang yang terjadi bahawa para karyawan perusahaan (terutama
para karyawan tingkat menengah kebawah) tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada seksi lain atau
bagian yang lain didalam perusahaan dimana mereka bekerja. Keadaan semacam ini akan lebih terasa lagi
pada perusahaan-perusahaan besar, dimana kantor dan tempat kerja dari masing-masing bagian kadang-
kadang dipisahkan oleh jarak yang tidak pendek. Jumlah bagian yang cukup banyak, permasalahan masing-
masing bagian yang cukup kompleks serta kesibukan sehari-hari dalam bagian masing-masing yang sangat
menyita waktu dan tenaga, kadang-kadang mengakibatkan karyawan perusahaan tidak mengetahui lagi
kesibukan dan kegiatan dari bagian yang lain di dalam perusahaan selain bagian dimana para karyawan
bekerja.

Dengan keadaan diatas, maka tidak mengherankan apabila para karyawan yang bekerja di dalam perusahaan
kadang-kadang tidak mengetahui dari perusahaan dimana mereka bekerja. Pada umunya, para karyawan
yang bekerja didalam perusahaan hanya mengetahui tujuan dari bagian atau seksi dimana mereka bekerja
saja. Demikian pula rencana kerja dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing bagian, hanya
karyawan dari bagian yang bersangkutan saja yang mengetahuinya. Padahal, didalam rangka untuk
mencapai tujuan perusahaan secara umun, kadang-kadang terdapat pertentangan kepentingan dari masing-
masing bagian dalam perusahaan, sehingga sering kali terjadi tujuan jangka pendek dari masing-masing
bagian akan berbeda-beda, bahkan kadang-kadang tujuan dari masing-masing bagian mempunyai arah yang
tidak selalu sama.
Keadaan semacam ini memang tidak begitu mengherankan, terutama didalam perusahaan besar, dimana
komunikasi antar karyawan yang berbeda bagiannya kadang tidak semulus yang diharapkan. Didalam
keadaan semacam ini, peranan manajemen perusahaan sebagai pembuat kebijaksanaan dan pengambil
keputusan hatrus benar-benar di tonjolkan, sehingga para karyawan dalam perusahaan yang bersangkutan
akan dapat mengerti tujuan perusahaan di mana mereka bekerja. Dengan demikian maka para karyawan
perusahaan akan dapat mengerti dan memahami, bahwa yang terpenting adalah pencapaian tujuan
perusahaan secara terpadu, dan bukannya tujuan bagian dalam perusahaan. Tujuan yang hendak dicapai
didalam bagian yang bersangkutan tidak lain adalah untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan pada
umumnya, dan bukanya sekedar mencapai tujuan bagian yang tidak ada kaitannya dengan tujuan perusahaan
secara umum.

Sebagaimana dikatakan diatas, bahwa didalam jangka pendek kadang-kadang akan terdapat
perbedaan tujuan dari masing-masing bagian. Para karyawan yang bekerja didalam perusahaan pada
umumnya akan mementingkan tujuan dari bagian dimana mereka bekerja, dan mereka biasanya kurang
mengetahui dan memahami tujuan perusahaan pada umunya. Didalam jangka pendek, kadang memang
terjadi adanya kontradiksi dari tujuan masing-masing bagian di dalam perusahaan. Namun demikian
sebenarnya didalam jangka panjang tujuan masing-masing bagian akan menjadi pendukung tercapainya
tujuan perusahaan secara umum.

Adapun beberapa contoh terdapatnya kontradiksi dari tujuan masing-masing bagian di dalam
perusahaan yang bersangkutan antara lain sebagai berikut:

a. Bagian Penjualan

Pada umunya bagian penjualan dari suatu perusahaan akan berusaha untuk melaksanakan pelayanan yang
sebaik-baiknya kepada para langganan atau konsumen dari produk perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan
karena bagian penjualan mempunyai tujuan untuk dapat mengadakan penjualan produk perusahaan
sebanyak-banyaknya. Sejalan dengan usaha tersebut, maka bagian penjualan ini akan berusaha untuk dapat
menyediakan produk perusahaan dengan jumlah secukupnya, tetapi dalam jenis produk yang sebanyak-
banyaknya. Dengan demikian diharapkan para langganan dan konsumen produk perusahaan akan dapat
mengadakan pemilihan yang leluasa sebelum membeli produk tersebut. Pemilihan yang leluasa dimana
tersedia jenis produk yang beraneka ragam di harapkan akan dapat memberikan kepuasa kepada langganan
dan konsumen produk perusahaan, sehingga para langganan dan konsumen akan senantiasa mempergunakan
produk perusahaan yang bersangkutan apabila memerlukan produk tersebut dikemudian hari lagi. Untuk
dapat lebih menggairahkan para calon pembeli terhadap produk perusahaan tersebut maka bagian penjualan
ini akan mengadakan penjualan kredit dari produk perusahaan tersebut. Agar para langganan dan konsumen
produk perusahaan lebih terangsang untuk membeli produk perusahaan tersebut, maka kredit penjualan yang
dilaksanakan akan diusahakan dengan bunga yang serendah2nya dan dengan persyaratan kredit yang
selunak mungkin. Dengan adanya penjualan kredit dengan bunga yang ringan dan persyaratan yang sangat
lunak ini di harapan akan dapat meningkatkan jumlah penjualan produk perusahaan yang bersangkutan
tersebut. Secara singkat bagian penjualan didalam perusahaan-perusahaan pada umumnya akan
menghendaki adanya :
- Persyaratan kredit penjualan yang selunak mungkin
- Jumlah produk akhir secukupnya saja
- Variasi produk akhir yang sebanyak-banyaknya

b. Bagian produksi
Bagian produksi pada umumnya akan selalu berupaya untuk dapat berproduksi pada tingkat yang paling
optimal, sehingga dari kegiatan produksi pada tingkat yang optimal akan diperoleh berbagai macam
penghematan sehingga biaya produksi per-unit produk dapat ditekan menjadi serendah-rendahnya. Dengan
demikian maka efisiensi produksi akan dapat terlaksana di dalam perusahaan tersebut. Dengan tingkat
produksi yang optimal maka perusahaan yang bersangkutan akan dapat menekan biaya produksi untuk
setiap unit produk, sehingga harga jual produk diharapkan akan dapat bersaing dengan produk sejenis dari
perusahaan yang lain.
Pelaksanaan proses produksi didalam perusahaan akan menjadi sangat efisien apabila produk yang
dihasilkan oleh perusahaan merupakan produk tunggal , artinya hanya terdapat satu produk yang
diproduksikan oleh perusahaan tersebut. Dengan diproduksikannya satu macam produk saja didalam
perusahaan, maka perusahaan ini akan memperoleh kemudahan di dalam melaksanakan proses produksi
dalam perusahaan yang bersangkutan. Proses produksi yang dapat diselenggarakan dengan jumlah produksi
yang besarkan membawa konsekuensi jumlah produk yang dihasilkan dalam setiap periode tersebut adalah
besar.
Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa bagian produksi dalam perusahaan akan
menghendaki:
- Jumlah produk akhir adalah banyak.
- Variasi produk akhir hampir tidak ada.

c. Bagian keuangan
Sudah menjadi hal yang sangat wajar apabila bagian keuangan di dalam suatu perusahaan selalu menjaga
agar likuiditas perusahaan yang bersangkutan tidak terganggu, atau perusahaan yang bersangkutan selalu
dapat memenuhi segala kewajiban finansial jangka pendek akan dapat lebih terpercaya baik oleh para
langganan maupun oleh para leveransir, serta dapat melaksanakan operasi perusahaan tanpa adanya
ketakutan terhadap ketidak mampuan pembayaran dari perusahaan. Demikian pula perusahaan-perusahaan
yang lain mempunyai hubungan operasional dengan peusahaan tersebut juga merasa aman karena tidak ada
kekhawatiran bahwa perusahaan yang bersangkutan akan mempunyai tunggakan yang sulit di tagih.
Demikian pentingnya likuiditas didalam sebuah perusahaan, sehingga hal yang sangat wajar apabila
perusahaan-perusahaan pada umumnya berusaha menjaga likuiditas dalam perusahaannya dengan sebaik-
baiknya.
Sehubungan dengan usaha untuk dapat mempertahankan likuiditas perusahaan dengan sebaik-baiknya dalam
kaitannya dengan penjualan produk perusahaan, maka mengingat kepentingan bagian keuangan perusahaan
sebaiknya mengadakan penjualan produk tersebut dengan pembayaran tunai saja. Dengan penjualan tunai ini
maka perusahaan tidak perlu untuk mengurusi masalah penagihan piutang perusahaan, yang kadang-kadang
dari seluruh piutang perusahaan yang ada, akan terdapat sebagian yang tidak dapat ditagih sama sekali.
Namun demikian apabila perusahaan harus melaksanakan penjualan kredit mengingat penjualan secara tunai
tidak akan mencapai jumlah penjualan yang memadai, maka penjualan kredit ini harus dilaksanakan dengan
berbagai macam persyaratan yang cukup ketat. Persyaratan penjualan kredit dari perusahaan yang cukup
ketat ini mempunyai tujuan yaitu agar penjualan kredit tersebut sampai pada saat pembayarannya dapat
direalisir dengan mudah sehingga tidak menyulitkan keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Apabila perusahaan yang bersangkutan ini mengadakan penjualan kredit dengan syarat yang sangat lunak
serta seleksi pengambil kredit yang sangat longgar, maka dikhawatirkan pada saat realisasi pembayaran
kredit ini akan mengalami kemacetan dan kesulitan sehingga akibatnya akan dapat menyulikan keadaan
likuiditas perusahaan yang bersangkutan.
Disamping persyaratan penjualan kredit dan seleksi pengambil kredit yang cukup ketat, maka dalam upaya
untuk menjaga likuiditas perusahaan yang bersangkutan ini bagian keuangan sangat perlu untuk membuat
pembatasan anggaran yang akan dipergunakan oleh bagian-bagian yang lain didalam perusahaan yang
bersangkutan. Hal ini disebabkan karena tanpa adanya batas atas dari anggaran untuk masing-masing bagian
di dalam perusahaan yang bersangkutan , maka masing-masing bagian tersebut akan membuat anggaran
pengeluaran yang berlebihan sehingga akan menimbulkan kesulitan keuangan didalam perusahaan.
Dengan demikian maka secara singkat bagian keuangan ini akan berusaha untuk dapat:
- Menentukan batas atas anggaran untuk setiap bagian.
- Membuat persyaratan penjualan kredit seketat mungkin.
d. Bagian personalia
Bagian personalia dalam suatu perusahaan pada umumnya akan menginginkan terdapatnya tingkat
perputaran karyawan yang rendah. Di dalam sebuah perusahaan, tingginya tingkat perputaran para karyawan
(labour turn over) yang bekerja pada perusahaan tidak akan menguntungkan perusahaan. Kerugian yang
akan di derita oleh perusahaan akan menjadi semakin semakin besar sejalan dengan semakin naiknya tingkat
perputaran para karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan oleh adanya tingkat
perputaran tenaga kerja yang tinggi dalam perusahaan tersebut berarti perusahaan yang bersangkutan akan
mengeluarkan biaya tenaga kerja yang lebih besar. Biaya penarikan dan pengembangan tenaga kerja ini akan
semakin besar apabila tingkat perputaran karyawan dalam perusahaan tersebut cukup tinggi. Biaya
penarikan dan pengembangan tenaga kerja akan semakin besar apabila tingkat perputaran karyawan dalam
perusahaan tersebut cukup tinggi. Biaya penarikan dan pengembangan para karyawan menjadi tidak
sebanding lagi dengan manfaat yang diperoleh perusahaan apabila para karyawan yang bekerja dalam waktu
yang relatif pendek sudah keluar dari perusahaan.disamping hal tersebut, maka keterampilan para karyawan
yang baru tentunya akan berbeda dengan para karyawan yang sudah lama bekerja dalam perusahaan,
sehingga produktivitas kerja para karyawan yang bekerja pada perusahaan secara keseluruhan akan menurun
pula dengan semakin seringnya pergantian karyawan perusahaan.
Dalam rangka untuk mengusahakan tingkat perputaran karyawan peruasahaan agar berada pada tingkat yang
rendah, atau usaha untuk menurunkan tingat perputaran karyawan yang bekerja pada perusahaan, maka
bagian personalia akan berusaha keras untuk dapat membuat para karyawan selalu loyal kepada perusahaan.
Usaha-usaha untuk mencapai hal tersebut dapat dilaksanakan dengan berbagai macam jalan, antara lain
dengan berusaha memenuhi kebutuhan para karyawan perusahaan. Sebagai contoh misalnya dengan
memberikan gaji yang cukup layak, menyediakan fasilitas olah raga, pengadaan program rekreasi akhir
tahun dan lain sebagainya. Dengan demikian maka dalam usaha untuk mengadakan peningkatan
produktivitas kerja para karyawan yang bekerja pada perusahaan bagian personalia pada umumnya akan
menghendaki:
- Batas atas anggaran yang setinggi mungkin.
- Penyediaan fasilitas yang cukup untuk para karyawan perusahaan.
e. Bagian pemeliharaan
Bagian pemeliharaan akan selalu berusaha agar mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan oleh
perusahaan selalu dalam keadaan siap pakai dan tidak menimbulkan gangguan dalam pelaksanaan proses
produksi yang di laksanakan dalam perusahaan. Sehubungan dengan terdapatnya kepentingan bagian
pemeliharaan ini, maka dalam setiap pembelian mesin dan peralatan produksi yang akan dipergunakan untuk
proses produksi dalam perusahaan, maka yang perlu di perhatikan adalah kualitas dari mesin dan
peralatanya. Dengan demikian apabila perusahaan mempergunakan mesin dan peralatan poduksi yang
berkualitas tinggi, maka mesin dan peralatan produksi akan menunjang jalanya pelaksanaan proses produksi
dalam perusahaan dengan baik. Dalam pemilihan mesin dan peralatan produksi yang mempunyai kualitas
yang tinggi ini tentunya akan di perlukan dana yang cukup pula sehingga mesin dan peralatan produksi yang
dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi ini tidak menimbulkan gangguan-gangguan proses dalam
perusahaan. Dengan demikian bagian pemeliharaan ini tentunya akan menghendaki anggaran yang cukup
besar untuk pelaksanaan mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan tersebut.

Hal- hal yang disebutkan di atas adalah beberapa contoh dari terdapatnya kontra diksi yang ada pada
tujuan jangka pendek dalam sebuah perusahaan. Masing-masing bagian dalam perusahaan akan saling
menonjolkan tujuan dari bagiannya sendiri, dan pada umumnya agak kurang memperhatikan kepentingan
bagian yang lain walaupun berada dalam sebuah perusahaan. Keadaan dalam perusahaan tersebut akan
menjadi lebih jelek lagi apabila hubungan karyawan yang ada dalam perusahaan tidak baik. Di dalam
keadaan tersebut, pada umumnya kepentingan yang di utarakan sudah bukan merupakan kepentingan bagian
dalam perusahaan lagi, melainkan sudah mengarah kepada pemenuhan kepentingan masing-masing pribadi
yang ada dalam perusahaan dengan mempergunakan kedok kepentingan bagian perusahaan tersebut.
Apabila keadaan dalam perusahaan sudah berkembang seperti ini, maka perusahaan akan sangat sulit atau
akan menemui banyak kesukaran untuk dapat bergerak maju dan berkembang.
Sebenarnya keadaan yang tidak baik dalam perusahaan akan dapat di hindarkan apabila manajemen
perusahaan dapat memberikan pengarahan yang cukup kepada masing-masing bagian perusahaan. Perlu di
tekankan dalam hal ini bahwa apabila masing-masing bagian dalam perusahaan selalu mementingkan tujuan
jangka pendek dari bagian yang bersangkutan, maka tujuan perusahaan secara keseluruhan tidak akan
tercapai. Perusahaan akan dapat mencapai tujuan umum perusahaan apabila setiap bagian dalam perusahaan
dapat menyesuaikan diri dengan tujuan umum perusahaan tersebut. Dengan demikian sebenarnya masing-
masing bagian ini harus melihat dahulu tujuan perusahaan secara umum, baru kemudian
menterjemahkannya kedalam tujuan masing-masing bagian. Dengan demikian maka tujuan perusahaan
perusahaan akan di capai secara bersama-sama oleh masing-masing bagian dalam perusahaan.
Sebagaimana di ketahui, bahwa dalam perekonomian yang semakin maju ini, maka kesulitan
perusahaan yang paling sering dirasakan adalah usaha untuk mengadakan pemasaran barang atau jasa yang
di produksikan oleh perusahaan. Oleh karena itu maka yang terpenting dilaksanakan dalam perusahaan
adalah menyusun perencanaan penjualan produk atau jasa yang ada dalam perusahaan, dimana perencanaan
penjualan ini akan di dukung dengan kegiatan- kegiatan oleh seluruh bagian-bagian yang lain dalam
perusahaan akan menyesuaikan diri dengan bagian penjualan yang ada dalam perusahaan.
Di dalam usaha untuk dapat melaksanakan pemasaran barang atau jasa yang di produksikan oleh
perusahaan, maka pada umumnya bagian penelitian dan pengembangan yang ada dalam perusahaan akan
selalu mengadakan penelitian dan pengembangan produk atau jasa yang mempunyai potensi penjualan yang
tinggi. Dengan diproduksikannya barang atau jasa yang diperlukan dan di sukai oleh konsumen. Maka di
harapkan keadaan ini akan dapat menunjang pelaksanaan pemasaran barang atau jasa yanag produksikan
oleh perusahaan.
Penjelasan dan pengarahan pencapaian tujuan secara terpadu ini akan sangat perlu di laksanakan
dalam angka pembinaan hubungan karyawan dalam perusahaan. Tujuan yang perlu di capai secara bersama-
sama adalah tujuan perusahaan, dan bukan sekedar penonjolan dari tujuan masing-masing bagian. Rasa
persatuan dan kesatuan sebagai karyawan perusahaan sangat diperlukan untuk dapat menciptakan hubungan
karyawan yang baik. Pada perusahaan-perusahaan besar, dimana dimungkinkan seorang karyawan yang
sangat sulit untuk berkomunikasi dengan karyawan pada bagian lainnya, maka penanaman rasa persatuan
sebagai kesatuan karyawan dalam sebuah perusahaan sangat mutlak diperlukan. Penanaman rasa
kebersamaan akan dapat membuahkan hubungan kerja yang baik sehingga produktivitas kerja para
karyawan dalam perusahaan akan dapat di tingkatkan menjadi semaksimal mungkin. Di dalam hal ini
kiranya sangat perlu untuk di ingatkan bahwa pembentukan bagian atau departemen dalam perusahaan
adalah untuk mempermudah tercapainya tujuan umum perusahaan dan bukannya untuk menjauhkannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
·
3.2 KRITIK dan SARAN
· Kritik
Makalah ini tentunya memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi, maupun dalam sistematika dan tehnik
penulisannya.
· Saran
1. Bagi para pembaca diharapkan mencari sumber-sumber yang lebih lengkap mengenai topik ini supaya
pengetahuan pembaca dapat lebih luas.
2. Pembaca tentunya juga diharapkan mampu termotivasi dan mempraktikkan apa yang dibahas di
makalah ini.

3. Bagi para penulis berikutnya yang akan mengangkat tema yang sama dianjurkan untuk mencari
sumber yang lebih banyak supaya makalah yang di hasilkan lebih bagus lagi.

Anda mungkin juga menyukai