Anda di halaman 1dari 13

Analisis Buku Teks Pelajaran Matematika Wajib

Kelas X SMA

‘Azzanie Karima Arroida 1


1
Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Yogyakarta. Jalan Colombo No. 1,
Karangmalang, Yogyakarta 55281, Indonesia.
azza.karima@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kualitas buku teks pelajaran matematika wajib
kelas X SMA yang mencakup aspek materi, bahasa, penyajian materi dan kegrafikaan. Analisis buku
teks dilakukan untuk setiap indikator berdasarkan rumusan Kurikulum 2013, Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, serta mempertimbangkan kompetensi abad 21. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui kualitas buku teks serta mendeskripsikan
kelebihan dan kekurangan dalam buku teks yang mencakup aspek materi, bahasa, penyajian materi,
dan kegrafikaan. Objek penelitian ini adalah buku teks pelajaran matematika wajib kelas X SMA yang
diterbitkan oleh Erlangga dan ditulis oleh Sukino. Buku teks ini digunakan dalam pembelajaran
matematika di SMA Negeri 5 Yogyakarta. Terdapat dua instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data, yaitu: (1) instrumen penilaian buku yang diisi oleh peneliti dan guru dan (2)
instrumen penggunaan buku yang diisi oleh siswa sebagai pengguna buku. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa buku teks pelajaran matematika yang dianalisis menunjukkan kriteria baik yaitu
mendapat skor penilaian dari peneliti dan guru yaitu 81,00 dari skor maksimal 100,00 dan skor
penilaian penggunaan buku dari siswa yaitu 50,83 dari skor maksimal 68,00. Kelebihan dan
kekurangan dianalisis untuk setiap indikator. Buku teks pelajaran menunjukkan kriteria baik sehingga
baik digunakan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran matematika di kelas.
Kata kunci : analisis buku teks matematika, aspek materi, aspek bahasa, aspek penyajian materi,
aspek kegrafikaan

Analysis of 10th Grade Mathematics Textbooks

Abstract
The aims of this research is describe the quality of 10th grade mathematics textbooks includes
content aspect, language aspect, presentation aspect, and graphical aspect. Textbooks analysis is
conducted for each indicator based on the formulation of Curriculum 2013, curriculum and book
center, and considering 21st century competence. This research is a descriptive research of qualitative
and quantitative to know the quality of textbooks and describe the advantages and disadvantages in
textbooks includes content aspect, language aspect, presentation aspect, and graphical aspect. The
object of this research is the textbooks of mathematics lesson for 10th grade, that published by
Erlangga and written by Sukino. This textbooks is used on mathematics learning activity in SMA
Negeri 5 Yogyakarta. There are two instruments that were used to gather data, namely: (1) textbooks
assessment which was filled by researcher and teacher and (2) textbooks usage assessment which was
filled by students who use this textbooks. The results of this research indicate that the textbooks of
mathematics lesson showed good criteria. The obtained score from textbooks assessment is 81,00 of
100,00 and the obtained score from textbooks usage assessment is 50,83 of 68,00. Advantages and
disadvantages from this textbooks analyzed for each indicator. The mathematics textbooks shows
good criteria so that it is well be used on mathematics learning activity in the class.
Kata kunci : analysis of mathematics textbook, content aspect, language aspect, presentation aspect,
graphical aspect
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

PENDAHULUAN Buku teks pelajaran matematika yang baik


selain harus sesuai dengan kompetensi inti dan
Sistem pendidikan nasional adalah
kompetensi dasar, juga harus memuat fakta,
seperangkat komponen pendidikan yang saling
konsep, prinsip yang benar, serta di dalamnya
terkait satu sama lain dan dapat mencapai tujuan
memuat pemecahan masalah.
pendidikan nasional. Kurikulum tidak terlepas
Buku teks pelajaran yang digunakan
dari seperangkat komponen pendidikan tersebut.
sebagai buku pegangan untuk guru dan siswa
Kurikulum diatur oleh Kementerian Pendidikan
harus melalui proses penilaian oleh Badan
dan Kebudayaan Republik Indonesia
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sesuai
(Kemendikbud RI) dan disesuaikan dengan
dengan Permendikbud No. 8 Tahun 2016 atau
kondisi peserta didik di Indonesia agar dapat
dilakukan penilaian oleh Pusat Kurikulum dan
mencapai tujuan pendidikan nasional yang
Perbukuan (Puskurbuk). Beberapa buku teks
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
pelajaran matematika yang telah dilakukan uji
Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan
kelayakan oleh BSNP terkadang masih
bangsa. Selain itu, kurikulum juga
ditemukan beberapa kesalahan, seperti pada
dikembangkan sesuai dengan perkembangan
hasil analisis yang dilakukan oleh Aminati
zaman agar siswa Indonesia dapat bersaing
(2017 : 74-75) pada buku Matematika SMP
dengan siswa-siswa di seluruh penjuru dunia.
kelas VII Semester 2, bahwa buku yang
Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat
dianalisis telah baik pada aspek materi dan
ini adalah Kurikulum 2013. Dalam
aspek penyajian materi tetapi berkriteria cukup
Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang
untuk aspek bahasa dan kegrafikaan. Bahasa
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar,
yang digunakan dalam buku Matematika SMP
disebutkan bahwa Kompetensi Inti mencakup
kelas VII tersebut kurang komunikatif dan
kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap
kurang fungsional untuk siswa serta tata letak isi
sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
buku dan penomoran dalam buku teks tidak
keterampilan. Keempat kompetensi yang harus
konsisten (Aminati, 2017 : 75). Selain itu, buku
dimiliki oleh setiap peserta didik tersebut
yang telah lulus uji oleh BSNP dan telah
disesuaikan dengan tuntutan zaman yaitu
digunakan untuk sumber pembelajaran, belum
berdasarkan kompetensi yang harus dicapai oleh
tentu memiliki kualifikasi yang mengacu pada
peserta didik abad 21. Kompetensi abad 21 yang
kompetensi abad 21 atau kurang sesuai dengan
dimaksud adalah kemampuan yang dapat
kondisi siswa.
dikembangkan dalam pembelajaran yang
Buku teks pelajaran yang akan dianalisis
meliputi kemampuan berpikir kritis dan
adalah buku teks matematika wajib kelas X
pemecahan masalah, kemampuan komunikasi
SMA yang diterbitkan oleh Erlangga dan ditulis
dan berkolaborasi, serta kreativitas dan inovasi
oleh Sukino. Buku teks tersebut telah beredar di
(Trilling & Fadel, 2009).
toko-toko buku dan digunakan dalam
Kompetensi inti dan kompetensi dasar
pembelajaran di sekolah-sekolah tertentu.
yang telah disusun tersebut digunakan sebagai
Bahkan, buku teks tersebut mendapat predikat
dasar dalam penyusunan buku teks pelajaran.
“Top Brand for Teen (2013-2016)” yang tertera
Oleh karena itu, buku teks pelajaran harus
dalam halaman sampul bagian belakang pada
memuat kompetensi inti dan kompetensi dasar
buku teks. Hal tersebut berarti buku teks
secara lengkap, harus sesuai dengan kondisi
matematika yang ditulis oleh Sukino termasuk
peserta didik dan juga mengikuti perkembangan
produk terbaik menurut penilaian konsumen
zaman. Buku teks pelajaran digunakan untuk
Indonesia. Meskipun mendapatkan penilaian
rujukan setiap mata pelajaran, termasuk di
sangat baik dari konsumen yang telah
dalamnya untuk mata pelajaran matematika.
menggunakan buku teks ini, bukan berarti buku
Matematika menurut Gagne (Feriyanto, 2018: 1)
teks ini bebas dari kesalahan atau kekurangan.
terdiri atas dua objek yaitu objek langsung dan
Menurut Andriyana (2014: 12), buku teks
objek tidak langsung; fakta, konsep, dan prinsip
matematika untuk SMA/MA kelas X semester 1
termasuk dalam objek langsung dalam
yang ditulis oleh Sukino dari penerbit Erlangga
pembelajaran matematika sedangkan
jika dibandingkan dengan buku teks dari
kemampuan melakukan investigasi dan
penerbit lain dalam aspek kognitif ranah
kemampuan pemecahan masalah adalah objek
pengetahuan, terdapat kekurangan dalam buku
tidak langsung dalam pembelajaran matematika.
teks matematika Sukino yaitu memiliki
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

persentase paling sedikit dalam pengembangan Tabel 1 Kriteria Penilaian Buku Oleh Peneliti
aspek kognitif ranah pengetahuan yang meliputi Rerata Skor Kriteria
fakta dan konsep. Akan tetapi, buku teks > 85 Sangat Baik
tersebut mendapatkan persentase paling banyak 70 < ≤ 85 Baik
dibandingkan dua buku lain dalam 55 < ≤ 70 Cukup
pengembangan aspek kognitif ranah 40 < ≤ 55 Kurang
pengetahuan yang meliputi prinsip dan prosedur. ≤ 40 Sangat Kurang
Dari hasil penelitian tersebut, mengindikasikan Dan kriteria penilaian penggunaan buku olh
bahwa terdapat beberapa kekurangan dalam siswa disajikan pada Tabel 2.
buku teks matematika yang ditulis oleh Sukino
meskipun buku teks tersebut telah dinilai sangat Tabel 2 Kriteria Penilaian Buku Oleh Siswa
baik oleh konsumen. Oleh karena itu, perlu Rerata Skor Kriteria
adanya analisis buku teks pelajaran matematika > 57,80 Sangat Baik
yang diterbitkan oleh Erlangga dan ditulis oleh 47,60 < ≤ 57,80 Baik
Sukino yang digunakan di SMA Negeri 5 37,40 < ≤ 47,60 Cukup
Yogyakarta guna mengetahui kesalahan- 27,20 < ≤ 37,40 Kurang
kesalahan pada buku teks untuk kemudian ≤ 27,20 Sangat Kurang
diperbaiki atau menemukan kelebihan-kelebihan
dari buku teks yang dapat menjadi penguat buku HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut digunakan di sekolah.
Pertanyaan penelitian yang kemudian Penilaian buku dilakukan oleh peneliti
muncul adalah bagaimana kualitas buku teks dan guru serta penilaian oleh pengguna
pelajaran Matematika Wajib Kelas X SMA dilakukan oleh siswa kelas X di SMA Negeri 5
Kurikulum 2013 yang diterbitkan oleh Erlangga Yogyakarta. Peneliti menilai dari hasil analisis
dan ditulis oleh Sukino ditinjau dari rumusan buku dan pengguna menilai dari pengalaman
Kurikulum 2013 dan Pusat Kurikulum dan menggunakan buku selama pembelajaran
Perbukuan (Puskurbuk) serta memperhatikan matematika. Indikator-indikator penilaian
kompetensi abad 21 yang mencakup aspek disusun berdasarkan Permendikbud No. 8 Tahun
materi, bahasa, penyajian materi, dan 2016 dan mengadaptasi instrumen penilaian
kegrafikaan. buku Pusat Kurikulum dan Perbukuan
(Puskurbuk).
METODE Hasil penilaian buku teks matematika
yang dilakukan oleh peneliti dan satu orang guru
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif disajikan pada Tabel 3. Sedangkan, hasil
dan kuantitatif yang akan menunjukkan penilaian penggunaan buku yang dilakukan oleh
gambaran tentang kualitas buku teks pelajaran 189 orang siswa kelas X SMA Negeri 5
matematika wajib SMA kelas X kurikulum 2013 Yogyakarta disajikan pada Tabel 4. Data siswa
edisi revisi 2016. Penelitian yang dilakukan diperoleh menggunakan angket yang telah
mengacu pada Permendiknas No. 8 Tahun 2016 disusun oleh peneliti dan skor didapat dari rata-
yaitu menilai dari aspek materi, aspek rata skor yang diberikan oleh 189 siswa.
kebahasaan, aspek penyajian materi, dan aspek
kegrafikaan.
Penelitian dilakukan pada tanggal 5 Maret
– 19 Maret 2018. Subjek penelitian yaitu seluruh
siswa kelas X SMA Negeri 5 Yogyakarta.
Instrumen penelitian untuk menelaah
buku teks pelajaran ini berupa lembar penilaian
buku teks pelajaran matematika wajib.
Instrumen penelitian ini terdiri atas lembar
penilaian oleh peneliti dan guru dan lembar
penilaian penggunaan buku oleh siswa.
Kriteria penilaian buku oleh peneliti dan
guru didapat dari rumus yang dikemukakan oleh
Widoyoko (2017: 238) yang hasil dari rumus
tersebut disajikan pada Tabel 1.
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

Tabel 3 Hasil Penilaian Buku Oleh Peneliti dan Guru Tabel 4 Hasil Penilaian Penggunaan Buku Oleh
Nilai Siswa
No. Indikator Skor
No. Indikator Skor
P G
1 Kecakapan Personal 4 3 3,50 1 Kecakapan Personal 2,83
2 Kecakapan Sosial
2 Kecakapan Sosial 3 3 3,00 3 Kelengkapan Materi
3 Kelengkapan Materi 4 4 4,00 4 Kedalaman Materi
4 Kedalaman Materi 3 3 3,00 Keakuratan Fakta, Konsep,
5 3,08
Keakuratan Fakta, Prinsip, Prosedur
5 4 3 3,50 6 Kemutakhiran Materi 2,94
Konsep, Prinsip, Prosedur
6 Kemutakhiran Materi 3 3 3,00 Kesesuaian Materi, Contoh,
7 2,84
dan Soal Latihan
Kesesuaian Materi,
7 4 3 3,50 Kesesuaian Materi dengan
Contoh, dan Soal Latihan
8 Konteks Kehidupan Sehari- 2,72
Kesesuaian Materi dengan Hari
8 Konteks Kehidupan 3 2 2,50 9 Akurasi Kegiatan
Sehari-Hari Orientasi Materi Berpusat pada
9 Akurasi Kegiatan 2 3 2,50 10 2,86
Peserta Didik
Orientasi Materi Berpusat Bebas SARA, Pornografi, dan
10 2 3 2,50 11 3,52
pada Peserta Didik Bias (gender, profesi, wilayah)
Bebas SARA, Pornografi, Kelengkapan Cakupan
12 2,86
11 dan Bias (gender, profesi, 4 4 4,00 Keterampilan
wilayah) Penggunaan Pendekatan yang
13
Kelengkapan Cakupan Mendukung Keterampilan
12 4 3 3,50 14 Ketepatan Penggunaan Bahasa 3,14
Keterampilan
Penggunaan Pendekatan 15 Kejelasan Penggunaan Bahasa 2,94
13 yang Mendukung 3 3 3,00 Kekomunikatifan dan
Keterampilan 16 Kecukupan Informasi dari 3,00
Ketepatan Penggunaan Bahasa yang Digunakan
14 4 3 3,50 Konsistensi Sistematika Sajian
Bahasa 17 3,22
Kejelasan Penggunaan dalam Bab
15 4 3 3,50 Kelogisan/Keruntutan
Bahasa 18 2,99
Kekomunikatifan dan Penyajian
16 Kecukupan Informasi dari 4 2 3,00 19 Kelengkapan Penyajian
Bahasa yang Digunakan Ketepatan Pendukung
20 2,66
Konsistensi Sistematika Penyajian Materi
17 4 2 3,00 Ketepatan Penomoran Tabel,
Sajian dalam Bab 21
Kelogisan/Keruntutan Rumus, Lampiran
18 4 3 3,50 Kesesuaian Ukuran Buku dan
Penyajian 22 3,05
19 Kelengkapan Penyajian 4 2 3,00 Kontennya
Ketepatan Pendukung 23 Kerapian Tampilan Tata Letak 3,05
20 4 3 3,50 24 Kesesuaian Pemberian Warna 3,13
Penyajian Materi
Ketepatan Penomoran Ketepatan Gambar, Tabel, dan
25
21 4 3 3,50 Grafik
Tabel, Rumus, Lampiran
Skor Akhir 50,83
Kesesuain Ukuran Buku
22 4 3 3,50
dan Kontennya
Dari Tabel 3 diperoleh skor akhir 81,00
Kerapian Tampilan Tata
23 3 3 3,00 dan berdasarkan Tabel 1 maka buku termasuk
Letak
dalam kriteria baik. Sedangkan dari Tabel 4
Kesesuaian Pemberian diperoleh skor akhir yaitu 50,83 dan berdasarkan
24 4 2 3,00
Warna Tabel 2 maka buku termasuk dalam kriteria
Ketepatan Gambar, Tabel, baik. Hal tersebut berarti buku teks matematika
25 4 3 3,50
dan Grafik yang dianalisis baik digunakan untuk
Skor Akhir 81,00 pembelajaran di kelas dengan memperhatikan
kelebihan dan kekurangan yang ada dalam buku,
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

sehingga kegunaan buku sebagai sumber acuan kegiatan berupa latihan soal yang dapat
dalam pembelajaran di kelas akan lebih dikerjakan secara berkelompok.
maksimal. Kelebihan dan kekurangan yang ada Dalam “BEKEL” terdapat kalimat
dalam buku teks dibahas untuk setiap indikator yang dituliskan secara eksplisit bahwa dengan
berdasarkan analisis yang dilakukan oleh mengerjakan latihan dalam “BEKEL” akan
peneliti dan hasil angket guru dan siswa serta dapat mengembangkan karakter-karakter
komentar-komentar dari guru dan siswa yang tertentu baik yang berkaitan dengan kecakapan
dituliskan dalam angket yang diberikan. personal maupun kecakapan sosial. Selain itu
1. Aspek Materi juga mengandung makna tersirat bahwa
a. Kecakapan Personal dengan melakukan kegiatan berkelompok,
Kecakapan personal berarti sikap yang siswa akan belajar tentang kerja sama,
dapat timbul dari diri siswa masing-masing, kesediaan membantu, kepedulian, toleransi,
seperti disiplin, kreatif, inovatif, teliti, jujur, dan sebagainya disertai dengan pengawasan
pantang menyerah, percaya diri, kritis, guru agar kemampuan tersebut terkembangkan
bertanggung jawab, dan sebagainya. Buku teks dengan baik. Contoh tampilan “BEKEL” yang
pelajaran matematika kelas X SMA yang di dalamnya termuat karakter-karakter yang
diterbitkan oleh Erlangga dan disusun oleh dikembangkan disajikan dalam Gambar 5.
Sukino mengembangkan kecakapan personal
melalui gambaran tentang pentingnya belajar
matematika yang dituangkan dalam halaman
sampul setiap bab dan juga dituliskan secara
eksplisit karakter-karakter yang dapat
Gambar 2 Karakter yang Dikembangkan dalam "BEKEL"
dikembangkan dalam bab tersebut yang
ditunjukkan pada Gambar 1. Kegiatan kelompok yang ada dalam
“BEKEL” adalah kegiatan mengerjakan soal-
soal latihan dan cenderung kurang dapat
mengembangkan kemampuan kerja sama
siswa. Kegiatan kelompok lebih efektif jika
tugas yang diberikan berupa tugas proyek
karena siswa dapat merencanakan sendiri
Gambar 1 Karakter yang Dikembangkan
kegiatannya, melakukan kegiatan yang telah
Karakter yang dikembangkan yang direncanakan, dan membuat laporan hasil
tertulis pada Gambar 1 tersebut telah sesuai kegiatan mereka (Krismanto, 2003: 9).
dengan yang tercantum dalam Permendikbud Menurut Krismanto (2003: 9), tugas proyek
No. 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD yaitu dapat dilakukan untuk materi yang berkaitan
bahwa perilaku yang harus dikembangkan dengan statistika, pengukuran tinggi, atau
adalah jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, lainnya yang berkaitan dengan trigonometri,
santun, dan proaktif. sehingga dapat dicantumkan tugas proyek
pada bagian “BEKEL” dalam bab tentng
b. Kecakapan Sosial trigonometri yaitu kegiatan pengukuran tinggi
Kecakapan sosial berarti kemampuan menggunakan sudut elevasi.
siswa dalam berbaur dengan sekitarnya,
terutama kemampuan bekerja sama dengan c. Kelengkapan Materi
siswa lain dalam kelas. Kecakapan sosial yang Materi yang disajikan dalam buku teks
terdapat dalam buku teks pelajaran dideteksi dikatakan lengkap apabila mencakup semua
dengan adanya kalimat yang membangkitkan materi yang sesuai dengan setiap KD. Dari
aspek sikap sosial seperti kerja sama, hasil analisis kelengkapan materi dalam buku
kesediaan membantu, kepedulian, toleransi, teks matematika, didapatkan bahwa 9 dari 10
bertanggung jawab, terbuka, dan sebagainya. bab dalam buku teks lengkap sesuai dengan
Dalam buku teks yang dianalisis, terdapat yang diatur dalam KD. Terdapat satu bab yang
suatu bagian yang mengakomodasi kecakapan dinilai kurang lengkap jika dilihat dari KD
sosial siswa dalam setiap bab yaitu bagian yaitu bab “Analisis Fungsi dan Grafik Fungsi”
“BEKEL” (Belajar Kelompok) yang berisikan yang tertera dalam KD 3.5 yaitu “Menjelaskan
dan menentukan fungsi (terutama fungsi linier,
fungsi kuadrat, dan fungsi rasional) secara
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

formal yang meliputi notasi, daerah asal, harus disajikan dengan benar agar tidak
daerah hasil, dan ekspresi simbolik, serta menimbulkan kesalahan konsep pada siswa.
sketsa grafiknya”. Dalam KD 3.5 dituliskan Semua simbol atau lambang sebagai fakta
bahwa fungsi yang dipelajari difokuskan pada dalam matematika yang dituliskan dalam buku
fungsi linier, fungsi kuadrat, dan fungsi harus akurat dan sesuai dengan kesepakatan
rasional, jenis-jenis fungsi yang lain disajikan internasional.
hanya sebagai pendukung materi. Akan tetapi, Terdapat ketidakkonsistenan simbol
dalam buku teks tidak menampilkan tentang pada simbol bilangan real, kesalahan pada
fungsi rasional, fungsi rasional hanya pengklasifikasian fungsi dalam bentuk
disajikan sebagai contoh-contoh fungsi tetapi himpunan pasangan berurutan, kesalahan pada
tidak dibahas detail seperti pada bagian fungsi rumus cepat invers fungsi, kesalahan penulisan
kuadrat. Persamaan linier, kuadrat, maupun prosedur, kurangnya prosedur look back pada
rasional telah dibahas pada bab sebelumnya, suatu soal cerita, dan adanya prosedur yang
tetapi cakupan materi pada bab fungsi berbeda kurang tepat seperti yang disajikan pada
dengan cakupan materi pada bab sebelumnya. Gambar 3, 4, 5, dan 6.

d. Kedalaman Materi
Materi yang disajikan dalam buku teks
dikatakan mendalam apabila setiap bab
memuat dimensi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan pemecahan
masalah. Dalam hal ini, materi dalam buku
teks dianalisis muatannya, jika hanya memuat
objek langsung matematika yang terdiri atas Gambar 3 Ketidakkonsistenan Simbol
fakta, konsep, prinsip, dan prosedur maka
materi tersebut dikatakan tidak mendalam dan
jika memuat objek langsung dan tidak
langsung matematika maka materi tersebut
dikatakan mendalam. Dari 10 bab yang ada
dalam buku, terdapat dua bab yang kurang
mendalam yaitu bab “Persamaan dan
Pertidaksamaan Rasional dan Irasional” serta
bab “Operasi Aljabar Fungsi, Komposisi
Fungsi, dan Invers Fungsi”. Gambar 4 Kesalahan Konsep
Dalam buku teks, pada bab “Persamaan
dan Pertidaksamaan Rasional dan Irasional”,
materi disajikan lengkap tetapi hanya
pengenalan konsep, contoh soal dan soal
latihan yang cukup sederhana dan tidak
mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah atau kemampuan berpikir kritis siswa.
Padahal, bab persamaan dan pertidaksamaan
rasional serta materi tentang konposisi fungsi Gambar 5 Kesalahan Penulisan Rumus
dan invers fungsi dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari Beberapa buku teks
matematika menyajikan latihan soal cerita
yang berkaitan dengan materi persamaan dan
pertidaksamaan rasional serta pada materi
komposisi fungsi dan invers fungsi.

e. Keakuratan Fakta, Konsep, dan


Prinsip
Fakta, konsep, dan prinsip yang
merupakan objek langsung dari matematika
dan menjadi bagian utama dalam buku teks ini Gambar 6 Kesalahan Penulisan Prosedur
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

f. Kemutakhiran Materi materi agar materi lebih dapat dipahami oleh


Matematika adalah ilmu yang terus siswa. Soal-soal latihan yang harus dikerjakan
berkembang, begitu pula dengan pendidikan oleh siswa pada setiap bagian seperti LKS
matematika yang berarti perkembangan dalam (Latihan Kompetensi Siswa), BEKEL (Belajar
hal proses pembelajaran. Pembelajaran di Kelompok), RUKO (Review Uji Kompetensi
kelas telah berkembang dari yang semula Siswa), dan Quiz Bab juga sesuai dengan
berpusat pada guru menjadi berpusat pada materi dan contoh soal yang diberikan.
siswa dengan metode dan model yang Hal yang menarik pada soal latihan
beragam. Selain itu, cara mengajarkan suatu dalam buku teks ini adalah karena soal latihan
materi tertentu juga diperbarui seiring dengan yang diberikan sangat beragam, mulai dari
perkembangan zaman berdasarkan hasil-hasil soal yang mudah hingga soal yang sulit seperti
penelitian. Dalam buku teks yang dianalisis, soal Olimpiade Sains Nasional (OSN) atau
materi yang disajikan disesuaikan dengan soal-soal untuk tes masuk perguruan tinggi
update terbaru dari perkembangan ilmu seperti pada Gambar 8.
matematika, contohnya pada bab “Persamaan
dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel yang
Memuat Nilai Mutlak seperti pada Gambar 7.

Gambar 8 Contoh Soal dalam Buku Teks

h. Kesesuaian Materi dengan Konteks


Gambar 7 Konsep Nilai Mutlak Kehidupan Sehari-Hari
Matematika merupakan pelajaran yang
Konsep nilai mutlak yang disajikan berisikan bilangan dan rumus-rumus yang
dalam buku teks terdapat dua macam, konsep seringkali dirasakan siswa tidak ada
yang pertama adalah konsep yang baru-baru hubungannya dengan kehidupan sehari-hari
ini dikemukakan oleh Ellis dan Bryson (2011: mereka. Matematika dianggap sebagai
594) bahwa konsep nilai mutlak dapat pelajaran yang sulit dan abstrak bagi siswa,
diartikan sebagai jarak suatu titik dengan padahal matematika sangat erat hubungannya
sebuah anchor point, sedangkan konsep kedua dengan kehidupan sehari-hari, seperti
adalah konsep yang telah banyak dikenal dan misalnya dalam hal pengukuran, jual beli, dan
selama ini digunakan untuk mengenalkan sebagainya. Pelajaran matematika di sekolah
konsep nilai mutlak kepada siswa yaitu atau buku teks matematika jarang menyajikan
menggunakan definisi nilai mutlak. Konsep matematika yang berkaitan dengan kehidupan
pertama maupun kedua benar, tetapi konsep sehari-hari, pelajaran matematika hanya fokus
kedua dipandang lebih mudah dipahami oleh membahas tentang rumus-rumus baru yang
siswa. Guru dapat memilih konsep yang akan belum dikenal dan akan menambah
digunakan yang disesuaikan dengan ketidaktertarikan siswa dengan matematika
kemampuan siswa agar materi lebih mudah sehingga siswa merasa matematika tidak
diterima. berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Matematika sangat berkaitan dengan
g. Kesesuaian Materi, Contoh, dan Soal kehidupan sehari-hari, hanya saja
Latihan penyampaian dalam pembelajaran di kelas
Materi dalam buku teks yang dianalisis atau materi yang disajikan dalam buku teks
disajikan secara jelas dan benar, begitu pula tidak mengaitkan materi dengan kehidupan
dengan contoh soal yang disajikan. Setiap sehari-hari sehingga siswa tidak mengetahui
materi yang disajikan selalu diikuti dengan manfaat matematika dalam kehidupan sehari-
contoh soal yang mendukung penjelasan hari. Dalam buku teks yang dianalisis, terdapat
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

banyak bagian yang mengaitkan matematika kegiatan menanya, mengumpulkan informasi,


dengan kehidupan sehari-hari, tetapi masih dan menyimpulkan.
juga terdapat materi yang tidak dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari dan di setiap j. Orientasi Materi Berpusat pada
awal bab terdapat “i-Mabel” (inspirasi materi Peserta Didik
pembelajaran) seperti pada Gambar 9. Pembelajaran matematika pada era ini
seharusnya telah bergeser dari teacher-oriented
menjadi student-oriented atau berorientasi pada
peserta didik. Hal ini sejalan dengan yang diatur
dalam Permendikbud No. 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses bahwa prinsip
pembelajaran yang digunakan saat ini tidak lagi
peserta didik diberi tahu melainkan peserta didik
mencari tahu. Oleh karena itu, peserta didik
diharapkan dapat aktif mengeksplorasi dirinya
untuk memahami suatu materi, tidak lagi
tergantung pada penjelasan dari guru. Buku teks
sebagai pendukung pembelajaran matematika di
kelas seharusnya juga menyajikan materi serta
memberikan wadah untuk eksplorasi siswa.
Materi dalam buku teks dikatakan baik jika
disajikan dengan lengkap, tetapi terdapat bagian
Gambar 9 “i-Mabel” di Awal Bab untuk eksplorasi siswa. Dalam buku teks yang
dianalisis, terdapat beberapa bagian yang
i. Akurasi Kegiatan (Mengacu pada menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dan
Pendekatan Saintifik) membutuhkan eksplorasi dari siswa, sehingga
Menurut Permendikbud No. 22 Tahun materi tersebut dapat lebih dipahami oleh siswa
2016 tentang Standar Proses, kompetensi yang dengan usaha yang dilakukan oleh siswa itu
harus dicapai siswa meliputi kompetensi sendiri dan ada juga bagian yang belum terdapat
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga wadah eksplorasi siswa.
kompetensi tersebut dapat dicapai melalui
proses psikologis yang meliputi Mengamati, k. Bebas Penyimpangan SARA,
Menanya, Mengumpulkan informasi, Pornografi, dan Bias (Gender, Wilayah,
Menyimpulkan, dan Mengomunikasikan yang Profesi)
disingkat 5M. Proses psikologis tersebut Dalam buku teks yang dianalisis, tidak
dikenal dengan pendekatan saintifik dan ada materi dan/atau gambar yang dapat
menjadi dasar dalam pembelajaran di kelas menimbulkan diskriminasi suku, agama, ras,
yang menggunakan Kurikulum 2013. dan antargolongan (SARA) dan juga tidak
Pembelajaran di kelas yang mengacu pada mengandung unsur-unsur pornografi. Gambar-
Kurikulum 2013 berarti menerapkan gambar yang ditampilkan dalam buku teks ini
pendekatan saintifik, begitu pula dengan buku mayoritas adalah gambar grafik atau gambar
teks yang digunakan dalam pembelajaran. pendukung materi seperti koordinat kartesius,
Buku teks yang dianalisis kurang bangun datar, diagram panah, dan sebagainya
mengacu pada pendekatan saintifik. Secara atau ilustrasi pendukung soal cerita seperti
eksplisit, tampilan buku dan kontennya tidak gambar mesin, kapal, pesawat terbang, dan
menggunakan judul-judul kegiatan sesuai sebagainya yang tidak mengandung unsur
dengan langkah-langkah pendekatan saintifik. pornografi. Tidak ada pula isi dalam buku teks
Secara implisit, materi juga kurang sesuai yang mendiskriminasi jenis kelamin (gender),
dengan pendekatan saintifik yang terdiri atas wilayah atau daerah, maupun profesi.
proses mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menyimpulkan/mengasosisasi, dan l. Kelengkapan Cakupan Keterampilan
mengomunikasikan. Isi dalam buku teks hanya Pembelajaran di kelas tidak hanya
berfokus pada kegiatan mengamati yaitu mengembangkan kompetensi pengetahuan,
dengan menyajikan materi secara detail, hanya tetapi juga mengembangkan kompetensi
terdapat beberapa bagian yang menstimulus keterampilan. Kompetensi keterampilan dapat
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

dikembangkan melalui berbagai bentuk yaitu ini dilakukan dalam pembelajaran kelompok
dengan memberikan soal-soal yang di kelas belum tentu akan membentuk
melibatkan beberapa konsep dan strategi pembelajaran kooperatif yang diharapkan.
penyelesaian yang disebut rich problem atau
dengan memberikan tugas-tugas semacam 2. Aspek Bahasa
tugas proyek yang dapat dilakukan secara a. Ketepatan Penggunaan Bahasa
individu atau kelompok. Dalam buku teks, hal Penggunaan bahasa dalam
tersebut dapat disajikan dalam bentuk adanya pembelajaran matematika harus tepat agar
soal-soal rich problem yang harus dikerjakan tidak menimbulkan multitafsir. Penggunaan
oleh siswa pada setiap bab yang ada dalam bahasa harus tepat dari segi ejaan, pemilihan
buku. Akan tetapi, tugas proyek belum kata, rangkaian kalimat, dan paragraf.
ditemukan dalam buku teks ini padahal Komponen tersebut harus sesuai dengan ejaan
terdapat banyak materi yang dapat dijadikan yang disempurnakan serta tepat dalam
bahan untuk tugas proyek yang mengembang- menjelaskan matematika. Bahasa yang
kan keterampilan siswa. Contoh tugas proyek digunakan dalam buku teks yang dianalisis ini
yang dapat dicantumkan dalam buku adalah terdiri atas Bahasa Indonesia (mayoritas) dan
siswa diminta untuk mencari permasalahan Bahasa Inggris (hanya untuk beberapa soal
yang ada dalam kehidupan di sekitarnya atau soal yang disadur dari sumber luar
tentang sistem persamaan linier tiga variabel, negeri). Bahasa Indonesia yang digunakan
fungsi komposisi dan invers fungsi, rasio telah sesuai dengan ejaan yang
sudut-sudut berelasi, atau aturan sinus cosinus. disempurnakan, begitu pula dengan Bahasa
Inggris yang digunakan telah sesuai secara
m. Penggunaan Pendekatan yang grammar.
Mendukung Keterampilan Bahasa yang sesuai dengan ejaan yang
Penggunaan pendekatan yang disempurnakan belum tentu tepat dalam
mendukung keterampilan berkaitan erat matematika. Kata “lukis” dan “sketsa”
dengan cakupan keterampilan. Cakupan keduanya tepat dan sesuai dengan ejaan yang
keterampilan dapat berupa adanya rich disempurnakan, tetapi memiliki arti yang
problem atau tugas proyek, maka pendekatan berbeda dalam matematika. Kata “lukis”
yang disajikan dalam buku teks harus berarti siswa harus menggambarkan suatu
mendukung ketercapaian keterampilan. Rich grafik dengan sangat presisi, dengan titik
problem yang terdiri atas soal-soal pemecahan potong yang tepat, skala yang tepat, dan
masalah dapat didukung dengan adanya sebagainya. Sedangkan kata “sketsa” berati
penerapan model pembelajaran berbasis siswa menggambarkan suatu grafik tidak
masalah atau problem based learning. Jika secara presisi, hal yang terpenting adalah
dalam buku teks terdapat tugas proyek, maka bentuk gambar sama dengan gambar
telah menggunakan pembelajaran berbasis sebenarnya tetapi tidak presisi dalam ukuran
proyek atau project based learning dan tugas dan sebagainya. Dalam buku teks yang
proyek dapat diberikan secara berkelompok dianalisis, terdapat kalimat “Lukiskan sketsa
yang dapat menjadi kegiatan cooperative grafik”.
learning. Buku teks yang dianalisis juga
Dalam buku teks yang dianalisis, telah menggunakan Bahasa Inggris di beberapa soal
menggunakan pembelajaran berbasis masalah, yang diberikan untuk melatih siswa
ditunjukkan dengan adanya bagian yang mengerjakan soal-soal dalam Bahasa Inggris.
menyajikan contoh penerapan suatu konsep Bahasa Inggris yang digunakan tepat dan
dalam kehidupan sehari-hari melalui “i- cukup mudah untuk dipahami.
Mabel” kemudian disajikan banyak soal
latihan yang berkaitan dengan contoh tersebut. b. Kejelasan Penggunaan Bahasa
Selain itu, dalam buku teks terdapat kolom Bahasa yang digunakan dalam buku
“BEKEL” yang dapat dijadikan kegiatan teks tidak hanya harus tepat sesuai ejaan yang
cooperative learning dalam pembelajaran di disempurnakan, tetapi juga harus jelas.
kelas. Akan tetapi, kekurangan dalam Kejelasan penggunaan bahasa berarti pilihan
“BEKEL” ini adalah hanya menampilkan soal- kata yang digunakan tidak hanya tepat tetapi
soal latihan yang hampir sama dengan soal- juga jelas dan tidak menggunakan kalimat
soal latihan individu sehingga jika “BEKEL” yang berbelit-belit apabila digunakan untuk
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

menjelaskan materi matematika. Kejelasan disajikan dengan sistematika yang sama yaitu
penggunaan bahasa dapat dinilai dari hasil pendahuluan, isi, penutup. Dalam buku teks
survei dari siswa karena siswa yang merasakan yang dianalisis, materi yang disajikan dimulai
secara langsung bahasa yang digunakan jelas dari materi pendukung, kemudian materi
dan mudah dipahami atau tidak. Dari hasil pokok, dan yang terakhir penutup atau
survei yang dilakukan pada siswa kelas X ringkasan atau berupa materi tambahan (yang
SMA Negeri 5 Yogyakarta, didapatkan skor tidak termuat di setiap bab dalam buku ini).
2,94 yang berarti bahasa yang digunakan
dalam buku teks jelas. b. Kelogisan/Keruntutan Penyajian
Isi dalam buku disajikan runtut dan
c. Kekomunikatifan dan Kecukupan logis agar lebih mudah dipahami oleh
Informasi dari Bahasa yang Digunakan pembaca, terlebih untuk materi yang cukup
Bahasa yang digunakan dalam buku sulit untuk dipahami. Keruntutan dan kelogis-
teks disebut komunikatif dan informatif jika an penyajian materi berarti materi disajikan
dapat memudahkan siswa dalam memahami mulai dari materi yang mudah dilanjutkan ke
materi bukan justru membingungkan siswa. materi yang sukar, materi yang sederhana
Bahasa disebut komunikatif apabila dilanjutkan ke materi yang kompleks. Materi
penempatan kalimat tepat, misalnya kalimat yang mudah disajikan lebih dahulu agar siswa
perintah dituliskan dengan kata perintah dan termotivasi dan telah memiliki pedoman untuk
ditempatkan di bagian awal latihan soal untuk mempelajari materi-materi berikutnya yang
meminta siswa mengerjakan, kalimat tanya semakin sulit. Selain itu, materi dalam satu
dituliskan dengan kata tanya dan tanda tanya bab yang disajikan pada bagian awal harus
yang tepat yang dapat menstimulus siswa berkesinambungan dengan bagian selanjutnya
memberikan jawaban. Dalam buku teks yang dalam bab tersebut.
dianalisis, bahasa yang digunakan sudah cukup Materi dalam buku teks yang di-
komunikatif dan informatif. analisis, sebagian besar telah memenuhi
kelogisan dan keruntutan penyajian dan hanya
3. Aspek Penyajian Materi ditemukan satu bagian yang kurang runtut
a. Konsistensi Sistematika Sajian dalam dalam penyajiannya yaitu pada subbab “Rasio
Bab Trigonometri Dasar pada Segitiga Siku-Siku”.
Sistematika sajian dalam bab harus taat Dalam subbab ini, belum dijelaskan tentang
azas dan runtut yaitu terdiri atas pendahuluan, kuadran karena penjelasan tentang kuadran
isi, dan penutup. Materi yang disajikan harus berada di bab setelahnya, tetapi penjelasan
memiliki pendahuluan yaitu materi apersepsi yang ada pada bagian ini sedikit terkait dengan
berupa materi yang telah dipelajari pada sistem kuadran yang dapat mengakibatkan
jenjang sebelumnya atau dimulai dari materi siswa kurang paham. Penjelasan untuk
yang mudah dipahami oleh siswa. Setelah perbandingan trigonometri untuk sudut 0° dan
diberikan materi apersepsi untuk dasar dan 90° akan lebih mudah diterima siswa jika
motivasi mempelajari materi berikutnya, dijelaskan menggunakan definisi sudut yang
selanjutnya adalah bagian isi yaitu bagian telah dijelaskan sebelumnya.
utama dari materi yang akan disajikan dan
penutup berarti berupa kesimpulan dari materi c. Kelengkapan Penyajian
utama atau materi tambahan untuk menambah Penyajian materi dalam buku dikatakan
wawasan siswa. Sebagai contohnya, bab kedua lengkap apabila terdapat pendahuluan
dalam buku teks yang dianalisis, terdapat bab (penjelasan singkat tentang isi buku), daftar isi
“Persamaan dan Pertidaksamaan Rasional dan (daftar tabel, daftar gambar), glosarium, daftar
Irasional”, materi apersepsi untuk bab ini pustaka, indeks, dan ada pula kolom untuk
adalah pertidaksamaan kuadrat yang telah komunikasi dengan penulis yaitu dengan
dipelajari pada jenjang SMP, materi utama mencantumkan salah satu alamat untuk
dari bab ini adalah pertidaksamaan rasional komunikasi dengan penulis. Pendahuluan yang
dan pertidaksamaan irasional, kemudian dimaksud adalah bagian awal dari buku yang
penutupnya dengan memberikan materi dapat berisikan tentang informasi penerbit,
tambahan yaitu pertidaksamaan nilai mutlak. kata pengantar, halaman persembahan, dan
Konsistensi berarti materi dalam bab juga penjelasan-penjelasan tentang cara
pertama hingga bab terakhir dalam buku menggunakan buku atau bagian-bagian yang
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

terdapat dalam buku. Dalam buku teks yang terlalu menimbulkan masalah ketika buku teks
dianalisis, terdapat bagian pendahuluan yang digunakan oleh guru dan siswa dalam
lengkap dan juga menyajikan dan menjelaskan pembelajaran. Akan tetapi, jika penomoran
bagian-bagian buku terutama bagian-bagian dalam buku teks tepat akan menambah
menarik pada buku untuk menambah motivasi keunggulan buku teks tersebut. Dalam buku
dan ketertarikan siswa dalam mempelajari teks yang dianalisis, seluruh penomoran yang
buku tersebut. Daftar isi, glosarium, daftar ada untuk tabel, gambar, rumus, contoh,
pustaka, indeks, dan kolom untuk komunikasi lampiran, dan sebagainya dituliskan dengan
dengan penulis juga lengkap tercantum dalam benar.
buku teks yang dianalisis.
4. Aspek Kegrafikaan
d. Ketepatan Pendukung Penyajian a. Kesesuaian Ukuran Buku dan
Materi Kontennya
Penyajian dalam buku teks tidak hanya Ukuran buku juga memengaruhi
tentang materi pokok, tetapi juga dilengkapi motivasi pembaca untuk membaca buku teks
dengan bagian lain yang mendukung materi pelajaran dan juga disesuaikan dengan tingkat
dan memudahkan siswa dalam mempelajari usia pembaca. Dalam instrumen penilaian
materi dalam buku. Pendukung penyajian buku teks oleh Puskurbuk pada penilaian
tersebut dapat berupa gambaran singkat kegrafikaan disebut-kan bahwa ukuran buku
tentang bab yang akan dipelajari dan yang mengikuti standar ISO yaitu ukuran B5
manfaatnya, peta konsep di awal bab, dan (176 mm × 250 mm) dengan toleransi
rangkuman atau ringkasan di akhir bab. perbedaan ukuran antara 0-15 mm, semakin
Pendukung penyajian materi dikatakan tepat kecil selisih ukuran buku dengan standar ISO
apabila sesuai dengan materi yang disajikan. maka buku tersebut semakin baik. Buku yang
Gambaran singkat tentang bab yang dianalisis, memiliki ukuran lebar 175 mm dan
akan dipelajari terdapat pada halaman sampul memiliki ukuran panjang 250 mm, jika
setiap bab. Gambaran singkat ini diharapkan dibandingkan dengan standar ISO maka buku
dapat menumbuhkan semangat siswa karena teks yang dianalisis memiliki selisih ukuran 1
siswa mengetahui kegunaan mempelajari bab mm untuk ukuran lebar dan tepat untuk ukuran
tersebut. Gambaran singkat dikatakan tepat panjang. Hal tersebut berarti buku teks
jika penjelasan kebermanfaatan materi yang memiliki ukuran sesuai standar yang telah
disajikan sesuai dengan materi yang dipelajari ditetapkan dan baik digunakan. Hal tersebut
dan mudah diterima oleh siswa. Peta konsep di juga diatur oleh UNESCO menurut Hartley
awal setiap bab berupa gambaran dua dimensi dan Burnhill (1976: 10) bahwa ukuran buku
mengenai keterkaitan antarkonsep yang yang disarankan adalah A4, A5, atau ukuran
dijelaskan dalam bab. Peta konsep di awal bab diantara A4 dan A5 yaitu B5.
dikatakan tepat apabila peta konsep Ukuran huruf pada konten, disusun
menggambarkan isi materi dan keterkaitan- dengan jenis huruf dan ukuran huruf yang
keterkaitannya dengan tepat. Dalam buku teks mudah dibaca tetapi tidak terlalu besar. Pada
yang dianalisis, peta konsep yang ditampilkan instrumen penilaian kegrafikaan dari
di awal bab telah sesuai dengan materi yang puskurbuk disebutkan bahwa ukuran huruf
dipelajari. Rangkuman atau ringkasan terdapat yang sesuai untuk tingkat SMA adalah 10-12
pada akhir materi yang berguna untuk point untuk teks dan 14-18 point untuk judul
memberikan catatan ringkas tentang materi dan subbab. Hal tersebut juga diatur oleh
yang telah dipelajari. Rangkuman atau UNESCO menurut Hartley dan Burnhill
ringkasan yang tepat berarti seluruh materi (1976: 27) bahwa ukuran huruf yang
yang telah disajikan terangkum ringkas dan disarankan adalah 12 point tetapi karena setiap
mudah dipahami. jenis huruf (font type) memiliki standar ukuran
yang berbeda-beda, sehingga ukuran huruf
e. Ketepatan Penomoran Tabel, Gambar, disesuaikan menurut standar ukurannya, dapat
Rumus, dan Lampiran lebih besar dari 12 atau lebih kecil dari 12
Penomoran dalam buku untuk point. Buku teks yang dianalisis telah
menomori tabel, gambar, rumus, lampiran, dan menggunakan ukuran huruf sesuai standar
sebagainya bukan hal yang sangat vital dalam yaitu sekitar 12 point.
buku teks. Kesalahan dalam penomoran tidak
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

b. Kerapian Tampilan Tata Letak dianalisis yaitu tidak tertampilkannya simbol


Tampilan tata letak dalam buku teks dalam grafik seperti pada Gambar 10.
yang dianalisis, terdapat dua macam yaitu tata
letak untuk bagian materi dan tata letak untuk
bagian kumpulan latihan soal. Tata letak untuk
bagian materi yaitu dituliskan dalam satu
kolom dengan bagian margin diperlebar untuk
memberikan beberapa catatan kecil jika Gambar 10 Kesalahan Grafik
diperlukan. Sedangkan, tata letak untuk bagian
latihan soal dituliskan dalam dua kolom Kesalahan pada grafik dalam Gambar
dengan margin kecil agar dapat memuat 10 tidak fatal karena terdapat materi di bagian
banyak latihan soal dalam satu halaman. samping grafik yang menuliskan (360° − )
Tampilan tata letak yang disajikan rapi dan sehingga siswa dapat mengetahui bahwa
konsisten, yaitu dari halaman pertama buku simbol persegi yang ada pada grafik
hingga halaman terakhir, tata letak yang sebenarnya adalah simbol .
digunakan konsisten yaitu menggunakan dua
bentuk tampilan tata letak yang telah SIMPULAN
disebutkan. Dari hasil penelitian, buku teks
pelajaran matematika wajib kelas X SMA yang
c. Kesesuaian Pemberian Warna diterbitkan oleh Erlangga dan ditulis oleh
Warna yang terdapat dalam buku teks Sukino mendapatkan skor 81,00 dari hasil
yang dianalisis adalah hitam dan jingga. penilaian peneliti dan guru dan mendapatkan
Warna hitam untuk warna pada tulisan utama skor 50,83 dari hasil penilaian siswa dan
dan warna jingga untuk warna tulisan pada keduanya berkategori baik. Terdapat beberapa
judul, gambar, warna background untuk koreksi terhadap buku teks tersebut yang dirinci
catatan-catatan penting seperti rumus, kolom sebagai berikut.
“coretan siswa”, dan sebagainya. Warna untuk 1. Buku teks memerhatikan kecakapan
buku teks siswa SMA baik disajikan dengan personal melalui gambaran singkat tentang
warna yang tidak terlalu banyak seperti pada manfaat mempelajari materi yang disajikan
buku teks yang dianalisis, bahkan guru di awal bab.
mengatakan bahwa terlalu banyak warna akan 2. Buku teks memerhatikan kecakapan sosial
mengganggu dalam mempelajari materi melalui “BEKEL” dalam buku teks dan
matematika yang ada dalam buku teks. Akan lebih baik jika ditambahkan tugas proyek.
tetapi, berbeda dengan pendapat beberapa 3. Materi dalam buku disajikan lengkap,
siswa yaitu siswa menginginkan buku teks kecuali pada KD 3.5 yaitu kurang lengkap
matematika lebih banyak warna agar tertarik pada bagian pembahasan fungsi rasional.
untuk mempelajari materi di dalamnya. 4. Materi dalam buku disajikan mendalam,
kecuali pada bab “Persamaan dan
d. Ketepatan Gambar, Tabel, dan Grafik Pertidaksamaan Rasional dan Irasional”
Materi matematika berkaitan erat dan “Operasi Aljabar pada Fungsi,
dengan grafik dan tabel, jika grafik atau tabel Komposisi Fungsi, Invers Fungsi” kurang
ditampilkan dengan kurang tepat maka dapat mendalam dalam penyajiannya.
menimbulkan kesalahan konsep pada siswa di 5. Fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
kemudian hari. Dalam buku teks yang disajikan dengan tepat, hanya terdapat
dianalisis, gambar yang berkaitan dengan beberapa koreksi di bagian-bagian tertentu.
matematika, tabel yang berkaitan dengan 6. Materi yang disajikan menggunakan materi
materi, dan juga grafik disajikan dengan tepat. yang mutakhir, salah satu yang disoroti
Bab terakhir dalam buku teks yang dianalisis adalah pada konsep nilai mutlak.
yaitu tentang “Analisis Grafik Fungsi 7. Materi yang disajikan sesuai antara materi,
Trigonometri”, sangat banyak menyajikan contoh soal, dan soal latihan dengan
grafik fungsi dan grafik yang ditampilkan pengembangan pada soal latihan.
benar dan sesuai dengan fungsi yang 8. Materi yang disajikan sesuai dengan
dituliskan. Terdapat satu kesalahan pada kehidupan sehari-hari untuk beberapa bab
grafik yang ditemukan dalam buku teks yang dan beberapa lainnya kurang banyak
memuat masalah sehari-hari.
‘Azzanie Karima Arroida (14301241017)

9. Kegiatan dalam buku teks kurang mengacu DAFTAR PUSTAKA


pada pendekatan saintifik, hanya beberapa Aminati, Y.R. 2017. Telaah Buku Teks
bagian telah menggunakan model problem Pelajaran Matematika SMP Kelas VII
based learning. Kurikulum 2013. Skripsi. Yogyakarta :
10. Materi yang disajikan belum banyak yang Universitas Negeri Yogyakarta
berorientasi pada peserta didik. Andriyana, Y.P. 2014. Analisis Buku Ajar
11. Materi dalam buku teks bebas dari Matematika SMA Kelas X Semester Gasal
penyimpangan SARA, pornografi, dan bias Tahun Ajaran 2013/2014 Ditinjau Dari
(gender, wilayah, dan profesi). Aspek Kognitif (Doctoral dissertation,
12. Cakupan keterampilan dalam buku teks Universitas Muhammadiyah Surakarta).
cukup lengkap karena terdapat rich Ellis, M.W. & Bryson, J.L. 2011. A Conseptual
problem dalam setiap bab, hanya belum Approach to Absolute Value. Journal.
terdapat tugas proyek. Mathematics Teacher. 104(8):592-598
13. Penggunaan pendekatan yang mendukung Feriyanto. 2018. The Ability of Students’
keterampilan adalah problem based Mathematical Proof in Determining the
learning dan cooperative learning. Validity of Argument Reviewed from
14. Penggunaan bahasa dalam buku teks tepat, Gender Differences. Jurnal. Journal of
jelas, komunikatif, dan informatif. Physics. 942.
15. Sistematika penyajian dalam setiap bab taat Hartley, J. & Burnhill, P. 1976. Textbook Design
azas dan runtut. : A Practical Guide. UNESCO
16. Penyajian materi lengkap mulai dari awal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
hingga akhir. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan
17. Pendukung penyajian materi tepat yaitu Kebudayaan No. 8 Tahun 2016 tentang
terdapat gambaran singkat sebelum Buku yang Digunakan oleh Satuan
memulai bab, peta konsep di awal bab, dan Pendidikan. Lembaran Negara RI Tahun
rangkuman di akhir bab. 2016. Sekretariat Negara, Jakarta.
18. Penomoran tabel, gambar, rumus, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
lampiran tepat. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan
19. Ukuran buku dan kontennya sesuai dengan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016 tentang
tingkat perkembangan usia. Standar Proses Pendidikan Dasar dan
20. Tampilan tata letak dan pemberian warna Menengah. Lembaran Negara RI Tahun
sesuai. 2016. Sekretariat Negara, Jakarta.
21. Gambar, tabel, grafik disajikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
tepat. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Dari hasil penelitian yang didapat, Kebudayaan No. 24 Tahun 2016 tentang
penulis merekomendasikan beberapa hal berikut. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
1. Buku teks pelajaran matematika penerbit Pelajaran. Lembaran Negara RI Tahun
Erlangga pengarang Sukino baik digunakan 2016. Sekretariat Negara, Jakarta.
sebagai sumber belajar dalam pembelajaran Krismanto, A. 2003. Beberapa Teknik, Model,
di kelas dengan memerhatikan beberapa dan Strategi dalam Pembelajaran
koreksi agar penggunaan buku lebih baik Matematika. Yogyakarta: Depdiknas
dan kesalahan-kesalahan yang terdapat Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
dalam buku dapat diatasi. Pusat Kurikulum dan Perbukuan. 2017.
2. Guru dalam melakukan pembelajaran di Instrumen dan Deskripsi Penilaian
kelas menggunakan sumber belajar berupa SMA/MA. Diperoleh 26 Maret 2018, dari
buku teks lebih dari satu agar kesalahan penilaian.buku.kemdikbud.go.id/unduh
atau kekurangan yang ada dalam buku teks Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No.
pertama dapat diatasi dengan buku teks 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
yang lain. Nasional. Lembaran Negara RI Tahun
3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dan 2003. Sekretariat Negara, Jakarta.
lebih mendalam untuk buku teks pelajaran Widoyoko, E.P. 2017. Evaluasi Program
matematika yang lain yang digunakan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka
dalam pembelajaran di kelas. Pelajar

Anda mungkin juga menyukai