Muslihun
IAIN Mataram
Jl. Pendidikan No. 35 Mataram
Email: muslih2009@yahoo.com
Abstrak
Perbandingan zakat produktif dan wakaf produktif dapat dilihat dari lima hal, yakni
dasar hukum, orang yang mengeluarkannya, jenisa hartanya, pengelolaannya, dan
orang yang berhak menerimanya. Beberapa hal ini menunjukkan adanya persamaan
di antara keduanya, yakni sama-sama merupakan filantropi Islam yang memiliki visi
pemerataan harta. Walaupun demikian, terdapat perbedaan dalam hal: pertama, zakat
bersifat wajib, sedangkan wakaf sunnah; kedua, harta zakat dapat didistribusikan
secara langsung, sementara pada wakaf, yang dapat didistribusikan adalah hasilnya
dan tidak boleh bendanya karena harus ditahan kelestariannya. Zakat produktif dan
wakaf produktif dianggap sebagai bagian dari perubahan hukum Islam di Indonesia
karena keduanya merupakan filantropi Islam yang senantiasa berkembang.
Pergeseran zakat dan wakaf yang tadinya cendrung konsumtif menuju pola produktif
merupakan buah dari perubahan sosial yang dipengaruhi oleh beberapa faktor: (1)
perkembangan pembangunan fisik, (2) perubahan budaya, (3) pertumbuhan
penduduk dan perkembangan teknologi baru, (4) adanya gerakan-gerakan sosial, dan
(5) perubahan ide, nilai-nilai, dan pandangan hidup. Model perubahan sosial yang
diharapkan adalah perubahan pemahaman zakat dan wakaf yang sebelumnya hanya
konsumtif menjadi produktif. Dengan pengembangan zakat produktif diharapkan
benda zakat mengalami peningkatan nilai. Sedangkan dengan pengembangan wakaf
produktif diharapkan selain mempertahankan bendanya (dawām al-’ain) juga
mempertahankan manfaat wakaf itu sendiri (dawām al-intifā’ bi al-’ain).
Abstract
The comparison between productive zakat and productive waqf can be viewed from
five points, namely: their legal bases, zakat payers dan waqf givers, properties of
zakat and waqf, zakat and waqf managers, and zakat dan waqf receivers. These points
show the similarities between zakat and waqf in that both are parts of Islamic
philanthropy. However, they also point to substantial differences between them.
Firstly, zakat is obligatory, while waqf is not. Secondly, zakat can be distributed
directly, while waqf can only be distributed of its benefits but not its property
because the property must be preserved. Moreover, productive zakat and productive
waqf are considered as parts of a dynamic change in Islamic law in Indonesia. The
shifting patterns of zakat and waqf from consumptive towards productive trends is
the fruit of social changes that are influenced by several factors, namely: (1) changes
in physical development, (2) cultural changes, (3) population growth and
development of new technology (4) the existence of social movements, and (5)
changes in ideas, values, and worldview. The expected model of the social change is
a change in understanding of zakat and waqf from consumptive to productive
distributions. By developing zakat productively it is hoped that zakat gives a rise in
terms of its values. Meanwhile by developing waqf productively it is hoped that it
will not only preserve its waqf property (dawām al-’ain) but also maintain its
benefits (dawām al-intifā’ bi al-’ain).
politik.5
In between
Commercial Non Commercial
RAHN
Endowments
HADIAH/HIBAH
Guarantee/ Pawn
QARDH
Loan
N ASPEK- PERBEDAAN
ASPEKNYA
PERSAMAANNYA
O ZAKAT WAKAF
1 Dasar Tegas dan jelas dalam naṣṣ Tidak Tegas dan Jelas Sama-sama punya
hukumnya dalam naṣṣ dasar hukum
2 Muzakki> dan Muzakki>-nya wajib Wakif-nya mengeluarkan Sama-sama
Wāqif mengeluarkan zakat jika telah wakaf hanya karena mengeluarkan harta
memenuhi syarat anjuran (sunnat) untuk kepentingan
Muzakki> tidak bisa Wakif dapat menentukan kebajikan
menentukan syarat-syarat syarat-syarat asal tidak
tertentu kecuali sesuai dengan bertentangan dengan
ketentuan syarak syarak
3 Māl al-Zakāt Harta zakat boleh dibagikan Harta wakaf tidak boleh Sama-sama dapat
dan Mawquf langsung harta zakatnya dibagikan langsung harta dinikmati bahkan
bih wakafnya, kecuali dimiliki oleh pihak
hasilnya saja (ṡamrah al- yang berhak
waqf) menerima
4 Amil dan Amil secara tegas disebutkan Nāẓir bukan merupakan Sama-sama
Nāẓir dalan naṣṣ al-Qur’an (at- rukun dari wakaf memerlukan
Taubah: 60) pengelola agar dapat
terdistribusi dengan
baik sesuai syarā’
5 Mustaḥiq Sasaran zakat sudah pasti pada Sasaran wakaf ditujukan Sama-sama untuk
dan Mauqūf delapan kelompok (asnāf al- kepada kebajikan dan kebajikan
’Alaih ṡamāniyah) lebih luas dari
peruntukan zakat
Dalam Bentuk
Huruf - A (Konsumtif)
Benda zakat tidak Benda zakat mengalami - B (Produktif)
Dalam Perspektif mengalami peningkatan peningkatan nilai karena
karena dikonsumsi diproduktifkan sebelum
dikonsumsi
Tabel : 3.
Makna Perubahan Wakaf dari Konsumtif ke Produktif
/Cc!&" 10
Lihat Tim Bank Indonesia (2005), hlm.
4.
“Berubah dan berbedanya fatwa sesuai dengan 11
Ahmad Rofiq, Pembaharuan Hukum
perubahan zaman, tempat, kondisi sosial, niat, dan
Islam di Indonesia (Yogyakarta: Gama Media,
adat kebiasaan”. Nasrun Haroen, Perdagangan
2001), hlm. 20.
Saham di Bursa Efek Tinjauan Hukum Islam 12
Ibid., hlm. 20.
(Jakarta: Yayasan Kalimah, 2000), hlm. 34-35. 13
5 Ibid., hlm. 2.
Hal senada dikatakan oleh M. Atha’ 14
Undang-Undang No. 23 tahun 2011
Mudzhar bahwa kenyataan sejarah perjalanan
Hukum Islam ternyata membawa faktor sosial tentang Pengelolaan Zakat
15
budaya yang telah mempengaruhi produk-produk M. Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam,
pemikiran hukum Islam, baik yang berbentuk Zakat dan Wakaf (Jakarta: UI-Press, 1998), hlm.
kitab fiqih, Undang-Undang, Keputusan 62.
16
Pengadilan, dan fatwa-fatwa ulama’. M. Atha’ Menurut Abu Hanifah: "Wakaf adalah
Mudzhar, Membaca Gelombang Ijtihad: Antara menahan bendanya (wakaf) dengan ketentuan
Tradisi dan Liberasi (Yogyakarta: Titian Ilahi harta itu tetap dalam kepemilikan wakif, dan
Press., 2008), hlm. 127. Hal senada juga mensadaqahkan manfaatnya pada jalan
diungkapkan oleh Ridwan as-Sayyid dan kebaikan." Menurut Abu Hanifah, wakaf tidak
M.Quraish Shihab bahwa dalam suatu peristiwa mengharuskan hilangnya hak kepemilikan bagi
selalu terdapat tiga unsur, yakni (a) peristiwa wakif, bagi Abu Hanifah adalah wakaf itu
yang terjadi, (b) pelaku, dan (c) waktu. Dewan hukumnya boleh dan bersifat gair lāzim (tidak
Redaksi, Ensiklopedi Hukum Islam, hlm. 136. tetap). Menurut jumhur Ulama: "Wakaf adalah
menahan harta yang dapat dimanfaatkan tanpa Pemberdayaan Wakaf Dirjen Bimas Depag RI,
lenyap bendanya, dengan cara tidak melakukan 2008), hlm. 23.
25
tindakan hukum terhadap benda tersebut, Ibid., hlm. 37.
26
disalurkan pada sesuatu yang mubah (tidak Ibid., hlm. 39-40.
27
haram) yang ada." Menurut Malikiyah: "Wakaf Ibid., hlm. 40-42.
28
adalah pemilik harta menjadikan manfaat dari Al-Kabisi menjelaskan bahwa
suatu barang yang dimiliki walaupun kepemilikan distribusi harta wakaf diperuntukkan bagi sasaran
itu dengan cara sewa atau dengan menjadikan tertentu dengan syarat-syarat: (a) sasaran itu
kepemilikannya itu berupa hasilnya seperti berupa salah satu bentuk kebajikan, (b) di
dirham (mata uang), yang diperuntukkan bagi dalamnya tidak terdapat maksiat, (c) tidak
orang yang berhak menerimanya dengan bertentangan dengan aturan hukum, (d) aktivitas
menggunakan sigat tertentu selama waktu yang kebajikan dalam sasaran wakaf hendaknya
sesuai menurut pandangan orang yang memegang bersifat kontinyu, (e) barang yang diwakafkan
harta wakaf itu." Menurut Malikiyah, wakaf tidak tidak kembali kepada si wakif, (f) pihak yang
harus kekal (ta'bīd). Wahbah al-Zuh}ayli>, al- diberi wakaf cakap hukum untuk menguasai harta
Wasāya wa al-Waqf fī al-Fiqh al-Islāmiy wakaf. Muḥammad ‘Ābid Abdullāh al-Kabisi,
(Damsyiq: Dār al-Fikr, 2007), hlm. 133-135. Hukum Wakaf, terj. Ahrul Tsani Fathurrahman
17
Abdullah Sa'ad al-Hajiri, Taqyīm dkk.(Jakarta: Dompet Dhuafa Republika dan
Kafā'at Istiṡmār Amwāl al-Auqāf bī Daulat al- IlMan Press, 2004), hlm. 284.
Quwait (Kuwait: al-Amānah al-Āmmah lī al- 29
M. Fuad Nasar, “Integrasi Pengelolaan
Auqāf Idārat ad-Dirāsat wa al-Alāqat al- Zakat dalam UU No 23 Tahun 2011”, September
Khārijiyyah, 2006), hlm. 30. 11, 2012 4:51 pm.
18 30
Jaih Mubarok, Wakaf Produktif Ibid.
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), 31
Muslihun, “Menuju Wakaf Produktif:
hlm. 15-16. Studi Pergeseran Pemahaman Wakaf Tuan Guru
19
Monzer Qahaf, al-Waqf al-Islāmi>: tentang Wakaf di Lombok”, Disertasi S3 IAIN
Taṭawwuruh Idāratuh wa Tanmiyatuh Walisongo Semarang, 2012, hlm. 156.
(Damaskus: Dār al-Fikr, 2000), hlm. 159. 32
Ibid., hlm.157.
20 33
KH. Tolhah Hasan, “Wawasan Umum Muslihun Muslim, Fiqh Ekonomi dan
tentang Waqaf dan Pengelolaannya di Era Positiviasasinya di Indonesia (Mataram: LKIM
Modern”, Slide Bahan Ajar S3 IAIN Walisongo, IAIN Mataram, 2005), hlm. 126.
2010, hlm. 2-3. 34
H. Suparman Usman, Hukum Islam:
21
Penjelasan pasal ini berbunyi: Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam
"Pengelolaan dan pengembangan harta benda dalam Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya
wakaf dilakukan secara produktif antara lain Media Pratama, 2001), hlm. 163.
dengan cara pengumpulan, investasi, penanaman 35
Mustafa Edwin Nasution dan Uswatun
modal, produksi, kemitraan, perdagangan, Hasanah, Wakaf Tunai,hlm.2.
agrobisnis, pertambangan, perindustrian, 36
Memberdayakan wakaf secara
pengembangan teknologi, pembangunan gedung, produktif dapat ditelusuri dari karakteristik kata
apartemen, rumah susun, pasar swalayan, pemberdayaan itu sendiri. Secara bahasa, kata
pertokoan, perkantoran, sarana pendidikan pemberdayaan berasal dari kata daya. Daya
ataupun sarana kesehatan, dan usaha-usaha yang artinya power (kekuatan). Pemberdayaan
tidak bertentangan dengan syariah." (empowerment) adalah proses seseorang,
22
Mustafa Edwin Nasution dan Uswatun organisasi, dan masyarakat mampu mengurus
Hasanah, Wakaf Tunai, Inovasi Finansial Islam, kebutuhan dan permasalahannya sendiri, sehingga
Peluang dan Tantangan dalam Mewujudkan peduli terhadap diri dan lingkungannya. Mukmin,
Kesejahteraan Umat (Jakarta: PSTTI-UI, 2005), ”Peranan Pondok Pesantren dalam Pemberdayaan
hlm. 1-2. Masyarakat dan Pemdes”, Makalah pada RKKP
23
Al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhāri> (Kairo: PW NW NTB, tanggal 17-18 Juli 2009 di
Rayyan, 1986), X: 87, 153; XXII: 169; Hadis ini Mataram.
dengan redaksi yang sedikit berbeda dapat pula 37
Jaih Mubarok, Wakaf, hlm.16.
ditemukan di dalam Sunan Abi Dawud bab 38
Hendrojono, Sosiologi Hukum:
Wasāya, hadis 13, Ṣaḥīḥ Muslim, bab al-Waqf, Pengaruh Perubahan Masyarakat dan Hukum
ḥadis 1232, Sunan Turmuzi, fī al-Aḥkām 'an (Surabaya: Srikandi, 2005), hlm. 41. Parsons
Rasūlillāh fī al-Waqf, ḥadis 1296, dan Sunan melihat perubahan bukan sebagai suatu yang
Nasāi, fī al-Aḥbās, ḥadis 3541. mengganggu keseimbangan sosial, tetapi sebagai
24
Achmad Junaidi, Paradigma Baru sesuatu yang merubahnya, sehingga seperti
Wakaf di Indonesia (Jakarta: Direktorat menghasilkan keseimbangan yang baru dan secara
mutu berbeda. Ian Robertson, Sosiology, 3rd
edition, Editor Peter Deane, Linda Baron Davis Direktorat Zakat dan Wakaf RI,
(New York: Worth Publishers, Inc., 1988), hlm. 2005.
518.
39
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Al-Hājiriy, A.S. Taqyīm Kafā'at Istiṡmār
Pengantar (Jakarta: Rajawali Press.Soekanto, Amwāl al-Auqāf bī Daulat al-
2005), hlm. 305. Quwait. Kuwait: al-Amānah al-
40
Robertson, Sosiology, hlm. 508-514. Āmmah lī al-Auqāf Idārat ad-
41
Jalaludin Rakhmat, Rekayasa Sosial: Dirāsat wa al-Alāqat al-
Reformasi, Revolusi atau Manusia Besar, cet. 2
(Bandung: Rosdakarya, 2000), hlm. 50. Khārijiyyah, 2006.
Haroen, Nasrun. Perdagangan Saham di
Bursa Efek Tinjauan Hukum
Islam. Jakarta: Yayasan Kalimah,
DAFTAR PUSTAKA 2000.
Hasanah, Uswatun. "Peranan Wakaf
Abduh, Isa. Al-Nuz}u>m al-Māliyah fī al- dalam Mewujudkan
Islām. Kairo: Ma’had al-Dirāsat Kesejahteraan Sosial: Studi Kasus
al-Islāmiyah, 1396-1397 H. Pengelolaan Wakaf di Jakarta
Ali, Muhammad Daud. Sistem Ekonomi Selatan". Disertasi Pascasarjana
Islam, Zakat dan Wakaf. Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
UI-Press, 1998. 1997.
Al-Asyhar, Thabib, "Paradigma Baru dan Hassan, Ahmad. Tafsīr al-Furqān.
Substansi Undang-Undang Bangil: Persatuan, t.t.
Wakaf", Makalah dipresentasikan Hendrojono. Sosiologi Hukum: Pengaruh
pada Lokakarya Perwakafan Perubahan Masyarakat dan
Masyarakat Kampus 2006 di Hukum. Surabaya: Srikandi, 2005.
Mataram NTB., 29 Agustus 2006, Al-Kabisi, M. A. A. Hukum Wakaf, Terj.
Anderson, JND. Hukum Islam di Dunia Ahrul Tsani Fathurrahman dkk.
Modern, Terj. Machnun Husein. Jakarta: Dompet Dhuafa
Surabaya: Amar Press, 1990. Republika dan IIMan Press, 2004.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Mubarok, Jaih. Wakaf Produktif.
"Pengelolaan Wakaf Secara Bandung: Simbiosa Rekatama
Produktif", dalam Ahmad Media, 2008.
Djunaidi dan Thobieb al-Asyhar. Mudzhar, Muhammad Atha’. Membaca
Menuju Era Wakaf Produktif: Gelombang Ijtihad: Antara
Sebuah Upaya Progresif Untuk Tradisi dan Liberasi. Yogyakarta:
Kesejahteraan Umat. Jakarta: Titian Ilahi Press, 1998.
Mitra Abadi Press, 2005. Muslihun, “Menuju Wakaf Produktif:
Badan Wakaf Indonesia (BWI). Studi Pergeseran Pemahaman
Rekomendasi Workshop Nāẓir Wakaf Tuan Guru tentang wakaf
Profesional. Hotel Sofyan, di Lomnbok”, Disertasi S3 IAIN
Jakarta, 5-7 Agustus 2008. Walisongo Semarang, 2012.
Al-Bukhari, Imam. Ṣaḥīḥ Bukhāri>. Kairo: Muslim, Muslihun. Fiqh Ekonomi dan
Rayyan, 1986. Positiviasasinya di Indonesia.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Hukum Mataram: LKIM IAIN Mataram,
Islam. Ensiklopedi Hukum Islam. 2005.
Jakarta: PT. Ichtiar Van Hoeve, Nasution, Mustafa Edwin dan Uswatun
1997. Hasanah. Wakaf Tunai, Inovasi
Djunaidi, Ahmad, dkk. Paradigma Baru Finansial Islam, Peluang dan
Wakaf di Indonesia. Jakarta: Tantangan dalam Mewujudkan
Kesejahteraan Umat. Jakarta: Al-Syawkāni, Muhamad bin Ali. al-Dirār
PSTTI-UI, 2005. al-Mud}iyyah Syarḥ al-Durār al-
Qohaf, Monzer. Ekonomi Islam: Telaah Bahiyyah. Beirut: Mu’assasah al-
Analitik terhadap Fungsi Sistem Kutub al-Tsaqafah, 1988.
Ekonomi Islam, terj. Machnun Usman, H. Suparman. Hukum Islam:
Husein. Yogyakarta: PT. Tiara Asas-asas dan Pengantar Studi
Wacana,1995. Hukum Islam dalam Tata Hukum
Rakhmat, Jalaludin. Rekayasa Sosial: Indonesia. Jakarta: Gaya Media
Reformasi, Revolusi atau Manusia Pratama, 2001.
Besar. Bandung: Rosdakarya, Winardi, J. Manajemen Perubahan
2000. (Management of Change).
Robertson, Ian. Sociology. Third Edition, Jakarta: Kencana, 2006.
Editor Peter Deane, Linda Baron Al-Zuh}ayli>, Wahbah. al-Wasāya wa al-
Davis. New York: Worth Waqf fī al-Fiqh al-Islāmi>.
Publishers, Inc., 1988. Damsyiq: Dār al-Fikr, 2007.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Rajawali
Press, 2005.