Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
TUGAS
MANAJEMEN SDM
Oleh
Bayu Saputera
ii
6.2 Tujuan Pelatihan dan Pengembangan .................................... 29
6.3 Manfaat Pelatihan dan Pengembangan .................................. 30
6.4 Faktor yang Mempengaruhi Pelatihan dan Pengembangan ... 30
6.5 Tahap-Tahap Pelatihan dan Pengembangan ......................... 31
6.6 Kelemahan Pelatihan dan Pengembangan............................. 32
6.7 Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan terhadap Kinerja
SDM ....................................................................................... 33
BAB VII PENILAIAN KINERJA ...................................................................... 35
7.1 Pengertian Penilaian Kinerja .................................................. 35
7.2 Tujuan Penilaian Kinerja ......................................................... 36
7.3 Manfaat Penilaian Kerja ......................................................... 37
7.4 Aspek-Aspek yang Dinilai dalam Penilaian Kerja.................... 37
BAB VIII MANAJEMEN GAJI DAN UPAH ...................................................... 38
8.1 Tujuan Kompensasi ................................................................ 39
8.2 Uang dan Motivasi .................................................................. 40
8.3 Pengupahan Sebagai Motivator Karyawan ............................. 42
BAB IX TUNJANGAN DAN PROGRAM KESEJAHTERAAN........................ 43
9.1 Pengertian Kesejahteraan Pegawai ........................................ 43
9.2 Program Kesejahteraan .......................................................... 44
9.3 Tujuan dan Manfaat Program Kesejahteraan ......................... 44
9.4 Jenis Kesejahteraan ............................................................... 46
9.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan ................. 51
9.6 Hubungan Program Kesejahteraan dengan Semangat
Pegawai ................................................................................. 52
BAB X PENINGKATAN KEPUASAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS
PEGAWAI........................................................................................ 54
10.1 Kepuasan Kerja ...................................................................... 54
10.2 Produktivitas Kerja.................................................................. 56
10.3 Hubungan Kepuasan Kerja dengan Produktivitas Kerja ......... 58
BAB XI MOTOVASI ..................................................................................... 60
11.1 Pengertian Motivasi ................................................................ 60
11.2 Teori Motivasi Kepuasan ........................................................ 62
11.3 Teori Motivasi Proses ............................................................. 63
iii
11.4 Teori Motivasi Prestasi (Achievement Motivation) dari
McClelland ............................................................................. 64
11.5 Teori X dan Y dari Mc. Gregor ................................................ 64
11.6 Prestasi Kerja ......................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 69
iv
1
BAB I
berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara
sistematis dalam apa yang disebut manajemen sumber daya manusia. Istilah
mengelola sumber daya manusia. Bahkan lebih manarik lagi, bahwa inti dari
manajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin
produksi, uang dan lingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber
daya manusia) yang mengelola faktor produksi lainnya tersebut. Namun, perlu
diingat bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai faktor produksi, seperti halnya
faktor produksi yang lainnya, merupakan masukan (input) yang diolah oleh
memiliki keterampilan dan keahlian harus dilatih, sehingga menjadi karyawan yang
terampil dan ahli. Apabila dia dilatih lebih lanjut serta diberikan pengalaman dan
motivasi, dia akan menjadi karyawan yang matang. Pengolahan sumber daya
Dalam kondisi seperti itu, pimpinan dituntut selalu mengembangkan cara-cara baru
1
2
untuk dapat menarik dan mempertahankan para pejabat dan staf berkualitas yang
manusia untuk mencapai tujuan, baik tujuan individu maupun organisasi. Untuk itu
manajemen sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional dan baik agar
tujuan organisasi. Oleh karena itu pimpinan dari seluruh tingkatkan terlihat dalam
manajemen sumber daya manusia, khususnya dalam era fungsional tertentu, namun
manajemen sumber daya manusia pada seluruh fungsi yang ada sebagai usaha
Selain itu, tugas utama pimpinan bagian sumber daya manusia adalah
karyawan. Bagian sumber daya manusia yang baik seharusnya paham cara
menggunakan survei sikap dan alat-alat umpan balik yang lain untuk menilai
2
3
Bagian sumber daya manusia juga seharusnya menggunakan analisis jabatan (job
pekerjaan dari segi kualitas dan kuantitas. Deskripsi pekerjaan yang terbaru yang
didasarkan pada analisis jabatan yang logis, sangatlah penting bagi proses seleksi,
yang mulus
tersebut.
3
4
a) Sasaran perusahaan
Departmen sumber daya manusia dibentuk untuk dapat membantu para manajer
dalam mencapai sasaran perusahaan, dalam hal ini antara lain: perencanaan,
hubungan kerja.
b) Sasaran fungsional
manusia pada level yang cocok bagi berbagai kebutuhan perusahaan, seperti
c) Sasaran sosial
atas perusahaan.
yaitu:
a) Fungsi manajerial
· Perencanaan (planning)
· Pengorganisasian (organizing)
· Pengarahan (directing)
4
5
· Pengendalian (controlling)
b) Fungsi oerasional
· Pengembangan
· Kompensasi
· Pengintegrasian
· Pemeliharaan
5
6
BAB II
abad kedua puluh, manusia tidak dihargai karena dianggap sebagai salah satu faktor
produksi yang disamakan dengan mesin, uang, metode dan sebagainya. Majikan
lebih mementingkan atau memberikan perhatian pada sumber daya alam dari pada
sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut manusia masih
sehingga perhargaan pada manusia masih rendah, dipicu pula jumlah tenaga kerja
sebagai sumber daya manusia jauh lebih besar. Hal ini disebabkan oleh
dan adanya kekurangan tenaga kerja. Adanya faktor di atas, pada sekitar tahun
1950-an para ahli mengkaji kembali pentingnya peranan sumber daya manusia
sebuah tujuan yang sama. Aktivitas MSDM berawal dari tahun 1915 ketika militer
Amerika Serikat mengembangkan suatu korps pengujian psikologi, suatu tim penguji
serikat buruh dan suatu tim semangat kerja (Suharyanto, 2005). Beberapa orang
yang terlatih dalam praktek-praktek di ketiga tim tersebut kemudian menjadi manajer-
lebih dahulu daripada di Australia ketika negara-neara ini mengadopsi proses kerja
produksi massa, mengikuti perkembangan revolusi industri. Salah satu tokoh besar
dalam masa ini adalah FW Taylor dengan Gerakan Manajemen Ilmiah sebagai hasil
Studi Gerak dan Waktu. Perangkat yang digerakkan oleh energi dan sistem produksi
6
7
hal ini menciptakan banyak tugas yang monoton, tidak sehat dan bahkan berbahaya.
karyawan yang baik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas di
satu sisi dan daya saing perusahaan di sisi lain. Hal inilah yang kemudian
ilmu pengetahuan, dan tuntutan daya saing barang dan jasa yang dihasilkan. Para
ahli pada abad ke-20 mengembangkan MSDM menjadi suatu bidang studi yang
dan sosial. MSDM akan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban,
dilihat sebagai faktor produksi, sebagai manusia mesin. Owner Manager pemilik
adanya analisis jabatan, serta adanya pengelolaan SDM yang lebih baik.
daya manusia. Serta Motivasi dan Perilaku kerja merupakan isu penting.
7
8
pada daya saing SDM nya, serta manusia sudah dianggap sebagai aset
perusahaan.
diperhatikan lebih serius pada tahun 1970-an. Hal ini dibuktikan dengan
kesejahteraan pegawai.
dari orang-orang yang berkecimpung dan tertarik di bidang sumber daya manusia,
yakni manajer SDM untuk berperan proactive serta mampu cepat juga tanggap
melihat gejolak pasar tenaga kerja yang seringkali berubah tergantung kondisi
Satu hal yang pasti dari perkembangan ilmu manajemen sumber daya
manusia, ada perubahan yang nyata dari fungsi utama manajemen sumber daya
diambil oleh bagian manajemen sumber daya manusia kini lebih erat berhubungan
kerja dan segala hal yang terkait dengannya, yang sesuai untuk organisasi.
ini, dulu manajemen SDM lebih terfokus pada hal-hal seperti kegiatan administrasi
bagian karyawan, yakni dalam masalah perekrutan, pelatihan dan pengupahan dan
sebagainya. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan SDM yang baik dapat dipastikan
bahwa karyawan yang direkrut telah memenuhi kriteria yang dibutuhkan sesuai
8
9
sumber daya manusia dan manajemen personalia. Kedua istilah tersebut dapat
pekerja sebagai salah satu sumber daya utama yang dapat berkontribusi untuk
disadari, manajemen SDM dilihat memiliki cakupan yang jauh lebih luas dari
keuntungan bagi organisasi. Tujuan utama dari manajemen SDM adalah membuat
baik tradisional maupun rutin. Secara berbeda, manajemen SDM terkait dengan
9
10
personalia dengan manajemen sumber daya manusia. Pada akhirnya, kedua bentuk
manajemen tersebut merupakan salah satu modal bagi organisasi, untuk mencapai
a) Tantangan eksternal
pasar tenaga kerja, faktor politik, kondisi perekonomian, faktor geografi, faktor
b) Tantangan internal
lain.
10
11
BAB III
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan
memenuhi kepuasannya.
kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat,
menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan
tugas.
Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi. Tingkat produksi
11
12
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk membantu organisasi untuk
mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM ini
alokasi orang-orang pada tugasnya untuk jangka panjang tidak hanya enam bulan
kedepan atau hanya untuk tahun kedepan. Alokasi ini membutuhkan pengetahuan
untuk dapat meramal kemungkinan apa yang akan terjadi kelak seperti perluasan,
organisasi tersebut.
Metode PSDM, dikenal atas metode nonilmiah dan metode ilmiah. Metode
semacam ini risikonya cukup besar, misalnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja
Rencana SDM semacam ini risikonya relative kecil karena segala sesuatunya telah
12
13
a) Manajemen puncak memiliki pandangan yang lebih baik terhadap dimensi SDM
kebutuhan dapat diantisipasi dan diketahui sebelum jumlah tenaga kerja yang
sebenarnya dibutuhkan.
d) Adanya kesempatan yang lebih baik untuk melibatkan wanita dan golongan
sifatnya subjektif. Hal ini menjadi kendala yang serius dalam PSDM untuk
Manusia sebagai mahluk hidup tidak dapat dikuasai sepenuhnya seperti mesin.
Hal ini menjadi kendala PSDM, karena itu sulit memperhitungkan segala
kemampuannya.
13
14
c) Situasi SDM
kebutuhan SDM perusahaan. Hal ini menjadi kendala proses PSDM yang baik
dan benar.
WNA, dan kendala lain dalam PSDM untuk membuat rencana yang baik dan
tepat.
bagian dari fungsi personalia. Tidak seperti pada awal perkembangannya, dimana
jangka pendek) sederhana dan pragmatis, tetapi sekarang sudah tiba saatnya untuk
secara keseluruhan. Perencanaan SDM tidak boleh lagi cenderung pada pendekatan
yang top down, tetapi harus melibatkan karyawan level bawah melalui pendekatan
bottom up.
diterapkan dalam kerangka yang sama, ada tiga fase dalam manajemen strategi :
a) Penilaian lingkungan.
14
15
15
16
BAB IV
manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya
manusia organisasi dan perusahaan. Dalam tahapan ini diperlukan analisis jabatan
yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan (job description) dan juga spesifikasi
banyak pelamar, dan dalam hal ini para recruiter beerfungsi sebagai mediasi yang
pelamar yang berkualitas bagi pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia di masa
mendatang, walaupun tidak ada satu pun lowongan yang bersifat khusus pada saat
ini. Praktik ini juga memungkinkan perusahaan untuk memelihara kontak dengan
organisasi dapat mengisi jabatan tertentu, baik dengan orang yang ada di dalam
organisasi yang telah siap untuk dipekerjakan ataupun orang yang berasal dari luar
organisasi.
a) Sumber internal
16
17
c) Refferal
d) Perekrutan eksternal
g) Organisasi professional
cara memperbesar program ekspansinya untuk menarik lebih banyak lagi pelamar.
pekerjaan.
Seleksi adalah proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian
banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah
menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup atau curriculum vitae
yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaa. Lalu
Dalam prosedur seleksi karyawan, berbagai macam metode dan alat seleksi
tuntutan pekerjaan. Walaupun tidak ada prosedur baku yang dapat untuk memilih
karyawan, namun ada tahapan- tahapan yang paling umum digunakan dalam proses
seleksi, mencakup:
c) pelaksanakan tes
d) memeriksa referensi
e) melaksanakan wawancara
17
18
pada situasi dan kondisi perusahaan. Artinya, implementasi keenam hal tersebut
18
19
BAB V
Program orientasi sering juga disebut dengan induksi, yakni memperkenalkan para
karyawan dengan peranan atau kedudukan mereka, dengan organisasi dan dengan
waktu untuk dapat menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan kerjanya
yang baru.
bagi pegawai baru, yaitu informasi yang mereka perlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara memuaskan. Informasi dasar ini mencakup fakta-fakta seperti jam
kerja, cara memperoleh kartu pengenal, cara pembayaran gaji dan orang-orang yang
akan bekerja sama dengannya. Orientasi pada dasarnya merupakan salah satu
komponen proses sosialisasi pegawai baru, yaitu suatu proses penanaman sikap,
standar, nilai, dan pola perilaku yang berlaku dalam perusahaan kepada pegawai
baru.
Tidak ada format yang jelas tentang materi yang harus diberikan pada
a) Company, yaitu memahami visi, misi, nilai inti, organisasi dan sistem
b) Customer & competitor, dengan fokus materi pada pengenalan siapa pelanggan
c) Customes & manners, yaitu berisi kebiasaan dan peraturan tak tertulis.
bagiannya.
19
20
baru dapat bekerja lebih cepat dan lebih baik. Program orientasi dirancang untuk
bekerja dengan enak dan efektif dalam organisasi. Tujuan orientasi adalah untuk
kegugupan pada hari-hari pertama kerja (Meryl Reis Louis, 1980), antara lain :
a) Alasan pertama adalah bahwa setiap situasi baru yang melibatkan perubahan
dan perbedaan dalam beberapa hal, akan menyebabkan karyawan baru harus
menghadapi ketidakpastian
b) Alasan kedua adalah harapan yang tidak realistis. Karyawan baru sering
memiliki harapan tinggi yang tidak realistis tentang keuntungan yang akan
diperolehnya dalam pekerjaan baru dan hal ini sering terbentur pada kenyataan
bahwa yang akan mereka peroleh tidak seperti yang mereka harapakan semula.
dapat terjadi apabila harapan mengenai pekerjaan atau diri sendiri tidak
terpenuhi
baru untuk memulai pekerjaan baru, untuk mengakrabkan karyawan baru dengan
20
21
mempermudah peralihan dari luar ke dalam. Pada dasarnya program orientasi bagi
karyawan baru sangatlah mutlak diperlukan baik ditinjau dari sudut kepentingan
perusahaan maupun karyawan itu sendiri yang tujuan pokoknya agar setiap
karyawan baru:
dimasuki
b) Dapat memahami organisasi dan budaya perusahaan (visi, misi, nilai inti dan
kegiatan operasionalnya),
masing.
kepada karyawan baru saat mereka pertama kali masuk kerja setidaknya
baik.
3) Mengurangi turn over karyawan. Karyawan pindah kerja karena merasa tidak
dihargai atau merasa tidak berada pada posisi yang tepat pada pekerjaannya.
dalam pekerjaannya.
21
22
waktu yang lama untuk melakukan mentoring agar mereka dapat bekerja sesuai
harapan.
5) Membangun harapan yang positif terhadap pekerjaannya, sikap yang positif dan
mungkin apa yang menjadi harapannya, apa yang diharapkan padanya, selain
belajar tentang nilai dan sikap yang ada dalam organisasi. Jenis orientasi yang
diberikan kepada karyawan baru ada dua macamnya yaitu orientasi organisasi
riwayat, filosofi, prosedur dan pengaturan organisasi tersebut, serta orientasi unit
kerja yang dimaksudkan untuk mengakrabkan karyawan itu dengan sasaran unit
sasaran unit itu dan mencakup perkenalan dengan rekan-rekan kerja barunya.
Program orientasi ini berawal dari perkenalan singkat secara informal sampai
program formal, karyawan baru biasanya diberi buku pegangan atau bahan
cetakan yang berisi jam kerja, peninjauan prestasi, cara pembayaan gaji, liburan
departemen personalia.
kepada calon karyawan. Cara ini efektif untuk memperkecil kejutan realitas.
Schein mengemukakan bahwa salah satu masalah terbesar yang dihadapi calon
22
23
karyawan dan pimpinan dalam tahap awal kepegawaian adalah hal-hal yang
c) Budaya organisasi
Dapat diartikan sebagai sikap dan persepsi yang dimiliki karyawan pada
umumnya dalam suatu perusahaan tempat mereka berkerja. Dengan kata lain
mana mereka dinilai secara adil atau sejauh mana hubungan persahabatan
Cara lain untuk membantu proses sosialisasi karyawan baru adalah dengan
mempererat hubungan antar mereka dan dengan teman kerja baru atau dengan
sosialisasi. Catatan prestasi kerja secara formal dan informal dari supervisor
yang disampaikan pada waktu yang tepat kepada karyawan baru dapat
yang dicapai”. Selain itu catatan tersebut dapat membantu karyawan baru untuk
23
24
a) Pertumbuhan Perusahaan
baik melalui promosi karyawan yang sudah ada atau yang baru sama sekali.
baru.
b) Reorganisasi
karyawan baru.
d) Atrisi
pengunduran diri, pengalihan keluar dari unit bisnis, dan meninggal. Secara
24
25
5.6 Promosi
pekerjaan ke posisi lain yang lebih tinggi baik dalam hal pembayaran gaji, tanggung
jawab, dan tngkat status keorganisasiannya. Promosi memiliki manfaat, baik bagi
a) Pendekatan Tertutup
b) Pendekatan Terbuka
merasa kualifikasinya terpenuhi bebas untuk melamar. Dilihat dari sisi filosofi
dengan sistem terbuka perusahaan telah bertindak secara transparan, adil, dan
tidak diskriminatif.
Terjadi ketika seseorang karyawan dipromosikan karena kinerja yang luar biasa
dalam pekerjannya.
25
26
promosi. Senior dalam hal ini berarti karyawan yang memiliki masa kerja terlama
dalam perusahaan. Dalam serikat pekerja sering mencari promosi jenis ini untuk
5.7 Pengalihan
pekerjaan ke posisi lain yang relatif pembayaran gajinya sama, begitu pula tanggung
dengan ketrampilan baru dan perspektif berbeda yang membuat orang itu menjadi
pekerja dan kandidat yang lebih baik untuk dipromosikan di masa depan. Pengalihan
karyawan ke posisi pekerjaan yang lebih rendah dengan gaji/upah yang lebih kecil
serta kualifikasi ketrampilan dan tanggung jawab yang lebih rendah. Ada lima alasan
bersangkutan
26
27
program ini adalah mendorong karyawan untuk mencari promosi dan pengalihan
kerja yang membantu departemen SDM mengisi posisi dari dalam dan memenuhi
menjadi sebuah kesempatan yang adil bagi karyawan. Apabila tingkat pekerjaan
lebih rendah terisi tanpa diketahui, para karyawan yakin mereka diizinkan melamar
melalui program tersebut. Oleh karena itu, departemen SDM dalam membuat aturan
27
28
BAB VI
Kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi tumpuan dan harapan untuk
mengembangkan kecakapan tenaga kerja maka tugas yang dilakukan pun akan
lebih efisien dan produktif. Kompetensi yang harus terpenuhi dalam pengembangan
SDM adalah skill, knowledge dan ability, pengembangan sering lakukan secara
memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi dalam organisasi biasanya
atau kepada supervisor cara menjadwalkan produksi harian. Karena proses ini
digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Perbedaan antar pelatihan dan
28
29
dan berfokus pada pemberian individu dengan kapabilitas baru yang berguna untuk
pekerjaan.
sistematis.
benar.
29
30
efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ditangguk dari program pelatihan
pelatihan yang efektif adalah bantuan yang berharga dalam perencanaan karir dan
tenaga kerja menurun banyak manejer berfikir bahwa solusinya adalah pelatihan.
saja program itu berpotensi untuk memperbaiki situasi tertentu sekiranya program
lebih rumit.
e) Gaya belajar.
30
31
Dalam tahapan ini menurut (Gomes, 2003) terdapat paling kurang tiga
untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para pekerja yang ada dari
pada mengorientasikan para pegawai yang baru. Dari satu segi kedua-duanya
Dalam tahapan ini terdapat tiga macam kebutuhan akan pelatihan yaitu :
kerjanya sendiri.
seleksi atau imbalan, dan juga melalui pelatihan. Atau akan lebih mudah dengan
pelatihan merupakan solusi terbaik maka para manajer atau supervisor harus
31
32
segi biaya.
meliputi:
organisasional.
mereka.
kepekerjaannya.
dikumpulkan.
32
33
h) Pelatihan bakal tidak akan pernah cukup kuat untuk menghasilkan perbaikan
yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari esok
harus lebih baik dari hari ini, pandangan seperti ini yang akan mendorong manusia
untuk tidak cepat merasa puas, tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan kerja.
hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang
digunakan persatuan waktu. Definisi kerja ini mengandung cara atau metode
pengukuran. Walaupun secara teori dapat dilakukan, tetapi dalam praktik sukar
Di bidang industri produktivitas mempunyai arti ukuran yang relatif nilai atau
ukuran yang ditampilkan oleh daya produksi yaitu sebagai campuran dari produksi
dan aktivitas; sebagai ukuran yaitu seberapa baik kita menggunakan sumber daya
terjadi dengan cepat karena dampak tindakan suatu organisasi yang dominan
perannya masyarakat.
b) Peningkatan mutu hasil kerja, yang perlu ditingkatkan bukan saja pada mutu
internal seperti mutu pada sebuah produk perusahaan, tetapi juga pada
33
34
dan pelatihan akan merubah tingkah laku, guna mendapatkan produktivitas yang
tinggi.
34
35
BAB VII
PENILAIAN KINERJA
banyak kondisi, fungsi penilaian kinerja hanya dipandang sebelah mata oleh para
pengambil kebijakan dalam organisasi dan dianggap sebagai ritual tahunan. mereka
dan sebagian besar orang-orang (para karyawan dan eksekutif) dalam organisasi
organisasi, namun untuk menjadikan aktivitas ini dapat berfungsi dengan efektif,
bukanlah sebuah pekerjaan yang sederhana. Tidak tepatnya sistem penilaian kinerja
dan pandangan bahwa penilaian kinerja hanya sebagai acara ritual tahunan
merupakan ciri-ciri praktik penilaian kinerja yang tidak efektif. Perencanaan penilaian,
tidak dimonitoring. Sistem penilaian kinerja yang efektif ditandai dengan adanya
sistem pendukung penilaian kinerja yang mengacu pada kualitas ditandai dengan
35
36
kepada manajer. Agar penilaian kinerja menjadi efektif, setiap individu yang terlibat
tujuan dari penilaian kerja yang dilakukan. Agar penilaian kinerja berjalan dengan
efektif hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program penilaian kinerja
yaitu :
Penilaian kinerja yang baik tidak saja mengevaluasi kinerja karyawan, tetapi
disepakati oleh perusahaan dalam hal ini diwakili oleh penyelia atau penilai maupun
karyawan adalah :
dinilai
menawar dan komunikasi kedua belah pihak untuk mencapai saling keterbukaan
dan saling pengertian mengenai bidang-bidang yang sudah cukup dan bidang-
36
37
prestasi kerjanya selama ini c sangat berguna bagi pekerja untuk mengetahui
kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya, untuk tujuan pengembangan
karyawan
37
38
BAB VIII
dalam bekerja, salah satu unsur penting dalam memotivasi karyawan adalah
pemberian gaji atau upah, layaknya manusia yang lain, motivasi seseorang dalam
bekerja tentu saja berasal dari dorongan agar mampu menjadikan dirinya lebih baik
hal tabu bagi pegawai dan majikan, mindset negatif demikian sudah menjadi tradisi
yang mengakar tetapi justru dengan pembicaraan jumlah kompensasi yang diterima
industrial antara majikan dan pekerja adalah jumlah besaran upah atau gaji yang
pemerhati SDM serta manajer untuk mengkaji secara spesifik permasalahan gaji dan
upah tersebut.
yang telah diberikan seseorang kepada orang lain. Pengertian lain diterjemahkan
oleh Prof.Dr.F.J.H.M Vander van adalah tujuan obyektif dari harga ekonomis. Pakar
manajemen SDM yang lain, Prof. Imam Soepomo, S.H berpendapat bahwa
ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja melauli
masa atau syarat syarat tertentu (Purwono, 2006). Pengertian yang hampir sama
ayat a dan b, mengenai upah yaitu meliputi pembayaran berupa uang yang diterima
oleh buruh sebagai ganti pekerjaan dan biaya lain dengan cuma-cuma yang nilainya
38
39
ditaksir menurut harga umum di tempat itu (Soeprihanto, 1987). Hemat saya,
dalam bentuk finansial maupun non finansial atas ganti biaya produksi tenaga kerja.
Lebih jauh kompensasi harus mampu meliputi keadilan internal dan keadilan
eksternal, keadilan internal adalah keadilan yang sesui dengan tugas dan tanggung
mesin tentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadi kecelakaan di
tempat kerja sehingga ia layak mendapatkan tunjangan asuransi yang lebih besar
daripada karyawan lainnya, kedua adalah keadilan eksternal berupa gaji yang sesuai
jika dibandingkan dengan perusahaan yang lain, sebagian besar manajer SDM
dengan perusahaan yang lain dalam tahap awalk perekrutan karyawan baru.
Dilihat dari bentuknya, kompensasi dapt berwujud gaji, bonus, upah, insentif
dan tunjangan. Bila kita perhatikan secara lebih teliti, kompensasi bersifat kompetitif,
diberikan sesuai dengan tingkat dan tanggung jawab jabatan yang ia emban,
semakin besar resiko seseorang menanggung jabatan tertentu, semakin besar pula
jumlah kompensasi yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pegawai yang
bersangkutan, perusahaan tidak harus menaikan jumlah slip gaji yang ditetapkan tiap
bulannya, banyak cara yang bisa dilakukan oleh para manajer untuk memotivasi
39
40
stabilisasi pertumbuhan ekonomi pada umumnya serta hal yang terpenting adalah
b) Alasan mengapa orang bisa dipuaskan atau tidak dipuakan dengan imbalan
terdorong untuk bekerja jika imbalan dan penalti langsung dikaitkan dengan hasil
yang dicapai. Pendekatan demikian masih digunakan secara luas dan dalam
bahwa sistem kontrol resmi bisa sangat dipengaruhi oleh hubungan informal
40
41
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Herzberg terhadap 200 teknisi dan
menganggap gaji atau upah lebih berfungsi sebagai pencegah penyakit bukan
bersifat jangka panjang sampai beberapa bulan. Tetapi penelitian lain yang
sehingga model dua faktor tidak mampu memberikan pijakan dasar terhadap
c) Teori Instrumental
Teori ini menyatakan bahwa uang hanyalah sarana pencapaian tujuan, dan
dipengaruhi secara langsung oleh dua faktor yaitu : pertama, kuatnya kebutuhan
menghasilkan uang. Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Gellerman dan
menyebutkan bahwa uang memiliki nilai tersendiri bagi orang yang berbeda, di
waktu yang berbeda, kompetensi yang berbeda serta lingkungan yang berbeda.
pada sejumlah keadaan, termasuk nilai dan preferensi yang dianut oleh individu
d) Teori Persamaan
imbalan merupakan rasio yang sebanding terhadap apa yang dicurahkan pada
(discrepency theory) yang, seperti dinyatakan harus memiliki prinsip rasa adil
bagi setiap karyawan atas tingkat pekerjaan dan kapasitas individu dalam
41
42
Uang berperan sagat penting dalam kehidupan sehari hari, uang tidak
hanya difungsikan sebagai alat jual beli maupun perdagangan saja, tetapi melingkupi
karyawan yang berkualitas, walaupun faktor yang lebih menentukan adalah peluang
karier dan reputasi organisasi yangh dituju. Gaji dan uang sangat bisa memotivasi
karyawan apabila dilakukan secara adil, gaji bisa memperkuat perilaku kinerja, tetapi
jika penggunaan yang tidak tepat maka akan berakibat pada tingkat performa
semakin modern dan kompetitif diantaranya adalah tingkat gaji yang lazim, kekuatan
42
43
BAB IX
yang diterima oleh pekerja dalam bentuk selain upah atau gaji langsung.
sosial bentuk pemberian penghasil baik dalam bentuk materi maupun dalam
bentuk non materi, yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan untuk
usia dalam usaha memenuhi kebutuhan materi maupun non materi kepada
kepada karyawan.
mencakup semua jenis penghargaan berupa uang yang tidak dibayarkan secara
d) Malayu S.P. Hasibuan kesejahteraan adalah balas jasa lengkap (materi dan non
suatu pemenuhan kebutuhan dan atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan
rohaniah, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung
43
44
Upah juga sejenis balas jasa yang di berikan perusahaan kepada para pekeja harian
(pekerja tidak ttetap) yang besarnya telah disepakati sebelumnya oleh kudua belah
pihak. Upah di bayar setelah pekerjaan selesai dan di terima hasilnya dengan baik
oleh pekerja. Pemberian upah biasanya setiap selesai pkerjaan atau secara
Pembayaran tunjangan ini biasanya di satukan dalam pembayaran gaji setiap bulan
Bonus ini sering juga disebut Insentif. Insentif ini juga di anggap sebagai
dari kompensasi yang berbentuk uang. Insentif ini pada dasarnya adalah tambahan
bayaran yang di berikan kepada pegawai tertentu. Pemberian insentif atau bonus
samping uang balas jasa, perusahaan dapat pula menyediakan fasilitas ini biasanya
sebaiknya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan
44
45
perusahaan yang mengadakan program kesejahteraan terdiri dari dua yaitu bagi
a) Bagi Perusahaan
5) Mengurangi keluhan-keluhan.
pegawai.
lingkungannya.
b) Bagi Pegawai
1) Memberikan kenikmatan dan fasilitas yang dengan cara lain tidak tersedia
perseorangan.
lain.
45
46
langsung terhadap program kesejahteraan yaitu pihak perusahaan dan juga pihak
karyawan sangat berarti dan bermanfaat bagi perusahaan dan karyawan. Bagi
semangat kerja karyawan, disiplin kerja, dan sikap loyalitas karyawan terhadap
perusahaan.
Menurut Arep (2003) berdasarkan bentuk kesejahteraan tersebut, secara garis besar
a) Kesejahteraan langsung
bayar secara tetap berdasarkan tenggang waktu yang tetap dan Insentif adalah
1) Gaji
Definisi Gaji menurut Hasibuan (2000) adalah: :Balas jasa yang dibayar
46
47
faktor-faktor seperti:
- Keadilan
Konsep keadilan dalam hal ini berkaitan dengan input-income, input atau
- Kemampuan Organisasi
masing pekerja.
- Peraturan Pemerintah
- Kompetitif
47
48
tarif yang lebih tinggi dari organisasi lain yang sejenis akan mampu
perusahaan tercapai.
2) Upah Insentif
pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaku-
waktu”.
dan efisiensi
48
49
- Besarnya upah normal dengan standar kerja per jam hendaknya cukup
meningkat.
3) Bonus
- Diberikan secara sekali terima tanpa sesuatu ikatan di masa yang akan
datang
49
50
bonus setiap tahun dengan waktu yang tidak ditentukan, bisa di awal tahun,
- Istirahat on the job, terdiri dari; periode istirahat, periode makan, dan
- Hari-hari sakit
- Rencana-rencana pensiun
- Tunjangan pengobatan
50
51
- Rekreasi
- Kafetaria
- Perumahan
- Beasiswa pendidikan
- Fasilitas pembelian
1) Gaji dan upah yang baik. Gaji bisa dipakai untuk kebutuhan psikologis dan
sosial.
2) Rekan kerja yang kompak. Keinginan ini merupakan cermin dari kebutuhan
3) Kondisi kerja yang aman, nyaman dan menarik. Kondisi kerja yang aman
berasal dari kebutuhan akan rasa aman disamping itu juga tempat kerja
dengan pimpinan :
1) Pimpinan yang adil dan bijaksana. Pimpinan yang baik menjamin bahwa
menjalankan tugasnya.
51
52
mereka.
kepada karyawan.
meningkatkan semnagat kerja, bukanlah hal yang mudah karena banyak faktor yang
yang bertujuan untuk memenuhi, baik kebutuhan fisik maupun mental karyawan.
kerja. Salah satu harapan yang timbul dengan adanya peningkatan semangat kerja
karyawan.
karyawan untuk bekerja lebih baik dan bersemangat, karena semangat kerja erat
52
53
pemenuhi kebutuhan materi dan non materi dapat meningkatkan semangat kerja dan
kegairahan kerja.
53
54
BAB X
kerja/job satisfaction adalah sikap/attitudes positif atau negatif yang dimiliki seorang
memiliki tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap
sebagai keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi pengalaman kerja seseorang.
karyawan dengan tempat kerja mereka. Setiap individu akan memiliki tingkat
keupasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pada
dirinya.
Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau emosi positif sebagai hasil
dengan kondisi masa lalu, bukan masa yang akan datang. Berdasarkan definisi ini
ada tiga aspek yang berkaitan dengan kepuasan kerja: (a) kepuasan kerja
merupakan fungsi dari nilai-nilai/values apa yang diinginkan individu secara sadar
atau tidak untuk diraih; (b) masing-masing karyawan memiliki pandangan yang
berbeda tentang nilai mana yang penting dalam menentukan bentuk dan kepuasan
54
55
dengan nilai-nilai yang berarti bagi individu. Persepsi seorang karyawan belum tentu
merupakan refleksi konkrit yang lengkap mengenai suatu pekerjaan dan masing-
masing individu bisa memiliki persepsi yang berbeda terhadap situasi yang sama
(Rivai, 2008).
achieve the goal. Efisiensi dan efektivitas yang tinggi akan menghasilkan
produktivitas yang tinggi pula. Sebaliknya apabila terjadi efisiensi dan efektivitas
perlu dicari penyebab dan solusinya. Apabila efektivitas tinggi dan efisiensi rendah
efektivitas rendah kemungkinan goal tidak akan tercapai. Oleh sebab itu organisasi
kompetitif di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Menurut “the national
center productivity and quality of working life” yang dikutip oleh Atmosoeprapto
puncak; (b) pengakuan dari peran kunci karyawan; (c) pengertian dari semua jenjang
55
56
sasaran/goal; dan (e) perbaikan dalam productivity sought tanpa mengganggu kerja.
suatu pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan
kualitas kehidupan, dengan semboyan “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik
darpadai kemarin, dan hari esok harus lebih baik daripada hari ini”. Pandangan dan
sikap mental tersebut diharapkan dapat memberikan motivasi bagi karyawan untuk
digunakan persatuan waktu tertentu. Produktivitas adalah rasio antara output dengan
input. Input terdiri dari bahan baku, energi, tenaga kerja, dan peralatan modal,
pengertian ini tidak hanya dilihat dari segi kuantitas tetapi juga kualitas harus sesuai
antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu tertentu.
pelaksanaan satu unit (perorangan, tugas, seksi, dan proses) dengan lainnya yang
dengan target yang sudah ditetapkan, dan ini yang dianggap terbaik sebagai fokus
suatu pekerjaan, menurut ukuran yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan.
perilaku kerjanya. Menurut Klingner dan Nanbaldian yang dikutip oleh Gomes (1995),
56
57
Produktivitas yang meningkat berarti ada peningkatan prestasi kerja yang pada
gilirannya akan menjadi feedback bagi usaha atau motivasi karyawan pada tahap
selanjutnya.
karyawan termasuk prestasi kerjanya adalah fungsi dari perkalian antara variabel
individu (I), organisasi (O), dan psikologi (P). Variabel individu meliputi
Produktivitas juga dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai oleh seorang
karyawan. Karyawan tidak akan termotivasi untuk mencapai produktivitas yang tinggi
apabila harapan tidak realitis dan sulit dicapai. Apabila karyawan didorong untuk
berupaya mencapai tujuan yang tidak realistis, mereka akhirnya hanya akan berhenti
mencoba dan lebih suka mencapai hasil yang lebih rendah daripada yang
sebenarnya dapat mereka capai. Tujuan sebaiknya ditetapkan cukup tinggi agar ada
upaya keras untuk mencapai, tetapi jangan terlalu tinggi sehingga sulit dicapai. Oleh
derngan pimpinan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mannulang (1985) yang menyatakan bahwa
baik, maka produktivitas tinggi akan bisa tercapai. Terwujudnya tujuan karyawan dan
tujuan organisasi akan menghasilkan produktivitas dan moral yang tinggi dalam diri
karyawan. Moral yang tinggi cenderung akan menghasilkan motivasi yang tinggi
57
58
kerja. Handoko (2000) mengibaratkan kontroversi ini seperti kasus antara telur
dengan ayam, mana yang muncul lebih dahulu. Hubungan antara kepuasan kerja
dari pendapat tersebut, kepuasan kerja memiliki peran/arti penting baik bagi
Secara umum karyawan yang puas cenderung akan lebih produktif daripada
kerja. Meskipun hubungan kepuasan kerja dan produktivitas tidak selalu konsisten,
kerja dengan produktivitas didasarkan pada suatu asumsi bahwa karyawan yang
merasa dirinya bahagia adalah karyawan yang produktif. Asumsi ini sulit dibuktikan
di lapangan, karena banyak karyawan yang tidak puas tetapi mereka tetap produktif,
Apabila ada hubungan antara kepuasan kerja dan produktivitas korelasinya relatif
kecil , dan hubungan itu lebih kuat apabila perilaku karyawan tidak dikendalikan oleh
faktor-faktor dari luar. Korelasi kepuasan kerja dengan produktivitas lebih akurat bagi
karyawan yang memiliki posisi lebih tinggi seperti posisi profesional, manager atau
supervisor.
mendapatkan dukungan yang kuat. Sekitar 20 hasil studi mengenai hubungan antara
58
59
prestasi dan kepuasan kerja, masih menemukan korelasi yang lemah. Karyawan
yang puas tidak selalu menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Kebijaksanaan
kerja yang tinggi. Jadi adanya asumsi bahwa karyawan yang memiliki prestasi kerja
yang tinggi adalah mereka yang terpuaskan tidak didukung dalam riset ini. Hal ini
sebaliknya, belum mendapat dukungan yang kuat. Ada tiga pandangan mengenai
produktivitas; (2) kepuasan kerja disebabkan oleh produktivitas; dan (3) tidak ada
Salah satu hasil penelitian Wicaksono yang dikutip oleh As’ad (2000),
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positip dan signifikan antara kepuasan
kerja dengan produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan bahwa, secara umum
tetap penting untuk mengusahakan hubungan yang positip antara kepuasan dengan
produktivitas kerja, meskipun hal ini tidak mudah (Siagian, 2002). Menurut Robbins
59
60
BAB XI
MOTIVASI
yang memberi manfaat kepada perusahaan. Ini juga berarti bahwa setiap pegawai
bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya.
atau pegawai agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana
dikehendaki dari orang tersebut. Oleh karena itu seorang manajer dituntut
kebutuhan yang dilandasi oleh motiv dengan penguasaan manajer terhadap perilaku
dan tindakan yang dibatasi oleh motiv, maka manajer dapat mempengaruhi
Motivasi berasal dari motive atau dengan prakata bahasa latinnya, yaitu
movere, yang berarti “mengerahkan”. Motive atau dorongan adalah suatu dorongan
yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. Seseorang yang
dalam hal bekerja. Konsep motivasi, merupakan sebuah konsep penting studi
pemberian motiv, penimbulan motiv atau hal yang menimbulkan dorongan atau
60
61
adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu.
dirinya memiliki suatu nilai yang sangat berharga, yang tujuannya jelas pasti untuk
kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities)
a) Pengaruh perilaku.
(content theory) dan teori proses (process theory). Teori ini dikenal dengan nama
61
62
a) Isi Pekerjaan.
Hal ini berkaitan langsung dengan sifat-sifat dari suatu pekerjaan yang dimiliki
Prestasi, upaya dari pekerjaan atau karyawan sebagai aset jangka panjang
b) Faktor Higienis.
Suatu motivasi yang dapat diwujudkan seperti halnya : gaji dan upah, kondisi
supervisi.
dapat dicari faktor-faktor pendorong dan penghambatnya. Pada teori kepuasan ini
didukung juga oleh para pakar seperti Taylor yang mana teorinya dikenal sebagai
Teori Motivasi Klasik. Teori secara garis besar berbicara bahwa motivasi kerja hanya
dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan kerja baik secara biologis maupun
psikologis. Yaitu bagaimana mempertahankan hidupnya. Selain itu juga Teori Hirarki
Kebutuhan (Need Hirarchi) dari Abraham Maslow yang menyatakan bahwa motivasi
kerja ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan kerja baik secara biologis
Secara garis besar tersebut teori jenjang kebutuhan dari Maslow dari yang
rendah ke yang paling tinggi yang menyatakan bahwa manusia tidak pernah merasa
puas, karena kepuasannya bersifat sangat relatif maka disusunlah hirarki kebutuhan
minum, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan fisik lainnya (physical need).
62
63
c) Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, disenangi dan menyenangi, dicintai dan
dan bernegara, menjadi anggota kelompok pergaulan yang lebih besar (esteem
needs).
bakatnya dengan hasil prestasi yang luar biasa (the need for self actualization).
Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan
pekerja.
b) Teori Keadilan (Equity Theory), hal ini didasarkan tindakan keadilan diseluruh
63
64
Teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja memiliki energi potensial yang dapat
dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi, dan peluang yang ada.
suatu cara yang orang-orang itu (tanpa dipaksa) tidak akan berprilaku demikian.
c) Kebutuhan akan afiliasi : hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan
Teori ini didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia secara jelas dan
tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X dan mana yang menganut
teori Y.
rata-rata malas bekerja, karyawan tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang
optimal dan selalu menghindar dari tanggung jawab, karyawan lebih suka dibimbing,
pada asumsi teori Y menggambarkan suatu kondisi seperti karyawan rata-rata rajin
bekerja. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan
tidak betah karena tidak ada yang dikerjakan, dapat memikul tanggung jawab,
berambisi untuk maju dalam mencapai prestasi, karyawan berusaha untuk mencapai
Dalam hal ini motivasi dan kemampuan karyawan merupakan salah satu
aspek atau faktor yang dapat meningkatkan sinergik (synergistic effect). Maka
selanjutnya (development).
64
65
menggunakan informasi. Prestasi kerja yang didapatkan oleh para pekerja organisasi
perusahaan merupakan suatu harapan yang mutlak, dan tidaklah mudah untuk
mendapatkannya karena banyak kriteria-kriteria serta usaha yang keras yang akan
dijalani atau dilalui oleh para pekerja tersebut. Motivasi karyawan untuk bekerja,
mendatang dipengaruhi oleh umpan balik mengenai kinerja masa lalu dan
moderat.
terhadap penampilan kerja karyawan itu sendiri dan terhadap taraf potensi
baik tertib dan benar, maka akan dapat membantu meningkatkan motivasi kerja
65
66
perkembangan yang terjadi, baik bagi para karyawan lama maupun bagi
Prestasi kerja tersebut sangat erat hubungannya dengan masalah latihan dan
pengupahan. Oleh karena itu informasi secara rutin tentang prestasi kerja
dibidang personalia.
rutin
4) Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan dan
bawahan.
66
67
Mulai dari adanya manusia di muka bumi, motivasi tersebut sudah ada
Keterkaitan dengan para pekerja dan organisasi, pada masa sekarang ini
motivasi tersebut sudah menjadi suatu hal yang sudah tidak asing lagi, dan
karenanya menjadi perhatian dari para manajer dalam hal mengelola sumber
daya manusia yang dijadikan aset penting bagi organisasi. Salah satu faktor
tersebut sesuai dengan harapannya dan juga terdapatnya pekerja yang memiliki
kemampuan dan keterampilan yang tinggi, tetapi tidak memiliki semangat kerja
kualitas kerja yang baik atau prestasi kerja yang sesuai dengan harapannya.
Secara garis besar semua organisasi memiliki kepentingan serta tujuan yang
berbeda-beda sama seperti yang dimiliki oleh organisasi. Maka perhatian dari
kualitas kerja sumber daya manusia yang dimiliki, agar dapat mencapai tujuan
Disamping itu juga terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan alat pemotivasian
karyawan atau pekerja sehingga mereka dapat terdorong dan semangat dalam
organisasi.
yang ingin dicapai, cara-cara pencapaian dan kendala yang sekiranya akan
dihadapi.
67
68
pengakuan yang tepat dan wajar kepada karyawan atas prestasi kerja yang
dicapai.
karyawan.
kebutuhan karyawannya.
suatu kerumitan dalam memotivasi pekerja untuk dapat bekerja sesuai dengan
harapan. Hal ini mengingatkan bahwa terdapatnya faktor-faktor yang bersumber dari
68
69
DAFTAR PUSTAKA
Gomes FC. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Andi Offset, 1995.
Gomes FC. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
Hardoko TH. Manajemen personalia dan sumber daya manusia. Edisi ke-2.
Yogyakarta: BPFE, 2000.
Hasibuan SPM. Manajemen sumber daya manusia. Edisi revisi. Jakarta: Bumi
Aksara, 2000.
Mathis RI, Jackson JH. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Salemba Empat,
2006.
Moekijat. Manajemen tenaga kerja dan hubungan kerja. Bandung: Pionir Jaya, 2002.
Purwono S. Hubungan masa kerja dengan stres kerja pada pustakawan Universitas
Gajah Mada Yogya. Jurnal of Library and Information Science 2006; 3(1): 23-
40.
69
70
Robbins SP. Perilaku organisasi. Edisi ke-12. Jakarta: Salemba Empat, 2008.
Siagian SP. Kiat meningkatkan produktivitas kerja. Jakarta: Asdi Mahasatya, 2002.
Siagian SP. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Suharyono MW. Analisis jumlah tenaga pekarya dengan work sampling di unit
layanan gizi pelayan kesehatan. KARS FKM UI, 2005.
Wayne MR, Nue RM. Human resources management. 4th edition. Boston: Allyn and
Beaccom, 1990.
Werther Jr. WB, Davis K. Human resources and personnel management. New York:
McGraw-Hill, 1996.
70