I. FORMATION DAMAGE: kerusakan formasi di sekitar lubang sumur migas, yang
menyebakan pengurangan kemampuan alir fluida reservoir di bawah kemamampuan asalnya. FAKTOR-FAKTOR PENYEBABNYA: a. clay swelling b. penyumbatan partikel-partikel padatan dari lumpur pemboran c. pengendapan aspaltic dan paraffin II. pengaruh formation damage terhadap hambatan di sekitar lubang sumur (fenomena skin factor): Luas daerah formasi yang mengalami kerusakan akibat formation damage ini relatif tipis hanya di sekitar lubang sumur maka disebut Skin, sehingga aliran dari formasi terhambat mengalir ke lubang sumur. Hal ini dikarenakan oleh permeabilitas di sekitar lubang sumur menurun akibat adanya skin.
PENGASAMAN:
III. PENGASAMAN DAPAT MENINGKATKAN LAJU PRODUKSI:
a. Acid washing : proses untuk menghilangkan endapan scale yang terdapat di pipa atau di perforasi dengan menempatkan asam di posisi scale dan dibiarkan bereaksi. b. Matrix acidizing : proses penginjeksian asam kedalam formasi produktif pada tekanan dibawah tekanan rekah formasi dengan tujuan agar reaksi dapat menyebar secara radial. c. Acid fracturing : proses pelarutan yang bertujuan memperbesar rekahan sehingga terjadi peningkatan permeabilitas. Acid Fracturing ini hanya dapat diterapkan pada batugamping dan dolomit. IV. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN PENGASAMAN : a. Prosedur lapangan yang salah b. Design yang salah c. Kesalahan pemakaian/komposisi asam
Cara meminimalkan kemungkinan kegagalan:
a. Mengevaluasi segala jenis pekerjaan
b. Mengecek ulang segala bentuk keteknisan c. Teknik mendesign berdasarjan rules of thumb atau past experience
PEREKAHAN HIDROLIK:
V. KAPAN DAPAT DILAKUKAN PEREKAHAN HIDROLIK:
a. Volume hidrokarbon (cadangan hidrokarbon) dalam formasi yang akan direkahkan tersebut masih cukup besar (ekonomis) untuk dilakukannya pekerjaan tersebut b. masih mempunyai tekanan reservoar yang cukup untuk mengalirkan fluida reservoar ke dalam rekahan kemudian masuk ke dalam lubang sumur c. Sumur yang diproduksikan dari lapisan yang permeabilitasnya rendah d. Sumur dengan kerusakan formasi yang disebabkan oleh proses pemboran (invasi padatan lumpur, invasi filtrat lumpur), proses penyemenan (invasi filtrat semen), proses perforasi (pecahan formasii) VI. Analisa tekanan pada proses hydraulic fracturing
FRACTURE TREATMENT : FORMASI MULAI REKAH, P NAIK
FRACTURE CLOSING : PROPAN MASUK
TRANSIENT RESERVOIR PRESSURE : TEKANAN KEMBALI KE Pres
SOAL HITUNGAN:
VII. PADA PERENCANAAN PENGASAMAN DIKETAHUI DATA-DATA SEBAGAI BEIKUT:
KEDALAMAN FORMASI, Ft = 5000 Pres, psi = 2000 INTTERVAL PERFO, Ft = 20 Grf, psi/ft = 0,65 K, Md = 20 GRADIEN HIDROSTATIK ASAM, Psi/ft = 0,46 Re, ft = 2000 Rw, ft = 0,354 VISKOSITAS ASAM, Cp =1 a. Tekanan injeksi maksimum di permukaan P max = (Gf-G)(D) = (0,65-0,46)(5000) = 1000 Psi b. Laju injeksi maksimum 4,917 × 10−6 𝑘𝑎𝑣𝑔 ℎ𝑎 (𝐺𝑓 𝐷−𝑃𝑟𝑒𝑠 ) Qmax = 𝑟 𝜇𝑎 𝑙𝑛( 𝑒⁄𝑟𝑤 ) 4,917 × 10−6 ×20×20(0,65×5000−2000) = 1×𝑙𝑛(2000⁄0,354) = 0.28 bbl/mnt
SOAL PILIHAN GANDA
1. Metoda hydraulic fracturing meningkat penggunaannya sejak tahun 90-an :
c-karena teknologi fluida dan proppant meningkat 2. perekahan hidrolik pada formasi ber-permeabilitas besar sebaiknya: a-berbentuk Panjang dan tipis 3. penggunaan prepad pada suatu perekahan hidrolik untuk: d-mendinginkan formasi 4. lebar rekahan akan meningkat dengan: c-bila net pressure meningkat 5. overburden stress adalah: c-bisa ditentukan dengan density log 6. fluida perekah biasanya berbentuk viscous gel, maka bahan dasar fluida perekah yang digunakan dapat berupa: a-fluida perekah bahan dasar solar b-fluida perekah bahan dasar air c-fluida perekah bahan dasar emulsi 7. fluida perekah yang dipilih idantaranya harus memenuhi kriteria: a-tidak menimbulkan kerusakan formasi b-tidak menimbulkan swelling c-memiliki friction loss kecil 8. material pengganjal yang sering digunakan sebagai proppant agent adalah: a-natural proppant b-ceramic proppant d-resin coated propant 9. pemilihan proppant diantaranya harus memenuhi kriteria: a-mampu menahan rekahan agar tidak menutuo b-ukuran partikel yang seragam d-kebulatan yang tidak mempengaruhi permeabilitas 10. pada Analisa tekanan proses perekahan hidrolik terdapat 3 (tiga) tahapan: a-fracture treatment b-fracture closing c-transient reservoir pressure