Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TIANG PANCANG

DENGAN METODE ANALITIS DAN METODE ELEMEN HINGGA PADA BORE


HOLE II
(STUDY KASUS PEMBANGUNAN BEN DUNG BAJAYU SEI PADANG
KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA)

Astrya Simalango 1 dan Rudi Iskandar 2


1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
E-mail: astryasimalango@gmail.com
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus
USU Medan
E-mail: sipil_s2_usu@yahoo.com

ABSTRAK
Secara umum pondasi diartikan sebagai bangunan bawah (sub structure) yang berfungsi untuk
meneruskan beban maupun gaya yang disebabkan oleh bangunan atas (upper structure) ke lapisan tanah
(bearing layers) dibawahnya pada kedalaman tertentu, tanpa mengakibat terjadinya penurunan bangunan di luar
batas toleransinya. Oleh sebab itu, pondasi harus direncanakan dengan cermat dan teliti agar pondasi mampu
memikul beban sampai batas keamanan yang telah ditentukan, termasuk mendukung beban maksimum yang
mungkin terjadi.
Pada Proyek pembangunan Bendung Bajayu Sei Padang-Kabupaten Serdang Bedagai akan dicari nilai
daya dukung aksial perencanaan pondasi tiang pancang berdasarkan data SPT, sondir, dengan menggunakan
metode Meyerhoff serta berdasarkan data PDA, dan Kalendering dan perhitungan dengan Metode Elemen
Hingga. Selain itu perhitungan daya dukung lateral menggunakan metode Broms dan menghitung penurunan
elastis tiang pancang yang terjadi serta menghitung efesiensi dan daya dukung kelompok tiang. Metode
pengumpulan data adalah pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari pihak Proyek . Perhitungan daya
dukung ultimit tiang berdasarkan data SPT pada titik Bore Hole II pada kedalaman 18 meter adalah 107,610ton.
Data sondir adalah 264,949 ton pada kedalaman 14.4 . Dari hasil perhitungan PDA pada tubuh bendung adalah
108 ton. Dari hasil perhitungan Kalendering dengan metode Hiley adalah 198,343 ton, dengan Metode ENR
adalah 105,032 ton, dengan Metode Danish Formula 273,377 ton. Dari hasil perhitungan metode elemen hingga
adalah 120,436 ton. Daya dukung lateral ultimit berdasarkan Metode Broms secara analitis sebesar 8,555 ton,
dan secara grafis sebesar 8,930 ton. Penurunan elastis tunggal yang dihasilkan sebesar 2,540 mm dan
berdasarkan Metode Poulus dan Davis sebesar 7,340 mm.penurunan dengan Metode elemen hingga adalah
sebesar 38,690 mm dan dari tes PDA diketahui penurunan sebesar 26 mm.
Terdapat sedikit perbedaan daya dukung dan penurunan dengan beberapa metode yang digunakan.
Perbedaan daya dukung dan penurunan tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan jenis tanah, kedalaman yang
ditinjau, cara pelaksanaan pengujian, faktor keamanan dan perbedaan parameter yang digunakan dalam
perhitungan.
Kata Kunci : Kapasitas Daya Dukung, SPT, Sondir, PDA, Kalendering, Metode Elemen Hingga,
Penurunan Elastis

ABSTRACT
Generally the foundation is defined as the substructure that serves to forward the load and the force
caused by the upper structure to the bearing layers underneath at a certain depth, without causing a settlement
of the building outside the tolerance limit. Therefore, the foundation should be designed carefully so the
foundation will be able to carry the load until a predetermined safety limit, including supporting the maximum
load that may occur.
At the construction project of dam Bajayu Sei Padang-Serdang Bedagai be calculated value of axial
bearing capacity of pile foundation based on the result of SPT and cone penetration test by using Meyerhoff
method and calculate bearing capacity of pile foundation based on the result of PDA, Kalendering and also
calculations with Finite Element Method.
And then will be calculated the value of lateral bearing capacity using Broms method ,the elastic
settlement , the pile efficiency and the bearing capacity of group pile. Methods of data collection is secondary
data obtained from the Project. Ultimate bearing capacity calculations based on SPT result at Bore Hole II at a
depth of 18 meters is 107,61 tons. Based on cone penetration is 264,949 tons at a depth of 14,4 m. based on the
result of PDA on weir body is 108 tons. based on the calculation of Kalendering by Hiley ws 198,343 tons, by
ENR method is 105,032 tons, and by Danish Formula Method is 273,377 tons. Analysis by finite element
method is 120,436 tons. The ultimate lateral bearing capacity based on Broms method is 8,555 tons, and

1
graphically is 8,930 tons. The elastic settlement generated at 2,540 mm and based on Poulus and Davis method
amounted to 7,340 mm. settlement with finite element method is equal to 38,690 mm and based on PDA tests is
26 mm.
There is little difference in bearing capacity and a settlement in some of the methods used. Differences
bearing capacity and a settlement may be due to differences in soil type, depth of the review, how the
implementation of testing, the safety factor and the difference in the parameters used in the calculation.
Keywords: bearing Capacity, SPT, , cone penetration test, PDA, Kalendering, Finite Element Method,
Elastic settlement.

1. PENDAHULUAN
Pondasi diartikan sebagai bangunan bawah (sub structure) yang berfungsi untuk meneruskan beban
maupun gaya yang disebabkan oleh bangunan atas (upper structure) ke lapisan tanah (bearing layers) di
bawahnya pada kedalaman tertentu, tanpa mengakibat terjadinya penurunan bangunan di luar batas toleransinya.
Pemakaian tiang pancang sebagai pondasi pada suatu bangunan dilakukan apabila tanah dasar di
bawah bangunan tersebut tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul beban bangunan atau
apabila lapisan tanah keras yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul beban bangunan letaknya
sangat dalam. Oleh sebab itu, sangat dibutuhkan informasi mengenai penyelidikan tanah baik untuk mengetahui
letak lapisan tanah keras, mengetahui daya dukung , penurunan dan sebagainya.
Perhitungan daya dukung tiang pancang dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang
disarankan para ahli berdasarkan data-data penyelidikan tanah yang diperoleh, seperti data SPT, sondir, PDA
dan data laboratorium. Dari hasil perhitungan dapat diperoleh informasi yang akurat untuk perencanaan pondasi
yang aman.
2. TUJUAN
Menghitung nilai daya dukung ultimit aksial dan daya dukung ijin pondasi secara analitis dan metode elemen
hingga , menghitung daya dukung ultimit lateral tiang pancang menghitung efisiensi kelompok tiang pancang,
menghitung penurunan tiang pancang dan tiang pancang kelompok
3. METODELOGI PENELITIAN

Dalam kegiatan penilitian ini tahapan pelaksanaanya dapat diuraikan sebagai berikut :
 Tahapan pertama , pengumpulan berbagai jenis literatur-literatur yang terkait dengan penelitian
 Tahapan kedua, pengumpulan data sekunder dari proyek yang ditinjau, data yang diperoleh adalah :
1. Data hasil pengujian sondir
2. Data hasil SPT
3. Data hasil kalendering
4. Data hasil PDA
3. Data uji laboratorium
 Tahapan keempat, menganalisis data dan melakukan perhitungan dengan metode yang telah
ditentukan
 Tahapan kelima, menganalisa hasil perhitungan dan membuat kesimpulan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan yang dilakukan antara lain: perhitungan daya dukung aksial pondasi dengan
menggunakan data sondir,data SPT, data Kalendering dan datan hasil PDA , perhitungan daya dukung lateral
dengan data SPT dan data laboratorium, perhitungan besar penurunan tiang pancang tunggal dan kelompok,
perhitungan efisiensi kelompok tiang , dan analisa besar penurunan dan daya dukung dengan metode elemen
hingga .
Menghitung Kapasitas Daya Dukung Ultimate Tiang Pancang Berdasarkan Data Sondir dengan Metode
Meyerhoff
Daya dukung ultimit pondasi tiang pancang :
Qult = (qc x Ap) + (JHL x K) (1)

Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan Persamaan :


Qijin = (2)

Dimana : Qult = Kapasitas daya dukung ultimit tiang pancang tunggal (kg)
qc = Tahanan ujung sondir (kg/cm2)
Ap = Luas penampang tiang (cm2)
JHL = Jumlah hambatan lekat (kg/cm)
K = Keliling tiang (cm)
Tabel 1. Perhitungan Daya Dukung Ultimit dan Daya Dukung Ijin Tiang Pancang pada Titik Sondir
S-5 Diameter 40 cm dengan Metode Meyerhoff
Kedalama
PPK Ap JHL K Qult Qall
n
(m) (kg/cm2) cm2 (kg/cm) (cm) (ton) (ton)
0 0 1.257,143 0 125,600 0,000 0,000
1 13 1.257,143 32 125,600 20,362 6,251
2 15 1.257,143 64 125,600 26,896 7,893
3 12 1.257,143 94 125,600 26,892 7,390
4 31 1.257,143 124 125,600 54,546 16,105
5 47 1.257,143 154 125,600 78,428 23,564
6 9 1.257,143 186 125,600 34,676 8,444
7 21 1.257,143 216 125,600 53,530 14,226
8 13 1.257,143 248 125,600 47,492 11,677
9 5 1.257,143 288 125,600 42,459 9,330
10 63 1.257,143 318 125,600 119,141 34,388
11 45 1.257,143 350 125,600 100,531 27,649
12 45 1.257,143 378 125,600 104,048 28,353
13 71 1.257,143 426 125,600 142,763 40,454
14 131 1.257,143 470 125,600 223,718 66,702
14,2 145 1.257,143 484 125,600 243,076 72,920
14,4 161 1.257,143 498 125,600 264,949 79,976

Berdasarkan perhitungan daya dukung dengan data sondir diperoleh daya dukung sebesar
264,949 Ton.
Perhitungan Kapasitas Daya Dukung Ultimate Tiang Pancang Berdasarkan Data SPT (Standart
Penetration Test)

1. Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Pada Tanah Non Kohesif (Pasir Dan Kerikil)

Daya Dukung Ujung Pondasi Tiang :


Qp = 40 x Nb x Ap x Li/D (3)

Tahanan Geser Selimut Tiang :


Qs = 2 x N-SPT x P x Li (4)

Dimana :

N1 = Nilai SPT pada kedalaman 10D pada ujung tiang ke atas


N2 = Nilai SPT pada kedalaman 4D pada ujung tiang ke bawah
Ap = Luas Tiang (m2) =
D = Diameter tiang pancang (m) Dimana :
N-SPT = Nilai SPT
Li = Tebal lapisan tanah (m)
P = Keliling tiang (m)

2. Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang pada Tanah Kohesif

Daya Dukung Ujung Pondasi Tiang :


Qp = 9 x cu x Ap (5)

Tahanan Geser Selimut Tiang :


Qs = α x cu x P x Li (6)

3
Dimana :
α = Koefisien adhesi antara tanah dan tiang
cu = kohesi undrained (kN/m2)
cu = N-spt x x 10
Ap = Luas penampang tiang (m2)

Tabel 2. Perhitungan Daya Dukung Ultimit dan Daya Dukung Ijin Tiang Pancang pada Bore Hole II diameter 40
cm dengan Metode Meyerhoff

Berdasarkan perhitungan daya dukung dengan data SPT pada kedalaman 18 meter diperoleh daya dukung
sebesar 107,610Ton.

Menghitung Kapasitas Daya Dukung Ultimate Tiang Pancang Berdasarkan Data PDA (Pile Driving
analysis)

Berdasarkan hasil pengujian Tes PDA pada tiang pancang dengan diameter 40 cm memiliki daya
dukung ultimit sebagai berikut :

Tabel 3 Kapasitas Daya Dukung Ultimit Tiang Pancang Berdasarkan Data PDA (Pile Driving analysis)
CAPWAP
Penurunan
No.Tiang Pancang Daya Dukung Daya Dukung Daya Dukung
(mm)
Total ( ton) friksi ( ton) ujung ( ton)
1A -RETAINING
107 9,6 90,5 30.7
WALL HULU KIRI
20A- TUBUH
130 27,9 102,100 28.7
BENDUNG
36D – TUBUH
93,2 8,2 85 25.4
BENDUNG
17I-TUBUH
108 23,4 84,700 26
BENDUNG

Daya dukung tiang yang diperoleh dari data PDA adalah daya dukung tiang yang memiliki jarak terdekat
dengan Bore hole II yaitu tiang 17 I dengan besar daya dukungnya adalah 108 ton.

Menghitung Kapasitas Daya Dukung Ultimit Tiang Pancang Berdasarkan Data Kalendering

a) Metode Hiley Formula

Dimana: Wr = berat Hammer (ton),


Wp = berat pile (ton),
e = koefisien restitusi (0,25) ,
S = penetrasi pukulan per cm (cm),
H = Tinggi jatuh hammer (cm),
K = Rata-rata rebound untuk 10 pukulan terakhir

b) Metode Danish Formula

Dimana : = effisiensi alat pancang (0,85),


E = energi alat pancang (kg/m),
L = panjang tiang pancang (m),
Ep = modulus elastisitas tiang (kg/cm2).

=
c) Metode Modified New Enginering News Record (ENR)
(9)
Dimana : ef = efisiensi hammer (%),
S = penetrasi pukulan per cm (cm),
n = koefisien restitusi ( 0,4).

Menghitung Kapasitas Daya Dukung Lateral Pondasi Tiang Pancang

Daya dukung lateral BH-II untuk tiang pancang berdiameter 40 cm


1. Cek kekakuan tiang akibat beban lateral
(10)
Dimana : E = 4700 ,
I = π (d)4,

��
h = koefisien variasi modulus

E = 4700
= 36.406,043 Mpa = 36.406.043 kN/m2
I = π (0,4)4= 0,001257 m4
= 1,312 m
L≥4T
12m ≥ 5,24747 m
Jenis tiang pancang dikategorikan tiang panjang/elastic pile. Tahanan tiang terhadap gaya lateral akan
ditentukan oleh momen maksimum yang dapat ditahan tiangnya sendiri (My).

2. Cek keruntuhan tanah akibat beban lateral


Hu (11)
Dimana: My = momen ultimit (KN-m),
d = diameter tiang (m),
Hu = beban lateral (kN),
Kp = koefisien tekanan tanah pasif = tan2(45° + ∅/2).
Kp = = 2,6557
Maka nilai Hu adalah:

Tahanan momen ultimit := = 81,844

5
Hu = 85,54115 = 8,554 Ton
Beban ijin lateral

= 34,216 kN = 3,422Ton
3. Cek terhadap grafik
Tahanan momen ultimit := = 56,971
Nilai tahanan ultimit sebesar 56,971 diplot ke grafik pada Gambar 1,

Gambar 1. Grafik hubungan My/d4 Kp dan Hu/d3 Kp


sehingga diperoleh tahanan lateral ultimit 37.
37 =
Hu = 89,29951 kN = 8,930 ton
= 35,7198 kN= 3,572 ton
Hasil yang diperoleh secara analitis tidak jauh berbeda dengan cara grafis.

Menghitung Kapasitas Kelompok Tiang Berdasarkan Efisiensi

Gambar 2. Pile cap


a) Metode Converse-Labarre
(12)

Dimana : Ɵ = Arc tan d/s dalam derajat


n = Jumlah tiang dalam satu baris
m = Jumlah baris tiang
Θ = Arc tan (40/ 200 ) = 11,3099 ; n = 9 ; m = 4

b) Metode Los Angeles

(13)

c) Metode Feld
Gambar 3. Tipe Grup Pile cap
(14)
jumlah tiang A : 14
jumlah tiang B :18
jumlah tiang C : 4
Total Eff-tiang =
Eff-tiang =
Berdasarkan ketiga metode efisiensi kelompok tersebut, diambil nilai terkecil, yaitu metode Feld
dengan Eg = 0,601
Dari data SPT didapat nilai Qa=107,611.
Maka nilai Qg adalah :
Qg = Eg .n . Qa
Qg = 0.601 x 36 x 107,611 = 2327,097 Ton
Penurunan Elastis pada Tiang Tunggal dan Kelompok

1. penurunan tiang tunggal dengan Metode Poulus dan Davis


Untuk Tiang Apung atau Tiang Friksi
(15
(16)
Ujung Tiang Dukung Ujung (End Bearing)
(17)
(18)
Dimana: S = Penurunan untuk tiang tunggal (mm)
Q = Beban yang bekerja (kg)
Io = Faktor pengaruh penurunan tiang yang tidak mudah mampat
Rk= Faktor koreksi kemudah mampatan tiang
Rh= Faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada tanah
Rb= Faktor koreksi untuk kekakuan lapisan pendukung
= Faktor koreksi angka poison µ=0.3

(19)
(20)
Dimana : K = faktor kekakuan tiang,
Ep= modulus elastisitas dari bahan tiang (kg/cm2),
Es= modulus elastisitas tanah di sekitar tiang (kg/cm2),
Eb= modulus elastisitas tanah di dasar tiang.

Beban rencana :
Nilai qc = 4N = 4(40) = 160 kg/cm2

Dimana:
qc (side) = perlawanan konus rata-rata pada masing-masing lapisan sepanjang tiang.

Besar modulus elastisitas tanah di sekitar tiang (Es) adalah :


= 3 x qc = 3 x 160= 480 kg/cm2 = 48 MPa
Menentukan modulus elastisitas tanah di dasar tiang:

= 10 x 48 MPa
= 540 Mpa
= 36406.040 MPa

7
Menentukan faktor kekakuan tiang ;

= 758,459

Untuk = = 1
Untuk = = 30

Dengan menggunakan grafik pada Gambar 4,5,6,7,8,9 diperoleh :


0,054 (untuk dan )
= 1,4 (untuk dan K = 758,459)
= 0,78 (untuk dan )
= 0,94 (untuk = 0,3 dan K = 758,459)
= 0,77 (untuk ; ; dan K = 758,459, dengan interpolasi)

Gambar 4. Faktor Penurunan Io Gambar 5. Faktor Penurunan Rµ


Gambar 6. Faktor Penurunan Rk Gambar 7. Faktor Penurunan Rh

Gambar 8. Faktor Penurunan

Maka, untuk tiang apung atau tiang friksi :


= 0,054 x 1,4 x 0,78 x 0,94 = 0,05542
= 0.369467 cm = 3,69 mm

untuk tiang dukung ujung :


= 0,054 x 1,4 x 0,94 x 0,77 = 0,05471 cm
= 0.364733 cm = 3,65 mm

Tabel 4 Hasil Perhitungan Penurunan Elastis Tiang Pancang Tunggal Diameter 40 cm


No. Bentuk Penurunan Penurunan Tiang (mm)
1. Untuk tiang apung 3,69
2. Untuk tiang dukung ujung 3,65
Total Penurunan 7,34

a. Penurunan Elastis

(21)

(22)

(23)

9
Dimana :
Qwp = Daya dukung yang bekerja pada ujung tiang dikurangi daya dukung friction (kN)
Qws = Daya dukung friction (kN)
Ap = Luas penampang tiang pancang (m2)
L = Panjang tiang pancang (m)
Ep = Modulus elastisitas dari bahan tiang (kN/ m2)
= Koefisien dari skin friction,
d = Diameter tiang (m)
qp = Daya dukung ultimit (kN)
Cp = Koefisien empiris
Cs = Konstanta empiris
Cs = (0,93 + 0,16 . Cp (24)
Qwp = Daya dukung ujung – daya dukung selimut
= 276,57 – 201,14 = 75,428
Qws = 201,14 kN
Ap = 0,125714 m2
Ep = 36.406,04 MPa = 36.406.040 kN/m2
L = 12 m
ζ = 0,67
D = 0,4 m
Cp = 0.02
Cs = (0.93 +0.16( . 0.02 = 0.036127
qp = x Nb = 40 x 5 x 11 = 2200
maka : m = 0,551 mm

Maka, didapat penurunan total adalah :


S = 0,551 + + = 2,540 mm

3. Penurunan Kelompok Tiang


(25)
(26)
(27)
Dimana : Sg = Penurunan Kelompok tiang (mm)
q = Tekanan pada dasar pondasi
Bg = Lebar kelompok tiang (cm)
L = Kedalaman pondasi tiang (cm)
0,036 kg/cm2

= 0.89 0.5
0,0598 cm = 5,980 mm

Pemodelan pada Program Metode Elemen Hingga


Data masukan
Tabel 5 Input Parameter Tanah untuk Program Metode Elemen Hingga Lokasi Bore Hole II
Tabel 6 Data Tiang Pancang

Tahapan pelaksanaan :
1. Atur parameter dasar dari model elemen hingga dijendela general settings
2. Pemodelan tanah digambar menggunakan garis geometri , diambil kedalaman 19 m (kedalaman
Bore Hole II) yang terdiri dari beberapa layer dengan ketebalan tertentu.(lapisan tanah yang
dimodelkan mulai dari kedalaman 6 m, karena kedalaman 0-6 m adalah galian)

3. Kemudian gambarkan dinding diafragma sebagai tiang dengan cara menggunakan tombol pelat ,
lalu gunakan tombol interface untuk memisahkan kekakuan lebih dari satu elemen, yaitu
kekakuan antara tanah dan tiang.
4. Setelah itu gambarkan beban permukaan, yaitu sistem beban A-beban terpusat dengan menggunakan

, kemudian input nilai bebannya dengan mengklik ujung beban.

5. Untuk membentuk kondisi batas, klik tombol jepit standar (standard fixities .)

6. Kemudian masukkan data material dengan menggunakan tombol material set . Untuk data tanah,
pilih soil & interface pada set type, sedangkan data tiang pilih plates pada set type. Setelah itu seret
data-data yang telah diinput ke dalam pemodelan geometri awal,

11
Gambar 10. Input Data Material Set
7. Kemudian klik generate mesh untuk membagi-bagi elemen menjadi beberapa bagian yang
beraturan sehingga mempermudah dalam perhitungan lalu klik update.

8. Kemudian klik tombol initial conditions untuk memodelkan muka air tanah. Klik pada tombol
phreatic level untuk menggambarkan kedalaman muka air tanah.

Gambar 11. Initial Water Pressure pada Program Metode Elemen Hingga
9. Kemudian klik tombol generate water pressure untuk mendefenisikan tekanan air tanah. Lalu setelah
muncul diagram active pore pressures, klik update, maka akan kembali ke tampilan initial water
pressure, lalu klik initial pore pressure, dan generate pore pressure maka akan muncul diagram untuk
effective stresses, klik update lalu calculate.
10. Dalam window calculation terdapat beberapa fase yang akan dikerjakan dari awal hingga akhir
pemodelan
Gambar 12. Pemodelan Fase Sebelum Konsolidasi dan Setelahnya
11. Setelah perhitungan selesai ( ditandai dengan tanda centang berwarna hijau) , maka akan diperoleh
nilai ΣMsf dari kotak dialog Phi/c reduction

Daya Dukung

Gambar 13. Hasil Kalkulasi dan Besar ΣMsf pada Fase 3


Nilai Σ Msf 2 sebesar 3,0109 Qu titik Bore Hole II adalah :
Qu = Σ Msf x (1000 x 0,4) kN
= 3,0109 x 400 kN

13
= 1.204,36 kN
= 120,436 Ton
Penurunan

Gambar 14. Besar Nilai Penurunan yang Terjadi Setelah Hasil Perhitungan
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai penurunan lebih besar dari penurunan maksimum,
yaitu : 38,690 mm > 25 mm.
Tekanan Air Pori

Gambar 14. Besar Tekanan Air Pori Sebelum Dan Setelah Konsolidasi
Tabel 7 Tekanan Air Pori dengan Program Metode Elemen Hingga
Tekanan Air Pori Sebelum Konsolidasi Tekanan Air Pori Setelah Konsolidasi
(kN/m2) (kN/m2)
69,430 0,846

Waktu Konsolidasi
Dari perhitungan program sebelumnya, diperoleh lamanya waktu proses konsolidai
berlangsung adalah sebesar 1.970 hari. Kecepatan waktu konsolidasi ini dapat dipengaruhi oleh
besarnya koefisien permeabilitas tanah. Pada pemodelan ini, tanah yang dimodelkan didominasi oleh
tanah pasir dimana koefisien permeabilitasnya lebih besar dari tanah lempung dan pada pemodelan ini
diambil besar nilai parameter K maksimum, sehingga dengan permeabilitas yang besar, proses disipasi
air pori berlangsung cepat, dengan demikian konsolidasi juga berlangsung dengan cepat.
Gambar 4.16 Waktu Konsolidasi

5. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan pada proyek Pembangunan Bendung Bajayu Sei Padang Kabupaten
Serdang Bedagai Sumatera Utara, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan untuk data Sondir, SPT, Kalendering dan hasil PDA test diperoleh nilai
daya dukung ultimit untuk diameter 0,4 m pada Bore Hole II

Tabel 8 Nilai Daya Dukung Ultimit Berdasarkan Data Sondir, SPT, PDA test dan kalendering.

Kedalaman Diameter
Metode perhitungan Qu (ton)
(m) (m)
Sondir 14.4 40 264,949
SPT 18 40 107,610
PDA test 18 40 108
Kalendering :
 Metode Hiley
18 40
 Metode ENR
 Danish Formula

2. Daya dukung ultimit dan Daya dukung ijin tiang pancang diameter 0,4 m dari perhitungan analitis
untuk data Sondir, SPT pada Bore Hole II

Kedalaman Diameter
Metode perhitungan Qu (ton) Qall (ton)
(m) (m)
Sondir 14.4 40 264,949 79,976
SPT 18 40 107,610 43,040
Tabel 9 Nilai Daya Dukung Ultimit dan Daya Dukung Ijin Berdasarkan Data Sondir dan SPT

3. Hasil perhitungan kapasitas daya dukung ultimit lateral tiang pancang dengan metode Broms
pada diameter 40 cm

Tabel 10. Hasil Perhitungan Nilai Daya Dukung Ultimit Lateral Tiang Pancang
Bore Hole II
Metode perhitungan
Q ultimit Q ijin
Secara Analitis (Ton) 8,554 3,422
Secara Grafis (Ton) 8,930 3,572

4. Nilai efisiensi kelompok tiang (Eg) dengan metode Converse-Labarre, Metode Los Angeles dan
Metode Feld ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 11. Nilai Efisiensi Kelompok Tiang (Eg)


Metode perhitungan Efisiensi Kelompok Tiang (eg)
Metode Converse-Labarre
Metode Los Angeles 0,836
Metode Feld

Maka efisiensi kelompok tiang (Eg) diambil sebesar 0,601 (metode Feld). Maka hasil perhitungan nilai
daya dukung kelompok (Qg) sebesar 2327,097 ton
5. Hasil penurunan tiang pancang yang diperoleh dengan metode Poulus dan Davis dan metode
penurunan elastis dapat dilihat pada Tabel 5.5.

15
Tabel 12. Hasil Penurunan Tiang
Hasil Penurunan Control penurunan
Metode Penurunan
Tiang (mm) (mm)
Penurunan Poulus dan Davis 7,340 < 25
Penurunan Elastis 2,540 <25

6. Hasil penurunan tiang pancang kelompok dengan metode Meyerhoff sebesar S g = 5,980 mm <
25 mm
7. Hasil perhitungan daya dukung ultimit dan penurunan tiang pancang pada Bore Hole II
dengan diameter 40 cm menggunakan program Metode Elemen Hingga

Tabel 13. Hasil Perhitungan Daya Dukung Ultimit dan Penurunan Tiang Pancang dengan Program
Metode Elemen Hingga
Daya Dukung Ultimit Penurunan
(Ton) (mm)
120,436 38,690

Daya dukung sebelum konsolidasi dan sesudah konsolidasi relatif sama


8. Nilai tekanan air pori pada Bore Hole I menggunakan program Metode Elemen Hingga
Tabel 14. Nilai Tekanan Air Pori dengan Program Metode Elemen Hingga
Tekanan Air Pori (kN/m2)
Sebelum Konsolidasi Setelah Konsolidasi
69,430 0,846

9. Lamanya waktu proses konsolidasi yang berlangsung dengan Program Metode Elemen Hingga adalah
1,970 hari
10. Dari hasil perhitungan diatas, nilai daya dukung tanah berdasarkan hasil SPT, PDA test, dan
kalendering (metode ENR), dan metode elemen hingga tidak jauh berbeda, sehingga dapat digunakan
sebagai pembanding.
11. Penurunan yang diperoleh dari perhitungan dengan metode elemen hingga cukup besar, yaitu
38,690 mm . Hasilnya berbeda jauh dengan hasil perhitungan secara analistis. Besarnya penurunan ini
dapat dipengaruhi oleh parameter-parameter masukan pada saat pemodelan, namun sebagai
pembandingnya, berdasarkan hasil tes PDA dilapangan nilai penurunan yang terjadi juga cukup besar
yaitu 26 mm.

b. Saran
1. Pengujian yang dilakukan baik dilapangan dan di laboratorium hendaknya dilakukan lebih
teliti.
2. data teknis yang lengkap sangat diperlukan karena data tersebut sangat menunjang dalam
membuat rencana analisa perhitungan sesuai dengan standar dan syarat-syaratnya.
3. Untuk pengujian dilapangan , pengujian dengan PDA lebih baik diganti atau harus diiringi
dengan Loading test untuk hasil yang lebih akurat.
4. Dalam penggunaan program metode elemen hingga sangat diperlukan data yang valid dan
pemodelan yang tepat sehingga menghasilkan analisa yang akurat.

6. DAFTAR PUSTAKA
HS.Sardjono. 1987, Pondasi Tiang Pancang Jilid I, Surabaya : Sinar Wijaya.
HS.Sardjono. 1987, Pondasi Tiang Pancang Jilid II, Surabaya : Sinar Wijaya.
Tindaon, Tua.2014, Analisa Daya Dukung Dan Penurunan Elastis Tiang Pancang Beton Ø 0,5 m Jembatan
Sungai Penara Jalan Akses Non-Tol Kualanamu. Tugas Akhir.
Hardiyatmo,Hary C,2011. Analisis & Perancangan Fondasi II,Bandung : Gadjah Mada University Press
Bowles, J. E., 1982, Foundation Analysis and Design, Terjemahan oleh Pantur Silaban. Jilid I,Penerbit
Erlangga, Jakarta
Bowles, J. E., 1984, Foundation Analysis and Design, Terjemahan oleh Pantur Silaban. Jilid II,Penerbit
Erlangga, Jakarta
Das, B. M., 1985, Principle of Geotechnical Engineering, Terjemahan oleh Noor Endah & Indra Surya
Mochtar. Jilid I,Penerbit Erlangga, Jakarta.
Das, B. M., 1985, Principle of Geotechnical Engineering, Terjemahan oleh Noor Endah & Indra Surya
Mochtar. Jilid II,Penerbit Erlangga, Jakarta.
Lambe, W. T., Whitman, R. V., 1969, Soil Mechanics, Jhon Willey & Sons, Inc., New York.
Manual Latihan Plaxis Versi 8
Poulus, H.G., dan Davis, E.H., 1980, Pile Foundations Analysis and Design, : John Wiley and Sons
Publishers, Inc., America
Sosrodarsono, S.,dan Nakazawa, 2005, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT Pradnya Paramita, Jakarta.
Sultan Ansyari U.,Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Switchyard Di
Kawasan PLTU Pangkalan Susu – Sumatera Utara, Tugas Akhir Teknik Sipil, Universitas Sumatera
Utara.
Tambunan ,Welman F.F, Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diameter 0,6 Meter Dengan
Menggunakan Metode Analitis Dan Metode Elemen Hingga Pada Interchange Binjai Dari Proyek
Jalan Tol Medan – Binjai, Tugas Akhir Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.
Kasturi Silvia , Analisis Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang Tunggal Dengan Metode Analitis Dan
Metode Elemen Hingga, Tugas Akhir Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara

17

Anda mungkin juga menyukai