Anda di halaman 1dari 21

18

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Motor Listrik


Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan
sebuah perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller
pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll di
industri dan digunakan juga pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer,
bor listrik,kipas angin). Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya
industri, sebab diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban
listrik total di industri. Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara
umum sama, yaitu:
 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah

 lingkaran/loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan
magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar
kumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk
memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya
dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan
medan.
Dalam memahami sebuah motor listrik, penting untuk mengerti apa yang
dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga
putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat
dikategorikan kedalam tiga kelompok:
 Beban torsi konstan, adalah beban dimana permintaan keluaran
energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya, namun torsi nya
tidak bervariasi. Contoh beban dengan torsi konstan adalah conveyors,
rotary kilns, dan pompa displacement konstan
19

Politeknik Negeri Sriwijaya

 Beban dengan torsi variabel, adalah beban dengan torsi yang


bervariasi dengan kecepatan operasi. Contoh beban dengan torsi
variabel adalah pompa sentrifugal dan fan (torsi bervariasi sebagai
kwadrat kecepatan).
 Beban dengan energi konstan, adalah beban dengan permintaan
torsi yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan.
Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-
peralatan mesin.

Seperti gambar dibawah ini menunjukkan cara kerja dari sebuah motor
listrik sesuai dengan keterangan diatas :

Gambar 3.1. Prinsip Dasar Kerja Motor Listrik.

3.2 Jenis-Jenis Motor Listrik

Bagian ini menjelaskan tentang dua jenis utama motor listrik:


motor DC dan motor AC. Motor tersebut diklasifikasikan berdasarkan
pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi, dan dijelaskan
lebih lanjut dalam bagan pada gambar 2.2 dibawah ini.
20

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.2 Klasifikasi Motor Listrik

3.2.1 Motor Arus Bolak Balik (AC)


Motor AC/arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang
membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu.
Motor listrik AC memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan
"rotor" seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.7 Stator merupakan
komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar
untuk memutar as motor.

Keuntungan utama motor DC terhadap motor AC adalah


bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi
kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi
variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan
dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di
industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor
induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga
sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat
yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).

3.2.1.1 Motor Sinkron


Motor sinkron adalah motor AC yang bekerja pada kecepatan tetap pada
sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk
21

Politeknik Negeri Sriwijaya

pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu
motor sinkron cocok untuk
penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan
frekwensi dan generator motor. Gambar Motor Sinkron dapat dilihat pada gambar
3.2 dibawah ini

Gambar 3.3. Motor Sinkron.


Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering
digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik. Komponen utama
motor sinkron adalah :

 Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi


adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang
sama dengan perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan
sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki
magnet permanen atau arus DC-excited, yang dipaksa untuk
mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan
magnet lainnya.
 Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding
dengan frekwensi yang dipasok.

Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh


persamaan berikut (Parekh, 2003):

Ns = 120 f / P................................................................................. (3)


22

Politeknik Negeri Sriwijaya

Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub

3.2.1.2 Motor Induksi


Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada
berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang
sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke
sumber daya AC.

Komponen Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama


 Rotor. Motor induksi menggunakan dua jenis rotor:


Rotor kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang
dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut
diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin
hubungan pendek.


Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda
dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase
digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya
dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan
sikat yang menempel padanya.

 Stator. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan slots untuk


membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk
sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar
120 derajat .

3.3 Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa


Konstruksi motor induksi tiga fasa secara umum yang sering digunakan
yaitu terdiri dari stator dan rotor. Stator adalah salah satu bagian dari mesin yang
tidak bergerak ataupun berputar dan letaknya pada bagian luar. Sedangkan rotor
adalah bagian dari mesin yang terletak di dalam, rotor adalah bagian mesin yang
23

Politeknik Negeri Sriwijaya

dapat bergerak secara berputar. Konstruksi motor 3 fasa dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 3.4 Konstruksi motor induksi 3 fasa


3.3.1 Stator
stator adalah bagian pada motor listrik berfungsi sebagaistasioner dari
sistem rotor. Jadi penempatan stator biasanyamengelilingi rotor, stator bisa berupa
gulungan kawat tembaga yang berinteraksi dengan angker dan membentuk
medanmagnet untuk mengatur perputaran rotor. Pada dasarnya belitan stator motor
induksi tiga fasa sama dengan belitan motor sinkron. Konstruksi statornya belapis-lapis
dan mempunyai alur untuk melilitkan kumparan. Stator mempunyai tiga buah kumparan,
ujung-ujung belitan kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan
penyambungan dengan sumber tegangan. Masing-masing kumparan stator mempunyai
beberapa buah kutub, jumlah kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut. Semakin
banyak jumlah kutubnya maka putaran yang terjadi semakin rendah

Gambar 3.5. Stator induksi 3 fasa


24

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.3.2 Rotor
Pada bagian rotor yang merupakan tempat kumparan rotor adalah bagian
yang bergerak atau berputar. Ada dua jenis kumparan rotor, yaitu squirrel-cage
rotor dan phase wound rotor. Hampir 90% kumparan rotor dari motor slipring
menggunakan jenis squirrel-cage rotor, hal ini dikarenakan bentuk kumparannya
sederhana dan tahan terhadap guncangan. Ciri khusus dari squirrel-cage rotor
adalah ujung-ujung kumparan rotor terhubung singkat secara permanen.

Gambar 3.6. Belitan rotor sangkar


Jika lilitan stator dihubungkan pada sumber tegangan 3 fasa, maka pada
lilitan stator akan terjadi fluks medan magnit putar. Pada rator tedapat lilitan,
sehingga berdasarkan percobaan Faraday, pada lilitan rotor tersebut terbentuk ggl
induksi. Lilitan rator motor induksi biasanya dihubung singkat untuk rator
sangkar, maka pada rator tersebut akan mengalir arus yang cukup tinggi. Sesuai
dengan percobaan Lorentz maka pada lilitan rator terbentuk suatu gaya yang dapat
memutar rotor.
Putaran rotor selalu mempunyai arus yang sama dengan arah putaran
medan magnit stator. Di dalam kenyataannya bahwa putaran rotor lebih rendah
dari putaran medan statornya. Selisih putaran rator dengan jumlah medan
statornya disebut slip (S). Secara singkat prinsip kerja dan terjadinya slip motor
dapat kita tuliskan dengan blok diagram di bawah ini:
25

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.3.3 Tutup (End Plate) Motor


End plate atau tutup rangka mesin pada motor biasanya terdapat 2 buah
tutup tersebut terletak pada bagian sisi sisi motor yang berfungsi sebagai dudukan
bantalan untuk poros motor dan juga berfungsi sebagai pelindung untuk bagian
dalam motor sangat dipengaruhi oleh akurasi dalam penempatan dudukan tutup
motor terhadap bantalan dan juga rumah stator.

Gambar 3.7. Bagian Tutup pada Motor


3.3.4 Bantalan (Bearing)
Bearing adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk mengurangi gesekan
angular antara dua benda yang bergerak relatif satu sama lain, yaitu: poros dengan
sumbu putar. Selain itu, fungsi dari bearing juga sebagai tumpuan dari benda yang
berputar. Kemampuan bearing dalam menurunkan gesekan tergantung dari beberapa
faktor, yaitu kehalusan dari metal balls atau roller, kehalusan dari inner surface dan
outer surface untuk melawan gelindingan dari balls atau roller tersebut. Balls dan
roller ini berfungsi menerima beban yang diterima dari luar. contohnya: beban
motor listrik dan shaft

Gambar 3.8. Bearing pada Motor Listrik


26

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.3.5 Kumparan Medan


Kumparan medan atau Field Coil merupakan bagian dari motor yang
berfungsi cukup vital yang berfungsi sebagai penghasil medan magnet dalam arah
lurus dan mendatar pada kutub utama (Main pole).

Gambar 3.9. Kumparan Medan Motor


3.3.6 Bagian Pendingin
Saat temperatur udara rendah, kecepatan kipas rendah sehingga mesin
menjadi panas dan saat temperatur tinggi, otomatis putaran kipas menjadi cepat.
Tujuan dari penggunaan kipas pendingin motor adalah :
a. Meringankan kerja mesin
b. Mengurangi suara berisik
c. Putaran kipas menjadi lebih stabil

Gambar 3.10. Kipas Pendingin Motor

3.4 Prinsip kerja motor induksi 3 fasa


Pada dasarnya ada beberapa prinsip penting pada motor-motor induksi yaitu :
27

Politeknik Negeri Sriwijaya

a. Apabila sumber tegangan tiga fasa di pasang pada kumparan stator


timbulah medan putar dengan kecepatan.
b. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor
c. Akibatnya pada kumparan rotor timbul ( ggl ) sebesar :
E2 = 4,44.f2.N2.m.............................................................................
d. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian yang tertutup, ggl (E) akan
menghasilkan arus (I).
e. Adanya arus didalam medan magnet menimbulkan gaya pada motor.
f. Bila kopel mula dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator
g. Tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh
medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan
berputar rotor (nr).
h. Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s) dinyatakan dengan :
𝑛𝑠−𝑛𝑟
S=− × 100
𝑁𝑠

i. Bila nr = ns, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada
kumparan jangkar (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motor akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.
j. Dilihat dari cara kerjanya maka motor tak serempak disebut juga motor
induksi atau motor asinkron.

Prinsip kerja motor induksi ini juga dapat dijelaskan dengan gelombang
sinusoidal seperti pada gambar 2.6, terbentuknya medan putar pada stator motor
induksi. Tampak stator dengan dua kutub, dapat diterangkan dengan empat
kondisi

Gambar 3.11. Bentuk gelombang dan timbulnya medan putar pada Stator
motor induksi
28

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.5 Cooling Tower


3.5.1 Prinsip Kerja Cooling Tower
Cooling tower adalah suatu sistem refrigerasi yang melepaskan kalor ke
udara.cooling tower bekerja dengan cara mengontakkan air dengan udara dan
menguapkan sebagian air tersebut. Luas permukaan air yang besar dibentuk
untuk menyemprotkan air lewat nozel atau memercikan air kebawah dari suatu
bagian ke bagian lainnya.Bagian-bagian atau bahan – bahan pengisi biasanya
terbuat dari kayu tetapi bisa juga dibuat dari plastik atau keramik.

Gambar 3.12 Prinsip kerja Cooling Tower

Prinsip kerjanya :
 Air panas / hangat masuk melalui bagian atas menara, kemudian
dispraykan oleh nozzle ke fillpack dan menjadi titik-titik air lebih kecil.
 Pada saat bersamaan udara mengalir pada bagian sisi / samping menara
sehingga terjadi perpindahan panas dari air ke udara
 Selain itu juga terjadi penguapan air yang mengakibatkan suhu air turun
 Air yang sudah dingin ditampung di dalam Basin, selanjutnya dapat
digunakan dalam proses pendinginan.

Prestasi sebuah cooling tower basah tergantung dari temperatur bola basah dari
udara yang mask.Prestasi dari cooling tower biasanya ditunjukkan dalam
hubungan Range dan Approach.Range adalah perbedaan temperatur antara
temperatur air yang masuk dan temperatur air yang keluar dari menara
pendingin. Sedangkan Approach adalah perbedaan temperatur antara
29

Politeknik Negeri Sriwijaya

temperatur air yang keluar dari cooling tower dan tempperatur bola basah udara
yang masuk cooling tower.

3.5.2 Fungsi CoolingTower


Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri sebab cooling tower
merupakan bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower
memproses air yang panas menjadi air dingin yang digunakan kembali dan bisa
dirotasikan. Cooling towerjuga salah satu alat yang berfungsi mengolah air
untuk mengatasi masalah polusi lingkungan.

3.5.3 Macam – Macam CoolingTower


 Berdasarkan arah aliran udara masuk
Cross flow
Counter current flow
 Berdasarkan cara pemakaian alat bantu seperti fan atau blower
Induced draft (alat bantu berada dibagian puncak tower)
Force draft (alat bantu berada dibagian bawah tower)
 Berdasarkan kondisi aliran udara bebas tanpa alat pembantu
Atmosphere (udara pada kondisi atmospheric mengalir bebas tan
memakai penutup tower).
 Natural draft (udara mengalir dalam udara pendinginan dari tower
namun kondisi udara belum tentu atmospheric).

3.5.4 Komponen CoolingTower

Komponen dasar sebuah menara pendingin meliputi rangka dan wadah,


bahan pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara,
louvers, nosel dan fan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai komponen-
komponen menara pendingin:

1. Rangka dan Wadah


30

Politeknik Negeri Sriwijaya

Hampir semua menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup


luar (wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya.Dengan rancangan
yang lebih kecil, seperti unit fiber glass, wadahnya dapat menjadi rangka.
Menara yang terbuat dari kayu masih tersedia, namun beberapa komponen
dibuat dari bahan yang berbeda, seperti wadah casing fiber glass disekitar
rangka kayu, saluran masuk udara louvers dari fiber glass, bahan pengisi
dari plastik dan kolam air dingin dari baja. Banyak menara (wadah dan
kolam) nya terbuat dari baja yang digalvanis atau, pada atmosfir yang
korosif, menara dan/atau dasarnya dibuat dari stainless steel.Menara yang
lebih besar kadangkala terbuat dari beton.Fiber glass juga banyak
digunakan untuk wadah dan kolam menara pendingin, sebab dapat
memperpanjang umur menara pendingin dan memberi perlindungan
terhadap bahan kimia yang berbahaya.
2. Bahan Pengisi
Biasanya menara pendingin menggunakan bahan pengisi untuk
memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara
dan air. Fill adalah jantungnnya menara pendingin. Fill berfungsi sebagai
media kontak air dan udara sehingga terjadi perpindahan kalor (panas),
dan dapat menghambat laju aliran air.
Pada dasarnya ada dua tipe fill, yaitu :
a. Jenis Percik (Splash)
31

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.13. Jenis Fill Percik (Splash).


Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill: dibuat dengan palang
horizontal sehingga air membelah dan menetes dari bagian fill paling atas
ke bagian bawahnya secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang
lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bentuk
palangnya berbeda-beda seperti narrow edge, palang bujur sangkar
(square bars), Rough bars, kisi-kisi (grids),fill ini terbuat dari bahan yang
berbeda-beda seperti kayu, alumunium, polysterine atau polyteline.
Fillsplash adalah media kontak air dan udara sehingga terjadi perpindahan
kalor (panas).

b. Jenis Film (Non Splash)

Gambar 3.14. Jenis Fill Film (Non Splash)


Bahan pengisi berbentuk film: terdiri dari permukaan plastik
tipis dengan jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat
semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan
kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar,
bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film
lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume
32

Politeknik Negeri Sriwijaya

yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash. Fill Film terbuat
dari bahan yang berbeda-beda seperti kayu, cellulosesheets,
asbestoscementsheets, danwaveform metal atau plastik.

3. Kolam Air Dingin


Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara,
dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan
pengisi.Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah
untuk pengeluaran air dingin.Dalam beberapa desain, kolam air dingin
berada dibagian bawah seluruh bahan pengisi. Pada beberapa desain
aliran yang berlawanan arah pada forced draft, air di bagian bawah
bahan pengisi disalurkan ke bak yang berfungsi sebagai kolam air
dingin.

4. Saluran Udara Masuk


Saluran udara masuk merupakan titik masuk bagi udara menuju
menara.Saluran masuk bisa berada pada seluruh sisi menara (desain
aliran melintang) atau berada dibagian bawah menara (desain aliran
berlawanan arah).

5. Draft Fan

Draft fan berfungsi untuk mengirim aliran udara dari/menuju menara


pendingin untuk melakukan perpindahan kalor dengan air yang
dilewati. Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya
sering digunakan dalam menara pendingin. Umumnya fan dengan
baling – baling/propeller digunakan pada menara induceddraft dan baik
fanpropeller dan sentrifugal dua – duanya ditemukan dalam menara
forceddraft. Tergantung pada ukurannya, jenis fanpropeller yang
digunakan sudah dipasang tetap atau dengan dapat dirubah-
rubah/diatur. Sebuah fan dengan baling – baling yang dapat diatur tidak
secara otomatis dapat digunakan diatas range yang cukup
33

Politeknik Negeri Sriwijaya

luas sebab fan dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara


yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling – baling
yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam
rangka merespon perubahan kondisi beban.

Bahan yang biasa digunakan untuk fan adalah alumunium,


fiberglass dan baja yang digalvanis celup panas. Baling – baling fan
terbuat dari baja galvanis, alumunium, plastik yang diperkuat oleh
fiberglass cetak.

6. Nozel
Nozel berfungsi mendistribusikan air untuk membasahi bahan
pengisi.Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi adalah
penting untuk mendapatkan pembasahan yang benar dari seluruh
permukaan bahan pengisi.Nosel dapat dipasang dan menyemprot
dengan pola bundar atau segi empat, atau dapat menjadi bagian dari
rakitan yang berputar seperti pada menara dengan beberapa potongan
lintang yang memutar.Bahan nosel terbuat dari PVC, kuningan, dan
polipropilen. Ada beberapa tipe dari system distribusi air antara lain:

a. Distribusi Gravitasi

Gambar 3.15. Sistem Distribusi Gravitasi.

Distribusi gravitasi sebagian besar digunakan pada menara pendingin


aliran silang, terdiri dari suatu bejana dimana air panas mengalir ke
34

Politeknik Negeri Sriwijaya

dalam bejana tersebut dan dengan gaya gravitasi air akan mengalir
melalui lubang – lubang pada bejana sehingga air jatuh ke fill yang
dibawahnya.

b. SprayDistribusi
Spraydistribution sebagian besar digunakan pada menara
pendingin aliran berlawanan, terdiri dari susunan pipa yang menyilang
dengan menggunakan spray jenis nozzle.

Gambar 3.16. Sistem Spray Distribusi


c. Distribusi Putaran
Distribusi putaran terdiri dari dua slot lengan distributor yang
berputar melalui poros utama dimana air mengalir dengan tekanan
rendah.

Gambar 3.17. Sistem Distribusi Air Jenis Putaran


35

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.5.5 Sistem Sirkulasi Air


Fungsi system sirkulasi air adalah menyediakan air pendingin untuk
peralatan yang membutuhkan air pendingin atau menjadi media untuk
pembuangan kalor ke lingkungan. Sistem sirkulasi air yang diperlukan untuk
membuang kalor ke lingkungan harus dilakukan dengan cara effisien, tetapi
juga memenuhi peraturan mengenai pembuangan thermal. Fungsi dari sirkulasi
air sangat penting bagi effisiensi sebuah instalasi daya secara keseluruhan,
sebagai contoh kondensor pada instalasi Pembangkit Listrk Tenaga Uap
(PLTU) yang beropersi pada suhu rendah akan menghasilkan kerja turbin yang
maksimum. System sirkulasi air diklasifikasikan secara umum menjadi :

 Sistem Untai Terbuka (Open Loop)

Pada sistem untai terbuka (OpenLoop) ini air diambil dari


sumber alam seperti danau, sungai ataupun laut yang dipompakan
melalui kondensor, setelah air keluar dari kondensor menjadi panas lalu
dibuang kembali ke sumber alam. Sistem Untai terbuka (OpenLoop) ini
merupakan cara yang paling effisien untuk pembuangan kalor. Cara ini
effisien karena menggunakan air pendingin lansung dari
lingkungan.Akan tetapi ada peraturan lingkungan yang membatasi
penggunaan air permukaan atau membatasi suhu pemanasan air
lingkungan.

Gambar 3.18. Sistem Untai Terbuka (Open Loop).


 Sistem Untai Tertutup (Closed Loop)

Pada sistem ini air diambil dari kondensor dilewatkan melalui


peralatan pendinginan, dan dikembalikan lagi ke kondensor, kadang-
36

Politeknik Negeri Sriwijaya

kadang antara alat pendingin dan kondensor itu ada suatu


reservoir.Biasanya peralatan pendingin yang digunakan dalam sistem
ini adalah menara pendingin.

Gambar 3.19. Sistem Untai Tertutup (Closed Loop).

3.6 Gambar Fan Cooling Tower pada PLTU


Bukit Asam:
Cooling fan berfungsi untuk menginduksi panas pada partikel-pertikel
air, sehingga uap panasnya terbuang ke udara dan air dinginya jatuh kembali
kedalam water basin

Gambar 3.20. Fan Cooling Tower pada PLTU Bukit Asam


37

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.7. Gambar Gear Box Fan Cooling Tower PLTU Bukit Asam:
Gear box ini berfungsi untuk mereduksi putaran tinggi dari motor ke
cooling fan

Gambar 3.21. Gear Box Fan Cooling Tower pada PLTU Bukit Asam

3.8. Gambar Motor dan Fan Cooling Tower pada PLTU


Bukit Asam:
Pada motor penggerak fan cooling tower terdapat gear box yang
digunakan untuk mengubah rasio putaran. Sebagai contohnya seperti pada
kendaraan bermotor jika dimasukan perseneling 5 maka beban akan terasa
berat tetapi pengguna terasa ringan, dan jika porsneling dipindahkan ke 2 maka
beban akan terasa ringan tetapi pengguna merasa berat.
38

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 3.22. Motor Penggerak Fan Cooling Tower pada PLTU Bukit Asam

3.9 Gambar Cooling Tower pada PLTU Bukit Asam:

Gambar 3.23. Cooling Tower pada PLTU Bukit Asam

Pada Cooling Tower PLTU Bukit Asam memakai jenis induced draft
dengan aliran melintang yang berfungsi untuk mempercepat proses penurunan
suhu air pendingin, proses ini merupakan media pendingin air sirkulasi didalam
pipa-pipa kondensor, air pendingin ini akan naik temperaturnya setelah
mengambil panas dalam proses kondensasi uap, untuk mendinginkan kembali
diperlukan yaitu dengan sistem resirkulasi menggunakan fan sebagai penarik
udara secara paksa ke atmosfir yang dipasang pada cooling tower.

Anda mungkin juga menyukai