Anda di halaman 1dari 14

IDENTIFIKASI BENTUK EROSI TANAH MELALUI INTERPRETASI

CITRA GOOGLE EARTH DI WILAYAH SUMBER BRANTAS KOTA


BATU

Rudi Hartono1

E-mail: rudi.hartono.fis@um.ac.id

Abstrak: Erosi tanah adalah penyumbang terbesar dari terjadinya degradasi la-
han. Citra penginderaan jauh google earth merupakan salah satu alat yang digu-
nakan untuk mempermudah kegiatan manusia dalam penelitian erosi tanah. Kri-
teria kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang diidentifikasi sering
dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti banjir, letusan gunung
berapi, gempa bumi, dan tanah longsor/erosi. Berdasarkan hasil kajian dari peta
kontur, ketinggian, geologi dan jenis tanah serta vegetasi yang ada di wilayah
berlereng (kemiringan diatas 50%) untuk kawasan rawan bencana di Kota Batu
yang perlu dikendalikan secara ketat adalah laju erosi tanah yang mengancam
terutama lahan pertanian. Beberapa tahun yang lalu kondisi lahan di Junggo
Bumiaji Batu masih berfungsi sebagaimana mestinya tidak ada ahli fungsi lahan
seperti sekarang. Tetapi, karena pertambahan masyarakat di Sumberbrantas
mengakibatkan sebagian dari hutan dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar se-
bagai lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Interpretasi citra
satelit merupakan salah satu teknologi yang digunakan dalam kajian geografi.
Citra satelit yang ada di google earth merupakan mosaic citra dari hasil pengin-
deraan jauh yang diperoleh menggunakan satelit yang mengorbitkan ke angkasa
luar, untuk aplikasi dalam bidang cuaca, pertanian, kehutanan, pemetaan sum-
berdaya alam, kajian bencana alam, lingkungan dan kelautan. Dari penggunaan
citra google earth ini dapat diinterpretasi bentuk erosi lembar, erosi alur dan ero-
si parit.

Keywords: identifikasi, bentuk erosi tanah, citra goole earth

PENDAHULUAN

Erosi tanah adalah penyumbang terbesar Dampak langsung dari erosi tanah
dari terjadinya degradasi lahan. Walau- yang utama adalah penurunan produktivi-
pun degradasi lahan bukan merupakan tas tanaman yang diakibatkan oleh keme-
peristiwa ekonomi akan terapi proses ini rosotan produktivitas tanah, kehilangan
berkaitan erat dengan penurunan mutu unsur hara tanah dan kehilangan lapisan
la-han yang menyebabkan menurunnya tanah yang baik/subur bagi berjangkarnya
pro-duksi pertanian dan meningkatnya akar tanaman, sedangkan dampak tidak
biaya pencegahan degradasi lahan yang langyung adalah pelumpuran dan pen-
meru-pakan problem ekonomi. dangkalan waduk, kerusakan ekosistem
1 30
Dosen Jurusan Geografi UM
31
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.1, Jan 2016

perairan, memburuknya kualitas air, pada tanaman keras dan kegiatan


me-ningkatnya frekuensi dan masa permu-kiman.
kekerin-gan, serta tertimbunnya lahan- Dampak yang dominan dari kawa-
lahan per-tanian. san rawan bencana yang ada di Kota Batu
Menurut Utomo (2000) besar tingkat adalah erosi dan tanah longsor. Erosi dan
erosi di Indonesia mencapai 173 Ha/Th. tanah longsor juga terjadi di desa Sumber
Berdasarkan besarnya tingat erosi terse- Brantas, dimana tanah longsor ini dise-
but maka perlu adanya suatu upaya guna babkan oleh kerusakan hutan. Kerusakan
pengendalian tingkat erosi. Dalam hal ini hutan ini disebabkan oleh aktifitas alih
salah satu upaya dalam pengendalian yak- fungsi lahan dari hutan menjadi areal per-
ni pemetaan daerah-daerah yang berpo- tanian oleh penduduk setempat sehingga
tensi erosi. Peta merupakan salah satu alat menyebabkan turunnya potensi dari fung-
yang digunakan untuk mempermudah ke- si hutan yang sesungguhnya di wilayah
giatan manusia dalam pencarian suatu ini. Masyarakat setempat memanfaatkan
daerah. Seiring berkembangnya zaman, hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup
maka semakin jelaslah keberadaan peta setiap harinya. Dahulu sebelum tahun
sangatlah penting. Semakin pentingnya 2000 hutan di Junggo masih berfungsi se-
keberadaan peta menyebabkan banyak bagaimana mestinya tidak ada ahli fungsi
pakar geografi melakukan riset untuk me- lahan seperti sekarang. Tetapi, karena
nemukan inovasi-inovasi dalam perkem- pertambahan masyarakat di Sumberbran-
bangan peta. sehingga digunakan suatu tas mengakibatkan sebagian dari hutan
citra satelit yang akan menghasilkan peta dimanfaatkan oleh penduduk di sekitar
pada akhirnya. sebagai lahan pertanian untuk memenuhi
Seberapa besar peran citra google kebutuhan hidupnya. Dari tahun ke tahun
earth dapat digunakan untuk hutan semakin hilang karena ahli fungsi
menidentifi-kasi bentuk erosi tanah, lahan. Lahan yang dulunya hutan kini su-
masih belum ba-nyak diungkap dalam dah berubah menjadi lahan pertanian.
suatu laporan pene-litian. Seiring dengan keberagaman sumber
Kriteria kawasan rawan bencana daya alam di wilayah Kota Batu, proses-
alam adalah kawasan yang diidentifikasi proses geomorfologi di setiap desanya ju-
sering dan berpotensi tinggi mengalami ga sangat beragam. Dari keberagaman in-
bencana alam seperti banjir, letusan gu- ilah tentunya banyak hal yang sangat per-
nung berapi, gempa bumi, dan tanah lu dikaji khususnya dalam ilmu kegeogra-
longsor/erosi. Berdasarkan hasil kajian fian. Salah satu proses geomorfologi yang
dari peta kontur, ketinggian, geologi dan menjadi fenomena dan sering terjadi yaitu
jenis tanah serta vegetasi yang ada di wi- erosi. Erosi merupakan salah satu proses
layah berlereng (kemiringan diatas 50%) geomorfologi yang sering terjadi di Batu.
untuk kawasan rawan bencana di Kota Proses ini disebabkan oleh berbagai fak-
Batu yang perlu dikendalikan secara ketat tor. Erosi merupakan peristiwa yang ser-
karena pengembangan kawasan budidaya ing berdampak negatif bagi masyarakat.
terutama pada kegiatan pertanian bukan Seperti halnya erosi tanah akan berpenga-
ruh negatif terhadap produktivitas lahan
32
Rudi Hartono. Identifikasi Bentuk Erosi Tanah Melalui Interpretasi Citra Google
Earth Di Wilayah Sumber Brantas Kota Batu
yang meliputi kurangnya ketersediaan Kecamatan Tulungrejo Kecamatan
air, nutrisi, bahan organik, dan Buni-aji Wilayah Kota Batu.
menghambat kedalaman perakaran. Metode yang digunakan ialah inter-
Citra satelit merupakan salah satu preasi citra Google Earth dan diikuti de-
perkembangan dari teknologi pemetaan ngan pengukuran lapangan terhadap
yang kian merambah dalam ilmu geogra- bentuk-bentuk erosi, kemiringan lereng,
fi. Citra satelit yang ada di google earth penggunaan lahan, dan uji manipulasi
merupakan gambar dari hasil penginde- tekstur tanah. Sebagai satuan pemetaan,
raan jauh yang diperoleh menggunakan digunakan unit lahan yang tampak pada
satelit yang mengorbitkan ke angkasa citra Google Earth. Hasil dari penelitian
luar. Banyak satelit yang digunakan untuk ini berupa: laporan kemampuan peranan
mengamati objek-objek di permukaan bu- interpretasi citra Google Earth dalam
mi yang disesuaikan dengan informasi tu- identifikasi bentuk-bentuk erosi tanah
tupan lahan yang dibutuhkan untuk ber- (khususnya unsur interpretasi citra mana
bagai bidang aplikasi, seperti aplikasi bi- yang paling dominan), peta tingkat erosi
dang pertanian, kehutanan, dan kelautan. tanah secara kualitatif, dan artikel yang
Salah satu citra diantaranya yaitu citra sa- akan dimuat dalam jurnal terakreditasi.
telit Landsat. Berkaitan dengan masalah
Sasaran Penelitian, Alat dan Bahan
di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1). Mengidentifikasi bentuk-bentuk erosi Sasaran penelitian ini adalah lahan
tanah di wilayah penelitian melalui di dusun Sumber Brantas Desa
intrepretasi citra google earth di wilayah Tulungrejo Kecamatan Buniaji Kota
penelitian, Batu. Unsur-unsur pembentuk satuan
2). Mengetahui unsur-unsur interpretasi lahan yang me-rupakan parameter
citra yang berperan dalam dalam pengi- kejadian erosi akan di-interpretasi dari
dentifikasian bentuk-bentuk erosi di wi- citra dan diuji di lapa-ngan.
layah penelitian. Dalam penelitian ini alat dan bahan
yang akan digunakan antara lain: 1).
METODE Komputer dengan software ArcView un-
tuk interpretasi citra 2). Global Po-
Rancangan Penelitian sitioning System untuk mengetahui
Penelitian ini dirancang secara posisi lahan yang diuji lapangan, 3) Peta
survei dengan didahului studi terhadap ukur 50 meter untuk mengukur jarak
peta rupabumi Indonesia, peta tanah, dan ke-dalam bentuk-bentuk erosi, 4)
dan peta penggunaan lahan , serta Lembar observasi/pengukuran lapangan
interpretasi citra landsat-Google Earth 5) Peta RBI Indonesia lembar Batu,
terhadap kenam-pakan bentuk-bentuk Pujon, Bumiaji dengan skala 1: 25.000
erosi di daerah pe-nelitian. tahun 2001, 6) Peta Kemiringan Lereng
Daerah penelitian secara adminis- skala 1:50.000 tahun 2009, 7) Peta
tratif terletak di Dusun Sumberbrantas Penggu-naan Lahan Wilayah Kota Batu
skala 1:50.000 tahun 2010, 8). Citra
Google Earth tahun 2014 unfix scale.
33
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.1, Jan 2016

Analisis Data Sebelum melakukan interpretasi


ben-tuk-bentuk erosi, terlebih dahulu
Analisis data dalam penelitian ini
dilaku-kan interpretasi unit lahan yang
di-lakukan dengan interpretasi terhadap
akan menjadi unit pemetaan bentuk-
citra Google Earth, peta administrasi
bentuk erosinya. Adapun faktor
peta penggunaan lahan, dan peta jenis
interpretasi ben-tuk bentuk erosi ialah
tanah, serta analisis tekstur tanah.
sebagai berikut: 1) rona/warna, 2)
Interpretasi citra Google Earth: In-
tekstur, 3) pola, 4) uku-ran/tinggi, 5)
terpretasi citra akan dilakukan secara On
bentuk, 6) asosiasi, dan 7) situs
Screen Interpretation, yaitu pengamatan
dan identifikasi bentuk-bentuk erosi lang-
HASIL PENELITIAN
sung pada layar 33actor33e. Interpretasi
ini menggunakan 33actor-unsur interpre- Sekilas Kondisi Geografi Wilayah Batu
tasi citra, yaitu: warna, teksur objek, ben-
Kota Batu secara astronomis
tuk, ukuran, situs, asosiasi, dan pola.
terletak antara 112o17’10,90’’ sampai
Dengan demikian bentuk-bentuk erosi
dengan 112o57’ Bujur Timur dan
(alur, parit, gully) akan diinterpretasi se-
cara monoskopik, artinya tidak dilakukan
7,44055’000 sampai dengan
o
secara tiga demensi. 8 26’35,45’’ Lintang Se-latan.

Gambar 1. Peta Wilayah Kota Batu


34
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.1, Jan 2016

Luas kawasan Kota Batu secara ke- breksi gunung api, tuf, lava, aglomerat
seluruhan adalah 19908,750 Ha atau dan lahar. Batuan gunung api diduga be-
199 km2, terdiri dari 3 Kecamatan yaitu: rumur plistosen akhir dan tertindih oleh
Ke-camatan Batu dengan luas 4545,81 batuan gunung yang lebih muda. Daerah
Ha; Kecamatan Junrejo dengan luas yang termasuk ke dalam daerah batuan
2565,02 Ha; dan Kecamatan Bumiaji gunung api kwarter bawah ini adalah ba-
dengan luas 12797,92 Ha. Jumlah gian selatan desa Tlekung kecamatan Ju-
Kelurahan dan De-sa terdapat 23, nrejo, 4) Batuan Gunung Api Arjuno/
dengan jumlah RW 220, dan RT 1017. Welirang, terbentuk karena aktifitas Gu-
Wilayah Kota Batu secara geologis nung Arjuno dan Gunung Welirang yang
tersusun atas endapan gunung api yang terjadi di masa kuarter dan tersusun oleh
aktif pada masa lampau. Secara berurutan breksi gunung api, lava, breksi tufan dan
(dimulai yang tertua), tata urutan strati- tuf. Daerah yang termasuk kedalam dae-
grafi tersusun atas: 1) Batuan Gunung Api rah Batuan Gunung Api Arjuna-Welirang
Anjosmoro Tua , tersusun atas breksi ini adalah meliputi sebagian besar desa
gunung api, tufbreksi, tuf dan lava. Ba- Tulungrejo, desa Sumbergondo, desa
tuan Gunung Api Anjosmoro diduga se- Bumiaji, desa Giripurno, desa Pandan-
bagi alas dan berumur plistosen awal- rejo, desa Sidomulyo, desa Bulukerto, 5)
tengah. Beberapa tempat tertindih tak se- Batuan Gunung Api Kwarter Atas, te-
laras oleh batuan gunung api Arjuno- rutama dibentuk oleh aktifitas Gunung
Welirang. Desa yang termasuk Batuan Panderman pada masa kuarter atas dan
Api Gunung Anjosmoro tua ini adalah tersusun oleh breksi gunung api, lava, tuf,
sebagian kecil di daerah utara desa Tu- breksi tufan, aglomerat dan lahar. Daerah
lungrejo kecamatan Bumiaji, 2) Batuan yang termasuk daerah batuan gu-nung api
Gunung Api Kwarter Bawah, Batuan ini kuarter atas atau Panderman ini adalah,
terbentuk hasil aktifitas Gunung Api An- meliputi : kelurahan Ngaglik, ke-lurahan
josmoro muda dan terdir atas breksi gu- Sisir, kelurahan Temas, desa Beji, desa
nung api, tuf breksi, lava dan aglomerat. Torongrejo, desa Mojorejo, desa Da-
Batuan gunung api ini diduga berumur daprejo, desa Pendem, desa Oro-oro Om-
plistosen tengah dan tertindih oleh batuan bo, sebagian utara desa Tlekung, kelura-
gunung api kwarter tengah. Daerah yang han Songgokerto, desa Pesanggrahan, de-
termasuk ke dalam daerah batuan gunung sa Junrejo.
api kwarter bawah ini meliputi: desa Pun- Secara umum wilayah Kota Batu
ten kecamatan Bumiaji, desa Gunungsari merupakan daerah perbukitan dan pegu-
kecamatan Bumiaji, desa Sumberejo ke- nungan. Ada tiga gunung yang telah di-
camatan Batu. 3) Batuan Gunung Api akui secara nasional, yaitu Gunung Pan-
Kwarter Tengah, terbentuk dari aktifitas derman (2.010 m dpl), Gunung
Gunung Api Kawi-Butak dan aktifitas Welirang (3.156 m dpl), dan Gunung
Gunung Api Ringgit yang terjadi di masa Arjuno (3.339 m dpl).
kwarter tengah. Batuan ini tersusun atas
1 30
Dosen Jurusan Geografi UM
35
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.1, Jan 2016

Gambar 2. Peta Kelas Lereng Kota Batu

Adapun jenis tanah yang ada di Ke- nya sedikitnya 35 cm pada kedalaman 60
camatan Bumiaji terdiri dari: 1) Alfisol, cm teratas. Jenis tanah andosol umumnya
adalah tanah yang relatif muda banyak adalah tanah yang subur dan tidak me-
mengandung beberapa mineral yaitu min- nimbulkan erosi. Kandungan bahan orga-
eral primer yang mudah lapuk, mineral nik yang tinggi dan cenderung kompleks
kristalin dan kaya unsur hara. Proses membuat tanah ini terhindar dari limpa-
pembentukan alfisol memerlukan waktu san permukaan, penurunan infiltrasi, dan
yang lama hingga 5000 tahun karena pengurangan agregat tanah yang menye-
lambatnya proses akumulasi tanah liat. 2) babkan erosi. Tanah ini dapat menimbul-
Andosol, adalah tanah yang berkem-bang kan erosi apabila dalam pengelolaanya
dari bahan vulkanik seperti abu vul-kan, salah, sehingga kandungan bahan organik
batu apung, sinter, lava serta dido-minasi yang ada menjadi berkurang dan perlin-
oleh mineral short range order (alophan, dungan tanah terhadap butiran-butiran air
imogolit, ferihidrit) atau kom-pleks Al- hujan juga ikut mengalami penurunan.
humus. Jenis tanah ini memiliki lapisan- Jenis tanah ini misalnya dijumpai di Desa
lapisan andik yang tebal seluruh- Giripurno. 3) Entisol, merupakan tanah
36
Rudi Hartono. Identifikasi Bentuk Erosi Tanah Melalui Interpretasi Citra Google
Earth Di Wilayah Sumber Brantas Kota Batu
yang baru berkembang yang berasal tidak mengaruhi erosi karena, kecepatan air sa-
hanya dari bahan induk saja tetapi sudah at terjadi limpasan umumnya ditentukan
proses pembentukan tanah yang mengha- oleh kemiringan lereng yang tidak terpu-
silkan epipedon okhrik. Hal ini terjadi tus dan panjang serta terkonsentrasi pada
akibat pembentukan struktur dan pencam- saluran-saluran sempit yang mempunyai
puran bahan organik dengan bahan min- potensi besar untuk terjadinya erosi alur
eral di lapisan atas. Entisol dapat terben- dan parit (Asdak, 2007: 353). 5) Mollisol
tuk karena dipengaruhi oleh beberapa adalah tanah yang mempunyai epipedon
faktor yaitu iklim yang sangat kering, ero- molik dan kejenuhan basa (pH 7) dan se-
si yang kuat, pengendapan terus-menerus, luruh bagian solum tanah lebih dari 50%.
imobilisasi tanah, bahan induk yang sulit Proses pembentukan mollisol yaitu pe-
mengalami pelapukan atau tidak permea- nyebaran akar-akar ke dalam profil tanah,
bel, bahan induk yang tidak subur, selalu pelapukan bahan organik yang memben-
terdapat genangan air, waktu yang sangat tuk senyawa-senyawa stabil dan gelap,
singkat belum memungkinkan perkem- pencampuran bahan organik dan bahan
bangan tanah, dan perubahan yang drastis mineral, eluviasi dan iluviasi organik ser-
dari vegetasi. Janis tanah ini terdapat pada ta beberapa koloid mineral melalui rong-
kedalaman kurang dari 50 cm. Jenis tanah ga-rongga tanah sehingga terdapat selaput
ini digunakan sebagai usaha pertanian. bahan organik, dan pembentukan senya-
Entisol dijumapai di teras-teras sungai di wa ligno protein yang resisten sehingga
desa Sidomulyo. 4) Inceptisol, adalah ta- warna tanah menjadi hitam. Jenis tanah
nah yang belum matang (immature) den- ini terdapat pada kedalaman 18 cm yang
gan perkembangan profil yang lebih le- merupakan persyaratan dari epipedon
mah dibanding dengan dengan tanah ma- molik. Jenis tanah ini dapat digunakan
tang dan masih banyak menyerupai sifat sebagai lahan pertanian. Molisol merupa-
bahan induknya. Beberapa faktor yang kan jenis tanah yang tahan terhadap erosi,
memengaruhi pembentukan inceptisol kerena dalam pembentukannya terdapat
yaitu bahan induk yang sangat resisten, penyebaran akar-akar ke profil tanah.
terdapat dalam posisi yang curam atau Akar-akar tersebut sangat membantu ta-
lembah dengan kemiringan lereng, per- nah dalam proses infiltrasi. Proses infil-
mukaan geomorfologi yang muda se- trasi yang berjalan dengan baik maka me-
hingga pembentukan tanah belum lanjut. nutup kemungkinan terjadi limpasan per-
Jenis tanah ini terdapat pada kedalaman mukaan saat terjadi hujan. Jenis tanah ini
20-50 cm di bawah permukaan tanah. Ke- selain tahan terhadap erosi juga sangat
gunaan dari inceptisol adalah untuk per- subur, sehingga pertumbuhan tanaman
tanian. dapat berkembang dengan baik. Tanaman
Jenis tanah ini merupakan tanah yang yang tumbuh dapat melindungi tanah dari
berada pada kemiringan lereng yang pukulan butiran air hujan yang menim-
curam atau lembah, hal ini memenyebab- bulkan erosi percikan.
kan tanah inceptisol memiliki potensi ter-
hadap erosi. Lereng yang curam me-
37
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.1, Jan 2016

Keterbatasan Citra Google-Earth un- Bentuk Erosi Tanah di Desa Tulungrejo


tuk identifikasi bentuk Erosi Tanah Bumiaji Batu
Faktor yang berpengaruh terhadap
Seperti telah disebutkan di depan
erosi tanah di Desa Tulungrejo Batu yang
bahwa citra landsat ETM mempunyai re-
diduga berperan adalah curah hujan, ke-
solusi spasial 15 meter, itu artinya objek
miringan lereng, dan penggunaan lahan,
yang bisa direkam oleh sensor Landsat
Faktor curah hujan tidak bisa diubah se-
ETM di Bumi minimal harus berukuran
dangkan faktor kemiringan lereng dapat
15 meter agar bisa tampak sebagai objek
diatasi dengan teknik konservasi yaitu
individu, kecuali bentukan yang meman-
pembuatan teras dan juga teknik vegeta-
jang seperti jalan dan sungai. Citra
tif. Faktor penggunaan lahan berperan da-
Google-Earth merupakan mosaic citra
lam tindakan konservasi yang dilakukan
landat ETM dengan “single Band”, se-
di Tulungrejo. Sebagai contoh, untuk la-
hingga tidak bisa untuk dilakukan analisis
han tanaman ketang maka petani mem-
”spectral band” dari citra itu. Namun
buat kontur searah lereng dengan tujuan
demikian karena citra Goole-Earth sudah
drainase pada lahan itu bagus sehingga
didesain sebagai ”digital Globe” maka
tanaman kentang tidak busuk. Oleh kare-
interpretasi akan bisa lebih mudah dengan
na itu, penggunaan lahan menentukan
menggunakan fasilitas zoom-out maupun
praktek konservasi yang ada pada lahan
zoom-in. Jikalau interpretasi hanya ditu-
itu.
jukan pada faktor ukuran objek saja, ma-
Seperti telah dituliskan pada batasan
ka identifikasi bentuk erosi akan tidak bi-
penelitian, lokasi penelitian berada di du-
sa maksimal dilakukan. Oleh karena itu,
sun Sumberbrantas desa Tulungrejo Ke-
interpretasi dilakukan dengan memper-
camatan Bumiaji Kota Batu yang luasnya
timbangkan: rona objek, situs, pola dan
lebih kurang 18 km2. Dari Data Peneli-
penggunaan lahan yang ada.
tian ini menggunakan citra Google Earth
Perlu diketahui bahwa citra Google-
yang dibesarkan (zoom-out) semaksimal
Earth yang dicetak pada laporan ini ska-
mungkin sampai kemampuan pixelnya
lanya lebih kecil dibandingkan dengan
maksimum.
skala pada saat interpretasi. Hal ini dila-
kukan karena keterbatasan ukuran kertas.
38
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.1, Jan 2016

.
Gambar 3. Citra I - Liputan citra Google-Earth daerah Tulungrejo Bumiaji Batu

Adapun bentuk erosi permukan yang terdeteksi. Dengan demikian, pola garis-
dapat diinterpretasi adalah sebagai beri- garis yang terdeteksi pada citra itu adalah
kut: 1) Kenampakan erosi parit (Gully bentuk-bentuk erosi alur. 3) Kenampakan
Erosion), erosi parit adalah bentuk-bentuk erosi permukaan/erosi lembar (Sheet ero-
erosi tanah yang mempunyai kedalaman sion), erosi lembar hanya terjadi pada ba-
maksimum 0,5 meter. Kedalaman 0,5 me- gian atas tanah. Tanda-tanda di lapangan
ter ini akan terdeteksi bayangannya pada apabila telah terjadi erosi lembar adalah
citra google earth skala 1:20.000. Erosi dijumpainya kerikil/batu yang ditopang
parit dideteksi keberadaannya dari baya- oleh tanah, itu menunjukan bahwa tanah
ngan tebing paritnya yaitu kenampakan yang tidak terlindungi oleh batu/kerikil
dengan rona gelap memanjang (Lihat pa- sudah hilang tererosi.
da gambar 4.3. pojok kiri bawah). 2) Ke- Erosi ini dikenal pada citra Google
nampakan erosi alur (Rill erosion), erosi Earth dari perubahan rona tanah pada la-
alur adalah alur-alur erosi yang terbentuk han terbuka Rona pada tanah yang me-
oleh aliran alir. Alur ini akan hilang apa- ngalami erosi lembar terlihat lebih cerah
bila tanah dibajak untuk penyiapan lahan. dibandingkan rona tanah di sekitarnya
Pada citra Google Earth dengan skala yang tidak terkena erosi lembar.
1:1.000 pola alur masih bisa terdeteksi
(Lihat Citra 2 pada Titik No 2). Jarak 0,5
meter akan tergambar pada citra itu se-
jauh 0,5 milimeter. Jikalau itu jarak ver-
tikal (kedalaman alur) akan sangat sulit
39
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.1, Jan 2016

Gambar 4. Citra II- Sumber Brantas Tulungrejo

Gambar 5. Citra III- Sumberbrantas

PEMBAHASAN pada Google Earth dapat digunakan un-


tuk pemetaan tanah, khususnya pada salu-
Secara teoritis citra landsat Thematic
ran biru (1) dengan panjang gelombang
Mapper (TM) yang dibuat mosaik seperti
40
Rudi Hartono. Identifikasi Bentuk Erosi Tanah Melalui Interpretasi Citra Google
Earth Di Wilayah Sumber Brantas Kota Batu
(0,45-0,52) µm. Saluran biru mampu me- gy/sinar matahari tidak begitu banyak.
nembus perairan bahkan sedimen/ keker- Erosi alur ini terjadi pada situs di lahan
han air bisa terdeteksi, serta membedakan pertanian terbuka, tidak ada tumbuhan pe-
kondisi tanah bila tanah itu terbuka. lindung ataupun penahan angin. Lahan
Lahan yang tergambar pada citra II secara keseluruhan digunakan untuk
berada pada relief lokal agak datar de- sayuran. Pola yang terlihat pada citra II
ngan kemiringan lereng (4-8) % (Lihat menyebar, artinya pola yang muncul dari
peta lereng pada gambar 4) dengan kata tanah yang telah terkena erosi lembar ber-
lain tidak akan ada erosi parit yang terjadi jarak agak jauh ( sekitar 20 meter).
karena lahan dengan kemiringan seperti Pengunaan lahan pada tanah yang
itu air hujan akan lebih lambat lajunya terkena erosi lembar adalah lahan perta-
dan tidak akan meyatu membentuk alur nian sayuran. Tentu sayuran yang dita-
aliran yang lebih besar. Petani pada lahan nam bervariasi. Pada saat pengamatan
itu membuat teras guna penamanan sayu- la-pangan, petani saat itu sedang
ran sawi. Pembuatan teras ini mengurangi menanam sawi hijau. Sedangkan
laju kecepatan aliran air. penggunaan la-hanpada lahan yang
Untuk erosi lembar (sheet erosion) terkena erosi alur adalah tanaman sawi.
tampak dengan rona coklat cerah. Tingkat Tentu perbedaan pengolahan lahan yang
kecerahan diakibatkan oleh tipisnya tanah menyebabkan bentuk erosinya berbeda
permukaan sehingga yang memantulkan dengan lahan pada erosi lembar.
energy/sinar matahari adalah tanah yang Untuk erosi parit (gully erosion)
belum matang/regolith. Erosi lembar ini tam-pak dengan rona coklat gelap/hitam
terjadi pada situs di lahan pertanian ter- pada citra III. Rona coklat hitam
buka, tidak ada tumbuhan pelindung diakibatkan oleh bayangan dinding parit
ataupun penahan angin. Lahan secara ke- sehingga menghasilkan bayangan hitam,
seluruhan digunakan untuk sayuran. pantulkan energy/sinar matahari sangat
Pola yang terlihat pada citra I tidak rendah pada dinding ini. Erosi parit ini
jelas, artinya tidak ada pola yang terjadi pada si-tus di lahan hutan pinus.
muncul dari tanah yang telah terkena Lahan secara ke-seluruhan digunakan
erosi lem-bar. Sedikit agak ke selatan dimiliki oleh Perhu-tani. Penduduk
dari titik erosi lembar ini juga dijumpai penggarap menyewa la-han itu..
erosi yang sama. Ini terlihat dari Pola yang terlihat pada citra 2 me-
ronanya yang coklat ce-rah. ngelompok, artinya pola yang muncul da-
Untuk erosi alur (rill erosion) tampak ri tanah yang telah terkena erosi alur ha-
dengan rona coklat agak gelap. Rona cok- nya dijumpai pada lahan hutan pinus.
lat agak gelap diakibatkan oleh alur-alur
tanah permukaan tanah yang menghasil-
kan bayangan, sehingga pantulkan ener-
41
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.1, Jan 2016

Gambar 6. Kenampakan erosi alur


42
Rudi Hartono. Identifikasi Bentuk Erosi Tanah Melalui Interpretasi Citra Google
Earth Di Wilayah Sumber Brantas Kota Batu

Gambar 7. Kenampakan erosi alur pada lahan hutan


43
JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI, Th. 21, No.1, Jan 2016

Longsor di Desa Kalitlaga Ke-


KESIMPULAN camatan Pagetan Kabupaten
Banjarnegara Jawa Tengah. Forum
Berdasarkan penelitian yang telah di- Teknik Sipil, Vol. 3, No XVIII.
lakukan dapat disimpulkan: 1) Identifika- Hardiyatmo, Hary Christady. 2006.
si bentuk erosi tanah dapat dilakukan me- Penanganan Tanah Longsor dan
lalui interpretasi citra google earth dengan Erosi. Yogyakarta: Gajah Mada
scala yang dibesarkan, 2) Bentuk erosi University Press.
yang adapat diidentifikasi yaitu: erosi Hardjono, Imam. 2008. Pemintakatan
Bahaya Longsor Lahan di
lembar, erosi alur, dan erosi parit. 3) Ke-
Kecama-tan Manyaran Kabupaten
terbatasan saluran citra mengurangi anali- Wonogiri Propinsi Jawa Tengah.
sis unsur rona objek pada citra. Forum Geografi, Vol. 22, No. 2.
Hardjowigeno, Sarwono. 1993.
Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: Akademika Pressindo.
Hari Utomo, Dwiyono. 2004.
Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Meteorologi- Klimatologi. Malang:
Tanah dan Air. Institut Pertanian Universitas Negeri Malang.
Bogor. Bogor. Hartadi, Arief. 2009. Kajian Kesesuaian
Badan Geologi. 2010. Laporan Singkat Lahan Perumahan Berdasarkan
Bencana Gerakan Tanah di Ke- Karakteristik Fisik Dasar di Kota
camatan Pagerwojo Kabupaten Fakfak. Ringkasan Tesis.
Tulungagung Provinsi Jawa Timur, Semarang: Program Pascasarjana
(http://pvmbg.bgl.esdm.go.id Magister Teknik Pembangunan
diakses 13-02-2011 14:59) Wilayah dan Kota Universitas
Badan Lingkugan Hidup, Diponegoro.
(http://Lingkunganhidup- Herlambang, Sudarno. 2011. Garis
tulungagung.co,cc, diakses 13-02- Besar Geomorfologi Daerah
2011 23:56). Lintang Rendah. Malang:
Cahyo A, Hanggoro Tri. 2006. Studi Universitas Negeri Malang.
Kelongsoran Pada Lereng Ter- Nasiah. 2000. Evaluasi Kemampuan
bebani Silo Dengan SSR-FEM Lahan dan Tingkat Bahaya Erosi
Pada Lokasi Mas Agro Resource- Untuk Prioritas Konservasi Lahan
Sungai Buaya Mill Lampung. di Daerah Aliran Sungai Takapala
Dinamika Teknik Sipil, Vol. 6, Kabupaten Dati II Gowa Propinsi
No. 2. Sulawesi Selatan. Tesis. Program
Dwikornita Karnawati, dkk. 2008. Pasca sarjana, UGM. Yogyakarta.
Mitigasi Bencana Berbasis Ma-
syarakat pada Daerah Rawan

Anda mungkin juga menyukai