Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PELAKSANAAN

TERAPI BERMAIN DAN PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK

“MENYEBUTKAN NAMA-NAMA HEWAN”

DI RUANG ANGGREK RSUD INDRAMAYU

DI SUSUN OLEH :

SALSABILLAH

(R.18.01.066)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang
tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan
membuat menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana,
karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak (noname, 2006).
Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu
membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu
permainan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi
perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat
permainan, jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami fungsinya
maka alat permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat
permainan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak,
sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam
kondisi sakitpun aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun harus
disesuaikan dengan kondisi anak.
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan
untuk membantu anak mengungkapkan perasaanya dalam menghadapi
kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan
baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan serius, yang
merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa
kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk
bermain (Elizabeth B Hurlock, 2009).
Ruangan yang digunakan adalah di ruangan terapi bermain Rumah
Sakit Umum Daerah Indramayu. Dimana di ruang tersebut terdapat alat-alat
bermain yang disesuaikan dengan usia anak.
B. TUJUAN
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan permainan, diharapkan pada anak dapat
mengembangkan mental dan kreativitasnya melalui pengalaman, dapat
beradaptasi efektif terhadap stress, serta dapat meningkatkan optimalisasi
kemampuan diri.
II. Tujuan Khusus
Setelah bermain anak diharapkan :
a. Dapat mengembangkan sosial, motoric halus, bahasa dan motoric kasar
b. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi
c. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak
d. Meningkatkan kreatifitas bermain dan imajinasi pada anak
e. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan
f. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
g. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap dan konsentrasi anak
h. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
Anak usia 3-5 tahun yang sedang terapi rawat inap di Ruang
Anggrek RSUD Indramayu dengan jumlah anak 3 orang anak.

B. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI

a. Pengertian
Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik
dalam dirinya yang tidak disadari. (Wholey and wong, 1991).
Bermaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
keinginan untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989).
Bermaian adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkan tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).
Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh
kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

b. Kategori Bermain
1. Bermain aktif
Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri.
Contohnya : bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif
Yaitu energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan
aktivitas (hanya melihat).
Contoh : memberi support.
c. Ciri-ciri Bermain
1) Selalu bermaian dengan suatu benda.
2) Selalu ada timbal balik interaksi
3) Selalu dinamis
4) Ada aturan tertentu
5) Menuntut ruangan tertentu

d. Konsep dasar pra sekolah


Usia pra sekolah (3-5 tahun)
a) Sangat aktif, senang berlari dan melompat
b) Pertumbuhan sangat cepat dan banyak bergerak
c) Cenderung melakukan hal-hal yang sulit
d) Pita suara secara bertahap mulai berkembang
e) Rasa ingin tahu sangat besar
f) Suka mendengarkan cerita
g) Egosentris
h) Sangat membutuhkan perhatian dari orang dewasa
i) Sedang belajar membuat pilihan-pilihan yang benar
Permainan yang dianjurkan :
a) Alat-alat yang berisikan gambar
b) Lilin yang dibentuk
c) Puzzle sederhana
d) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang
berbeda
e) Bola

e. Bermain di Rumah Sakit


Tujuan :
1. Melanjutkan tugas tumbuh kembang selama hospitalisasi
2. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
Prinsip :
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur sama
4. Melibatkan keluarga atau orang tua
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN
Menyebutkan nama nama hewan

B. ALAT YANG DIPERLUKAN


1. Poster macam-macam hewan
2. Ruangan tempat bermain

C. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Minggu, 19 Mei 2019
Waktu : Pukul 10.00 wib
Tempat : Ruang Anggrek RSUD Indramayu

D. PROSES BERMAIN
a. Persiapan : 5 Menit
a) Menyiapkan ruangan (ruangan terapi bermain Rumah Sakit)
b) Menyiapkan alat
c) Menyiapkan peserta
b. Pembukaan : 5 Menit
a) Membuka proses terapi bermain denganmengucapkan salam
b) Perkenalan antara petugas medis dengan anak dan keluarga
c) Memperkenalkan anak satu persatu dan anak saling berkenalan
dengan temannya
d) Menjelaskan pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat
bermain, menjelaskan cara permainan
e) Menjelaskan kontrak waktu
c. Kegiatan : 20 Menit
a) Perawat mulai menyebutkan nama-nama hewan dan menirukan
suara hewan pada poster yang telah ditempelkan di dinding
b) Berikan instruksi pada anak untuk mengulang kata-kata yang
tadi di ucapkan perawat.
d. Penutup : 3 menit
a) Memberikan penghargaan pada anak atas hasil karyanya
b) Pasien mencuci tangan
c) Merapihkan alat dan tempat bermain
d) Memberikan motivasi, dukungan, saran pada anak
e) Menutup dengan mengucapkan salam

E. KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN


Penguasaan materi yang akan disampaikan, penggunaan kata-kata
yang mudah dipahami dan komunikatif, persiapan media yang matang,
kesiapan mental saat menyampaikan materi, kemampuan diskusi yang
menarik untuk menjawab setiap pertanyaan dari audiens, keterampilan
untuk menciptakan suasana.

F. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI


1) Anak kurang kooperatif
2) Orang tua tidak mendukung
3) Jam-jam tertentu seperti : kunjungan dokter, terapi dan waktu istirahat

G. ANTISIPASI HAMBATAN
1) Jika anak tidak kooperatif, ajak bermain secara perlahan-lahan dan
2) Memberikan penjelasan yang mudah dimengerti orang tua, sehingga
timbul rasa percaya serta libatkan orang tua dalam proses terapi
bermain
3) Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga
kesehatan lainnya
H. PENGORGANISASIAN
1) Leader : 1 Orang
2) Fasilitator : 1 orang
3) Observer : 1 orang
4) Anak : 3 orang
5) Orang tua : 3 orang
Setting tempat Ket :

2 1 = Fasilitator
1 3
2 = Leader

3 = Observer
4 4 4
5 4 = anak/klien

5 5 5 = orang tua

I. KRITERIA EVALUASI
Setelah dilakukan terapi bermain dapat disimpulkan bahwa :
Keseluruhan anak cukup kooperatif, menikmati dan mampu menyebutkan
nama-nama hewan dengan benar.
Hambatan yang terjadi dalam proses terapi bermain yaitu :
Kurangnya komunikasi antar anak dan sebagian anak kurang aktif pada
saat menyebutkan dan menebak nama-nama hewan

J. EVALUASI
a. Struktur :
1. Satuan Acara Pembelajaran (SAP) telah dibuat 3 minggu sebelum
terapi bermain
2. Media telah disediakan
3. Telah dibuat kontrak perjanjian
4. Telah koordinasi dengan petugas kesehatan lainnya
b. Proses :
1. Petugas menyampaikan materi dengan baik
2. Petugas memahami materi yang diberikan
3. Anak kooperatif dengan petugas selama terapi bermain diberikan
4. Anak tidak meninggalkan ruangan sampai terapi selesai diberikan
5. Anak hadir tepat waktu

c. Hasil :
1. 80% anak dapat mengenal dan menyebutkan nama hewan dengan
baik
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa


mempertimbangkan hasil akhir.

Tujuan bermain untuk melatih keterampilan kognitif dan efektif, anak


bebas mengekspresikan perasaannya, orang tua dapat mengetahui situasi hati
anak, memahami kemampuan diri, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang
lain, merupakan alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal.

SARAN

Saran kepada orang tua dan pelayanan kesehatan diharapkan orang tua
lebih selektif dan memahami fungsi dari alat permainan yang akan diberikan
kepada anak. Dapat menyesuaikan kepada umur anak sehingga dapat
merasangsang tumbuh kembang anak secara optimal

Anda mungkin juga menyukai