Tutorialperhitunganstrukturdengansap2000v 160226144014 PDF
Tutorialperhitunganstrukturdengansap2000v 160226144014 PDF
14
ANALISA STRUKTUR FRAME 2D DENGAN SAP 2000 V.14
Secara garis besar, Tahapan analisis dan desain pada SAP 2000 v.14 terpisah dalam dua tahap yaitu :
Tahap Analisis : berisi pemodelan struktur, Pendefinisian properties materials, dimensi penampang, jenis pembebanan dan kombinasi
sampai pada menganalisis gaya-gaya dalam struktur.
Tahap Design : untuk menentukan parameter Desain (desain beton bertulang, desain baja, desain aluminium dan lain-lain) dan Peraturan yang
menjadi acuan Desain.
Dari main menu, klik File > New Model atau klik icon New Model pada sudut kiri atas main window
1. Memilih Model Struktur , Mengisi Project Information dan mengedit Grid data
1. Setelah memilih New Model, akan muncul pop up menu untuk memilih Model strukutr yang diinginkan.
Isikan Informasi Project yang sedang dikerjakan dengan mengklikModify/Show Info pada sudut kanan atas, setelah itu klik OK.
o Edit Grid def ault Sap 2000 dengan menempatkan sumbu Global Portal pada koordinat 0,0.
Pada X Grid data, isikan data-data : 0, 6, 8
Pada Y Grid data, biarkan default yaitu : 0
Pada Z Grid data , isikan data-data : 0, 5, 9, 13
Klik OK dua kali untuk menutup kotak dialog Edit Grid data.
Setelah kotak dialog edit grid data tertutup, maka program akan secara otomatis menggambar frame-frame portal berdasarkan koordinat yang telah
dimasukan. Hasil peenggambaran Frame oleh program akan terlihat seperti gambar dibawah ini. Tutup jendela 3D View untuk memaksimalkan view port
window.
o Memberi Nomor Joint dan Nomor Batang
Pada kotak dialog
Display Option for Active Window, Beri tanda centang pada Labels (Joints dan Frames/Cables/Tendons) > Klik OK
1. Penentuan sifat – sifat material dan penampang ( Material Properties and Section)
Load Pattern name Type Self Weiht Multiplier Auto Lateral Load Pattern
BEBAN MATI DEAD 0
BEBAN HIDUP LIVE 0
BEBAN GEMPA QUAKE 0 None
Beban Mati
o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame
Loads > Distributed, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan Uniform Load : 20, klik OK.
o Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame
Loads > Distributed, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan Uniform Load : 15, klik OK.
o Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan pada Load > Force Global
Z : -30, klik OK.
o Klik Joint 8 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan pada Load > Force Global
Z : -50, klik OK.
o Klik Joint 12 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI. Isikan pada Load > Force Global
Z : -40, klik OK.
o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame Loads > Point, pilih Load Pattern name : BEBAN MATI.
Isikan pada Point Load > Distance > kolom kedua : 0,5
Isikan pada Point Loads > Load kolom kedua : 40, klik OK.
Setelah Semua Input beban Mati telah selesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini :
Beban Hidup
o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame
Loads > Distributed, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan Uniform Load : 8, klik OK.
o Blok Frame 13, 14, 15 dan klik Assign > Frame
Loads > Distributed, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan Uniform Load : 6, klik OK.
o Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan pada Load > Force Global
Z : -20, klik OK.
o Klik Joint 8 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan pada Load > Force Global
Z : -30, klik OK.
o Klik Joint 12 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP. Isikan pada Load > Force Global
Z : -15, klik OK.
o Blok Frame 10, 11, 12 dan klik Assign > Frame Loads > Point, pilih Load Pattern name : BEBAN HIDUP
Isikan pada Point Load > Distance > kolom kedua : 0,5
Isikan pada Point Loads > Load kolom kedua : 25, klik OK.
Setelah Semua Input beban hidup telah selesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini :
Beban Gempa
o Klik Joint 2 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load > Force Global
X : 60, klik OK.
o Klik Joint 3 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load > Force Global
X : 70, klik OK.
o Klik Joint 4 dan klik Assign > Joint
Loads > Forces, pilih Load Pattern name : BEBAN GEMPA. Isikan pada Load > Force Global
X : 50, klik OK.
Setelah Semua Input beban gempa telah selesai, Hasilnya akan menjadi seperti pada gambar dibawah ini :
Dari main menu Klik Design > Concrete Frames Design > View/Revise Preferences.
Pada new window Concrete frame Design Preferences, Pilih Design Code : ACI 318-05/IBC2003, biarkan parameter yang lain pada nilai
def aultnya kemudian klik OK.
1. Menentukan Kombinasi Pembebanan yang Akan Digunakan Untuk desain beton Bertulang.
Dari main mnenu Klik Design > Concrete Frames Design > Select Design Combos.
Hilangkan tanda Centang pada Automatically Generate Code-Based Design Load Combinaation, klik OK.
1. Melakukan Perintah Desain Beton
Dari main mnenu Klik Design > Concrete Frames Design > Start Design/Check of Struktur.
Setelah perintah Start Design/Check of Struktur, akan muncul hasil desain tulangan Struktur. Agar hasilnya dapat terbaca dengan jelas, ubah
satuan desain menjadi KN,mm,C. Hasilnya dalam gambar berikut :
2. Melihat Detail desain Beton Bertulang
Untuk dapat melihat detail visual hasil desin Beton bertulang oleh Program, dapat dilakukan dengan cara melakukan klik kanan tepat pada
Frame y ang diinginkan.
Dibawah ini adalah hasil desain Beton Bertulang dari Frame 4
Melihat Ringkasan desain Frame 4 dapat dilakukan dengan cara mengklik pada Summary. Hasilnya akan terlihat seperti pada gambar dibawah
ini :
3. Melihat Hasil dalam bentuk tabulasi
Pilih Jenis-jenis data yang input dan output yang ingin ditampilkan dalam tabulasi data.
Klik OK.
Dalam kotak dialog Word Rich Text Report tentukan direktori tempat file akan disimpan, Isikan nama File dan klik Open maka Program akan
melakukan tabulasi report data kedalam bentuk File Word.
Beberapa Hasil report SAP 2000 V.14 dalam bentuk File Word
SELESA
CONTOH PERENCANAAN BALOK
BETON BERTULANG
Posted by handoko10 pada 3 Maret 2010
Pada struktur bangunan gedung ini direncanakan menggunakan balok anak dengan dimensi cm. Untuk mengetahui besaran beban yang ditumpu tiap
balok dan balok anak dalam struktur gedung ini melalui pembagian beban ekuivalen dari plat yang gayanya ditransfer ke balok dan balok anak.
– fy = 400 MPa
Denah balok anak dari struktur gedung ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.25 Denah Struktur Balok Anak Lantai 1 s/d 4 dan Pelat Atap
Pelimpahan beban merata pada balok-balok struktur dilakukan dengan metode amplop. Dengan cara ini, balok-balok struktur tersebut ada yang memikul beban
trapesium dan beban segitiga. Untuk memudahkan perhitungan, beban trapesium dan beban segitiga diubah menjadi beban merata ekuivalen (q c ).
Rumus:
qek =
qe =
Dimana: Lx dan Ly adalah panjang bentang untuk segmen pelat.
qek =
= 1089,25 kg/m
qek =
= 732,02 kg/m
Dengan cara yang sama, dilakukan perhitungan terhadap balok anak yang lain dan ditabelkan sebagai berikut:
Panjang
Balok Pembebanan
(m)
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
Panjang
Balok Pembebanan
(m)
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
Panjang
Balok Pembebanan
(m)
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
Panjang
Balok Pembebanan
(m)
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
Panjang
Balok Pembebanan
(m)
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
Panjang
Balok Pembebanan
(m)
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
Panjang
Balok Pembebanan
(m)
B. Mati B. Hidup
(kg/m) (kg/m)
BA(5E1-9E1-
3.5 906.81 227.84
8E1)
= 350 – 40 – 8 – ½ . 16
= 294 mm
f’c = 25 Mpa
fy = 400 Mpa
Tulangan Tumpuan
Mu = 61,344 kNm
kN/m 2
Dengan rumus abc didapatkan nilai ρ = 0,0098
As 1 = ρ.b.d.106
= 718,086 mm 2
As = As 1 + As 2
= 718,086 + 402
= 718,086 mm 2
Tulangan Lapangan
Mu = 30,672 kNm
kN/m 2
As 1 = ρ.b.d.106
= 340,792 mm 2
As = As 1 + As 2
= 340,792 + 402
= 742,792 mm 2
Maksimal tulangan yang hadir sepenampang adalah 6D16 (dipasang posisi 2 lapis, lapis atas 4D16 dan lapis bawah 2D16).
Bidang lintang yang terjadi pada balok digunakan untuk mendesain tulangan geser pada daerah tumpuan dan lapangan. Daerah lapa ngan berjarak 1/5L dari
ujung balok.
Gambar 4.27 Posisi Gaya Lintang
Vu = 6753,463 kg = 67534,63 N
Vn = N
Vc = N
vu = MPa
vc = MPa
fvs = vu – fvc
= 0,919 – 0,50
= 0,419 Mpa
f’c = 25 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks , CUR 1 hal 129)
fvs < fvs maks → OK
Av = mm 2
Vu = 4052,078 kg = 40520,78 N
Vn = N
Vc = N
vu = MPa
vc = MPa
fvs = vu – fvc
= 0,551 – 0,50
= 0,051 Mpa
f’c = 25 MPa → fvs maks = 2,00 (Tabel nilai fvs maks , CUR 1 hal 129)
Av = mm2
Tipe Dimensi
Tumpuan Lapangan
Balok(mm)
Sumber: SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.
Bagikan :
OH Mandor 0,083 OH
...sumber: http://www.ilmusipil.com/perbandingan-campuran-beton-k .