Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ANALISIS SISTEM TEGANGAN

Analisis Exergy, Optimasi Exergoeconomic dengan Metode


Multiobjective, dan Optimasi Steam Ejector Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi Kamojang Unit 4

Nama : Riyan Destiandi

Nim : 2016010380

Program Studi Teknik Elektro

Fakultas Teknik

Universitas Pamulang

Tangerang Selatan

2019
Pada penelitian ini dilakukan lima jenis analisis pada PLTP Kamojang Unit 4, antara lain analisis exergy
pada kondisi operasional, optimasi efisiensi exergy, optimasi ekonomi, optimasi exergoeconomic dengan
tekanan wellhead sebagai variabel, dan optimasi steam ejector dengan aliran motive steam sebagai
variabel. Perhitungan dilakukan dengan bantuan MATLAB. Karakteristik termodinamika uap panas bumi
diasumsikan sama dengan karakteristik air yang didapatkan dari REFPROP. Tekanan wellhead 10 bar saat
ini menghasilkan efisiensi exergy 31,91%. Optimasi efisiensi exergy menghasilkan tekanan wellhead 5,06
bar, efisiensi exergy 47,3%, dan biaya sistem US $3.957.100. Optimasi ekonomi menghasilkan tekanan
wellhead 11 bar, efisiensi exergy 22,13%, dan biaya sistem US $2.242.200. Optimasi exergoeconomic
menghasilkan 15 titik optimum. Optimasi steam ejector menghasilkan aliran motive steam 34,41 " lebih
kecil dari aliran operasional saat ini 40,61 ". Abstract This study presents five analysis at Unit 4 Kamojang
Geothermal Power Plant are exergy analysis at operational condition, exergy efficiency optimization,
economic optimization, exergoeconomic optimization with wellhead pressure as a variable, and steam
ejector optimization with mass flow of motive steam as a variable. Calculations are conducted by using
the MATLAB. Thermodynamics characteristic of geothermal fluid assumed as water characteristic which
get from REFPROP. Wellhead pressure operational condition 10 bar has exergy efficiency 31.91%. Exergy
efficiency optimization has wellhead pressure 5.06 bar, exergy efficiency 47.3%, and system cost US$
3,957,100. Economic optimization has well pressure 11 bar, exergy efficiency 22.13%, and system cost
US$ 2,242,200. Exergoeconomic optimization has 15 optimum condition. Steam ejector optimization has
mass flow of motive steam 34.41 " smaller than the operational condition 40.61 ". Keyword: dry steam
power plant, exergoeconomic, exergy, multiobjective optimization, PLTP Kamojang Unit 4, steam ejector
1. Pendahuluan Energi panas bumi merupakan salah satu sumber daya energi yang dimiliki Indonesia
dengan jumlah yang sangat besar. Di tahun 2010, berdasarkan potensinya sumber daya panas bumi
Indonesia mencapai 29,038 GWe dengan cadangan terbukti sebesar 2,29 GWe. Dari cadangan terbukti
tersebut, pemanfaatan untuk pembangkit listrik baru mencapai 1,23 GWe.

Dengan potensi yang sangat besar tersebut, energi panas bumi atau energi geotermal merupakan energi
yang sangat menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat Indonesia di masa yang akan
datang, khususnya untuk pembangkit listrik. Dalam Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan
Energi Nasional (KEN), telah ditetapkan bahwa target pangsa energi baru terbarukan sebesar 17% pada
tahun 2025, dimana energi panas bumi ditargetkan memberikan kontribusi sebesar 5% terhadap
konsumsi energi nasional sebesar 9,5 GWe. Saat ini penelitian tentang pembangkit listrik tenaga panas
bumi mulai berkonsentrasi untuk meningkatkan energi yang didapatkan dari pembangkit dengan kondisi
dan jumlah uap yang ada, bukan meningkatkan jumlah uap yang bisa dihasilkan dari sumur yang
tersedia. Untuk meningkatkan efisiensi termal dari sebuah pembangkit listrik tenaga panas bumi kita
bisa menggunakan analisis exergy dari pembangkit listrik tersebut. Dalam analisis exergy, sebuah sistem
termal yang baik khususnya sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi, merupakan sistem dengan
nilai exergy destruction yang rendah. Dengan nilai exergy destruction yang rendah memberi arti bahwa
dalam sistem tersebut losses energi yang terjadi sangat rendah, sehingga power yang bisa dihasilkan
menjadi sangat besar. Desain dan kondisi operasional dari pembangkit sangat menentukan nilai exergy
destruction-nya. Banyak cara untuk bisa mendapatkan nilai exergy destruction yang rendah, seperti
menurunkan tekanan wellhead sehingga tekanan uap yang masuk ke dalam turbin akan berada dalam
nilai yang rendah dan berakibat kepada power yang dihasilkan menjadi besar. Namun, tekanan uap yang
rendah akan menambah beban kerja dari kondenser yang dilewati uap setelah keluar dari turbin. Daya
yang dibutuhkan kondenser untuk mengkondensasikan uap semakin besar yang berakibat pada dana
yang dikeluarkan akan membesar pula. Dilihat dari kondisi tersebut, kita bisa mendapatkan informasi
bahwa nilai exergy destruction yang rendah akan meningkatkan efisiensi dari sistem termal, namun
secara biaya tentunya tidak sedikit investasi yang harus dikeluarkan untuk mencapai kondisi berikut.
Dalam sistem PLTP, tekanan exhaust turbin dan tekanan kondeser memiliki nilai dibawah tekanan
atmosfer. Kondisi tersebut menyebabkan adanya udara dan material tak terkondensasi yang ke dalam
sistem melalui kebocoran yang ada pada sambungan pipa. Steam ejector merupakan salah satu jenis gas
removal system yang berfungsi untuk menghilangkan zat tersebut dari dalam sistem. Namun steam
ejector membutuhkan aliran motive steam yang

cukup banyak untuk melaksanakan fungsinya. Ini merupakan sebuah kerugian karena uap panas bumi
seharusnya dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Dengan mengambil Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4 sebagai sistem termal, penelitian ini akan difokuskan ke dalam tiga
hal. Pertama, menganalisis exergy dari sistem tersebut dengan kondisi operasional yang tengah
berlangsung. Kedua, mengetahui kondisi operasional yang optimum dengan mempertimbangkan
efisiensi exergy dan ekonomi yang dikenal dengan metode optimasi exergoeconomic. Ketiga,
mengetahui jumlah minimal aliran motive steam tanpa mempengaruhi kinerja steam ejector. 2. PLTP
Kamojang Unit 4 PLTP Kamojang Unit 4 memiliki 11 sumur dengan tekanan, temperatur, dan aliran
massa yang berbeda-beda. Setelah digabung dalam sebuah aliran, fluida panas bumi memiliki tekanan
sebesar 11,8 bar, temperatur sebesar 187 0 C, dan aliran massa sebesar 134,4 ". Berikut merupakan
kondisi 11 sumur PLTP Kamojang Unit 4: Tabel 1 Kondisi Sumur PLTP Kamojang Unit 4 Sumur Tekanan
("#) Temperatur ( ) Aliran Uap ( "# KMJ-59 18,3 208 23,57 KMJ-53 18,48 208 39,31 KMJ-57 18,49 208
26,92 KMJ-61 18,25 208 84,34 KMJ-58 18,99 210 29,39 KMJ-49 18,86 209 39,92 KMJ-48 19,04 210 50,45
KMJ-71 19,07 210 35,45 KMJ-69 19,68 212 47,8 KMJ-75 19,84 212 57,87 KMJ-76 19,79 212 48,85 Kondisi
uap dari PLTP Kamojang Unit 4 merupakan vapor dominated. Namun, dalam sistem masih menggunakan
separator untuk memisahkan fluida panas bumi dari material lainnya seperti CO 2 dan H 2 S. Dalam
panas ini, uap panas bumi yang masuk ke dalam sistem dianggap dalam kondisi 100% vapour saturated.
Berikut merupakan diagram skematik dari PLTP Kamojang Unit 4:

Diagram skematik PLTP Kamojang Unit 4 3. Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak MATLAB R2010b dan REFPROP (Reference Fluid Thermodynamic and
Transport Properties) versi 8.0 (NIST, 2007). Tekanan wellhead menjadi variabel yang akan dioptimasi
dengan berbagai analisis. Menurut DiPippo (2011), produktivitas dry steam dalam wellhead valve
mengikuti persamaan berikut: "#$% + "#$% = 1 (1) Dengan begitu, kita bisa mendapatkan aliran uap di
titik 1 dengan persamaan: = "#$% 1 ( "#$% ) (2) Selain wellhead, turbin merupakan komponen penting
lainnya yang harus dianalisis dalam optimasi pembangkit jenis dry steam power plant. Nilai
termodinamika di titik 2 menjadi nilai menentukan dalam mendapatkan net power output sistem.
Menurut DiPippo (2011), nilai h dan h bisa didapatkan melalui persamaan (8). Nilai h bisa didapatkan
dengan persamaan: h = h + h h [ ] (3) Dengan bantuan Baumann rule, kita bisa mendapatkan nilai h
dengan persamaan: dimana faktor A didefinisikan sebagai: h = [ ] (4) 0,425 (h h ) (5) 3.1 Analisis exergy
Berikut merupakan flowchart metodologi penelitian analisis exergy

Metodologi penelitian analisis exergy Berikut merupakan flowchart metodologi penelitian optimasi
exergy

Metodologi penelitian optimasi exergy Berikut merupakan tabel ringkasan beberapa persamaan yang
akan digunakan dalam penelitian analisis exergy: Tabel 2 Analisis exergy di setiap titik PLTP Kamojang
Unit 4 Titik Input termodinamika Nilai exergy rate Input "#$% = 134.403 " " = (h h ) sumur "#$% = 11,8 "#
"#$% = 187,2

1 2 3 4 5 = "#$% 1 = dioptimasikan = berdasarkan nilai, kondisi vapour saturated =, = "#$%#&%' ℎ = ℎ + ℎ


ℎ [ ] ] = (ℎ ℎ ) "#$% = (ℎ ℎ ) = ℎ ℎ [ ℎ = 0,425 (ℎ ℎ ) =, = "#$%#&%' = berdasarkan nilai, kondisi water
saturated = 2050 " = 26,2 = 0,4 "# = = + ("#$%#&%' )(1 ) = berdasarkan nilai, kondisi water saturated = (ℎ
ℎ ) = (ℎ ℎ ) = (ℎ ℎ ) " Dalam analisis exergy ini, kita akan menghitung exergy losses dari setiap komponen
dengan nilai input yang berada dalam tabel di atas. Berikut merupakan persamaan exergy losses untuk
setiap komponen sistem: Tabel 3 Exergy losses setiap komponen PLTP Kamojang Unit 4 Komponen
Wellhead Turbin Kondenser Cooling tower Exergy losses " Selanjutnya, exergy losses tersebut akan kita
jumlahkan untuk mendapatkan total exergy destruction sistem. Terakhir, kita mendapatkan Net Power
Output sistem dengan melakukan proses pengurangan antara exergy input dengan total exergy
destruction sistem. Berikut merupakan persamaan-persamaan yang digunakan untuk mendapatkan dua
hal tersebut: Total exergy destruction ","#$ = ","##"# + ","#$%& + ","#$%#&%' (6) Total Net Power
Output dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4 "# = "#$% (","##"# + ","#$%& +
","#$%#&%' ) (7) Efisiensi Exergy Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang Unit 4

"#$% = "# "#$% (8) 3.2 Analisis Ekonomi Dalam metode optimasi exergoeconomic, setiap parameter
yang dianalisis dalam analisis exergy berkaitan dengan nilai ekonomi yang harus dibayarkan. Secara
sederhana, kenaikan keuntungan exergy yang didapat akan berbanding lurus dengan nilai ekonomi yang
harus dibayarkan. Berikut merupakan metodologi penelitian optimasi biaya sistem
Metodologi penelitian optimasi biaya sistem Biaya sistem terdiri dari dua komponen, yakni biaya
investasi dan biaya operasional. investasi awal, total perkiraan biaya dihitung dengan menjumlahkan
biaya per komponen melalui persamaan umum berikut (Smith, 2005): dimana: = biaya komponen yang
dicari dengan kapasitas = biaya komponen yang diketahui dengan kapasitas = konstanta persamaan
(bergantung pada komponen) = ( ) (9) Berikut merupakan variabel-variabel yang diketahui dan
dibutuhkan dalam analisis ekonomi sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi: Tabel 4 Analisis
ekonomi PLTP Komponen Harga pasar (Estevez, 2012) Konstanta (Smith, 2005) Turbin 13 million USD (30
MW) 0,6 Kondenser - -

Biaya investasi awal untuk kondenser bergantung kepada luas permukaan dari kondenser tersebut.
Berikut persamaan yang digunakan untuk mendapatkan biaya investasi awal kondenser (Estevez, 2012):
"#$%#&%' = exp {11,967 0,8197 ln + 0,09005 ln } (10) Nilai A kita dapatkan melalui persamaan berikut: =
( ) ( ) (11) " "#$%#&%' "#$%#&%' Untuk biaya operasional, dalam penelitian ini biaya tersebut
didefinisikan sebagai biaya perawatan pembangkit (maintenance), biaya perawatan kualitas uap, dan
biaya perawatan sumur. Biaya ini kita asumsikan sebesar 0,028 USD/kWh (Estevez, 2012). Dengan
kondisi-kondisi tersebut, kita bisa menghitung total biaya tahunan (total annual cost) dengan persamaan
berikut: "#$ = "#$%& + "#$%#&%'. "# + 0,028 "# (12) Dalam persamaan tersebut, variabel CRF
merupakan Capital Recovery Cost, diartikan sebagai faktor pengembalian modal dari biaya pembelian
komponen per tahun (Bejan, 1996), dinyatakan sebagai: Keterangan: = suku bunga (interest rate) =
waktu pemakaian (lifetime) "# = () () 3.3 Optimasi Exergoeconomic Optimasi yang dilakukan dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tekanan wellhead yang optimum dari segi efisiensi
exergy dan ekonomi. Terdapat tiga tahapan dalam optimasi exergoeconomic antara lain optimasi single
objective untuk efisiensi exergy, optimasi single objective untuk biaya sistem, dan optimasi
multiobjective dari segi efisiensi exergy dan biaya sistem. Berikut merupakan metodologi penelitian
optimasi exergoeconomic: (13)

Metodologi penelitian optimasi exergoeconomic 3.4 Optimasi Steam Ejector Dalam optimasi steam
ejector, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah minimum motive steam yang harus dialirkan
ke steam ejector agar udara dan material tak terkondesasi dapat keluar dari sistem PLTP Kamojang Unit
4. Jika dalam 3 analisis sebelumnya uap panas kita anggap dalam kondisi 100% vapour saturated, dalam
analisis ini kita menganggap terdapat material dalam uap panas bumi yang dapat mengganggu kinerja
turbin. Oleh karena itu, material tersebut harus dikeluarkan dari sistem dan dilepaskan ke atmosfer.
Berikut merupakan diagram kerja dari removal gas system di PLTP Kamojang Unit

Diagram skematik optimasi steam ejector

Fungsi objektif dalam optimasi ini memiliki tujuan untuk meminimalkan daya yang dibutuhkan steam
ejector dalam melaksanakan fungsinya. Berikut persamaan fungsi objektif untuk optimasi steam ejector:
= 118.000 "## (14) """ Dalam melakukan optimasi steam ejector, kita memiliki beberapa fungsi constrain
agar optimasi bisa berjalan dengan baik. Berikut merupakan beberapa fungsi constrain yang dapat
digunakan: a. Hukum kekekalan massa + 0,3825 = "#$%#&'( + 0,123 (15) b. Rasio aliran dan tekanan
Menurut Stoecker (1989), aliran uap yang menuju kondenser memiliki hubungan dengan tekanan
kondensasi yang ada di inter kondenser. Hubungan tersebut dapat dituliskan dalam bentuk: c. Analisa
perpindahan kalor,"#$,"#$ = 0,19 "#$% "#$%#&%' " Inter kondenser dalam sistem ini, bekerja layaknya
kondenser pada umumnya, yaitu merubah fase fluida dari kondisi uap menjadi cair dengan cara
melepaskan kalor. Dalam perpindahan kalor di kondenser berlaku persamaan berikut:, (16) "#$"# = "#$%
+ ( "#$%#&%' "#$% )(1 " ) (25) Menurut Stoecker (1989), terdapat hubungan antara temperatur saturasi
dari suatu zat dengan tekanan saturasinya. Hubungan tersebut dituliskan dalam bentuk: ln = 18,6 "#$,
atau dalam bentuk lain dapat dituliskan menjadi: = "#$, "," (26) (27) Dengan mensubstitusikan
persamaan (27) ke persamaan (25), didapatkan sebuah persamaan baru untuk perpindahan kalor di
kondenser dalam bentuk: (28)

5206,9 18,6 ln(0,5 "#$% "#$%#&%' ) 5206,9 26,2)(1 18,6 ln 0,5 "#$% "#$%#&%' = 26,2 + (, ","# "#, "#$ )
Berikut desain dari inter kondenser yang digunakan serta beberapa keterangan untuk menjelaskan
persamaan (28): = 1,670 6,045 = 10,095 = 1,4 = 157,2 = 4,187 "#$"# "#$%&'( = 0,5 "#$% "#$%#&%'
(Konsentrasi uap yang dibuang sebesar ". " " ". 50%) 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Analisis Kondisi
Operasional Berikut merupakan kondisi operasional dari PLTP Kamojang Unit 4: Tabel 5 Kondisi
operasional PLTP Kamojang Unit 4 Titik Aliran massa " ( ) Tekanan ("#) Temperatur ( ) Entalpi " ( ) "
Entropi " ) ( Exergy (") ". Input 134,403 11,8 187 2783,2 6,5276 119790 1 71,35 10 187 2783,2 3,197
62128 2 71,35 0,1235 50 2254,7 7,0332 15419 3 71,35 0,1235 50 209,34 0,704 516,47 4 2050 400 26,2
110,21 0,384 1901 2050 0,09595 0,7038 45 17 188,43 71,42 0,639 0,253 5 Lingku ngan - 10758 -
Sumber: (PT. Pertamina Geothermal Energy) Pembangkit Listrik Kamojang Unit 4 dengan sumber
berjumlah 11 buah, memiliki karakteristik uap panas bumi: aliran uap 134,403 ", tekanan 11,8 "#, dan
temperatur 187. Karakteristik tersebut jika kita konversikan dalam bentuk nilai exergy, maka potensi
exergy dari PLTP Kamojang Unit 4 sebesar 119.790 kw. Berdasarkan data-data di tabel 5, terlihat bahwa
saat ini PLTP Kamojang Unit 4 beroperasi dengan nilai tekanan

separator sebesar 10 bar. Aliran uap akan memasuki sistem dengan nilai 71,35 ". Datadata tersebut
kemudian diolah untuk mendapatkan exergy losses komponen dan net power output di PLTP Kamojang
Unit 4. Berikut tabel dan gambar yang menyajikan overall exergy PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi
operasional yang sedang berlangsung: Tabel 6 Overall exergy flow PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi
operasional yang sedang berlangsung Komponen Exergy losses (kw) Transmission 57.664 Input 119.790
kw Turbin 9002,8 Net 38.223 kw Kondenser 14.903 Efisiensi 31,91 % Total 81.570 4.2 Optimasi Efisiensi
Exergy Setelah kondisi operasional dianalisis, dilakukan optimasi untuk efisiensi exergy. Dengan range
input tekanan wellhead dari 3,5-11 bar, grafik optimasi tidak terlalu terlihat begitu jelas. Secara sekilas
nilai optimum tekanan wellhead berkisar antara 4,5 bar sampai 5,5 bar. Berikut merupakan grafik
perbandingan tekanan wellhead terhadap net power output sistem dengan range input tekanan
wellhead 4,5-5,5 bar. Perbandingan Tekanan dan Net 56700 56650 56600 56550 56500 56450 56400
56350 56300 450 460 470 480 490 500 505 510 520 530 540 550 Perbandingan Tekanan dan Net
Gambar 7 Perbandingan tekanan wellhead dan efisiensi exergy sistem PLTP Kamojang Unit 4 dengan
range 4,5 5,5 bar Dalam gambar 7terlihat bahwa terdapat sebuah titik puncak atau titik maksimum dari
net power output sistem. Berikut ditampilkan analisis termodinamika dalam optimasi exergy PLTP
Kamojang Unit 4.

Titik Tabel 7 Kondisi optimum PLTP Kamojang Unit 4 secara efisiensi exergy Aliran massa ( " ) Tekanan
("#) Temperatur ( ) Entalpi Entropi Exergy ( " " ( " ". (") input 134,403 11,8 187 2783,2 6,5276 119790 1
134,4 5,06114 152,29 2783,2 6,8963 95223 2 121,4126 0,1235 50 2323,27 7,2468 27094 3 121,4126
0,1235 50 209,34 0,704 878,85 4 2050 400 26,2 110,21 0,384 1901 5 2050 0,09595 45 188,43 0,639
10758 Lingkungan - 0,7038 17 71,42 0,253 - Dengan nilai tekanan wellhead sebesar 5,06114 bar, aliran
uap panas bumi yang memasuki sistem akan mencapai 121,4126 ". Meskipun secara tekanan uap terjadi
penurunan yang drastis dari tekanan uap sumur, aliran uap yang memasuki sistem mencapai angka yang
cukup tinggi. Dari aliran uap maksimal yang tersedia, 90%-nya masuk ke dalam sistem PLTP Kamojang
Unit 4. Berikut disajikan analisis overall exergy flow dengan tekanan wellhead yang optimum secara
efisiensi exergy. Tabel 8 Overall exergy flow PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi optimum secara
efisiensi exergy Komponen Exergy losses (kw) Transmission 24.569 Input 119.790 kw Turbin 12.346 Net
56.663 kw Kondenser 26.215 Efisiensi 47,30 % Total 63.130 4.3 Optimasi Ekonomi Berikut merupakan
grafik yang menyajikan optimasi tekanan wellhead terhadap kebutuhan biaya sistem.

Perbandingan Tekanan dan Biaya 4500000 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000
1000000 500000 0 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 Gambar 8 Perbandingan tekanan
wellhead dan biaya sistem Biaya sistem akan mencapai nilai minimum ketika tekanan wellhead sebesar
11 bar. Biaya minimum sistem PLTP Kamojang Unit 4 mencapai nilai sebesar US $ 2.242.200. Berikut
ditampilkan analisis termodinamika di setiap titik PLTP Kamojang Unit 4 dengan tekanan wellhead
optimum secara ekonomi. Titik Tabel 9 Kondisi optimum PLTP Kamojang Unit 4 secara ekonomi Aliran
massa ( " ) Tekanan ("#) Temperatur ( ) Entalpi Entropi Exergy ( " " ( " ". (") input 134,403 11,8 187
2783,2 6,5276 119790 1 48,6451 1100 184,06 2783,2 6,557 42935 2 48,6451 0,1235 50 2245,4 7,004
10466 3 48,6451 0,1235 50 209,34 0,704 352,12 4 2050 400 26,2 110,21 0,384 1901 5 2050 0,09595 45
188,43 0,639 10758 Lingkungan - 0,7038 17 71,42 0,253 - Dengan tekanan wellhead sebesar 11 bar,
aliran uap yang akan memasuki sistem mencapai nilai 48,6451 ". Aliran massa yang mengalir sangat kecil
dikarenakan tekanan aliran sangat besar. Dari potensi sebesar 134,403 ", hanya 36% yang masuk ke
dalam sistem dalam setiap detiknya. Berikut disajikan analisis overall exergy flow dengan tekanan
wellhead yang optimum secara ekonomi.

Tabel 10 Overall exergy flow PLTP Kamojang Unit 4 dengan kondisi optimum secara ekonomi Komponen
Losses Transmission 76.858 Input 119.790 kw Turbin 6.308,5 Net 26.512 kw Kondenser 10.114 Efisiensi
22,13 % Total 91.579 Dengan biaya sistem minimum, sistem dapat menghasilkan net power output
sebesar 26.512 kw dan efisiensi exergy sebesar 22,13%. Nilai tersebut lebih optimum 5,398% dari
kondisi operasional dengan efisiensi exergy sebesar 31,91%. Exergy losses terbesar terjadi di transmisi
sebesar 76.858 kw. Exergy losses terkecil terjadi di turbin sebesar 6.308,5 kw. Berikut ditampilkan
analisis biaya sistem dilihat dari tiap komponen yang ada dalam sistem. Tabel 11 Analisis ekonomi PLTP
Kamojang Unit 4 dengan kondisi optimum secara ekonomi Komponen Cost (US $) Turbin 1.485.973,4
Condenser 13.325,858 Operation 742.330 Total 2.242.200 4.4 Optimasi Exergoeconomic Berbeda dari
optimasi exergoeconomic sistem lainnya seperti cascade refrigeration system yang akan menuju ke satu
titik optimum, optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4 menuju ke 15 titik optimum. Berikut
merupakan grafik optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4 yang dilakukan dengan perangkat
optimtool software MATLAB.

Gambar 9 Grafik optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4 Fungsi objektif 1 merupakan fungsi
optimasi ekonomi, sedangkan fungsi objektif 2 merupakan fungsi optimasi efisiensi exergy. Berbeda
dengan diagram pareto pada umumnya, diagram pareto optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit
4 berbentuk garis linear, tidak berbentuk garis lengkung dengan titik puncak mendekati titik nol. Hal ini
diduga disebabkan oleh jumlah variabel optimasi yang hanya berjumlah satu buah. Jumlah variabel
tersebut mengakibatkan tidak adanya kemungkinan bahwa suatu kondisi akan dicapai oleh kombinasi
beberapa titik. Kombinasi inilah yang menyebabkan diagram pareto bisa berbentuk garis lengkung
dengan titik puncak mendekati titik nol. Dalam optimasi exergoeconomic PLTP Kamojang Unit 4, satu
kondisi hanya bisa dicapai oleh satu titik tanpa kombinasi titik yang lainnya. Hal inilah yang membuat
diagram pareto yang dihasilkan hanya berbentuk garis lurus. Berikut merupakan 15 titik optimum secara
efisiensi exergy dan biaya sistem yang didapatkan. Tabel 12 Kondisi optimum PLTP Kamojang Unit 4
secara exergoeconomic Tekanan ("#) Biaya (US $) 504,787 3.957.104 1.044 2.680.575 504,787 3.957.104
967 3.096.044 944 3.195.912 868 3.462.060 1.099 2.254.727 980 3.040.323 668,554 3.860.743 1.067
2.524.120 1.085 2.377.136 896 3.373.734 1.009 2.892.175 1.032 2.758.570 741 3.755.803 Net power
output ("##) 56.662.676 33.773.177 56.662.676 40.970.268 42.740.596 47.527.785 26.714.077
39.989.001 54.868.570 31.139.365 31.139.365 45.928.277 37.403.580 35.102.479 52.918.633

4.5 Optimasi Steam Ejector Dari proses optimasi dengan bantuan perangkat optimtool software
MATLAB, ketiga variabel dapat diketahui untuk mendapatkan daya minimum yang dibutuhkan steam
ejector dalam melaksanakan fungsinya. Nilai variabel tersebut yaitu: Tabel 13 Kondisi operasional
optimum optimasi steam ejector Variabel Kode variabel Nilai Aliran motive steam x(1) 34,415 " Tekanan
kondenser x(2) 109,093 kpa Massa kondensat x(3) 34,672 " Dengan kondisi operasional tersebut, steam
ejector hanya membutuhkan aliran motive steam sebesar 34,415 " atau sebanding dengan 4.060,97
Watt hour. Daya yang steam ejector lebih kecil 15% dari daya steam ejector yang dioperasionalkan saat
ini. Tabel 14 Perbandingan steam ejector kondisi operasional dan optimum Parameter Operasional
Optimum Aliran motive steam 40,61 " 34,415 " Kebutuhan daya 4.792,14 Watt hour 4.060,97 "## h"# 5.
Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Penurunan tekanan
wellhead dapat meningkatkan net power output dan efisiensi exergy sistem PLTP jenis dry steam power
plant sampai mencapai titik maksimum. Setelah melewati titik maksimum, net power output dan
efisiensi exergy akan mengalami penurunan. 2. Penurunan tekanan wellhead dapat meningkatkan
kebutuhan biaya sistem PLTP jenis dry steam power plant sampai mencapai titik maksimum. Setelah
melewati titik maksimum, biaya kebutuhan sistem akan mengalami penurunan. 3. Optimasi
exergoeconomic tidak akan menuju ke satu titik optimum apablia variabel optimasi hanya berjumlah
satu buah. 4. Penurunan tekanan kondensasi dapat mengurangi aliran motive steam pada gas removal
system jenis steam ejector. Penurunan tekanan kondensasi dapat dilakukan dengan menurunkan fluida
yang dikondensasikan 6. Referensi Agustina, Lina. (2013). Kajian Pemilihan Sistem Pembuangan Gas Tak
Terkondensasi (Gas Removal System) di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Tesis: Institut
Teknologi Bandung.

Ameri,. Amanpoour,. (2011). Energy and exergy analysis and optimization of a double flash power plant
for Meshkin Shahr region. World Renewable Energy Congress 2011-Sweden. Balqis,. Indriawati,. dan
Lelono. (2012). Optimasi Daya Listrik pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat.
Jurnal Teknik POMITS Voli.1: Institut Teknologi Sepuluh November. Bejan A, Tsatsaronis, dan G., Moran,
M. (1996). Thermal design and optimization. New York: John Wiley & Sons. Cengel, Y. dan Tuner, R..
(2005). Fundamentals of Thermal-fluid Sciences. 2nd ed., McGraw-Hill, New York. Dincer, I., Rosen, M.A.
(2007) Exergi: Energy, Environtment, and Sustainable Development. Elsevier, All rights reserved. DiPippo
R. (2011). Geothermal power plants, principles, applications, case studies and environmental impact. 3rd
ed. Elsevier El-Emam,. Dincer. 2013. Exergy and exergoeconomic analyses and optimization of
geothermal organic Rankine cycle. Elsevier. Estevez, Jose. (2012). Geothermal Power Plant Projects in
Central America: Technical and Financial Feasibility Assessment Model. Thesis: University of Iceland
Ganjehsarabi,. Gungor,. Dincer,. (2012). Exergetic performance analysis of Dora II geothermal power
plant in Turkey. Elsevier. Jalilinasrabady,. Itoi,. Valdimarsson,. dkk. (2012). Flash cycle optimization of
Sabalan geothermal power plant employing exergy concept. Elsevier Jalilinasrabady,. Itoi,. Fujii,. Tanaka,.
(2010). Energy and Exergy Analysis of Sabalan Geothermal Power Plant, IRAN. Proceedings World
Geothermal Congress 2010 Bali, Indonesia, 25-29 April 2010. Marler, Tim. (2005). A Study of Multi-
Objective Optimization Methods. Jerman: Saarbrucken Pambudi,. Itoi,. Jalilinasrabady,. Jaelani.
(2013).Exergy analysis and optimization of Dieng single-flash geothermal power plant. Elsevier
Sholahudin. (2013). Optimasi thermoeconomic dan analisa sistem refrigerasi cascade dengan
menggunakan variasi refrigeran. Skripsi: Universitas Indonesia Smith R. (2005) Chemical process: design
and integration, 2nd ed. New York:John Wiley & Sons. Stoecker, Wilbert. (1980). Design of themal
system. McGraw-Hill Kogakusha, 1980 Yari, Mortaza. (2009). Exergetic analysis of various types of
geothermal power plants. Elsevier

Anda mungkin juga menyukai