“FLAME FOTOMETER”
Disusun Oleh:
Kelompok 2
3A-TLM
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahkan rahmat dan anugrah dari-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus
berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi
seluruh alam semesta.
Akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas mata
kuliah Instrumentasi II dengan bahan kajian yang berjudul “Flame Fotometer”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing kami. Dan kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalan ini berlangsung
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah
yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Flame fotometer adalah Sebuah fotometer nyala yang merupakan alat yang
digunakan dalam analisis kimia anorganik untuk menentukan konsentrasi ion
logam tertentu, di antaranya natrium, kalium, lithium, dan kalsium.
Fotometri nyala adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada
pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada panjang
gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah
pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi
dari konsentrasi dari komponen logam tersebut.
Misalkan logam natrium menghasilkan pijaran warna kuning, kalium
memancarkan warna ungu seadngkan litium memancarkan sinar merah bila
dibakar dalam nyala. Hal inilah telah dimanfaatkan untuk maksud identifikasi
unsur alkali tersebut.
Besaran intensitas sinar pancaran ini ternyata sebanding dengan tingkat
kandungan unsur dalam larutan, sehingga metoda flame fotometer digunakan
untuk tujuan kuantitatif dengan mengukur intensitasnya secara relatif. Metoda
ini menggunakan foto sel sebagai detektornya dan pada kondisi yang sama
digunakan gas propana atau elpiji sebagai pembakarnya untuk membebaskan
air sehingga yang tersisa hanyalah kandungan logam.
1. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Flame fotometer?
2. Bagaimana prinsip kerja dari Flame fotometer?
3. Apa bagian atau komponen dari flame fotometer?
4. Bagaimana cara perawatan dari alat flame fotometer?
5. Apa saja metode analisa flame fotometri?
6. Apa saja keuntungan flame fotometer?
7. Gangguan-gangguan dalam fotometri menurut sumber dan filtratnya?
8. Apa kegunaan flame fotometer dalam industri kimia?
1
9. Bagaimana cara kalibrasi dari alat flame fotometer?
2. TUJUAN
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari alat spektrofotometer
2. Mengetahui komponen serta fungsi dari alat spektrofotometer
3. Mengetahui prinsip kerja alat spektrofotometer
4. Mengetahui cara perawatan dan penyimpanan alat
5. Mengetahui metode analisa flame fotometer
6. Mengetahui keuntungan flame fotometer
7. Mengetahui gangguan-gangguan menurut sumber filtratnya?
8. Mengetahui kegunaan flam fotometer dalam industri kimia
9. Mengetahui bagaimana cara kalibrasi flame fotometer
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Gambar 1.1
3
Atomizer adalah bagian dari alat pada flame fotometer untuk merubah sampel
dari suatu larutan menjadi suatu aerosol atau kabut yang kemudian masuk kedalam
nyala. Proses ini merupakan proses yang paling penting dalam menentukan hasil
dari analisa nyala. Untuk mendapatkan nyala yang tetap maka pembakar harus
disuplay dengan bahan bakar dan oksigen/udara dengan tekanan yang tetap
Gambar 2.1
Apabila suatu atom dikenal energi maka elektron terluar akan mengalami
eksitasi,keadaan ini tidak stabil dan elektron akan kembali lagi ke tingkat dasar
dengan melepaskan energi radiasi dalam bentuk emisi. Semakin besar emisi maka
konsentrasi analit juga semakin tinggi. Konsentrasi (C) setara dengan emisi.
Prinsip Kerja Flame Fotometer Pertama kali bahan bakar gas dinyalakan
dan kemudian dialirkan O2 atau udara pada tekanan tertentu sampai diperoleh
warna nyala biru yang kuat dan tajam. Menentukan unsur apa yang akan ditentukan
dengan jalan menetapkan posisi filter. Celupkan pipa kapiler yang ada di ujung
atomizer ke dalam larutan contoh. Oleh atomizer larutan contoh akan berubah
4
menjadi butiran-butiran halus yang menyerupai atom lalu masuk ke dalam ruang
pembakaran sehingga terjadi peristiwa eksitasi dari unsur-unsur.
Pertama, Sample yang akan dianalisa dimasukkan ke dalam suatu tempat
yang disebut mixing chamber. Kemudian Sample akan bercampur dengan oksigen
dan gas pembakar. Dengan suatu reflektor, maka cahaya yang ditimbulkan
dipusatkan pada suatu filter. Filter optik akan merubahnya menjadi sinar
monokromatik yang mempunyai panjang gelombang tertentu. Sinar monokromatik
yang keluar dari filter dikenakan pada suatu sensor cahaya berupa photo diode. Pada
detektor terjadi perubahan antara cahaya dengan tegangan. Besarnya tegangan yang
dihasilkan akan dikuatkan dan selanjutnya ditampilkan dalam emisi.
5
Digunakan untuk membakar butiran - butiran halus yang
menyerupai atom, sehingga terjadi peristiwa eksitasi atom menghasilkan
nyala yang berwarna.
5. Filter cahaya
Berfungsi untuk mengumpulkan dan membuat cahaya monokromatis
serta memfokuskan ke detektor dan digunakan untuk menseleksi warna-
warna nyala dari unsur-unsur yang mengalami eksitasi,warna filter yang
digunakan harus sama dengan warna nyala yang akan ditentukan.
6. Foto Sel
Foto sel bertujuan untuk mengubah warna nyala menjadi energy
listrik berupa kuat arus yang lemah.
7. Amplifler
Bertujuan memperkuat arus.
8. Recorder
Bertujuan untuk mencatat emisi nyala (E). Sinyal listrik yang keluar
dari detektor diubah menjadi satuan yang terukur.
6
5. METODE ANALISA FLAME FOTOMETRI
A. Cara intensitas langsung (Direct Intensity Method)
Sampel yang ada langsung diukur kemudian dapat langsung terbaca
nilai emisinya.
B. Cara standar dalam (Internal Standard Method)
Sampel langsung ditambahkan dengan lar standar baru kemudian
diukur dan didapatkan nilai emisinya
C. Cara adisi standar atau cara penambahan standar.
Hampir sama dengan cara kedua tetapi larutan standar yang
ditambahkan berbeda-beda konsentrasinya, sampelnya tetap sama hanya
konsentrasi larutan standar yang ditambahkan yang berbeda-beda.
7
Beberapa masalah yang ditemui dalam analisa kuantitatif secara fotometeri
nyala antara lain:
a. Radiasi dari unsur lain
Jika terdapat garis spektrum yang lain yang berdekatan dengan garis
spekrum logam yang ditentukan sehingga memungkinkan terjadinya
interferensi.
b. Penambahan kation
Dalam nyala yang bersuhu tinggi beberapa atom logam terionisasi,
ion tersebut mempunyai emisi tersendiri dengan frekuensi yang berbeda dari
atomnya sehingga akan mengurangi tenaga radiasi dari emisi atom.
c. Interferensi anion
Ion sulfat dan ion pospat akan merendahkan emisi kalium dibawah
tingkat.
8
Visikositas
Makin besar visikositas dari suatu larutan yang dianalisa,
makin lambat larutan tersebut mencapai nyala. Sehingga intensitas
pancaran pada alat akan semakin kecil dan tidak sesuai dengan
konsentrasi unsur yang kita analisa.
Tekanan uap dan permukaan larutan.Sifat ini akan mempengaruhi
ukuran besar kabut. Kabut dengan ukuran besar akan sedikit
mecapai nyala, sehingga intensitas yang terbaca pada alat akan lebih
kecil dari nilai yang sebenarnya.
c. Gangguan ionisasi
Gangguan ini disebabkan karena menggunakan suhu nyala yang
lebih tinggi. Logam alkali dan alkali tanah yang mudah terionisasi, akibat
dari adanya ionisasi akan mengurangi jumlah atom netral. Akibatnya
intensitas dari spektrum atom akan berkurang dan tidak sesuai dengan
konsentrasi yang akan kita amati.
Nyala yang dihasilkan dari campuran oksigen dan gas akan
mempunyai energi yang dapat mengionisasi logam alkali dan alkali tanah
hal ini menggakibatkan terjadinya penurunan jumlah atom yang akan
diekstraksi. Adanya atom yang lebih mudah terionisasi akan memberikan
sejumlah elektron kedalam nyala sehingga akan mendesak ion menjadi
atom.
d. Gangguan dari anion-anion yang ada dalam larutan logam.
Pada umumnya sinar dari emisi unsur-unsur akan lebih rendah
apabila jumlah asam yang relatif tinggi gangguan anion ini tidak akan nyata
bila kadarnya lebih rendah dari 0,1M diatas kepekatan tersebut asam sulfat,
nitrat dan fosfat akan memberikan akibat pada penurunan sinar emisi logam.
9
8. KEGUNAAN FLAME FOTOMETER DALAM INDUSTRI KIMIA
1. Menentukan kadar kalium dalam pupuk
Pupuk alam dan pupuk sintetis pada umumnya mengandung unsur
hara kalium yang berfungsi untuk tumbuh tanaman,unsur hara kalium yang
terdapat pada kadarnya dapat menggunakan fotometer nyala.
2. Menentukan kadar kalium dan Na dalam air
Unsur kalium, natrium merupakan mineral-mineral yang terdapat
dalam air,air minum kemasan dan minuman ringan lainnya. Mineral-
mineral yang terdapat dalam air sesuai dengan batas toleransinya berguna
bagi tubuh manusia. Dan kadar mineralnya dapat di tentukan dengan
menggunakan peralatan fotometer nyala.
9. KALIBRASI
Gunakan sample aquades, kemudian lihattampilan yang tertera pada
Display . Jika belum menampilkan angka 0 (nol), Maka atur knob Coarse
kemudian knob fine sampai angka yang tertera pada display 0 (nol). Setelah itu atur
selector dp (decimal point) untuk menentukan apakah nilai yang akan ditampilkan
berjenis satuan, puluhan atau ratusan. Atur knob Blank. Kemudian kalibrasi
dengan sample standar. Misal Na dengan konsentrasi 2 ppm dan 4 ppm. Apabila
hasil pengukuran yang di dapat telah sesuai dengan nilai standar barulah lakukan
pengukuran sample yang sesungguhnya.
10
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Flame fotometer adalah suatu metoda analisa untuk menentukan kadar
logam dalam suatu sampel yang berdasarkan pada pengukuran besaran emisi
sinar monokromatis spesifik yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau
alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini
merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut, sehingga
flame fotometris disebut juga fotometris nyala.
Prinsip dari flame fotometer ini adalah pancaran cahaya elektron yang
diemisi dari keadaan tereksitasi dan kemudian kembali ke keadaan dasar.
Bagian-bagian flame fotometer adalah BBG (Bahan Bakar Gas), Udara / O2,
Atomiser / Nebuliser, Ruang pembakar, Filter cahaya, Foto Sel, Amplifler,
Recorder
2. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi,
atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
Underwood, A.L. Dan R.A. Day. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi Ke-5.
Erlangga : Jakarta. Hal 490 – 542.
Hendava, Dr. Sumar, Dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Ikip Semarang :
Semarang. Hal 139 – 143.
12