Anda di halaman 1dari 2

Nama : Cahya Florentia A.

B
Kelas : IV

Batik Pekalongan

Batik asli Pekalongan konon memiliki nilai historis yang berkaitan dengan pergolakan di zaman
kolonial Belanda. Ketika Panembahan Senopati mengumumkan perang terbuka melawan Belanda
perpecahan terjadi di lingkungan keraton Yogyakarta. Keluarga keraton sempat terpecah belah.

Para bangsawan meninggalkan keraton bersama para pengikutnya dan menetap di berbagai
daerah termasuk Pekalongan. Di daerah-daerah baru tersebut kerajinan batik tetap dikembangkan
keluarga keraton disertai modifikasi yang terinspirasi kondisi daerah di tempat tinggal baru
tersebut.

Motif Batik dan Corak Batik Pekalongan

Corak Batik Pekalongan hampir sama dengan batik Yogyakarta, bedanya lebih atraktif dan
berwarna cerah.
Batik Yogyakarta

batik kawung

Kegunaan : Dikenakan di kalangan kerajaan


Filosofi : Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya, juga
melambangkan empat penjuru ( pemimpin harus dapat berperan sebagai pengendali kea rah
perbuatan baik). Juga melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu-nafsu
yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia .

Batik Solo

Motif parang

Motif batik parang adalah motif batik solo yang paling tua. Motif batik ini menampilkan huruf s
yang dipadukan dengan garis lurus berbentuk diagonal atau dalam istilah solo adalah perengan.
Uniknya motif batik parang mempunyai filosofi tersendiri. Yaitu tidak mudah menyerah dan tidak
mudah berputus asa. Filosofi ini bisa dilihat dari posisi huruf s berbentuk ombak bergulung gulung
yang mengingatkan kita untuk tahan dan tangguh menghadapi segala macam tantangan.

Anda mungkin juga menyukai