Anda di halaman 1dari 35

COITUS SAAT KEHAMILAN : PERSPEKTIF MEDIS DAN ISLAM

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister


Pengkajian Islam Konsentrasi Agama Dan Kesehatan

Oleh:

DIAN ROSNURMILA

NIM: 21141200000002

Promotor:

Prof.Dr.ARIF SUMANTRI.M.Kes

Dr.JM.MUSLIMIN.MA

KONSENTRASI AGAMA DAN KESEHATAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIEF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

i
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dian Rosnurmila

Nomor Induk : 241141200000002

Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 11 Desember 1969

Pekerjaan : Bidan

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul ‘’COITUS SAAT


KEHAMILAN : PERSPEKTIF MEDIS DAN ISLAM’’. Adalah benar karya asli
saya sendiri, kecuali kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat
kesalahan atau kekeliruan di dalamnya, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab
saya yang dapat berakibat gelar kesarjanaan saya dibatalkan. Surat pernyataan ini
saya buat dengan sesungguhnya agar semua pihak yang berkepentingan dengan
pernyataan ini menjadi maklum adanya.

Jakarta, 30 September 2017

Dian Rosnurmila

ii
PERSETUJUAN

Tesis yang berjudul ‘’COITUS SAAT KEHAMILAN : PERSPEKTIF MEDIS


DAN ISLAM ‘’ yang ditulis oleh sdr. DIAN ROSNURMILA. Nomor Induk
Mahasiswa. 21141200000002 disetujui untuk di bawa ke sidang ujian tertutup.

Pembimbing I

Prof. Dr. Arif Sumantri. M. Kes

iii
PERSETUJUAN

Tesis yang berjudul ‘COITUS SAAT KEHAMILAN : PERSPEKTIF MEDIS


DAN ISLAM’’, yang ditulis oleh sdr. DIAN ROSNURMILA.Nomor Induk
Mahasiswa 21141200000002 disetujui untuk di bawa ke sidang ujian tertutup.

Pembimbing II

Dr. JM. Muslimin. MA

iv
PERSETUJUAN HASIL UJIAN TESIS

Tesis yang berjudul ‚Coitus Saat Kehamilan: Perspektif Medis dan Islam‛
yang ditulis oleh Dian Rosnurmila, NIM 21141200000002, telah dinyatakan Lulus
dalam Ujian tesis pada hari Selasa , 22 Agustus 2017

Tesis ini telah diperbaiki sesuai saran dan komentar para penguji ketika
ujian tesis magister.

Jakarta, 30 September 2017

Tim Penguji :

No Nama Penguji Tanda Tangan Tanggal


1. Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA
(Ketua sidang merangkap
penguji)

2. Prof. Dr. didin Saefuddin, MA


(Penguji 1)

3. Dr. Siti Nur Aisyah Jauharoh,


Ph.D
(Penguji II)

4. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM,


M.Kes
(Pembimbing merangkap
penguji)

5. Dr. JM Muslimin, MA
(Pembimbing merangkap
Penguji)

v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Tesis ini menggunakan pedoman transliterasi Arab-Latin ALA-LC


Romanization Tables, berikut penjelasannya:

A. Daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf latin sebagai berikut:

Huruf Arab Nama Huruf Latin


‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan
‫ب‬ Ba> B
‫ت‬ Ta> T
‫ث‬ Tha> Th
‫ج‬ Ji@m J
‫ح‬ H{a> H{
‫خ‬ Kha> Kh
‫د‬ Da>l D
‫ذ‬ Dha>l Dh
‫ر‬ Ra R
‫ز‬ Zay Z
‫س‬ Si@n S
‫ش‬ Shi@n Sh
‫ص‬ S}ad S{
‫ض‬ D{a>d D{
‫ط‬ T{a> T{
‫ظ‬ Z{a> Z{
‫ع‬ ‘Ayn ‘
‫غ‬ Ghayn Gh
‫ؼ‬ F>a> F
‫ؽ‬ Qa>f Q
‫ؾ‬ Ka>f K
‫ؿ‬ La>m L
‫ـ‬ Mi@m M
‫ف‬ Nu>n N
‫ك‬ Wa>wu W
‫ ق‬،‫ة‬ Ha, Ta> H*
marbut}ah

vi
‫ء‬ Hamzah ’
‫ي‬ Ya> Y
*Untuk huruf (‫) ة‬, ta>marbu>t{ah dalam kata benda majemuk (mud}a>f)
dilambangkan dengan huruf t.

B. Vokal

1. Vokal Tunggal
َ = a ‫كتب‬ kataba
ِ =i ‫ُسئِل‬ su’ila
ِ =u ‫ب‬ ُ ‫ي ْذى‬ yadhhabu

2. Mad atau Vokal Panjang


‫ػا‬ = a> ‫قاؿ‬ qa>la
‫ػي‬ = i@ ‫قْيل‬ ِ qi@la
‫ػو‬ = u> ‫يػ ُق ْو ُؿ‬ yaqu<lu

3. Vokal Rangkap atau Diftong


‫ا ْم‬ =ay ‫كْيف‬ Kayfa
‫ا ْك‬ = aw ‫ح ْوؿ‬ Hawla

C. Kata Sandang
‫ = احليدي‬al-H{adi@th
‫ = الشمس‬al-Shams

vii
ABSTRAK

Penelitian ini membuktikan bahwa hubungan suami istri (coitus) pada masa
kehamilan diperbolehkan dari sisi medis dan tidak mengganggu kesehatan ibu. Hal
ini sejalan dengan pendapat ulama yang membolehkan coitus selama tidak
menimbulkan risiko bagi wanita danjanin yang dikandungnya berdasarkan dalil
ِ ‫ث لَّ ُك ْم فَؤْتُواْ حَرْ ث َ ُك ْم أَنَّى‬
dari al-Qur’an : ‫شئْت ُ ْم‬ ٌ ْ‫سآ ُإ ُك ْم حَر‬
َ ِ‫ ن‬Artinya: ‚Istri-istrimu adalah tanah
tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu
itu bagaimana saja kamu kehendaki.Teoriinisejalandenganpendapat Sandra Nakic
Radosa (2015), Charles P. Vegan(2013) dan Anne Katz (2010) yang berpendapat
bahwa coitu ssaat hamil memberikan kemanfaatan lebih besar daripada efek
sampingnya. Teori ini tidak sejalan dengan pendapat dari Shaum M Khedun
(2011), Lean Millheiser (2012), dan Hatice Yildiza (2015) berpendapat bahwa
coitus saat hamil menimbulkan efek samping lebih besar daripada manfaatnya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sumber data primer diperoleh
secara langsung menggunakan kuesioner, lembar observasi, dan pemeriksaan
kepada wanita hamil yaitu jawaban wanita hamil terhadap pertanyaan kuesioner
dan hasil observasi serta pemeriksaan keadaan kesehatan wanita hamil yang telah
melakukan coitus. Sumber data sekunder adalah Medical record wanita hamil di
Puskesmas Benda Baru dan BPM Dian Rosnurmila, buku Pregnant Sex, Teenage
Sex and Pregnancy: Modern Myths, Unsexy Realities, The Truth about Sexual
Behavior and Unplanned Pregnancy dan Myths About Sex & Pregnancy. Langkah
awal yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara aktivitas seksual wanita
hamil yang bertujuan untuk memastikan bahwa sampel yang digunakan pada
penelitian ini benar-benar secara rutin melakukan aktivitas seksualnya pada masa
kehamilan. Langkah kedua yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara
keluhan-keluhan yang dirasakan wanita hamil dan persepsi mereka tentang coitus
dalam masa kehamilan. Selanjutnya observasi serta pemeriksaan keadaan
kesehatan wanita hamil meliputi vital sign, pendarahan,kondisi ketuban, dan
kontraksi (nyeri perut atau keram).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 42 sampel menunjukkan bahwa 2
pasien terkadang merasakan sedikit nyeri, 1 pasien mengalami sedikit pusing dan
39 lainnya tidak mengeluhkan rasa sakit.

Kata Kunci : Coitus, Kehamilan, dan wanita

viii
ABSTRACT

This study proves that the sex during pregnancy (coitus) is allowed
according to the medical science and does not interfere with maternal health. This
argument is in line with the opinion of Islamic scholars who allow the sexual
intercourseas long asthere is no risk to the woman and the fetus based on the Holy
ِ ‫ث لَّ ُك ْم فَؤْتُواْ حَرْ ث َ ُك ْم أَنَّى‬
Qur'an: ‫شئْت ُ ْم‬ ٌ ْ‫سآ ُإ ُك ْم حَر‬
َ ِ‫ن‬means: "Your wives are a tilth for you, so go
to your tilth, when or how you will.‛ This theory is in line with the opinion Radosa
Sandra Nakic (2015), Charles P. Vegan (2013) and Anne Katz (2010) who argue
that coitus during pregnancy give a benefit greater than the side effects. This
theory is not consistent with the opinion of Shaum M Khedun (2011), Lean
Millheiser (2012), and Hatice Yildiza (2015) who argue that the side effects of
coitus during pregnancy is greater than the benefits.
This research is a descriptive research. The primary sources of this research
obtained directly using a questionnaire, observation sheets, and the medical checks
to the pregnant women, whereasthe secondary sources are numerous books and
journals related to the topic of discussion.. The first step in this research is the
interview of pregnant women about her sexual activity. That interview aims to
ensure the samples used in this study actually routinely perform sexual activity
during pregnancy. The second step taken in this study was an interview of
pregnant women's grievances and their perceptions of coitus during pregnancy.
Further observation and examination of the health conditions of pregnant women
include vital signs, bleeding, amniotic conditions, and contractions (abdominal
pain or cramps).
Based on the results of the 42 samples showed that 2 patients sometimes
feel a little pain, 1 patient had a little dizziness and 39 others did not complain of
pain.

Keywords: Coitus, Pregnancy, Women

ix
‫امللخص‬

‫أثبتت ىذه اليدراسة أف اجلماع أثناء احلملمن اجلانب الطيب مسموح كال تتعارض مع صحة األـ‪ .‬كىذاالرأم‬
‫يوافق قوؿ العلماء الذين يسمحوف العالقة الزكجية (اجلماع) لعيدـ تشكل خطرا على ادلرأة كاجلنني مستعينا‬
‫بقولو تعاىل يف القرآف‪ ":‬نسآؤكم حرث لكم فأتوا حرثكم أىن شئتم ‪".‬ك ىذه النظرية تتفق مع سانيدرا انكيك‬
‫رادكسا ‪ ،)5102(Sandra Nakic Radosa‬تشارلزب‪ .‬كيغاف‪ )5102(Charles P. Vegan‬كآف‬
‫كاتز‪ )5101( Anne Katz‬حي قالوا أبف اجلماع أثناء احلمل يعطي فائيدة أكرب من الػتأثريات اجلانبية‪.‬‬
‫ك ىذه النظرية ال تتفق معصوـ ـ‪ .‬خادكف‪ ،)5100( Shaum M Khedun‬لياف مييلهيسر ‪Lean‬‬
‫‪ ،)5105( Millheiser‬كخيدجية ييليديزا ‪ )5102( Hatice Yildiza‬حي قالواأبف اجلماع أثناء احلمل‬
‫لو التأثريات اجلانبية أكرب من فوائيده‪.‬‬
‫ك يكوف نوع البح ىنا حبثا كصفيا‪ .‬ك مت احلصوؿ على ادلصادر األساسيةذلذا البح ابستخيداـ‬
‫االستبياانمتباشرة كاألكراؽ ادلالحظة كفح احلالة الصحية للنساء احلوامل‪.‬أماادلصادر اإلضافيةتتكوف من‬
‫الكتب ك اجملالت ادلتعلقة مبوضوع البح ‪ .‬اخلطوة األكىل يف ىذا البح ىيادلقابلة حوؿ النشاط اجلنسي‬
‫للنساء احلوامل‪.‬ك تتم اخلطوة الثانية يف ىذا البحثمن طريق ادلقابالت حوؿ الشكاكل للنساء احلوامل‬
‫كتصوراهتن عن اجلماع أثناء احلمل‪.‬مث بعيد ذلكادلراقبة كفح احلالة الصحية للنساء احلوامل ك اليت تشمل‬
‫العالمات احليوية‪ ،‬كالنزيف‪ ،‬كالظركؼ الذم حييط ابجلنني‪ ،‬كتقلصات (أمل يف البطن أك تقلصات)‪.‬‬
‫كبناء على نتائج‪ 25‬العينات أظهرت أف ‪ 5‬ادلرضى يعاين أحياان األمل القليل‪ ،‬ك ‪ 0‬ادلريض يعاين اليدكار‬
‫القليلبينما ‪ 23‬آخر مل يكن يشكو من األمل‪.‬‬

‫الكلمات املفتاحية ‪ :‬اجلماع‪ ،‬احلمل‪ ،‬النساء‬

‫‪x‬‬
DAFTAR TABEL
3.1. Hasil Pemeriksaan Kesehatan Wanita Hamil Pasien Puskesmas .................... 64
3.2. Hasil Observasi dan Pemeriksaan di Puskesas................................................. 70

3.3. Hasil Pemeriksaan Kesehatan Wanita Hamil Pasien Klinik ............................ 75


3.4. Hasil Observasi dan Pemeriksaan di BPM....................................................... 81

xi
DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1. Hasil Pemeriksaan Tensi Darah Kesehatan Wanita Hamil


Pasien Puskesmas ...................................................................................... 65
Grafik 3.2. Hasil Pemeriksaan Nadi Kesehatan Wanita Hamil Pasien
Puskesmas .................................................................................................. 66
Grafik 3.3. Hasil Pemeriksaan Suhu Kesehatan Wanita Hamil Pasien
Puskesmas ................................................................................................... 66
Grafik 3.4. Hasil Pemeriksaan Pernafasan Kesehatan Wanita Hamil Pasien
Puskesmas ................................................................................................... 67
Grafik 3.5. Hasil Pemeriksaan HB Kesehatan Wanita Hamil Pasien
Puskesmas ................................................................................................... 67
Grafik 3.6. Hasil Pemeriksaan Tensi Darah Kesehatan Wanita Hamil
Pasien Klinik ............................................................................................... 76
Grafik 3.7. Hasil Pemeriksaan Nadi Kesehatan Wanita Hamil Pasien Klinik
.................................................................................................................... 77
Grafik 3.8. Hasil Pemeriksaan Suhu Kesehatan Wanita Hamil Pasien
Klinik ......................................................................................................... 77
Grafik 3.9. Hasil Pemeriksaan Pernafasan Kesehatan Wanita Hamil Pasien
Klinik ......................................................................................................... 78
Grafik 3.10. Hasil Pemeriksaan HB Kesehatan Wanita Hamil Pasien Klinik
.................................................................................................................... 78

xii
KATA PENGANTAR

Puji syukur sebesar-besarnya saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memperlihatkan kemahabesaran-Nya selama proses penelitian yang telah
saya jalani, usaha dando’aserta di barengi dengan campur tangan-Nya semakin
meningkat keimanan dengan memperlihatkan hasil analisis yang luar biasa
sehinggai lmu yang saya peroleh diharapkan bisa bermanfaat untuk segenap
kalangan.

Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Agama dan Kesehatan Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarief Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan
dari segala pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Tesis ini, kiranya
sulit bagi saya untuk menyelesaikan penulisan ini tepat pada waktunya. Pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan terimakasih
yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada., MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Prof. Dr. Masykuri Abdillah selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Prof. Dr. Arif Sumantri M.Kes sebagai pembimbing pertama yang
selalu sabar membimbing dan memberi saran dalam penyusunan tesis dan
teknis pengerjaan selama penelitian berlangsung sampai tersusunnya tesis ini.
4. Bapak Dr. JM Muslimin. MA, Ph.D selaku Kepala Prodi Magister Pascasajana
sekaligus pembimbing kedua Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief
Hidayatullah Jakarta
5. Bapak dan ibu dosen, staf administrasi yang telah memberikan bimbingan dan
bantuan selama saya menempuh pendidikan di Program Pascasarjana
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta
6. Suami dan anak-anak tercinta atas curahan kasih sayang, doa dan dorongan
baik moril maupun materil kepada saya.
7. Seluruh sahabat seperjuangan, terimakasih atas doa, nasehat, perhatian, kasih
sayang, kesabaran dan pengorbanan baik moral maupun materil yang
diberikan kepada saya.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
membantu selama ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan
membalas segala amal budi serta kebaikan pihak-pihak yang telah membantu, dan
semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.

Jakarta, 30 September 2017

Dian Rosnurmila

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN PENULIS ................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN HASIL UJIAN PENDAHULUAN .......................... v
TRANSLITERASI ............................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTARGRAFIK……………………………………………………………… xii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Permasalahan Penelitian ……………………………..…………….. 12
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 13
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 13
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................................... 13
F. Metodologi Penelitian ......................................................................... 16
G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 20

BAB II HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI SAAT KEHAMILAN


A. Perspektif Medis .................................................................................. 21
B. Perspektif Islam .................................................................................. 26

BAB III ANALISIS KESEHATAN WANITA HAMIL YANG MELAKUKAN


AKTIVITAS SEKSUALITAS
A. AktivitasCoitus PadaMasaKehamilan ................................................ 35
B. Kenyamanan dan Ketidaknyamanan Wanita Hamil saat coitus......... 47
C. Kondisi Kesehatan Wanita Hamil Yang MelakukanCoitus Saat
Kehamilan ........................................................................................... 64
D. Interpretasi Hasil Kuesioner ............................................................... 88

BAB IV PANDANGAN ISLAM TENTANG COITUS SAAT KEHAMILAN


A.EtikadanAdabCoitus dalam Islam........................................................ 93
B. Hak-hakistridansuamidalamCoitus perspektifIslam ......................... 106
C. Coitus Dalam Islam danKeterkaitannyadenganKesehatan .............. 114

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 123
B. Saran................................................................................................... 124

xiv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 125
INDEKS …………………………………………...……………………………. 135
GLOSARI ……………………………………..……………………….……….. 139
BIODATA PENULIS …………………………..…………………….………… 145

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkawinan merupakan fitrah manusia, dalam ajaran Islam
perkawinan merupakan salah satu bentuk sunah Rasulullah. Melalui
perkawinan itulah terbentuk keluarga.1 Secara teologis, di antara tujuan
utama dari sebuah pernikahan, yakni untuk menciptakan institusi keluarga
yang sakinah, mawaddah wa rahmah sebagaiamana disebutkan dalam al-
Qur‘an surat al-Rum ayat 21.2 Sementara itu, salah satu bentuk hubungan
yang bersifat biologis antara pasangan suami istri, yakni aktivitas hubungan
seksual. Di mana aktivitas tersebut menjadi penting karena merupakan
media untuk melanjutkan regenerasi keturunan. Dalam hal ini, manusia
sudah membuat norma dan tata nilai yang mengatur hubungan seksual.
Kesehatan seksual menurut WHO (1975) sebagai ‚pengintegrasian aspek
somatik, emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan
meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta‛.
Pada setiap masyarakat, keabsahan hubungan seksual dibuat melalui
pernikahan, sehingga pengetahuan kesehatan seksualitas bukan saja penting
dimiliki oleh para bidan atau spesialis tetapi sangat begitu penting pula
dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau pria yang berumah tangga dan
sebagai orang tua yang tidak hanya untuk mereka sendiri namun lebih dari
itu dapat memberikan pengajaran langsung kepada anak-anaknya.3
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO)
menyebutkan, ada dua keuntungan diperoleh dari menerapkan pendidikan

1
Ahmad Atabik, ‚Dari Konseling Perkawinan Menuju Keluarga Samara‛,
Konseling Religi : Jurnal Bimbingan Konseling Islam , Vol. 6, No. 1 (2015), 108.
22
Kata sakinah diadopsi ke dalam Bahasa Indonesia dengan ejaan
menjadi sakinah yang berarti kedamaian, ketentraman, ketenangan,
kebahagiaan. Begitu juga kata mawaddah yang berarti kasih sayang. Mawaddah
juga mengandung pengertian filosofis adanya dorongan batin yang kuat dalam diri
sang pencinta untuk senantiasa berharap dan berusaha mencintai, melindungi dan
menjaga orang yang dicintainya. Mawaddah adalah kelapangan dada dan kehendak
jiwa dari kehendak buruk. Sementara itu, kata rahmah yang berarti kelembutan
hati dan perasaan empati yang mendorong seseorang melakukan kebaikan
kepada pihak lain yang patut dikasihi dan disayangi. Maka dari itu, kedamaian
dan kesejukan berumah tangga akan terbina dengan baik, harmonis serta penuh
cinta kasih dan semangat berkorban bagi yang lain. Baca A.M Ismatullah,
‚Konsep Sakinah, Mawadah dan Rahmah Dalam Al-Qur’an (Prespektif Penafsiran
Kitab al-Qur’an dan Tafsirnya)‛, Mazahib : Jurnal Pemiki ran Hukum Islam Vol.
XIV, No. 1 (Juni 2015), 52-53.
3
Huma, ‚Introduction: Lesbians, Sexuality, and Islam‛, 377-380.

1
seksualitas. Pertama, dapat mengurangi jumlah remaja berhubungan seks
sebelum menikah. Kedua, remaja yang sudah berhubungan seks akan
melindungi dirinya dari penularan penyakit menular seks dan Human
Immunodeficiency Virus/Aquired Immune Deficiency Syndrome
4
(HIV/AIDS).
Kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi sehat yang bukan saja
bebas dari penyakit atau kecacatan namun lebih dari pada itu adalah sehat
secara mental dan sosial yang berkaitan dengan sistem, fungsi serta proses
reproduksi termasuk angka hubungan seks sebelum nikah, kehamilan yang
tidak diinginkan, angka penggunaan narkoba, angka pengidap HIV atau
AIDS serta kasus aborsi dan kepuasan seksualitas.5
Membicarakan kesehatan reproduksi tidak terpisahkan dengan soal
hak reproduksi, kesehatan seksual dan hak seksual. Hak reproduksi adalah
bagian dari hak asasi yang meliputi hak setiap pasangan dan individual
untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab jumlah, jarak, dan
waktu kelahiran anak, serta untuk memiliki informasi dan cara untuk
melakukannya.6 Kesehatan seksual dapat dicapai seiring tercapainya
kesehatan reproduksi yang mensyaratkan kehidupan seks seseorang itu harus
dapat dilakukan secara memuaskan dan sehat dalam arti terbebas dari
penyakit dan gangguan lainnya.7 Terkait dengan ini adalah hak seksual,
yakni bagian dari hak asasi manusia untuk memutuskan secara bebas dan
bertanggungjawab terhadap semua hal yang berhubungan dengan
seksualitas, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi, bebas dari paksaan,
diskriminasi dan kekerasan.8 Pada tahun 1994 diadakan konferensi
internasional tentang kependudukan dan pembangunan (International
Conference On Population and Development) di Kairo. Sejak itulah masalah
kesehatan reproduksi menjadi perhatian dunia.9

4
Huma Ahmed-Ghosha, ‚Introduction: Lesbians, Sexuality, and Islam‛,
Journal of Lesbian Studies, Vol.16, Issue 4, Oktober 2012, 377-380.
5
Eli Coleman, ‚Creating a Sexually Healthier World Through Effective
Public Policy‛, 5-24.
6
Chief Editors: D Ghosh, Jayasree Sengupta, ‚Indian Society for the Study
of Reproduction and Fertility‛, Journal of Reproductive Health and Medicine,
Vo.71, Issue 09, Juni 2010, 173-185.
7
Kristen N. JozkowsPP& Stephanie A. Sanders, ‚Health and Sexual
Outcomes of Women Who Have Experienced Forced or Coercive Sex‛, Women and
Health Journal, Vol.52, Issue 2, September 2012, 101-118.
8
Kristen N. JozkowsPP& Stephanie A. Sanders, ‚Health and Sexual
Outcomes of Women Who Have Experienced Forced or Coercive Sex‛, Women and
Health Journal, Vol.52, Issue 2, September 2012, 101-118.
9
Eli Coleman, ‚Creating a Sexually Healthier World Through Effective
Public Policy‛, International Journal of Sexual Health, Vol.19, Issue 3, Maret 2007,
5-24.

2
Pandangan Islam yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi adalah
larangan berjima’ (coitus) saat haid. Dalam QS. Al-Baqarah/2:222: Artinya :
Mereka bertanya kepadamu tentang haid.
Katakanlah: "Haid itu adalah suatu kotoran." Oleh sebab itu
hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah
kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci,
maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.
Dalam Islam, suami dan istri boleh melakukan berbagai gaya atau
posisi ketika melakukan coitus asalkan menuju ke tempat yang benar.
Coitus suami istri dalam Islam memiliki aspek estetika dan etika yang
tujuannya untuk memberikan kepuasan raga serta kenikmatan jiwa. Coitus
pasangan suami istri yang benar merupakan suatu ibadah yang akan
mendapatkan pahala dari Allah SWT, sedangkan coitus yang tidak benar
akan mendapatkan dosa. Coitus dapat dilakukan suami istri kapan saja
sesuai dengan kebuthannya masing-masing.
Pada wanita hamil, kehamilan mempunyai pengaruh yang beragam
terhadap aktivitas seksualnya. Pada sebagian wanita dapat mengeluh dengan
mengalami penurunan gairah seksual (libido seksualis), namun pada wanita
yang lain justru terjadi peningkatan.10 Pada umumnya wanita hamil merasa
malas untuk melakukan hubungan intim (coitus) dengan makin
membesarnya perut dan juga nyeri yang dirasakan saat melakukan hubungan
seks baik karena terjadinya orgasme, posisi yang tidak nyaman ataupun
suami yang tergesa-gesa untuk penetrasi alat kelaminnya, sedangkan pada
pria, walaupun tidak merasakan secara langsung, tetapi karena rasa takut
terjadi sesuatu terhadap kehamilan istrinya, ataupun rasa iba melihat istri
yang sedang hamil di mana libido seksualitasnya menjadi turun seiring
dengan turunnya gairah seks sang istri.11
World Health Organization dan The United Nations Population Fund
mengumumkan bahwa mereka pada saat ini mengkoordinasikan aksi baru
untuk melawan buruknya masalah kesehatan reproduksi dan seksual di
dunia.12 Komplikasi akibat Penyakit Menular Seksual (PMS) dan kesehatan
reproduksi pada tiap tahunnya mengancam kehidupan hampir 8 juta wanita
hamil. Sekitar 529.000 wanita dalam setiap tahun terutama di negara
berkembang meninggal ketika sedang mengandung atau saat melahirkan
karena alasan yang sebenarnya bisa dihindari seperti infeksi. Penyakit
menular seksual atau PMS, kini dikenal dengan istilah infeksi menular

10
Claire Jones, MD, Crystal Chan, MD dan Farine, LW, ‚Sex in pregnancy‛,
Journal of Obstetrics and Gynecology, Vol.19, No.7, April 2011, 815–818.
11
Claire Jones, ‚Sex in pregnancy‛, 815–818.
12
Eli Coleman, ‚Creating a Sexually Healthier World Through Effective
Public Policy‛, 5-24.

3
seksual atau IMS, adalah penyakit atau infeksi yang umumnya ditularkan
melalui hubungan seks yang tidak aman. Penyebaran bisa melalui darah,
sperma, cairan vagina atau pun cairan tubuh lainnya. Selain itu, penyebaran
tanpa hubungan seksual juga bisa terjadi dari seorang ibu kepada bayinya,
baik saat mengandung atau melahirkan. Pemakaian jarum suntik secara
berulang atau bergantian di antara beberapa orang juga berisiko menularkan
infeksi. 13
Setidaknya terdapat tiga penyakit menular seksual yang akan akan
dibahas pada artikel ini, yaitu sifilis, gonore, dan chlamydia. Sifilis atau raja
singa adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Treponema pallidum. Gejala awal sifilis adalah munculnya lesi atau luka
pada alat kelamin atau pada mulut. Luka ini mungkin tidak terasa sakit, tapi
sangat mudah untuk menularkan infeksi. Luka atau lesi ini akan bertahan
antara 1-2.5 bulan. Jika sifilis tidak ditangani, infeksi ini akan berlanjut ke
tahap yang berikutnya. Pada tahap berikutnya, ruam akan berlanjut dan
gejala yang mirip gejala flu seperti demam, nyeri pada persendian, dan sakit
kepala akan muncul. Kerontokan rambut hingga pitak juga bisa dialami
penderita. Jika dibiarkan, sifilis bisa menyebabkan kelumpuhan, kebutaan,
demensia, impotensi, masalah pendengaran dan bahkan kematian. Untuk
memastikan diagnosis sifilis, tes darah biasa bisa dilakukan. Terkadang
gejala yang muncul sulit dikenali sebagai penyakit sifilis, maka segera
lakukan tes darah jika mencurigai diri berisiko terkena sifilis.14
Antibiotik seperti suntikan penisilin digunakan untuk mengobati
sifilis. Jika sifilis diobati dengan benar, tahapan sifilis yang lebih parah bisa
dicegah. Hindari hubungan seksual sebelum memastikan infeksi sifilis
benar-benar hilang. Pastikan juga untuk memeriksakan kesehatan pasangan
pasien saat ini atau orang yang pernah berhubungan seksual dengan pasien
jika pasien terdiagnosis sifilis. Pasien bisa mengetahui informasi
selengkapnya mengenai penyakit sifilis di laman ini. Gonore atau kencing
nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoeae. Beberapa penderita penyakit ini tidak menunjukkan
gejala apa pun sehingga bisa tidak diketahui sama sekali. Gejala gonore pada
pria: Pada ujung penis keluar kotoran berwarna putih, kuning, atau hijau,
rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil, sering buang air kecil,
rasa sakit di sekitar testikel. Gejala gonore pada wanita adalah cairan vagina
yang encer dan berwarna kuning atau hijau, sering buang air kecil, sensasi
terbakar atau sakit saat buang air kecil. Rasa sakit pada perut bagian bawah
pada saat berhubungan seks atau setelahnya. Pendarahan pada saat

13
Jesse E. A. Verschurenab, Paul Enzlincd, Pieter U. Dijkstraabe, Jan H. B.
Geertzenab dan Rienk Dekkera, ‚Chronic Disease and Sexuality: A Generic
Conceptual Framework‛, The Journal of Sex Research, Vol.47, Issue 2, Maret 2010,
153-170
14
Jesse E, ‚Chronic Disease and Sexuality, 153-170

4
berhubungan seks atau setelahnya, atau pendarahan berlebihan ketika
mengalami menstruasi.
Infeksi gonore juga bisa berdampak pada bagian rektum, tenggorokan,
atau mata. Diagnosis untuk memastikan apakah pasien terinfeksi gonore
adalah dengan melakukan tes urin. Selain itu, pengambilan sampel cairan
dari bagian yang terinfeksi juga bisa dilakukan. Sama seperti sifilis, infeksi
gonore atau kencing nanah bisa dengan mudah diobati dengan antibiotik.
Sangat penting untuk minum obat antibiotik sesuai dosis dan jangka waktu
yang dianjurkan agar infeksi benar-benar lenyap. Jika tidak ditangani dengan
baik, gonore atau kencing nanah bisa menyebabkan kemandulan.15
Chlamydia atau klamidia adalah jenis penyakit seksual umum yang
disebabkan oleh bakteri Klamidia trachomatis. Beberapa orang tidak
merasakan gejala sama sekali, jadi penularan bisa terjadi tanpa disadari oleh
orang yang sudah terinfeksi. Gejala klamidia pada wanita: Cairan vagina
tidak normal dan mengeluarkan bau yang tidak biasa. Sensasi terbakar atau
sakit saat buang air kecil. Menstruasi yang sakit. Sakit saat melakukan
hubungan seksual. Rasa gatal atau sensasi terbakar di sekitar vagina. Gejala
klamidia pada pria: Pada ujung penis keluar kotoran berwarna jernih atau
putih. Sakit pada saat buang air kecil. Rasa gatal atau panas sekitar lubang
penis. Rasa sakit dan pembengkakan di sekitar testikel. Infeksi klamidia
juga bisa menyerang rektum, tenggorokan, atau mata. Untuk mendiagnosis
klamidia bisa dengan cara tes urin atau pengambilan sampel cairan dari alat
kelamin.16
Pengobatan infeksi ini adalah dengan cara mengonsumsi antibiotik.
Pastikan untuk menghabiskan obat yang sudah diresepkan oleh dokter,
meski kondisi terasa sudah membaik. Lakukan tes urin atau sampel cairan
alat kelamin sekali lagi setelah pengobatan selesai untuk memastikan infeksi
benar-benar telah sembuh. Jika tidak dirawat pada wanita, klamidia bisa
menyebabkan kemandulan dan juga kelahiran prematur. Infeksi ini juga bisa
ditularkan saat melahirkan. Bayi bisa mengalami infeksi mata dan bahkan
kebutaan. Sedangkan pada pria, klamidia bisa menyebabkan peradangan
pada saluran kencing, infeksi pada kandung kemih dan epididymitis, serta
infeksi pada rektum. Herpes genital adalah penyakit seksual yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut HSV. Gejala
herpes genital akan muncul beberapa hari setelah terinfeksi HSV. Luka
melepuh berwarna kemerahan serta rasa sakit pada wilayah genital menjadi
gejala herpes awal yang muncul. Mungkin akan terasa gatal atau sakit saat
membuang air kecil.17

15
Jesse E, ‚Chronic Disease and Sexuality, 153-170
16
Jesse E, ‚Chronic Disease and Sexuality, 153-170
17
Jesse E, ‚Chronic Disease and Sexuality, 153-170

5
Virus ini dapat bersifat dorman atau tidak aktif dan bersembunyi di
dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Tapi ketika virus ini kembali aktif,
luka akan muncul kembali. Tapi luka yang terjadi biasanya lebih kecil dan
tidak terlalu sakit karena tubuh telah menghasilkan antibodi terhadap virus
ini setelah pertama kali terinfeksi. Antibodi yang sudah ada akan melawan
kemunculan kembali virus ini. Diagnosis herpes genital bisa dilakukan
dengan pengambilan sampel cairan dari luka yang muncul atau dengan
melakukan tes darah. Hingga kini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan
herpes genital. Tapi gejala yang terjadi bisa dikendalikan dengan obat-
obatan anti virus. Kutil kelamin atau kutil genital adalah penyakit menular
seksual yang disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai human
papillomavirus (HPV). Kutil kelamin adalah kutil yang muncul di sekitar
alat kelamin atau di area dubur. Kutil ini mungkin tidak menimbulkan rasa
sakit, tapi biasanya akan muncul rasa gatal-gatal, memerah dan bahkan bisa
berdarah. Kutil akan muncul sekitar satu hingga tiga bulan setelah
terjadinya infeksi HPV. Tapi ada sebagian orang yang sudah terinfeksi, tapi
tidak pernah mengalami kemunculan kutil. Kutil dapat muncul pada mulut
atau tenggorokan orang yang melakukan seks oral. Jadi kutil tidak hanya
muncul di area genital atau dubur saja.18
Penyebaran virus ini tidak hanya melalui hubungan seksual. HPV bisa
menyebar melalui kontak langsung dari kulit ke kulit. Untuk memastikan
diagnosis apakah terdapat kutil kelamin, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik pada bagian yang terinfeksi. Selain itu bisa dilakukan tes
khusus untuk mendiagnosis HPV. Tidak ada pengobatan atau penanganan
yang bisa melenyapkan virus HPV dari tubuh sepenuhnya. Kutil yang
muncul di area kelamin atau dubur bisa ditangani dengan prosedur
pembekuan, terapi laser, atau memakai cream. Operasi juga bisa dilakukan
untuk mengangkat kutil yang besar. Orang yang terinfek virus HPV ini
lebih berisiko terkena kanker serviks, kanker penis, dan juga kanker rektum.
Meski tidak semua jenis virus HPV berkaitan dengan kanker, disarankan
untuk melakukan pemeriksaan sel kanker melalui secara teratur jika
terinfeksi HPV. HIV atau human immunodeficiency virus adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini dapat tertular melalui
hubungan seks yang tidak aman, berbagi alat suntik atau pun jarum, dari ibu
kepada bayinya, maupun melalui transfusi darah.19
Sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak mampu melawan
infeksi maupun penyakit akibat virus ini. Hingga kini, belum ada obat untuk
sepenuhnya melenyapkan HIV dari tubuh. Pengobatan HIV umumnya
dilakukan untuk memperpanjang usia dan meredakan gejala yang muncul
akibat HIV. HIV tidak memiliki gejala yang jelas. Gejala awal yang terjadi
adalah gejala flu ringan disertai demam, sakit tenggorokan, maupun ruam.

18
Jesse E, ‚Chronic Disease and Sexuality, 153-170
19
Jesse E, ‚Chronic Disease and Sexuality, 153-170

6
Seiring virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, tubuh penderita akan
makin rentan terhadap berbagai infeksi. Jika merasa berisiko terinfeksi virus
HIV, satu-satunya cara untuk mengetahui diagnosisnya adalah dengan
melakukan tes HIV beserta konselingnya. Tes HIV bisa dilakukan di klinik
Voluntary Counseling and Testing atau VCT (KTS = Konseling dan Tes
HIV Sukarela).20 Data menunjukkan bahwa tidak memadainya pelayanan
terhadap masalah seksual dan kesehatan reproduksi mengakibatkan
peningkatan angka kematian ibu dan jumlah pasien terinfeksi PMS di negara
berkembang. Kelompok yang paling banyak terserang adalah ibu, bayi dan
kaum muda.21
World Health Organization (WHO) mengungkapkan dalam setiap
tahun terdapat 340 juta kasus baru infeksi bakteri lewat hubungan seksual,
seperti Chlamydia dan Gonorrhea (penyakit kencing nanah) terutama pada
kelompok umur 15–49 tahun.22 Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang
terjangkit lewat hubungan seksual berhubungan dengan kanker leher rahim,
dan sudah menyerang 490.000 wanita, dengan angka kematian per tahunnya
sebesar 240.000.23 Banyak orang percaya bahwa melakukan hubungan
seksual (coitus) selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran dan
infeksi kandungan, oleh karena itu mereka tidak melakukan hubungan
seksual selama kehamilan. Hubungan seksual sebenarnya aman dilakukan
bila kehamilan dalam kondisi normal dan sehat.24 Berdasarkan hasil survey
didapatkan bahwa sebanyak 76,79% tidak melakukan hubungan seksual
selama masa hamil dan 23,21% selebihnya tetap melakukan hubungan
seksual pada trimester pertama dan kedua.25
Berdasarkan permasalahan yang timbul terkait kemungkinan adanya
kontraksi pada janin, infeksi dan nyeri pada wanita hamil yang melakukan
coitus maka sebagian para medis tidak menganjurkan demi kemanan ibu dan
janin.26 Penelitian lain menyebutkan bahwa 80% ibu hamil merasakan
dorongan dan reaksi seksualnya meningkat pada trimester kedua, namun

20
Jesse E, ‚Chronic Disease and Sexuality, 153-170
21
Jesse E, ‚Chronic Disease and Sexuality: A Generic Conceptual
Framework‛, 153-170
22
Raphael B Stricker dan Marianne J Middelveena, ‚Sexual transmission of
Lyme disease: challenging the tickborne disease paradigm‛, Expert Review of Anti-
infective Therapy, Vol.13, Issue 11, Juni 2015, 1303-1306.
23
Raphael, ‚Sexual transmission of Lyme disease‛, 1303-1306.
24
Kelton P. Tremellen, Diana Valbuena, Jose Landeras, dkk, ‚The effect of
intercourse on pregnancy rates during assisted human reproduction‛, Oxford
Journals, Medicine & Health Human Reproduction, Vol.15, Issue 12, September
2000, 2653-2658.
25
Kelton, ‚The effect of intercourse on pregnancy rates during assisted
human reproduction‛, 2653-2658.
26
Wilson T. Bell, ‚Sex, Pregnancy, and Power in the Late Stalinist Gulag‛,
Journal of the History of Sexuality, Vol.24, No.2, Mei 2015, 198-224.

7
penelitian lain menyebutkan bahwa pada satu kelompok wanita, hanya 21%
yang tidak mengalami atau sedikit mengalami kenikmatan seks sebelum
kehamilan.27 Presentasi wanita yang tidak mengalami kenikmatan seksual
ini meningkat menjadi 41% pada minggu ke 12 kehamilan dan 59% saat
memasuki bulan kesembilan.28 Penelitian yang sama menunjukkan bahwa
pada minggu ke 12 kehamilan, kira-kira 1 dari 10 pasangan sama sekali
tidak melakukan hubungan seksual (coitus) memasuki bulan kesembilan,
sepertiganya menjalani pantang seksual.29
Penelitian lain menyebutkan bahwa sebanyak 110 wanita hamil yang
diteliti mayoritas tidak melakukan coitus sebanyak 72% dan melakukan
coitus pada trimester pertama dan kedua sebanyak 26% dan sisanya
sebanyak 2% masih melakukan coitus rutin selama masa kehamilan.30
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa terdapat penurunan fungsi seksual
wanita selama hamil dalam hal melakukan kegiatan coitus sebelum dan
selama hamil.31 Sebelum hamil dalam satu bulan coitus dilakukan 3-4 kali
(54%), 4-5 kali (23%) dan 7-8 kali (23%), 3-4 kali (43,5%), 5-6 kali (14,5%),
7-8 kali (6,5%) dan ada 2,5% yang tidak melakukan coitus selama hamil.
Selama hamil sebagian besar responden melakukan coitus pada trimester I
(65%), trimmester II (28%) dan trimester III (7%).32
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan membuktikan
bahwa sampai saat ini masalah coitus dalam masa kehamilan masih
dianggap tabu, namun walau bagaimanapun coitus merupakan sebuah
kebutuhan.33 Apabila salah satu kebutuhan tidak terpenuhi akan
menyebabkan gangguan psikologis baik pada ibu hamil maupun
pasangannya atau bahkan dapat menyebabkan keretakan hubungan rumah
tangga.34 Gangguan psikologis pada ibu hamil akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan janin. Faktor yang mempengaruhi
hubungan seksual selama kehamilan ada 2 yaitu faktor medis dan non

27
Wilson, ‚Sex and Pregnancy‛, 198-224.
28
Wilson, ‚Sex and Pregnancy‛, 198-224.
29
Sandra, ‚Sexuality During Pregnancy‛, 282-293.
30
Sandra, ‚Sexuality During Pregnancy‛, 282-293.
31
Cinara Sacomoria dan Fernando Luiz Cardosoa, ‚Sexual Initiative and
Intercourse Behavior During Pregnancy Among Brazilian Women: A Retrospective
Study‛, Journal of Sex & Marital Therapy, Vol.36, Issue 2, Februari 2010, 124-136.
32
Cinara, ‚Sexual Initiative and Intercourse Behavior During Pregnancy‛,
124-136.
33
Joana Rocha Pauleta, Nuno Monteiro Pereira dan Luís Mendes Graça,
‚Sexuality During Pregnancy‛, The Journal of Sexual Medicine, Vol.7, Issue 1,
Januari 2010, 136–142.
34
Joana, Nuno Monteiro Pereira dan Luís Mendes Graça, ‚Sexuality During
Pregnancy‛, 136–142.

8
medis.35 Menurut faktor medis, selama kehamilan itu normal tidak ada
halangan untuk melakukan coitus. Hubungan seksual dilarang atau ditunda
apabila ada riwayat keguguran, riwayat melahirkan prematur, pendarahan
saat melakukan coitus, pecahnya air ketuban, dan ada penyakit infeksi baik
pada suami maupun istri.36 Sedangakan faktor non medis adalah umur,
pendidikan, dan paritas. Semakin tua umur Ibu, semakin matang proses
berpikirnya. Pendidikan yang tinggi mempengaruhi proses penyampaian
pendapat atau keluhan dan penerimaan nasehat dari petugas kesehatan.37
Semakin tinggi pendidikan Ibu, semakin mudah bagi petugas kesehatan
dalam menyampaikan nasehat atau konseling. Pendidikan juga berpengaruh
pada pengetahuan yang dimiliki Ibu. Semakin tinggi pendidikan Ibu,
semakin banyak pengetahuan yang diperoleh Ibu.38
Proses kehamilan seseorang dijelaskan dalam Islam melalui Al-Qur’an
SuratAl-Baqarah ayat 222 dan Al-Qur’an Surat Al-Mukminun/23:12-14.
ْ ٌُّ‫ً ْقَ َزارْ ْه ِكيْيْ ْ○ثُنْ ْ َخْلَ ْقٌَا ْال‬
َ ْ َ‫طفَ ْت‬
ْْ‫علَقَت‬ ْ ًُْ ٍُْ ‫ي ْطِ يْيْ ْ○ ْثُنْ ْ َجعَ ْلٌَا‬
ْْ ِ‫طفَتْ ْف‬ ْْ ‫سللَتْ ْ ِ ّه‬
ُ ْ‫ي‬ ِْ ْ‫َولَقَ ْْذ ْ َخلَ ْقٌَا ْا‬
َ ًْ ْ ‫ل‬
ْْ ِ‫ساىَْ ْه‬
ْ‫اركَْ ْهللا‬ ْ ْ َ ُ
َْ ‫امْلَحْ وا ْثنْ ْأ ًْشَأً َُْْخَلقاْ ْ َءاخ‬
َ َ‫ْفَتَب‬,‫َز‬ َ ْ
َْ ‫س ْىًَا ْال ِعظ‬ َ َ
َ ‫ضغَ ْتْْ ِعظاهاْفَ َك‬ ْ ْ
ْ ‫ضغَتْْفَ َخلَقٌَا ْال ُو‬ ْ ‫فَ َخلَ ْقٌَا ْ ْالعَلَقَ ْتَْ ُه‬
ْْ○َْْ‫سيُْْ ْالخَا ِل ِقيْي‬ َ ْ‫ُُ اَح‬
Artinya: Sungguh Kami telah mencipta manusia dari sari pati tanah.ْ
Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
ْ○ْْ‫سالَلَتْْ ِ ّهيْهاءْْه ِهيْي‬ ْْ ‫لًَْ ْسلَ َُْْه‬
ُ ْ‫ِي‬ َْ َ‫يْطِ يْيْ○ْثُنْْ َجع‬ْْ ِ‫ساىَْْه‬َ ًْ ‫ل‬ِْ ْ‫ َوبَذَْأ َْخ َْلقَْْا‬,ُ َْ َ‫شيْئْْ َخلَق‬
َ ْْ‫سيَْْ ُكل‬ َ ‫يْا َ ْح‬ْْ ‫اَل ِذ‬
ْ َ ْ
○َْْ‫ْقَ ِليْالْْهاْت َ ْش ُك ُز ْوى‬.َ ‫ارْ َواألفإِدَْة‬
َْ ‫ص‬ َ ْ َ
َ ‫لْل ُك َْنْالس ْو َْعْ َواأل ْب‬ َْ َ‫ْ َو َجع‬,َِْ ِ‫يْ ُّر ْوح‬ ْْ ِ‫خْفِ ْي َِْْه‬
َْ َ‫س ّىي َُْْ َوًَف‬َ ْْ‫ثُن‬
Artinya: Dan segala sesuatu yang dicptakan-Nya dibuat-Nya dengan
sebaik-baiknya, dan dimulainya menciptakan manusia dari tanah. Kemudian
Ia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina. Kemudian Ia
membentuknya dan meniupkan kedalamnya sebagian dari ruh-Nya, dan
dijadikannya untuk kamu pendengaran, penglihatan dan hati (pikiran dan
perasaan). Sedikit sekali kamu bersyukur. (QS. As-Sajdah/32:7-9)
Pembuahan mungkin saja terjadi dalam rentang satu minggu setelah
calon ibu selesai haid atau 14 hari sebelum siklus haid berikutnya. Dengan
kata lain, inilah masa subur calon ibu. Dalam 7 - 10 hari berikutnya, sel telur
yang sudah dibuahi akan "tertanam" (implantasi) pada dinding rahim. Inilah

35
Laurisse Sossah, ‚Sexual Behavior During Pregnancy: A Descriptive
Correlational Study Among Pregnant Women‛, European Journal of Research in
Medical Sciences, Vol.2, No.1, Januari 2014, 16-28.
36
Laurisse, ‚Sexual Behavior During Pregnancy‛, 16-28.
37
Laurisse, ‚Sexual Behavior During Pregnancy‛, 16-28.
38
Laurisse, ‚Sexual Behavior During Pregnancy‛, 16-28.

9
masa kritis agar sebuah kehamilan terjadi dengan sukses. Pada akhir minggu
berikutnya, sel telur sudah melekat erat dengan plasenta yang
menghubungkan janin dengan ibunya. Sel telur dikeluarkan dari permukaan
ovarium sekitar hari ke 14 dari siklus haid. Sel telur ini ditangkap oleh ujung
saluran telur (tuba Fallopi) yang berbentuk corong, kemudian berjalan di
dalam tuba karena adanya kontraksi otot. Fertilisasi atau pembuahan oleh
satu sperma umumnya terjadi pada sepertiga dari panjang saluran telur. Sel
yang sudah dibuahi akan membelah diri dalam 24 jam. Pembelahan
berulang-ulang akan membentuk bola sel yang disebut zigot. Zigot terus
membelah diri selama berjalan di dalam saluran. Di dalam bola sel terbentuk
rongga kecil berisi cairan yang disebut blastosit. Blastosit sampai di rongga
rahim. Implantasi terjadi sekitar hari ke 7, biasanya bagian atas rahim di sisi
ovarium mengeluarkan sel telur. Pada hari ke 10, embrio sudah tertanam
erat. Masa embrionik ini dimulai sejak momen ini sampai minggu ke-8.
Setelah minggu kedelapan, embrio disebut sebagai janin.39
Perubahan dorongan seksual umumnya berfluktuasi selama masa
kehamilan. Dorongan seksual biasanya menurun pada trimester pertama. Hal
ini karena kebanyakan gejala kehamilan seperti nyeri payudara, kebutuhan
buang air kecil yang meningkat, morning sickness dan lainnya terjadi pada
trimester pertama sehingga merasa lelah atau kurang sehat untuk coitus.40
Selama trimester kedua, dorongan seksual biasanya meningkat, seiring
menghilangnya gejala kehamilan dan meningkatnya energi. Sepanjang
trimester ketiga dorongan seksual dapat kembali menurun dengan semakin
membesarnya perut dan semakin fokusnya perhatian untuk persiapan
melahirkan.41 Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Upaya yang bisa
dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah keterbukaan antara Ibu hamil
dan suami. Komunikasi yang baik dan saling pengertian akan sangat
membantu unutuk menyelesaikan masalah ini.42 Pasangan suami istri dapat
mengkomunikasikan kapan waktu yang tepat untuk melakukan coitus
dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan kehamilan Ibu, selain itu
komunikasi dengan petugas kesehatan mengenai kondisi kehamilan Ibu juga
sangat penting. Hal ini dimaksudkan agar pasangan suami istri mengetahui
bagaimana kondisi kehamilan Ibu saat ini. Apakah kondisi kehamilannya

39
Laurisse, ‚Sexual Behavior During Pregnancy‛, 38-32.
40
Laurie Barclay dan Charles P. Vega, ‚Sex in Pregnancy Is Generally Safe,
With Few Complications‛, Journal of Sex and Marital Therapy, Vol.39, Issue 2,
April 2013, 278-284.
41
Laurie, ‚Sex in Pregnancy Is Generally Safe‛, 278-284.
42
Hatice Balci Yangina dan Kafiye Eroğlub, ‚Investigation of the Sexual
Behavior of Pregnant Women Residing in Squatter Neighborhoods in Southwestern
Turkey: A Qualitative Study‛, Journal of Sex and Marital Therapy, Vol.37, Issue 3,
April 2011, 190-205.

10
baik dan normal atau butuh pengawasan petugas kesehatan sehingga tidak
ada halangan untuk melakukan coitus kapan-pun.43
Pendidikan ibu hamil yang tinggi akan meningkatkan pengetahuannya
tentang pemeliharaan kehamilan, dengan pengetahuan yang baik akan
menumbuhkan kesadaran seseorang bahwa hubungan seksual pada waktu
kehamilan harus memperhatikan faktor ibu dan calon bayi, terutama
frekuensi dan posisi hubungan yang tepat.44 Allah SWT berfirman, ‚Istri-
istrimu adalah tempat bercocok tanammu, datangilah ia dari arah manapun
yang kalian kehendaki‛.45 Pada ayat tersebut di atas, istri diumpamakan
dengan kebun tempat bercocok tanam dan tempat menyebarkan bibit tanam-
tanaman. Boleh mendatangi kebun itu dari mana saja arahnya asal untuk
menyebarkan bibit dan untuk berkembangnya tanam-tanaman dengan baik
dan subur.46 Istri adalah tempat menyebarkan bibit keturunan supaya
berkembang dengan baik. Maka seorang suami boleh bercampur dengan
istrinya dengan berbagai cara yang disukainya asal tidak mendatangkan
kemudaratan, hal inilah yang melatar belakangi ulama tidak
mempermasalahkan hubungan seksual (coitus) pada saat hamil, padahal dari
sisi medis masih terdapat perdebatan karena kemungkinan adanya efek
samping berupa (rasa nyeri, kontraksi janin dan infeksi), apabila ternyata
efek samping ini lebih besar dari pada manfaatnya maka dalam Islam sudah
jelas tidak dibolehkan,47 oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya
secara ilmiah apakah lebih besar memberikan efek samping atau
kemanfaatannya, sehingga apa yang dipresepsikan bahwa tidak ada masalah
terkait coitus pada wanita hamil dalam Islam itu benar.
Urgensi penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa coitus pada wanita hamil memberikan dua
dampak kemungkinan yaitu adanya efek samping (mengganggu kesehatan
ibu dan beresiko pada janin) dan manfaat (memenuhi kebutuhan biologis),
maka penelitian ini perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa secara
ilmiah fakta dilapangan coitus memberikan manfaat yang lebih besar dari
pada efek samping yang ditimbulkan seperti yang banyak dipercayai oleh
masyarakat atau lebih jelasnya dianggap sebagai mitos. Keilmuan yang akan

43
Hatice, ‚Investigation of the Sexual Behavior of Pregnant Women‛, 190-
205.
44
Sandra Nakić Radoša, Hrvojka Soljačić Vraneša dan Marijana Šunjićb,
‚Sexuality During Pregnancy: What Is Important for Sexual Satisfaction in
Expectant Fathers?‛, Journal of Sex and Marital Therapy, Vol.41, Issue 3, Maret
2015,282-293
45
QS. Al-Baqarah: 223
ْْْْۖ‫سا ُؤ ُكمْْ َحرثْْلَ ُكمْْفَأتُواْ َحرث َ ُكمْْأَنَّىْْشِئتُم‬
َ ‫ِن‬
46
Abdessamad Dialmy, ‚Sexuality and Islam‛, The European Journal of
Contraception & Reproductive Health Care, Vol.15, Issue 3, Mei 2010, 160-168.
47
Abdessamad Dialmy, ‚Sexuality and Islam‛, The European Journal of
Contraception & Reproductive Health Care, Vol.15, Issue 3, Mei 2010, 160-168.

11
diteliti linier dengan peneliti karena masalah kesehatan wanita hamil dan
janin yang dikandungnya merupakan ranah kebidanan, sehingga bidan harus
mengetahui apa saja yang mempengaruhi dan menjadi faktor keberhasilan
dalam kandungan ibu dan kondisi janin.
B. Permasalahan Penelitian
Permasalahan yang dibahas pada sub bab ini meliputi tiga bagian
penting yaitu, pertama mengidentifikasi permasalahan-permasalahan apa
saja yang terjadi, selanjutnya melakukan perumusan masalah tersebut dan
terakhir membatasi masalah.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi, maka terdapat
sejumlah masalah yang teridentifikasi. Masalah tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Kehamilan mempunyai pengaruh yang beragam terhadap aktivitas
seksual suami-istri. Dari perspektif medis, selama kehamilan itu
normal tidak ada halangan untuk melakukan coitus. Hubungan seksual
dilarang atau ditunda apabila ada riwayat keguguran, riwayat
melahirkan prematur, pendarahan saat melakukan coitus, pecahnya air
ketuban, dan ada penyakit infeksi baik pada suami maupun istri
b. Salah satu mitos yang masih terdengar di masyarakat adalah
pelarangan coitus dalam masa kehamilan. Padahal dalam Islam tidak
ditemukan adanya larangan untuk coitus selama kehamilan.
c. Coitus dalam masa kehamilan sampai saat ini baik dalam sudut
pandang sebagian ahli medis dan masyarakat masih menimbulkan
permasalahan terkait lebih besar mana antara efek samping dan
manfaatnya. Maka dari itu, perlu di analisis coitus dalam masa
kehamilan dari sisi medis dan Islam.

2. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah
‚Bagaimana perspektif medis dan Islam tentang coitus saat kehamilan?
a. Apa saja keluhan wanita hamil selama melakukan coitus ?
b. Apa kah coitus saat kehamilan berdampak bagi kesehatan wanita
hamil seperti pendarahan, kontraksi, pecahnya ketuban, dan
terjadinya pembukaan?\
c. Bagaimana persepsi wanita hamil mengenai coitus dalam masa
kehamilan ?

3. Pembatasan Masalah
Penulis mencoba menemukan titik dan inti dari masalah yang akan
dijadikan objek penelitian ini dengan membatasi permasalahan pada

12
aspek coitus saat kehamilan dalam perspektif Islam dan medis. Penulis
beranggapan bahwa Islam dan medis merupakan dua aspek yang
seharusnya saling mendukung untuk kemaslahatan. Penulis ingin
mengetahui dampak yang timbul dari coitus saat hamil meliputi efek
samping yang berbahaya dan manfaat dari coitus saat kehamilan
trimester pertama, kedua, serta ketiga.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian tesis yakni untuk menemukan dampak positif
atau negatif coitus saat kehamilan bagi kesehatan ibu dilihat dari
perspektif medis dan Islam.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tesis ini ada dua, yakni manfaat teoritis dan
praktis. Secara teoritis, tesis ini diharapkan dapat menjadi rujukan ilmiah
terkait dampak coitus saat kehamilan bagi kesehatan ibu beserta perspektif
medis dan Islam terkait hal tersebut. Sedangkan secara praktis, diharapkan
dapat menjadi rujukan bagi kalangan akdemisi, praktisi, ulama, maupun ahli
medis dalam memberikan penyuluhan tentang coitus saat kehamilan dalam
perspektif medis dan Islam.
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan mengenai coitus
selama masa kehamamilan, penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Penelitian terkait coitus pada wanita hamil adalah analisis frekuensi seks
pada masa kehamilan yang dilakukan oleh Naomi M. Morris pada tahun
1975 bertempat di Department of Maternal and Child Health, School of
Public Health, University of North Carolina at Chapel Hill, Chapel Hill,
North Carolina, USA.48 Penelitian bertajuk seks dan kehamilan yang
dilakukan oleh Claire Jones, MD, Crystal Chan, MD dan Farine, LW pada
tahun 2011 bertempat di Department of Obstetrics and Gynecology,
University of Toronto, Toronto Canada.49
Analisis dampak resiko seksual pada wanita hamil: studi pada 219
sampel wanita hamil yang dilakukan oleh J. Harta, E. Cohena, A. Gingolda
dan R. Homburg bertempat di Tel Aviv University Medical School, and
Hasharon Hospital, Golda Meir Medical Center, Israel.50 Analisis kromatin

48
Naomi M. Morris, ‚The frequency of sexual intercourse during
pregnancy‛, Archives of Sexual Behavior, Vol.4, Issue 5, September 1975, 501-507.
49
Claire Jones, MD, Crystal Chan, MD dan Farine, LW, ‚Sex in pregnancy‛,
Journal of Obstetrics and Gynecology, Vol.19, No.7, April 2011, 815–818.
50
J. Harta, E. Cohena, A. Gingolda dan R. Homburg, ‚Sexual Behavior in
Pregnancy: A Study of 219 Women‛, Journal of Sex Education and Therapy ,
Vol.17, Issue 2, Mei 1991, 86-90.

13
pada seks wanita hamil yang dilakukan oleh John F. Townsend, Mary S.
Case dan Fred V. Lucas pada tahun 1970 bertempat di Department of
Pathology, University of Missouri School of Medicine Columbia, Missouri,
USA.51Penelitian waktu intercourse seksual dalam kaitannya dengan ovulasi
- efek pada probabilitas konsepsi, survival kehamilan, dan jenis kelamin bayi
yang dilakukan oleh Allen J. Wilcox, M.D, Clarice R. Weinberg dan Donna
D. Baird pada tahun 1995 bertempat di Utrecht University Belpasien.52
Penelitian selanjutnya adalah analisis efektivitas kepuasan seksual pada
suami dan istri yang sedang berada pada masa hamil yang dilakukan oleh
Wilson T. Bell pada tahun 2015 bertempat di Lomonosov Moscow State
University Moskow Rusia.53
Penelitian bahaya yang melekat di orogenital seks selama kehamilan
yang dilakukan oleh G Sisti, S Flavia dan F Massimiliano pada tahun 2013
bertempat di Department of Science for Woman and Child Health,
University of Florence, Florence, Italy dan Department of Science for
Woman and Child Health, Careggi Hospital, University of Florence, Viale
Morgagni, Florence Italy.54 Penelitian analisis tekanan darah, sistem dan
seks steroid renin-aldosteron pada wanita hamil yang melakukan hubungan
seksual yang dilakukan oleh Maxim Wilson, Alberto A. Morganti, Ioannis
Zervoudakis, M.D, R.L. Letcher, M.D, B.M. Romney, P. Von Oeyon,, S.
Papera, C.N, Jean E. Sealey dan John H. Laragh pada tahun 1980 bertempat
di the Cardiovascular Center and the Department of Obstetrics and
Gynecology dan The New York Hospital-Cornell Medical Center, New
York, New York dan Istituto Ricerche Cardiovascolari, Ospedale
Policlinico, Milano, Italy.55
Penelitian analisis emboli udara vena seks orogenital selama masa
kehamilan yang dilakukan oleh Barton F. Hill dan Jeffrey S. Jones pada
tahun 1993 bertempat di Emergency Medicine Residency Program,

51
John F. Townsend, Mary S. Case dan Fred V. Lucas, ‚The sex chromatin
count in pregnancy‛, American Journal of Obstetrics and Gynecology, Vol.108,
Issue 4, Maret 1970, 585–587.
52
Allen J. Wilcox, M.D, Clarice R. Weinberg dan Donna D. Baird, ‚Timing
of Sexual Intercourse in Relation to Ovulation — Effects on the Probability of
Conception, Survival of the Pregnancy, and Sex of the Baby‛, Journal of Medicine,
Vol.8, No.71, April 1995, 1561-1576.
53
Wilson T. Bell, ‚Sex, Pregnancy, and Power in the Late Stalinist Gulag‛,
Journal of the History of Sexuality, Vol.24, No.2, Mei 2015, 198-224.
54
G Sisti, S Flavia dan F Massimiliano, ‚Inherent dangers in orogenital sex
during pregnancy‛, Journal of Basic and Clinical Reproductive Sciences, Vol.2,
Issue 1 , 73-85.
55
Maxim Wilson, Alberto A. Morganti, Ioannis Zervoudakis, M.D, R.L.
Letcher, M.D, B.M. Romney, P. Von Oeyon,, S. Papera, C.N, Jean E. Sealey dan
John H, ‚Blood pressure, the renin-aldosterone system and sex steroids throughout
normal pregnancy‛, The American Journal of Medicine, Vol.68, Issue 1, Januari
1980, 97–104.

14
Butterworth Hospital, Michigan State University College of Human
Medicine, Grand Rapids, MI, USA.56 Penelitian terkait coitus pada wanita
hamil adalah analisis psikologis seksualitas pada wanita masa kehamilan
yang dilakukan oleh Joana Rocha Pauleta, Nuno Monteiro Pereira dan Luís
Mendes Graça pada tahun 2010 bertempat di Department of Obstetrics,
Gynecology and Reproductive Medicine, Santa Maria University Hospital,
Lisbon, Portugal bekerjasama dengan Association for the Advanced Study
of Human Sexuality, Lusófona University and Sex, Lisbon, Portugal dan
Departamento de Obstetrícia, Ginecologia e Medicina da Reprodução,
Hospital de Santa Maria.57Penelitian analisis prilaku seksual pada wanita
hamil yang dilakukan oleh Laurisse Sossah pada tahun 2014 bertempat di
Adventist University Cosendai Cameroon Prancis,58 penelitian analisis
diskriminasi seksual pada wanita hamil yang dilakukan oleh Robert Richard
Rico pada tahun 1998 bertempat di Ludwig Maximilian University of
Munich Jerman.59 Penelitian analisis seksualitas selama kehamilan dan masa
post-partum yang dilakukan oleh Johannes Bitzera dan Judith Aldera pada
tahun 2015 bertempat di Univasity Women's Hospital, Basel, Switzerland.60
Penelitian lainnya adalah analisis dampak kehamilan pada kehidupan
seks perempuan yang dilakukan oleh Liliam Renata Silveira Santiago, Lucia
Alves da Silva Lara, Adriana Peterson Mariano Salata Romão, Maria
Fernpasien Barbirato da Mata Tiezzi dan Ana Carolina Japur de Sá Rosa
pada tahun 2013 bertempat di Department of Gynecology and Obstetrics,
Faculty of Medicine of Ribeirão Preto, University of São Paulo, Ribeirão
Preto, Brazil.61 Penelitian analisis diskriminasi pada wanita hamil dan
hubungannya dengan aktivitas seksual yang dilakukan oleh S Honeyball
pada tahun 2000 bertempat di University of Copenhagen Denmark.62

56
Barton F. Hill dan Jeffrey S. Jones, ‚Venous air embolism following
orogenital sex during pregnancy‛, The Amercan Journal of Emergency Medicine,
Vol.11, Issue 2, Maret 1993, 155–157.
57
Joana Rocha Pauleta, Nuno Monteiro Pereira dan Luís Mendes Graça,
‚Sexuality During Pregnancy‛, The Journal of Sexual Medicine, Vol.7, Issue 1,
Januari 2010, 136–142.
58
Laurisse Sossah, ‚Sexual Behavior During Pregnancy: A Descriptive
Correlational Study Among Pregnant Women‛, European Journal of Research in
Medical Sciences, Vol.2, No.1, Januari 2014, 16-28.
59
Robert Richard Rico, ‚Pragnancy-Based Sex Discrimination‛, William and
Mary Journal of Women and The Law, Vol.5, Issue 1, September 2014, 167-205.
60
Johannes Bitzera dan Judith Aldera, ‚Sexuality During Pregnancy and the
Postpartum Period‛, Journal of Sex Education and Therapy, Vol.25, Issue 1, Mei
2015, 49-58.
61
Liliam Renata Silveira Santiago, Lucia Alves da Silva Lara, dkk, ‚Impact
of Pregnancy on the Sex Life of Women: State of the Art‛, International Journal of
Clinical Medicine, Vol.4, No.62, Mei 2013, 257-264.
62
S, Honeyball, ‚Pregnancy and sex discrimination‛, Journal of Obstetrics
and Gynecology, Vol.29, No.1, Januari 2000, 43-52.

15
Penelitian secara lainnya adalah analisis hubungan seksual selama
masa kehamilan yang dilakukan oleh Maria Kontoyannis, Christos Katsetos
dan Pericles Panagopoulos pada tahun 2012 bertempat di Quarterly
scientific, online publication of A’ Nursing Department,Technological
Educational Institute of Athens Georgia.63 Penelitian edukasi seksual pada
remaja (termasuk pendidikan seks pada wanita hamil) yang dilakukan oleh
Pamela K. Kohler, R.N, Lisa E. Manhart dan William E. Lafferty pada tahun
2008 bertempat di University of São Paulo Brazil.64 Analisis pengaruh
kehamilan dan persalinan pada seksualitas perempuan di Ibadan, Nigeria
yang dilakukan oleh Folasade Adenike Bello, Oladapo Olayemi, Christopher
O. Aimakhu, and Adeyemi O. Adekunle pada tahun 2010 bertempat di
Department of Obstetrics and Gynaecology, University College Hospital,
University of Ibadan, Ibadan, Nigeria.65
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka perbedaan
penelitian ini dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
adalah dalam segi metodologi penelitian (deskriptif) dan tujuan penelitian,
penulis belum mendapatkan adanya penelitian terkait efek samping dan
manfaat coitus pada wanita hamil melalui pendekatan perspektif ahli medis
dan ulama.
F. Metodologi Penelitian
Sub-bab metodologi penelitian menjelaskan tentang desain
penelitian yang dilakukan, dilanjutkan dengan populasi, sampel, tempat
penelitian, waktu penelitian, pengumpulan data, dan metode analisis data.
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan akurat suatu
situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual. Penelitian
deskriptif juga dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau
karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat.66
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang tidak memerlukan

63
Maria Kontoyannis, Christos Katsetos dan Pericles Panagopoulos, ‚Sexual
intercourse during pregnancy‛, Health Science Journal, Volume 6, Issue 1, Januari
2012, 82-87.
64
Pamela K. Kohler, R.N, Lisa E. Manhart dan William E. Lafferty,
‚Abstinence-Only and Comprehensive Sex Education and the Initiation of Sexual
Activity and Teen Pregnancy‛, Journal of Adolescent Health, Vol.56, Issue 4,
Januari 2008, 344–351.
65
Folasade Adenike Bello, Oladapo Olayemi, Christopher O. Aimakhu, and
Adeyemi O. Adekunle, ‚Effect of Pregnancy and Childbirth on Sexuality of Women
in Ibadan, Nigeria‛, Journal of Obstetrics and Gynecology, Vol.8, Issue 37, Maret
2011, 1-6.
66
Sudarwan Danim Metode Penelitian Kebidanan: Prosedur, Kebijakan, dan
Etik (Jakarta: EGC, 2003), 69.

16
hipoesis, termasuk penelitian observasional, dan menjelaskan fenomena
untuk menjawab pertanyaan penelitian.67 Keuntungannya yaitu relatif
lebih mudah, tidak membutuhkan atau menggunakan kelompok kontrol
untuk pembanding, bisa menggunakan rancangan pra dan pasca
intervensi.68

2. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
akan diteliti.69 Populasi dalam penelitian ini adalah wanita hamil dari
dua instansi pelayanan yang berbeda yaitu Puskesmas Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan dan Klinik Bidan Praktek Mandiri Dian
Rosnurmila Tangerang Selatan. Jumlah keseluruhan populasi
penelitian adalah 167 wanita hamil yang datang berkunjung dan
memeriksakan dirinya ke Puskesmas Benda Baru dan BPM Dian
Rosnurmila tahun 2015. Pemilihan populasi dari dua tempat tersebut
didasarkan bahwa peneliti ingin mendapatkan sampel yang variatif
dari dua tempat balai pengobatan yang berbeda, sedangkan pemilihan
tempat tersebut didasarkan bahwa kedua tempat tersebut memiliki
standar operasional yang lebih baik daripada tempat-tempat lainnya
yang berada di kabupaten Tangerang Selatan daerah tempat tinggal
peneliti. Pemilihan daerah tersebut juga didasarkan dari pertimbangan
kedekatan jarak peneliti menuju tempat dan perhitungan ekonomi. 70
Jumlah keseluruhan populasi penelitian adalah 167 wanita hamil yang
memeriksakan dirinya ke Puskesmas Benda dari Oktober sampai
November 2015.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.71 Besar sampel yang didapat adalah 42
responden yang diambil dari 25% jumlah keseluruhan populasi
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana. Kebanyakan
peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel atau semakin

67
I Ketut Swarjana, Metodologi Penelitian Kesehatan (Yogyakarta: Andi,
2012), 51
68
Eko Budiarto, Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar
(Jakarta: EGC, 2004), 34.
69
Soekidjo Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan (Jakarta: Rineka
Cipta, 2012), 115.
70
Evilla, Consuelo G, Research Methods (Manila : Rex Printing CompaKny,
2007), cet.VII, 58.
71
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D ( Bandung: Alfabeta,
2008), 81.

17
besar persentase sampel dari populasi, hasil penelitian akan semakin
baik. Anggapan ini benar, tetapi tidak selalu demikian. Hal ini
tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek
penelitian dalam populasi. Selanjutnya sifat-sifat tersebut bertalian
erat dengan homogenitas subjek dalam populasi.72 Besaran sampel
tersebut ditarik dari kedua instansi yaitu Puskesmas Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatandan Klinik Bidan Praktek Mandiri Dian
Rosnurmila Tangerang Selatan. Masing-masing sampel dari kedua
tempat tersebut yang diambil adalah sebesar 21 sampel.
c. Teknik Pengambilan sampel
Besaran sampel yang akan diuji dalam penelitian ini diambil
melalui metode ‚Purposive Sampling‛ juga disebut ‚Judgmental
Sampling‛, yaitu pengambilan sampel berdasarkan ‚penilaian‛
(judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi
persyaratan) untuk dijadikan sampel.73 Pemilihan metode ini
berdasarkan pada prioritas pertama dari segi biaya akan menjadi lebih
murah, dari segi waktu akan lebih cepat, sehingga hasilnya up to date,
dari segi tenaga akan lebih hemat, selain itu juga variabel yang diteliti
dapat lebih banyak dan mendalam, sehingga kedalaman serta
ketepatan informasi akan lebih baik. Walaupun hanya menggunakan
sebagian saja dari subjek atau objek penelitian, tetapi hasil penelitian
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.74
1) Kriteria Insklusi
a) Wanita hamil usia 20-35 tahun
b) Wanita hamil trimester pertama, kedua, dan ketiga yang
melakukan coitus secara rutin dan aktif
c) Bersedia menjadi responden
d) Berkunjung ke Puskesmas Benda Baru dan BPM Dian
Rosnurmila
2) Kriteria Ekslusi
a) Wanita hamil yang tidak melakukan coitus secara rutin
b) Wanita hamil beragama Islam
3. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Benda Baru dan BPM
Dian Rosnurmila di Tanggerang Selatan

72
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 134.
73
Ary D.J.L.C. Dan Razaveis, A Introduction To Research (New York : Holt
Rinehart, Juli 1992), Cet.V, 63.
74
Gee, James Paul, An Introduction To Discourse Analysis, Theory And
Method (London : Routledge, September 2005), Cet.IV, 66-67.

18
b. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2015-Desember 2015
4. Pengumpulan Data
Terdapat berbagai metode yang lazim digunakan dalam proses
pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dokumentasi,
pemeriksaan, FGD, dan ujian (tes).75 Alat (instrumen) yang digunakan
dalam pengumpulan data berupa kuesioner, lembar observasi, tensimeter,
dan termometer.
5. Sumber Data
Sumber data primer diperoleh secara langsung menggunakan
wawancara dengan kuesioner, observasi, dan hasil pemeriksaan wanita
hamil trimester I, II dan III yang didapatkan dari Puskesmas Benda Baru
Pamulang Tangerang Selatan dan Klinik Bidan Praktek Mandiri Dian
Rosnurmila Tangerang Selatan. Sumber data sekunder adalah medical
record (buku KIA) wanita hamil trimester I, II dan III, buku-buku standar
dengan judul Pregnant Sex yang disusun oleh Rachel Foux Penerbit
Erotic Print Society (2008), Teenage Sex and Pregnancy: Modern Myths,
Unsexy Realities yang disusun oleh Mike A. Males penerbit Santa
Barbara California (2010), Adolescent Sexuality and Pregnancy yang
disusun oleh Patricia Voydanoff, Brenda Wixson Donnelly Sage
Publications (1990). Buku The Truth about Sexual Behavior and
Unplanned Pregnancy yang disusun oleh Elissa Howard-Barr, Fred L.
Peterson, Robert N. Golden dan Stacey Barrineau penerbit Fact on File
(2009), Sexual Relations During Pregnancy and the Post-delivery Period
yang disusun oleh Spencer Leon Israel, Isadore Rubin Sex Information
and Education Council of the U.S (2013).
6. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan bertujuan untuk menjelaskan dan
mendeskripsikan pemahaman wanita hamil. Data juga diperoleh dari
penelitian yaitu untuk alat ukur kesehatan wanita hamil yang melakukan
coitus adalah kondisi fisik, berat badan, tekanan darah (sistol dan
diastol), suhu tubuh, kadar hemoglobin, keluhan-keluhan lainnya,
pendarahan, kontraksi, pembukaan, kondisi ketuban wanita hamil. Data-
data yang diperoleh tersebut selanjutnya di analisis dengan cara
membandingkan dengan parameter-parameter seharusnya yang
menunjukkan kenormalan pada saat kehamilan. Data pendukung berupa
hasil wawancara dilakukan sebelum menentukan sampel uji dengan
memastikan bahwa sampel uji yang diambil sudah dilakukan wawancara

75
Ari Setiawan, Metodologi Penelitian Kebidanan (Yogyakarta: Nuha
Medika, 2010), 109.

19
secara intensif bahwa masih aktif melakukan coitus sesuai dengan
trimester yang telah ditentukan.
G. Sistematika Penulisan
Uraian dalam tesis ini dibagi kedalam lima bab, tiap-tiap bab dibagi
lagi kedalam beberapa sub-bab pokok bahasan, bab pertama membahas latar
belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, penelitian terdahulu yang
relevan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua membahas tentang masalah seputar seksualitas pada ibu
hamil. Pembahasan, perspektif medis terkait coitus pada masa kehamilan
dan terakhir pembahasan tentang coitus saat kehamilan perspektif Islam.
Pada bab ketiga akan membahas gambaran responden dan data lapangan
yang ditemukan. Pembahasan pertama dimulai pemeriksaan kesehatan
pasien aktivitas seksual pada masa kehamilan dan pembahasan terakhir
adalah mengenai analisis kesehatan wanita hamil yang melakukan coitus.
Pada bab keempat akan membahas tentang perspektif Islam tentang
coitus pada masa kehamilan, etika dan adab coitus dalam Islam, hak-hak
isteri dan suami selama melakukan coitus dalam Islam dan keterkaitannya
dengan kesehatan
Bab kelima yaitu kesimpulan dan saran.

20

Anda mungkin juga menyukai