Hipertensi Dan Ibu Hamil
Hipertensi Dan Ibu Hamil
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Hipertensi
2. Mengetahui hipertensi esensial
3. Mengetahui apa sajakah jenis-jenis dari Hipertensi
4. Mengetahui pengaruh hipertensi pada ibu hamil
5. Mengetahui masalah apa saja yang dapat disebabkan oleh hipertensi pada kehamilan
6. Mengetahui kapan harus memulai pengobatan untuk penyakit hipertensi
7. Mengetahui bagaimana cara mengobati hipertensi pada ibu hamil
BAB II
Tinjauan Pustaka
Tinggi rendahnya tekanan darah ditentukan oleh dua fator, yaitu curahan jantung
(cardiac output) dan tekanan resistensi pembuluh darah perifer. Tekanan darah ini selalu
berubah-ubah, tergantung waktu dan keadaan si penderita. Dengan registrasi yang
berkesinambungan dari tekanan darah dengan alat elektronik ternyata bahwa tekanan darah
berubah-ubah dan dipengaruhi oleh pelbagai keadaan. Dalam keadaan tenang atau pada
malam hari waktu tidur, tekanan darah dapat 30-40 mm Hg lebih rendah daripada waktu
siang atau pada waktu bekerja. Keadaan sakit, atau emosi serasa ditusuk jarum atau koitus,
meningkatkan tekanan darah dengan sekonyong-konyong. Anxiety kegelisahan atau adanya
tekanan mental, dapat pula meningkatkan tekanan darah, begitu pula temperatur yang dingin.
Tekanan darah pada anak sewaktu lahir rata-rata 80 sistolik dan 60 mm Hg diastolik,
sedangkan pada anak-anak menjelang dewasa tekanannya menjadi 120/70 mm Hg. Pada
waktu kita berumur 50 tahun tekanan darah menjadi rata-rata 140/90 mm Hg. Tekanan
sistolik menjadi lebih tinggi, apabila umur naik menjadi lebih dari 60 tahun. Ini disebabkan
karena seringnya terdapat perubahan arterioskleriotik dipembuluh-pembuluh darahnya, dan
arteri menjadi kaku. Pada umur muda laki-laki lebih tinggi tekanan darahnya dibandingkan
dengan perempuan sampai umur 45 tahun. Selanjutnya terdapat sebaliknya, jadi umur dan
jenis kelamin mempunyai peranan dalam perubahan tekanan darah sewaktu hidup.
Cara menentukan tekanan darahpun mempunyai pengaruh yang tidak boleh diabaikan.
Tekanan darah dari seorang penderita yang diperiksa di kamar dokter, dan merasa takut pada
waktu pemeriksaan, atau mendapat emosi, terdapat lebih tinggi dibandingkan bila diperiksa
dirumah. Pengaruh keadaan mental dan keadaan sekitar si penderita sangat menentukan
tekanan darahnya. Oleh karena itu cara penentuan tekanan darah sangat penting artinya dalam
penilaian tekanan darah dan dipengaruhi oleh antara lain oleh: sikap badan , terlentang,
duduk atau berdiri. Ukuran keadaan lingkar lengan si penderita juga mempengaruhi
pengukuran tekanan darah, pada orang gemuk tekanan terdapat lebih tinggi , karena tebalnya
jaringan lemak yang melingkari lengan.
Penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat diklsifikasikan dalam dua cara:
klasifikasi menurut jenis mcamnya dan klasifikasi menurut tingkatan kliniknya.
A. Hipertensi Sistolik. Pada hipertensi ini hanya tekanan sistolik yang meningkat. Ini
disebabkan oleh:
1. Karena akibat kekuatan denyut jantung kiri yang meningkat (complete heart block, reflux
aorta, fistula arteri-vena, patent ductus arteriosus, penyakit paget dari tulang-tulang,
thyrotoxicosis, demam dan kehamilan).
2. Aorta yang menjadi kaku, karena adanya degenerasi dari dindingnya, arteriosklerosis.
3. Kapasitas yang mengurang dari aorta pada coarctation dari aorta.
B. Hipertensi dengan penigkatan tekanan sistolik dan diastolik. Ini dibagi lagi menjadi:
1. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi berdasarkan penyakit lain, yang dapat diperiksa dan
diketahui. Ini dapat kita bagi lagi menjadi:
a) Penyakit-penyakit dari ginjal dan alat perkencingan, yaitu:
1) Glomerulonefritis Ellis tipe I
2) Glomerulonefritis Ellis tipe II pada fase terakhir.
3) Pyelonefritis khronika, unilateral atau bilateral.
4) Penyakit dari arteri ginjal (renovascular hypertension).
5) Ginjal polikistik.
6) Penyakit bawaan dari ginjal.
7) Penyakit batu ginjal dan lain penyakit pembendungan dari saluran perkencingan.
8) Nefritis intestisial oleh karena analgesik, gout, hiperkalsaemia.
9) Diabetes, Kimmelstiel-Wilson sindrom.
10) Penyakit jaringan ikat ginjal: polyarteritis nodosa, disseminated lupus erythematosus,
sistemik sklerosis.
11) Tumor di ginjal.
12) Nefritis yang disebabkan oleh radiasi, penyinaran rontgen.
13) Amiloidosis dari ginjal.
14) Nefritis hereditas.
b) Coarctation aortae.
c) Phaeochromocytoma
d) Sindrom Cushing
e) Aldosteronisme primer (sindrom Conn)
f) Toxaemia dari kehamilan
g) Hipertensi sesudah toxaemia
h) Pelbagai macam penyakit mengenai susunan urat syaraf.(klasifikasi ini di ambil dari teori
Pickering).
Pembagian menurut tingkatan kliniknya
Hipertensi dapat pula dibagi menurut tingkatan gejala-gejala kliniknya dalam dua
macam, yaitu: fase benigna dan fase maligna. Dalam fase benigna, tekanan darah sistolik
maupun diastolik belum begitu meningkat, bersifat ringan atau sedang dan belum tampak
kelainan atau kerusakan dari “target organ” , otak, mata, jantung dan ginjal. Juga belum
nampak kelainan fungsi dari alat-alat tersebut yang sifatnya berbahaya.
Pada tahun 1914 Volhard dan Fahr sudah mngemukakan pembagian hipertensi dalam
macam benigna dan maligna. Kemudian oleh Fahr dinamakan fase malignant
nephrosclerosis. Keith , Barker, Wagner pada tahun 1920 telah menguraikan pembagian
hipertensi menurut kelainan yang mereka dapatkan di fundus oculi dan memberitakan bahwa
adanya papil oedem menandakan fase maligna penderita dan penderita akan meninggal dunia
sesudah satu tahun. Pada waktu sekarang konsepsi hipertensi maligna didasarkan pada
tekanan darah diastolik yang terus-menerus meningkat, biasanya lebih dari 130 diastolik dan
terdapat kelainan dan kerusakan dari “target organ” yang bersifat progresf. Biasanya terdapat:
papil oedem dan kelainan penglihatan, nephrosclerosis maligna dengan faal ginjal yang cepat
memburuk, dan menimbulkan gejala-gejala dari uraemia, kegagalan faal jantung, dan
kelainan dari susunan urat syaraf pusat, ensefalopita atau perdarahan di otak. Tekanan darah
selalu tinggi sekali, pada tiap-tiap pemeriksaan,
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menimpa ibu hamil akan sangat
membahayakan baik kehamilan itu sendiri maupun bagi ibu. hipertensi atau tekanan darah
tinggi terjadi ketika darah yang dipompakan oleh jantung mengalami peningkatan tekanan,
hingga hal ini dapat membuat adanaya tekanan dan merusak dinding arteri di pembuluh
darah. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90
mmHG (berarti 140 mmHg tekanan sistolik dan 90 mmHg tekanan diastolik). Hipertensi
pada kehamilan banyak terjadi pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40,
kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan pertama.
Ada dua hal penyebab hipertensi, yaitu Hipertensi essensial atau hiipertensi primer di
mana penyebabnya bukan disebabkan oleh adanya gangguan pada jantung atau ginjal,
melainkan disebabkan oleh faktor lain misal dikarenakan pola hidup yang tidak sehat;
mengalami stress, mengkonsumsi garam yang berlebih, merokok, kebiasaan minuman
beralkohol dan kafein, pola makan yang tidak sehat yang mengakibatkan timbunan lemak dan
kelebihan berat badan dan adanya faktor keturunan
Sedangkan hipertensi yang disebabkan oleh adanya gangguan ginjal atau jantung disebut
dengan hipertensi sekunder.
Wanita yang mengidap tekanan darah tinggi yang kronis maupun yang masih baru
dapat memicu komplikasi saat kehamilan lebih tinggi daripada wanita yang tak memiliki
darah tinggi.
Bagaimana pun juga, saat hamil tekanan darah bisa jadi lebih tinggi atau yang biasa
disebut hipertensi gestasional. Efek dari tingginya tekanan darah adalah kerusakan pada
ginjal atau organ lain si ibu.
Pada kasus yang lebih parah, hipertensi dapat menyebabkan preklamsia yang sangat
berbahaya baik bagi si ibu dan janin yang dikandungnya. Preklamsia biasanya terjadi pada
atau sejak minggu ke 20 kehamilan dan berhubungan erat dengan naiknya tekanan darah dan
kadar protein dalam urin (sebagai akibat adanya masalah pada ginjal) si ibu.
Preklamsia juga berefek negatif pada organ dalam lain seperti otak dan hati. Pada
janin, preklamsia tak hanya mengakibatkan berat badan sang bayi tidak normal tetapi juga
kelahiran prematur hingga meninggalnya bayi saat dilahirkan.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, namun, ada banyak faktor resiko
preklamsia seperti obesitas sebelum kehamilan. Preklamsia yang terjadi pada wanita hamil
sangat beresiko menyerang mereka yang sebelum kehamilan menderita penyakit darah tinggi
kronik, hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 40 tahun, wanita penderita diabetes,
gagal ginjal, lupus, scleroderma, dan wanita hamil yang meningkat tekanan darahnya atau
menderita preklamsia saat kehamilan sebelumnya.
Di Indonesia, preklamsia adalah penyebab utama kematian ibu melahirkan disamping
perdarahan dan infeksi. Dan preklamsia bisa diketahui melalui beberapa tes yang menyangkut
tekanan darah dan adanya protein pada urin ibu.
Gejala umum adanya preklamsia pada wanita hamil adalah sakit kepala terus
menerus, penglihatan yang kurang jelas, kesensitifan pada cahaya, sakit pada bagian perut.
Nah, bagi Anda penderita darah tinggi yang berencana memiliki keturunan dalam
waktu dekat sebaiknya berkonsultasi pada dokter. Namun bukan berarti wanita pengidap
penyakit darah tinggi tak boleh memiliki Anak. Sebab preklamsia tentunya bisa dicegah.
Sebagaimana kita tahu bahwa , tekanan darah yang terus-menerus dapat menimbulkan
kompikasi di pelbagai alat tubuh yang penting, dan dapat menimbulkan bahaya kematian
dalam waktu yang relatif singkat. Dari itu, ada yang menganjurkan, apabila ditemukan
tekanan darah sistolik 140 mm Hg dan siastolik 90 mm Hg harus dimulai dengan pengobatan,
terutama pada penderita laki-laki yang masih muda. Tetapi harus diingat pula, bahwa tekanan
darah pada orang normal juga dapat naik turun menurut keadaan emosi, keadaan sekitar, dan
faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan tekanan darah secara insidental.
1. Yang menunjukkan anamnesa keluarga adanya hipertensi dalam famili terutama yang
mengalami komplikasi-komplikasi kardiovaskuler.
Gifford membagi hipertensi yang tidak mempunyai komplikasi dalam tiga golongan.
b. Tujuan Diet
Tujuan Diet Garam Rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air
dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
c. Syarat Diet Rendah Garam:
Cukup energi, protein, mineral dan vitamin.
Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan
hipertensi.
Diet rendah garam II diberikan kepada pasien dengan edema, acites, dan hipertensi tidak
terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I. Pada pengolahan
makananya boleh menggunakan setengah sendok teh garam dapur (2gr). Dihindari bahan
makanan yang tinggi kadar natriumnya, misalnya roti bakar (700 mg/100gr bahan makanan),
susu asam bubuk (600 mg/ 100 gr bahan makanan), biskuit (500mg/100gr bahan makanan),
kue-kue (250mg/100gr bahan makanan), roti cokelat (500mg/100gr bahan makanan), ayam
(100mg/100gr bahan makannan), daging bebek (200mg/100gr bahan makana), putih telur
bebek( 228mg/100gr), susu skim bubuk (470mg/100gr bahan makanan).
c). Diet Rendah Garam III (1000-1200 mg Na)
Diet rendah garam III diberikan kepada pasien dengan edema dan hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari samadengan diet rendah garam I. Pada pengolahan makanannya
boleh menggunakan I sdt (4gr) garam dapur. Contoh pengaturan makanannya; keju (1200
mg/100gr makanan), sosis (1000 mg/ 100gr bahan makanan), garam (38758 mg/100 gr bahan
makanan).
f. Nilai Gizi
Energi 2230 kkal
Protein 75 gr
Lemak 53 gr
Karbohidrat 365 gr
Kalsium 500 mg
Besi 24 mg
Tiamin 1,2 mg
Vitamin 87mg
Natrium 305 mg
1.Pagi
Beras 70 gr 1 gelas nasi
Telur 50 gr 1 btr
Sayuran 50 gr ½ gelas
Minyak 5 gr ½ sdm
Gula Pasir 10 gr 1 sdm
2. Pukul 10.00
Kacang hijau 25 gr 2 ½ sdm
Gula Pasir 15 gr 1 ½ sdm
Sayuran yang
dimasak dan
diawetkan dengan
Semua sayuran segar,
garam dapur dan
sayuran yang diawet
Sayuran. lain ikatan
tanpa garam dapur dan
natrium, seperti
natrium benzoate.
sayuran dalam
kaleng, sawi asin,
asinan dan acar.
Minyak goring,
Margarine dan
Lemak. margarine dan
mentega biasa.
mentega tanpa garam.
Garam dapur
Semua bumbu-bumbu untuk diet rendah
kering yang tidak garam I, baking
mengandung garam powder, soda kue,
dapur dan lain ikatan vetsin, dan bumbu
Bumbu. natrium. Garam dapur yang mengandung
sesuai ketentuan untuk garam dapur
diet rendah garam II seperti kecap,
dan III terasi, magi,
tomato
kecap,petis, tauco.
Pagi
Nasi
Telur dadar
Tumis kacang panjang
Pukul 10.00
Bubur kacang hijau
Siang
Nasi
Ikan acar kuning
Tahu bacem
Sayur lodeh
Papaya
Malam
Nasi
Daging pesmol
Keripiktempe
Cah sayuran
Pisang
B.DIET PREEKLAMSI
a.Gambaran umum
Preeklamsia murupakan sindrom yang terjadi pada saat kehamilan masuk pada
minggu ke-20 dengan tanda dan gejala seperti hipertensi, proteinuria, kenaikan berat badan
yang cepat karena edema, mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing, nyeri
lambung, oligouria, gelisan dan kesadaran menurun. Cirri khas diet ini adalah memperhatikan
asupan garam dan protein.
b.Tujuan Diet :
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
Muncapai dan mempertahankan tekanan darah normal
Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air
Mencapai keseimbangan nitrogen
Menjaga agar penambahan berat badab tidak melebihi normal
Mengurangi atau mencegah timbulnya factor risiko lain atau penyakit baru pada saat
kehamilanatau setelah melahirkan
c.Syarat Diet :
Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan
energy tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam atau air.
Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau dibawah 1 kg/minggu.
Protein tinggi (1 ½ – 2 gr/kg berat badan).
Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak
jenuh ganda.
Vitamin cukup, vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebingg tinggi.
Mineral cukup terutama kalium dan kalsium.Bentuk makanan disesuaikan dengan
kemampuan makan pasien.
Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oligouria, cairan dibatasi dan
disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urine, muntah, keringat, dan
pernapasan.
1.Diet Preeklamsi I
Diet preeklamsi I diberikan pada pasien dengan preeklamsi berat. Makanan
diberikkan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah. Jumlah cairan diberikan
paling sedikit 1500 ml sehari per oral, dan kekurangan diberikan secara parenteral. Makanan
ini kurang energy dan zat gizi, karena itu hanya diberikan selama 1-2 hari.
2. Diet Preeklamsi II
Diet preeklamsi II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsi I atau
kepada pasien preeklamsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring
atau lunak dan diberikan sebagai diet rendahgaramI.makanan ini cukup energy dan gizi
lainnya.
Susu khusus ibu hamil bila diberikan susu biasa energi hanya sebagian yang terpenuhi.
F. Nilai gizi
1. Diet Preeklamsia I
Diet Preeklamsi II
Pagi
Nasi Tim
Telur Ceplok
Tumis kacang panjang
taoge,
Susu.
Pukul 10.00
Selada buah
Siang
Nasi Tim
Daging bumbu terik
Tempebacem
Pisang
Pukul 16.00
Jeruk
Malam
Nasi tim
Ikan bumbu kuning
Gadon tahu
Jeruk
Teh
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Hipertensi, preeklamsi dan eklamsi termasuk salah satu penyebab tingginya angka
kematian ibu hamil diIndonesia.
Nutrisi (gizi) memegang peranan penting dalam upaya pencegahan dan penyembuhan
penyakit. Sehingga untuk masalah Hipertensi dan komplikasi kehamilan yang lain perlu
adanya pengaturan dan penyusunan menu yang baik (baik kualitas maupun kuantitasnya).
Diet Rendah Garam (garam Na) sangat penting bagi penderita Hipertensi khususnya bagi ibu
hamil.
3.2 Saran
Makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, karena itu kami dengan lapang dada
menerima segala kritik ataupun saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga materi ini dapat menambah wawasan kita mengenai Hipertensi khususnya bagi ibu
hamil dan cara pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA