Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehamilan dengan hipertensi ialah keadaan hipertensi yang diimbas oleh kehamilan.
Istilah ini diadopsi oleh “The American College of Obstetrician and Gynecologist” untuk
mengganti istilah preeklampsia dan eklampsia. Sindrom ini terdiri atas trias: yaitu hipertensi,
proteinuria, dan edema. Hipertensi jenis ini lazim menjangkiti primigravida (kehamilan
minggu XX) berusia antara 20-35 tahun yang berasal dari lapisan social ekonomi tingkat
bawah, dan menderita malnutrisi. Badan Kesehatan dunia memperkirakan ada 8% (eklamsia)
dan 4% (hipertensi) dari 21 kasus penyebab kematian (selain abortus) yang ada.
Seorang wanita hamil boleh dicurigai menderita hipertensi kehamilan, jika yang
bersangkutan sering mengeluh pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut bagian
atas (ulu hati), nafsu makan lenyap, rasa mual, dan muntah. Tanda yang mudah diperiksa alah
pertambahan berat badan secara progresif (. 3kg tiap minggu). Sehingga perlu adanya
penyusunan menu dan trik khusus untuk menanggulangi masalah tersebut seperti Diet
Rendah Garam karena nutrisi mempunyai peranan penting dalam upaya pencegahan dan
penyembuhan hipertensi maupun komplikasi lain saat kehamilan.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan sedikit informasi
tentang hipertensi dan diet untuk menanggulangi masalah hipertensi. Selain itu makalah ini
dapat digunakan sebagai acuan dan refrensi untuk menyusun menu bagi penderita hipertensi
khususnya ibu hamil. Sehingga dapat membantu dalam mengatasi masalah nutrisi bagi
penderita hipertensi khususnya bagi ibu hamil.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari Hipertensi?
2. Apa sajakah jenis-jenis dari Hipertensi?
3. Apakah hipertensi esensial itu?
4. Bagaimana pengaruh hipertensi pada ibu hamil?
5. Masalah apa saja yang dapat disebabkan oleh hipertensi pada kehamilan?
6. Kapan harus memulai pengobatan untuk penyakit hipertensi?
7. Bagaimana cara mengobati hipertensi pada ibu hamil?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Hipertensi
2. Mengetahui hipertensi esensial
3. Mengetahui apa sajakah jenis-jenis dari Hipertensi
4. Mengetahui pengaruh hipertensi pada ibu hamil
5. Mengetahui masalah apa saja yang dapat disebabkan oleh hipertensi pada kehamilan
6. Mengetahui kapan harus memulai pengobatan untuk penyakit hipertensi
7. Mengetahui bagaimana cara mengobati hipertensi pada ibu hamil
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1. Pengertian Hipertensi

Tinggi rendahnya tekanan darah ditentukan oleh dua fator, yaitu curahan jantung
(cardiac output) dan tekanan resistensi pembuluh darah perifer. Tekanan darah ini selalu
berubah-ubah, tergantung waktu dan keadaan si penderita. Dengan registrasi yang
berkesinambungan dari tekanan darah dengan alat elektronik ternyata bahwa tekanan darah
berubah-ubah dan dipengaruhi oleh pelbagai keadaan. Dalam keadaan tenang atau pada
malam hari waktu tidur, tekanan darah dapat 30-40 mm Hg lebih rendah daripada waktu
siang atau pada waktu bekerja. Keadaan sakit, atau emosi serasa ditusuk jarum atau koitus,
meningkatkan tekanan darah dengan sekonyong-konyong. Anxiety kegelisahan atau adanya
tekanan mental, dapat pula meningkatkan tekanan darah, begitu pula temperatur yang dingin.
Tekanan darah pada anak sewaktu lahir rata-rata 80 sistolik dan 60 mm Hg diastolik,
sedangkan pada anak-anak menjelang dewasa tekanannya menjadi 120/70 mm Hg. Pada
waktu kita berumur 50 tahun tekanan darah menjadi rata-rata 140/90 mm Hg. Tekanan
sistolik menjadi lebih tinggi, apabila umur naik menjadi lebih dari 60 tahun. Ini disebabkan
karena seringnya terdapat perubahan arterioskleriotik dipembuluh-pembuluh darahnya, dan
arteri menjadi kaku. Pada umur muda laki-laki lebih tinggi tekanan darahnya dibandingkan
dengan perempuan sampai umur 45 tahun. Selanjutnya terdapat sebaliknya, jadi umur dan
jenis kelamin mempunyai peranan dalam perubahan tekanan darah sewaktu hidup.
Cara menentukan tekanan darahpun mempunyai pengaruh yang tidak boleh diabaikan.
Tekanan darah dari seorang penderita yang diperiksa di kamar dokter, dan merasa takut pada
waktu pemeriksaan, atau mendapat emosi, terdapat lebih tinggi dibandingkan bila diperiksa
dirumah. Pengaruh keadaan mental dan keadaan sekitar si penderita sangat menentukan
tekanan darahnya. Oleh karena itu cara penentuan tekanan darah sangat penting artinya dalam
penilaian tekanan darah dan dipengaruhi oleh antara lain oleh: sikap badan , terlentang,
duduk atau berdiri. Ukuran keadaan lingkar lengan si penderita juga mempengaruhi
pengukuran tekanan darah, pada orang gemuk tekanan terdapat lebih tinggi , karena tebalnya
jaringan lemak yang melingkari lengan.

2.2. Hipertensi Esensial

Pada kebanyakan penderita tekanan darah tinggi, sukar ditentukan penyebab


etikologinya, dan penderita demikian disebut mempunyai hipertensi esensial atau primer.
Pada sebagian kecil penderita dapat ditentukan penyebabnya, yang diantaranya terdiri dari
faktor-faktor renal, endokrin atau kelainan pembuluh darah (coarctation aortae stenosis
arteria renalis) dan sebagainya. Ini disebut hipertensi seekunder.
Diagnosis dari hipertensi primer ditegakkan oleh eksklusif, apabila tidak ada sebab-
sebab patologis yang terang. Apabila karena kemajuan penelitian lebih banyak ditemukan
faktor-faktor lain dari patologi yang mendasari tekanan darah tinggi, diagnosis hipertensi
primer jumlahnya akan mengurang.
Dari penelitian serta karangan Brunner dan Laragh, dapat kita ketahui bahwa
hipertensi primer dapat dibagi menjadi 3 golongan , yaitu hipertensi yang mempunyai renin
yang rendah, kedua yang normal dan yang ketiga yang tinggi. Menurut penelitian mereka ini,
hipertensi dengan low renin mempunyai prognosis yang lebih baik dan tidak mengalami
komplikasi kegagalan faal jantung maupun stroke. Sedangkan yang mempunyai kadar renin
tinggi mudah mendapatkan kerusakan pada target organ, mata, jantung, ginjal dan otak.
2.3.Klasifikasi Hipertensi

Penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat diklsifikasikan dalam dua cara:
klasifikasi menurut jenis mcamnya dan klasifikasi menurut tingkatan kliniknya.

Klasifikasi menurut jenis macamnya

A. Hipertensi Sistolik. Pada hipertensi ini hanya tekanan sistolik yang meningkat. Ini
disebabkan oleh:

1. Karena akibat kekuatan denyut jantung kiri yang meningkat (complete heart block, reflux
aorta, fistula arteri-vena, patent ductus arteriosus, penyakit paget dari tulang-tulang,
thyrotoxicosis, demam dan kehamilan).
2. Aorta yang menjadi kaku, karena adanya degenerasi dari dindingnya, arteriosklerosis.
3. Kapasitas yang mengurang dari aorta pada coarctation dari aorta.

B. Hipertensi dengan penigkatan tekanan sistolik dan diastolik. Ini dibagi lagi menjadi:

1. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi berdasarkan penyakit lain, yang dapat diperiksa dan
diketahui. Ini dapat kita bagi lagi menjadi:
a) Penyakit-penyakit dari ginjal dan alat perkencingan, yaitu:
1) Glomerulonefritis Ellis tipe I
2) Glomerulonefritis Ellis tipe II pada fase terakhir.
3) Pyelonefritis khronika, unilateral atau bilateral.
4) Penyakit dari arteri ginjal (renovascular hypertension).
5) Ginjal polikistik.
6) Penyakit bawaan dari ginjal.
7) Penyakit batu ginjal dan lain penyakit pembendungan dari saluran perkencingan.
8) Nefritis intestisial oleh karena analgesik, gout, hiperkalsaemia.
9) Diabetes, Kimmelstiel-Wilson sindrom.
10) Penyakit jaringan ikat ginjal: polyarteritis nodosa, disseminated lupus erythematosus,
sistemik sklerosis.
11) Tumor di ginjal.
12) Nefritis yang disebabkan oleh radiasi, penyinaran rontgen.
13) Amiloidosis dari ginjal.
14) Nefritis hereditas.
b) Coarctation aortae.
c) Phaeochromocytoma
d) Sindrom Cushing
e) Aldosteronisme primer (sindrom Conn)
f) Toxaemia dari kehamilan
g) Hipertensi sesudah toxaemia
h) Pelbagai macam penyakit mengenai susunan urat syaraf.(klasifikasi ini di ambil dari teori
Pickering).
Pembagian menurut tingkatan kliniknya

Hipertensi dapat pula dibagi menurut tingkatan gejala-gejala kliniknya dalam dua
macam, yaitu: fase benigna dan fase maligna. Dalam fase benigna, tekanan darah sistolik
maupun diastolik belum begitu meningkat, bersifat ringan atau sedang dan belum tampak
kelainan atau kerusakan dari “target organ” , otak, mata, jantung dan ginjal. Juga belum
nampak kelainan fungsi dari alat-alat tersebut yang sifatnya berbahaya.

Pada tahun 1914 Volhard dan Fahr sudah mngemukakan pembagian hipertensi dalam
macam benigna dan maligna. Kemudian oleh Fahr dinamakan fase malignant
nephrosclerosis. Keith , Barker, Wagner pada tahun 1920 telah menguraikan pembagian
hipertensi menurut kelainan yang mereka dapatkan di fundus oculi dan memberitakan bahwa
adanya papil oedem menandakan fase maligna penderita dan penderita akan meninggal dunia
sesudah satu tahun. Pada waktu sekarang konsepsi hipertensi maligna didasarkan pada
tekanan darah diastolik yang terus-menerus meningkat, biasanya lebih dari 130 diastolik dan
terdapat kelainan dan kerusakan dari “target organ” yang bersifat progresf. Biasanya terdapat:
papil oedem dan kelainan penglihatan, nephrosclerosis maligna dengan faal ginjal yang cepat
memburuk, dan menimbulkan gejala-gejala dari uraemia, kegagalan faal jantung, dan
kelainan dari susunan urat syaraf pusat, ensefalopita atau perdarahan di otak. Tekanan darah
selalu tinggi sekali, pada tiap-tiap pemeriksaan,

2.4.Pengaruh Hipertensi pada Ibu Hamil

Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menimpa ibu hamil akan sangat
membahayakan baik kehamilan itu sendiri maupun bagi ibu. hipertensi atau tekanan darah
tinggi terjadi ketika darah yang dipompakan oleh jantung mengalami peningkatan tekanan,
hingga hal ini dapat membuat adanaya tekanan dan merusak dinding arteri di pembuluh
darah. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90
mmHG (berarti 140 mmHg tekanan sistolik dan 90 mmHg tekanan diastolik). Hipertensi
pada kehamilan banyak terjadi pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40,
kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan pertama.
Ada dua hal penyebab hipertensi, yaitu Hipertensi essensial atau hiipertensi primer di
mana penyebabnya bukan disebabkan oleh adanya gangguan pada jantung atau ginjal,
melainkan disebabkan oleh faktor lain misal dikarenakan pola hidup yang tidak sehat;
mengalami stress, mengkonsumsi garam yang berlebih, merokok, kebiasaan minuman
beralkohol dan kafein, pola makan yang tidak sehat yang mengakibatkan timbunan lemak dan
kelebihan berat badan dan adanya faktor keturunan
Sedangkan hipertensi yang disebabkan oleh adanya gangguan ginjal atau jantung disebut
dengan hipertensi sekunder.

2.5.Masalah yang dapat disebabkan oleh hipertensi pada ibu hamil

Wanita yang mengidap tekanan darah tinggi yang kronis maupun yang masih baru
dapat memicu komplikasi saat kehamilan lebih tinggi daripada wanita yang tak memiliki
darah tinggi.
Bagaimana pun juga, saat hamil tekanan darah bisa jadi lebih tinggi atau yang biasa
disebut hipertensi gestasional. Efek dari tingginya tekanan darah adalah kerusakan pada
ginjal atau organ lain si ibu.
Pada kasus yang lebih parah, hipertensi dapat menyebabkan preklamsia yang sangat
berbahaya baik bagi si ibu dan janin yang dikandungnya. Preklamsia biasanya terjadi pada
atau sejak minggu ke 20 kehamilan dan berhubungan erat dengan naiknya tekanan darah dan
kadar protein dalam urin (sebagai akibat adanya masalah pada ginjal) si ibu.
Preklamsia juga berefek negatif pada organ dalam lain seperti otak dan hati. Pada
janin, preklamsia tak hanya mengakibatkan berat badan sang bayi tidak normal tetapi juga
kelahiran prematur hingga meninggalnya bayi saat dilahirkan.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, namun, ada banyak faktor resiko
preklamsia seperti obesitas sebelum kehamilan. Preklamsia yang terjadi pada wanita hamil
sangat beresiko menyerang mereka yang sebelum kehamilan menderita penyakit darah tinggi
kronik, hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 40 tahun, wanita penderita diabetes,
gagal ginjal, lupus, scleroderma, dan wanita hamil yang meningkat tekanan darahnya atau
menderita preklamsia saat kehamilan sebelumnya.
Di Indonesia, preklamsia adalah penyebab utama kematian ibu melahirkan disamping
perdarahan dan infeksi. Dan preklamsia bisa diketahui melalui beberapa tes yang menyangkut
tekanan darah dan adanya protein pada urin ibu.
Gejala umum adanya preklamsia pada wanita hamil adalah sakit kepala terus
menerus, penglihatan yang kurang jelas, kesensitifan pada cahaya, sakit pada bagian perut.
Nah, bagi Anda penderita darah tinggi yang berencana memiliki keturunan dalam
waktu dekat sebaiknya berkonsultasi pada dokter. Namun bukan berarti wanita pengidap
penyakit darah tinggi tak boleh memiliki Anak. Sebab preklamsia tentunya bisa dicegah.

2.6. Kapan harus memulai pengobatan untuk penyakit hipertensi

Sebagaimana kita tahu bahwa , tekanan darah yang terus-menerus dapat menimbulkan
kompikasi di pelbagai alat tubuh yang penting, dan dapat menimbulkan bahaya kematian
dalam waktu yang relatif singkat. Dari itu, ada yang menganjurkan, apabila ditemukan
tekanan darah sistolik 140 mm Hg dan siastolik 90 mm Hg harus dimulai dengan pengobatan,
terutama pada penderita laki-laki yang masih muda. Tetapi harus diingat pula, bahwa tekanan
darah pada orang normal juga dapat naik turun menurut keadaan emosi, keadaan sekitar, dan
faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan tekanan darah secara insidental.

Pada hakikatnya harus dipertimbangkan dan dilakukan pengobatan pada penderita:

1. Yang menunjukkan anamnesa keluarga adanya hipertensi dalam famili terutama yang
mengalami komplikasi-komplikasi kardiovaskuler.

2. Adanya tekanan darah tinggi terus-menerus, diastolik 95 mm Hg atau lebih. Apanila


dalam anamnesa keluarga, terdapat komplikasi kardiovaskuler, tekanan diastolik 90
mm Hg pada pasien, sudah merupakan indikasi pengobatan.
3. Indikasi pengobatan pada penderita laki-laki lebih ketat dibandingkan dengan
penderita perempuan, berarti bahwa pada laki-laki yang tekanan darah diastoliknya
terus-menerus 90 mm Hg atau lebih harus dilakukan pengobatan.
4. Indikasi dan kriteria pengobatan dapat pula dilakukan menurut beberapa pedoman
dari hassil penelitian.

Gifford membagi hipertensi yang tidak mempunyai komplikasi dalam tiga golongan.

I. Golongan ringan (mild) dengan tekanan diastolik 90-110 mm Hg.


II. Golongan agak berat, atau sedang (moderate)dengan tekanan diastolik
111-125 mm Hg.
III. Golongan berat (severe) dengan tekanan darah diastolik lebih dari 125
mm Hg.
Dan Gifford pun membagi tekanan darah tinggi yang mempunyai komplikasi sebagai
berikut:

I. Hipertensi dengan komplikasi kepayahan jantung kongestif.


II. Hipertensi dengan azotaemia.
III. Hipertensi dengan komplikasi penyakit pembuluh darah koroner atau
pembuluh darah otak.
IV. Hipertensi maligna dengan diastolik lebih dari 125 mm Hg dan terdapat
gejala-gejala gangguan dari “target organ”.

Pickering dalam indiasi pengobatan secara chemotherapi empunyai pertimbangan sebagai


berikut:
A. Indikasi Absolut, yang berarti bahwa harus diusahakan menurunkan tekanan darah segera:
- Pada hipertensi maligna.
- Hipertensive encephalopathy.
- Kegagalan jantung kiri, Cardiac Asthma.
B. Indikasi yang kurang urgen:
- Kegagalan jantung kongestif dan hipertensi ringan atau sedang.
C. Indikasi dimana pengobatan chemotherapi harus dilakukan secara hati-hati, pada:
- Penderita infark miokard,
- Penderita dengan cerebrovaskular accident, dan
- Penderita kegagalan faal ginjal. (ureum darah 150 mg% atau lebih) dengan obat-obatan
antihipertensi, kadar ureum darah justru menaik.

2.7. Cara mengobati hipertensi pada ibu hamil

A. DIET RENDAH GARAM


a. Pengertian
Yang dimaksud dengan garam dalam Diet Rendah Garam adalah garam natrium seperti
yang terdapat ddi dalm garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder, natrium
benzoat, dan vetsin (mono sodium glutamate). Natrium adalah kation utama dalam cairan
ekstraselular tubuh yang mempunyai fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam tubuh,
serta berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot. Asupan makanan sehari-hari
umumnya mengandung lebih banyak natrium daripada yang dibutuhkan tubuh. Dalam
keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah
yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan sehingga
tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO menganjurkan pembatasan konsumsi
garam dapur hingga 6 gram sehari (ekuivalen dengan 2400 mg)
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau
asites, dan hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu,
dekomsio kordis, toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala
edema atau asites, dan hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu
dibatasi.

b. Tujuan Diet
 Tujuan Diet Garam Rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air
dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
c. Syarat Diet Rendah Garam:
 Cukup energi, protein, mineral dan vitamin.
 Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
 Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan
hipertensi.

d. Macam Diet dan Indikasi Pemberian

a). Diet Rendah Garam I (200-400 mg Na)


Diet Rendah Garam I diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan Hipertensi berat.
Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur . Dihindari bahan makanan
yang tinggi kadar natriumnya misalnya daun seledri (96 mg/100 gr bahan makanan), pisang
(18 gr bahan makanan).
b). Diet Rendah Garam II (600-800 mg Na)

Diet rendah garam II diberikan kepada pasien dengan edema, acites, dan hipertensi tidak
terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I. Pada pengolahan
makananya boleh menggunakan setengah sendok teh garam dapur (2gr). Dihindari bahan
makanan yang tinggi kadar natriumnya, misalnya roti bakar (700 mg/100gr bahan makanan),
susu asam bubuk (600 mg/ 100 gr bahan makanan), biskuit (500mg/100gr bahan makanan),
kue-kue (250mg/100gr bahan makanan), roti cokelat (500mg/100gr bahan makanan), ayam
(100mg/100gr bahan makannan), daging bebek (200mg/100gr bahan makana), putih telur
bebek( 228mg/100gr), susu skim bubuk (470mg/100gr bahan makanan).
c). Diet Rendah Garam III (1000-1200 mg Na)

Diet rendah garam III diberikan kepada pasien dengan edema dan hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari samadengan diet rendah garam I. Pada pengolahan makanannya
boleh menggunakan I sdt (4gr) garam dapur. Contoh pengaturan makanannya; keju (1200
mg/100gr makanan), sosis (1000 mg/ 100gr bahan makanan), garam (38758 mg/100 gr bahan
makanan).

Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat(gr) Takaran


Beras 300 5 gls nasi
Daging 100 2 ptg sdg
Telur Ayam 50 1 butir
Tempe 100 4 ptg sdg
Kacang Hijau 25 2 ½ sdm
Sayuran 200 2 gelas
Buah 200 2 ptg sdg papaya
Minyak 25 2 ½ sdm
Gula Pasir 25 2 ½ sdm
e. Diet Garam rendah diberikan kepada pasien denan edema, asites atau hipertensi seperti
yang
terjadi pada penyakit dekompensasio kordis, serosis hati, penyakit ginjal tertentu, toxemia
pada kehamilan, dan hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai
dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai Diet Rendah Garam.

f. Nilai Gizi
 Energi 2230 kkal
 Protein 75 gr
 Lemak 53 gr
 Karbohidrat 365 gr
 Kalsium 500 mg
 Besi 24 mg
 Tiamin 1,2 mg
 Vitamin 87mg
 Natrium 305 mg

g.Pembagian Bahan Makanan Sehari

1.Pagi
Beras 70 gr 1 gelas nasi
Telur 50 gr 1 btr
Sayuran 50 gr ½ gelas
Minyak 5 gr ½ sdm
Gula Pasir 10 gr 1 sdm

2. Pukul 10.00
Kacang hijau 25 gr 2 ½ sdm
Gula Pasir 15 gr 1 ½ sdm

3.Siang dan Sore


Beras 140 gr 2 gelas nasi
Daging 50 gr 1 potong sedang
Tempe50 gr 2 potong sedang
Sayuran 75 gr ¾ gelas
Buah 100gr 1 potong sedang papaya
Minyak 10 gr 1 sdm

h.Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Beras, kentang, Roti, biskuit, dan
Sunber karbohidrat singkong, terigu, kue-kue yang
tapioca, hongkue, dimasak dengan
gula, makanan yang garam dapur,
diolah dari bahan baking powder dan
makanan tersebut soda.
diatas tanpa garam
dapur dan soda seperti
: macaroni, mie,
bihun, roti, biskuit,
kue kering.

Otak, dinjal, lidah,


sardine, daging,
ikan, susu, dan
telur yang
diawetkan dengan
Daging dan ikan garam dapur
Sumber protein maksimal 100 gr seperti daging
hewani, sehari, telur maksimal asap, ham, bacon,
1 butir sehari. dendeng, abon,
keju, ikan asin,
ikan kaleng,
kornet, ebi, udang
kering, telur asin
dan telur pindang.

Keju, kacang tanah


dan semua kacang-
Semua kacang-
kacangan dan
kacangan dan hasilnya
hasilnya yang
Sumber protein nabati. yang diolah dan
dimasak dengan
dimasak tanpa garam
garam dapur dan
dapur.
lain ikatan
matrium.

Sayuran yang
dimasak dan
diawetkan dengan
Semua sayuran segar,
garam dapur dan
sayuran yang diawet
Sayuran. lain ikatan
tanpa garam dapur dan
natrium, seperti
natrium benzoate.
sayuran dalam
kaleng, sawi asin,
asinan dan acar.

Semua buah-buahan Buah-buahan yang


segar, buah yang diawet dengan
Buah-buahan.
diawet tanpa garam garam dapur dan
dapur dan natrium lain ikatan
benzoate. natrium, seperti
buah dalam
kaleng.

Minyak goring,
Margarine dan
Lemak. margarine dan
mentega biasa.
mentega tanpa garam.

Minuman. The dan kopi. Minuman ringan.

Garam dapur
Semua bumbu-bumbu untuk diet rendah
kering yang tidak garam I, baking
mengandung garam powder, soda kue,
dapur dan lain ikatan vetsin, dan bumbu
Bumbu. natrium. Garam dapur yang mengandung
sesuai ketentuan untuk garam dapur
diet rendah garam II seperti kecap,
dan III terasi, magi,
tomato
kecap,petis, tauco.

i. Contoh Menu Sehari

Pagi
 Nasi
 Telur dadar
 Tumis kacang panjang

Pukul 10.00
 Bubur kacang hijau

Siang
 Nasi
 Ikan acar kuning
 Tahu bacem
 Sayur lodeh
 Papaya

Malam
 Nasi
 Daging pesmol
 Keripiktempe
 Cah sayuran
 Pisang

B.DIET PREEKLAMSI

a.Gambaran umum
Preeklamsia murupakan sindrom yang terjadi pada saat kehamilan masuk pada
minggu ke-20 dengan tanda dan gejala seperti hipertensi, proteinuria, kenaikan berat badan
yang cepat karena edema, mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing, nyeri
lambung, oligouria, gelisan dan kesadaran menurun. Cirri khas diet ini adalah memperhatikan
asupan garam dan protein.

b.Tujuan Diet :
 Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
 Muncapai dan mempertahankan tekanan darah normal
 Mencegah atau mengurangi retensi garam atau air
 Mencapai keseimbangan nitrogen
 Menjaga agar penambahan berat badab tidak melebihi normal
 Mengurangi atau mencegah timbulnya factor risiko lain atau penyakit baru pada saat
kehamilanatau setelah melahirkan

c.Syarat Diet :

 Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
berangsur, sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan
energy tidak lebih dari 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
 Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam atau air.
Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau dibawah 1 kg/minggu.
 Protein tinggi (1 ½ – 2 gr/kg berat badan).
 Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak
jenuh ganda.
 Vitamin cukup, vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebingg tinggi.
 Mineral cukup terutama kalium dan kalsium.Bentuk makanan disesuaikan dengan
kemampuan makan pasien.
 Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oligouria, cairan dibatasi dan
disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui urine, muntah, keringat, dan
pernapasan.

E.Macam Diet dan Indikasi Pemberian

1.Diet Preeklamsi I
Diet preeklamsi I diberikan pada pasien dengan preeklamsi berat. Makanan
diberikkan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah. Jumlah cairan diberikan
paling sedikit 1500 ml sehari per oral, dan kekurangan diberikan secara parenteral. Makanan
ini kurang energy dan zat gizi, karena itu hanya diberikan selama 1-2 hari.
2. Diet Preeklamsi II
Diet preeklamsi II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsi I atau
kepada pasien preeklamsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring
atau lunak dan diberikan sebagai diet rendahgaramI.makanan ini cukup energy dan gizi
lainnya.

3.Diet Preeklamsi III


Diet preeklamsi III diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklamsi II
atau kepada pasien dengan preeklamsi ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi dan
garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan iini cukup semua zat gizi.
Jumlah energy harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg
setiap bulan.

E.Bahan Makanan Sehari

Diet Preeklamsia I Diet Preeklamsia II Diet Preeklamsia III


Bahan
Makanan Berat Berat Berat
urt urt Urt
(gr) (gr) (gr)
Beras - - 150 3 gls tim 200 4 gls tim
Telur - - 50 1 butir 50 1 butir
Daging - - 100 2 ptg sdg 100 2ptg sdg
Tempe - - 50 2 ptg sdg 100 4 ptg sdg
Sayuran - - 200 2 gls 200 2 gls
Sari buah/ 1000 15 400 4 ptg sdg 400 4 ptg sdg
buah pepaya Papaya

Gula pasir 80 8 sdm 30 3 sdm 30 3 sdm


Minyak - - 15 1 ½ sdm 25 2 ½ sdm
nabati
Susu Bubuk 75 15 sdm 25 5 sdm 50 10 sdm

Susu khusus ibu hamil bila diberikan susu biasa energi hanya sebagian yang terpenuhi.

F. Nilai gizi

Diet Preeklamsia Diet Preeklamsia


Diet Preeklamsia I
II III
Energi (kkal) 1032 1604 2128
Protein (gram) 20 56 80
Lemak (gram) 19 44 63
Karbohidrat 211 261 305
(gram)
Kalsium 600 500 800
(gram)
Besi (gram) 6,9 17,3 24,2
Vitamin A (RE) 750 2796 3035
Tiamin (mg) 0,5 0,8 1
Vitamin C (mg) 2,46 212 213
Natrium (mg) 228 248 403

G. Pembagian Bahan Makanan Sehari

1. Diet Preeklamsia I

 Pukul 06.00 Teh1 gelas

 Pukul 08.00 Sari tomat1 gelas


Susu 1 gelas

 Pukul 10.00 Sari jeruk1 gelas

 Pukul 13.00 Sari alpukat1 gelas


Susu1 gelas

 Pukul 16.00 Sari tomat1 gelas


Susu 1 gelas

 Pukul 18.00 Sari papaya1 gelas


Sari jeruk1 gelas

 Pukul 20.00 Teh1 gelas


Susu1 gelas

2. Diet preeklamsia II & III

Bahan Diet Preeklamsi II Diet Preeklamsi III


Waktu
Makanan Berat (g) Urt Berat (g) urt
Beras 50 1 gls tim 50 1 gls tim
Telur ayam 50 1 btr 50 1 btr
Sayuran 50 ½ gelas 50 ½ gelas
Pagi
Minyak 5 ½ sdm 5 ½ sdm
Susu bubuk 25 5 sdm 25 5 sdm
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
Buah 100 1ptg 100 1ptg
10.00 papaya papaya
Gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm
Siang Beras 50 1 gls tim 75 1 ½ gls tim
Daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tahu 50 ½ bh bsr 100 1 bh bsr
Sayur 75 ¾ gelas 75 ¾ gelas
Buah 100 1ptg 100 1 ptg sdg
papaya papaya
Minyak 5 ½ sdm 10 1 sdm

Buah 100 100 Ptg


1 ptg
pepaya
pepaya
16.00 Gula Pasir 10 10 1 sdm
1 sdm
Susu bubuk - 25 5 sdm
-

Beras 50 1 gls tim 75 1 ½ gls tim


Ikan 50 1ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tempe 25 1 ptg sdg 50 2 ptg sdg
Malam Sayuran 75 ¾ gls 75 ¾ gls
Buah 100 1ptg 100 1 ptg sdg
pepaya papaya
Minyak 5 ½ sdm 10 1 sdm
H. Contoh Menu Sehari

Diet Preeklamsi II

Pagi
 Nasi Tim
 Telur Ceplok
 Tumis kacang panjang
 taoge,
 Susu.

Pukul 10.00
 Selada buah

Siang
 Nasi Tim
 Daging bumbu terik
 Tempebacem
 Pisang

Pukul 16.00
 Jeruk

Malam
 Nasi tim
 Ikan bumbu kuning
 Gadon tahu
 Jeruk
 Teh
BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Hipertensi, preeklamsi dan eklamsi termasuk salah satu penyebab tingginya angka
kematian ibu hamil diIndonesia.
Nutrisi (gizi) memegang peranan penting dalam upaya pencegahan dan penyembuhan
penyakit. Sehingga untuk masalah Hipertensi dan komplikasi kehamilan yang lain perlu
adanya pengaturan dan penyusunan menu yang baik (baik kualitas maupun kuantitasnya).
Diet Rendah Garam (garam Na) sangat penting bagi penderita Hipertensi khususnya bagi ibu
hamil.

3.2 Saran
Makalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, karena itu kami dengan lapang dada
menerima segala kritik ataupun saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga materi ini dapat menambah wawasan kita mengenai Hipertensi khususnya bagi ibu
hamil dan cara pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous : “Malignant Hypertension”, Leading Article in The Lancet, 24 May, 1958


Anonymous : “Simposium on Hypertension”, Archive of Internal Medicine, Vol. 133, June
1974
Almastar, Sunita. Penuntun Diet. 2006.Jakarta : Gramedia.
Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. 2007.Jakarta : EGC
Francin Paath, Erna, dkk. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. 2005.Jakarta: EGC
Mochtar, Rustam. 1998.Sinopsis Obstetri. Obstetri Fisiologi Dan Obstetri Patologi. Jilid 1.
Jakarta: EGC. Hlm: 198-208.
Norwitz, Errol. 2007. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Erlangga. Hlm: 88-89.
Scott, James. Danforth, Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika. Hlm:
202-213.
Wylie, Linda, 2010. Manajemen Kebidanan: Gangguan Medis Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta: EGC. Hlm:13-41.
Hipertensi Pada Kehamilan http://bidanku.com/hipertensi-pada-kehamilan#ixzz2xPdpnb8M
http://www.deherba.com/hipertensi-dan-wanita-hamil.html
Prof. dr. Moerdowo, F.R.S.A: “Masalah Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)”, 1984 Jakarta:
Bhratara Karya Aksara

Anda mungkin juga menyukai