RPP Atk 1
RPP Atk 1
Indikator
1. menjelaskan prinsip dasar stoikhiometri dan aplikasinya di industri
2. menjelaskan besaran dan satuan
3. mengkonversi satuan dan gc
4. menjelaskan prinsip dasar penyusunan neraca massa (material)
5. menjelaskan hukum kekekalan massa
6. menjelaskan dasar-dasar perhitungan neraca massa
7. menjelaskan sifat dasar bahan kimia untuk proses
8. menghitung reaktan ekses
9. menjelaskan sistem batch dan kontinu
10. menjelaskan sistem by pass dan recycle
4.1 Mengoperasikan sistem persiapan, bahan baku dan bahan penunjang mengikuti
intruksi kerja industri bersangkutan, sifat fisika, kimia bahan dan stokhiometri.
Indikator
1. menghitung kebutuhan bahan baku dan pendukung sesuai stoikhiometri
2. menetapkan sifat fisika bahan
3. menetapkan sifat kimia bahan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan di dalam kelas maupun di luar kelas, siswa dapat
1. menjelaskan prinsip dasar stoikhiometri
2. menghitung neraca bahan
3. menghitung reaktan ekses
4. menetapkan sifat fisika dan kimia bahan
5. menjelaskan sistem batch, by pass dan recycle
D. Materi Pembelajaran
1. Besaran pokok dan besaran turunan
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan.
Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan dalam angka melalui hasil
pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran lainnya, maka ditetapkan
satuan untuk tiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa setiap besaran diukur dengan
cara berbeda.Mengukur sebenarnya adalah kegiatan membandingkan suatu Besaran
dengan Besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
diturunkan dari besaran lain
Simbol dalam
Nama Simbol dimensi Satuan SI Simbol satuan
rumus
Panjang l, s, r, h, dll. [L] Meter m
Waktu T [T] Second s
Massa M [M] Kilogram Kg
Arus listrik I [I] Ampere A
Suhu T [θ] Kelvin K
Jumlah molekul N [N] Mol mol
Intensitas cahaya J [J] Candela Cd
Besaran turunan adalah besaran yang didapat dari penggabungan besaran-besaran pokok
Besaran Satuan Singkatan
Kecepatan meter per sekon m/s
Percepatan, percepatan gravitasi meter per sekon kuadrat m/s²
Luas meter persegi m²
Volume meter kubik m³
Newton (kilogram meter per sekon
Gaya, berat, tegangan tali kg m/s²
persegi)
Debit meter kubik per detik m³/s
Energi, usaha Joule J
Rapat tenaga joule per meter kubik J/m³
Tegangan permukaan, tetapan
Newton per meter N/m
pegas
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Besaran)
2. Sistem satuan
Panjang Waktu Massa Gaya Energi* Temper
atur
Sistem absolut(dynamic)
Cgs centimeter Sekon gram dyne* erg, joule, K, oC
kalori
o
Fps (ft-lb-s atau foot Sekon pound poundal* ft poundal R, oF
English absolute)
SI meter Sekon kilogram newton* joule K, oC
Sistem Gravitasional
o
British Engineering foot Sekon slug* pound berat Btu, (ft)(lbf) R, oF
o
American Engineering foot sekon, jam pound mass pound force Btu, R, oF
(lbm) (lbf) (hp)(jam)
Ada beberapa sistem satuan yang hingga saat ini berlaku, seperti ditunjukkan dalam
tabel 1.
Dari tabel 1 terlihat bahwa sistem SI, cgs, fps (English absolute) dan British Engineering
menggunakan 3 satuan dasar, sedangkan sistem American Engineering 4 satuan dasar.
Maka agar satuan yang diterapkan sesuai, dalam pemakaiannya sistem American
Engineering perlu menggunakan faktor konversi, gc, suatu konstanta yang harganya
bukan 1.
Sebagai ilustrasi kita terapkan pada hukum Newton.
F=Cma
dimana
F = gaya
C = konstanta yang harga dan satuannya tergantung pada satuan F, m dan a
m = massa
a = percepatan
Dalam sistem cgs, gaya dinyatakan dalam dyne.
Jika
dyne
C 1 2
, massa 1 gram dan percepatan 1 cm/s2, maka:
( g )(cm) / s
x1g x1 2 1dyne
dyne cm
F 1
s
2
( g )(cm) / s
Dengan cara yang sama, dalam SI gaya dinyatakan dalam Newton (N)
Jika
N
C 1 2
, massa 1 kg dan percepatan 1 m/s2, maka:
(kg)( m) / s
x1kg x1 2 = 1 N
N m
F 1
s
2
(kg)( m) / s
Tetapi dalam American Engineering, massa 1 lbm dan percepatan g ft/s2 (sekitar 32,2
ft/s2 tergantung tinggi permukaan tanah), untuk mendapatkan gaya 1 lbf dipilih harga
dan satuan C yang berbeda dengan sistem cgs maupun SI.
ft
F C x1lb m x g 2 1lb f
s
lb f (lb f )( s 2 )
Satuan C
(lbm )( ft) / s 2 (lbm )( ft)
Harga C = 1/32,174. Harga ini dipilih karena 32,174 merupakan harga numeris untuk
percepatan gravitasi rata-rata pada permukaan laut.
Sehingga:
(lb f )( s 2
F 1 x1lb m x g ft 1lb f
32,174(lb m )( ft) s
2
Kebalikan dari C adalah gc atau C = 1/gc, maka :
( ft )(lb m )
g c 32,174
(lb f )( s 2 )
Perlu diingat bahwa kedua kuantitas g dan gctidaklah sama. Demikian juga pound
(massa) dengan pound (force/gaya) dalam sistem satuan American Engineering bukan
satuan yang sama meskipun dalam percakapan kita menyebut pound untuk menyatakan
gaya, berat atau masa. Secara teoritis pound mass (lbm) adalah satuan massa sedangkan
pound force (lbf) adalah satuan gaya. Untuk selanjutnya dalam modul ini kita akan selalu
gunakan lb (tanpa subskrip m) untuk satuan massa dan untuk satuan gaya kita gunakan
lbf.
4. Prinsip dan dasar stoikhiometri, neraca massa dan energi
Dalam industri jarang dijumpai bahan yang jumlahnya tepat (sama) secara
stoikhiometrik. Untuk mencapai reaksi seperti yang diinginkan atau untuk menghemat
reaktan yang berharga hampir selalu digunakan reaktan ekses (berlebih). Dalam kaitan
ini ada beberapa definisi sebagai berikut:
(a) Reaktan pembatas adalah reaktan yang berada dalam jumlah terkecil
secara stoikhiometris. Dengan kata lain, jika dua atau lebih reaktan dicampur maka
reaktan yang habis lebih dulu disebut reaktan pembatas, entah reaksinya sempurna atau
tidak. Sebagai contoh, jika 1 g mol C7H16 dan 12 g mol O2 dicampur, C7H16 merupakan
reaktan pembatas.
Perbandingan Perbandingan
dalam umpan dalam persamaan kimia
O2 12 11
: = 12 > = 11
C7H16 1 1
Karena perbandingan dalam umpan lebih besar daripada dalam persamaan kimia, maka
O2 berlebih atau C7H16 merupakan reaktan pembatas
Jika ada lebih dari dua reaktan, Anda harus menggunakan salah satu reaktan
sebagai zat referensi (patokan), hitung perbandingan mol reaktan lain dalam umpan
terhadap referensi, buat pasangan perbandingan dan bandingkan dengan perbandingan
dalam persamaan kimia lalu urutkan tiap-tiap senyawa. Sebagai contoh, diberikan
persamaan sebagai berikut:
A + 3B + 2C produk
Jika 1,1 mol A, 3,2 mol B, dan 2,4 mol C diumpankan sebagai reaktan ke dalam reaktor,
kita pilih A sebagai referensi zat dan referensi hitung
Perbandingan Perbandingan
Dalam umpan dalam persamaan kimia
B 3,2 3
: 2,91 < 3
A 1,1 1
C 2,4 2
: 2,18 > 2
A 1,1 1
Kita dapatkan bahwa B reaktan pembatas terhadap A, dan A reaktan pembatas terhadap
C, sehingga B reaktan pembatas dari ketiga reaktan. Dalam simbol dapat ditulis B < A,
C > A (atau A < C) sehingga B < A < C.
(b) Reaktan ekses (berlebih) adalah reaktan yang berada dalam jumlah
berlebih terhadap reaktan pembatas. Persen ekses reaktan dihitung berdasar jumlah
reaktan yang berlebih terhadap kebutuhan untuk bereaksi dengan reaktan pembatas.
Persamaannya:
Meskipun hanya sebagian dari reaktan pembatas yang secara aktual bereaksi,
jumlah yang dibutuhkan atau ekses selalu dihitung berdasar pada seluruh jumlah
reaktan pembatas sebagaimana jika reaksinya berlangsung sempurna.
(c) Konversi adalah bagian dari umpan atau beberapa bahan yang
diumpankan yang terkonversi (berubah) menjadi produk. Persen konversi adalah:
--------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Reaktan apa dalam umpan yang digunakan sebagai basis perhitungan dan berubah
menjadi produk apa harus dinyatakan secara jelas agar tidak menimbulkan kebingungan.
Konversi berhubungan dengan derajad kesempurnaan reaksi yang didefinisikan
sebagai persen atau fraksi reaktan pembatas yang terkonversi menjadi produk.
(e) Yield, untuk reaktan atau produk tunggal adalah berat (massa) atau mol produk
akhir dibagi dengan berat (massa) atau mol reaktan mula-mula. Contoh: reaksi berurutan
seperti di bawah ini
A B C
Jika B diinginkan dan C tidak diinginkan, maka yield B adalah mol (atau massa) B yang
dihasilkan dibagi dengan mol (atau massa) A diumpankan atau dikonsumsi. Selektifitas
B adalah mol B dibagi dengan mol C yang dihasilkan.
Sebagai sebuah peristilahan umum, neraca bahan dapat mengacu pada neraca pada
sebuah sistem untuk:
1. Massa total
2. Mol total
3. Massa dari suatu senyawa kimia
4. Massa dari suatu jenis atom
5. Mol dari suatu senyawa kimia
6. Mol dari suatu jenis atom
7. Volume (memungkinkan)
Ruang
Bahan Nozzle Gas hasil pembakaran
pembakara
bakar
n
Batas sistem
Oksigen
Untuk neraca mol total, jika terjadi reaksi kimia, Anda harus memasukkan dalam
perhitungan yang “dihasilkandalam sistem” dan “dikonsumsidalam sistem”.
Dalam bab ini hanya akan dibahas persoalan steady state, yaitu keadaan dimana
variabel dalam sistem tidak berubah terhadap waktu sehingga akumulasi nol. Jika tidak
ada akumulasi, dan istilah “dihasilkandalam sistem” dan “dikonsumsi dalam sistem”
dihilangkan, maka neraca bahan menjadi hubungan yang sangat sederhana:
Atau
Input = Output
a. Densiti
Densitiadalah perbandingan massa per satuan volume, misalnya kg/m3 atau lb/ft3
Specific Gravity adalah perbandingan dua densiti, yaitu densiti zat yang akan
ditentukan, A, terhadap densiti acuan (referensi). Karena satuan kedua densitinya sama
maka specific gravity tidak bersatuan. Dalam simbol:
(lb / ft 3 ) A ( g / cm 3 ) A (kg / m 3 ) A
sp gr = specific gravity =
(lb / ft 3 ) ref ( g / cm 3 ) ref (kg / m 3 ) ref
Zat referensi untuk cairan biasa digunakan air. Oleh karena itu specific gravity
merupakan perbandingan densiti zat yang akan ditentukan dengan densiti air. Untuk gas
biasanya sebagai referensi adalah udara. Densiti cairan sedikit dipengaruhi oleh tekanan,
namun cukup banyak dipengaruhi temperatur. Oleh karena itu agar penentuan specific
grafity tepat, temperatur kedua zat harus ditentukan. Maka:
20 o
sp gr = 0,73 o
4
dapat diinterpretasikan sebagai berikut: specific gravity larutan pada 20 oC dan zat
referensi (air) pada 4 oC adalah 0,73.
Dalam industri petroleum, specific gravity sering dinyatakan dalam skala hidrometer
yang disebut oAPI dimana temperatur standar yang digunakan adalah 60 oF.
Persamaannya seperti di bawah ini :
141,5
o
API 131,5
60o
sp gr o
60
atau
60o 141,5
sp gr o
60 o
API 131,5
Ada beberapa cara lain dalam pengukuran densiti dan specific grafity seperti Baume
(oBe) dan Twaddell (oTw) yang dapat diperoleh di beberapa buku referensi.
Fraksi mol adalah mol zat atau komponen tertentu dibagi dengan total jumlah mol yang
ada. Definisi ini berlaku untuk gas, cair maupun padatan.
Fraksi Massa (berat) adalah massa (berat) zat atau komponen tertentu dibagi dengan
total massa (berat) dari semua zat atau komponen yang ada. Meskipun fraksi massa
adalah istilah yang lebih tepat namun sering juga digunakan fraksi berat yang tidak akan
merubah arti.
mol A
fraksi mol A
mol total
massa (berat) A
fraksi massa (berat) A
massa (berat) total
Persen mol atau persen massa (berat) adalah fraksi dikalikan 100
d. Analisa
Analisa gas seperti udara, hasil pembakaran dan sejenisnya biasanya dalam basis kering,
yaitu uap air dikeluarkan dari analisa atau tidak dimasukkan dalam perhitungan analisa.
Analisa seperti ini disebut Analisa Orsat yang akan dibahas lebih lanjut di bab
berikutnya. Jika gas berlaku seperti gas ideal dan tiap komponennya diukur dalam
volume, maka persen volume dalam kondisi biasa (standar) sama dengan persen mol.
Sebagai contoh, anggap komposisi sample udara sebagai berikut :
21% oksigen
79% nitrogen
100% total
Maksudnya adalah : pada tekanan dan suhu kamar, sampel udara mengandung 21%
volume dan juga 21% mol.
Dalam modul ini, komposisi gas akan selalu dianggap dinyatakan dalam persen
mol atau fraksi mol kecuali ada pernyataan lain yang telah disebutkan
Untuk cairan dan padatan:
Dalam modul ini, analisa cairan dan padatan akan selalu dianggap dinyatakan
dalam persen berat kecuali ada pernyataan lain yang telah disebutkan
e. Konsentrasi
Konsentrasi adalah jumlah solut per jumlah solven atau larutan dalam campuran dua
atau lebih komponen. Misalnya:
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan Saintifik (scientific) dengan kelompok diskusi yang berbasis Problem Based
Learning
Pertemuan 2
No Kegiatan Deskripsi Waktu
1 Pendahuluan a. Guru membuka pelajaran dengan 10 menit
mengucapkan salam dan menanyakan
kabar pada peserta didik.
b. Guru mengkondisikan peserta didik agar
siap menerima materi pembelajaran.
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai tentang
tujuan melakukan proses kimia dan
penentuan bahan baku dan
pengelompokannya
e. Guru memberikan motivasi dengan
menjelaskan pentingnya tujuan
melakukan proses kimia dan penentuan
bahan baku
f. Motivasi: guru memberikan gambaran
tentang pengelompokaan tujuan
melakukan proses kimia
c. Apersepsi: guru bertanya pada peserta
didik:
Apa tujuan melakukan proses kimia
d. Selama proses pembelajaran, guru
mengobservasi dan menilai afektif,
kinerja, dan sosial peserta didik
2 Inti a. Mengumpulkan informasi 50 menit
Mengelompokkan tujuan melakukan
proses kimia dari hasil diskusi
b. Mengasosiasikan
Memaknai hasil diskusi yang telah
dilakukan
c. Mengkomunikasikan hasil
Wakil masing-masing kelompok
mempresentasikanhasil diskusi tujuan
melakukan proses kimia dan penentuan
bahan baku
3 Penutup a. Guru memberikan tugas kelompok (1 10 menit
kelompok terdiri atas 4 orang) untuk
mendiskusikan aplikasi Perhitungan
Kebutuhan Bahan Baku dan Bahan
Penunjang pada Industri Kimia
b. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya yaitu perhitungan bahan baku
dan bahan penunjang berdasarkan
stoikhiometri
c. Gurumengucapkan salam penutup
Pertemuan 3
Pertemuan 4
Pertemuan 5
Pertemuan 6
Pertemuan 7
Pertemuan 8
Pertemuan 9
Pertemuan 10
H. Penilaian
Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN KINERJA PRESENTASI
Lampiran 4
Tes Tertulis
Kisi-kisi soal
Dimensi
No Kompetensi Dasar Materi Indikator
Kognitif
1 Menghitung kebutuhan Bahan baku dan Menjelaskan tujuan C1
bahan baku dan bahan bahan penunjang dilakukannya (pengetahuan)
penunjang dalam suatu suatu proses proses kimia
industri kimia dalam kimia Mengklasifikasikan
suatu industri kimia bahan dari alam
berdasarkan azas yang bisa menjadi
stoikhiometri dan bahan baku dalam
mengoperasikan sistem proses kimia
persiapan Prinsip dan dasar Menentukan C3 (penerapan)
stoikhiometri reaktan pembatas,
reaktan ekses
Menghitung %
ekses reaktan
Menghitung
derajad
kesempurnaan
reaksi
Konversi satuan Mengkonversi C3 (penerapan)
satuan
Menjelaskan Menjelaskan sistem
sistem batch, C1
batch, kontinu, by
kontinu, by pass (pengetahuan)
pass dan recycle
dan recycle