Hipoglikemia
Hipoglikemia
“HIPOGLIKEMIA”
Dokter muda :
Erwin Piter Sibarani
NPM : 190100021
MEDAN
2019
Hipoglikemia
Erwin Piter Sibarani
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan
Murni Teguh Memorial Hospital
Abstrak
Hipoglikemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia.
Hipoglikemia merupakan efek samping yang paling sering terjadi akibat terapi
penurunan glukosa darah pada diabetes melitus. Penanganan hipoglikemia yang
terlambat dapat mengakibatkan kerusakan otak bahkan kematian. Presentasi klinis
sebelum terjadinya hipoglikemia yaitu pusing, lemas, kejang, kehilangan kesadaran,
tremor, jantung berdebar-debar dan gejala non sepesifik lainnya.
Dilaporkan satu kasus hipoglikemia pada seorang laki-laki berusia 60 tahun yang
berobat ke MTMH dengan keluhan penurunan kesadaran dan dengan riwayat diabetes
melitus. Beberapa diagnosa banding telah dipertimbangkan, namun dengan hasil kadar
gula darah yang rendah, pasien dikonfirmasi dengan diagnosa hipoglikemia yang
disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaan obat diabetes. Segera setelah diagnosa
dikonfimasi, pemberian cairan Dextrose 10% dan pemberian Dextrose 40% secara bolus
dan menunjukkan respon klinis yang baik.
Etiologi
Manifestasi klinis
Gejala yang timbul saat terjadi hipoglikemia dapat dikategorikan sebagai gejala
neurogenic (otonom) dan neuroglikopenik.1
Tanda Gejala
Otonomik Rasa lapar, berkeringat, gelisah, Pucat, takikardia, widened
paresthesia, palpitasi, pulsepressure
tremulousness
Neuroglikopenik Lemah, lesu, dizziness, pusing, Cortical-blindness, hipotermia,
confusion, perubahan sikap, kejang, koma
gangguan kognitif, pandangan
kabur, diplopia
Klasifikasi
Hipoglikemia tidak selalu menunjukkan gejala yang sama untuk setiap orang.
Hipoglikemia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian terakit dengan derajat
keparahannya, yaitu1 :
1. Status Pasien
ANAMNESIS PRIBADI
ANAMNESIS PENYAKIT
Jantung
Sesak Nafas : (-)
Angina Pektoris : (-)
Edema : (-)
Palpitasi : (-)
Lain-lain : dbn
Saluran Pernafasan
Batuk-batuk : (-)
Dahak : (-)
Asma/Bronkitis : (-)
Lain-lain : dbn
Saluran Pencernaan
Nafsu Makan : (+) normal
Keluhan Menelan : (-)
Keluhan Perut : (-)
Penurunan BB : tidak dapat dinilai
Keluhan defekasi : (-)
Lain-lain : dbn
Saluran Urogenital
Sakit Buang Air Kecil : (-)
Mengandung Batu : (-)
Haid : (-)
BAK tersendat : (-)
Keadaan urin : kuning, tidak pekat
Lain-lain : dbn
Endokrin
Haus/Polidipsi : (+)
Poliuri : (+)
Polifagi : (+)
Gugup : (-)
Perubahan suara : (-)
Lain-lain : (-)
Saraf Pusat
Sakit Kepala : (+)
Hoyong : (+)
Lain-lain : dbn
Siklus Perifer
Claudicatio Intermitten : (-)
Lain-lain : (-)
STATUS PRESENT
Keadaan Umum
Sensorium : Delirium
BP : 220/120 mmHg
HR : 91 kali/menit,reg/irreg,t/v : R+1
RR : 20 kali/menit
Temp. : 36,2 OC
Keadaan Penyakit
Pancaran wajah : lemas, VAS = 0
Sikap Paksa : (-)
Refleks Fisiologis : dalam batas normal
Refleks Patologis : (-)
Anemia (+) Ikterus (-) Dispnea (-)
Sianosis (-) Edema (-) Purpura (-)
Turgor kulit Baik/Sedang/Jelek
Keadaan Gizi
TB : 160 cm
BB : 56 kg
IMT : normal
Kepala
Mata
Konjungtiva palpebra pucat (+/+), ikterus (-/-), pupil : isokor / unisokor, ukuran refleks
cahaya direk (+)/indirek (+), kesan : normal
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut
lidah : lidah kotor (-), pinggir hipermis (-), tremor lidah (-) minimal
gigi geligi : dalam batas normal
tonsil/faring : pembesaran (-), dinding hiperemis (-)
Leher
Struma membesar/tidak membesar, tingkat : (-) nodular / multi nodular / diffuse.
Pembesaran kelenjar limfa (-), lokasi : (-) jumlah (-) konsistensi (-) mobilitas (-) nyeri
tekan (-).
Posisi Trakea : Medial, TVJ : R + 2 cm H2O
Kaku kuduk ( -), lain-lain : dbn
Thorax depan
Inspeksi
Abdomen
Inspeksi
Bentuk : simetris dan tidak dijumpai pembesaran
Gerakan Lambung/Usus : (-), dalam batas normal
Vena Kolateral : (-)
Caput Medusae : (-)
Palpasi
Dinding Abdomen : soepel
HATI
Pembesaran : (-), BAC (0 cm), BPX (0 cm)
Permukaan : tidak teraba
Pinggir : tidak teraba
Nyeri Tekan : (-)
LIMFA
Pembesaran : (-), Schuffner : 0, Haecket : 0
GINJAL
Ballotement : (-), Kiri / Kanan, lain-lain : (-)
UTERUS / OVARIUM : (-)
TUMOR : (-)
Perkusi
Pekak Hati : (-)
Pekak Beralih : puddle sign (-), shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi
Peristaltik Usus : (+) 9 kali/menit normal
Lain-lain : (-)
Pinggang
Nyeri Ketuk Sudut Kosto Vertebra (-), Kiri / Kanan
URINALISA
Makroskopis
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Kimia
Berat Jenis <1,005 1,003 – 1,030
pH 5,5 4,5 – 7,5
Lekosit Esterase Negative /uL Negative /uL
Nitrit Negative Negative
Protein Negative mg/dl Negative mg/dl
Glukosa Negative mg/dl Negative mg/dl
Keton Negative mg/dl Negative mg/dl
Urobilinogen 0,2 E.U/dL <2,0 E.U/dL
2. Resume
3. KGD ad random 8.
4. Elektrolit 9.
Hari/Tanggal/Waktu SOAP
Senin, 08/07/2019 S : Demam (-), mual (+) muntah (-), nyeri kepala (-), hoyong
(08.00 WIB) (-), Badan lemas (+)
O:
TD : 110/60 mmHg
HR : 95 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Temp : 36,5 0C
KGD 1: 54 mg/dL
KGD 2: 157 mg/dL
Konjungtiva palpebra anemis (+/+)
Thorax: ronchi (-/-)
Abdomen: nyeri (-/-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: edema (-/-)
A : Hipoglikemia ec OAD + CKD + Anemia penyakit kronis
+ Hiponatremia + Susp ISK
P:
Bed rest, Diet MB
IVFD D10% 500 cc/6 jam
Inj. D40% 3 Flacon
Inj. Levofloxacine 500 mg/hari iv
Inj. Omeprazole 40 mg/12 jam iv
Inj. Ondansentron 8 mg/12 jam iv
Inj. Dexametason 5 mg/12 jam iv
Pantau KGD/4 jam, bila stabil diatas 100 pantau
KGD/8 jam
Selasa, 09/07/2019 S : Mual (+) muntah (-), nyeri kepala (-), hoyong (-), Badan
(08.00 WIB) lemas (+)
O:
TD : 110/60 mmHg
HR : 85 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Temp : 36,3 0C
KGD : 131 mg/dL
Konjungtiva palpebra anemis (+/+)
Thorax: ronchi (-/-)
Abdomen: nyeri (-/-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: edema (-/-)
A : Hipoglikemia ec OAD + CKD + Anemia + Hiponatremia
+ Susp ISK
P:
Bed rest, Diet MB
IVFD NaCl 3% 500 cc/24 jam
Inj. Levofloxacine 500 mg/hari iv
Inj. Omeprazole 40 mg/12 jam iv
Inj. Ondansentron 8 mg/12 jam iv
Inj. Dexametason 5 mg/12 jam iv
Pantau KGD/8 jam
Rabu, 10/07/2019 S : Mual (+) muntah (-), nyeri kepala (-), hoyong (-), Badan
(08.15 WIB) lemas (+) kebas pada kedua kaki.
O:
TD : 140/90 mmHg
HR : 102 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Temp : 37,2 0C
Konjungtiva palpebra anemis (+/+)
Thorax: ronchi (-/-)
Abdomen: nyeri (-/-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: edema (-/-)
A : Hipoglikemia ec OAD + CKD + Anemia + Hiponatremia
P:
Bed rest, Diet MB
IVFD NaCl 3% 500 cc/24 jam
Inj. Levofloxacine 500 mg/hari iv
Inj. Omeprazole 40 mg/12 jam iv
Inj. Ondansentron 8 mg/12 jam iv
Inj. Dexametason 5 mg/12 jam iv
Pantau KGD/24 jam
Mecobalamin 1x500 mg
Gabapentin 1x300 mg
Kamis, 11/07/2019 S : Mual (+) muntah (-), nyeri kepala (-), hoyong (-), Badan
(07.40 WIB) lemas (+) kebas pada kedua kaki.
O:
TD : 140/90 mmHg
HR : 100 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Temp : 36,5 0C
KGD : 119 mg/dL
Konjungtiva palpebra anemis (+/+)
Thorax: ronchi (-/-)
Abdomen: nyeri (-/-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: edema (-/-)
A : Hipoglikemia ec OAD + CKD + Anemia + Hiponatremia
P:
Diet MB
Omeprazole 2x20 mg
Mecobalamin 1x500 mg
Gabapentin 1x300 mg
Diskusi
Hipoglikemia Ringan1:
Hipoglikemia berat1:
Pada kasus ini, Dekstrose 40% bolus dan Dektrose 10% diberikan kepada pasien.
Obat Anti Diabetes diberhentikan dahulu sampai gejala dari hipoglikemia berkurang,
dan diperlukan edukasi yang baik kepada pasien dan keluarga dalam penggunaan obat
anti diabetes dan penanganan awal bila gejala awal dari hipoglikemia terjadi kembali.
Kesimpulan
Telah dilaporkan sebuah kasus hipoglikemi et causa obat anti diabetes pada
seorang pasien laki-laki umur 60 tahun yang di rawat di Murni Teguh Memorial
Hospital Medan. Konfirmasi cepat terhadap diagnosa hipoglikemi dengan KGD ad
random <70 mmHg dengan tindakan pengobatan pemberian Dekstrose 40% bolus dan
Dektrose 10% dan memberhentikan obat diabetes untuk sementara.
Daftar pustaka